PEMBELAJARAN
Disusun Oleh :
Kelas / Semester :
PAI J / 4 (Empat)
Dosen Pengampu :
2023 M / 1444 H
KATA PENGANTAR
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia terus berbenah, salah satunya adalah upaya peningkatan
kualitas pendidikan yang dilakukan secara berkesinambungan dan terus
menerus. Berbagai upaya tentunya dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, dimulai dari pembagunan secara fisik
gedung-gedung sekolah, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan,
pengangkatan tenaga kependidikan sampai pengesahan undang undang
sistem pendidikan nasional serta undang-undang guru dan dosen. Walaupun
secara riil sampai saat ini seluruh usaha-usaha yang dilakukan pemerintah
tersebut belum menampakkan hasil yang menggembirakan. Pendidikan
yang bermutu bertujuan untuk mengembangkan potensi diri, mencakup
kecerdasan intelektual dan kepribadian yang positif.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah, kami akan merumuskan
sebuah titik permasalahan yang akan menjadi kajian utama, yaitu sebagai
berikut :
1. Apa pengertian dari desain model, pendekatan strategi, dan metode
pembelajaran ?
2. Apa saja kriteria yang terdapat didalamnya ?
3. Apa saja jenis-jenis yang terdapat didalamnya ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut dapat disimpulkan
tujuan penulisan diantaranya yaitu guna mengetahui :
1. Apa pengertian dari desain model, pendekatan strategi, dan metode
pembelajaran
2. Apa saja kriteria yang terdapat didalamnya
3. Apa saja jenis-jenis yang terdapat didalamnya
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Desain Model Perencanaan Pembelajaran
a. Pengertian Model
1
Rusydi Ananda, Perencanaan Pembelajaran (Medan: Lembaga Peduli Pengembangan
Pendidikan Indonesia (LPPPI): 2019), hal. 32
3
b. Desain Model
Menurut J.E. Kemp (1994 : 14) ada sepuluh unsur yang harus
diperhatikan di dalam membuat suatu perencanaan pengajaran.
Kalau dibandingkan dengan model pokok dari Glaser, model Kemp
2
Farida Jaya, Perencanaan Pembelajaran PAI (Medan: UIN SUMATERA UTARA:
2019), hal. 22
4
ini merupakan model yang lebih luas. Perluasan terutama pada
“prosedur instruksional” Menurut model ini guru harus mengambil
keputusan dalam hal berikut :
5
materi pelajaran, alat/bahan harus dibuat dalam matrik sehingga
mudah dibaca secara horizontal.
d. Model Dick dan Carey
6
yang perlu dilatihkan atau dibelajarkan dan tahapan prosedur
yang perlu dilewati, juga dipertimbangkan keterampilan awal
yang telah dimiliki siswa.
4. Merumuskan tujuan kinerja atau tujuan pembelajaran khusus.
Berdasarkan analisis instruksional dan pernyataan tentang
tingkah laku awal siswa kemudian dirumuskan pernyataan
khusus tentang apa yang harus dilakukan siswa setelah
menyelesaikan pembelajaran.
5. Pengembangan tes acuan patokan. Pengembangan tes acuan
patokan didasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan.
6. Pengembangan strategi pembelajaran. Informasi dari lima tahap
sebelumnya, dilakukan pengembangan strategi pembelajaran
untuk mencapai tujuan akhir.
7. Pengembangan atau memilih materi pembelajaran. Tahap ini
akan digunakan untuk memilih atau mengembangkan materi
pembelajaran termasuk petunjuk pembelajaran untuk siswa,
materi, tes dan panduan guru.
8. Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif. Evaluasi
formatif dilakukan untuk mengumpulkan data, mengidentifikasi
data, mengolah data, dan menganalisis data tentang program
yang dikembangkan. Hasilnya untuk mendeskripsikan apakah
program yang dikembangkan sudah baik atau belum. Jika belum
harus direvisi dan jika sudah harus dipertahankan.
9. Merancang dan melaksanakan evaluasi sumatif. Tahap ini
merupakan tahap lanjutan untuk melihat kebergunaan program
setelah diterapkan di lapangan.
10. Revisi pembelajaran. Tahap ini mengulangi siklus
pengembangan perangkat sistem pembelajaran. Data dari
evaluasi sumatif yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya
dianalisis serta diinterpretasikan.
7
e. Model Satuan Pelajaran.
8
Berbasis Kompetensi yang kemudian dikembangkan dalam
kurikulum 2006, merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004
yang sangat berbeda dengan perencanaan pembelajaran berdasarkan
kurikulum 1994.
B. Pendekatan Strategi
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendekatan
adalah proses, perbuatan dan cara mendekati, suatu sikap atau pandangan
tentang sesuatu, yang biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang
saling berkaitan. Pendekatan (approach) ialah petunjuk atau cara umum
dalam memandang permasalahan atau objek kajian, sehingga berdampak.
9
berorientasi kepada peserta didik merupakan sistem pembelajaran yang
menunjukkan dominasi peserta didik selama kegiatan pembelajaran dan
guru hanya sebagai fasilitator, mediator, pembimbing dan pemimpin.
Karakteristiknya berorientasi pada peserta didik dimana pembelajaran
beragam dengan menggunakan berbagai sumber belajara, metode, media
dan strategi secara bergantian sehingga selama proses pembelajaran peserta
didik berpartisipasi aktif baik secara individu maupun kelompok.
3
Fadhlina,Suriana, Pendekatan Strategi, Journal Of Primary Education, Vol. 3, No 1,
2022, hlm. 24-25
10
deduktif dan strategi pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran deduktif
adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep
konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-
ilustrasi atau bahan pelajaran yang pelajari di mulai dari hal hal yang
abstrak, kemudian secara perlahan lahan menuju hal yang konkret (umum
ke khusus). Sebaliknya dengan strategi induktif bahan yang dipelajari
dimulai dari yang konkret atau contoh-contoh yang kemudian secara
perlahan siswa dihadapkan pada materi yang komplek dan sukar (khusus ke
umum).
C. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Istilah metode adalah merupakan suatu kata yang tidak asing lagi
dalam dunia pendidikan, karena setiap berlangsungnya proses
pendidikan tersebut pasti akan menggunakan metode atau beberapa
metode. Secara bahasa metode berasal dari dua suku kata yaitu ”meta
dan hodos.” Meta berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara”. Jadi
secara istilah metode adalah merupakan suatu cara yang dilakukan untuk
mencapai sesuatu (Poerwadarminta, 1992:103).
11
Adapun metode yang digunakan tersebut adalah untuk mempermudah
mencapai tujuan pendidikan.
b. Kriteria Pemilihan
1. Tujuan.
Setiap bidang studi mempunyai tujuan bahkan dalam setiap topik
pembahasa tujuan pengajaran ditetapkan lebih terinci dan spesifik
sehingga dapat dipilih metode mengajar manakah yang cocok dengan
pembahasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Karakteristik siswa.
Adanya perbedaan karakteristik siswa dipengaruhi oleh latar
belakang kehiduan sosial ekonomi, budaya, tingkat kecerdasan, dan
watak mereka yang berlainan antara satu dengan yang lainnya, menjadi
pertimbangan guru dalam memilih metode pembelajaran apa yang
4
Rusydi Ananda, Perencanaan Pembelajaran (Medan: Lembaga Peduli Pengembangan
Pendidikan Indonesia (LPPPI): 2019), hal.110
12
terbaik digunakan dalam mengkomunikasikan pesan pengajaran kepada
siswa.
3. Situasi dan kondisi (setting).
Di samping adanya perbedaan karakteristik siswa, tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai juga tingkat situasi sekolah yang
meliputi geografis, sosiokultural, menjadi bahan pertimbangan dalam
memilih metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan setting
yang berlangsung.
4. Perbedaan pribadi dan kemampuan guru.
Seorang guru yang terlatih bicara disertai dengan gaya dan mimik,
gerak, irama, tekanan, suara akan lebih berhasil memakai metode
ceramah dibandingkan guru yang kurang mempunyai kemampuan
bicaranya.
5. Sarana dan prasarana.
Ketersediaan sarana dan prasarana berbeda antara satu sekolah
dengan sekolah lainya, maka dalam hal ini perlu menjadi pertimbangan
guru dalam memilih metode mengajarnya. Sekolah yang memiliki
peralatan dan media yang lengkap, gedung yang baik, dan sumber
belajar yang memadai akan memudahkan guru dalam memilih metode
yang bervariasi.
c. Jenis-jenis
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara menyajikan pelajaran melalui
penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok
siswa. Metode ceramah ini tepat digunakan apabila: kegiatan
pembelajaran baru dimulai, waktu terbatas sedangkan informasi yang
diberikan cukup banyak dan jumlaah guru sedikit sedangkan jumlah
peserta didik cukup banyak.
13
2. Metode diskusi.
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk
memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah
dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu
keputusan.
3. Metode demonstrasi.
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu
proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar
tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari
penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi
siswa hanya sekedar memperhatikan akan tetapi demonstrasi dapat
menyajikan bahan pelajaran yang lebih konkret.
4. Metode simulasi.
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau
berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat
diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan
situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip atau
keterampilan tertentu.
5. Metode tanya jawab.
Metode tanya jawab ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran
melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak didik. Dengan
metode ini antara lain dapat dikembangkan keterampilan mengamati,
mengintepretasi, mengklasifikasikan, membuat kesimpulan,
menerapkan dan mengkomunikasikan.
6. Metode Eksperimen.
14
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran di mana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari.
7. Metode Resitasi.
Metode resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Tugas tersebut dapat dilakukan di dalam kelas, halaman sekolah,
laboratorium, perpustakaan atau di mana saja tugas itu dapat dikerjakan.
8. Metode Karyawisata.
Metode karyawisata adalah metode mengajar yang diterapkan guru
dengan melaksanakan pembelajaran dilakukan di suatu tempat atau
objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki
sesuatu objek seperti meninjau perkebunan, pabrik, mengunjungi
museum, kebun binatang dan sebagainya.
9. Metode Induktif.
Metode induktif berpedoman pada urutan kegiatan yang bergerak
dari hal yang bersifat khusus kepada yang umum. Dalam hal ini metode
induktif memberi kesempatan kepada siswa untuk menggali sendiri
materi yang disajikan, kemudian baru diberikan penjelasan.
10. Metode Deduktif.
Metode pembelajaran deduktif berpedoman pada urutan kegiatan yang
bergerak dari hal yang bersifat umum kepada yang khusus.
11. Metode Drill
Metode drill atau latihan dimaksudkan untuk memperoleh
ketangkasan atau ketrampilan latihan terhadap apa yang dipelajari
karena hanya dengan melakukan secara praktis suatu pengetahuan dapat
disempurnakan dan disiap-siagakan.
15
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Rekayasa proses pembelajaran dapat didesain oleh pendidik dengan
sedemikian rupa. Idealnya, pendekatan pembelajaran untuk peserta didik
yang pandai harus berbeda dengan kegiatan peserta didik yang
berkemampuan sedang atau kurang (walaupun untuk memahami konsep
yang sama). Hal ini dikarenakan, masing-masing peserta didik memiliki
keunikan yang berbeda-beda.
B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali
memiliki kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis akan
terus memperbaiki makalah dengan mengacu kepada sumber yang bias
dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai pembahasan makalah
diatas.
16
DAFTAR PUSTAKA
Fadhlina,Suriana. (2022). Pendekatan Strategi. Journal Of Primary Education 3 (1)
: 24-25.
Farida Jaya. (2019). Perencanaan Pembelajaran PAI. Medan: UIN SUMATERA
UTARA.
Rusydi Ananda. (2019). Perencanaan Pembelajaran. Medan: Lembaga Peduli
Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).
17