Anda di halaman 1dari 20

DESAIN MODEL, PENDEKATAN STRATEGI, Dan METODE

PEMBELAJARAN

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran

Disusun Oleh :

1. Lathifa Anisa (2111010064)


2. Irma Novitasari (2111010064)
3. Mohammad Adek Taufiqqurrohman (2111010093)

Kelas / Semester :

PAI J / 4 (Empat)

Dosen Pengampu :

Dr. Umi Kulsum, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2023 M / 1444 H
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt., yang telah


melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua, terutama nikmat
kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“DESAIN MODEL, PENDEKATAN STRATEGI, Dan METODE
PEMBELAJARAN”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Perencanaan Pembelajaran. Shalawat beserta salam semoga
tercurah limpah kepada junjungan alam yakni Habibana Wanabiyyana
kariim Nabi Muhammad SAW. Kami menyampaikan rasa terimakasih
yang sebanyak-banyaknya kepada Ibu Dr. Umi Kulsum,, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Perencanaan Pembelajaran yang telah menyerahkan
kepercayaannya kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya pula kepada
semua pihak yang telah mendukung serta membantu kami dalam proses
penyelesaian makalah ini. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi setiap pembaca. Selanjutnya, kami
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk makalah ini supaya
selanjutnya dapat saya revisi kembali. Karena kami menyadari bahwa
makalah yang telah kami buat ini masih memiliki kekurangan.

Bandar Lampung, 03 April 2023

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
A. Desain Model Perencanaan Pembelajaran ......................................................... 3
B. Pendekatan Strategi .............................................................................................. 9
C. Metode Pembelajaran ......................................................................................... 11
BAB III............................................................................................................................. 16
PENUTUP ........................................................................................................................ 16
A. Simpulan .............................................................................................................. 16
B. Saran .................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia terus berbenah, salah satunya adalah upaya peningkatan
kualitas pendidikan yang dilakukan secara berkesinambungan dan terus
menerus. Berbagai upaya tentunya dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, dimulai dari pembagunan secara fisik
gedung-gedung sekolah, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan,
pengangkatan tenaga kependidikan sampai pengesahan undang undang
sistem pendidikan nasional serta undang-undang guru dan dosen. Walaupun
secara riil sampai saat ini seluruh usaha-usaha yang dilakukan pemerintah
tersebut belum menampakkan hasil yang menggembirakan. Pendidikan
yang bermutu bertujuan untuk mengembangkan potensi diri, mencakup
kecerdasan intelektual dan kepribadian yang positif.

Tanggung jawab professional guru dalam proses pembelajaran,


mengharapkan setiap pendidik dapat menyiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan proses pembelajaran sebelum kegiatan pembelajaran
berlansung. Hal ini bertujuan supaya kegiatan pembelajaran dapat berjalan
secara efektif dan efesien, sehingga tujuan akhir yang diharapkan dapat
dikuasai oleh semua peserta didik. Terdapat istilah desain model,
pendekatan, strategi, dan metode yang sering digunakan untuk
mengambarkan situasi dan kondisi proses pembelajaran, dan istilah tersebut
sering tidak konsisten dan terjadi tumpang tindih dalam penggunaannya.
Tulisan ini akan mengkaji dan membahas secara kontekstual dan
komprehensif istilah istilah tersebut, agar tidak terjadi lagi kesalah pahaman
makna dalam proses perencanaan dan proses pembelajaran.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah, kami akan merumuskan
sebuah titik permasalahan yang akan menjadi kajian utama, yaitu sebagai
berikut :
1. Apa pengertian dari desain model, pendekatan strategi, dan metode
pembelajaran ?
2. Apa saja kriteria yang terdapat didalamnya ?
3. Apa saja jenis-jenis yang terdapat didalamnya ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut dapat disimpulkan
tujuan penulisan diantaranya yaitu guna mengetahui :
1. Apa pengertian dari desain model, pendekatan strategi, dan metode
pembelajaran
2. Apa saja kriteria yang terdapat didalamnya
3. Apa saja jenis-jenis yang terdapat didalamnya

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Desain Model Perencanaan Pembelajaran
a. Pengertian Model

Pengertian model menurut Good dan Travers dalam Miarso


(1987) adalah abstraksi dunia nyata atau representasi peristiwa
kompleks, atau sistem, dalam bentuk naratif, matematis, grafis, atau
lambang lain. Disebutkan pula bahwa suatu model dapat dipakai untuk
menirukan, menunjukkan, menjelaskan, memperkirakan atau
memperkenalkan sesuatu.

Miarso (1987) mendefinisikan model adalah representasi suatu


proses dalam bentuk grafis, dan/atau naratif, dengan menunjukkan
unsur-unsur utama serta strukturnya.

Dalam menyusun perencanaan pembelajaran, banyak model


yang telah dikemukakan oleh para ahli. Masing-masing model
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Beberapa model yang akan
dikemukakan, disajikan dalam bentuk gambar/diagram agar lebih
mudah dipahami.

Berdasarkan pemaparan di atas dapatlah dimaknai bahwa model


adalah sebuah rangkaian hubungan yang logis baik dalam bentuk
kuantitatif maupun kualitatif yang mengaitkan ciri-ciri realitas yang
relevan secara bersama dengan apa yang menjadi perhatian
kita.1Dengan demikian dalam sebuah model akan terkandung sejumlah
komponen yang menjadi ciri dari suatu realita dan yang saling
terhubung secara logis.

1
Rusydi Ananda, Perencanaan Pembelajaran (Medan: Lembaga Peduli Pengembangan
Pendidikan Indonesia (LPPPI): 2019), hal. 32

3
b. Desain Model

Dalam menyusun perencanaan pembelajaran, banyak model


yang telah dikemukakan oleh para ahli. Masing-masing model
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Beberapa model yang akan
dikemukakan, disajikan dalam bentuk gambar/diagram agar lebih
mudah dipahami.2

a. Model pokok tentang proses pembelajaran.


Pada model ini terdapat empat komponen penting. Yaitu :
1. Tujuan Intruksional (Intructional Objective)
2. Situasi Permulaan (Entering Behavior)
3. Prosedur Pengajaran (Instructional Procedures)
4. Penilaian Performance (Performance Assesment)

Untuk masing-masing komponen itu, guru sebagai pengelola


proses belajar harus mengambil keputusan. Jadi dalam
merencanakan suatu pembelajaran guru harus menentukan tujuan
apa yang harus dicapai oleh siswa pada akhir suatu pembelajaran.
Sehubungan dengan situasi permulaan, guru harus memutuskan
bagaimana situasi permulaan siswa, guru dan sekolah. Berkenaan
dengan prosedur instruksional, guru harus menentukan strategi apa
yang akan dipakai agar tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dapat
dicapai. Sehubungan dengan penilaian performance, guru harus
memutuskan cara dan alat yang tepat untuk menentukan tercapainya
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

b. Model J.E. Kemp.

Menurut J.E. Kemp (1994 : 14) ada sepuluh unsur yang harus
diperhatikan di dalam membuat suatu perencanaan pengajaran.
Kalau dibandingkan dengan model pokok dari Glaser, model Kemp

2
Farida Jaya, Perencanaan Pembelajaran PAI (Medan: UIN SUMATERA UTARA:
2019), hal. 22

4
ini merupakan model yang lebih luas. Perluasan terutama pada
“prosedur instruksional” Menurut model ini guru harus mengambil
keputusan dalam hal berikut :

1. Tujuan umum yang akan dicapai dari topik yang dipilih.


2. Tujuan khusus apa yang ingin dicapai.
3. Prosedur pembelajaran yang bagaimana yang paling sesuai
untuk mencapai tujuan;
3.1.Materi mana yang sesuai untuk mencapai tujuan.
3.2.Alat apa yang akan digunakan untuk mengetahui, sejauh
mana siswa telah mengetahui tentang materi yang akan
disajikan.
3.3.Kegiatan belajar mengajar yang bagaimanakah yang harus
diusahakan sehingga siswa belajar sesuatu.
3.4.Alat belajar mengajar apa yang harus digunakan untuk
membantu terjadinya proses belajar secara efektif.
4. Bagaimana mengetahui bahwa tujuan tercapai, bagaimana
caranya dan apa alatnya.
c. Model V. Gelder.

Model ini lebih sederhana dari model yang terdahulu.


Komponen yang diperluas komponen prosedur juga. Namun kalau
dibandingkan dengan model J.E. Kemp. terdapat beberapa
perbedaan. Perbedaan antara model Kemp dengan model V. Gelder
adalah :

1. Pada model ini “karakteristik siswa” disebut “analisis situasi”.


Sehubungan dengan komponen ini guru tidak hanya mengambil
keputusan tentang siswa yang akan diajar, tetapi juga tentang
kondisi yang ada di sekolah yang dapat menunjang terjadinya
proses belajar, dan tentang guru.
2. Komponen kegiatan guru dan siswa dipisahkan secara nyata.
Selain dari pada itu komponen kegiatan guru, kegiatan siswa,

5
materi pelajaran, alat/bahan harus dibuat dalam matrik sehingga
mudah dibaca secara horizontal.
d. Model Dick dan Carey

Perancangan pembelajaran menurut pendekatan sistem


model yang dikembangkan oleh Walter Dick dan Lou Carey ada
kemiripan dengan model Kemp. Hanya saja model Kemp dapat
dilakukan tidak secara berurutan. Di samping itu, model Dick dan
Carey memiliki komponen melaksanakan analisis pembelajaran
yang akan dilewati pada proses pengembangan dan perencanaan
tersebut.

Model pembelajaran Dick dan Carey terdiri dari 10 langkah.


Setiap langkah sangat jelas maksud dan tujuannya sehingga bagi
perancang pemula sangat cocok sebagai dasar untuk mempelajari
model desain yang lain. Dengan kata lain, sistem yang terdapat pada
Dick and Carey sangat ringkas, namun isinya padat dan jelas dari
satu urutan ke urutan berikutnya.

Langkah-langkah model Dick dan Carey sebagaimana


gambar di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Identifikasi kebutuhan dan menentukan tujuan umum, ini


merupakan tahap awal, yaitu menentukan kebutuhan apa yang
diinginkan agar siswa dapat melakukannya ketika mereka telah
menyelesaikan program pembelajaran serta menentukan tujuan
umum yang akan dicapai.
2. Melakukan analisis instruksional, yakni menentukan
kemampuan apa saja yang terlibat dalam proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan dan menganalisa topik atau materi yang
akan dipelajari.
3. Mengidentifikasi tingkah laku awal dan karakteristik siswa,
ketika melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan

6
yang perlu dilatihkan atau dibelajarkan dan tahapan prosedur
yang perlu dilewati, juga dipertimbangkan keterampilan awal
yang telah dimiliki siswa.
4. Merumuskan tujuan kinerja atau tujuan pembelajaran khusus.
Berdasarkan analisis instruksional dan pernyataan tentang
tingkah laku awal siswa kemudian dirumuskan pernyataan
khusus tentang apa yang harus dilakukan siswa setelah
menyelesaikan pembelajaran.
5. Pengembangan tes acuan patokan. Pengembangan tes acuan
patokan didasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan.
6. Pengembangan strategi pembelajaran. Informasi dari lima tahap
sebelumnya, dilakukan pengembangan strategi pembelajaran
untuk mencapai tujuan akhir.
7. Pengembangan atau memilih materi pembelajaran. Tahap ini
akan digunakan untuk memilih atau mengembangkan materi
pembelajaran termasuk petunjuk pembelajaran untuk siswa,
materi, tes dan panduan guru.
8. Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif. Evaluasi
formatif dilakukan untuk mengumpulkan data, mengidentifikasi
data, mengolah data, dan menganalisis data tentang program
yang dikembangkan. Hasilnya untuk mendeskripsikan apakah
program yang dikembangkan sudah baik atau belum. Jika belum
harus direvisi dan jika sudah harus dipertahankan.
9. Merancang dan melaksanakan evaluasi sumatif. Tahap ini
merupakan tahap lanjutan untuk melihat kebergunaan program
setelah diterapkan di lapangan.
10. Revisi pembelajaran. Tahap ini mengulangi siklus
pengembangan perangkat sistem pembelajaran. Data dari
evaluasi sumatif yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya
dianalisis serta diinterpretasikan.

7
e. Model Satuan Pelajaran.

Dalam penjabaran model ini di sekolah terdapat variasi-


variasi kecil, misalnya: ada guru yang membuatnya dalam bentuk
matrik, ada yang tidak. Selain daripada itu pada komponen kegiatan
belajar mengajar ada yang memisahkan antara kegiatan guru dan
kegiatan siswa, dan ada yang menggabungkan.

Dari beberapa model perencanaan pembelajaran yang telah


dikemukakan dapat kita lihat sungguh berbeda, banyak juga terdapat
persamaannya.Penyajian bermacam-macam model ini dimaksudkan
agar kita dapat menentukan model yang bagaimana yang paling
sesuai untuk digunakan, dan dapat memperluas wawasan tentang
model perencanaan pembelajaran dan dapat membandingkan
dengan model satuan pelajaran yang sekarang digunakan.

Dengan demikian, dari beberapa model yang telah


dikemukakan di atas, dapat dilihat bahwa pada umumnya
perencanaan pembelajaran itu mempunyai komponen sebagai
berikut:

a. Topik/pokok bahasan yang akan diajarkan.


b. Situasi permulaan (entering behavior).
c. Tujuan pembelajaran.
d. Materi pelajaran.
e. Kegiatan belajar mengajar.
f. Alat dan bahan/sumber pengajaran.
g. Evaluasi.

Didalam pelaksanaannya pada saat ini, perencanaan


pembelajaran yang dirancang oleh guru sudah mengalami
perubahan-perubahan seiring dengan perubahan kurikulum yang
ada. Perencanaan pembelajaran pada kurikulum 2013 yang
dilaksanakan saat ini dikembangkan berdasarkan Kurikulum

8
Berbasis Kompetensi yang kemudian dikembangkan dalam
kurikulum 2006, merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004
yang sangat berbeda dengan perencanaan pembelajaran berdasarkan
kurikulum 1994.

B. Pendekatan Strategi
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendekatan
adalah proses, perbuatan dan cara mendekati, suatu sikap atau pandangan
tentang sesuatu, yang biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang
saling berkaitan. Pendekatan (approach) ialah petunjuk atau cara umum
dalam memandang permasalahan atau objek kajian, sehingga berdampak.

Menurut Nurjannah secara garis besar pendekatan dibagi dalam dua


pemahaman makna. Pertama, pendekatan berarti memandang fenomena
(budaya dan social). Pemaknaan tekait hal ini, bahwa pendekatan menjadi
paradigma, sedangkan bila cara memandang atau menghampiri, pendekatan
menjadi perspektif atau sudut pandang. Kedua, pendekatan berarti disiplin
ilmu. Maka, terkait perihal ini, dapat disebut studi Islam dengan pendekatan
sosiologis sama artinya dengan mengkaji Islam dengan menggunakan
disiplin ilmu sosiologi.

Dari pendapat di atas pendekatan dapat diartikan sebagai suatu sudut


pandang seseorang terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan
merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum. Dan kemudian dalam proses pembelajaran pendekatan
dikaitkan dengan dengan strategi dan metode yang saling ketergantungan.

Pendekatan yang berorientasi kepada guru dapat dinamakan


pembelajaran konvensional di mana hampir semua kegiatan to face yang
dijadwalkan oleh sekolah, pembelajaran dikendalikan oleh guru dan staf
lembaga pendidikan. Karakteristik dari pendekatan ini proses belajar
mengajar atau proses komunikasi berlangsung di dalam kelas dengan
metode ceramah secara tatap muka. Pendekatan pembelajaran yang

9
berorientasi kepada peserta didik merupakan sistem pembelajaran yang
menunjukkan dominasi peserta didik selama kegiatan pembelajaran dan
guru hanya sebagai fasilitator, mediator, pembimbing dan pemimpin.
Karakteristiknya berorientasi pada peserta didik dimana pembelajaran
beragam dengan menggunakan berbagai sumber belajara, metode, media
dan strategi secara bergantian sehingga selama proses pembelajaran peserta
didik berpartisipasi aktif baik secara individu maupun kelompok.

Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya


diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Ada empat unsur strategi dari
kegiatan pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:

a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni


perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
b. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandang paling efektif.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur,
metode dan teknik pembelajaran.
d. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan
atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.3

Kata strategi berasal dari bahasa Latin strategia, yang diartikan


sebagai seni penggunaan rencana untuk mencapai tujuan. Pengertian
strategi pembelajaran dapat dikaji dari dua suku kata, yakni strategi dan
pembelajaran. Kata strategi berarti cara dan seni menggunakan sumber daya
untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam dunia pembelajaran, maka
digunakan strategi pembelajaran dengan penggunaan berbagai sumber daya
(pendidik dan media) untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam upaya penyajian dan cara pengolahannya strategi


pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu strategi pembelajaran

3
Fadhlina,Suriana, Pendekatan Strategi, Journal Of Primary Education, Vol. 3, No 1,
2022, hlm. 24-25

10
deduktif dan strategi pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran deduktif
adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep
konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-
ilustrasi atau bahan pelajaran yang pelajari di mulai dari hal hal yang
abstrak, kemudian secara perlahan lahan menuju hal yang konkret (umum
ke khusus). Sebaliknya dengan strategi induktif bahan yang dipelajari
dimulai dari yang konkret atau contoh-contoh yang kemudian secara
perlahan siswa dihadapkan pada materi yang komplek dan sukar (khusus ke
umum).

C. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran

Istilah metode adalah merupakan suatu kata yang tidak asing lagi
dalam dunia pendidikan, karena setiap berlangsungnya proses
pendidikan tersebut pasti akan menggunakan metode atau beberapa
metode. Secara bahasa metode berasal dari dua suku kata yaitu ”meta
dan hodos.” Meta berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara”. Jadi
secara istilah metode adalah merupakan suatu cara yang dilakukan untuk
mencapai sesuatu (Poerwadarminta, 1992:103).

Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat


untuk mencapai tujuan (Surakhmad, 1994: 96). Makna metode yang
dikemukakan Surakhmad terkandung di dalamnya adalah metode
merupakan sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang
diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu.

Berdasarkan dari pengertian diatas, maka dapat dipahami bahwa


metode adalah suatu cara yang digunakan oleh seseorang dalam suatu
kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila istilah metode
ini dihubungkan maka metode yang dimaksud adalah suatu cara yang
digunakan oleh guru untuk menyajikan materi dalam proses belajar.

11
Adapun metode yang digunakan tersebut adalah untuk mempermudah
mencapai tujuan pendidikan.

Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik yang


dianggap jitu untuk menyampaikan materi ajar (Prawiradilaga,
2007:18). Hal senada dengan ini dijelaskan Sanjaya (2014:147) bahwa
metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan
nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapatlah dipahami bahwa


metode pembelajaran adalah cara-cara yang diambil oleh guru dalam
menyajikan materi ajar kepada siswa-siswa. Cara-cara yang diambil
tersebut dengan menggunakan cara yang terbaik untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien.4

b. Kriteria Pemilihan

Usman (2002:32) menjelaskan beberapa faktor yang harus


dipertimbangkan dalam pemilihan metode pembelajaran sebagai
berikut:

1. Tujuan.
Setiap bidang studi mempunyai tujuan bahkan dalam setiap topik
pembahasa tujuan pengajaran ditetapkan lebih terinci dan spesifik
sehingga dapat dipilih metode mengajar manakah yang cocok dengan
pembahasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Karakteristik siswa.
Adanya perbedaan karakteristik siswa dipengaruhi oleh latar
belakang kehiduan sosial ekonomi, budaya, tingkat kecerdasan, dan
watak mereka yang berlainan antara satu dengan yang lainnya, menjadi
pertimbangan guru dalam memilih metode pembelajaran apa yang

4
Rusydi Ananda, Perencanaan Pembelajaran (Medan: Lembaga Peduli Pengembangan
Pendidikan Indonesia (LPPPI): 2019), hal.110

12
terbaik digunakan dalam mengkomunikasikan pesan pengajaran kepada
siswa.
3. Situasi dan kondisi (setting).
Di samping adanya perbedaan karakteristik siswa, tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai juga tingkat situasi sekolah yang
meliputi geografis, sosiokultural, menjadi bahan pertimbangan dalam
memilih metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan setting
yang berlangsung.
4. Perbedaan pribadi dan kemampuan guru.
Seorang guru yang terlatih bicara disertai dengan gaya dan mimik,
gerak, irama, tekanan, suara akan lebih berhasil memakai metode
ceramah dibandingkan guru yang kurang mempunyai kemampuan
bicaranya.
5. Sarana dan prasarana.
Ketersediaan sarana dan prasarana berbeda antara satu sekolah
dengan sekolah lainya, maka dalam hal ini perlu menjadi pertimbangan
guru dalam memilih metode mengajarnya. Sekolah yang memiliki
peralatan dan media yang lengkap, gedung yang baik, dan sumber
belajar yang memadai akan memudahkan guru dalam memilih metode
yang bervariasi.
c. Jenis-jenis

Terdapat beragam jenis metode pembelajaran namun dalam hal


ini dipaparkan beberapa di antaranya:

1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara menyajikan pelajaran melalui
penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok
siswa. Metode ceramah ini tepat digunakan apabila: kegiatan
pembelajaran baru dimulai, waktu terbatas sedangkan informasi yang
diberikan cukup banyak dan jumlaah guru sedikit sedangkan jumlah
peserta didik cukup banyak.

13
2. Metode diskusi.
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk
memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah
dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu
keputusan.
3. Metode demonstrasi.
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu
proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar
tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari
penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi
siswa hanya sekedar memperhatikan akan tetapi demonstrasi dapat
menyajikan bahan pelajaran yang lebih konkret.
4. Metode simulasi.
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau
berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat
diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan
situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip atau
keterampilan tertentu.
5. Metode tanya jawab.
Metode tanya jawab ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran
melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak didik. Dengan
metode ini antara lain dapat dikembangkan keterampilan mengamati,
mengintepretasi, mengklasifikasikan, membuat kesimpulan,
menerapkan dan mengkomunikasikan.

6. Metode Eksperimen.

14
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran di mana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari.
7. Metode Resitasi.
Metode resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Tugas tersebut dapat dilakukan di dalam kelas, halaman sekolah,
laboratorium, perpustakaan atau di mana saja tugas itu dapat dikerjakan.
8. Metode Karyawisata.
Metode karyawisata adalah metode mengajar yang diterapkan guru
dengan melaksanakan pembelajaran dilakukan di suatu tempat atau
objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki
sesuatu objek seperti meninjau perkebunan, pabrik, mengunjungi
museum, kebun binatang dan sebagainya.
9. Metode Induktif.
Metode induktif berpedoman pada urutan kegiatan yang bergerak
dari hal yang bersifat khusus kepada yang umum. Dalam hal ini metode
induktif memberi kesempatan kepada siswa untuk menggali sendiri
materi yang disajikan, kemudian baru diberikan penjelasan.
10. Metode Deduktif.
Metode pembelajaran deduktif berpedoman pada urutan kegiatan yang
bergerak dari hal yang bersifat umum kepada yang khusus.
11. Metode Drill
Metode drill atau latihan dimaksudkan untuk memperoleh
ketangkasan atau ketrampilan latihan terhadap apa yang dipelajari
karena hanya dengan melakukan secara praktis suatu pengetahuan dapat
disempurnakan dan disiap-siagakan.

15
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Rekayasa proses pembelajaran dapat didesain oleh pendidik dengan
sedemikian rupa. Idealnya, pendekatan pembelajaran untuk peserta didik
yang pandai harus berbeda dengan kegiatan peserta didik yang
berkemampuan sedang atau kurang (walaupun untuk memahami konsep
yang sama). Hal ini dikarenakan, masing-masing peserta didik memiliki
keunikan yang berbeda-beda.

Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman pendidik terhadap


pendekatan, model, strategi, metode, dan teknik pembelajaran tidak bisa
diabaikan. Hal ini dikarenakan, aktifitas belajar mengajar sangat terkait
dengan proses pencarian ilmu pengetahuan. Untuk itu, dalam mendidik
harus sesuai dengan tuntutan zaman, senantiasa meningkatkan dan
mengembangkan rencana dan cara dalam proses pembelajaran. Pendekatan,
strategi, metode dan teknik pembelajaran merupakan komponen
pembelajaran yang harus dikuasai pendidik agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai.

B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali
memiliki kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis akan
terus memperbaiki makalah dengan mengacu kepada sumber yang bias
dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai pembahasan makalah
diatas.

16
DAFTAR PUSTAKA
Fadhlina,Suriana. (2022). Pendekatan Strategi. Journal Of Primary Education 3 (1)
: 24-25.
Farida Jaya. (2019). Perencanaan Pembelajaran PAI. Medan: UIN SUMATERA
UTARA.
Rusydi Ananda. (2019). Perencanaan Pembelajaran. Medan: Lembaga Peduli
Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).

17

Anda mungkin juga menyukai