Anda di halaman 1dari 15

PROFESI TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN CAKUPANNYA

SERTA KEPERUNTUKANNYA DALAM PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH:

ZANUBA QOTRUNNADA     
NILA UMNIYATI
TRI WULANSARI

SEKOLAH TINGGI ISLAM WALI SEMBILAN SEMARANG


2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Berdasarkan definisi, sejarah, dan kawasan Teknologi Pendidikan, maka dapat


dilihat bahwa Teknologi Pendidikan merupakan suatu teori, bidang, dan profesi. Sebagai
teori Teknologi Pendidikan adalah teori mengenai bagaimana masalah-masalah yang
muncul dalam kegiatan belajar manusia diidentifikasi dan dipecahkan. Sebagai teori
Teknologi Pendidikan telah memenuhi tolak ukur suatu teori. Tolak ukur tersebut adalah
(1) adanya gejala atau fenomena yang tidak sepenuhnya dapat dipahami dengan
menggunakan teori-teori yang ada, yaitu adanya masalah belajar yang harus dipecahkan,
(2) adanya penjelasan bagaimana masalah-masalah belajar dapat diidentifikasi dan
dipecahkan, (3) adanya orientasi atau arah pandangan yang jelas, yaitu adanya
keterpaduan teori dan praktik untuk memecahkan masalah belajar, (4)
adanya      sistematisasi kawasan Teknologi Pendidikan, (5) adanya identifikasi
kesenjangan (domain Teknologi pendidikan membuka peluang munculnya berbagai
kesenjangan untuk diteliti), (6) melahirkan strategi penelitian, (7) adanya prediksi, yaitu
munculnya berbagai alternatif pemecahan masalah belajar, dan (8) mengandung
serangkaian prinsip (berbagai unsur Teknologi Pendidikan). Sebagai bidang Teknologi
Pendidikan merupakan penerapan teori dan praktik secara terpadu mencakup kelima
domain atau kawasan Teknologi Pendidikan, yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan, dan evaluasi.
Bidang kegiatan tersebut semuanya tertuju untuk memecahkan masalah belajar
manusia. Sebagai profesi Teknologi Pendidikan terbentuk dari usaha yang direncanakan
secara sistematis (terorganisir) guna melaksanakan teori, teknik intelektual dan penerapan
praktis Teknologi Pendidikan. Mengingat begitu kompleksnya cakupan Teknologi
Pendidikan, maka dalam makalah ini diungkap sebagian kecil hal-hal yang berkenaan
dengan Teknologi Pendidikan yaitu tentang profesionalisasi Teknologi Pendidikan.
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian profesi Teknologi pendidikan.
2. Mengetahui syarat-syarat profesi Teknologi Pendidikan
3. Mengetahui tugas pokok profesi teknologi Pendidikan
4. Mengetahui tanggung jawab profesi teknologi Pendidikan
5. Mengetahui organisasi teknologi Pendidikan
6. Mengetahui kode etik profesi teknologi pendidikan
C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian profesi Teknologi pendidikan.?
2. Apa syarat-syarat profesi Teknologi pendidikan?
3. Apa tugas pokok profesi teknologi pendidikan?
4. Apa tanggung jawab profesi teknologi pendidikan?
5. Apa organisasi teknologi pendidikan?
6. Apa kode etik profesi teknologi pendidikan?
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pengertian Profesi Teknologi Pendidikan
Profesi adalah bidang pekerjaan yang delandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejuruan), dan dilandasi oleh moral tertentu contoh profesi (Guru, Hakim, Jaksa, Dokter dll).
Teknologi Pendidikan didefinisikan dengan Teori dan praktek dalam desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian proses, sumber dan sistem untuk belajar.
Dari itu idealnya seorang yang berprofesi pendidikan keahlian teknologi pendidikan perlu
menguasai kawasan diatas, namun dalam kenyataannya di lapangan sangat jarang seseorang
yang ada melaksanakan segala komponen tersebut.
Profesi teknologi pendidikan ini bukan profesi yang netral dan bebas nilai. Merupakan
profesi yang masih banyak pertimbangan lain seperti sosial, budaya, ekonomi dan rekayasa yang
mempengaruhi, sehingga tindakannya harus selaras dengan situasi dan kondisi serta berwawasan
ke masa depan.
Pengertian Profesi Teknologi Pendidikan Miarso (2004:96) mengartikan tenaga profesi
teknologi pendidikan sebagai tenaga ahli dan atau mahir dalam membelajarkan peserta didik
dengan memadukan secara sistemik komponen sarana belajar meliputi orang, isi ajaran, media
atau bahan ajaran, peralatan, teknik, dan lingkungan.
2. Syarat-syarat Profesi Teknologi Pendidikan
Setiap profesi paling sedikit harus memenuhi lima syarat :
a. Pendidikan dan pelatihan yang memadai keduanya
b. Adanya komitmen terhadap tugas profesionalnya
c. Adanya usaha untuk senantiasa mengembangkan diri sesuai dengan kondisi lingkungan
dan tuntutan zaman
d. Adanya standar etik yang harus dipatuhi
e. Adanya lapangan pengabdian yang khas
3. Tugas Pokok Ahli Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan sendiri dapat dilihat dari tiga perspektif, yaitu sebagai suatu bidang
keilmuan, sebagai suatu bidang garapan dan sebagai suatu profesi.Meskipun demikian ketiga
perspektif itu berlandaskan pada falsafah yang sama yaitu, membelajarkan semua orang sesuai
dengan potensinya masing masing, dengan menggunakan berbagai macam sumber belajar baik
yang sudah ada maupun yang sengaja dibuat, serta memperhatikan keselarasan dengan kondisi
lingkungan dan tujuan pembangunan agar tercapai masyarakat yang dinamik dan harmonis.
Berdasarkan konsepsi teknologi pendidikan tugas pokok ahli teknologi Pendidikan itu
dikategorikan sebagai berikut :
a. Menyebarkan konsep dan aplikasi teknologi pendidikan, terutama untuk mengatasi
masalah belajar  dimana saja.
b. Merancang program dan sistem instruksional
c. Memproduksi media Pendidikan
d. Memilih dan memanfaatkan media Pendidikan
e. Memilih dan memanfaatkan berbagai sumber belajar
f. Mengelola kegiatan belajar dan instruksional yang kreatif
g. Memperhatikan perkembangan teknologi dan dampaknya dalam Pendidikan
h. Mengelola organisasi dan personel yang melaksanakan kegiatan pengembangan dan
pemanfaatan teknologi Pendidikan
i. Merencanakan, melaksanakan dan menafsirkan penelitian dalam bidangnya dan dalam
bidang lain yang berkaitan dengan teknologi Pendidikan.
j. Penyusunan rumusan kebijakan dalam bidang teknologi pembelajaran.
Dalam konsep tenaga profesi teknologi pendidikan yang saat ini sedang diusulkan
pengakuannya oleh pemerintah, dikenal perjenjangan.
Usulan jabatan fungsional Pengembang Teknologi Pendidikan menjabarkan peringkat
profesi dalam 13 jenjang, mulai dari assisten Pengembang Teknologi Pendidikan Pratama hingga
Pengembang Teknologi Pendidikan Utama. Perjenjangan ini dilengkapi dengan persyaratan
pendidikan dan pelatihan.
4. Tanggungjawab Profesi Teknologi Pendidikan
A. Tanggung jawab profesi Teknologi pendidikan menurut AECT
1. Tanggung jawab dan Kewajiban terhadap individu (anggota)
Dalam memenuhi kewajiban terhadap setiap individu, para anggota :
1. Selalu mendorong aksi mandiri bagi upaya individu untuk belajar dan
menciptakan berbagai kemudahan belajar atas berbagai pendapat.
2. Selalu melindungi dan menghormati hak individu atas kemudahan rujukan
atau materi dari berbagai pendapat.
3. Selalu menjamin masing-masing individu kesempatan untuk berperan
serta dalam program-program yang sesuai.
4. Selalu melaksanakan kegiatan secara professional, sebagaimana upaya
untuk melindungi kepentingan pribadi individu dan menjaga integritas
pribadi.
5. Selalu mengikuti prosedur atau langkah kerja secara professional untuk
evaluasi dan pemilihan rujukan / materi dan perangkat keras.
6. Selalu menyusun dan melaksanakan usaha pragmatis untuk melindungi
individu dari situasi merusak menuju situasi sehat dan aman.
7. Selalu memasarkan / memperkenalkan terapan canggih dan terbaru dalam
penggunaan teknologi.
8. Selalu dalam rancangan dan pemilihan dari suatu program kependidikan
atau media mencari upaya untuk menghindari isi yang memperkokoh atau
meningkatkan/memperkenalkan model (stereotype) perbedaan jenis
kelamin, etnik, atau suku tertentu, ras, atau keagamaan. Selalu mencari /
mengupayakan untuk mendorong pengembangan program dan media yang
menekankan keragaman dari masyarakat (kita) sebagai suatu
lingkungan /komunitas multibudaya.
2. Tanggung jawab dan Kewajiban terhadap Masyarakat
Dalam melaksanakan kewajibannya terhadap masyarakat, para anggota :
1. Selalu, dengan jujur, mewakili lembaga atau organisasi dimanaorang tersebut
terdaftar, dan selalu siap melaksanakan tindakan pencegahan untuk membedakan
kepentingan pribadi, dengan kepentingan Lembaga atau (pandangan) organisasi.
2. Selalu, secara tepat dan cepat, mewakili atau menyampaikan fakta menyangkut
kepentingan atau masalah kependidikan kepada public baik secara langsung
maupun tidak langsung.
3. Tidak akan memanfaatkan situasi kelembagaan atau sikap ikatan profesi untuk
keuntungan pribadi.
4.   Tidak akan menerima berbagai bentuk ucapan atau ungkapan terima kasih dalam
bentuk apapun juga, seperti bingkisan, hadiah, yang dapat melumpuhkan atau
menyimpang dalam menentukan pertimbangan keprofesian, atau memperoleh
kepentingan atau keuntungan tertentu.
5. Selalu melaksanakan terapan secara adil dan sama dengan siapapun juga dalam
memberikan jasa atas / terhadap profesi.
3. Tanggung jawab dan kewajiban terhadap Profesi
Dalam memenuhi kewajibannya terhadap profesi, anggota :
1. Selalu menyesuaikan dan memperlakukan sama terhadap semua anggota profesi
sehubungan dengan hak professional dan tanggung jawab
2.   Tidak pernah memanfaatkan cara coersive untuk memperkenalkan perlakuan
khusus untuk mempengaruhi keputusan professional atas rekanan.
3. Selalu menghindari eksploitatif profesi secara komersial atas keanggotaan
individu yang tergabung dalam organisasi profesi.
4. Selalu memperjuangkan upaya peningkatan keahlian dan pengetahuan dan
menyebarkannya kepada rekan seprofesi demi kemajuan profesi itu sendiri.
5. Selalu memperlihatkan dan berlaku jujur sesuai persyaratan profesi, serta
memperhatikan rekan profesi.
6. Melakukan kegiatan-kegiatan profesional melalui saluran-saluran semestinya
7. Hanya mendelegasikan tugas-tugas yang diberikan kepada personel-personel
yang berkualifikasi. Personel yang berkualifikasi adalah orang-orang yang telah
memperoleh latihan atau surat-surat kepercayaan yang sesuai dan atau mereka
yang dapat membuktikan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas
tertentu
8. Memberikan penjelasan-penjelasan kepada para pemakai tentang syarat-syarat
dan penafsiran-penafsiran dari hukum hak cipta dan hukum-hukum lain yang
mempengaruhi profesi serta mendukung keterlibatan
B. Tanggung jawab profesi Teknologi pendidikan menurut Ikatan
Teknologi Pendidikan Indonesia (IPTPI)
1. Tanggung jawab kepada perorangan
Para anggota memenuhi tanggung jawabnya kepada perorangan
dengan    ketentuan:
1) Menjaga kerahasiaan informasi pribadi peserta didik dalam melaksanakan
tugasnya.
2) Menjamin agar setiap pribadi peserta didik memperoleh kesempatan yang sama
dalam pembelajaran.
2.  Tanggung jawab kepada masyarakat
Para anggota melaksanakan tanggung jawab kepada masyarakat
dengan   ketentuan:
1) Mengamalkan profesinya secara jujur dan wajar untuk kepentingan sesama,
masyarakat, bangsa dan negara.
2) Secara jujur mewakili lembaga tempatnya berkarya dan / atau organisasi
tempatnya bekerja, dengan mengutamakan kepentingan lembaga / organisasi
daripada kepentingan pribadi.
3) Menyatakan secara jujur dan obyektif fakta yang berhubungan dengan masalah
pendidikan dan teknologi kepada masyarakat langsung, maupun tidak langsung
4) Tidak menyalahgunakan kedudukannya dalam organisasi untuk kepentingan
pribadi.
5) Tidak menerima hadiah atau keuntungan yang dapat mempengaruhi atau dapat
diduga mempengaruhi pertimbangan profesionalnya, dan tidak menjanjikan
kemudahan, pelayanan khusus, atau sesuatu yang bernilai untuk memperoleh
keuntungan pribadi.
3. Tanggung jawab kepada Rekan Seprofesi
Para anggota melaksanakan tanggung jawabnya kepada rekan seprofesi,
dengan ketentuan :
1) Saling memelihara hubungan antar anggota seprofesi.
2) Saling menghargai dan menghormati hak, martabat dan pendapat rekan seprofesi.
3) Saling membantu usaha peningkatan keahlian rekan seprofesi.
4) Saling mengingatkan dan menasehati dengan penuh kebijaksanaan, demi
kebenaran, kepentingan kepribadian, profesi dan masyarakat.
5) Saling menghargai dan bekerjasama dengan rekan seprofesi lain untuk
kepentingan umum.

4. Tanggung jawab kepada Organisasi dan Profesi


Para anggota melaksanakan tanggung jawabnya kepada organisasi dan
profesi      dengan ketentuan :
1) Menjadikan ikatan profesi teknologi pendidikan sebagai forum komunikasi dan
kerjasama untuk meningkatkan kemampuan pengabdiannya.
2) Wajib memberikan sumbangan tenaga, pikiran, waktu dan dana untuk
kepentingan pengembangan organisasi dan profesi.
3) Menghindarkan diri dari sikap, perbuatan dan ucapan yang merugikan organisasi
dan profesi.
4) Melakukan tindak profesinya menurut jalur dan ketentuan waktu yang berlaku.
5) Melimpahkan tugas profesi hanya kepada orang-orang yang memenuhi syarat,
kompetensi professional, yaitu orang yang terdidik, terlatih, dan trampil yang
menunjukkan kemampuan untuk melaksanakan tugas teknologi pendidikan.
6) Bersedia memberikan pertimbangan profesi bilamana diminta oleh lembaga
tempatnya berkarya, atau oleh organisasi lain.
7) Berusaha mengembangkan citra profesi teknologi pendidikan dengan
berpartisipasi aktif dan kreatif dalam kegiatan di bidang teknologi pendidikan dan
yang berkaitan dengannya.
8) Selalu berusaha mengembangkan dan meningkatkan kemampuan profesionalnya
dalam bidang teknologi pendidikan.
5. Lain-lain
1) Setiap anggota bertanggung jawab untuk melaksanakan dan menjunjung tinggi
kode etik ini dengan sebaik-baiknya.
2) Setiap penyimpangan dari kode etik ini dapat dikenakan sanksi organisasi.
3) Jika diperlukan, kode etik masih akan disempurnakan.
4) Hal-hal yang belum tercakup akan diatur kemudian.
5. Organisasi Teknologi Pendidikan
Di Indonesia, tenaga profesi itu terhimpun dalam wadah Ikatan Profesi Teknologi
Pendidikan Indonesia ( IPTPI ) yayng didirikan pada tanggal 27 September 1987. Dasar
pertimbangan pendirian organisasai profesi adalah karena makin kompleksnya usaha pendidikan
( termasuk penyuluhan dan pembinaan ) sumber daya manusia, sehingga dirasa perlu adanya
forum profesi untuk saling bertukar pengalaman, peningkatan kemampuan dan untuk menjaga
keselarasan antara perkembangan IPTEK dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan belajar.
Visi dan misi dengan semangat kemitraan menjadi suatu lembaga yang tanggap dan
tangguh           dalam memberdayakan pemelajar ( learner ), melalui kegiatan
merancang,     mengembangkan, melaksanakan, menilai dan mengelola proses serta sumber
belajar.
Misi IPTPI mempunyai misi memimpin, memberikan keteladan dan kepemimpinan
dalam pengembangkan dan peningkatan profesionalitas para anggotanya, agar mereka mampu
untuk memberdayakan peserta didik/warga belajar, sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi belajar, sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta kondisi dan lingkungan,
sehingga peserta didik/warga belajar tersebut mampu menguasai kompetensi yang diperlukan,
serta meningkatkan kinerja dan produktivitasnya.
Tujuan Menghimpun sumber daya untuk menyumbangkn tenaga dan pikiran bagi
pengembangan teknologi pendidikan sebagai suatu teori, bidang dan profesi di tanah air, bagi
pembedayaan peserta didik/warga belajar serta kemanfaatannya bagi kemajuan bangsa
Indonesia.
Program
1. Menyebarkan konsep, prinsip dan prosedur teknologi pendidikan ke seluruh lembaga
pendidikan dan pelatihan di Indonesia.
2. Menyebarkan aplikasi teknologi pendidikan kepada masyarakat dengan maksud agar tiap
warga negara mendapatkan pengajaran seumur hidup, secara mustari dan cepat, yang
mudah dicerna dan diresapi, yang memikat, dan pada tempat dan waktu yang tersebar,
dengan memanfaatkan teknologi.
3. Mengusahakan dan membina identitas profesi teknologi pendidikan sebagai suatu
lapangan pengabdian, dengan menunjukkan kepemimpinan dalam melaksanakan fungsi,
tanggung jawab, jabatan dan kompetensi, sehingga memperoleh pengakuan dan
pengukuhan dari pemerintahan dan masyarakat.
4. Bekerjasama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan dalam menyelesaikan masalah
pendidikan dan pembelajaran dengan melalui dan menggunakan teknologi Pendidikan.
5. Bekerjasama dengan lembaga profesi dan pendidikan tinggi di dalam maupun di luar
negeri, dalam rangka meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan kinerja, serta
menghindarkan adanya tumpang tindih dan pertentangan kepentingan.
6. Kode Etik Profesi Teknologi Pendidikan
a. Pengertian Kode Etik Profesi
Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu
kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun
bila ada kode etik yang memiliki sangsi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma
hukum.
Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai
seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis
dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata
cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa
sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi
perbuatan yang tidak profesional.
b. Pengertian Kode Etik Profesi TP
Secara umum, teknologi pendidikan terikat oleh norma atau kode etik akademik
sebagaimana ilmu-ilmu lain. Dengan demikian, kode etik profesi Teknologi Pendidikan
mengatur perilaku semua pihak yang terlibat di dalam disiplin ilmu dan profesi teknologi
pendidikan. Sebagai contoh, menghormati karya orang lain, tidak melakukan plagiat, dan
tidak melakukan pembajakan terhadap karya orang lain perlu diperhatikan oleh seluruh
anggota ikatan profesi. Contoh lain, seorang peneliti bidang teknologi pendidikan tidak
hanya terikat dengan kode etik keteknologi pendidikanan saja, melainkan ia juga perlu
mematuhi aturan penyelenggaraan penelitian umum yang berlaku bagi seluruh bidang atau
disiplin ilmu lain.
c. Tujuan Kode Etik Profesi TP
Profesi Teknologi pendidikan bukanlah merupakan profesi yang bersifat netral, tetapi
merupakan profesi yang memihak, yaitu memihak pada kepentingan si belajar, agar mereka
memperoleh kemudahan untuk belajar. Penerapan teknologi pendidikan pasti mempengaruhi
komponen-komponen lain dalam sistem pendidikan. Pengaruh ini pada gilirannya akan
membawa akibat terhadap kelembagaan, dan tanggung jawab pendidikan. Seterusnya akan
mempengaruhi ekonomi dan masyarakat secara keseluruhan.
Ciri utama dalam profesi Teknologi Pendidikan adalah adanya kode etik, pendidikan
dan latihan yang memadai, serta pengabdian yang terus menerus. Tujuan kode etik ini secara
umum adalah :
1. Melindungi dan memperjuangkan kepentingan peserta didik.
2. Melindungi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
3. Melindungi dan membina diri serta sejawat profesi dan.
4. Mengembangkan kawasan dan bidang kajian teknologi pendidikan.
d. Kode Etik Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan (IPTPI)
Davies, pernah mengkaitkan teknologi dengan etika dalam tulisannya yang disunting
oleh Ely & Plomp, 1996. Ia mengemukakan bahwa konsep teknologi pendidikan tidak selalu
mengacu sebagai peralatan atau perangkat lunak, melainkan bisa merefleksikan moral
manusia. Unsur moral berada dibalik pemanfaatan teknologi dalam hidup sehari-hari. Usaha
‘memunculkan’ moral, mau tidak mau akhirnya mengingatkan manusia kepada etika, yaitu
norma yang harus dipatuhi dalam melaksanakan keilmuan dan profesi. Teknologi
pendidikan telah merumuskan norma yang berlaku dalam bidang ini. IPTPI berhasil
merumuskan satu kode etik untuk profesi teknologi pendidikan. Berikut materi kode etik
tersebut.
e. Kode Etik Ikatan Teknologi Pendidikan Indonesia (IPTPI)
Pada hakekatnya teknologi pendidikan serta kegiatan-kegiatannya adalah untuk
mengatasi masalah belajar pada manusia dengan menggunakan teknologi sebagai      proses
maupun produk.
Profesi teknologi pendidikan bertekad mengemban dan melaksanakan Pancasila,
yang terdapat pada alinea 4 (empat) Pembukaan UUD 1945, khususnya agar tiap warga
negara mendapatkan pengajaran. Teknologi pendidikan berniat dan bersikap agar pribadi
mendapat kesempatan berkembang seoptimal mungkin melalui pendidikan dengan
mengembangkan dan menggunakan teknologi selaras dengan kondisi lingkungan dan tujuan
pembangunan, agar tecapai masyarakat yang dinamik dan harmonis.
Agar niat dan sikap itu dapat direalisasikan dengan sebaik-baiknya, maka mereka
yang berprofesi teknologi pendidikan dan tergabung dalam ikatan profesi, menyepakati
suatu prinsip etik sebagai pegangan perorangan maupun pegangan bersama dalam membina
kegiatan profesi.

f. Kode Etik Profesi TP Menurut AECT


Kode etik hendaknya dianggap sebagai prinsip-prinsip etik. Prinsip-prinsip ini
dimaksudkan untuk membantu para anggota baik secara perorangan maupun kolektif dalam
mempertahankan sikap profesional yang tinggi. Komisi profesional akan menyusun
dokumentasi pendapat yang berkaitan dengan rumusan rumusan etika yang secara spesifik.
Pendapat-pendapat tersebut mungkin ditimbulkan sebagai tanggapan terhadap kasus-kasus
tertentu yang disampaikan pada komisi etika profesional. Uraian dan atau penjelasan tentang
prinsip-prinsip etis mungkin ditimbulkan oleh komisi sebagai tanggapan atas permintaan
anggota.
Kode Etik AECT
1. Dengan kode etik berikut, dianggap dan dijadikan sebagai prinsip-prinsip etika, prinsip-
prinsip ini digunakan untuk memandu para anggota profesi baik secara individu maupun
secara kelompok dalam menerapkan dan memperkokoh sikap dan perilaku profesi,
dengan cara professional.
2. Komisi Etika Profesi akan menyusun dokumentasi pendapat (bersifat interpretative atau
penjabarannya dengan mendalam) berkaitan dengan pernyataan etik khusus tersusun
mulai dari sini.
3. Pendapat-pendapat yang dihasilkan / dirumuskan sebagai jawaban atas kasus khusus
sebelum (terbentuknya) Komisi Etika Profesi.
4. Uraian atau penjelasan prinsip etika dapat dihasilkan oleh Komisi ini sebagai jawaban
atas (terhadap) permohonan anggota.
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Dengan adanya kode etik profesi Teknologi Pendidikan, maka akan ada majelis
kehormatan yang akan mengawal pelaksanaan kode etik tersebut. Jika ada seorang teknolog
pendidikan yang melanggar kode etiknya, maka dewan kehormatan ini yang akan memberi
sangsi kepada orang  yang melanggar.
Dari pihak teknolog pendidikan sendiri, pengakuan bahwa profesi teknologi pendidikan
merupakan sebuah profesi akan memiliki beberapa arti. Pertama, dengan diakui sebagai sebuah
profesi tentu akan meningkatkan salary mereka, sehingga mereka tidak perlu mencari obyekan
lain untuk menutupi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian mereka lebih memiliki waktu dan
biaya untuk mengembangkan keahliannya. Kedua, pengakuan tadi juga akan meningkatkan
prestasi profesi teknolog itu tersendiri.
B.       Saran
Dengan diaturnya kode etik teknologi pendidikan maka kita diharapkan dapat mematuhi
kode etik dan dapat menjalankan tanggung jawab yg diberikan, serta diharapkan sebagai sebuah
profesi untuk mampu menjalankan tujuan dan dan mampu untuk menciptakan inovasi baru
dalam dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Sucipto, dan Raflis Kosasih. 1994. Profesi Keguruan. Jakarta : P3TK Depdikbud
Miarso Yusufhadi. 1994. Posisi dan Fungsi Profesi Teknologi
Pendidikan. Jakarta :                                                             Kencana.
Departemen Pendidikan Nasional, Pustekkom, Jurnal Teknodik, 2005

Anda mungkin juga menyukai