Anda di halaman 1dari 2

A.

Strategi Pembelajaran Ekspositori


Strategi pembelajaran expositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seseorang guru
kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pelajaran secara optimal. Artinya pengetahuan itu dibangun atas pengalaman bukan
terbatas pada yang diterima atau dihafal. Begitu juga dalam ajaran Islam. Untuk
mengetahui adanya Allah dan kekuasaanNya, serta nilai nilai kebenaran misalnya,
manusia tidak diarahkan untuk menerima begitu saja. Akan tetapi manusia “diajak”
mengamati alam sekitarnya...lihatlah bagaimana unta diciptakan, lihatlah bagaimana
langit ditinggikan, gunung-gunung dipancangkan, bumi dihamparkan (Q.S. Al
Ghaasyiyah: 17- 20) Manusia juga diajak untuk memikirkan dan memperhatikan air
yang diminumnya. Manusiakah yang menurunkannya dari langit atau Allah, buah dari
tanaman yang dimakannya...manusiakah yang menumbuhkannya ataukah
Allah...semua itu menunjukkan kekuasaaan Allah, Tuhan yang telah menciptakan
manusia dan semua yang ada di alam semesta ini. Begitulah cara Alqur’an
menggiring akal manusia untuk menemukan kebenaran yang hakiki. 1
Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru.Siswa
tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan – akan sudah
jadi, karena strategi expositori lebih menekankan kepada proses bertutur, bertanya,
maka sering juga dinamakan strategi “chalk and talk”2.
B. Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan
menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung.Peran siswa dalam
strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru
berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Strategi inkuiri
merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir
kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah
yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya
jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi
heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskien yang berarti saya
menemukan.3
Strategi pembelajaran ini menekankan kreatifitas siswa dalam berfikir, kritis
dan analisis. Kemudian diaplikasikan dalam bentuk sikap yang baik yang
mencerminkan sifat akhlakul karimah. Guru sebagai fasilitator dari semua perilaku
siswa yang pada dasarnya siswa sudah mempunyai sifat akhlakul karimah, hanya saja
belum terarah.
Inquiry merupakan proses dalam belajar yang menekankan arti penting
metode penyelidikan/ pencarian/ dan penemuan sendiri melalui proses berfikir secara
sistematis. Metode Inquiri dan bertanya merupakan bagian dari strategi pembelajaran.
Al Qur’an dalam banyak ayat-ayatnya memerintahkan manusia untuk menyelidiki

1
Windati, Sulaiman, “Azas-Azas Pembelajaran Kontekstual Dalam Perspektif Islam”, JURNAL
TA’DIB. Vol 21 Nomor 1, 2018, hal. 31
2
Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya…, hal. 30.
3
Ibid
atau melakukan penelitian, dalam surat al Alaq ayat 1 disebutkan “iqra” yang
bermakna menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui
ciri-ciri dan sebagainya dalam makna perintah (Shihab, 2000:167), ayat Al Qur’an
juga mensyariatkan:"....Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi...".
(Q.S.Yunus, 10:101) pada ayat lain dinyatakan “hendaklah manusia meneliti dari
mana ia diciptakan.(Q.S. At Thariq:5). Perintah-perintah dan pertanyaan ini pada
dasarnya akan memotivasi pembelajar untuk bereksplorasi lebih jauh yang pada
akhirnya akan membentuk kecerdasan baru yang signifikan bagi peserta didik.4

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Tenaga Kependidikan. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Jakarta:


Depdiknas, 2008.

Wirdati, Sulaiman. (2018). “Azas-Azas Pembelajaran Kontekstual Dalam Perspektif Islam”.


Universitas Negeri Padang, JURNAL TA’DIB. Vol 21 Nomor 1, Juli 2020

Windati, Sulaiman, “Azas-Azas Pembelajaran Kontekstual Dalam Perspektif Islam”, JURNAL


4

TA’DIB. Vol 21 Nomor 1, 2018, hal. 34

Anda mungkin juga menyukai