“Makalah ini disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah
Bimbingan Konseling”
Kelompok 2 :
Muhammad Yusuf Maulana
Sekar Kinanti
Siti Maulidia Putri
Siti Fatimah Nurwahidda
penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang...................................................................................1
B Rumusan Masalah...............................................................................1
C Tujuan.................................................................................................2
Bab II Pembahasan
A. Fungsi Bimbingan Konseling............................................................3
B. Asas dan Prinsif Bimbingan Konseling.............................................4
C. Kode Etik dalam Bimbingan Konseling............................................9
Bab III Penutup
A. Kesimpulan........................................................................................12
B . Saran...................................................................................................13
Daftar Pustaka...................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa fungsi bimbingan konseling ?
2. Apa asas dan prinsif bimbingan konseling ?
3. Apa saja kode etik dalam bimbingan konseling ?
1
C. Tujuan
1. Mengetahui fungsi bimbingan konseling.
2. Mengetahui asas dan prinsif bimbingan konseling.
3. Mengetahui kode etik dalam bimbingan konseling.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi Bimbingan Konseling
1
Drs. Masdudi, M.Pd, Bimbingan Dan Konseling Perspektif Sekolah, Nurjati Press, Cirebon, 2015
Hlm. 17-18.
3
B. Asas dan Prinsip Bimbingan Konseling
4
c) Bimbingan menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan
masih ada konseli yang memiliki persepsi yang negatif
terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu
cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan
tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan
yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan
merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif
terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk
berkembang.
d) Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha
Bersama. Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab
konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala
Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-
masing. Mereka bekerja sebagai teamwork.
e) Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial
dalam Bimbingan dan konseling. Bimbingan diarahkan untuk
membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan
mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk
memberikan informasi dan nasihat kepada konseli, yang itu
semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan.
Kehidupan konseli diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan
memfasilitasi konseli untuk memper-timbangkan,
menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui
pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan untuk
membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi
kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama
bimbingan adalah mengembangkan kemampuan konseli untuk
memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan.
f) Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai
Setting (Adegan) Kehidupan. Pemberian pelayanan
bimbingan tidak hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah,
tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri,
5
lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada
umumnya. Bidang pelayanan bimbingan pun bersifat multi
aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan
pekerjaan.
6
luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini
guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan
konseli. Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya
asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri konseli
yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan. Agar konseli dapat
terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap
terbuka dan tidak berpura-pura.
d) Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar konseli yang menjadi sasaran pelayanan
berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan
pelayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru
pembimbing perlu mendorong konseli untuk aktif dalam setiap
pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang
diperuntukan baginya.
e) Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni:
konseli sebagai sasaran pelayanan bimbingan dan konseling
diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri-
ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya,
mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan
diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu
mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan konseling
yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian
konseli.
f) Asas Kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar objek sasaran pelayanan bimbingan dan
konseling ialah permasalahan konseli dalam kondisinya
sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan “masa depan atau
kondisi masa lampau pun” dilihat dampak dan/atau kaitannya
dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.
g) Asas Kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan
7
yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton,
dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan
kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
h) Asas Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar berbagai pelayanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing
maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu.
Untuk ini kerja sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak
yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan
dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap
pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
i) Asas Keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan
dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama,
hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan
kebiasaan yang berlaku. Bukanlah pelayanan atau kegiatan
bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan
apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan
norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, pelayanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat
meningkatkan kemampuan konseli memahami, menghayati,
dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.
j) Asas Keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar pelayanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah
profesional. Dalam hal ini, para pelaksana pelayanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang
benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling.
Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik dalam
penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan dan kegiatan dan
8
konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan
konseling.
k) Asas Alih Tangan Kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling
yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling secara
tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli
mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih
ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari
orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain; dan demikian pula
guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru
mata pelajaran/praktik dan lain-lain.2
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/14/fungsi-prinsip-dan-asas-
2
9
mengakibatkan rendahnya mutu layanan yang akan diberikan serta
merugikan klien.
5. Pembimbing/konselor mempunyai serta memperlihatkan sifat-sifat
tendah hati, sederhana, sabar, tertib, dan percaya pada paham hidup
sehat.
6. Pembimbing/konselor terbuka terhadap saran atau pandangan yang
diberikan padamya, dalam hubungannya dengan ketentuan-
ketntuan tingkah laku profesianalsebagaimana dikemukakan dalam
kode etik bimbingan konseling.
7. Pembimbing/konselor memiliki safat tanggung jawab, baik
terhadap lembaga dan orang-orang yang dilayani maupun terhadap
profesinya.
8. Pembimbing/konselor mengusahakan mutu kerjanya setinggi
mungkin, dalam hal ini dia perlu menguasai keterampilan dan
menggunakan teknik-teknik dan prosedur-prosedur khusus yang
dikembangkan atas dasar ilmiah.
9. Pembimbing/konselor menguasai pengetahuaan dasar yang
mendalam tentang hakikat dan tingkah laku orang, serta tentang
teknik dan prosedur layanan bimbingan guna memberikan layanan
dengan sebaik-baiknya.
10. Seluruh catatan tentang diri klien merupakan informasi yang
bersifat rahasia dan konselor harus menjaga kerahasiaannya. Data
ini hanya dapat disampaikan kepada orang yang berwenang
menafsirkannya dan menggunakannya, dan hanya dapat diberikan
atas dasar persetujuan klien.
11. Suatu tes hanya boleh diberikan oleh petugas yang berwenang
menggunakan dan menafsirkan hasil.
12. Testing psikologi baru boleh diberikan dalam penanganan kasus
dan keperluan lain yang membutuhkan data tentang sifat atau diri
kepribadiaan seperti taraf intellegensi, minat, bakat, dan
kecenderungan-kecenderungan dalam diri pribadi seseorang.
10
13. Dalam hasil tes psikologi harus diintegrasikan dengan informasi
lainnya, yang diperoleh dari sumber lain serta harus diperlakukan
setaraf dengan informan lainnya itu.
14. Konselor memberikan orientasi yang tepat kepada klien mengenai
alasan digunakannya tes psikologi dan hubungannya dengan
masalah yang dihadapi klien.
15. Hasil tes psikologi harus diberikan kepada klien dengan disertai
alasan-alasan tentang kegiatannya dan hasil tersebut dapat
diberitahukan kepada pihak lain, sejauh pihak yang diberitahukan
itu ada hubungannya dengan usaha bantuan pada klien dan tidak
merugikan klien itu sendiri.4
4
Prof. Dr. H. Ramayulis & Dr. Mulyadi, S.Ag, M.Pd, Bimbingan Konseling Islam Di Madrasah dan
Sekolah, Kalam Mulia, Jakarta, 2016, Hlm. 317-319.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi bimbingan konseling, yaitu sebagai berikut: Fungsi
preventif, Fungsi kuratif atau korektif, Fungsi preservatif, Fungsi terapi,
Fungsi developmental atau pengembangan, Fungsi penyaluran, Fungsi
penyesuaian.
Asas Bimbingan Konseling yaitu sebagai berikut: Asas
Kerahasiaan, Asas kesukarelaan, Asas keterbukaan, Asas kegiatan, Asas
kemandirian, Asas Kekinian, Asas Kedinamisan, Asas Keterpaduan,
Asas Keharmonisan, Asas Keahlian, Asas Alih Tangan Kasus.
Prinsip-prinsip bimbingan konseling, yaitu sebagai berikut:
Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli,
Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi,
Bimbingan menekankan hal yang positif,
Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama,
Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam
Bimbingan dan konseling,
Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting
(Adegan) Kehidupan.
12
prasangka yang ada pada dirinya yang dapat mengakibatkan rendahnya
mutu layanan yang akan diberikan serta merugikan klien.
Pembimbing/konselor mempunyai serta memperlihatkan sifat-sifat
tendah hati, sederhana, sabar, tertib, dan percaya pada paham hidup
sehat.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami sajikan tentang Fungsi, Asas
Dan Prinsif Serta Kode Etik Dalam Bimbingan Konseling yang cukup
singkat, namun jika ingin lebih mengetahui tentang Fungsi, Asas Dan
Prinsif Serta Kode Etik Dalam Bimbingan Konseling dapat mendalaminya
dengan membaca berbagai buku atau sumber yang berhubungan dengan
Bimbingan Konseling.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/14/fungsi-prinsip-dan-asas-
bimbingan-dan-konseling/, Tanggal 07 Maret 2021.
14