OLEH:
NIM 2211011048
SINGARAJA
2022
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
karena atas karunia beliau, saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Wawasan Profesional Bimbingan dan Konseling” ini dengan tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu untuk memenuhi tugas
mata kuliah Wawasan Profesional Bimbingan dan Konseling. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan tentang
Wawasan Profesional Bimbingan bagi para pembaca dan penulis.
Selanjutnya, tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Putu Ari
Dharmayanti, S.Pd,.M.Pd. sebagai dosen mata kuliah Wawasan Profesional
Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan banyak arahan yang jelas
sehingga mempermudah saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
3.1 Kesimpulan.............................................................................................7
3.2 Saran.......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1. Apa itu konseling?
2. Apa yang dimaksud dengan konselor?
3. Mengapa memilih jurusan BK?
4. Apa perbedaan profesional, profesionalisme dan profesionalisasi?
5. Apa ciri-ciri jabatan profesional?
6. Apakah konselor merupakan pekerjaan profesional?
1.3 Tujuan
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
Profesi sebagai kata dasar akan timbul kata-kata jadian baru. Satu
diantaranya adalah profesional. Kamus umum Bahasa Indonesia mengartikan
profesional, yaitu sebagai hal yang bersangkutan dengan profesi, memerlukan
kepandaian khusus untuk menjalankannya, dan mengharuskan adanya
pembayaran untuk melakukannya. Profesional berarti orang yang mempunyai
keterampilan tertentu yang diperoleh pada tingkat pendididikan tinggi dan
dilaksanakan sesuai dengan kode etik profesinya. Sehubungan dengan kata
profesional, muncul istilah-istilah teknis seperti sikap profesional
(professional attitude), kode etik profesional (professional code of ethics),
sanksi atau hukuman profesional (professional organization) dan sebagainya.
Profesionalisme merupakan paham atau sikap yang mengutamakan
keprofesionalan atau cara kerja sekaligus sikap dan tinda dari penganutnya.
Misalnya, profesionalisme seseorang, profesionalisme sekolah,
profesionalisme lembaga pendidikan konselor, dan profesionalisme lembaga
peradilan. Contoh lain yaitu ditemukan dalam kalimat: para anggota profesi
4
itu menjunjung tinggi profesionalisme dalam bekerja. Hal ini berarti anggota
profesi tersebut mementingkan mutu pelayanan, taat pada kode etik, ingin
mengembangkan profesinya, rasa bangga akan profesi, meningkatkan
kemampuan dan lain sebagainya.
Profesionalisasi merupakan istilah yang menunjuk pada suatu usaha
atau kegiatan dalam rangka menjadikan diri sebagai orang yang profesional.
Usaha atau kegiatan yang dimaksud adalah belajar sendiri, belajar terprogram
dalam suatu lembaga terakreditasi, seminar, pelatihan, atau kegiatan-kegiatan
lain yang serupa dengan nama yang berbeda-beda seperti in-service training,
up-grading, lokakarya, workshop dan sebagainya. Misalnya, para konselor
mengikuti pelatihan di School of Psychoanalysis atau lembaga psikologi
tertentu untuk meningkatkan dirinya dalam menerapkan konseling
psikoanalisa atau memperoleh kewenangan menggunakan dan menafsirkan tes
psikologi tertentu. Usaha ini kita sebut sebagai profesionalisasi
(professionalization).
5
Konselor yang adalah pendidik (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Butir
6), sebagai tenaga professional dituntut untuk menguasai dan memenuhi
trilogi profesi dalam bidang pendidikan pada umumnya, khususnya bidang
konseling. Konselor yang profesional adalah konselor yang memiliki potensi
melakukan tugas untuk melakukan bimbingan dan konseling meliputi
pengetahuan tentang konseling, sikap, keterampilan yang profesional secara
pribadi, sosial, maupun akademis.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bimbingan dan Konseling terdiri dari bimbingan dan konseling.
Bimbingan memiliki arti pemberian bantuan kepada individu/ kelompok
dengan menggali potensi peserta didik sehingga mampu mengembangkan
secara optimal. Sedangkan konseling adalah bantuan yang diberikan oleh
konselor kepada konseli (klien) secara langsung atau tatap muka dalam
memecahkan masalah kehidupannya yang dilakukan oleh tenaga ahli/
professional. Jadi, Bimbingan dan Konseling merupakan pelayanan bantuan
untuk peserta didik agar mampu mencapai kemandirian dan perkembangan
secara optimal, baik dari bimbingan social, bimbingan karir, bimbingan
belajar dan lain sebagainya melalui berbagai jenis pelayanan dan kegiatan
mendukung sesuai norma-norma yang berlaku.
Konselor adalah seseorang yang memiliki keahlian dalam konseling
atau penyuluhan Bimbingan dan Konseling (BK) sangat diperlukan di satuan
pendidikan untuk membantu peserta didik dalam mengatasi permasalahan dan
hambatan perkembangan dalam dirinya. Alasan memilih jurusan BK karena
ingin mempelajari karakter orang yang berbeda-beda dan mewujudkan cita-
cita menjadi HRD (Human Resources Development). Maka dari itu,
diperlukan sikap professional dalam menjalankan karir sebagai lulusan BK.
Perbedaan profesional, profesionalisme dan profesionalisasi dapat dilihat dari
segi pengertiannya. Profesional memiliki arti sebagai hal yang bersangkutan
dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankan, dan
mengharuskan adanya pembayaran dalam melakukannya. Sedangkan
profesionalisme memiliki arti sebagai sikap atau paham yang mengutamakan
keprofesionalan atau cara kerja sekaligus sikap dan tindak dari penganutnya.
Profesionalisasi adalah suatu usaha atau kegiatan dalam rangka menjadikan
diri sebagai orang yang profesional. Jabatan profesional memiliki ciri-ciri
sebagai berikut, memiliki kompetensi pedagogik, mempunyai potensi
7
kepribadian, mempunyai kompetensi profesi, dam kemampuan kompetensi
sosial. Konselor yang adalah pendidik (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Butir
6), sebagai tenaga profesional dituntut untuk menguasai dan memenuhi trilogy
profesi dalam bidang pendidikan dan pada umumnya
3.2 Saran
Perlunya adanya pemahaman tentang betapa pentingnya sebuah profesi
maupun pekerjaan. Tidak ada profesi maupun pekerjaan yang tidak memiliki
peran penting dalam kehidupan, termasuk BK memiliki peran penting dalam
membantu dan melayani perkembangan peserta didik di sekolah menengah.
Peran tersebut juga harus diikuti dengan sikap profesional dan menunjukan
hasil kinerjanya. Hal ini dirasa sangat penting guna meminimalkan anggapan
bahwa suatu profesi itu ada yang penting dan ada yang tidak penting.
8
9
DAFTAR PUSTAKA
Hikmawati, Fenti. 2016. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Syafaruddin, dkk. 2017. Bimbingan dan Konseling Perspektif Al Quran dan Sains.
Medan: Perdana Mulya Sarana.