Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DASAR BIMBINGAN KONSELING

Ditulis sebagai salah satu tugas untuk memenuhi nilai harian pada matakuliah
Guidance and Conseling

Disusun Oleh :

Reka Angriani

Dosen Pengampu :
Desi Arpa

JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN


PRODI TADRIS BAHASA INGGRIS
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENGKALIS
BENGKALIS – RIAU
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji tertinggi hanya untuk Allah Swt. Yang menganugerahkan segala
sendi kehidupan ini kepada kita. Memberikan waktu dan segala yang dapat
rasakan saat ini. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Konsep Dasar Bimbingan Konseling ini dengan baik. Shalawat serta salam selalu
diiringkan kepada manusia paling mulia yang telah banyak menyebarkan syiar dan
risalahnya, Rasul utusan untuk semesta alam, Nabi Muhammad Saw.

Makalah ini dituliskan guna memenuhi tugas harian pada matakuliah


Guidance and Conseling semester V Program Studi Tadris Bahasa Inggris. Terima
kasih kepada teman-teman seperjuangan yang bersedia membantu dan turut
memberikan dorongan hingga penggarapan makalah ini terselesaikan. Walaupun
di dalamnya masih sangat jauh dari nilai kesempurnaan. Kami berharap makalah
ini tidak sekedar formalitas dalam memenuhi tugas, akan tetapi makalah ini juga
dapat memberikan dampak edukasi.

Bukit Batu, 19 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan pembahasan............................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3


A. Pengertian Bimbingan Konseling........................................................ 3
B. Ragam Bimbingan Konseling............................................................ 5
C. Tujuan Bimbingan Konseling............................................................ 7
D. Prinsip Bimbingan Konseling............................................................ 9
E. Jenis layanan Bimbingan Konseling.................................................. 10

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 12


A. Kesimpulan........................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan Konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan
kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Menurut Sertzerdan
Stone, bimbingan merupakan proses membantu orang perorangan untuk memahami dirinya
sendiri dan lingkungan hidupnya. Sedangkan konseling sendiri berasal dari kata latin
“Consilum” yang berarti “dengan” atau “bersama” dan “mengambil atau “memegang”. Maka
dapat dirumuskan sebagai memegang atau mengambil bersama.’Pada bimbingan dan
konseling di Indonesia, pelayanan konseling dalam system pendidikan Indonesia mengalami
beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan danPenyuluhan
(BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan Konseling
(BK) sampai dengan sekarang. Layanan BK sudah mulai dibicarakan di Indonesia sejak
tahun 1962. Namun BK baru diresmikan di sekolah di Indonesia sejak diberlakukan
kurikulum 1975.
Kemudian disempurnakan kedalam kurikulum 1984 dengan memasukkan bimbingan
karir didalamnya. Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001 dan sampai saat ini
terus berkembang Pada bimbingan dan konseling di Dunia Internasional Sampai awal abad
ke-20 belum ada konselor disekolah. Pada saat itu pekerjaan-pekerjaan konselor masih
ditangani oleh para guru. Gerakan bimbingan disekolah mulai berkembang sebagai dampak
dari revolusi industry dan keragaman latar belakang para siswa yang masuk kesekolah-
sekolah negeri Terlepas dari predikat guru bimbingan dan konseling, pada dasarnya guru
adalah jabatan profesional yang harus dipertanggung jawabkan secara profesional pula. Guru
adalah jabatan yang memerlukan keahlian khusus. Sikap, perilaku dan pemikiran seorang
guru harus tercermin dalam idealismenya. Oleh karenaitu, pemahaman atas jabatan guru
penting artinya dalam rangka mengabdikan dirinya terhadap nusa, bangsa dan negara. Jenis
pekerjaan ini seharusnya tidak dapat dilakukan olehsembarang orang di luar lingkup
pendidikan.
Demikian pula hal nya dengan jabatan fungsional guru bimbingan dan konseling yang
sesungguhnya hanya dapat dilaksanakan secara optimal oleh mereka yang memang memiliki
latar belakang kependidikan seperti itu. Jikasuatu jabatan fungsional dilakukan oleh orang
yang tidak memiliki latar belakang pendidikan dan keprofesian yang benar, maka sangat
besar kemungkinannya terjadi penyimpangan peri-laku, penyimpangan kegiatan, dan
penyimpangan penafsiran di luar batas kewajaran yang seharusnya. Itulah yang terjadi dalam
ruang lingkup bimbingan dan konseling di tingkat sekolah dasar pada dewasa ini.

B. RumusanMasalah
F. Apa pengertian Bimbingan dan Konseling?
G. Apa saja ragam Bimbingan Konseling?
H. Apa  tujuan Bimbingan Konseling?
I. Apa saja prinsip Bimbingan Konseling?
J. Apa saja jenis layanan Bimbingan Konseling?

C. Tujuan
1. Memenuhi tugas matakuliah Guidance and Conseling.
2. Untuk memahami  pengertian, ragam, tujuan, fungsi, prinsip, serta jenis-jenis layanan
Bimbingan Konseling
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling


Jika ditelaah dari berbagai sumber akan dijumpai pengertian yang berbeda mengenai
bimbingan tergantung dan jenis sumbernya dan yang merumuskan pengertian tersebut. Untuk
itulah agar dapat secara luas dan komprehensif mengetahui definisi bimbingan, penulis
kemukakan beberapa definisidari para ahli sebagai berikut : 
Bimbingan merupakan terjemahan dan “Guidance” yang berasal dan bahasa Inggris.
Secara harfiah, istilah "Guidance" dan akar kata "Guide" berarti (1) mengarahkan (to direct),
(2) memandu (to pilot), (3) mengelola  (to manage) dan (4) menyetir (to steer)
Menurut Crov and Crow, bimbingan adalah "bantuan yang diberikan oleh seorang
laki-laki atau perempuan yang memiliki kepribadian yang baik dan pendidikan yang
memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya
mengatur kegiatan hidupnyasendiri, membuat keputusan sendiri, dan menanggung bebannya
sendiri."
Menurut Dewa Ketut Sukardi, bahwa "bimbingan adalah merupakan proses pemberian
bantuan kepada seseorang atauk elompok orang secara terus menerus dan sistematik oleh
guru pembimbing agar individu atau kelompok individu menjadi pribadi yang mandiri”.
Stoops dan Walquist mendefinisikan bahwa "bimbingan adalah proses yang terus
menerus dalam membantu perkembangan individuuntuk mencapai kemampuannya secara
maksimum dalam mengarah kan manfaat sebesar-besarnya bagi dirinya maupun bagi
masyarakat.”
Dari definisi yang telah di kemukakan para ahli di atas, mempunyai cara pandang yang
berbeda-beda dan variasi yang mencolok satu dengan yang lain. Walaupun demikian tetap
terdapat unsure dan tujuan yang menunjukkan kesamaan, di antaranya sebagai berikut :
a. Bimbingan merupakan suatu proses, yang berkesinambungan, bukan kegiatan yang
seketika atau kebetulan. Bimbingan merupakan: serangkaian tahapan kegiatan yang
sistematis dan berencana yang terarah kepada pencapaian tujuan
b. Bimbingan adalah usaha pemberian bantuan atau pertolongan, makna bantuan  dalam hal
ini menunjukkan bahwa pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi
hanya berperan sebagai fasilitator di mana yang aktif dalam  mengembangkan diri,
mengatasi masalah, atau mengambil keputusan adalah individu itu sendiri.
c. Individu yang dibantu adalah orang-orang dan berbagai usia baik pria ataupun  wanita
dalam perseorangan maupun kelompok dan individu dalam hal ini yaitu individu yang
sedang berkembang . Tetapi bantuan yang berlaku umum bagi setiap individu
disesuaikan dengan pengalaman, kebutuhan, dan masalah  individu yang komprehensif.
Bimbingan diberikan oleh tenaga ahli, yang bertujuan untuk perbaikan kehidupan
orang yang dibimbing agar berkembang sesuai dengan potensi dan sisi stem nilai tentang
kehidupan yang baik dan benar, yang ditandai dengan perkembangan optimal dalam kondisi
yang dinamik. Adapun pengertian konseling berasal dari. Bahasa Inggris "to counsel" yang
secara etimologis "to give advice" artinya memberi saran dan nasihat.
Dalam bukunya, Winkel memaparkan pengertian konseling (counseling)  dikaitkan
dengan kata "counsel yang diartikan nasihat (to obtain counsel) : anjuran (to give counsel)
dan pembicaraan {to take counsel) dengan demikian dari pengertian counselling di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa konseling diartikan sebagai pemberian saran dan nasihat,
pemberian anjuran dalam pembicaraan dengan bertukar pikiran.
Kemudian istilah konseling mengalami perkembangan yang di kemukakan dengan
berbeda-beda tapi 'intinya sama dan Burks dan Steffle mengartikan konseling
adalah :  Konseling merupakan suatu hubungan professional antara seorang konselor terlatih
dan seorang klien. Hubungan ini biasanya orang per orang, meskipun Sering kali melibatkan
lebih dari dua orang, Hubungan tersebut dirancang untuk membantu para klien memahami
dan memperjelas pandangan hidupnya, dan belajar mencapai tujuan yang  ditentukan 
sendiri  melalui  pilihan-pilihan  yang bermakna dan penyelesaian masalah-masalah
emosional atau antar pribadi".
Dari pengertian di atas menjelaskan bahwa adanya hubungan yang harmonis antara
konselor dan klien yang nantinya tercipta proses yang dirancang atau direncanakan untuk
membantu klien membuat pilihan-pilihan dalam mengarahkan masalahnya.
ASCA (American School Counselor Association) mengemukakan bahwa : "Konseling
adalah hubungan tatap muka yang bersifat, rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan
pemberian kesempatan dari konselor kepada klien. Konselor mempergunakan pengetahuan
dan keterampilan untuk membantu kliennya mengatasi masalah-masalahnya.
Sementara Dewa Ketut Sukar dimenjelaskan bahwa "konseling adalah bantuan yang
diberikan kepada klien dalam memecahkan masalah kehidupan, dengan wawancara yang
dilakukan secara face to face, atau dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan klien yang
dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidup”.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dicermati antara lain :
1) Konselor adalah seorang yang cukup terlatih (profesional) atau punya Keterampilan
khusus dalam bidang konseling
2) Interaksi terjadi antara klien dan konselor yang dilakukan, dengan cara face to face
3) Tujuan konseling membantu dan menolong klien untuk menerima keadaannya,
menemukan jalan keluar atas masalah-masalahnya dan mendapatkan kesejahteraan
dalam hidupnya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diperjelas bahwa konseling merupakan satu saluran
bagi pemberian bimbingan, Di samping itu istilah bimbingan selalu dirangkaikan dengan
istilah konseling, hal ini dikarenakan bimbingan dan konseling itu merupakan suatu kegiatan
yang integral, konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan. Dengan
pandangan ini bimbingan memiliki pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan
pengertian konseling, dan konseling merupakan bagian dari bimbingan.

B. Ragam Bimbingan Menurut Masalah


Dilihat dari masalah seseorang atau individu, ada empat jenis bimbingan menurut
masalahnya, yaitu Bimbingan Akademik, Bimbingan Sosial Pribadi, Bimbingan Karir, dan
Bimbingan Keluarga. Untuk lebih jelasnya akan di jabarkan satu persatu mengenai keempat
bimbingan diatas.
a. Bimbingan Akademi
Bimbingan akademik, yaitu bimbingan yang diarah kan untuk membantu para individu
dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah akademik. Adapun yang
termasukmaslah-masalah akademik, yaitu pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan atau
konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas latihan, pencarian serta penggunaan
sumber belajar, perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain sebagainya.
Bimbingan akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajar mengajar
yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Para pembimbing membantu individu
mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu
individu agar sukses dalam belajar dan mampu menyesuaikan diri terhadap semua
tuntutan program atau pendidikan. Dalam bimbingan akademik, para pembimbing
berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan.
b. Bimbingan Sosial Pribadi
Bimbingan social pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam
menyelesaikan masalah-masalah social pribadi. Yang tergolong dalam masalah-masalah
social pribadi adalah masalah hubungan dengan sesame teman, dosen, serta staf.
Pemahaman sifat dan kemampuandiri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan
dan masyarakat tempat mereka tinggal, serta penyelesaian konflik.
Bimbingan social pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan
mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya.
Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang
seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam
permasalahan yang dialami oleh individu.
Bimbingan social pribadi diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif,
interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan system pemahaman diri, dan sikap-
sikap yang positif, serta keterampilan-keterampilan social pribadi yang tetap.
c. Bimbingan Karier
Bimbingan karier, yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan,
pengembangan, dan penyelesaian maslah-masalah karier, seperti pemahaman terhadap
jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman
kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan
penyelesaian masalah-masalah karier yang dihadapi.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa bimbingan karier merupakan
upaya bantuan terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya,
mengenal dunia kerjanya, dan mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan
bentuk kehidupannya yang diharapkan. Lebih lanjut dengan layanan bimbingan karier,
individu dapat mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas
keputusan yang diambilnya sehingga mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.
d. Bimbingan Keluarga
Bimbingan keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu sebagai
pemimpin atau anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan kelurga yang utuh
dan harmonis, memberdayakan diri dengan norma keluarga, serta berperan atau
berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.
Bimbingan kelurga juga membantu individu yang akan berkeluarga memahami tugas
dan tanggungjawabnya sebagai anggota keluarga sehingga individusiap menghadapi
kehidupan berkeluarga. Bimbingan keluarga juga membantu anggota keluarga dengan
berbagai strategi dan teknik berkeluarga yang sukses, harmonis,  dan bahagia.  Agar
kebutuhan-kebutuhan keluarga seperti keamanan dan keselamatan, kesejahteraan
ekonomi dan materi, kesejahteraan psikologi,fisik, dan emosional, serta kebutuhan-
kebutuhan spiritual dapat terpenuhi dalam suatu keluarga.
C. Tujuan
1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli adalah:
a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga,
pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun
masyarakat pada umumnya.
b. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati
dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang
menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta dan mampu
meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang
terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
e. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
f. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
g. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak
melecehkan martabat atau harga dirinya. Memiliki rasa tanggung jawab, yang
diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
h. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan
dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesame
manusia.
i. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal
(dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
j. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah :
a. Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalama spek belajar, dan memahami berbagai
hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya
b. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku,
disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif
mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
c. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
d. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri
menghadapi ujian.
e. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti
membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam
memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang
berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
f. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah :
a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan
pekerjaan.
b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang
kematangan kompetensi karir.
c. Memiliki sikap positif terhadap duniakerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang
pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai
dengan norma agama.
d. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan
persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita
karirnya masa depan.
e. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-
ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis
pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
f. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara
rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan
kondisi kehidupan social ekonomi.
g. Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang
konseli bercita-cita menjadis eorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan
dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruantersebut.
h. Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan
dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki.

D. Prinsip
1. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli. Prinsip ini berarti bahwa
bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konseli, baik yang tidak bermasalah
maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun
dewasa. Dalam halini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat
preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan
teknik kelompok dari pada perseorangan (individual).
2. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap konseli bersifat unik
(berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan konseli dibantuu ntuk memaksimal
kan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi
focus sasaran bantuan adalah konseli, meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan
teknik kelompok.
3. Bimbingan menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada konseli yang
memiliki persepsi yang negative terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang
sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut,
bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan
kesuksesan, karena bimbingan merupakan carau ntuk membangun pandangan yang
positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.
4. Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama. Bimbingan bukan hanya tugas
atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala Sekolah/Madrasah
sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Mereka bekerja sebagai team work.
5. Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan
konseling. Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan
dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi
dan nasihat kepada konseli, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil
keputusan. Kehidupan konseli diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi
konseli untuk memper-timbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan
melalui pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan secara
tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan
utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan konseli untuk memecahkan
masalahnya dan mengambil keputusan.
6. Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan)
Kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di
Sekolah/Madrasah, tetapijuga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-
lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan
bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan
pekerjaan.
E. Jenis Layanan Bimbingan
Untuk memenuhi fungsi dan tujuan bimbingan perlu dilaksanakan berbagai kegiatan
layanan bimbingan, di antaranya adalah sebagai berikut,
1. Pelayanan Pengumpulan Data tentang Siswa dan Lingkungan
Pelayanan ini merupakan usaha untuk mengetahui diri individu atau siswa seluas-luasnya,
beserta latar belakang lingkungannya. Hal ini meliputi aspek- aspek fisik, akademis
,kecerdasan, minat, cita-cita, social, ekonomi, kepribadian, latar belakang keluarga, dan
lainnya. Untuk mengumpulkan data sisiwa dapat menggunakan teknik tes dan non tes.
Teknis tes meliputi: psikotes dan tes prestasi belajar, sedangkan yang non tes meliputi:
observasi, angket, wawancara.
2. Konseling. Konseling merupakan pelayanan terpenting dalam program bimbingan.
Layanan ini menfasilitasi siswa untuk memperoleh bantuan pribadi secara langsung, baik
secara face to face maupun melalui media (telepon atau internet).
3. Penyajian Informasi dan Penempatan. Penyajian informasi dalam arti menyajikan
keterangan (informasi) tentang berbagai aspek kehidupan yang di perlukan individu,
seperti menyangkut aspek (a) karakteristik dan tugas-tugas perkembangan pribadinya, (b)
sekolah-sekolah lanjutan, (c) bahaya minuman keras, obat-obatan terlarang, (d)
pentingnya menyesuaikan diri dengan norma agama atau nilai-nilai moral yang di junjung
tinggi masyarakat.
4. Penilaian dan Penelitian. Layanan penilaian di laksanakan untuk mengetahui tujuan
program bimbingan apa saja yang dilaksanakan dapat di capai. Selain itu hasil penilaian,
baik terhadap program bimbingan maupun terhadap individu, dapat dipergunakan untuk
bahan penilitian. Penilitian ini di maksud kan untuk mengembangkan program bimbingan
dalam arti menelaah lebih jauh tentang pelaksanaannya, menelaah tentang kebutuhan
bimbingan yang belum terpenuhi serta menelaah hakikat individu dan perkembangannya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Bimbingan merupakan terjemahan dan “Guidance” yang berasal dan bahasa Inggris.
Secara harfiah, istilah "Guidance" dan akar kata "Guide" berarti (1) mengarahkan (to
direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola  (to manage) dan (4) menyetir (to steer)
Menurut Crov and Crow, bimbingan adalah "bantuan yang diberikan oleh
seoranglaki-laki atau perempuan yang memiliki kepribadian yang baik dan
pendidikan yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap
usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, membuat keputusan
sendiri, dan menanggung bebannya sendiri."
2. Dilihat dari masalah seseorang atau individu, ada empat jenis bimbingan menurut
masalahnya, yaitu Bimbingan Akademik, Bimbingan Sosial Pribadi, Bimbingan
Karir, dan Bimbingan Keluarga.
3. Tujuan  pemberian pelayanan bimbingan ialah agar individu dapat: merencanakan
kegiatan penyelesaian studi, mengembangkan seluruh potensi yang di milikinya
seoptimal mungkin, menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan,  menghadapi
hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi.
4. Fungsi bimbingan antaraa lain ialah: pemahaman, preventif, pengembangan,
perbaikan, penyaluran, adaptasi, serta penyesuaian.
5. Terdapat beberapa prinsip dasar yang di pandang sebagai pondasi bagi layanan
bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang
kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan,
baik di sekolah maupun di luar sekolah.
6. Untuk memenuhi fungsi dan tujuan bimbingan perlu dilaksanakan berbagai kegiatan
layanan bantuan. Beberapa jenis layanan bimbingan, antara lain, (1) pelayanan
pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya, (2) konseling, (3) penyajian
informasi dan pelayanan, (4) penilaian dan penilitian.
DAFTAR PUSTAKA

Prayitno&AmtiErman. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.PT. RinekaCipta Jakarta

Nurihsan, A. Juntika. 2007. Bimbingan&KonselingdalamBerbagaiLatarKehidupan. Bandung:


RefikaAditama.

Yusuf, Syamsudan A. JuntikaNurihsan. 2008. LandasanBimbingandanKonseling. Bandung:


RemajaRosdakarya.

http://huseinmuhibbi.blogspot.com/2016/06/konsep-bimbingan-konseling-pengertian.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai