Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMAHAMAN KONSEP DASAR


BIMBINGAN DAN KONSELING
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Dan Konseling Dengan Dosen Pengampu:

Bpk Setiana S.Pt. M.Pd

Disusun Oleh:

Atika 21222061085
Pipin Sri Handayani 21222061086

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS ISLAM AL IHYA KUNINGAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT dengan karunia dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dan dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga
senantiasa terlimpah-curahkan kepada seorang reformis sejati, pembawa risalah suci yakni Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia keluar dari kubangan lumpur jahiliyah menuju jalan
yang diridhai oleh Allah SWT.

Terwujudnya makalah ini tidak terlepas dari bimbingan yang telah di berikan oleh berbagai pihak.
Terima kasih kepada rekan sekalian atas kerja keras dan dukungannya. Tentunya makalah ini belum
sepenuhnya sempurna, masih banyak kekurangan yang mungkin perlu kritikan dan saran dari pembaca.

Kuningan, Februari 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang masalah ..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................2

2.1 Pengertian Bimbingan Dan Konseling ...................................................................2

2.2 Tujuan Bimbingan Dan Konseling .........................................................................4

2.3 Prinsip Bimbingan Dan Konseling .........................................................................5

2.4 Fungsi Bimbingan Dan Konseling ..........................................................................7

2.5 Landasan Bimbingan Dan Konseling .....................................................................8

2.6 Asas Bimbingan Dan Konseling .............................................................................10

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................13

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................13

3.2 Saran ..............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................14

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bimbingan dan konseling merupakan sebuah proses tolong menolong antara individu
satu dengan individu yang lain untuk memahami diri mereka sendiri. Di dalam pendidikan
bimbingan dan konseling mewakili hasrat masyarakat untuk membantu individu, sumbangan
bimbingan dan konseling menambah kepahaman tentang informasi pendidikan, vokasional
dan social yang diperlukan untuk membuat pilihan secara berpengetahuan bagi pelajar.

Dalam pendidikan, konselor sekolah sebagai individu yang tidak diharapkan bertindak
sebagai hakim atau penilai. Konselor berbeda dengan guru, pengurus sekolah dan orang tua
dalam tugasnya di sekolah. Konselor tidak bertanggung jawab seperti guru untuk
memastikan bahwa pelajar mencapai dalam bidang akademik. Oleh karena itu konselor
mampu untuk mengadakan hubungan yang harmonis sehingga tercapai pertumbuhan dan
perkembangan pelajar.

Bimbingan dan konseling ada untuk menolong pelajar memahami berbagai pengalaman
diri, peluang yang ada serta pilihan yang terbuka untuk mereka dengan menolong mereka
mengenal, membuat interpretasi dan bertindak terhadap kekuatan sendiri, dan bersumber dari
diri mereka dan bertujuan untuk mempercepat perkembangan diri pelajar. Seorang konselor
dalam pelayanan bimbingan dan konseling merupakan pekerjaan profesional, oleh sebab itu
praktiknya harus mengikuti asas-asas, dan landasan-landasan tertentu.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian Bimbingan Dan Konseling?


2. Tujuan Bimbingan Dan Konseling?
3. Prinsip Bimbingan Dan Konseling?
4. Fungsi Bimbungan Dan Konseling?
5. Landasan Bimbingan Dan Konseling?
6. Asas Bimbingan Dan Konseling?

1.3 TUJUAN MASALAH

1. Mengetahui Pengertian Bimbingan Dan Konseling


2. Mengetahui Tujuan Bimbingan Dan Konseling
3. Mengetahui Prinsip Bimbingan Dan Konseling
4. Mengetahui Fungsi Bimbingan Dan Konseling
5. Mengetahui Landasan Bimbingan Dan Konseling
6. Mengetahui Asas Bimbingan Dan Konseling

1
BAB II PEMBAHASAN
PEMAHAMAN KONSEP DASAR
BIMBINGAN DAN KONSELING

2.1 Pengertian Bimbingan Dan Konseling

Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata, yaitu “bimbingan” (terjemahan
dari kata “guidance”) dan “konseling” (diadopsi dari kata “conseling”). Dalam praktik, bimbingan
dan konseling merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan. Keduanya merupakan
bagian yang integral. Untuk pemahaman yang yang lebih jelas, dalam uraian berikut pengertian
bimbingan dan konseling diuraikan secara terpisah.

• Makna Bimbingan

Seperti disebut diatas bahwa, “bimbingan” merupakan terjemahan dari kata “guidance” dari kata
dasar “guide” yang berarti menunjukkan jalan (showing the way), memimpin (leading),
memberikan petunjuk (giving instruction), mengatur (regulating), mrngarahkan (governing), dan
memberi nasihat (giving advice) (Winkel, 1991).

Istilah “guidance”, juga diterjemahkan dengan arti bantuan dan tuntunan. Ada juga yang
menerjemahkan dengan arti pertolongan. Jadi secara etimologis, bimbingan dan konseling berarti
bantuan dan tuntunan atau pertolongan, tetapi tidak semua bantuan, tuntunan atau pertolongan
berarti konteksnya bimbingan.

Makna bimbingan bisa diketahui melalui akronim kata bimbingan sebagai berikut:

B (bantuan)

I (individu)

M (mandiri) atau kemandirian

B (bahan)

I (interaksi)

N (nasihat)

G (gagasan)

A (asuhan)

N (norma)

2
Jadi bimbingan bisa berarti bantuan yang diberikan pembimbing kepada individu agar individu
yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi
dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang
berlaku. 1

• Makna Konseling

Istilah konseling diadopsi dari bahasa Inggris “conseling” didalam kamus artinya dikaitkan dengan
“counsel” memiliki beberapa arti, yaitu nashiat (to obtain consel), anjuran (to give counsel) dan
pembicaraan (to take counsel). Berdasarkan arti diatas, konseling secara etimologis berarti
pemberian nasihat, anjuran dan pembicaraan dengan bertukar pikiran.

(Mortensen, 1994) menyatakan bahwa konseling merupakan proses hubungan antar pribadi
dimnana orang yang satu yang membantu yang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan
kecakapan menemukan masalahnya.

Makna konseling juga dapat dimaknai dari akronim kata konseling sebagai berikut;

K (kontak)

O (orang)

N (menangani)

S (masalah)

E (expert atau ahli)

L (laras)

I (integrasi)

N (norma)

G (guna)

Jadi konseling bisa berarti kontak hubungan umbal balik antara dua orang (konselor dan klien)
untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian dan dalam suasana yang laras dan
integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien.

Berdasarkan makna bimbingan dan koseling diatas, dapat dirumuskan makna bimbingn dan
konseling sebagai berikut:

1
heru Mugiarso, ‘Bimbingan Dan Konseling’, Bimbingan Dan Konseling, 2009, 10–15.

3
Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh
pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan
timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan
menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri. Atau proses pemberian
bantuan atau pertolongan yang sistematis dari pembimbing (konselor) kepada konseli (siswa)
melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya untuk mengungkap
masalah konseli sehingga konseli mampu melihat masalah sendiri, mampu menerima dirinya
sendiri sesuai dengan potensinya, dan mampu memecahkan sendiri masalan yang dihadapinya. 2

2.2 Tujuan Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling berkenaan dengan perilaku, oleh sebab itu tujuan bimbingan dan
konseling adalah dalam rangka: pertama. Membantu mengembangkan kualitas kepribadian
individu yang dibimbing atau dikonseling. Kedua, membantu mengembangkan kualitas kesehatan
mental klien. Ketiga, membantu mengembangkan perilaku yang lebih efektif pada diri individu
dan lingkungannya. Keempat, membantu klien menanggulangi problema hidup dan kehidupannya
secara mandiri.

Adapun tujuan lainnya adalah sebagai berikut:

1. Pengenalan terhadap diri sendiri dan penerimaan terhadap diri sendiri.


2. Penyesuaian diri terhadap lingkungan (sekolah, rumah, masyarakat).
3. Pengembangan potensi semaksimal mungkin.
4. Pemecahan masalah dengan baik dan realistis.
5. Hamdan Bakran Adz Dzaky, (2004), merinci tujuan bimbingan dan konseling dalam Islam
sebagai berikut: pertama, untuk mnghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dan
kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai (muthmainnah),
bersikap lapang (radhiyah) dan mendapatkan pencerahan taufiq dan hidayah-Nya
(mardhiyah).

Kedua, untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, dan kesopanan tingkah laku yang dapat
memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga, sekolah, lingkungan kerja
maupun lingkungan sosial dan sekitarnya.

Ketiga, untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan
berkembang rasa toleransi (tasammukh), kesetiakawanan, tolong menolong dan rasa kasih sayang.

Keempat, untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat taat kepada-Nya, ketulusan memenuhi segala perintah-Nya
serta ketabahan menerima ujian-Nya.

Kelima, untuk menghasilkan potensi ilahiyah, sehingga dengan potensi itu individu dapat
melakukan tugas-tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar, dapat dengan baik

2
Faridah, ‘Bimbingan Dan Konseling 1’, 8372121007, 1–6.

4
menaggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat membeikan kemanfaatan dan keselamatan bagi
lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan. 3

2.3 Prinsip Bimbingan dan Konseling

a) Prinsip berkaitan dengan Sasaran Layanan

Saran layanan yang dimaksud adalah individu dalam perkembangan dan kehidupannya

dipengaruhi oleh sikap dan tingkah laku dengan aspek-aspek lingkungan diri yang memicu
pedoman dalam melakukan program layanan BK.Prinsip-prinsip tersebut yaitu:

a. BK melayani semua individu,tanpa memandang umur,warna kulit,kenis


kelamin,agama,status dan sosial ekonomi
b. BK akan berurusan dengan tingkah laku yang unik dan dinamis
c. BK akan memperhatikan perkembangan individu
d. BK akan memperhatian perbedaan individual yang akan menjadi pedoman dalam
melakukan layananya.

b) Prinsip berkaitan dengan Masalah Individu

Permasalahan individu baik positif dan negative akan mempengaruhi perkembangan kemampuan
berfikir.Setiap permasalahan yang dihadapi akan membuat individu terbiasa dalam mengambil
sikap cepat dan tepat.Akan tetapi kemampuan setiap individu berbeda,jadi untuk itu diperlukan
prinsip yang sesuai agar layanan tepat sasaran.Prinsip tersebut yaitu:

a. BK akan berhubungan dengan pengaruh mental dan fisik individu dalam lingkungan rumah
dan lingkungan sekitar serta sosial ekonomi dan sebalinya pengaruh lingkungan terhadap
tingkah individu tersebut.
b. Perhatian utama BK mengarah pada kesenjangan sosial ekonomi sera kebudayaan dalam
pengaruh sikap dan tingkah laku individu.

c) Prinsip berkaitan dengan program Layanan Prinsip dalam layanan BK,yaitu:

a. BK adalah bagian dari proses pendidikan dan perkembangan,untuk itu BK akan dipadukan
dengan pendidikan dalam proses perkembangan
b. Program BK akn fleksibel sesuai kebutuhan individu
c. Program akan disusun sesuai jenjang pendidikan,mulai dari terendah sampai tertinggi

d) Prinsip berkaitan dengan Pelaksanaan Layanan

Pelaksanaan layanan yang baik adalah fleksibel,dimana akan sesuai dengan kebutuhan
individu.Pelayanan akan terprogram untuk mencapai keputusan dari individu.Pelayanan akan

3
Arjoso, ‘Prinsip Bimbingan Dan Konseling’, Occupational Medicine, 53.4 (2006), 130.

5
memenuhi tujuan layanan BK dalam menggali kemampuan berfikir serta psikilogis
individu.Prinsip tersebut yaitu:

a. BK akan mengarahkan untuk perkembangan individu sehingga bisa mengambil keputusan


dalam permasalahan.
b. Keputusan yang diambil harus dari diri sendiri bukan paksaan dari orang lain
c. Permasalahan yang dihadapi harus sesuai dengan bidang yang relevan
d. Kerja sama antar guru dan orangtua untuk mencapai keberhasilan layanan
e. Pemgembangan program BK melalui pemamfaatan dari pengukuran nilai terhadap
individu dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling (Hanen,2002).

Prinsip Bimbigan dan Konseling tercantum dalam lampiran Pemendibud no.111 Tahun 2014
Tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Pendidika Menengah.Terdapat 12
prinsip yang harus dipegang oleh guru bk atau konselor,yaitu:

1) Bimbingan dan Konseling untuk semua peserta didik dan konseli tidak
deskriminatif.Prinsip ini dimana setiap individu akan menerima bimbingan secara
menyeluruh oleh konseli dengan adil dan sesuai dengan programnya.
2) BK sebagai proses individuasi,maksudnya individu berbeda dan unik serta dinamis
sehingga dibutuhkan konseli dalam membantu pembentukan diri.
3) BK menekankan nilai positif,maksudnya konseli akan memberikan nilai positif terhadap
semua permasalahan yang akan dicari solusinya.
4) Bimbingan dan konseling adalah tanggung jawab bersama,maksudnya semua ikut berperan
dalam melaksanakan peran bk dilingkungan sekolah
5) Pengambilan keputusan adalah hal esensial dalam BK,maksudnya BK akan memberikan
arahan dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan persoalan individu.
6) BK berlangsung disemua situs kehidupan,bukan hanya lingkungan konseli tetapi
keluarga,masyarakat,lingkungan pendidikan dan bangsa negara
7) BK merupakan integral layanan pendidikan karena itu akan mencapai tujuan pendidikan
nasional
8) BK dilaksalanakan dalam lingkungan budaya Indonesia.Intergrasi guru dan siswa harus
selaras dengan budaya yang ada.
9) BK bersifat fleksibel dan adiftif serta berkelanjutan dengan memperthatikan sarana dan
prasanan mendukung
10) BK dilaksanakan oleh tangan yang kompeten seperti guru BK atau konselor yang akademik
sarjana pendidikan dalam Bimbingan dan Konseling serta telah lulus dalam Pendidikan
Profesi Konselor dari Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan
11) Program bimbingan harus sesuai dengan kebutuhan individu dalam aspek perkembangan
12) Program tersebut harus dievaluasi untuk melihat keberhasilan layanan dan pengembangan
program lebih lanjut.

Dari prinsip diatas sudah jelas bahwa dalam melakukan layanan,konseli tidakdeskriminatif dan
adil terhadap semua individu.Konseli juga akan membantu dalam menemukan solusi yang
tepat,tetapi bukan berarti konseli yang mengambil keputusan melainkan individu itu
sendiri.Konseli hanya akan menuntun untuk mencapai pemikiran dalam mencapai solusi
permasalahan.

6
Dalam pelayanan BK juga dibutuhkan peran dari semua kalangan,agar proses program yang
diberikan dapat terjamin dengan baik dan berkelanjutan.Program yang diberikan juga sesuai
dengan permasalahan individu.Individu sendiri sangat unik dan dinamis,mereka harus dibimbing
untuk memahami diri sendiri agar mengetahui keingian diri untuk masa depan. Prinsip Bimbingan
dan Konseling akan dijadikan pedoman dalam melakukan layanan program kepada individu
sebagai sumber dari terjalinnya proses layanan.Layanan diberikan oleh orang yang sudah
kompeten dan terjamin pendidikannya.BK juga akan memberikan dampak positif dalam pemikiran
yang matang,dimana BK akan mengajak berfikir secara luas dan menggunakan perasaan sebab
akibat dalam mengambil keputusan.BK akan mengajak untuk rileks dan fleksibel dalam proses
layanan.4

2.4 Fungsi Bimbingan Dan Konseling

1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar
memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan,
pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu
mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
2. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor
memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan
atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
3. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif
dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel
Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamworkberkolaborasi atau
bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan
berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan
informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming),home room,
dan karyawisata.
4. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi
ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami
masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang
dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
5. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli
memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan
penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri
kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan
pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
6. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan
terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan
menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat
4
Mugiarso.

7
membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan
menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun
menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
7. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar
dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
8. Fungsi Perbaikan,yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli
sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak
(berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli
supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat
sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan
normatif.
9. Fungsi Fasilitasi,memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan
dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri
konseli.
10. Fungsi Pemeliharaan,yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli
supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta
dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang
akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan
melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan
minat konseli.5

2.5 Landasan Bimbingan dan Konseling

Menurut Prayitno dan Erman Amti (1999): Landasan Bimbingan dan konseling ada 6, yaitu:

a. Landasan Filosofis

Filosofis bisa bermakna cinta kebijaksanaan. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan
serangkaian kegiatan atau tindakan yang semuanya diharapkan merupakan tindakan yang
bijaksana. Untuk itu diperlukan pemikiran filosofis tentang berbagai hal yang menyangkut
pelayanan bimbingan dan konseling. Pemikiran filosofis menjadi alat bermanfaat bagi pelayanan
bimbingan dan konseling secara umum dan bagi konselor secara khusus, yaitu membantu konselor
dalam memahami situasi konseling dan dapat membuat keputusan yang tepat.

b. Landasan Religius

Landasan religius bagi layanan bimbingan dan konseling setidaknya ditekankan pada tiga hal
pokok, yaitu:

1. Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk Allh SWT.
2. Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan ke arah dan
sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
3. Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan
perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang
5
Abdul Rahman, ‘Peranan Guru Bimbingan Dan Konseling Terhadap Pelaksanaan Bimbingan Belajar Di SMK Negeri
1 Loksado’, Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling, 2.1 (2018), 1–14.

8
sesuai dan mneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan
pemecahan masalah individu.

c. Landasan Psikologis

Psikologi merupakan tingkah laku individu. Landasan psikologis dalam bimbingan dan konseling
adalah memberikan kepahaman tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan. Hal ini
sangat penting karena bidang garapan bimbingan dan konseling adalah perilaku klien, yaitu
perilaku klien yang perlu di ubah atau dikembangkan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.

d. Landasan sosial-budaya

Merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor tentang dimensi
kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku
individu. Seorang individu pada dasarnya merupakan produk lingkungan sosial-budaya dimana ia
hidup. Sejak lahirnya, ia sudah dididik dan dibelajarkan untuk mengembangkan pola-pola perilaku
sejalan dengan tuntutan sosial-budaya yang ada di sekitarnya. Masing-masing suku dan
berbangsa memiliki sosial budaya yang berbeda. Perbedaan itu bisa subyektivitas budaya sehingga
akan berpengaruh pula pada upaya pemberian bantuan (bimbingan konseling).

e. Landasan Ilmiah dan Teknologi

Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang memiliki dasar-dasar
keilmuan, baik yang menyangkut teori maupun prakteknya. Pengetahuan tentang bimbingan dan
konseling disusun secara logis dan sistematis dengan menggunakan berbagai metode, seperti:
pengamatan, wawancara, analisis dokumen, prosedur tes, inventory atau analisis laboratoris yang
dituangkan dalam bentuk laporan penelitian, buku teks dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya.

f. Landasan Pedagogis

Bimbingan dan konseling identik dengan pendidikan. Artinya ketika seseorang sedang melakukan
praktek bimbingan dan konseling berarti ia sedang mendidik; Landasan pedagogis dalam layanan
bimbingan dan konseling ditinjau dari tiga segi, yaitu: (a) pendidikan sebagai upaya
pengembangan individu dan bimbingan merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan; (b)
pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling; dan (c) pendidikan lebih lanjut sebagai
inti tujuan layanan bimbingan dan konseling.6

6
Sunaryo Kartadinata, ‘Teori Bimbingan Dan Konseling’, Psychotherapy Research, 10.1 (2017), 1–16.

9
2.6 Asas Bimbingan dan Konseling

Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling, ada asas-asas yang dalam
melakukannya, yaitu ketentuan yang harus diterapkan dalam pelaksanaan pelayanan itu. Asas-asas
yang di maksudkan adalah asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian,
kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian,alih tangan kasus dan tut wuri
handayani. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan secara terperinci masing-masing asas
tersebut sebagai berikut:

1) Asas Kerahasiaan
Asas ini berhubungan dengan rahasia klien atau individu bersifat data atau persoalan
yang dihadapi.Dalam hal ini pembimbing akan menjaga rahasia dari data individu terhadap orang
lain dan menjamin rasa aman terhadap pandangan buruk dari orang lain.Biasanya semua data
disimpan ditempat khusus dan hanya dapat diakses oleh pembimbing tersebut.

2) Asas Kesukarelaan
Asas yang menghendaki individu dalam melakukan layanan Bimbingan dan Konseling
dengan kesukarelaan dalam menjalankan program yang diberikan.Dalam hal ini konselor akan
mengembangkan kesukarelaan tersebut sehingga individu dapat mengeluarkan pemikirannya
dalam persoalan yang sedang dihadapi.

3) Asas Keterbukaan
Asas ini diharapkan kepada individu untuk bersikap terbuka dan tidak berpura-pura
baik dalam data diri maupun persoalan yang akan diberikan layanan,agar program yang diberikan
oleh konselor tepat sasaran.Dalam hal ini konselor akan mengembangkan sikap terbuka dan
menerima lapang dada hal yang akan dikeluarkan.Hal tersebut juga akan membantu asas
kerahasian untuk kelancaran dalam penyelenggaraan program layanan Bimbingan dan Konseling

4) Asas Kegiatan
Asas ini menghendaki individu ikut aktif dan berpartisipasi dalam program layanan
yang diberikan bimbingan.Dalam hal ini konselor akan mengikutsertakan individu dalam program
tersebut,jika tidak ikut serta maka program yang dijalankan tidak akan berhasil.Sebab program
tersebut berguna untuk menyelesaikan persoalan individu bukan konselor.

5) Asas Kemandirian
Sesuai dengan tujuan umum dari Layanan Bimbingan dan Konseling dimana individu
akan bersikap mandiri dalam menghadapi persoalan baik dalam diri sendiri maupun lingkungan
sekitar.Untuk itu diharapkan dalam layanan ini tercipta individu yang bersikap mandiri tinggi agar
tidak bergantung kepada orang lain yang membuat individu seperti pengecut dan manja.

6) Asas Kekinian
Dimana asas ini diharapkan layanan yang diberikan konselor terkait dengan persoalan

10
sekarang atau masa kini untuk bisa diberikan gambaran masa lalu dan masa datang sesuai situasi
dan kondisinya.Gambaran masa depan itu akan berpengaruh terhadap keputusan yang diambil
masa kini,untuk itu layanan yang diberikan bisa membantu individu menyelesaikan persoalan
sekarang secara matang agar tidak berpengaruh terhadap masa depan.

7) Asas Kedinamisan
Asas ini diharapkan indvidu dalam menerima layanan Bimbingan dan Konseling
bergerak maju dan tidak monoton.Isi yang diharapkan tetap berkembang selama proses layanan
berlangsung agar mencapai sifat mandiri dan matang dalam mengambil keputusan dengan
tanggung jawab yang tepat.Dalam hal ini konseli akan memantau perkembangan individu dalam
mengatasi persoalan yang dihadapi.

8) Asas Keterpaduan
Asas ini diharapkan individu dalam menerima layanan Bimbingan dan Konseling baik dari guru
atau orang lain bisa diterima secara terpadu.Dalam hal ini keterkaitan atau keikutsertaan dari pihak
lain dalam proses layanan akan membantu individu lebih bisa mengontrol diri dan siap
menghadapi persoalan lain dengan pemikiran yang logis dan efisien.

9) Asas Kenormatifan
Asas Bimbingan dan Konseling dalam memberikan layanan diharapkan tidak
bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku,yaitu norma hukum,agama,adat istiadat,ilmu
pengetahuan,dan kebiasaan yang berlaku.Bimbingan dan Konseling terjadi bukan hanya hasil
tetapi proses dalam mendapati hasil tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku.Layanan yang
diberikan seharusnya akan membantu individu untuk meningkatkan nilai dan norma agar tidak
hilang dan dibantah oleh kalangan.

10) Asas Keahlian


Asas Bimbingan dan Konseling diharapkan dalam memberikan layanan harus ditangani
oleh orang yang professional.Dalam hal ini layanan yang diberikan oleh tenaga yang benar ahli
dalam bidangnya,bukan sembarang orang.Keahlian guru harus bisa dibenarkan dalam memberikan
layanan sesuai dengan kaidah dan prinsip agar tidak terjadi hal yang melenceng.Ahli akan
memberikan layanan sesuai dengan kode etik dan peraturan yang berlaku serta dengan pengalaman
dalam melakukan bimbingan.

11) Asas Alih Tangan


Asas ini berhubungan jika konselor dalam menyelesaikan layanan Bimbingan dan Konselig
terhadap individu tidak menemukan titik temu maka konselor harus mengalihkan ke tangan yang
lebih ahli dan berpengalaman.Guru bisa mengalih tangan kepada keluarga atau konselor lain
dengan memberikan gambaran persoalan individu supaya konselor baru bisa memahami dan

11
mempersiapkan program layanan yang diharapkan mampu menemukan titik temu persoalan
individu.

12) Asas Tut Wuri Handayani


Asas Bimbingan dan Konseling dalam memberikan layanan diharapkan dapat
mengayomi,memberikan rasa aman dan nyaman,megembangkan keteladanan,memberikan
rangsangan dan kesempatan yang luas kepada individu untuk bergerak maju.Dalam hal ini
konselor akan memberikan kesempatan terhadap gambaran pemikiran individu untuk melakukan
sesuatu sesuai dengan kehendak tetapi masih dalam batas wajar.
Bimbingan dan Konseling akan memberikan layanan tepat guna dan bermanfaat kepada individu
dalam memecahkan persoalan.Layanan tersebut akan menuntun dalam kemandirian untuk
bersikap dan dewasa dalam mengambil keputusan.Layanan itu diharapkan agar individu dapat
berkembang dan terus maju untuk melukis masa depan.7

7
Siti Raminah, ‘Prinsip Dan Asas Bimbingan Konseling’, Universitas Negri Padang, 2018, 1–8.

12
BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Bimbingan dan konseling adalah suatu proses tolong menolong untuk mencapai tujuan yang
dimaksud, dapat juga diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua orang untuk menangani masalah
klien, yang di dukung dengan keahlian dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma
yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien. Bimbingan dan konseling adalah dua komponen yang
tak terpisahkan dan saling membutuhkan dan saling berperan didalam proses bimbingan dan konseling.

Bimbingan dan Konseling membantu individu dalam mencari jati diri.Layanan yang
diberikan akan membantu dalam proses perkembangan pemikiran menuju kematangan dan
mandiri dalam bertingkah laku dalam mengambil keputusan.Program layanan itu sesuai dengan
persoalan untuk membantu mendapatkan hasil sesuai pemikiran individu terhadap langkah
selanjutnya.Dalam layanan aka nada asas yang menjadi pedoman individu dan konselor untuk
mencapai hasil yang diharapkan.Asas-asas tersebut akan memicu perkembangan dalam diri
individu.Layanan yang diberikan diharapkan membuat individu aman dan nyaman untuk bergerak
maju mengejar impian.Asas itu juga bersifat mandiri dan terbuka,dimana individu diharapkan
dapat menjelaskan dengan rinci tanpa ditutupi persoalan sehingga dapat memicu kemandirian
dalam bertindak sesuai pemikiran yang logis da efisien.

3.2 SARAN

Bimbingan dan Konseling dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta didik
mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri. Dalam hubungan ini pelayanan bimbingan dan
konseling diberikan kepada siswa dalam rangka upaya agar siswa dapat menemukan pribadi,
mengenali lingkungan dan merencanakan masa depan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arjoso, ‘Prinsip Bimbingan Dan Konseling’, Occupational Medicine, 53.4 (2006), 130
Faridah, ‘Bimbingan Dan Konseling 1’, 8372121007, 1–6
Kartadinata, Sunaryo, ‘Teori Bimbingan Dan Konseling’, Psychotherapy Research, 10.1 (2017),
1–16
Mugiarso, heru, ‘Bimbingan Dan Konseling’, Bimbingan Dan Konseling, 2009, 10–15
Rahman, Abdul, ‘Peranan Guru Bimbingan Dan Konseling Terhadap Pelaksanaan Bimbingan
Belajar Di SMK Negeri 1 Loksado’, Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling, 2.1 (2018),
1–14
Raminah, Siti, ‘Prinsip Dan Asas Bimbingan Konseling’, Universitas Negri Padang, 2018, 1–8

14

Anda mungkin juga menyukai