Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HUBUNGAN ANTARA KONSELOR DAN KLIEN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Bimbingan Konseling

Dosen pembimbing :

Hardiyanti Rahmah, M.Psi

Disusun oleh kelompok

Abdus Syukur

Humaidi

Makdi

Muhammad Sarmuji

Rahim Firdaus

Ridha Munawwir

Taufiq Rahman

SEKOLAH TINGGI ILMU QUR’AN

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah Subhanahu Wata’ala, berkat rahmat serta karunia Nya
sehingga makalah yang berjudul Hubungan antara konselor dan klien dapat diselesaikan
dengan baik, In Syaa Allaah. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen ibu Hardiyanti
Rahmah, M.Psi selaku dosen mata kuliah Bimbingan Konseling. Berkat tugas yang diberikan
ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini mungkin masih
banyak melakukan kesalahan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. penulis juga berharap adanya
kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Amuntaui, September 2023

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

A. Definisi bimbingan dan konseling ................................................................................. 3


B. Peran konselor dan Klien ............................................................................................... 4
C. Tujuan hubungan konselor dan klien ............................................................................. 5

BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 7

KESIMPULAN ....................................................................................................................... 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konseling merupakan suatu bentuk percakapan dua arah yang dilakukan dengan
sengaja untuk memecahkan masalah klien. Melalui konseling, klien diharapkan dapat
memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk membuat perubahan yang merupakan
penyelesaian masalahnya.1 Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah/madrasah
merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi,
kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karier.
Pelayanan Bimbingan dan Konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik,
secara individual, kelompok dan/atau klasikal sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
minat, perkembangan, kondisi, serta peluangpeluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga
membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta
didik.
Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan,
bakat, dan minat serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan
dirinya secara realistik. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan
kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota
keluarga dan warga lingkungan sosial yang lebih luas. Pengembangan kemampuan
belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan
kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar
secara mandiri.2
Menjadi konselor yang baik, yaitu konselor yang efektif, perlu mengenal diri
sendiri, mengenal konseli, memahami maksud dan tujuan konseling, serta menguasai
proses konseling. Membangun hubungan konseling (counseling relationship) sangat
penting dan menentukan dalam melakukan konseling. Seorang konselor tidak dapat
membangun hubungan konseling jika tidak mengenal diri maupun konseli, tidak

1
Ruth Grace Aurora dkk., “Peran konseling berkelanjutan pada penanganan pasien
hiperkolesterolemia,” J Indon Med Assoc 62, no. 5 (2012): hal. 199.
2
Fenti Hikmawati, Bimbingan dan konseling (Rajawali Press, 2016), hal. 21.

1
memahami maksud dan tujuan konseling serta tidak menguasai menguasai proses
konseling.
Kualitas pribadi terkait erat dengan perilaku professional, Perilaku profesional
paling tidak merefleksikan tiga hal, yaitu; Pertama, perilaku tidak hanya dibatasi pada
setting konseling, tetapi situasi apa saja ketika konselor menampilkan perilakunya.
Kedua, yang dibicarakan adalah konteks yang seharusnya bukan sesuatu yang secara
nyata ditampilkan oleh konselor, Ketiga, siapapun yang mengklain sebagai konselor
harus tunduk pada kode etik konselor. Konselor professional senantiasa terbentuk
secara ekologis dengan berpegang teguh pada norma-norma dan nilai-nilai (spiritual,
sosial). Perilaku profesional dilandasai oleh keyakinan dan values yang berpengaruh
pada integritas kepribadian konselor.3

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu definisi bimbingan dan konseling?
2. Apa peran konselor dan klien?
3. Apa tujuan hubungan konselor dan klien?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan definisi bimbingan dan konseling
2. Mendeskripsikan peran konselor dan klien
3. Mendeskripsikan tujuan hubungan konselor dan klien

3
Evi Aeni Rufaedah dan Muhammad Ikhwanarrafiq, “Kualitas Pribadi Konselor Dalam Membangun
Hubungan Antar Konselor Dan Konseli: Volume 3 No 2 Juli 2022,” Counselia; Jurnal Bimbingan Konseling
Pendidikan Islam 3, no. 2 (2022): hal. 4.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari guidance dan counseling
dalam bahasa inggris. Arti dari kedua istilah itu baru dapat ditangkap dengan tepat, bila
ditinjau apa yang dimaksudkan dengan kedua kata asli dalam bahasa inggris. Dalam
kamus bahasa inggris Guidance dikaitkan dengan kata asal guide, yang diartikan
sebagai berikut: menunjukan jalan (showing the way), memimpin (leading), menuntun
(conducting), memberikan petunjuk (giving instruction), mengatur (regulating),
mengarahkan (governing), memberikan nasihat (giving advice). Kalau istilah
bimbingan dalam bahasa Indonesia diberi arti yang selaras dengan arti-arti yang
disebutkan di atas, akan muncul dua pengertian yang agak mendasar yaitu:
1. Memberikan informasi, yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat digunakan
untuk mengambil suatu keputusan atau memberitahukan sesuatu sambal
memberikan nasehat
2. Mengarahkan, menuntun ke suatu tujuan. Tujuan itu mungkin perlu diketahui
oleh kedua belah pihak.4
Konseling merupakan suatu hubungan yang bersifat membantu, yaitu adanya
interaksi antara konselor dan konseli dalam suatu kondisi yang membuat konseli
terbantu dalam mencapai perubahan dan belajar membuat keputusan sendiri serta
bertanggung jawab atas keputusan yang ia ambil. Konseling sebagai cabang ilmu dan
praktik pemberian bantuan kepada individu pada dasarnya memiliki pengertian spesifik
sejalan dengan konsep yang dikembangkan dalam lingkup ilmu dan profesinya. Di
antara berbagai ilmu yang memiliki kedekatan hubungan dengan konseling adalah
psikologi, bahkan secara khusus dapat dikatakan konseling merupakan aplikasi dari
psikologi. Hal ini dapat dilihat terutama pada tujuan, teori yang digunakan dan proses
penyelenggaraannya.5
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu
layanan bantuan yang dilakukan seorang konselor kepada klien atau peserta didik, agar

4
Abu Bakar M. Luddin, Dasar dasar konseling (Perdana Publishing, 2010), hal. 11.
5
Edwindha Prafitra Nugraheni, Amallia Putri, dan Thrisia Febrianti, Psikologi Konseling: Sebuah
Pengantar Bagi Konselor Pendidikan (Prenada Media, 2020), hal. 1.

3
klien dapat memahami dirinya sendiri, mengambil keputusan, memahami potensi yang
dimilikinya, mengetahui cara mengembangkan potensi yang dimilikinya itu serta selalu
bertanggung jawab atas setiap keputusan yang diambilnya.6

B. Peran konselor dan klien


Konselor merupakan pengampu pelayanan ahli bimbingan dan konseling.
Bimbingan dan Konseling sebagai sebuah profesi digambarkan dengan tampilnya
konselor yang dapat memberikan ketenteraman, kenyaman dan harapan baru bagi klien.
Untuk menjadi seorang konselor professional haruslah menampilkan sikap hangat,
empati, jujur, menghargai, dan yang paling penting dapat dipercaya (terjaga kerahsiaan
konseli).7
Dalam pandangan Rogers, konselor lebih banyak berperan sebagai patner klien
dalam memecahkan masalahnya. Dalam hubungan konseling, konsselor ini lebih
banyak memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan segala
permasalahan, perasaan, dan prinsipnya, dan konselor merefleksikan segala yang
diungkapkan oleh klien.8
Konseling realitas menekankan suatu pengertian dan hubungan yang sifatnya
mendukung. Satu faktor yang penting adalah kesediaan konselor untuk
mengembangkan gaya terapeutik pribadi mereka, dalam situasi yang sungguh-sungguh
dan tidak tegang. Konselor harus memiliki kualitas pribadi tertentu, yaitu: kehangatan,
pengertian, tangan terbuka, kepedulian, respek terhadap klien, keterbukaan, kesediaan
untuk ditantang orang lain. Disamping itu konselor harus mampu mendengarkan klien
dan berkonfrontasi dengan klien atas konsekuensi dari perilaku klien sekarang.9
Berkenaan dengan peran seorang konselor, Wrenn mengemukakan beberapa
prinsip kerja yang paling penting bagi konselor dalam memberikan bantuan kepada
konseli adalah:
1. totalitas pelayanan, artinya bantuan kepada konseli dilakukan secara total yaitu
tidak setengah-setengah

6
Tika Evi, “Manfaat bimbingan dan konseling bagi siswa SD,” Jurnal Pendidikan Dan Konseling
(JPDK) 2, no. 1 (2020): hal. 2.
7
Amallia Putri, “Pentingnya kualitas pribadi konselor dalam konseling untuk membangun hubungan
antar konselor dan konseli,” Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia 1, no. 1 (2016): hal. 10.
8
Tika Evi, “Jurnal Pendidikan dan Konseling,” t.t., hal. 3.
9
Anak Agung Rai Tirtawati, “Pentingnya Kualitas Hubungan antar Pribadi Konselor dalam Konseling
Realitas,” Widya Accarya 7, no. 1 (2017): hal. 8.

4
2. menghargai dan mengormati konseli dengan kemuliaan, iklas dan berbuat yang
terbaik
3. orientasi kerja hendaknya mengenai perencanaan peserta didik yang akan
datang sebagai sumber kehidupan yang optimal;
4. keberadaan konselor adalah menjunjung dan menegakkan perbedaan individu
di sekolah secara unik
5. wawasan teoretis dan pengalaman kerja profesional akan memberikan variasi
dan ketepatan dalam menghadapi suatu tuntutan layanan
6. konselor perlu kreatif menciptakan kualitas hubungan kekeluargaan antara
dirinya dengan peserta didik, dan antara konselor dan staf lainnya.
7. pelayanan personil harus memiliki kualitas tinggi sebagai upaya
mempermudah usaha pencapaian tujuan Pendidikan.10
Konselor berperan sebagai patner klien dalam memecahkan atau mengatasi
masalah yang dihadapi oleh klien. Konselor memberikan kesempatan pada klien
untuk mengungkapkan atau menceritakan segala permasalahan yang dialaminya.11

C. Tujuan hubungan konselor dan klien


Bimbingan adalah relasi yang bertujuan menolong individu dari
ketidakpahaman dan ketidaktahuannya dalam menghadapi sebuah permasalahan.
Sedangkan konseling bertujuan menyelesaikan permasalahan setuntas-tuntasnya, agar
individu mendapatkan informasi dan orientasi dari langkah yang akan dilakukan dalam
menghadapi permasalahannya baik itu masalah pribadi, sosial, pekerjaan, pendidikan,
karier, dan masih banyak lagi lainnya. Kesamaannya terletak pada tujuan untuk
semakin mengembangkan individu tersebut dalam setiap aspek-aspek kehidupannya.
Sedangkan konselor adalah seorang yang mempunyai keahlian dalam
bidangnya seperti membimbing dan mengkonseling orang, seorang konselor harus
melakukan bimbingan dan konseling dengan adanya kesepakatan dengan klien yang
akan di bantu untuk menyelsaikan permasalahannya. Konseling juga dilakukan dengan
kerahasiaan atau tidak boleh diketahui oleh orang lain, dalam melakukan konseling juga

10
Ulfah Ulfah dan Opan Arifudin, “Peran Konselor Dalam Mengembangkan Potensi Peserta Didik,”
Jurnal Tahsinia 1, no. 1 (2019): hal. 94.
11
Evi, “Manfaat bimbingan dan konseling bagi siswa SD,” hal. 2.

5
seorang konselor harus mempunyai strategi-strategi yang tepat untuk
menyelesaikannya.12
Sebagai sebuah ilmu yang mandiri, bimbingan dan konseling berupaya untuk
meletakkan ilmu-ilmu lain sebagai dasar dalam membangun keilmuannya. Sebagai
hasilnya, bimbingan dan konseling memiliki berbagai teknik dan keterampilan yang
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan utama menggunakan teknik dan
keterampilan tersebut adalah untuk membantu klien mengembangkan keterampilan
pribadi dan inner streght agar mereka dapat menciptakan kebahagiaan di dalam
kehidupannya sendiri dan orang lain.
Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan, bimbingan dan konseling
mengaplikasikan ilmu-ilmu lain yang umumnya sama-sama mengkaji tentang manusia
sebagai dasar teori, membentuk sebuah gugusan ilmu tersendiri. Dengan demikian
dapat dikemukakan rumusan tentang definisi ilmu bimbingan dan konseling yaitu suatu
kajian komprehensif tentang prosedur atau langkah-langkah dalam memberikan
bantuan terhadap individu (klien) dalam upayanya untuk mengembangkan diri dan
mengentaskan permasalahan klien yang mencakup segenap aspek kehidupannya. Suatu
upaya perumusan tentang definisi bimbingan dan konseling yang membutuhkan kajian
mendalam mengenai aspek ontologi, epistimologi dan aksiologinya.13

12
Ruwanti Wulandari dan Jaja Suteja, “Konseling pendidikan seks dalam pencegahan kekerasan
seksual anak (ksa),” Prophetic: Professional, Empathy, Islamic Counseling Journal 2, no. 1 (2019): hal. 72.
13
Rezki Hariko, “Ilmu bimbingan dan konseling, nilai dan kesejahteraan individu: Studi literatur,”
Jurnal Konseling dan Pendidikan 4, no. 2 (2016): hal. 120.

6
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari guidance dan counseling dalam
bahasa inggris. Arti dari kedua istilah itu baru dapat ditangkap dengan tepat, bila ditinjau apa
yang dimaksudkan dengan kedua kata asli dalam bahasa inggris.

Dalam pandangan Rogers, konselor lebih banyak berperan sebagai patner klien dalam
memecahkan masalahnya. Dalam hubungan konseling, konsselor ini lebih banyak memberikan
kesempatan pada klien untuk mengungkapkan segala permasalahan, perasaan, dan prinsipnya,
dan konselor merefleksikan segala yang diungkapkan oleh klien.

bimbingan dan konseling memiliki berbagai teknik dan keterampilan yang digunakan
untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan utama menggunakan teknik dan keterampilan tersebut
adalah untuk membantu klien mengembangkan keterampilan pribadi dan inner streght agar
mereka dapat menciptakan kebahagiaan di dalam kehidupannya sendiri dan orang lain.

7
DAFTAR PUSTAKA

Aurora, Ruth Grace, Aurika Sinambela, Carolina Hasiana Noviyanti, R. G. Aurora, A.


Sinambela, dan C. H. Noviyanti. “Peran konseling berkelanjutan pada penanganan
pasien hiperkolesterolemia.” J Indon Med Assoc 62, no. 5 (2012): 194–201.
Evi, Tika. “Jurnal Pendidikan dan Konseling,” t.t.
———. “Manfaat bimbingan dan konseling bagi siswa SD.” Jurnal Pendidikan Dan
Konseling (JPDK) 2, no. 1 (2020): 72–75.
Hariko, Rezki. “Ilmu bimbingan dan konseling, nilai dan kesejahteraan individu: Studi
literatur.” Jurnal Konseling dan Pendidikan 4, no. 2 (2016): 118–23.
Hikmawati, Fenti. Bimbingan dan konseling. Rajawali Press, 2016.
Luddin, Abu Bakar M. Dasar dasar konseling. Perdana Publishing, 2010.
Nugraheni, Edwindha Prafitra, Amallia Putri, dan Thrisia Febrianti. Psikologi Konseling:
Sebuah Pengantar Bagi Konselor Pendidikan. Prenada Media, 2020.
Putri, Amallia. “Pentingnya kualitas pribadi konselor dalam konseling untuk membangun
hubungan antar konselor dan konseli.” Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia 1, no.
1 (2016): 10–13.
Rufaedah, Evi Aeni, dan Muhammad Ikhwanarrafiq. “KUALITAS PRIBADI KONSELOR
DALAM MEMBANGUN HUBUNGAN ANTAR KONSELOR DAN KONSELI:
Volume 3 No 2 Juli 2022.” Counselia; Jurnal Bimbingan Konseling Pendidikan Islam
3, no. 2 (2022): 52–63.
Tirtawati, Anak Agung Rai. “Pentingnya Kualitas Hubungan antar Pribadi Konselor dalam
Konseling Realitas.” Widya Accarya 7, no. 1 (2017).
Ulfah, Ulfah, dan Opan Arifudin. “Peran Konselor Dalam Mengembangkan Potensi Peserta
Didik.” Jurnal Tahsinia 1, no. 1 (2019): 92–100.
Wulandari, Ruwanti, dan Jaja Suteja. “Konseling pendidikan seks dalam pencegahan
kekerasan seksual anak (ksa).” Prophetic: Professional, Empathy, Islamic Counseling
Journal 2, no. 1 (2019): 61–82.

Anda mungkin juga menyukai