Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGERTIAN, TUJUAN DAN ASAS –ASAS BIMBINGAN KONSELING

Dosen Pengampu:

Ely Zetina.M.Pd.

DISUSUN OLEH :

1. Yogi Irhamna 2022101004


2. Rahmad Riyadi 2022101016
3. Riska Ayuni Hoiriah 2022101006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH DARUL HUDA MUARADUA

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan materi ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga materi ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga materi ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi materi ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Materi ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan materi ini.

Muaradua, 20 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI .........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1

C. Tujuan...........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan Dan Konseling.........................................................................3

B. Tujuan Bimbingan Dan Konseling...............................................................................5

C. Landasan Bimbingan Dan Konseling...........................................................................5

D. Asas – Asas Bimbingan Dan Konseling.......................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bimbingan dan konseling adalah merupakan sebuah proses tolong menolong antara
individu satu dengan individu yang lain untuk memahami diri mereka sendiri. Di dalam
pendidikan bimbingan dan konseling mewakili hasrat masyarakat untuk membantu
individu, sumbangan bimbingan dan konseling menambah kepahaman tentang informasi
pendidikan, vokasional dan social yang diperlukan untuk membuat pilihan secara
berpengetahuam bagi pelajar.
Dalam pendidikan, konselor sekolah sebagai individu yang tidak diharapkan
bertindak sebagai hakim atau penilai. Konselor berbeda dengan guru, pengurus sekolah
dan orang tua dalam tugasnya di sekolah. Konselor tidak bertanggung jawab seperti guru
untuk memastikan bahwa pelajar mencapai dalam bidang akademik. Oleh karena itu
konselor mampu untuk mengadakan hubungan yang harmonis sehingga tercapai
pertumbuhan dan perkembangan pelajar.
Bimbingan dan konseling ada untuk menolong pelajar memahami berbagai
pengalaman diri, peluang yang ada serta pilihan yang terbuka untuk mereka dengan
menolong mereka mengenal, membuat interpretasi dan bertindak terhadap kekuatan
sendiri, dan bersumber dari diri mereka dan bertujuan untuk mempercepat perkembangan
diri pelajar. Seorang konselor dalam pelayanan bimbingan dan konseling merupakan
pekerjaan profesional, oleh sebab itu praktiknya harus mengikuti asas-asas, dan landasan-
landasan tertentu.
B. Rumusan Masalah

a. Jelaskan Definisi dari Bimbingan Dan Konseling?

b. Sebutkan Tujuan bimbingan dan konseling?

c. Sebutkan dan jelaskan landasan-landasan bimbingan dan konseling dalam pelayanan


secara professional?
d. Sebutkan dan jelaskan asas-asas yang berkenaan dengan praktik atau pekerjaan
bimbingan dan konseling ?

1
C.Tujuan

a. Untuk mengetahui definisi bimbingan dan konseling.

b. Untuk mengetahui tujuan bimbingan dan konseling.

c. Untuk mengetahui landasan-landasan bimbingan dan konseling.

d. Untuk mengetahui asas-asas yang berkenaan bimbingan dan konseling.

2
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata, yaitu
“bimbingan” (terjemahan dari kata “guidance”) dan “konseling” (diadopsi dari kata
“conseling”). Dalam praktik, bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan kegiatan
yang tidak terpisahkan. Keduanya merupakan bagian yang integral. Untuk pemahaman
yang yang lebih jelas, dalam uraian berikut pengertian bimbingan dan konseling diuraikan
secara terpisah.
a. Makna Bimbingan

Seperti disebut diatas bahwa, “bimbingan” merupakan terjemahan dari kata


“guidance” dari kata dasar “guide” yang berarti menunjukkan jalan (showing the
way), memimpin (leading), memberikan petunjuk (giving instruction), mengatur
(regulating), mrngarahkan (governing), dan memberi nasihat (giving advice)
(Winkel, 1991).

Istilah “guidance”, juga diterjemahkan dengan arti bantuan dan tuntunan. Ada
juga yang menerjemahkan dengan arti pertolongan. Jadi secara etimologis,
bimbingan dan konseling berarti bantuan dan tuntunan atau pertolongan, tetapi
tidak semua bantuan, tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya bimbingan.
Makna bimbingan bisa diketahui melalui akronim kata bimbingan sebagai berikut:

B (bantuan)
I (individu)
M (mandiri) atau kemandirian
B (bahan)
I (interaksi)
N (nasihat)
G (gagasan)
A (asuhan)
N (norma)

3
b. Makna Konseling

Istilah konseling diadopsi dari bahasa Inggris “conseling” didalam kamus


artinya dikaitkan dengan “counsel” memiliki beberapa arti, yaitu nashiat (to obtain
consel), anjuran (to give counsel) dan pembicaraan (to take counsel). Berdasarkan
arti diatas, konseling secara etimologis berarti pemberian nasihat, anjuran dan
pembicaraan dengan bertukar pikiran.

(Mortensen, 1994) menyatakan bahwa konseling merupakan proses hubungan


antar pribadi dimnana orang yang satu yang membantu yang lainnya untuk
meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya.

Makna konseling juga dapat dimaknai dari akronim kata konseling sebagai berikut;

K (kontak)
O (orang)
N (menangani)
S (masalah)
E (expert atau ahli)
L (laras)
I (integrasi)
N (norma)
G (guna)

Jadi konseling bisa berarti kontak hubungan umbal balik antara dua orang
(konselor dan klien) untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian
dan dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma yang
berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien.

Berdasarkan makna bimbingan dan koseling diatas, dapat dirumuskan makna


bimbingn dan konseling sebagai berikut:

Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan yang


diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui
pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli
memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta
4
mampu memecahkan masalahnya sendiri. Atau proses pemberian bantuan atau
pertolongan yang sistematis dari pembimbing (konselor) kepada konseli (siswa)
melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya untuk
mengungkap masalah konseli sehingga konseli mampu melihat masalah sendiri,
mampu menerima dirinya sendiri sesuai dengan potensinya, dan mampu
memecahkan sendiri masalan yang dihadapinya.

B. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling berkenaan dengan perilaku, oleh sebab itu tujuan
bimbingan dan konseling adalah dalam rangka: pertama. Membantu mengembangkan
kualitas kepribadian individu yang dibimbing atau dikonseling. Kedua, membantu
mengembangkan kualitas kesehatan mental klien. Ketiga, membantu mengembangkan
perilaku yang lebih efektif pada diri individu dan lingkungannya. Keempat, membantu
klien menanggulangi problema hidup dan kehidupannya secara mandiri.
Adapun tujuan lainnya adalah sebagai berikut:

a. Pengenalan terhadap diri sendiri dan penerimaan terhadap diri sendiri.

b. Penyesuaian diri terhadap lingkungan (sekolah, rumah, masyarakat).

c. Pengembangan potensi semaksimal mungkin.

d. Pemecahan masalah dengan baik dan realistis.

e. Hamdan Bakran Adz Dzaky, (2004).

C. Landasan Bimbingan dan Konseling

Menurut Prayitno dan Erman Amti (1999): Landasan Bimbingan dan konseling ada
6, yaitu:
a. Landasan Filosofis

Filosofis bisa bermakna cinta kebijaksanaan. Pelayanan bimbingan dan


konseling merupakan serangkaian kegiatan atau tindakan yang semuanya diharapkan
merupakan tindakan yang bijaksana. Untuk itu diperlukan pemikiran filosofis tentang
berbagai hal yang menyangkut pelayanan bimbingan dan konseling. Pemikiran

5
filosofis menjadi alat bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling secara
umum dan bagi konselor secara khusus, yaitu membantu konselor dalam memahami
situasi konseling dan dapat membuat keputusan yang tepat.
b. Landasan Religius

Landasan religius bagi layanan bimbingan dan konseling setidaknya ditekankan


pada tiga hal pokok, yaitu:
a. Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk Allh SWT.

b. Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan ke


arah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
c. Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal
suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta
kemasyarakatan yang sesuai dan mneguhkan kehidupan beragama untuk
membantu perkembangan dan pemecahan masalah individu.
c. Landasan Psikologis

Psikologi merupakan tingkah laku individu. Landasan psikologis dalam


bimbingan dan konseling adalah memberikan kepahaman tentang perilaku individu
yang menjadi sasaran layanan. Hal ini sangat penting karena bidang garapan
bimbingan dan konseling adalah perilaku klien, yaitu perilaku klien yang perlu di
ubah atau dikembangkan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki..

d. Landasan sosial-budaya

Merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor


tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang
mempengaruhi terhadap perilaku individu. Seorang individu pada dasarnya
merupakan produk lingkungan sosial- budaya dimana ia hidup. Sejak lahirnya, ia
sudah dididik dan dibelajarkan untuk mengembangkan pola-pola perilaku sejalan
dengan tuntutan sosial-budaya yang ada di sekitarnya. Masing-masing suku dan
berbangsa memiliki sosial budaya yang berbeda. Perbedaan itu bisa subyektivitas
budaya sehingga akan berpengaruh pula pada upaya pemberian bantuan (bimbingan
konseling).
e. Landasan Ilmiah dan Teknologi

Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang


6
memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori maupun prakteknya.
Pengetahuan tentang bimbingan dan konseling disusun secara logis dan sistematis
dengan menggunakan berbagai metode, seperti: pengamatan, wawancara, analisis
dokumen, prosedur tes, inventory atau analisis laboratoris yang dituangkan dalam
bentuk laporan penelitian, buku teks dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya.
f. Landasan Pedagogis

Bimbingan dan konseling identik dengan pendidikan. Artinya ketika seseorang


sedang melakukan praktek bimbingan dan konseling berarti ia sedang mendidik;
Landasan pedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari tiga segi,
yaitu:
a. pendidikan sebagai upaya pengembangan individu dan bimbingan merupakan
salah satu bentuk kegiatan pendidikan;
b. pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling; dan
c. pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan layanan bimbingan dan konseling.

D. Asas Bimbingan dan Konseling

a. Asas kerahasiaan, konselor dituntut dan bertanggung jawab atas kerahasiaan data dan
keterangan klien yang menjadi sasaran layanan, data dan keterangan tidak boleh dan
tidak layak diketahui oleh pihak lain selain konselor dan klien.
b. Asas kesukarelaan, yaitu menghendaki adanya kesukarelaan klien untuk mengikuti,
menjalani layanan yang diperlukan baginya.

c. Asas keterbukaan, yaitu agar menghendaki klien untuk bersifat terbuka dan tidak
berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun
dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna untuk
pengembangan dirinya.
d. Asas kekinian, menghendaki agar klien bimbingan dan konseling untuk permasalahan
klien yang sekarang. Layanan yang berkenaan dengan masa depan atau kondisi masa
lalu dilihat dampak dan kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat
sekarang.
e. Asas kemandirian, yaitu menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling,
yakni klien diharapkan menjadi individu yang mandiri dengan ciri mengenal dan
menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan,

7
mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri, konselor hendaknya mampu
mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling yang di selenggarakannya
bagi perkembangan kemandirian peserta didik.
f. Asas kegiatan, yaitu menghendaki agar klien berpartisipasi secara aktif di dalam
penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling.
g. Asas kedinamisan, usaha pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya
perubahan pada diri klien, yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik.
Perubahan ini tidaklah sekedar mengulang hal yang sama, yang bersifat monoton,
melainkan perubahan yang selalu menuju ke sesuatu pembaharuan, sesuatu yang lebih
maju, dinamis sesuai dengan arah perkembangan klien yang dikehendaki.
h. Asas keterpaduan, pelayanan usaha bimbingan dan konseling berusaha memadukan
berbagai aspek kepribadian klien, disamping keterpaduan pada diri klien, juga harus
diperhatikan keterpaduan isi dan proses layanan yang diberikan.Untuk
terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu memiliki wawasan yang luas
tentang perkembangan klien dan aspek-aspek lingkungan klien, serta berbagai sumber
yang dapat dipergunakan untuk menangani masalah klien, dan semuanya dipadukan
dalam keadaan serasi dan saling menunjang dalam upaya bimbingan dan konseling.

i. Asas kenormatifan, yaitu usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan
dengan norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma agama, norma adat,
norma hukum Negara, norma ilmu, maupun kebiasaan sehari-hari. Kenormatifan ini
diterapkan terhadap isi maupun proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
j. Asas keahlian, usaha bimbingan dan konseling perlu di lakukan asas ke ahlian secara
teratur dan sistematik dengan menggunakan prosedur, teknik, alat yang memadai.
Untuk itu para konselor perlu mendapat latihan secukupnya baik teori dan praktik,
sehingga akan dicapai keberhasilan usaha pemberian layanan yang terbaik.
k. Asas alih tangan, dalam pemberiaan layanan bimbingan dan konseling, asas alih
tangan jika konselor sudah mengarahkan segenap kemampuannya untuk membantu
klien, namun klien belum dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan, maka
konselor dapat mengirim klien tersebut kepada petugas, badan atau lembaga yang
lebih ahli.
l. Asas tutwuri handayani, asas ini menunjukkan pada suasana umum yang hendaknya
tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antara konselor dan klien. Asas ini

8
menuntut agar pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan pada waktu
klien mengalami masalah dan menghadap konselor saja, namun diluar hubungan
proses bantuan bimbingan dan konseling pun hendaknya dirasakan adanya dan
manfaatnya pelayanan bimbingan dan konseling itu.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Bimbingan dan konseling adalah suatu proses tolong menolong untuk mencapai
tujuan yang dimaksud, dapat juga diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua
orang untuk menangani masalah klien, yang di dukung dengan keahlian dalam suasana
yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang
berguna bagi klien. Bimbingan dan konseling adalah dua komponen yang tak terpisahkan
dan saling membutuhkan dan saling berperan didalam proses bimbingan dan konseling.

10
DAFTAR PUSTAKA

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Intregrasi.

Jakarta: RajaGrafindo Pers.

Kartono, Kartini. 1985. Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya.

Jakarta: CV Rajawali.

Baraja, Abubakar. 2006. Psikologi Konseling dan Teknik Konseling.

Jakarta: Studio Press.

Prayitno., Emti, Erman. 1999. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Fahmi Muhammad, 2012. Fungsi, Tujuan, dan Asas Bimbingan Konseling

diakses 17 Desember 2012

Mora rimonda,2013. Pengertian, prinsip, Landasan dan


Fungsi diakses 14 maret 2013.
Akhmad sudrajat, 2008. Landasan, bimbingan, dan konseling
diakses 25 januari.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Intregrasi.

Jakarta: RajaGrafindo Pers.hlm 15

11

Anda mungkin juga menyukai