Disusun Oleh :
Kelompok 2 :
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat, karunia, dan
taufik, serta hidayah-Nya, kami dapat meyelesaikan makalah tentang Pengertian, Tujuan, dan
Fungsi Pelayanan BK. Kami juga berterima kasih kepada Bapak Drs. Afrizal Sano, M.Pd.,
Kons,. yang telah memberikan bimbingan selaku dosen mata kuliah umum Bimbingan dan
Konseling.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi terbentuknya
makalah yang lebih baik di masa yang akan datang.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai pengertian, tujuan, dan fungsi pelayanan BK bagi pembacanya dan
sebagai tambahan dari berbagai sumber referensi yang telah ada.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... I
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian BK .......................................................................................................... 2
B. Tujuan BK ................................................................................................................ 4
C. Fungsi Pelayanan BK ............................................................................................... 7
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sangat banyak masalah – masalah di sekolah terutama pada siswa itu sendiri yang tidak
dapat diselesaikan dengan pengajaran oleh guru mata pelajaran di sekolah, untuk itu,
untuk menyelesaikan masalah pada setiap siswa di sekolah sangat di perlukan Bimbingan
dan Konseling. Tapi sebelum itu agar Bimbingan dan Konseling dapat terlaksana dengan
baik, salah satu syarat yang perlu dan mutlak adalah di kuasainya pengertian yang tepat
mengenai Bimbingan dan Konseling itu sendiri oleh semua personil sekolah yang terlibat
dalam kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling.
Bimbingan dan Konseling merupakan dua kata yang seolah – olah selalu di pakai dalam
saat yang bersamaan, sehingga sepintas lalu orang banyak menganggap keduanya
memiliki arti yang sama. Dalam hal tertentu istilah Bimbingan dan Konseling itu dapat
berarti sama, namun dalam hal tertentu pula istilah tersebut akan mempunyai arti yang
berbeda. Semua anggota pendidik maupun peserta didik juga harus tau apa saja tujuan
dari Bimbingan dan Konseling itu sendiri, karena tidak mungkin berdiri suatu bimbingan
maupun organisasi tanpa adanya tujuan yang jelas. Tujuan dari Bimbingannya Konseling
itu sendiri tentunya sebagai pelengkap kebutuhan peserta di sekolah dalam
menyelesaikan masalah konsultasi, meminta pendapat, dan menyalurkan aspirasinya,
sebagai salah satu metode untuk memperbaiki kualitas dan edukasi dari setiap peserta
didik. Selain tujuan, Bimbingan dan Konseling juga mempunyai fungsi arah pelayanan,
disini pelayanan apa saja yang ada dalam Bimbingan dan Konseling, bisa terkait pelajaran,
lingkungan, minat, maupun sosial masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalahnya sebaga berikut:
1. Apa pengertian Bimbingan dan Konseling?
2. Apa saja tujuan Bimbingan dan Konseling?
3. Apa fungsi pelayanan dari Bimbingan dan Konseling di sekolah?
C. Tujuan
Dapat menjelaskan keterkaitan, tujuan bimbingan dan konseling di sekolah, serta fungsi
pelayanan yang ada pada Bimbingan dan Konseling kepada calon tenaga pendidik agar
tidak terjadi kesalah pahaman mengenai identifikasi Bimbingan dan konseling yang
sebenarnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian BK
Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata yaitu “bimbingan”
(terjemahan dari kata “guidance”) dan “konseling” (diambil dari kata “counseling”). Dalam
praktik, bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak
terpisahkan. Keduanya merupakan bagian yang integral (Tohirin, 2011: 15).
1. Pengertian Bimbingan
a) Pengertian Bimbingan Secara Etimologi
Menurut Winkel dalam Tohirin (2011: 15-16) istilah “bimbingan” merupakan
terjemahan dari kata “guidance”. Kata “guidance”yang kata dasarnya
“guide”memiliki beberapa arti :
i. menunjukkan jalan (showing the way),
ii. memimpin (leading),
iii. memberikan petunjuk (giving instruction),
iv. mengatur (regulating),
v. mengarahkan (governing), dan
vi. memberi nasihat (giving advice).
2
diri sendiri (self direction) dan kemampuan untuk merealisir diri sendiri
(realization), sesuai dengan potensi dan kemampuan dalam mencapai
penyesuaian diri dengan lingkungan.
2. Pengertian Konseling
a. Pengertian Konseling Secara Etimologi
Istilah konseling diadopsi dari bahasa Inggris “counseling” di dalam kamus
artinya dikaitkan dengan kata “counsel” memiliki beberapa arti, yaitu nasihat (to
obtain counsel), anjuran (to give counsel), dan pembicaraan (to take counsel).
Berdasarkan arti di atas, konseling secara etimologis berarti pemberian nasihat,
anjuran, dan pembicaraan dengan bertukar pikiran (Tohirin, 2011: 21-22).
3
mempunyai kesulitan yang lebih banyak di antara keduanya di bantu oleh
orang lain untuk memecahkan masalahnya berdasarkan penentuan diri
sendiri.
vi. Williamson dan Foley dalam bukunya Counseling and
Dicipline mengemukakan bahwa konseling adalah suatu situasi pertemuan
langsung di mana yang seorang terlibat dalam situasi itu karena latihan dan
keterampilan yang dimilikinya atau karena mendapat kepercayaan dari yang
lain, berusaha menolong yang kedua dalam menghadapi, menjelaskan,
memecahkan, dan menanggulangi masalah penyesuaian diri.
vii. Sedangkan menurut American Personnel and Guidance Association (APGA)
mendefinisikan konseling sebagai suatu hubungan antara seorang yang
terlatih secara profesional dan individu yang memerlukan bantuan yang
berkaitan dengan kecemasan biasa atau konflik atau pengambilan keputusan
(Tohirin, 2011: 23).
B. Tujuan BK
Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar peserta didik,
dapat: (1) mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin; (2) mengatasi
kesulitan dalam memahami dirinya sendiri; (3) mengatasi kesulitan dalam memahami
lingkungannya, yang meliputi ling- kungan sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi,
dan kebudayaan; (4) mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan
masalahnya; (5) mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan
bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan; (6) memperoleh bantuan secara tepat
dari pihak-pihak di luar sekolah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat
dipecahkan di sekolah tersebut.
Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar memiliki
kompetensi mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-
nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembang- an yang harus dikuasainya sebaik
mungkin. Pengembangan potensi meliputi tiga tahapan, yaitu: pemahaman dan
kesadaran (awareness), sikap dan pene- rimaan (accommodation), dan keterampilan atau
tindakan (action) melak- sanakan tugas-tugas perkembangan.
Tujuan umum dari layanan bimbingan dan konseling adalah sesuai dengan tujuan
pendidikan, sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan (UUSPN)
4
tahun 2003 (UU No. 20/2003), yaitu terwujudnya manusia Indonesia yang berbudi pekerti
luhur, memiliki keterampilan dan pengetahuan, kesehatan jasmani dan rohani, serta rasa
tanggung jawab ke masyarakat dan kebangsaan.
Sedangkan tujuan bimbingan konseling secara khusus meliputi aspek pribadi sosial,
belajar, dan karir. Berikut ini beberapa tujuan bimbingan konseling ditinjau dari berbagai
macam aspek:
1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli
adalah:
a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga,
pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun
masyarakat pada umumnya.
b. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara
yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta
dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik
yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
e. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
f. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
5
g. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain,
tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
h. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen
terhadap tugas atau kewajibannya.
i. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan
dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan
sesama manusia.
j. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat
internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
k. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah
:
a. Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami
berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
b. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca
buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan
aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
c. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
d. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan
diri menghadapi ujian.
e. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan,
seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri
dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi
tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
f. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah
a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait
dengan pekerjaan.
b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang
kematangan kompetensi karir.
c. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang
pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan
sesuai dengan norma agama.
d. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)
dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi
cita-cita karirnya masa depan.
6
e. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali
ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
f. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan
secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,
kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
g. Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila
seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus
mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir
keguruan tersebut.
h. Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan
dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki.
Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami kemampuan dan minatnya,
dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap
pekerjaan tersebut.
i. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.
C. Fungsi Pelayanan BK
1. Fungsi Pemahaman
7
diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
2. Fungsi Preventif
Fungsi Preventif adalah fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk
senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya
untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor
memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari
perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
3. Fungsi Pengembangan
4. Fungsi Penyembuhan
5. Fungsi Penyaluran
6. Fungsi Adaptasi
8
konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli,
pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli
secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih
metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan konseli.
7. Fungsi Penyesuaian
8. Fungsi Perbaikan
9. Fungsi Fasilitasi
1. Layanan Orientasi
9
2. Layanan Informasi
8. Layanan Konsultasi
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bimbingan dan Konseling (BK) adalah proses bantuan atau pertolongan yang diberikan
oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka
atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atau
kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan
masalahnya sendiri.
2. Tujuan umum dari layanan bimbingan dan konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan,
sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan (UUSPN) tahun 2003 (UU
No. 20/2003), yaitu terwujudnya manusia Indonesia yang berbudi pekerti luhur, memiliki
keterampilan dan pengetahuan, kesehatan jasmani dan rohani, serta rasa tanggung jawab ke
masyarakat dan kebangsaan.
3. Beberapa fungsi pelayanan bimbingan konseling yaitu fungsi preventif, fungsi pemahaman,
fungsi pengembangan, fungsi penyembuhan, fungsi adaptasi, fungsi penyaluran, fungsi
perbaikan, fungsi fasilitas, dan fungsi pemeliharaan
B. Saran
Demikian pembahasan makalah dari kelompok dua. Kami selaku pemakalah merasa
banyak kekurangan dalam penyampaian materi dan juga karena keterbatasan ilmu Kami.
Kami mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan makalah. Semoga bermanfaat.
11
DAFTAR PUSTAKA
Djumhur, I. D., & Surya, M. (1975). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung : CV Ilmu.
Prayitno., & Amti Emran. (2009). Dasar – Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta : PT. Asdi
Mahastya.
Tohirin. (2011). Bimbingan Dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta :
PT. Grafindo Perada.
https://www.merdeka.com/jateng/7-tujuan-bimbingan-konseling-beserta-prinsip-dan-
fungsinya-yang-perlu-diketahui-kln.html
https://www.kajianpustaka.com/2018/02/pengertian-fungsi-tujuan-dan-asas-bimbingan-
konseling.html
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/14/tujuan-bimbingan-dan-konseling/
https://www.kompasiana.com/wakhidaturrohmah/5c7b96e5bde5754bb758cf57/tujuan-
prinsip-dan-fungsi-bimbingan-konseling-apa-saja
12