Anda di halaman 1dari 18

PENGERTIAN, TUJUAN , FUNGSI PELAYANAN BK DAN KESALAH

PAHAMAN TERHADAP BK

Kelompok 2
Anggota Kelompok :

Arifah Annisa (22231104)

Yun Indrasoni (22067031)

Rama Arya Kurniawan (22058180)

Dosen Pengampu
Dr. Netrawati, S.Pd., M.Pd.

BIMBINGAN DAN KONSELING


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
20 Februari 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahakan rahmad


dab karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelasikan makalah yang berudul
Pengertian, Tujuan , Fungsi Pelayanan BK Dan Kesalah pahaman Terhadap BK
pada mata kuliah Bimbingan dan Knseling yang dibimbing oleh Daharnis, M.Pd.,
Kons selaku dosen pengampu Komunikasi Persusi. Kami juga mengucapkan
kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan
data-data dalam pembuatan makalah ini.

Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang Pengertian, Tujuan , Fungsi


Pelayanan BK Dan Kesalah pahaman Terhadap BK. Mungkin dalam makalah ini
terdapa keselahan yang belum kami ketahui. Maka dari itu kami memohon saran
dan kritik dari ibu dosen dan juga teman-teman demi tercapainya makalah yang
sempurna.

Padang, 10 Februari 2024

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 1


DAFTAR ISI ................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG .......................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................................... 1
C. TUJUAN ................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 2
1. PENGERTIAN BIMBINGAN KONSELING .................................................... 2
2. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING .................................................... 6
3. FUNGSI PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ........................... 8
4. KESALAHPAHAMAN TERHADAP PELAYANAN BK ............................. 10
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 13
A. KESIMPULAN ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 14
HALAMAN KONTRIBUSI...................................................................................... 15

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sangat banyak masalah-masalahdi sekolah terutama pada siswa itu


sendiri yang tidak dapat di selesaikan dengan pengajaran oleh guru biasa di
sekolah, untuk meyelesaikan masalah pada setiap siswa disekolah sangat
diperlukan Bimbingan dan Konseling, tapi sebelum itu agar Bimbingan dan
Konseling dapat terlaksana dengan baik, salah satu syarat yang perlu dan
mutlak adalah di kuasainya pengertian yang tepat mengenai Bimbingan dan
Konseling oleh semua personil sekolah yang terlibat dalam kegiatan
pelayanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan dan Konseling adalah dua
kata yang seolah-olah selalu dipakai pada saat bersamaan, sehingga sepintas
orang banyak menganggap keduanya memiliki arti yang sama. Dalam hal
tertentu arti Bimbingan dan Konseling itu dapat berarti sama, namun dalam
hal tertentu pula istilah tersebut akan mempunyai arti yang berbeda.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Bimbingan dan Konseling?

2. Apa saja tujuan Bimbingan dan Koneling?

3. Apa saja fungsi pelayanan Bimbingan dan Konseling?

4. Apa saja kesalah pahaman Terhadap Bimbingan dan Konseling?

C. TUJUAN

Dapat menjelaskan pengertian, tujuan, fungsi dan kesalah pahaman


terhadap pelayanan Bimbigan dan Konseling yang ada, serta pelayanan
yang ada pada Bimbingan dan Konseling kepada individu pendidik agar
tidak terjadi keslah pahaman mengenai identifikasi Bimbingan dan
Konseling yang Sebenarnya.

1
BAB II PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN BIMBINGAN KONSELING

Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata yaitu
“bimbingan” (terjemahan dari kata “guidance”) dan “konseling” (diambil dari kata
“counseling”). Dalam praktik, bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan
kegiatan yang tidak terpisahkan. Keduanya merupakan bagian yang integral
(Tohirin, 2011: 15).
1. Pengertian bimbingan
1) Pengertian Bimbingan Secara Estimologi

Menurut Winkel dalam Tohirin (2011: 15-16) istilah “bimbingan” merupakan


terjemahan dari kata “guidance”. Kata “guidance”yang kata dasarnya
“guide”memiliki beberapa arti:
a) menunjukkan jalan (showing the way),
b) memimpin (leading),
c) memberikan petunjuk (giving instruction),
d) mengatur (regulating),
e) mengarahkan (governing), dan
f) memberi nasihat (giving advice).

2) Pengertian Bimbingan Secara Terminologi


a) Miller (1961) dalam Surya (1988), menyatakan bahwa bimbingan
merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai
pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan
penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah (dalam hal ini
termasuk madrasah), keluarga, dan masyarakat (Tohirin, 2011: 16-17).
b) Selanjutnya Surya (1988) mengutip pendapat Crow & Crow (1960)
menyatakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh
seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang memiliki pribadi baik
dan pendidikan yang memadai, kepada seseorang (individu) dari setiap
usia untuk menolongnya mengembangkan arah pandangannya sendiri

2
membuat pilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri (Tohirin, 2011:
17).

c) Menurut Stoops mengemukakan bimbingan adalah suatu proses terus –


menerus dalam hal membantu individu dalam perkembangannya untuk
mencapai kemampuansecara maksimal dalam mengarahkan manfaat
yang sebesar – besarnya bagi dirinya maupun masyarakatnya. (kutipan
Djumhur dan M. Surya 1975).

d) Djumhur dan M. Surya memberikan batasan tentang bimbingan, yaitu


suatu proses pemberian bantuan terus menerus dan sistematis kepada
individu dalam memecahkan masalah yang di hadapinya, agar tercapai
kemampuan untuk memahami dirinya sendiri (self understanding),
kemampuan untuk menerima dirinya sendiri (self accaptance),
kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri (self direction) dan
kemampuan untuk merealisir diri sendiri (realization), sesuai dengan
potensi dan kemampuan dalam mencapai penyesuaian diri dengan
lingkungan.

Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa BIMBINGAN berarti :


bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar individu
yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai
bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam
suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

2. Pengertian Konseling
1) Pengertian Konseling Secara Etimologi
Istilah konseling diadopsi dari bahasa Inggris “counseling” di dalam
kamus artinya dikaitkan dengan kata “counsel” memiliki beberapa arti, yaitu
nasihat (to obtain counsel), anjuran (to give counsel), dan pembicaraan(to
take counsel). Berdasarkan arti di atas, konseling secara etimologis berarti
pemberian nasihat, anjuran, dan pembicaraan dengan bertukar pikiran
(Tohirin, 2011: 21-22).

3
2) Pengertian Konseling Secara Terminologi
a) Mortensen (1964) menyatakan bahwa konseling merupakan proses
hubungan antarpribadi d mana orang yang satu membantu yang lainnya
untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya
(Tohirin, 2011: 22).
b) James Adam mengemukakan bahwa konseling adalah suatu pertalian
timbal balik antara dua orang individu di mana seorang Counselor
membantu Counsele supaya ia lebih baik memahami dirinya dalam
hubungan dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan
waktu yang akan datang. (kutipan Djumhur dan M. Surya (1975) .
c) Rogers (1982) mengemukakan bahwa konseling adalah serangkaian
kegiatan hubungan langsung antar individu, dengan tujuan memberika
bantuan kepadanya dalam merubah sikap dan tingkah lakunya.
d) Mortensen dan Schmuller dalam bukunya berjudul Guidance in today’s
school (1964) mengemukakan konseling adalah suatu proses hubungan
seseorang dengan seseorang di mana yang seseorang di bantu oleh yang
lainnya untuk meningkatan pengertian dan kemampuan dalam menghadapi
masalahnya.
e) Wren dalam bukunya yang berjudul student person al work in college,
berpendapat bahwa konseling adalah pertalian pribadi yang dinamis antara
dua orang yang berusaha memecahkan masalah dengan
mempertimbangkan bersama sama, sehingga akhirnya orang yang lebih
muda atau orang yang mempunyai kesulitan yang lebih banyak di antara
keduanya di bantu oleh orang lain untuk memecahkan masalahnya
berdasarkan penentuan diri sendiri.
f) Williamson dan Foley dalam bukunya Counseling and Dicipline
mengemukakan bahwa konseling adalah suatu situasi pertemuan
langsung di mana yang seorang terlibat dalam situasi itu karena latihan dan
keterampilan yang dimilikinya atau karena mendapat kepercayaan dari
yang lain, berusaha menolong yang kedua dalam menghadapi,
menjelaskan, memecahkan, dan menanggulangi masalah penyesuaian diri.
g) Sedangkan menurut American Personnel and Guidance Association
(APGA) mendefinisikan konseling sebagai suatu hubungan antara seorang
yang terlatih secara profesional dan individu yang memerlukan bantuan
4
yang berkaitan dengan kecemasan biasa atau konflik atau pengambilan
keputusan (Tohirin, 2011: 23).

Kesimpulan yang dapat diambil mengenai pengertian KONSELING


adalahkontak atau hubungan timbal balik antara dua orang (konselor dan klien)
untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian dan dalam suasana
yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan
yang berguna bagi klien (siswa).

Berdasarkan uraian diatas, dapat disumpulkan bahwa pengertian


Bimbingan dan Konseling (BK) adalah proses bantuan atau pertolongan yang
diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli)melalui
pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli
memilikikemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalah serta
mampu memecahkan masalahnya sendiri.

5
2. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan untuk siswa


baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam
hubungan pribadi, sosial, belajar, karir dengan berbagai jenis pelayanan dan
kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku. Tujuan Bimbingan dan
Konseling yaitu untuk membantu memandirikan siswa dalam pengembangan
potensi-potensi mereka secara optimal.

Di dalam rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling


(BK)dalam jalur pendidikan formal (Depdiknas 2008) disebutkan bahwa tujuan
bimbingan dan konseling agar dapat:

1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta 6


kehidupannya di masa mendatang.

2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki seoptimal


mungkin.

3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat


serta lingkungan kerjanya

4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi ataupun dalam
penyesuaian diri dengan lingkungan.

Sementara dalam Permendikbud nomor 111 tahun 2014 tentang


Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah,
disebutkan bahwa tujuan umum layanan bimbingan dan konseling adalah
membantu peserta didik/ konseli agar dapat mencapai kematangan dan
kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas
perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara
utuh dan optimal. Berdasarkan pada tujuan umum tersebut, selanjutnya
dirumuskan tujuan khusus layanan bimbingan dan konseling, yaitu membantu
konseli agar mampu :

1. Memahami dan menerima diri dan lingkungannya.

2. Merencanakan kegiatan menyelesaian studi, perkembangan karir dan


6
kehidupannya di masa yang akan datang.

3. Mengembangkan potensinya seoptimal mungkin.

4. Menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

5. Mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya

6. Mengaktualiasikan dirinya secara pertanggung jawab.

Dari dua versi rumusan tujuan bimbingan tersebut di atas, tampak ada
yang sama dan ada yang berbeda. Aspek yang berbeda di antara dua sumber
tersebut bisa saling melengkapi sebagai rumusan tujuan, sehingga bisa lebih
lengkap. Di dalam rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling
dalam jalur pendidikan formal (Depdiknas, 2008) juga dijelaskan bahwa
bimbingan dan konseling secara khusus bertujuan untuk membantu konseli agar
dapat mencapai tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi-sosial,
belajar (akademik) dan karier. Capaian tugas perkembangan, secara standar
dirumuskan dalam bentuk Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik
(SKKPD) yang dirumuskan mulai dari Satuan Pendidikan SD, SLTP, SLTA
hingga PT. Aspek perkembangan yang dirumuskan meliputi: (1) Landasan
Hidup Religius; (2) Landasan Perilaku Etis; (3) Kematangan Emosi; (4)
Kematangan Intelektual; (5) Kesadaran Tanggungjawab Sosial; (6) Kesadaran
Gender; (7) Pengembangan Pribadi; (8) Perilaku Kewirausahaan (Kemandirian
Perilaku Ekonomi); (9) 7 Wawasan dan Kesiapan Karier; (10) Kematngan
Hubungan dengan Teman Sebaya; (11) Kesiapan Diri untuk Menikah dan
Berkeluarga (khusus untuk SLTA dan PT).

7
3. FUNGSI PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Fungsi layanan BK pada jalur pendidikan formal, telah dirumuskan secara
rinci dalam rambu-rambu penyelenggaraan BK dalam jalur pendidikan formal
(Depdikbud 2008), maupun dalam permendikbud nomor 111 tahun 2014. Fungsi
bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal yang juga bisa
diimplementasikan pada jenis pendidikan ataupun satuan pendidikan dalam jalur
formal, yaitu sebagai berikut.
1) Pemahaman, yaitu membantu konseli agarmemiliki pemahaman yang lebih
baik terhadap diri dan lingkungannya, baik pada aspek pendidikan, pekerjaan/
karier, budaya, dan norma agama.

2) Fasilitasi yaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai


pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang
seluruh aspek pribadinya.

3) Penyesuaian yaitu membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan


diri sendiri dan dengan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

4) Penyaluran yaitu membantu konseli merencanakan pendidikan, pekerjaandan


karir masa depan, termasuk juga memilih program peminatan, yang sesuai
dengan kemampuan, minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadiannya.

5) Adaptasi yaitu membantu para pelaksana pendidikan termasuk kepala satuan


pendidikan, staf administrasi, dan guru mata pelajaran atau guru kelas untuk
menyesuaikan program dan aktivitas pendidikan dengan latar belakang
pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan pesertadidik/konseli.

6) Pencegahan yaitu membantu peserta didik/konseli dalam mengantisipasi


berbagai kemungkinan timbulnya masalah dan berupaya untuk mencegahnya,
supaya peserta didik/konseli tidak mengalami masalah dalam kehidupannya.

7) Perbaikan dan Penyembuhan yaitu membantu peserta didik/konseli yang


bermasalah agar dapat memperbaiki kekeliruan berfikir, berperasaan,
berkehendak, dan bertindak. Konselor atau guru 8 bimbingan dan konseling
melakukan memberikan perlakuan terhadap konseli supaya memiliki pola

8
fikir yang rasional dan memiliki perasaan yang tepat, sehingga konseli
berkehendak merencanakan dan melaksanakan tindakan yang produktif dan
normatif.

8) Pemeliharaan yaitu membantu peserta didik/konseli supaya dapat menjaga


kondisi pribadi yang sehat-normal dan mempertahankan situasi kondusif yang
telah tercipta dalam dirinya.

9) Pengembangan yaitu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang


memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli melalui pembangunan
jejaring yang bersifat kolaboratif.

10) Advokasi yaitu membantu peserta didik/konseli berupa pembelaan terhadap


hak-hak konseli yang mengalami perlakuan diskriminatif.

9
4. KESALAHPAHAMAN TERHADAP PELAYANAN BK
1) Bimbingan dan Konseling disamakan atau dipisahkan sama sekali dari
pendidikan. Anggapan ini menyatakan bahwa bimbingan konseling memang
tidak digabungkan sama sekali dengan pendidikan atau memang betul terpisah
dari pendidikan karena dilaksanakan oleh orang yang ahli. Jawaban untuk
kesalahfahaman ini sebenarnya sudah ada dimana sekolah hendaknya memang
memasukkan unsur bimbingan konseling dalam pembelajarannya. Sehingga
BK yang memang dasarnya sebagai pendidikan bisa menampakkan
eksistensinya. Dan BK juga bukan hal mewah yang pelaksanaannya sangat
susah dilakukan oleh orang yang benar-benar ahli. Padahal guru BK yang
paling diutamakan adalah keterampilan dan keahliannya dalam memandu BK
di sekolah tersebut.

2) Konselor di sekolah diperankan sebagai “polisi sekolah”. Anggapan ini juga


sebenarnya keliru. Konselor dianggap sebagai penanggung jawab kedisiplinan
sekolah. Konselor dianggap sebagai orang yang ditakuti karena setiap
bermasalah diminta ke ruangan guru BK. Hal ini tentu menciptakan image
negatif bahwa kalau bertingkah laku yang salah maka akan dihadapkan pada
konselor. Sehingga terkesan kalau siswa yang melanggar aturan akan
diserahkan pada polisi sekolah.

3) Bimbingan dan konseling dianggap semata-mata sebagai proses pemberian


nasehat. Nasihat adalah jurus jitu yang sering diberikan kepada siswa ketika ia
bermasalah. Nasihat adalah salah satu sebagian kecil yang ada di konseling.
Guru BK sebenarnya melakukan upaya untuk membantu siswa menyelesaikan
masalahnya.

4) Bimbingan dan Konseling dibatasi pada hanya menangani masalah-masalah


yang insidental. Sebenarnya konseling itu menjangkau dimensi waktu yang
lebih luas, yaitu lalu, sekarang dan yang akan datang. Konselor tidah hanya
menunggu saja klien datang dan mengemukakan masalahnya.

5) Bimbingan dan Konseling dibatasi hanya untuk peserta didik tertentu saja.
Bimbingan konseling ditujukan pada siswa yang bermasalah saja. Jikapun ada
10
pada penggolongan maka itu hanya kepada penggolongan masalah saja, bukan
atas dasar kondisi pribadi klien. Semua siswa berhak mendapatkan kesempatan
yang sama untuk mendapatkan bimbingan konseling.

6) Bimbingan dan Konseling melayani “orang sakit” dan/atau “kurang/tidak


normal”. Guru BK yang memiliki kemampuan tinggu akan dengan mudah
mendeteksi dan mempertimbangkan lebih jauh tentang mantap atau kurang
mantapnya fungsi-fungsi yang ada pada kloiennya sehingga klien tersebut perlu
dikirim ke dokter atau psikiater atau tidak. Penanganan masalah oleh ahlinya
secara tepat akan memberikan jasmani yang kuat bagi keberhasilan pelayanan.

7) Bimbingan dan Konseling bekerja sendiri, padahal sebenarnya guru BK harus


bekerja sama dengan personil sekolah lainnya dalam melaksanakan bimbingan
konseling. Bayangkan apabila guru BK sudah bisa merubah fikrian siswa yang
malas untuk bisa hadir tepat waktu dikelas. Akan tetapi guru mata pelajaran
malah memberikan sebuah cemoohan kepada siswa tersebut “tumben kamu
tidak terlambat, tumben kamu rajin, mimpi apa semalam makanya kamu hadir
tepat waktu” dan masih banyak kata ejekan yang bisa mematikan proses
konseling yang sudah dibina oleh guru BK.

8) Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain pasif, sesuai dengan azaz kegiatan
disamping konselor yang bertindak sebagai pusat penggerak bimbingan dan
konseling, pihak lainpun terutama klien, harus secara langsung aktif terlibat
dalam proses tersebut. Pada dasarnya bimbingan konseling adalah usaha
bersama yang beban kegiatannya tidak semata=mata ditimpakan hanya kepada
konselor saja.

9) Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa


saja. Salah satu ciri keprofesionalan bimbingan dan konseling adalah pelayanan
itu harus dilakukan oleh orang-orang yang ahli dibidangnya. Keahliannya itu
diperoleh melalui pendidikan dan latihan yang cukup lama di perguruan tinggi.

10) Pelayanan bimbingan konseling berpusat pada keluhan pertama saja. Pada
umumnya memang diawali dengan melihat gejala-gejala keluhan awal yang
disampaikan klien. Dan ternyata apabila maalah tersebut lebih didalami maka

11
ini akan lebih luas lagi masalah yang sebenarnya dialami klien. Guru BK
hendaknya tidak tertuju pada masalah pertama yang disampaikan klien saja.
Hendaknya keluhan itu didalami dan akan nampaklah seperti apa masalahnya
(Mia & Sulastri, 2023)

12
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari satu segi dapat kita lihat bahwa Bimbingan dan Konseling memiliki
arti yang sama yaitu proses pemberian bantuan terhadap seseorang, atau
sekelompok orang. Dari segi lain konseling mrupakan alat dalam pemeberian
bimbingan, konseling juga merupakan alat paling ampuh dalam keseluruhan
program bimbingan atau dengan kata lain konseling merupakan titik sentral dari
kesuluruhan kegiatan bimbingan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Budi Purwoko, Endang Pudjiastuti Sartinah, Ach Sudrajad Nurismawan Counsellia.


(2022). Jurnal Bimbingan dan Konseling 12 (1), 48-63.

Deliana, N. (2018). Konsepsi (Kesalahpahaman) Bimbingan dan Konseling Dalam


Pendidikan. Al-Irsyad, Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam, 111–126.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2008). Penataan Pendidikan Profesional


Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan
Formal. Diperbanyak oleh Jurusan PPB FIP UPI untuk lingkungan terbatas.

Hellen A,. 2005. Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Quantum Teaching.

Hikmawati, Fenti. (2011). Bimbingan Konseling. Jakarta : Rajawali Pers

Kurniawan, I. (2023). Kesalahpahaman Mengenai Bimbingan dan Konseling Di


Sekolah. Researchgate.Net, June.

Mia, Y. G., & Sulastri, S. (2023). Analisis Kompetensi Profesional Guru. Journal of
Practice Learning and Educational Development, 3(1), 49–55.

Syahril, Riska Ahmad. (1987). Pengantar Bimbingan dan Konseling. Padang:


Angkasa Raya

Syamsu, Yusuf dan Ahmad Juntika. ( 2005). Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung : Rosdakarya

Yenti Arsini, Nazwa Fatalisa, Hikmatul Fadhilah Nasution, Lilis Syahriani. (2023).
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) 5 (5), 102-106.

14
HALAMAN KONTRIBUSI

Nama Mahasiswa NIM Deskripsi Kontribusi

1. Arifah Annisa 22231104 Berkontribusi dalam penulisan makalah,


mencari materi bagian pertama yaitu
mengenai pengertian bimbingan dan
konseling, ikut presentasi di ruang zoom
sebagai pemateri dan notulis.

2. Yun Indrasoni 22067031 Berkontribusi dalam penyusunan PPT,


mencari materi kedua dan ketiga yaitu
mengenai tujuan dan fungsi pelayanan
bimbingan dan konseling, ikut presentasi di
ruang zoom sebagai pemateri.

3. Rama Arya Kurniawan 22058180 Berkontribusi dalam mencari materi keempat


yaitu mengenai kesalahpahaman terhadap
layanan bimbingan dan konseling, ikut
presentasi di ruang zoom sebagai pemateri dan
moderator.

15

Anda mungkin juga menyukai