Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN


SOSIAL

Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Bimbingan Dan Penyuluhan Sosial

Dosen Pengampu : Hasan Bastomi., M.PD.I.

Disusun oleh :

Umi Maunatun Yulfa (2240410037)

Evi Munifatul Masruroh (2240410050)

Aminudin (2240410052)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

2024
Kata Pengantar

Puja dan puji syukur hanyalah teruntuk Allah SWT, yang mana telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang Bimbingan dan Penyuluhan Sosial dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kita sebagai umatnya.

Dalam penyusuan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dan serta informasi
dari berbagai sumber. Kami juga mendapat dukungan dan saran-saran dari banyak pihak.
Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun penyajian makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, seperti pepatah mengatakan “tak ada gading yang retak”. Oleh karena itu, saran
dan keritik yang bersifat membangun sangat diharapkan agar dapat ditemukan suatu hasil
yang lebih sempurna. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………….1

C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Penyuluhan Sosial…………………………………….2

B. Peran Bimbingan dan Penyuluhan Sosial………………………………………….4

C. Metode Bimbingan dan Penyuluhan Sosial………………………………………..5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………7

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan idealnya didukung oleh penyuluh yang sangat professional,
dikarenakan penyuluh merupakan sebuah garda terdepan dan merupakan ujung
tombak dari implementasi bimbingan dan pembelajaran yang berhadapan langsung
dengan masyarakat. Perubahan pada setiap bimbingan dilakukan sebagai upaya
pengembangan keterampilan sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran dan
menciptakan sumber daya manusia yang sangat berkompetan secara kualitas dan
kuantitas serta adaptif dengan kebutuhan zaman sekarang.
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang
ahli. Selain itu, bimbingan juga merupakan suatu proses dalam bentuk pemberian
bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis. Bimbingan dan
Penyuluhan Sosial juga memiliki sebuah kedudukan yang sangat strategis dalam
sebuah Lembaga kemasyarakatan. Lembaga kemasyarakat tersebut dijadikan sebagai
pusat pembudayaan suatu bangsa, yang merupakan sebuah peran yang memiliki suatu
sistem dalam mentransformasikan nilai-nilai kebudayaannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bimbingan dan penyuluhan sosial?
2. Bagaimana peran bimbingan dan penyuluhan sosial?
3. Bagaimana metode bimbingan dan penyuluhan sosial?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengerertian bimbingan dan penyuluhan sosial.
2. Untuk mengetahui peran bimbingan dan penyuluhan sosial.
3. Untuk mengetahui metode bimbingan dan penyuluhan sosial.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Penyuluhan Sosial


1. Bimbingan
Bimbingan secara Bahasa sebagaimana dikutip dari bukunya Hallen (2002)
dan Tohiri (2007) yaitu bermakna menuntun jalan, menunjukkan jalan,
membimbing, tuntunan atau petunjuk yang dilakukan pada rana psikologis.
Sedangkan menurut Praytitno dan Erman Amti (2004) sebagaimana dalam
bukunya menjelaskan bahwa bimbingan merupakan sebuat proses dalam menuntun
seseorang atau sekelompok orang yang memiliki tujuan tertentu dalam
mengembangkan kemampuan diri sendiri melalui pemanfaatan sarana dan potensi
yang dimiliki oleh orang tersebut berdasarkan aturan norma yang ada di
masyarakat.1
Menurut pendapat Frank Parson dalam sebuah bukunya Anas Salahuddin
(2010), bahwa bimbingan adalah sebuah tuntutan atau arahan yang disampaikan
pada seseorang untuk menentukan sebuah pilihan dengan persiapan yang sebaik-
baiknya atau tujuan yang ingin dicapai sehingga orang tersebut termotivasi dalam
mencapai tujuan atau karier yang ingin dicapainya. Adapun menurut Moh Soraya
Djumhur (1982) ia menegaskan bahwa bimbingan juga merupakan suatu proses
yang berkelanjutan dan bukan merupakan kegiatan yang instan, insedental, atau
suatu kegiatan yang benar-benar terencana dan terarah yang dikemas dalam suatu
program tertentu untuk mencapai tujuan tersebut.
Berdasarkan definisi-devinisi di atas dapat diketahui bahwa bimbingan yang
memiliki pengertian memberikan arahan atau tuntunan untuk memberikan Solusi
atau pemecahan masalah yang dihadapi seseorang atau kelompok, sehingga mereka
mampu menentukan dan memutuskan Tindakan-tindakan yang akan diambil
dengan bijak.2 Dengan kata lain, bimbingan juga merupakan suatu upaya seseorang
atau sekelompok orang secara bersama, dilakukan secara kooperatif oleh orang
yang dianggap ahli dalam bidangnya, seperti ulama atau kyai untuk mengambil
suatu keputusan atau Tindakan yang akan diambil oleh sekelompok orang yang
sedang menghadapi problem tersebut.

1
Akhsin Ridho. Bimbingan Kharier, (Cirebon: Penerbit Insania: 2021), hal.60.
2
Akhsin Ridho, Bimbingan Kharier, 65.

2
2.Penyuluhan Sosial
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) penyuluh berasal dari kata
suluh yang artinya barang yang dipakai untuk media penerangan atau obor.
Sehingga arti dari kata penyuluhan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
seorang penyuluh untuk memberikan sebuah informasi kepada orang lain.
Ada beberapa pengertian penyuluhan sosial menurut para ahli:3
a. Ban (1990), menyatakan penyuluhan sosial merupakan sebuah intervensi sosial
yang melibatkan penggunaan komunikasi secara sadar untuk membantu
masyarakat membentuk pendapat mereka sendiri dan mengambil keputusan
dengan baik.
b. Margono Slamet (2000), menyatakan bahwa inti dari kegiatan penyuluhan sosial
adalah untuk memberdayakan masyarakat. Memberdayakan berarti memberi
daya kepada yang tidak berdaya atau mengembangkan daya yang sudah dimiliki
menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.
c. Mardikanto (1987), menyatakan bahwa penyuluhan sosial itu sebagai proses
komunikasi Pembangunan, penyuluhan tidak sekedar upaya untuk
menyampaikan pesan-pesan Pembangunan, tetapi yang lebih penting yaitu untuk
menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat dalam Pembangunan.
Adapun kunci penting dari penyuluhan sosial di dalam proses Pembangunan
didasari oleh kenyataan bahwa pelaksana utama Pembangunan adalah
masyarakat kecil yang umumnya termasuk golongan ekonomi lemah, baik
lemah dalam permodalan, pengetahuan, dan keterampilannya. Tujuan dari
penyuluhan sosial adalah terjadinya perubahan perilaku sasarannya. Hal ini
merupakan perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat
diamati secara langsung maupun tidak langsung dengan indera manusia.

3
Riska Febriyanti. Penyuluhan Sosial, 2020.

3
B. Peran Bimbingan Dan Penyuluhan Sosial
Bimbingan dan Penyuluhan Sosial menurut para ahli sangat beragam. Hal ini
disebabkan karena mereka mempunyai pandangan-pandangan yang tersendiri. Secara
etimologi bimbingan penyuluhan sosial merupakan arti dari guidance, dari Bahasa
Inggris yang dapat diartikan secara umum sebagai bantuan dan tuntutan. Menurut
beberapa ahli peran merupakan suatu perbuatan seseorang dengan cara tertentu dalam
usaha menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya.
Menurut Biddle dan Thomas (1966), menyatakan ada empat perilaku yang
terkait dengan peran, yaitu:4
a. Expectation (harapan)
Harapan ini adalah harapan-harapan orang lain pada umumnya tentang perilaku
yang pantas, yang seyogyanya ditunjukkan oleh seseorang yang mempunyai peran
tertentu.
b. Norm (norma)
Norma disini menurut Secord dan Backman (1964) merupakan salah satu bentuk
harapan, dimana tuntutan peran melalui proses internalisasi dapat menjadi norma
bagi peran yang bersangkutan.
c. Performance (wujud perilaku dalam peran)
Peran diwujudkan dalam perilaku pemegang posisi tersebut. Dimana wujud
perilaku ini adalah nyata dan bukan sekedar harapan saja.
d. Evaluation (penilaian) dan Sanction (sanksi)
Penilaian dan sanksi didasarkan pada penilaian dari masyarakat tentang norma.
Berdasarkan norma itu orang memberikan kesan positif atau negatif terhadap
suatu perilaku. Kesan negatif atau positif inilah yang dinamakan dengan penilaian.
Sedangkan, sanksi merupakan usaha orang untuk mempertahankan suatu nilai
positif.
Adapun peran penyuluhan sosial pada masa sekarang ini lebih dipandang
sebagai proses membantu seseorang untuk mengambil keputusan sendiri dengan cara
menambah pilihan lagi bagi mereka, dan dengan cara menolong mereka
mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi dari masing-masing pilihan. Peran
penyuluhan sosial dalam kegiatannya pasti tidak luput dari bimbingan yang ditujukan
kepada seseorang yang dianggap sebagai sasaran dari penyuluhan tersebut, karena

4
Liyana Rakhmawati & Galuh Dwi Purwasih. Peran Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Jurnal Program Studi
PGMI, vol.5 No.1, 2018.

4
penyuluhan itu sendiri memiliki tujuan yang hamper selaras dengan bimbingan itu
sendiri. Sedangkan menurut Natawidjaja, Penyuluhan Sosial itu diartikan sebagai
sebuah hubungan timbal balik antara dua orang individu, dimana yang seorang
penyuluh berusaha membantu orang lain (klien) untuk mencapai pengertian tentang
dirinya sendiri dalam hubungannya dengan suatu masalah-masalah yang dihadapinya
pada waktu mendatang.

C. Metode Bimbingan dan Penyuluhan Sosial.


Metode adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Semakin rumit kegiatan yang dilakukan semakin banyak pula
metode yang diciptakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi demi terwujudnya
suatu tujuan yang dicita-citakan serta dapat mengembangkan sifat religius
Masyarakat.5 Berikut beberapa metode dalam Bimbingan Penyuluhan Sosial:
a. Metode Bimbingan dan Penyuluhan dengan Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang


berlangsung secara lisan, baik itu dua orang ataupun lebih yang dilakukan
dengan cara face to face atau secara bertatap muka, dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi secara langsung atau keterangan secara mendalam dan
detail. Tujuan lainnya yaitu agar dapat mengumpulkan data-data berupa
informasi baik melalui catatan ataupun rekaman dari narasumber.

b. Metode Bimbingan dan Penyuluhan melalui individu

Metode bimbingan dan Penyuluhan individu merupakan salah satu


teknik dalam bimbingan, teknik metode bimbingan indvidu ini merupakan
upaya pemberian bantuan secara individual dan langsung bertatap muka antara
penyuluh dan klien. Metode bimbingan individu bisa dikatakan sangat efektif
karena pembimbing atau penyuluh dapat fokus pada satu klien saja.6

c. Metode Bimbingan dan Penyuluhan secara Kelompok.

Dengan Menggunakan metode kelompok, pembimbing atau penyuluh


akan dapat mengembangkan sikap sosial, sikap memahami peranan dan

5
Anwar, M. Fuad. Landasan Bimbingan dan Konseling Islam, (Cet. I). Yogyakarta.
6
Lubis, Namora Lamongga. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Praktik dan Teoori.

5
bimbingan dalam lingkungannya menurut penglihatan orang lain dalam
kelompok itu sendiri.

Dalam hal ini metode bimbingan kelompok, dinilai lebih efesien


karena pembimbing/penyuluh dapat bimbingan dengan beberapa klien,
walaupun bimbingan kelompok ini tidak terlalu terarah karena penyuluh atau
pembimbing sulit menyelesaikan permasalahan setiap klien dalam satu
pertemuan.

Metode bimbingan kelompok dapat digunakan teknik persuasif yaitu


teknik komunikasi untuk mengajak orang-orang yang bertujuan untuk
mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap dan perilaku seseorang
sehingga orang-orang tersebut dapat bertindak sesuai yang diinginkan.7

Natawidjaja mengemukakan bimbingan merupakan sebagai suatu


proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan agar individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri.

Sehingga individu sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak


secara wajar, sesuai dengan tuntutan yang berlaku dimasyarakat dan
lingkungannya individu berada. Dengan demikian individu dapat menikmati
kebahagiaan hidupnya dan memberikan sumbangsi kepada kehidupan
masyarakat.8

7
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, dan R&D

8
Singgih, D Gunarsa. Konseling dan Psikoterapi, Cet, VII. Jakarta: Katalog dalam Terbitan (KDT).

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.
Bimbingan yang memiliki pengertian memberikan arahan atau tuntunan untuk
memberikan Solusi atau pemecahan masalah yang dihadapi seseorang atau kelompok,
sehingga mereka mampu menentukan dan memutuskan Tindakan-tindakan yang akan
diambil dengan bijak. Dengan kata lain, bimbingan juga merupakan suatu upaya
seseorang atau sekelompok orang secara bersama, dilakukan secara kooperatif oleh
orang yang dianggap ahli dalam bidangnya.
Penyuluhan sosial merupakan sebuah intervensi sosial yang melibatkan
penggunaan komunikasi secara sadar untuk membantu masyarakat membentuk
pendapat mereka sendiri dan mengambil keputusan dengan baik.
Metode adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Semakin rumit kegiatan yang dilakukan semakin banyak pula
metode yang diciptakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi demi terwujudnya
suatu tujuan yang dicita-citakan serta dapat mengembangkan sifat religius
Masyarakat. Berikut beberapa metode dalam Bimbingan Penyuluhan Sosial:
a. Metode Bimbingan dan Penyuluhan dengan Wawancara
b. Metode Bimbingan dan Penyuluhan melalui Individu
c. Metode Bimbingan dan Penyuluhan secara Kelompok

7
Daftar Pustaka

Rakhmawati, Liyana dan Galuh Dwi Purwasih. "Peran Bimbingan dan Penyuluhan
Islam". Jurnal Program Studi PGMI. vol.5 no.1, 2018.

Ridho, Akhsin. Bimbingan Karier. Cirebon: Penerbit Insania, 2021 hal.60

Anwar, M. Fuad. 2019. Landasan Bimbingan dan Konseling Islam, (Cet. I).
Yogyakarta: Group Penerbitan CV: Budi Utama.

Lubis, Namora Lamongga. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Praktik dan
Teoori, Cet: I; Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, dan R&D (Cet. XXV).
Bandung: Alfabeta.

Singgih, D Gunarsa. 2017. Konseling dan Psikoterapi, Cet, VII. Jakarta: Katalog dalam
Terbitan (KDT).

Anda mungkin juga menyukai