Oleh
2023
Kata pengantar
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar..........................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................1
C. TUJUAN PENELITIAN...............................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
1. Pelembagaan Dalam Tahapan Manajemen PMI..............................................3
2. Tahapan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat.................................................8
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
KESIMPULAN......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1
C. TUJUAN PENELITIAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
1.) Pelembagaan
3
Lebih lanjut, menurutnya, bahwa kunci pertama dari keberhasilan program
pemberdayaan masyarakat adalah apabila dapat mendorong lahirnya aktivitas
lokal atau kegiaan-kegiatan di masyarakat. Lebih penting dari itu, apabila dampak
keberlanjutan dari program itu dapat terlihat dan ada, dimana aktivitas lokal atau
kegiatan yang dilaksanakan dalam program tersebut mendorong muncul aktivitas
lokal atau kegiatan-kegiatan lainnya sebagai mata rantai dari kegiatan
sebelumnya. Dalam bahasa lainnya, aktivitas lokal atau kegiatan yang
dilaksanakan dalam program itu memberikan multiplier effect yang mampu
menciptakan siklus kemanfaatan program yang tidak hanya berhenti ketika
program yang berasal dari luar sudah habis masa waktunya. Dalam konteks ini,
bagi program pengembangan masyarakat, bahwa bantuan/pendampingan dari luar
(baca; LSM, pemerintah maupun badan usaha) harus diposisikan hanya stimulan
belaka dan tidak selamanya. Kenapa program yang dilakukan oleh pihak luar itu
hanya stimulan saja? Hal ini dimaksudkan agar masyarakat yang diintervensi
melalui sebuah progam tersebut, tidak mengalami ketergantungan, tentu saja hal
tersebut dapat berdampak buruk bagi mereka, dan bertentangan dengan tujuan
sebenarnya diselenggarakannya program pemberdayaan masyarakat; yakni
masyarakat dapat berdaya dan menolong diri sendiri dalam menghadapi hambatan
dan kendala yang dihadapinya. Model program pengembangan masyarakat yang
memiliki arah kemandirian/keberlanjutan salah satu telah digagas oleh LP3ES
ketika mengintrodusir program transaksi hulu-hilir di wilayah DAS Cidanau,
Serang, Banten. Dimana secara Bantuan materi dan pelayanan Aktivitas lokal
Pengembangan sumber daya manusia, material dan organisasi Hasil material dan
pelayanan baru Garis intervensi Garis siklus kemandiriaan/keberlanjuta Sumber:
Honadle & Vant Sant (1985:76), Soetomo (2006;423) Kombinasi sumber daya
eksternal dan internal Gambar 1. Intervensi yang berdampak kemandirian Lebih
lanjut, menurutnya, bahwa kunci pertama dari keberhasilan program
pemberdayaan masyarakat adalah apabila dapat mendorong lahirnya aktivitas
lokal atau kegiatankegiatan di masyarakat. Lebih penting dari itu, apabila dampak
keberlanjutan dari program itu dapat terlihat dan ada, dimana aktivitas lokal atau
kegiatan yang dilaksanakan dalam program tersebut mendorong muncul aktivitas
4
lokal atau kegiatankegiatan lainnya sebagai mata rantai dari kegiatan sebelumnya.
Dalam bahasa lainnya, aktivitas lokal atau kegiatan yang dilaksanakan dalam
program itu memberikan multiplier effect yang mampu menciptakan siklus
kemanfaatan program yang tidak hanya berhenti ketika program yang berasal dari
luar sudah habis masa waktunya. Dalam konteks ini, bagi program pengembangan
masyarakat, bahwa bantuan/pendampingan dari luar (baca; LSM, pemerintah
maupun badan usaha) harus diposisikan hanya stimulan belaka dan tidak
selamanya. Kenapa program yang dilakukan oleh pihak luar itu hanya stimulan
saja? Hal ini dimaksudkan agar masyarakat yang diintervensi melalui sebuah
progam tersebut, tidak mengalami ketergantungan, tentu saja hal tersebut dapat
berdampak buruk bagi mereka, dan bertentangan dengan tujuan sebenarnya
diselenggarakannya program pemberdayaan masyarakat; yakni masyarakat dapat
berdaya dan menolong diri sendiri dalam menghadapi hambatan dan kendala yang
dihadapinya. Model program pengembangan masyarakat yang memiliki arah
kemandirian/keberlanjutan salah satu telah digagas oleh LP3ES ketika
mengintrodusir program transaksi hulu-hilir di wilayah DAS Cidanau, Serang,
Banten. Dimana secara eksplisit ada satu tahapan secara khusus untuk
membangun dimensi keberlanjutan dari program atau aktivitas lokal yang ada
disana. Berikut ini siklus tahapan dalam pengembangan masyarakat yang
menganut aspek berkelanjutan program tersebut 27 eksplisit ada satu tahapan
secara khusus untuk membangun dimensi keberlanjutan dari program atau
aktivitas lokal yang ada disana. Berikut ini siklus tahapan dalam pengembangan
masyarakat yang menganut aspek berkelanjutan program tersebut
5
gambar tersebut dapat berjalan berkesinambungan dan memberikan manfaat
kepada masyarakat secara jangka panjang, serta menjamin bahwa program itu
tetap berjalan walaupun bantuan/asistensi dari pemerintah, LSM maupun badan
usaha sudah selesai. Sedangkan tahapan pemberdayaan masyarakat yang
mengabaikan aspek keberlanjutan. Dimana taapan ini sering diabaikan oleh
sejumlah perencana dalam program pemberdayaan masyarakat tersebut. Padahal
agar program tersebut dapat berjalan berkesinambungan dan memberikan manfaat
kepada masyarakat secara jangka panjang, serta menjamin bahwa program itu
tetap berjalan walaupun bantuan/asistensi dari pemerintah, LSM maupun badan
usaha sudah selesai. Sedangkan tahapan pemberdayaan masyarakat yang
mengabaikan aspek keberlanjutan tersebut, biasanya urutannya sebagai berikut;
pertama, perencanaan program, pelaksanaan program dan monitoring serta
evaluasi program. Ternyata model ini tidak memberikan kontribusi positif bagi
pengembangan program secara lebih berkesinambungan.
6
kuat sebagai mata rantai yang akan melanjutkan kegiatan pemberdayaan yang
sudah dilakukan melalui stimulan dari pihak luar tersebut. Karena kelembagaan
lokal yang kuat akan memelihara kesinambungan dan manfaat program tersebut.
Penguatan kelembagaan lokal dapat dilaksanakan melalui penguatan sumber daya
manusia (SDM) sebagai pengelola program tersebut, pembangunan sarana fisik
kelembagaan dan pendanaan yang permanen. Penguatan dan pengembangan
sumber daya manusia, misalnya, melalui pelatihan manajemen dan
kepemimpinan, administrasi keuangan, pemasaran dan lobby serta ketrampilan—
ketrampilan lainnya. Kedua, membina kader masyarakat. Kader masyarakat
biasanya dibentuk bersamaan dengan perencanaan dan pelaksanaan program.
Mereka inilah ujung tombak yang akan meneruskan program tersebut setelah
masa penghapusan “jejak” dari pihak luar yang membantunya. Pembinaan kader
masyarakat yang profesional dan cakap adalah bentuk tanggung jawab dari
pemberi program untuk mewujudkan kemanfaatan yang berjangka panjang
tersebut. Pada tahap pelembagaan, aspek pembinaan kader masyarakat merupakan
hal yang penting dilakukan sebagai upaya membangun dampak yang berjangka
lama dari program tersebut. Ketiga, Sumber pendanaan; sumber pendanaan bagi
program tersebut yang tidak hanya bergantung pada pemberian dari pihak luar
yang sifat sementara dan tidak permanen.Tetapi mekanisme pendanaan ini harus
dibuat secara permanen, oleh karena itu model-model pendanaan alternatif harus
dibuat selama program tersebut dilaksanakan. Misalnya, dalam kasus Program
Transaksi Hulu-Hilir di Wilayah di DAS Cidanau, disepakati pemberian dana
kompensasi dari pihak hilir (PT. Krakatau Tirta Industri) sebagai pemanfaat dari
air yang mengalir di daerah aliran sungai (DAS) Cidanau kepada masyarakat di
hulu agar memelihara kelestarian lingkungan di daerah hulu sehingga air itu dapat
tersedia dan mengalir. Model-model seperti inilah yang dapat diharapkan
membangun pendanaan program setelah “pemberian dana” dari luar dihentikan
karena sifatnya yang sementara dan stimulan belaka.1
1
Muhtadi, Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam, Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah;
2013, 34
7
Masing-masing kelembagaan masyarakat yang ada mempunyai fungsi berbeda-
beda sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Lembaga-lembaga kemasyarakatan di
pedesaan setidak-tidaknya dikelompokkan menjadi empat jenis:
1. Penyadaran
2
Zubaedi, Pengembangan Masyarakat, Jakarta: Kencana, 2013, 125
8
4. menunjukkan pentingnya perubahan
kapasitas.
9
Memprioritaskan dan menganalisa masalah-masalah hasil PRA
lebih rinci
Identifikasi alternatif pemecahan masalah terbaik
Identifikasi sumberdaya yang tersedia untuk pemecahan masalah
Pengembangan rencana kegiatan serta pengorganisasian
pelaksanaannya3
Yang dimaksud dengan taudi' adalah tahap keterlepasan dan kemandirian. Pada
tahap ini, umat telah siap menjadi masyarakat mandiri, terutama tsecara
manajerial. Bila ketiga tahap ini selesai dilalui, bolehlah berharap akan munculnya
suatu masyarakat Islam yang memiliki kualitas yang siap dipertandingkan dengan
kelompok-kelompok masyarakat lain dalam arena pasar bebas nanti. Pada fase
masyarakat mandiri atau banyak disebut orang dengan istilah masyarakat madani
problem agama seharusnya tidak lagi berkutat pada 'pemujaan Tuhan.4
10
(PUAP) DI DESA SRITEJOKENCONO, KECAMATAN KOTAGAJAH,
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
PUAP yaitu bantuan program dari departemen Pertanian yang termasuk dalam
program PNPM-Mandiri yang berguna untuk memberdayakan masyarakat
tani,dengan adanya program ini diharapkan petani tidak kebingungan dalam
pemenuhan modal pertanian untuk mengelola usaha tani yang mereka miliki baik
dari masa sebelum tanam, masa tanam, masa panen hingga masa setelah panen.
Gapoktan adalah lembaga ekonomi desa yang dipercaya untuk mengelola dana
PUAP dari pemerintah. Sehingga secara struktur organisasi maupun program-
11
program kegiatan yang akan dilaksanakan harus direncanakan dan dilaksanakan
dengan sebaik mungkin.
Evaluasi berfungsi untuk meninjau pelaksanaan program PUAP mulai dari awal
penggunaan dana, manfaat, sarana penerima dana dan pengembalian. Sedangkan
laporan bertujuan untuk memberikan informasi terhadap kegiatan yang
berlangsung selama program berjalan.5
5
Dewi Ayu Hidayati, Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Penguatan kelompok tani Melalui
Pelaksanaan Program PUAP, Lampung: Jurnal Sosiologi, Vol.20
12
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Tiga tahap atau proses pengembangan masyarakat, yakni takwin, tanzim, dan
taudi. Takwin adalah tahap pembentukan pembentukan masyarakat Islam.
Kegiatan pokok tahap ini adalah dakwah Islam bil lisan sebagai ikhtiar sosialisasi
akidah, ukhuwah, dan ta'awun.
Tahap ketiga, yaitu taudi".yang dimaksud dengan taudi' adalah tahap keterlepasan
dan kemandirian. Pada tahap ini, umat telah siap menjadi masyarakat mandiri,
terutama tsecara manajerial. Bila ketiga tahap ini selesai dilalui, bolehlah berharap
akan munculnya suatu masyarakat Islam yang memiliki kualitas yang siap
dipertandingkan dengan kelompok-kelompok masyarakat lain dalam arena pasar
bebas nanti. Pada fase masyarakat mandiri atau banyak disebut orang dengan
istilah masyarakat madani problem agama seharusnya tidak lagi berkutat pada
'pemujaan Tuhan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14