Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah.swt. yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang konsep
dasar PKBM ini dengan baik. Makalah ini diharapkan mampu membantu kita dalam
mempertajam pemahaman tentang konsep dasar PKBM supaya dapat menjadi landasan
awal

dalam

mengembangkan

program-program

PKBM,

guna

mencerdaskan,

memedayakan, dan membangun masyarakat yang cerdas dan bermartabat. Selain itu,
makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi mahasiswa PLS, menurut
landasan teori yang tersaji dalam makalah ini.
Demikian, kami ucapkan terimakasih bagi para pembaca dan kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bermanafaat
bagi kta semua.

Indralaya, 11 Oktober 2015


Tim penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar....... 1
Daftar Isi.....2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang3
1.2 Rumusan Masalah...3
1.3 Tujuan.3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1

Filosofi PKBM4

2.2

Definisi PKBM...5

2.3

Kompenen PKBM..7

2.4

Parameter PKBM....8

2.5

Karakter PKBM..9

2.6

Penetapan Visi dan Misi...10

2.7

Tujuan PKBM..11

2.8

Bidang Kegiatan PKB..11

2.9

Komponen PKBM....13

2.10

Parameter PKBM..14

2.11

Karakter PKBM....15

2.12

Program dan Kegiatan di PKBM..16

2.13

Proses Pembentukan PKBM.17

BAB III PENUTUP


3.1

Kesimpulan...18

3.2

Saran.....18

DAFTAR PUSTAKA..19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan nasional melalui jalur pendidikan

Non-formal adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Diselenggarakannya


PKBM adalah sebagai tempat bagi warga untuk memperoleh dan keterampilan
dengan memanfaatkan sarana prasarana dan segala potensi yang ada disekitar
lingkungan masyarakat, karena didalamnya menyediakan berbagai macam jenis
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Sebagaimana diketahui bahwa PKBM adalah wadah berbagai kegiatan
pembelajaran masyarakat yang diarahkan pada pemberdayaan potensi masyarakat
untuk menggerakkan pembangunan dibidang sosial, ekonomi, dan budaya. PKBM
dibentuk oleh masyarakat, milik masyarakat, dan dikelola oleh masyarakat untuk
memeperluas kebutuhan belajar masyarakat.
Oleh karena itu, kami membuat makalah tentang PKBM, supaya mahasiswa PLS
mengetahui konsep dasar tentang PKBM, yang kemudian digunakan untuk
mengembangkan program-program PKBM secara nyata, guna mencerdaskan dan
memerdayakan masyarakat.
1.2

Rumusan Masalah
1. Apakah PKBM itu ?
2. Mengapa PKBM diadakan?
3. Apa saja program-program PKBM ?
4. Apa manfaat PKBM ?
5. Apa saja kompenen-kompenen PKBM ?

1.3

Tujuan
TujuanMakalah ini dibuat untuk menambah wawasan pembaca tentang PKBM,
serta sebagai landasan awal bagi mahasiswa PLS untuk mengembangkan PKBM
guna memerdayakan dan mencerdaskan masyarakat.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1

Filosofi PKBM
Filosofi PKBM secara ringkas adalah dari, oleh dan untuk masyarakat. Ini berarti

bahwa PKBM adalah suatu institusi yang berbasis masyarakat (Community Based

Institution).
Dari masyarakat sebagai filosofi, berarti pendirian PKBM haruslah selalu
merupakan inisiatif dari masyarakat itu sendiri yang datang dari suatu kesadaran akan
pentingnya

peningkatan

mutu

kehidupannya

melalui

suatu

proses-proses

transformasional dan pembelajaran. Inisiatif ini dapat saja dihasilkan oleh suatu
proses sosialisasi akan pentingnya PKBM dan hal-hal lainnya tentang PKBM kepada
beberapa anggota atau tokoh masyarakat setempat oleh pihak pemerintah ataupun
oleh pihak lain di luar komunitas tersebut. Dalam hal pendirian suatu PKBM peran
pemerintah ataupun pihak lain diluar komunitas tersebut hanyalah berupa proses
sosialisasi, motivasi, stimulasi dan pelatihan untuk memperkenalkan PKBM secara
utuh dan membuka perspektif serta wawasan dan langkah-langkah yang dapat
dilakukan dalam membentuk PKBM serta dalam pengembangan selanjutnya. Proses
sosialisasi ini hendaknya tidak mengambil alih inisiatif pendirian yang harus murni
datang dari kesadaran, kemauan dan komitmen anggota masyarakat itu sendiri. Hal
ini sangat penting demi menjaga perkembangan PKBM itu secara sehat yang
dikemudian hari akan sangat menentukan kemandirian dan keberlanjutan PKBM
tersebut.
Oleh masyarakat sebagai filosofi, berarti penyelenggaraan dan pengembangan
serta keberlanjutan PKBM sepenuhnya menjadi tanggungjawab masyarakat itu
sendiri. Ini juga bermakna adanya semangat kemandirian dan kegotongroyongan
dalam penyelenggaraan PKBM. Dengan kata lain, penyelenggaraan PKBM tidak
harus menunggu kelengkapan ataupun kecanggihan sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh suatu masyarakat dan tidak harus menunggu ada atau tidaknya ijin legal
dari pemerintah setempat. PKBM dapat saja berlangsung dalam kesederhanaan
apapun yang dimiliki oleh suatu masyarakat. Penyelenggaraan PKBM harus
didasarkan dan memperhatikan potensi yang dimiliki oleh suatu masyarakat.
Untuk Masyarakat, berarti bahwa keberadaan PKBM haruslah sepenuhnya demi
kemajuan kehidupan masyarakat dimana PKBM tersebut berada. Itu berarti juga
bahwa pemilihan program-program yang diselenggarakan di PKBM harus benarbenar sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Hal ini tentunya juga tidak
berarti menutup kemungkinan anggota masyarakat diluar masyarakat tersebut untuk

dapat turut serta mengikuti berbagai program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh
PKBM. Kemungkinan tersebut dapat saja diwujudkan sepanjang tidak menghambat
pemberian manfaat bagi masyarakatnya. Prioritas dan fokus pemberdayaan tentunya
haruslah tetap tertuju kepada masyarakat sasaran PKBM itu sendiri. Masyarakat
bertindak sekaligus sebagai subyek dan obyek dalam berbagai kegiatan yang
diselenggarakan oleh PKBM.
2.2

Definisi PKBM
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan prakarsa pembelajaran

masyarakat yang didirikan dari, oleh dan untuk masyarakat. PKBM adalah suatu
institusi yang berbasis masyarakat (Community Based Institution). Terminologi
PKBM dari masyarakat, berarti bahwa pendirian PKBM merupakan inisiatif dari
masyarakat itu sendiri. Keinginan itu datang dari suatu kesadaran akan pentingnya
peningkatan

mutu

kehidupan

melalui

suatu

proses

transformasional

dan

pembelajaran.
Inisiatif ini dapat dihasilkan oleh suatu proses sosialisasi akan pentingnya PKBM
sebagai wadah pemberdayaan masyarakat kepada beberapa anggota atau tokoh
masyarakat setempat oleh pihak pemerintah ataupun oleh pihak lain di luar komunitas
tersebut. Oleh masyarakat, berarti bahwa penyelenggaraan, pengembangan, dan
keberlanjutan PKBM sepenuhnya menjadi tanggung jawab masyarakat itu sendiri.
Ini

juga

bermakna

adanya

semangat

kebersamaan,

kemandirian,

dan

kegotongroyongan dalam pengelolaan PKBM serta penyelenggaraan berbagai


program pendidikan masyarakat pada lembaga tersebut. Untuk masyarakat, berarti
bahwa keberadaan PKBM sepenuhnya untuk kemajuan dan keberdayaan kehidupan
masyarakat tempat lembaga tersebut berada. Eksistensi lembaga didasarkan pada
pemilihan program-program yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan atau
pemberdayaan masyarakat. Hal ini tidak menutup kemungkinan anggota masyarakat
di luar komunitas tersebut ikut serta dalam berbagai program dan kegiatan yang
diselenggarakan oleh PKBM. Masyarakat bertindak sekaligus sebagai subjek dan
objek dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh PKBM.

PKBM sebagai akronim dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, mempunyai


makna yang strategis. Berbagai simbolis makna dari akronim PKBM dapat dijelaskan
sebagai berikut.
Pusat,

berarti

bahwa

penyelenggaraan

PKBM

haruslah

terkelola

dan

terlembagakan dengan baik. Hal ini sangat penting untuk efektivitas pencapaian
tujuan, mutu penyelenggaraan program-program, efisiensi pemanfaatan sumbersumber, sinergitas antar berbagai program dan keberlanjutan keberadaan PKBM itu
sendiri. Hal ini juga berkaitan dengan kemudahan untuk dikenali dan diakses oleh
seluruh anggota masyarakat untuk berkomunikasi, berkoordinasi, dan bekerja sama
dengan berbagai pihak baik yang berada di wilayah keberadaan PKBM tersebut,
maupun dengan berbagai pihak di luar wilayah tersebut misalnya pemerintah,
lembaga nasional maupun internasional, dan sebagainya.
Kegiatan, berarti bahwa di PKBM diselenggarakan berbagai kegiatan-kegiatan
yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat setempat, serta PKBM selalu dinamis,
kreatif dan produktif melakukan berbagai kegiatan-kegiatan yang positif bagi
masyarakat setempat. Kegiatan-kegiatan inilah yang merupakan inti dari keberadaan
PKBM, yang tentunya juga sangat tergantung pada konteks kebutuhan dan situasi
kondisi masyarakat setempat.
Belajar, berarti bahwa berbagai kegiatan yang diselenggarakan di PKBM harus
merupakan kegiatan yang mampu memberikan dan menciptakan proses transformasi
peningkatan kapasitas serta perilaku anggota komunitas tersebut ke arah yang lebih
positif. Belajar dapat dilakukan oleh setiap orang selama sepanjang hayat di setiap
kesempatan yang dapat dilakukan dalam berbagai dimensi kehidupan. Belajar dapat
dilakukan dalam kehidupan berkesenian, beragama, berolahraga, adat istiadat dan
budaya, ekonomi, sosial, politik dan sebagainya. Dengan demikian, PKBM
merupakan suatu institusi terdepan yang langsung berada di tengah-tengah
masyarakat yang mengelola dan mengimplementasikan konsep belajar sepanjang
hayat.
Masyarakat, berarti bahwa PKBM adalah usaha bersama masyarakat untuk
memajukan dirinya sendiri (self help) secara bersama-sama sesuai dengan ukuran
nilai dan norma masyarakat itu sendiri akan makna kehidupan. Dengan demikian,

ciri-ciri suatu masyarakat akan sangat kental mewarnai suatu PKBM baik mewarnai
tujuan, pilihan dan disain program, kegiatan yang diselenggarakan, budaya yang
dikembangkan dalam kepemimpinan dan pengelolaan kelembagaannya, keberadaan
penyelenggara maupun pengelola PKBM haruslah mencerminkan peran dan fungsi
seluruh anggota masyarakat tersebut.
2.3

Kompenen PKBM
1. Komunitas Binaan/Sasaran
Setiap PKBM memiliki komunitas yang menjadi tujuan atau sasaran
pengembangannya. Komunitas ini dapat dibatasi oleh wilayah geografis tertentu
ataupun komunitas dengan permasalahan dan kondisi sosial serta ekonomi
tertentu.
2. Peserta Didik
Peserta didik adalah bagian dari komunitas binaan atau dari komunitas lainnya
yang dengan kesadaran yang tinggi mengikuti satu atau lebih program
pembelajaran yang ada di lembaga.
3. Pendidik/Tutor/Instruktur/Narasumber
Teknis Pendidik/tutor/instruktur/narasumber teknis adalah sebagian dari warga
komunitas tersebut ataupun dari luar yang bertanggung jawab langsung atas
proses pembelajaran atau pemberdayaan masyarakat di lembaga.
4. Penyelenggara dan Pengelola
Penyelenggara PKBM adalah sekelompok warga masyarakat setempat yang
dipilih oleh komunitas yang mempunyai tanggung jawab atas perencanaan,
pelaksanaan, dan pengembangan program di PKBM serta bertanggung jawab
terhadap seluruh pelaksanaan program dan harta kekayaan lembaga. Pengelola
program/kegiatan adalah mereka yang ditunjuk melaksanakan kegiatan
teknis/operasional program tertentu yang ada di PKBM.
5. Mitra PKBM
Mitra PKBM adalah pihak-pihak dari luar komunitas maupun lembaga-lembaga
yang memiliki agen atau perwakilan atau aktivitas atau kepentingan atau
kegiatan dalam komunitas tersebut yang dengan suatu kesadaran dan kerelaan

telah turut berpartisipasi dan berkontribusi bagi keberlangsungan dan


pengembangan suatu PKBM.
2.4

Parameter PKBM
1. Partisipasi masyarakat (Community participation)
Salah satu ukuran kemajuan suatu PKBM adalah kualitas dan kuantitas
partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pendirian, penyelenggaraan, dan
pengembangan PKBM. Semakin tinggi jumlah anggota masyarakat yang
berpartisipasi dalam suatu PKBM maka semakin tinggi pula capaian keberhasilan
dan kemajuan PKBM tersebut. Demikian juga, semakin tinggi mutu keterlibatan
masyarakat setempat dalam suatu PKBM menggambarkan semakin tinggi
kemajuan suatu PKBM. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam
suatu PKBM, akan terlihat dalam setiap proses manajemen yang ada baik dalam
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian maupun dalam
berbagai kegiatan dan permasalahan yang ada di PKBM tersebut. Partisipasi
masyarakat juga dapat ditunjukkan dalam dukungan dalam penyediaan sarana
dan prasarana, dana, tenaga personalia, ide/ gagasan, dan sebagainya.
2. Manfaat bagi masyarakat (Impact)
Parameter berikutnya untuk mengukur tingkat kemajuan suatu PKBM adalah
manfaat bagi masyarakat. Yang dimaksud dengan manfaat (impact) adalah
seberapa besar PKBM tersebut telah memberikan sumbangan yang berarti bagi
peningkatan mutu kehidupan komunitas tersebut. Sumbangan ini dapat berupa
peningkatan pengetahuan anggota masyarakat, peningkatan keterampilan,
perbaikan perilaku, peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja,
penciptaan keharmonisan dan lain-lain.
3. Mutu dan relevansi program
Mutu dan relevansi program yang diselenggarakan oleh PKBM merupakan
parameter berikutnya bagi kemajuan suatu PKBM. Untuk menilai mutu dan
relevansi program yang diselenggarakan, perlu memperhatikan input, proses, dan

output dalam pelaksanaan program. Untuk mengukur mutu dan relevansi


program pembelajaran yang diselenggarakan telah banyak dikembangkan modelmodel pengukuran dan evaluasi pendidikan serta evaluasi mutu pengelolaan
lembaga secara umum, misalnya Manajemen Mutu Total (Total Quality
Management atau TQM), seri International Standard Organization (ISO) dan
lain-lain.
4. Kemandirian dan Keberlanjutan lembaga (Sustainability)
Kemandirian dalam batasan ini adalah kemampuan PKBM untuk tetap berjalan
dengan baik melaksanakan berbagai program tanpa harus bergantung kepada
berbagai pihak lain di luar dirinya. Sedangkan yang dimaksud dengan
keberlanjutan lembaga di sini adalah kemampuan PKBM untuk tetap bertahan
terus-menerus melaksanakan seluruh program sesuai dengan dinamika kebutuhan
masyarakat. Untuk meningkatkan kemandirian dan keberlanjutan lembaga perlu
dikembangkan sistem pendanaan yang lebih mandiri dan berkelanjutan,
meningkatkan kemampuan lembaga dalam melakukan inovasi program,
membangun

sistem

manajemen

yang

baik,

melakukan

pelatihan

dan

pengembangan sumber daya manusia, serta melakukan sistem kaderisasi


kepemimpinan yang baik.
2.5

Karakter PKBM
Karakter PKBM menunjukkan nilai-nilai yang harus selalu menjiwai seluruh

kegiatan PKBM. Untuk membangun PKBM yang baik maka karakter harus terus
dibentuk dan diperkuat PKBM. Tanpa memiliki karakter, PKBM akan sulit bertahan
dan berkembang dalam mencapai tujuannya. Ada 9 karakter yang harus dimiliki dan
dikembangkan di PKBM yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kepedulian terhadap masyarakat marginal yang serba kekurangan;


Kemandirian penyelenggaraan;
Kebersamaan dalam kemajuan;
Kebermaknaan setiap program dan kegiatan;
Kemitraan dengan semua pihak yang ingin berpartisipasi dan berkontribusi;
Fleksibilitas penyelenggaraan program;
Profesionalisme pengelolaan lembaga;

8. Transparansi dan akuntabilitas pertanggungjawaban program dan lembaga;


9. Pembaharuan secara terus-menerus (continuous improvement).
2.6

Penetapan Visi dan Misi


PKBM sebagai satuan pendidikan nonformal dan wadah pembelajaran

masyarakat harus menetapkan visi dan misi yang jelas untuk pendidikan atau
pemberdayaan masyarakat sesuai dengan fungsi dan perannya. Visi dan misi lembaga
tersebut dirumuskan dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Visi :
1. Sebagai cita-cita ideal lembaga yang ditetapkan oleh semua pihak yang
berkepentingan yang akan dicapai pada masa yang akan datang;
2. Mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada seluruh elemen di
PKBM;
3. Mengacu pada pencapaian tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan
kebutuhan pemberdayaan masyarakat.
b. Misi :
1. Program strategis yang akan dilakukan dalam kurun waktu tertentu;
2. Dasar-dasar penentuan sasaran, program, dan kegiatan pokok PKBM;
3. Menekankan pada mutu layanan peserta didik, output, dan outcome yang
diharapkan oleh PKBM;
4. Memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program
PKBM;
5. Memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan pada
penyelenggara PKBM.
2.7

Tujuan PKBM
Pada dasarnya tujuan keberadaan PKBM di suatu komunitas adalah terwujudnya

peningkatan kualitas hidup komunitas tersebut dalam arti luas. Pemahaman tentang
mutu hidup suatu komunitas sangat ditentukan oleh nilai-nilai yang hidup dan
diyakini oleh komunitas tersebut. Nilai-nilai yang diyakini oleh suatu komunitas akan
berbeda dari suatu komunitas ke komunitas yang lain. Dengan demikian rumusan
tujuan setiap PKBM tentunya menjadi unik untuk setiap PKBM.

10

Mutu kehidupan akan mencakup dimensi yang sangat luas seluas dimensi
kehidupan itu sendiri. Mulai dari dimensi spiritual, sosial, ekonomi, kesehatan,
mentalitas dan kepribadian, seni dan budaya dan sebagainya. Ada komunitas yang
hanya menonjolkan satu atau dua dimensi saja. Sementara dimensi lainnya kurang
diperhatikan, tetapi ada juga komunitas yang mencoba memandang penting semua
dimensi. Ada komunitas yang menganggap suatu dimensi tertentu merupakan yang
utama sementara komunitas lainnya bahkan kurang memperhatikan dimensi tersebut.
Untuk memperoleh suatu konsep mutu kehidupan yang secara umum dapat
diterima oleh berbagai komunitas yang beragam, dikembangkanlah beberapa konsep
seperti Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia). Indeks ini
menggambarkan tingkatan mutu kehidupan suatu komunitas. Dengan menggunakan
indeks ini, kita dapat membandingkan tinggi rendahnya mutu kehidupan suatu
komunitas relatif dengan komunitas yang lain. Dengan menggunakan indeks ini juga
kita dapat memonitor kemajuan upaya peningkatan mutu kehidupan suatu komunitas
tertentu secara kuantitatif. Suatu PKBM dapat saja memanfaatkan indeks tersebut
sebagai wahana dalam merumuskan tujuannya.
2.8

Bidang Kegiatan PKBM


Selaras dengan tujuan PKBM yaitu terwujudnya peningkatan mutu hidup

komunitas, dimana dimensi mutu kehidupan itu sangatlah luas, maka bidang kegiatan
yang dicakup oleh suatu PKBM pun sangatlah luas mencakup semua dimensi
kehidupan itu sendiri. Khusus untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia,
berdasarkan pengalaman PKBM, seluruh kegiatan PKBM dapat dikelompokkan
dalam tiga bidang kegiatan, yaitu bidang kegiatan pembelajaran (learning
activities), bidang kegiatan usaha ekonomi produktif (business activities) dan bidang
kegiatan pengembangan masyarakat (community development activities).
Bidang kegiatan pembelajaran adalah semua kegiatan yang merupakan proses
pembelajaran bagi anggota komunitas dan berupaya melakukan transformasi
kemampuan/kecerdasan intelektual, emosi dan spiritual, watak dan kepribadian
meliputi aspek kognisi, afeksi dan psikomotorik Pembelajaran juga mencakup seluruh
kalangan baik dari usia dini sampai lanjut usia, pria dan wanita, dan semua orang

11

tanpa terkecuali. Yang termasuk dalam bidang kegiatan ini antara lain : (1) Program
Pendidikan Anak Usia Dini, (2) Program Pendidikan Kesetaraan SD (Paket A), SMP
(Paket B), SMA (Paket C), (3) Program pendidikan Mental dan Spiritual, (4) Program
Pendidikan Keterampilan, (5) Program Pendidikan Vokasional, (6) Program
Pendidikan Kewargnegaraan, (7) Program Pendidikan Kerumahtanggaan, (8)
Program Pendidikan Kewiraushaan, (9) Program Pendidikan Seni dan Budaya, (10)
Program Pendidikan Hobi dan Minat, (11) Pendidikan Keaksaraan Fungsional.
Bidang kegiatan usaha ekonomi produktif mencakup semua kegiatan yang
berkaitan dengan upaya peningkatan kapasitas/pemberdayaan ekonomi anggota
komunitas. Didalamnya mencakup semua program antara lain unit usaha PKBM,
Kelompok Belajar Usaha masyarakat, pengembangan usaha warga masyarakat,
kerjasama dan jaringan usaha masyarakat, upaya-upaya peningkatan produktivitas
masyarakat, penciptaan lapangan kerja baru dan sebagainya. Didalamnya juga
meliputi seluruh aspek usaha mulai dari pembangunan usaha baru, perluasan
pemasaran, pengembangan permodalan, peningkatan mutu, peningkatan kemampuan
manajemen usaha, peningkatan kemampuan inovasi dan perancangan produk dan
sebagainya.
Bidang pengembangan komunitas mencakup berbagai kegiatan dalam rangka
penguatan
Didalamnya

kapasitas

komunitas

tercakup

tersebut

berbagai

jenis

sebagai

suatu

kegiatan

kelompok/komunal.
seperti

penguatan

sarana/prasarana/infrastruktur fisik, pembangunan dan pengembangan sistem yang


digunakan dalam komunitas, Penguatan kohesivitas diantara masyarakat, perbaikan
dan pengembangan lingkungan, penyuluhan hukum, kesehatan, lingkungan, dan lainlain.
2.9

Komponen PKBM

Menurut Departemen Pendidikan Nasional, Komponen PKBM terdiri dari:


1. Komunitas binaan
Setiap PKBM memiliki komunitas yang menjadi tujuan atau sasaran
pengembangannya. Komunitas ini dapat dibatasi oleh wilayah geografis tertentu
ataupun komunitas dengan permasalahan dan kondisi sosial ekonomi tertentu.

12

Misalnya komunitas warga suatu kelurahan tertentu, komunitas anak-anak


jalanan di sekitar Bandung Selatan, dan lain-lain.
2. Warga belajar
Warga belajar adalah sebagaian dari komunitas binaan atau dari komunitas
tetangga yang dengan suatu kesadaran yang tinggi mengikuti satu atau lebih
program pembelajaran yang ada.
3. Pendidik/Tutor/instruktur/narasumber teknis
Pendidik/tutor/instruktur/nara sumbaer teknis adalah sebagian dari warga
komunitas tersebut ataupun dari luar yang bertangungjawab langsung atas
preoses-proses pembelajaran yang ada.
4. Penyelenggara dan pengelola PKBM
Penyelenggara dan pengelola PKBM adalah satu atau beberapa warga
masyarakat setempat yang bertanggungjawab atas kelancaran dan pengembangan
PKBM serta bertanggungjawan untuk memlihara dan mengembangnkannya
5. Mitra PKBM
Adalah pihak-pihak yang dengan suatu kesadaran dan kerelaan telah turut
berpartisipasi dan berkontribusi bagi kelancaran dan pengembangan suatu
PKBM. Setiap satuan pendidikan nonformal menjalin kemitraan dengan lembaga
lain yang relevan, baik lembaga pemerintah maupun swasta.

2.10

Parameter PKBM

Menurut Departemen Pendidikan Nasional Paramater PKBM terdiri dari :


1. Partisipasi masyarakat ( Community participation )
Salah satu ukuran kemajuan suatu PKBM adalah kualitas dan kuantitas
partisipasi masyarakat dalam berbagai aspek kegiatan dan permasalahan PKBM
tersebut. Semakin tinggi jumlah anggota masyarakat yang berpartisipasi dalam
suatu PKBM maka semakin tinggi pula dianggap keberhasilan dan kemajuan
PKBM tersebut. Demikian juga semakin tinggi mutu keterlibatan masyarakat
setempat dalam suatu PKBM menggambarkan semakin tinggi kemajuan suatu
PKBM. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam suatu PKBM, akan
terlihat dalam setiap proses manajemen yang ada. Baik dalam perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Partisipasi masyarakat juga

13

dapat ditunjukkan dalam dukungan dalam penyediaan sarana dan prasarana,


dana, tenaga personalia, ide dan gagasan, dan sebagainya.
2. Manfaat bagi masyarakat ( Impact )
Parameter berikutnya untuk mengukur tingkat kemajuan suatu PKBM adalah
manfaat bagi masyarakat. Yang dimaksud dengan manfaat (impact) adalah
seberapa besar PKBM tersebut telah memberikan sumbangan bagi peningkatan
mutu kehidupan komunitas tersebut. Sumbangan ini dapat berupa peningkatan
pengetahuan anggota masyarakat, peningkatan keterampilan, perbaikan
perilaku, peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja,

penciptaan

keharmonisan, dan lain-lain.


3. Mutu dan relevansi program
Mutu dan relevansi program yang diselenggarakan oleh PKBM merupakan
parameter berikutnya bagi kemajuan suatu PKBM. Untuk menilai mutu dan
relevansi program yang diselenggarakan, perla memperhatikan input, proses dan
output dalam pelaksanaan program. Untuk mengukur mutu dan relevansi
program-program

pembelajaran

yang

diselenggarakan

telah

banyak

dikembangkan model-model pengukurannya.


4. Kemandirian dan Keberlanjutan lembaga (Sustainability)
Yang dimaksud kemandirian disini adalah kemampuan PKBM untuk tetap
berjalan denga baik melaksanakan berbagai programnya tanpa harus bergantung
kepada berbagai pihak lain di luar dirinya. Sedangkan yang dimaksud dengan
keberlanjutan lembaga disini adalah kemampuan PKBM untuk tetap bertahan
terus menerus melaksanakan seluruh Programnya. Untuk meningkatkan
kemandirian dan keberlanjutan lembaga perlu dikembangkan system pendanaan
yang lebih mandiri dan berkelanjutan, meningkatkan kemampuan lembaga dalam
melakukan inovasi inovasi program, membangun system manajemen yang baik,
melakukan pelatihan dan pengembangan personalia yang baik dan melakukan
kaderisasi kepemimpinan. Inovasi program.
2.11

Karakter PKBM

14

Karakter merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari PKBM. Karakter
PKBM menunjukkan nilai-nilai yang harus selalu menjiwai seluruh kegiatan PKBM.
Untuk membangun PKBM yang baik maka harus juga dibentuk dan diperkuat terus
karakter PKBM. Tanpa memiliki karakter, PKBM akan sulit bertahan dan
berkembang dengan baik dalam mencapai tujuan-tujuannya.
Menurut Departemen Pendidikan Nasional tujuh karakter yang harus dimiliki dan
dikembangkan dalam suatu PKBM antara lain: (1) Keperdulian terhadap yang lebih
berkekurangan, (2) Kemandirian dalam penyelenggaraan, (3) Kebersamaan dalam
kemajuan, (4) Kebermaknaan setiap program dan kegiatan, (5) Kemitraan dengan
semua pihak yang ingin berpartisipasi dan berkontribusi, (7) Fleksibilitas program
dan penyelenggaraan, (8) Pembaharuan diri yang terus menerus (continuous
improvement).

2.12

Program dan Kegiatan di PKBM


Program-program yang diselenggarakan di PKBM dapat sangat beragam dan
dapat juga tak terbatas, namun harus sesuai dengan kondisi, potensi dan kebutuhan
masyarakat di mana PKBM itu berada atau dikatakan yang relevan, serta programprogram itu harus bermakna dan bermanfaat. Program-program tersebut antara lain :
a
b
c
d
e
f

Pendidikan Kesetaraan : Paket A, Paket B dan Paket C.


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Pendidikan Keaksaraan Fungsional/KF (bagi Buta Aksara).
Taman Bacaan Masyarakat (TBM).
Pendidikan Keterampilan, Kecakapan Hidup (life skill) dan Kursus-kursus.
Pendidikan Kewarganegaraan, Kerumahtanggaan dan Keorangtuaan

g
h

(parenting).
Pendidikan Mental dan Spiritual-Religius / Keagamaan.
Pendidikan Kewirausahaan, Usaha Produktif Masyarakat, Kelompok Belajar
Usaha (KBU dan KUBE).

15

2.13

i
j

Pendidikan Seni, Budaya dan Olah Raga.


Pendidikan Lingkungan Hidup, Pelestarian Hutan, Penyuluhan Pertanian,

Peternakan dan Perikanan.


Pendidikan Kesehatan Masyarakat.

proses pembentukan PKBM

Pada prinsipnya Pusat Kegiatan Belajar Msyarakat (PKBM) dibentuk dari, oleh, dan
untuk masyarakat dengan memperhatikan segala potensi yang ada disekitarnya. Oleh
karena itu dalam proses pembentukan dan penyelenggaraannya lebih menggunakan
metode/pendekatan PRA (Partisipatory Rural Appraisal) yang secara garis besar prinsipprinsipnya meliputi : Belajar dari masyarakat, masyarakat sebagai subyek, saling
memebelajarkan, pemberdayaan masyarakat, mengenai potensi dan penyadaran,
rumusan masalah dan penentuan prioritas, identifikasi pemecahan masalah,pemilihan
alternative pemecahan, perencanaan dan penyajian rencana kegiatan, pelaksanaan
kegiatan, monitoring dan supervise, dan evaluasi. Sebagai bentuk aplikasi prinsipprinsip PRA tersebut, maka dalam proses pembentukan maupun penyelenggaraan di
PKBM adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Pendekatan terhadap masyarakat


Identifikasi kebutuhan PKBM
Merumuskan hasil identifikasi
Pelakasanaan kegiatan
Evaluasi

16

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ini merupakan salah satu
alternatif yang dipilih dan dijadikan sebagi ajang proses pemberdayaan
masyarakat. Hal ini selaras dengan adanya pemikiran bahwa dengan
melembagakan PKBM, maka akan banyak potensi yang dimiliki oleh
masyarakat yang selama ini belum dikembangkan secara maksimal. PKBM
diarahkan untuk mengembangkan potensi-potensi tersebut menjadi bermafaat
bagi kehidupannya. Agar mampu mengembangkan potensi-potensi tersebut,
maka diupayakan kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di PKBM
bervariasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

3.2

Saran
Diharapkan Mahasiswa PLS dapat membangun dan mengembangkan PKBM
guna memerdayakan dan mencerdaskan masyarakat.

17

DAFTAR PUSTAKA
Sumber Internet :
http://norsanie.blogspot.co.id/2012/08/pkbm-dan-pengembangan-kemitraan.html
http://yanur.net/index.php
https://pkbmpelita.wordpress.com

18

Anda mungkin juga menyukai