Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

Halaman

Daftar Isi............................................................................................................................ 1
A. Judul Program .......................................................................................................2
B. Latar Belakang Masalah ........................................................................................2
C. Rumusan Masalah .................................................................................................3
D. Tujuan ...................................................................................................................3
E. Indikator Keberhasilan Program ...........................................................................4
F. Luaran yang Diharapkan .......................................................................................4
G. Manfaat Program ...................................................................................................4
H. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran .................................................................5
I. Metode Pelaksanaan .............................................................................................. 5
J. Jadwal Kegiatan Program .....................................................................................13
K. Rancangan Biaya dan Penafsiran keuntungan produk ..........................................14
Lampiran ........................................................................................................................... 15

1
A. Judul Program

Pemberdayaan Perempuan Melalui Peningkatan Keterampilan Berbasis Ekonomi Kreatif


Broca (Bros Kain Perca) Di Desa Muara Penimbung Ilir

B. Latar Belakang Masalah

Upaya untuk meningkatkan kehidupan yang lebih layak dan sejahtera tidak hanya
melalui suatu pendidikan formal, melainkan dapat juga dikembangkan melalui jalur non
formal yaitu Belajar Kecakapan Hidup (Life Skills Education). Namun pokok persoalan
dari seluruh permasalahan adalah bagaimana menempatkan masyarakat yang tidak
memiliki kesempatan untuk berpendidikan tinggi dapat diberdayakan (empowering)
sehingga memiliki ketrampilan agar bisa menambah penghasilannya.
Berdasarkan hasil pengamatan tim peneliti, ibu-ibu rumah tangga di Ds. Muara
penimbung Ilir , termasuk kedalam golongan ekonomi menengah ke bawah. Kebanyakan
dari mereka hanya menjadi ibu rumah tangga. Waktu senggang yang ada juga tidak
digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan menghasilkan. Dengan
memberikan pelatihan pembuatan Bros dari kain perca, diharapkan dapat memberikan
kegiatan positif dan bermanfaat kepada ibu-ibu Rumah Tangga di Ds. Muara Penimbung
Ilir. Dengan meninjau keadaan tersebut, perlu adanya suatu program yang dapat
memberdayakan masyarakat.
Menurut Ife (dalam Martono, 2011) mendefinisikan pemberdayaan masyarakat
sebagai proses menyiapkan masyarakat dengan berbagai sumber daya, kesempatan,
pengetahuan, dan keahlian untuk meningkatkan kapasitas diri masyarakat di dalam
menentukan masa depan mereka, serta berpartisipasi dan memengaruhi kehidupan dalam
komunitas masyarakat itu sendiri. Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang mandiri, mampu menggali dan memanfaatkan potensi-
potensi yang ada didaerahnya, dan membantu masyarakat untuk terbebas dari
keterbelakangan atau kemiskinan.
Dalam praktiknya program pemberdayaan sering kali mengalami permasalahan,
salah satunya adalah tidak meratanya program pemberdayaan yang diterima oleh
masyarakat. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu perbedaan
jenis kelamin yang sering kali menghambat masyarakat dengan jenis kelamin tertentu
(misal perempuan) untuk berpartisi aktif dalam program pemberdayaan terutama dalam
masyarakat yang menganut budaya patriarki.

2
Pelatihan kerajinan tangan Broca, diharapkan akan menjadi salah satu program
yang solutif dalam upaya pemberdayaan perempuan khususnya ibu-ibu rumah tangga di
Ds. Muara Penimbung Ilir, dikarenakan produk yang dihasilkan dari kerajinan tangan
kain perca memiliki nilai jual ekonomi, dan diminati oleh masyarakat, serta dapat
dikembangkan di daerah-daerah dengan melibatkan potensi SDM daerah sehingga
menjadi suatu produk yang kompetitif.
Melalui pendekatan On the spot dan Bottom Up serta aliansi strategi bersama
dengan berbagai pihak yang terkait dalam pemberdayaan perempuan, kami optimis
bahwa melalui program yang kami ajukan ini akan terciptakan suatu kegiatan yang
berhasil guna dan bernilai ekonomis.

C. Rumusan Masalah
Ditinjau dari latar belakang masalah yang dipaparkan sebelumnya, maka masalah
yang akan dibahas dalam program ini adalah :
1. Bagaimana cara mengelola kain perca menjadi barang estetika yang bernilai jual,
guna meningkatkan penghasilan masyarakat di Ds. Muara Penimbung Ilir?
2. Bagaimana cara membberdayakan ibu-ibu rumah tangga di Ds. Muara penimbung
Ilir dengan mengelola kain perca menjadi kerajinan bros?
3. Bagaimana cara mempromosikan dan mempublikasikan produk BROCA
sebagai sebuah industri seni kreatif di Ds. Muara Penimbung Ilir?

D. Tujuan
1. Memanfaatkan kain perca yang berasal dari bahan sisa jahitan, maupun dari kain-
kain bekas yang tidak terpakai menjadi kerajinan tangan yang bernilai jual,
berupa aksesoris dekoratif pada bross jilbab, bandana, Jepitan rambut, jepitan
rambut, dll.
2. Memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di Ds. Muara Penimbung Ilir untuk
mendapatkan keterampilan dan meningkatkan penghasilan melalui pelatihan
kerajinan tangan Broca (Bros Kain Perca)
3. Mempromosikan dan mempublikasikan kepada masyarakat umum bahwa Ibu-Ibu
Rumah tangga di Ds. Muara Penimbung Ilir dapat mengahsilkan produk seni yang
bernilai jual bernama Broca yang meliputi aneka produk aksesoris dekoratif
pada bros jilbab, bandana, Jepitan rambut, jepitan rambut.

3
E. Indikator Keberhasilan Program
1. Kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dalam mengelola kain perca menjadi
produk seni yang bernilai jual
2. Antusias Inu-ibu rumah tangga di Ds. Muara Penimbung Ilir dalam mengikuti
petunjuk dan pelatihan kerajinan tangan Broca
3. Adanya perubahan tingkah laku ibu-ibu rumah tangga di Ds. Muara Penimbung Ilir
sebagai hasil belajar dalam mengikuti pelatihan kerajinan tangan Broca. Perubahan
tingkah laku meliputi aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik.
4. Meningkatnya penghasilan Ibu-ibu rumah tangga di Ds. Muara Penimbung Ilir.
5. Keterlibatan stakeholder dan mahasiswa/I PLS dalam melakukan pengabdian
masyarakat akan semakin tinggi dengan memberikan pengarahan dan pelatihan
kerajinan tangan Broca.

F. Luaran yang Diharapkan


1. Mengembangkan kreatifitas ibu-ibu rumah tangga dalam mengelola kain perca
menjadi kerajinan tangan Broca
2. Peningkatan penghasilan dan keterampilan ibu-ibu rumah tangga di Ds. Muara
penimbung Ilir diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Ds.
Muara Penimbung Ilir
3. Setelah Ibu-ibu rumah tangga mendapat proses pelatihan, dukungan dan
pendampingan hingga mampu memproduksi barang jadi kerajinan kain perca,
diharapkan akan terbentuk suatu Kelompok Swadaya Masyarakat yang produktif.
4. Keranjinan tangan Broca yang dibuat oleh Ibu-ibu rumah tangga di Ds. Muara
Penimbung Ilir akan dipublikasikan melalui situs WEB dan Social Media agar
masyarakat umum dapat mengenal produk kerajinan tangan yang bernama Broca
5. Mempublikasikan hasil karya Ibu-ibu rumah tangga dalam mengelola kain perca
menjadi produk kerjainan tangan Broca, melalui jurnal ilmiah PLS.

G. Manfaat Program

1. Ibu-ibu rumah tangga di Ds. Muara Penimbung Ilir mendapatkan pengetahuan


mengenai pemanfaatan kain perca menjadi kerjainan tangan Broca yang memiliki
nilai seni dan bernilai jual.

4
2. Memberikan kegiatan yang positif untuk masyarakat Ds. Muara Penimbung Ilir
dalam mengelola kain perca menjadi produk seni kreatif.
3. Meningkatkan penghasilan masyarakat Ds. Muara Penimbung Ilir melalui
kerajinan tangan Broca.
4. Memanfaatkan kain perca maupun bahan dasar pakaian yang tidak terpakai,
menjadi produk-produk seni yang bernilai jual
5. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat Ds. Muara Penimbung Ilir tentang
cara memasarkan dan mempublikasikan hasil kerajinan tangan Broca, agar dikenal
oleh masyarakat umum.
6. Pelatihan kerajinan ini sekaligus untuk menciptakan lapangan kerja baru.

H. Gambaran Umum Masyarakat sasaran


Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir sebagai daerah baru hasil pemekaran.
Kecamatan Indaralaya terbagi menjadi 20 desa/kelurahan, salah satunya adalah Desa
Muara Penimbung Ilir. Desa Muara Penimbung Ilir adalah desa yang menjadi lokasi
pemberdayaan hibah bina desa yang akan kami lakukan. Jumlah penduduk Desa
Penimbung Ilir pada tahun 2016 adalah 1302 jiwa dengan luas wilayah 4,20 Km2 dan
kepadatan penduduk sebesar 245,71/Km2 . Menurut data BPS tahun 2016,
kesejahteraan penduduk desa muara penimbung ilir masih tergolong sangat rendah
dengan jumlah keluarga prasejahtera sebanyak 513 keluarga. Dari 513 keluarga pra
sejahtera, itu berarti terdapat 513 ibu-ibu rumah tangga yang belum berdaya secara
ekonomi.
Berdasarkan hasil pengamatan tim peneliti, ibu-ibu rumah tangga di Ds. Muara
penimbung Ilir, termasuk kedalam golongan ekonomi menengah ke bawah.
Kebanyakan dari mereka hanya menjadi ibu rumah tangga. Waktu senggang yang ada
juga tidak digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan menghasilkan.
Dengan memberikan pelatihan pembuatan bros dari kain perca ini, diharapkan Ibu-ibu
rumah tangga Ds. Muara Penimbung dapat lebih mandiri, sejahtera, kreatif, terampil,
dan termotivasi untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses.

I. Metode Pelaksanaan
1. Identifikasi Masalah
Tingkat kesejahteraan masyarakat di Ds. Muara Penimbung Ilir masih
tergolong rendah (pra sejahtera). Begitu juga dengan kondisi kesejahteraan ibu-ibu

5
rumah tangga di Ds. Muara Penimbung ilir. Mayoritas dari mereka tidak memilki
keterampilan-keterampilan yang dapat menunjang kesejahteraan finansial mereka.
Sehingga Ibu-ibu rumah tangga didesa tersebut masih banyak yang belum berdaya
dalam segi ekonomi, dan pengetahuan. Hal tersebut tentu saja menjadi sebuah
masalah yang harus diatasi. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut
adalah dengan cara mengadakan pelatihan kerajinan tangan Broca (Bros Kain
Perca) sehingga melalui kegiatan pelatihan keterampilan tersebut dapat
meningkatkan keterampilan masyarakat yang akan berdampak pada peningkatan
kesejahteraan ekonomi, perubahan pola perilaku yang positif, dan kemajuan
berpikir.

2. Analisis kebutuhan
Ds. Muara Penimbung Ilir berjarak 2 km dari pusat ibu kota kecamatan,
kecamatan Indralaya. Mayoritas ibu-ibu rumah tangga di Desa Muara Penimbung
Ilir tidak bekerja. Waktu senggang yang ada, juga tidak digunakan untuk kegiatan
yang menghasilkan dan bermanfaat. Ds. Muara Penimbung Ilir juga telah dijadikan
sebagai desa binaan Prodi PLS FKIP UNSRI. Sehingga memudahkan
terlaksananya program pelatihan kerajinan tangan Broca. Untuk sementara, tempat
pelatihan menggunakan fasilitas salah satu rumah warga desa Muara Penimbung
Ilir, dikarenakan belum tersedianya fasilitas pendidikan non formal di desa
tersebut.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Ds. Muara Penimbung Ilir,
mayoritas penduduk di desa tersebut bersikap ramah dan sopan terhadap orang lain,
serta memilki pemikiran yang terbuka dalam menerima pengetahuan/ informasi
baru, hal itu menjadi menjadi kekuatan yang dapat memajukan program pelatihan
kerajinan tangan Broca.
Selanjutnya, proses promosi dan publikasi produk Broca akan dilakukan
melalui situs WEB, Social Media dan Jurnal Ilmiah PLS FKIP UNSRI agar dapat
menarik minat masyarakat umum untuk membeli produk kerajinan tangan Broca,
sehingga berdampak pada peningkatan penghasilan masyarakat Ds. Muara
Penimbung Ilir.

6
a. Analisis Kondisi Masyarakat
Untuk mencapai kondisi yang ideal diperlukan transformasi dengan
melibatkan seluruh elemen terkait. Agar transformasi dapat terwujud,
selain kondisi ideal yang diinginkan, diperlukan juga pemahaman terhadap
kondisi masyarakat di Ds. Muara Penimbung Ilir. Hal ini dilakukan agar
tidak terjadi kesalahpahaman antara Tim Pembimbing (Mahasiswa/I PLS)
dan masyarakat. Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan
pemetaan terhadap karakteristik masyarakat Ds. Muara Penimbung Ilir,
dan setelah itu menentukan beberapa daerah Rukun Tetangga (RT) yang
dapat dijadikan daerah sasaran. Daerah RT yang akan menjadi sasaran
adalah daerah yang mayoritas ibu rumah tangganya tidak bekerja dan
tingkat ekonominya belum ideal. Setelah penilaian dan pemetaan di
lakukan, penentuan prioritas langkah dapat ditentukan. Perlu diketahui,
berdasarkan data BPS 2016, di Ds. Muara Penimbung Ilir terdapat 4 RT
(Rukun Tetangga) dan 2 Dusun.
b. Pemetaan Kondisi Masyarakat Ds. Muara Penimbung Ilir
Dari analisis sebelumnya, akan ditemukan hubungan saling terkait
antara elemen yang satu dengan lainnya. Salah satunya adalah
kesejahteraan, kesejahteraan dipengaruhi oleh aspek kemampuan ekonomi
dan pendidikan. Untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan
kesejahteraan maka diperlukan faktor eksternal sebagai katalisator seperti
aspek kreatif dan mandiri yang diwujudkan melalui program pelatihan
kerajinan tangan Broca.

7
3. Penyusunan Program

4. Pelaksanaan Program
a. Tahap Sosialisasi Program Pelatihan Kerajinan Tangan Broca
Pada tahap ini, akan diadakan sosialisasi tentang pengelolaan kain perca
menjadi bentuk kerajinan tangan yang berupa bros, hiasan bandana, dan hiasan
Jepitan rambut. Pada tahap ini, Ibu-ibu tangga di Desa Muara Penimbung Ilir
diajak dan dimotivasi untuk menjadi wirausaha mandiri, sehingga terjadi
perubahahan mindset pada ibu-ibu rumah tangga untuk selalu bekerja keras,
kreatif, dan mandiri.

b. Tahap pelatihan Pembuatan BROCA


Pelatihan dilakukan dengan metode demonstrasi tentang teknik pembuatan
BROCA. Kegiatan ini akan diadakan secara terpusat di balai Ds. Muara
Penimbung Ilir. Acara pelatihan ini akan dihadiri oleh ibu-ibu PKK dari RT
yang telah dipilih sebagai daerah sasaran.
8
Hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain:
1) Media pelatihan melalui laptop dan Infokus, Sound System, dan Mikrofon,
2) Alat dan Bahan yang digunakan adalah (1) kain perca atau kain yang tak
terpakai, (2) lem lilin, (3) alat lem tembak, (4) Gunting, (5) manik-manik
(6)Peniti, (7)Jarum jahit (8)benang jahit, (9)Jarum pentul, (10) korek api.
3) Handout, mengenai hasil pembuatan Broca yang terdiri dari judul, tujuan,
alat dan bahan, cara pembuatan, penjelasan mengenai pengelolaan kain
perca menjadi kerajinan tangan Broca, keunggulan dan kelemahan produk,
dll. Handout di sajikan dalam bentuk contoh produk yang telah jadi, dan
film dokumenter tentang proses pembuatan produk, sehingga melalui
Handout yang disajikan diharapkan para peserta pelatihan dapat lebih cepat
memahami apa yang disampaikan oleh pembimbing.
4) Pelaksanaan pembuatan Broca. Melakukan publikasi melalui banner yang
dipasang di Ds. Muara Penimbung Ilir dan menyebar brosur-brosur
ditempat-tempat strategis. Selain itu dari pejabat yang berwenang di Ds.
Muara Penimbung Ilir akan menyampaikan surat pemberitahuan tentang
pelatihan tersebut. Selanjutnya masyarakat dilibatkan secara langsung
dengan membentuk organisasi kepanitiaan dari pihak masyarakat guna
mempermudah proses pembinaan dan mengurangi resiko
ketidaksepemahaman yang mungkin akan terjadi saat program berlangsung.
Sehingga dengan demikian dapat meningkatkan jumlah peserta yang hadir
dalam program pelatihan.

c. Tahap MOM (Manajemen Organisasi Masyarakat)


1) Musyawarah Masyarakat dan Tim Pembimbing (Mahasiswa/I PLS)
Sosialisasi adanya pelatihan di Ds. Muara Penimbung Ilir melalui
musyawarah dengan masyarakat di Ds. Muara Penimbung Ilir yang
selanjutnya diadakan pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan dari
masyarakat daerah sasaran Tim Pembimbing (Mahasiswa dan Dosen)
untuk membicarakan setiap kegiatan yang akan diadakan. Melalui proses
musyawarah yang dilakukan untuk mencapai kesepahaman antara pihak
masyarakat dam Tim Pembimbing. Dengan demikian kegiatan yang akan
berlangsung merupakan kesepakatan bersama dan masyarakat dengan
senang hati mengikuti setiap kegiatan yang ada. Keberlanjutan program
9
juga lebih terjamin dengan adanya kepercayaan dari masyarakat kepada
Tim Pembimbing.

2) Pembentukan Tim Pengelola BROCA dari Pihak Masyarakat


Pembentukan Tim Pengelola Broca dilakukan untuk menjaga
kesinambungan program ini. Dengan adanya Tim Pengelola Broca,
masyarakat akan menjadi lebih mandiri dan leluasa dalam mengelola
program yang mereka jalankan, sehingga meninkatkan sense belonging
(rasa kepemilikan) mayarakat terhadap program yang mereka jalankan.
Selain itu, dengan adanya tim pengelola Broca maka setiap kegiatan yang
dilaksanakan akan lebih transparan. Tim ini akan bertugas dalam
mengelola setiap produk yang akan dihasilkan dan mengelola kearsipan
administrasi dari pihak masyarakat. Sehingga nantinya program ini akan
terkelola dengan administrasi yang benar dan transparan. Apapun yang
terjadi dalam proses pelaksanaan program antara Tim Pengelola dan Tim
Pembimbing sama-sama mengetahui.

3) Pelatihan Manajemen Organisasi Masyarakat (MOM)


a. Adapun pelatihan yang akan diberikan adalah :
b. Memberikan penjelasan struktur Tim Pengelola yang tertata dengan
benar.
c. Penyusunan tata tertib pelaksanaan program guna meningkatkan
kedisiplinan masyarakat.
d. Mekanisme pengambilan keputusan bersama guna transparansi
program.
e. Bagaimana cara menjalankan proses organisasi dalam Tim Pengelola
dengan benar.
f. Bagaimana menjadi Pimpinan Tim Pengelola yang berkualitas dan
mampu menjalankan organisasinya dengan efektif.
g. Dengan adanya pelatihan MOM diharapkan proses pengelolaan
BROCA oleh Tim Pembimbing dari pihak masyarakat benar-benar
dapat berlangsung dengan efektif. Hal ini perlu dilakukan demi
keberlangsungan program . Sehingga nantinya akan tercipta masyarakat
yang mandiri dalam melanjutkan dan mengembangkan program
10
Pemberdayaan Perempuan Melalui Peningkatan Keterampilan Berbasis
Ekonomi Kreatif.

d. Tahap Pelatihan Promosi dan Publikasi Melalui Situs WEB dan Social Media
Dalam Tahap ini masyarakat akan mendapatkan pelatihan tentang proses
pembuatan WEB dan cara menggunakan social media guna mempromosikan serta
mempublikasikan hasil karya mereka. Dengan demikian masyarakat juga akan
menambah pengetahuannya di bidang Teknologi Informatika dalam proses
promosi.

e. Tahap Evaluasi Program


Tahap Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kekurangan dalam pelaksanaan
program. Melalui proses evaluasi, kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan
program dapat diperbaiki menjadi lebih baik. Tahap ini dilakukan oleh Tim
Pembimbing (Mahasiswa dan Dosen) bersama pihak panitia dari masyarakat.

f. Tahap Monitoring
Tahap monitoring dilakukan agar proses keberlanjutan oleh Tim Pengelola Broca
dari masyarakat tentunya masih membutuhkan pembimbingan dalam proses
pelaksanaan program. Dengan demikian tujuan dari tahap monitoring adalah
sebagai berikut :
a. Melihat perkembangan program yang telah dilaksanakan.
b. Mengetahui kendala yang ada dalam proses pelaksanaan program.
c. Mencari solusi terhadap masalah yang ada, sehingga program Pemberdayaan
Perempuan yang dilaksanakan benar-benar efektif, maksimal, dan bersinergi.

g. Tahap Pengembangan
Setelah program pelatihan dilihat berhasil, maka masuk kedalam tahap
selanjutnya yaitu tahap Pengembangan Program Pelatihan yang diwujudkan
melalui rencana-rencana pengembangan sebagai berikut :
1) Rencana pengembangan program jangka pendek (1-3 Tahun)
a. Terbentuknya organisasi pelatihan kerajinan tangan Broca
b. Menyelenggarakan program pelatihan di seluruh RT di Desa Muara
Penimbung Ilir
11
c. Inovasi Pelatihan produk Broca. Pelatihan kerajinan tangan tidak hanya
sebatas membuat bros dan aksesoris dekoratif, namun juga merambah ke
palatihan pembuatan alat-alat rumah tangga lainnya yang berbahan dasar
kain perca , seperti dompet, keset kaki, celemek, lap tangan, tempat tisue,
dll.
2) Rencana pengembangan program jangka menengah (4-7 tahun)
a. Mendirikan lembaga pusat pelatihan keterampilan di Ds. Muara
Penimbung Ilir
b. Legalisasi pendirian lembaga pelatihan oleh dinas pemerintahan yang
bersangkutan.
c. Menjalin kemitraan dengan stakeholder dan pemerintah
3) Rencana pengembangan program jangka panjang
a. Lembaga pelatihan bertransformasi menjadi badan usaha kerajinan
tangan kain perca
b. Ds. Muara Penimbung ilir menjadi desa percontohan ekonomi kreatif

12
J. Jadwal Kegiatan

Bulan Ke
Jenis Kegiatan 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan

Sosialisasi

Pembentukan Kepaditian Warga

Pelatihan 1

Pelatihan 2

Pelatihan 3

MOM

Pelatihan WEB

Evaluasi

Monitoring

Program akan terus berlanjut sampai ke bulan-bulan berikutnya. Jadwal kegiatan ini
hanya jadwal pelatihan program intensif selama 4 bulan, untuk melihat keberhasilan
program sesuai dengan indikator keberhasilan yang dibuat sebelumnya. Setelah bulan ke
4, masuk kedalam tahap pengembangan program sesuai dengan rencana pengembangan
yang telah dipaparkan sebelumnya.

13
K. Rancangan Biaya dan penafsiran keuntungan produk
Bahan pokok yang digunakan adalah kain perca maupun jilbab bekas dengan
jenis bahan sifon, hicon satin, dan sejenisnya. Berikut perhitungan bahan utama yang
dibutuhkan ; Kain perca maupun jilbab ukuran 1x1m dapat dijadikan 30 bross
Jilbab bekas dan kain perca tersebut dapat dikumpulkan dari swadaya mahasiswi
Universitas Sriwijaya dan kain perca didapatkan dari industri jahit. Serta digunakan
bahan pendukung seperti kain sifon motif, flanel, dan manik-manik plastik.

No Jenis Pengeluaran Biaya


1 Peralatan penunjang pelatihan Rp. 2.605.000,-
2 Bahan Habis Pakai Rp. 5.051.000,-
3 Biaya Produksi (alat dan bahan) Rp 2.000.000,-
4 Biaya perjalanan, administrasi, dan publikasi Rp 1.000.000,-
Total Biaya yang diperlukan Rp. 9.656.000,-

PRODUK YANG DIHASILKAN


No Jenis Produk Jumlah Harga Jual Jumlah Total (Rp)
Barang (Rp) Harga (Rp)
1 Bros 1000 7000 7000000
2 Bandana 500 5000 2500000
3 Jepitan Rambut 250 3000 750000
10.250.000
LABA PENJUALAN
Total Penjualan-Biaya Produksi= Rp 10.250.000- Rp 2000000 Rp.8250.000

14
LAMPIRAN
Contoh Produk yang dihasilkan

15

Anda mungkin juga menyukai