Halaman
Daftar Isi............................................................................................................................ 1
A. Judul Program .......................................................................................................2
B. Latar Belakang Masalah ........................................................................................2
C. Rumusan Masalah .................................................................................................3
D. Tujuan ...................................................................................................................3
E. Indikator Keberhasilan Program ...........................................................................4
F. Luaran yang Diharapkan .......................................................................................4
G. Manfaat Program ...................................................................................................4
H. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran .................................................................5
I. Metode Pelaksanaan .............................................................................................. 5
J. Jadwal Kegiatan Program .....................................................................................13
K. Rancangan Biaya dan Penafsiran keuntungan produk ..........................................14
Lampiran ........................................................................................................................... 15
1
A. Judul Program
Upaya untuk meningkatkan kehidupan yang lebih layak dan sejahtera tidak hanya
melalui suatu pendidikan formal, melainkan dapat juga dikembangkan melalui jalur non
formal yaitu Belajar Kecakapan Hidup (Life Skills Education). Namun pokok persoalan
dari seluruh permasalahan adalah bagaimana menempatkan masyarakat yang tidak
memiliki kesempatan untuk berpendidikan tinggi dapat diberdayakan (empowering)
sehingga memiliki ketrampilan agar bisa menambah penghasilannya.
Berdasarkan hasil pengamatan tim peneliti, ibu-ibu rumah tangga di Ds. Muara
penimbung Ilir , termasuk kedalam golongan ekonomi menengah ke bawah. Kebanyakan
dari mereka hanya menjadi ibu rumah tangga. Waktu senggang yang ada juga tidak
digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan menghasilkan. Dengan
memberikan pelatihan pembuatan Bros dari kain perca, diharapkan dapat memberikan
kegiatan positif dan bermanfaat kepada ibu-ibu Rumah Tangga di Ds. Muara Penimbung
Ilir. Dengan meninjau keadaan tersebut, perlu adanya suatu program yang dapat
memberdayakan masyarakat.
Menurut Ife (dalam Martono, 2011) mendefinisikan pemberdayaan masyarakat
sebagai proses menyiapkan masyarakat dengan berbagai sumber daya, kesempatan,
pengetahuan, dan keahlian untuk meningkatkan kapasitas diri masyarakat di dalam
menentukan masa depan mereka, serta berpartisipasi dan memengaruhi kehidupan dalam
komunitas masyarakat itu sendiri. Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang mandiri, mampu menggali dan memanfaatkan potensi-
potensi yang ada didaerahnya, dan membantu masyarakat untuk terbebas dari
keterbelakangan atau kemiskinan.
Dalam praktiknya program pemberdayaan sering kali mengalami permasalahan,
salah satunya adalah tidak meratanya program pemberdayaan yang diterima oleh
masyarakat. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu perbedaan
jenis kelamin yang sering kali menghambat masyarakat dengan jenis kelamin tertentu
(misal perempuan) untuk berpartisi aktif dalam program pemberdayaan terutama dalam
masyarakat yang menganut budaya patriarki.
2
Pelatihan kerajinan tangan Broca, diharapkan akan menjadi salah satu program
yang solutif dalam upaya pemberdayaan perempuan khususnya ibu-ibu rumah tangga di
Ds. Muara Penimbung Ilir, dikarenakan produk yang dihasilkan dari kerajinan tangan
kain perca memiliki nilai jual ekonomi, dan diminati oleh masyarakat, serta dapat
dikembangkan di daerah-daerah dengan melibatkan potensi SDM daerah sehingga
menjadi suatu produk yang kompetitif.
Melalui pendekatan On the spot dan Bottom Up serta aliansi strategi bersama
dengan berbagai pihak yang terkait dalam pemberdayaan perempuan, kami optimis
bahwa melalui program yang kami ajukan ini akan terciptakan suatu kegiatan yang
berhasil guna dan bernilai ekonomis.
C. Rumusan Masalah
Ditinjau dari latar belakang masalah yang dipaparkan sebelumnya, maka masalah
yang akan dibahas dalam program ini adalah :
1. Bagaimana cara mengelola kain perca menjadi barang estetika yang bernilai jual,
guna meningkatkan penghasilan masyarakat di Ds. Muara Penimbung Ilir?
2. Bagaimana cara membberdayakan ibu-ibu rumah tangga di Ds. Muara penimbung
Ilir dengan mengelola kain perca menjadi kerajinan bros?
3. Bagaimana cara mempromosikan dan mempublikasikan produk BROCA
sebagai sebuah industri seni kreatif di Ds. Muara Penimbung Ilir?
D. Tujuan
1. Memanfaatkan kain perca yang berasal dari bahan sisa jahitan, maupun dari kain-
kain bekas yang tidak terpakai menjadi kerajinan tangan yang bernilai jual,
berupa aksesoris dekoratif pada bross jilbab, bandana, Jepitan rambut, jepitan
rambut, dll.
2. Memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di Ds. Muara Penimbung Ilir untuk
mendapatkan keterampilan dan meningkatkan penghasilan melalui pelatihan
kerajinan tangan Broca (Bros Kain Perca)
3. Mempromosikan dan mempublikasikan kepada masyarakat umum bahwa Ibu-Ibu
Rumah tangga di Ds. Muara Penimbung Ilir dapat mengahsilkan produk seni yang
bernilai jual bernama Broca yang meliputi aneka produk aksesoris dekoratif
pada bros jilbab, bandana, Jepitan rambut, jepitan rambut.
3
E. Indikator Keberhasilan Program
1. Kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dalam mengelola kain perca menjadi
produk seni yang bernilai jual
2. Antusias Inu-ibu rumah tangga di Ds. Muara Penimbung Ilir dalam mengikuti
petunjuk dan pelatihan kerajinan tangan Broca
3. Adanya perubahan tingkah laku ibu-ibu rumah tangga di Ds. Muara Penimbung Ilir
sebagai hasil belajar dalam mengikuti pelatihan kerajinan tangan Broca. Perubahan
tingkah laku meliputi aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik.
4. Meningkatnya penghasilan Ibu-ibu rumah tangga di Ds. Muara Penimbung Ilir.
5. Keterlibatan stakeholder dan mahasiswa/I PLS dalam melakukan pengabdian
masyarakat akan semakin tinggi dengan memberikan pengarahan dan pelatihan
kerajinan tangan Broca.
G. Manfaat Program
4
2. Memberikan kegiatan yang positif untuk masyarakat Ds. Muara Penimbung Ilir
dalam mengelola kain perca menjadi produk seni kreatif.
3. Meningkatkan penghasilan masyarakat Ds. Muara Penimbung Ilir melalui
kerajinan tangan Broca.
4. Memanfaatkan kain perca maupun bahan dasar pakaian yang tidak terpakai,
menjadi produk-produk seni yang bernilai jual
5. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat Ds. Muara Penimbung Ilir tentang
cara memasarkan dan mempublikasikan hasil kerajinan tangan Broca, agar dikenal
oleh masyarakat umum.
6. Pelatihan kerajinan ini sekaligus untuk menciptakan lapangan kerja baru.
I. Metode Pelaksanaan
1. Identifikasi Masalah
Tingkat kesejahteraan masyarakat di Ds. Muara Penimbung Ilir masih
tergolong rendah (pra sejahtera). Begitu juga dengan kondisi kesejahteraan ibu-ibu
5
rumah tangga di Ds. Muara Penimbung ilir. Mayoritas dari mereka tidak memilki
keterampilan-keterampilan yang dapat menunjang kesejahteraan finansial mereka.
Sehingga Ibu-ibu rumah tangga didesa tersebut masih banyak yang belum berdaya
dalam segi ekonomi, dan pengetahuan. Hal tersebut tentu saja menjadi sebuah
masalah yang harus diatasi. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut
adalah dengan cara mengadakan pelatihan kerajinan tangan Broca (Bros Kain
Perca) sehingga melalui kegiatan pelatihan keterampilan tersebut dapat
meningkatkan keterampilan masyarakat yang akan berdampak pada peningkatan
kesejahteraan ekonomi, perubahan pola perilaku yang positif, dan kemajuan
berpikir.
2. Analisis kebutuhan
Ds. Muara Penimbung Ilir berjarak 2 km dari pusat ibu kota kecamatan,
kecamatan Indralaya. Mayoritas ibu-ibu rumah tangga di Desa Muara Penimbung
Ilir tidak bekerja. Waktu senggang yang ada, juga tidak digunakan untuk kegiatan
yang menghasilkan dan bermanfaat. Ds. Muara Penimbung Ilir juga telah dijadikan
sebagai desa binaan Prodi PLS FKIP UNSRI. Sehingga memudahkan
terlaksananya program pelatihan kerajinan tangan Broca. Untuk sementara, tempat
pelatihan menggunakan fasilitas salah satu rumah warga desa Muara Penimbung
Ilir, dikarenakan belum tersedianya fasilitas pendidikan non formal di desa
tersebut.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Ds. Muara Penimbung Ilir,
mayoritas penduduk di desa tersebut bersikap ramah dan sopan terhadap orang lain,
serta memilki pemikiran yang terbuka dalam menerima pengetahuan/ informasi
baru, hal itu menjadi menjadi kekuatan yang dapat memajukan program pelatihan
kerajinan tangan Broca.
Selanjutnya, proses promosi dan publikasi produk Broca akan dilakukan
melalui situs WEB, Social Media dan Jurnal Ilmiah PLS FKIP UNSRI agar dapat
menarik minat masyarakat umum untuk membeli produk kerajinan tangan Broca,
sehingga berdampak pada peningkatan penghasilan masyarakat Ds. Muara
Penimbung Ilir.
6
a. Analisis Kondisi Masyarakat
Untuk mencapai kondisi yang ideal diperlukan transformasi dengan
melibatkan seluruh elemen terkait. Agar transformasi dapat terwujud,
selain kondisi ideal yang diinginkan, diperlukan juga pemahaman terhadap
kondisi masyarakat di Ds. Muara Penimbung Ilir. Hal ini dilakukan agar
tidak terjadi kesalahpahaman antara Tim Pembimbing (Mahasiswa/I PLS)
dan masyarakat. Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan
pemetaan terhadap karakteristik masyarakat Ds. Muara Penimbung Ilir,
dan setelah itu menentukan beberapa daerah Rukun Tetangga (RT) yang
dapat dijadikan daerah sasaran. Daerah RT yang akan menjadi sasaran
adalah daerah yang mayoritas ibu rumah tangganya tidak bekerja dan
tingkat ekonominya belum ideal. Setelah penilaian dan pemetaan di
lakukan, penentuan prioritas langkah dapat ditentukan. Perlu diketahui,
berdasarkan data BPS 2016, di Ds. Muara Penimbung Ilir terdapat 4 RT
(Rukun Tetangga) dan 2 Dusun.
b. Pemetaan Kondisi Masyarakat Ds. Muara Penimbung Ilir
Dari analisis sebelumnya, akan ditemukan hubungan saling terkait
antara elemen yang satu dengan lainnya. Salah satunya adalah
kesejahteraan, kesejahteraan dipengaruhi oleh aspek kemampuan ekonomi
dan pendidikan. Untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan
kesejahteraan maka diperlukan faktor eksternal sebagai katalisator seperti
aspek kreatif dan mandiri yang diwujudkan melalui program pelatihan
kerajinan tangan Broca.
7
3. Penyusunan Program
4. Pelaksanaan Program
a. Tahap Sosialisasi Program Pelatihan Kerajinan Tangan Broca
Pada tahap ini, akan diadakan sosialisasi tentang pengelolaan kain perca
menjadi bentuk kerajinan tangan yang berupa bros, hiasan bandana, dan hiasan
Jepitan rambut. Pada tahap ini, Ibu-ibu tangga di Desa Muara Penimbung Ilir
diajak dan dimotivasi untuk menjadi wirausaha mandiri, sehingga terjadi
perubahahan mindset pada ibu-ibu rumah tangga untuk selalu bekerja keras,
kreatif, dan mandiri.
d. Tahap Pelatihan Promosi dan Publikasi Melalui Situs WEB dan Social Media
Dalam Tahap ini masyarakat akan mendapatkan pelatihan tentang proses
pembuatan WEB dan cara menggunakan social media guna mempromosikan serta
mempublikasikan hasil karya mereka. Dengan demikian masyarakat juga akan
menambah pengetahuannya di bidang Teknologi Informatika dalam proses
promosi.
f. Tahap Monitoring
Tahap monitoring dilakukan agar proses keberlanjutan oleh Tim Pengelola Broca
dari masyarakat tentunya masih membutuhkan pembimbingan dalam proses
pelaksanaan program. Dengan demikian tujuan dari tahap monitoring adalah
sebagai berikut :
a. Melihat perkembangan program yang telah dilaksanakan.
b. Mengetahui kendala yang ada dalam proses pelaksanaan program.
c. Mencari solusi terhadap masalah yang ada, sehingga program Pemberdayaan
Perempuan yang dilaksanakan benar-benar efektif, maksimal, dan bersinergi.
g. Tahap Pengembangan
Setelah program pelatihan dilihat berhasil, maka masuk kedalam tahap
selanjutnya yaitu tahap Pengembangan Program Pelatihan yang diwujudkan
melalui rencana-rencana pengembangan sebagai berikut :
1) Rencana pengembangan program jangka pendek (1-3 Tahun)
a. Terbentuknya organisasi pelatihan kerajinan tangan Broca
b. Menyelenggarakan program pelatihan di seluruh RT di Desa Muara
Penimbung Ilir
11
c. Inovasi Pelatihan produk Broca. Pelatihan kerajinan tangan tidak hanya
sebatas membuat bros dan aksesoris dekoratif, namun juga merambah ke
palatihan pembuatan alat-alat rumah tangga lainnya yang berbahan dasar
kain perca , seperti dompet, keset kaki, celemek, lap tangan, tempat tisue,
dll.
2) Rencana pengembangan program jangka menengah (4-7 tahun)
a. Mendirikan lembaga pusat pelatihan keterampilan di Ds. Muara
Penimbung Ilir
b. Legalisasi pendirian lembaga pelatihan oleh dinas pemerintahan yang
bersangkutan.
c. Menjalin kemitraan dengan stakeholder dan pemerintah
3) Rencana pengembangan program jangka panjang
a. Lembaga pelatihan bertransformasi menjadi badan usaha kerajinan
tangan kain perca
b. Ds. Muara Penimbung ilir menjadi desa percontohan ekonomi kreatif
12
J. Jadwal Kegiatan
Bulan Ke
Jenis Kegiatan 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Sosialisasi
Pelatihan 1
Pelatihan 2
Pelatihan 3
MOM
Pelatihan WEB
Evaluasi
Monitoring
Program akan terus berlanjut sampai ke bulan-bulan berikutnya. Jadwal kegiatan ini
hanya jadwal pelatihan program intensif selama 4 bulan, untuk melihat keberhasilan
program sesuai dengan indikator keberhasilan yang dibuat sebelumnya. Setelah bulan ke
4, masuk kedalam tahap pengembangan program sesuai dengan rencana pengembangan
yang telah dipaparkan sebelumnya.
13
K. Rancangan Biaya dan penafsiran keuntungan produk
Bahan pokok yang digunakan adalah kain perca maupun jilbab bekas dengan
jenis bahan sifon, hicon satin, dan sejenisnya. Berikut perhitungan bahan utama yang
dibutuhkan ; Kain perca maupun jilbab ukuran 1x1m dapat dijadikan 30 bross
Jilbab bekas dan kain perca tersebut dapat dikumpulkan dari swadaya mahasiswi
Universitas Sriwijaya dan kain perca didapatkan dari industri jahit. Serta digunakan
bahan pendukung seperti kain sifon motif, flanel, dan manik-manik plastik.
14
LAMPIRAN
Contoh Produk yang dihasilkan
15