SKRIPSI
Oleh:
AKBAR IRJAYANTO
NIM. 011 111 005
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
FATTAHUL MULK JAYAPURA
2019
1
PERYATAAN KEASLIAAN
Menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri dan bukan
merupakan plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa tugas akhir ini adalah
plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh perguruan tinggi IAIN FATTAHUL MULUK Jayapura dan
pertaturan hukum yang berlaku.
Demikian peryataan ini saya buat dalam keadaan sadar, sehat walafiat, dan tanpa
tekanan dari manapun juga.
Akbar Irjayanto
NIM : 011 111 005
2
PERSETUJUAN PEMBIMMBING
Akbar Irjayanto
NIM : 011 111 005
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
ketua Jurusan Tarbiyah
NIP. 197404042005011010
3
LEMBAR PENGESAHAN
Telah direvisi, disetujui dan dipertanggung jawabkan di depan tim penguji dan tim
pembimbing sebagai bagian persyaratan dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan
Agama Islam.
Mengetahui
ketua Jurusan Tarbiyah
4
ABSTRAK
AKBAR IRJAYANTO. Problematika Pengamalan Nilai-Nilai Moralitas Dalam
Keluarga (Studi kasus pada keluarga Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Swasta,
Pedagang, Wiraswasta, Petani dan Buruh di desa Koya Timur Distrik Muara Tami
Kota Jayapura). Skripsi. Jayapura: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah IAN Fattahul Muluk Jayapura, 2019.
Latar belakang penelitian ini adalah bahwa semua orang tua pasti menginginkan
agar anak-anak mereka menjadi orang yang shalih dan shalihah. Namun dalam
kenyataannya, secara tidak sadar mereka justru memperlakukan anak-anak dengan
cara yang menjauhkan dari terwujudnya cita-cita tersebut atau bahkan
menjerumuskan kepada kondisi yang sebaliknya. Banyak sekali orang tua yang
sibuk dalam mencari nafkah. Kesibukan mereka itu sangat menyita waktu, akibatnya
sangat sedikit waktu yang tersisa untuk memberikan pendidikan khususnya mendidik
agama Islam pada anak. Akan tetapi tidak banyak juga orang tua yang bekerja itu
yang masih memperhatikan kebutuhan anak akan menggali ilmu agama baik itu di
lembaga formal maupun non formal seperti memasukkan anak-anak mereka ke
tempat pendidikan Al-Qur’an (TPA) yang diadakan di masjid dusun tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pengamalan Pendidikan Islam dalam
keluarga di Desa Koya Timur Distrik Muara Tami Kota Jayapura, dan untuk
mendiskripsikan kelebihan dan kekurangan yang ada pada pelaksanaan Pendidikan
Islam dalam keluarga di desa Koya Timur Distrik Muara Tami Kota Jayapura.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
Analisis data yang digunakan melalui beberapa tahap yaitu: pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Sedangkan keabsahan data dengan
menggunakan teknik triangulasi sumber. Subjek penelitian dalam penelitian ini
meliputi 15 keluarga buruh tani yang mempunyai anak umur 6-12 tahun di Desa
Koya Timur Distrik Muara Tami Kota Jayapura.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) kurangnya perhatian dan pendidikan
yang diterima dari keluarga, menyebabkan keadaan psikologis pengguna NAPZA
menjadi kurang percaya diri dalam melakukan segala sesuatu. Penderita NAPZA
juga kurang mampu mengontrol emosinya, sehingga terkadang emosi itu meluap-
luap hingga mengakibatkan ia mengalami depresi juga histeria. Ketidakstabilan
emosi membuat subjek lebih menikmati kesendiriannya dan bermain dengan fantasi-
fantasinya. Hingga membuat subjek mencoba bunuh diri dua kali. Kurangnya
pendampingan serta kelekatan dari pihak orangtua, membuat ia mudah terpengaruh
oleh pergaulan yang buruk seperti sex bebas, rokok dan narkoba. Kondisi kehidupan
remaja hamil pranikah di Kelurahan Koya Timur sesudah menikah dan mempunyai
anak adalah: lebih banyak yang bertanggung jawab, sebagian besar masih tinggal
bersama dengan kedua orang tua, kebutuhan ekonomi masih dicukupi oleh orang tua,
sebagian besar suaminya ada yang sudah bekerja dan ada yang belum bekerja,
kurang memahami nilai-nilai pendidikan Islam sehingga hubungan dengan orang tua
dan suami setelah menikah ada yang harmonis dan ada yang tidak harmonis hingga
bercerai. Alasan remaja hamil pranikah melakukan hubungan seksual sebelum
menikah di Kecamatan Koya Timur adalah: orang tua yang tidak setuju, dicekoki
minuman keras, rasa cinta terhadap pasangan, rasa penasaran terhadap wanita, suka
sama suka dan berniat melakukan hubungan seksual, kesempatan. 2) Pengamalan
5
nilai-nilai akhlak kepada Allah Subhana Wata’ala dalam keluarga yang ditanamkan
di desa Koya Timur kepada anaknya berupa: anak-anak diajarkan cara mentauhidkan
Allah Subhana Wata’ala yaitu dengan di biasakan dzikir sehabis shalat. Biasanya
anak-anak di ajari oleh orang tua ketika sehabis shalat jamaah untuk berdzikir dan
bukan untuk bermain. Dan anak-anak diajarkan orang tua untuk berpuasa di bulan
ramadhan, membaca Al-Qur’an dan shalat sunnah. Sedangkan bagi keluarga yang
ilmu pengetahuan agamanya rendah yang sibuk bekerja anak-anak dan istri mereka
dimasukkan ke TPA serta diperintahkan untuk mengikuti kegiatan keagamaan seperti
maulid Nabi, Isra Miraj kemudian pengajian yang diadakan setiap tahunnya.
Adapaun nilai-nilai akhlak terhadap keluarga yang ditanamkan di desa Koya Timur
kepada anak-anaknya berupa: mengucapkan salam sebelum masuk dan keluar rumah,
begitu juga ketika dia bertemu dengan teman dan saudara sesama muslim di jalan,
membiasakan etika duduk dalam pertemuan, dengan cara tidak boleh mengangkat
kaki apalagi anak perempuan, tidak berbicara kasar kepada teman maupun pada
orang lain yang lebih tua darinya, menjaga perasaan orang ketika bercanda
merupakan salah satu etika menghargai orang lain di sekitar kita, menjenguk orang
sakit, berkata sopan dan santun kepada orang tua dan memberikan makanan atau
minuman kepada gurunya sebagai tanda menghormati guru yang telah mendidik
anak saya. Metode yang digunakan keluarga dalam mengamalkan nilai-nilai akhlak
ialah dengan cara keteladana, pembiasaan dan hukuman. 3) Faktor yang
mempengaruhi pengamalan nilai-nilai moralitas di desa Koya Timur ialah: a) Faktor
lingkungan, b) Kesibukan kerja orang tua dan keterbatasan ilmu agama Islam, c)
Kurang diminatinya pendidikan Islam, d) Kurangnya partisaipasi masyrakat, e)
Kurangnya tokoh agama Islam.
6
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berbagai
Keluarga (studi pada keluarga buruh tani di Jl. Alpokat I Desa Koya Timur Distrik
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat guna mendapatkan gelar
Jayapura. Dalam penulisan ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan
yang telah penulis terima dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan
1. Rektor Institut Agama Islam Negeri, yang telah mengijinkan penulis untuk
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, yang telah memberikan fasilitas dan sarana
4. Bapak Talabudin Umkabu, S. Ag. M. Pd, Dosen pembimbing I yang tulus ikhlas
5. Ibu Siti Rokhmah, S. Pd. I. M.Pd. I, dosen pembimbing II yang tulus ikhlas
7
6. Ibu Sumisih, Kepala Desa Koya Timur beserta perangkat yang telah
7. Eka Dwi Ragil Saputri, S.Kom, yang telah memberikan semangat dan sabar
menunggu.
10. Semua teman-teman PLS angkatan 2008, yang telah memberikan motivasi dan
11. Teman-teman PLS angkatan 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011 atas motivasi,
12. Kepada responden dan semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis
Akbar Irjayanto
NIM : 011 111 005
8
MOTTO
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
(Q. S. At-Tahrim : 6)
9
mengucapkan Perkataan yang benar”.
(Q. S. An-Nisa : 9)
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya yang
1. Bapak Sarpan dan Ibu Lestari tercinta atas segala pengorbanan dan kasih
2. Untuk istriku Via Zahiria Aqmarina dan anakku Rafiqa Khoirunnisa yang
10
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Rumusan masalah................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian................................................................. 8
E. Kajian Pustaka......................................................................... 9
F. Metode Penelitian............................................................ 12
G. Sistematika Pembahasan................................................ 17
11
1. Peran Pendidikan Dalam Pembentukan Akhlak................................ 33
2. Pendidikan Akhlak Dalam Keluiarga................................................ 35
3. Pendidikan Melalui Keteladanan....................................................... 36
C. Faktor Yang Mempengaruhi Nilai-Nilai Moral Dalam Keluarga.......... 41
1. Aspek Frekuensi................................................................................. 43
2. Aspek Intensitas Komunikasi............................................................. 44
3. Aspek Kualitas Pesan Yang Dikomunikasikan.................................. 45
D. Kerangka Teoritik................................................................................... 48
12
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 117
1. Konsep Pengamalan Nilai-Nilai Moralitas Dalam Keluarga
Menurut Tuntunan Agama Islam................................................ 117
2. Pengamalan Nilai-Nilai Moral Dalam Keluarga di Jl. Alpokat I
Desa Koya Timur Distrik Muara Tami Kota Jayapura................. 118
3. Faktor Yang Mempengaruhi Pengamalan Nilai-Nilai Moralitas
Dalam Keluarga Di Jl. Alpokat I Desa Koya Timur Distrik Muara
Tami Kota Jayapura...................................................................... 120
4. Saran.............................................................................................. 123
1. Kepada Orang Tua....................................................................... 123
2. Anak Didik..................................................................................... 124
3. Masyarakat Desa Koya Timur...................................................... 124
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tuntunannya yang serba mencakup seluruh segmen kehidupan manusia, tetapi juga
penghargaan dan sanksi. Oleh karena itu, selayaknya umat Islam mengamalkan
ajaran agamanya dengan saksama dan konsisten demi mencapai kualitas hidup
yang sejahtera di dunia dan di akhirat. Umat Islam dalam menjalankan agamanya
kemajuan pendidikan adalah sesuatu yang menjadi target utama seluruh bangsa.
masyarakat modern.
akan hal tersebut, sehingga ketika Indonesia menjadi negara berdaulat dan
modern, prioritas utama adalah investasi human skill dengan cara membentuk
pengenalan realitas diri manusia dan dirinya sendiri. Pengenalan itu tidak cukup
14
Keluarga, sedangkan peserta didik dan pendidik sama-sama menjadi subjek atau
pelaku.
serta pemahaman agama yang utuh, karena dibutuhkan kesadaran serta semangat
yang besar untuk terus belajar men1cari ilmu. Pendidikan tidak hanya diperoleh di
lembaga formal, tetapi juga informal, karena keluarga membangun perubahan dan
oleh seorang individu tentu saja dipengaruhi oleh faktor kehidupan keluarga dan
Hal yang menarik perhatian untuk melakukan penelitian ini. Pertama, bila
dilihat dari pengamalan nilai-nilai moralitas yang telah di paparkan diatas, jauh
sekali berbeda dengan Pemahaman agama sebagian besar masyarakat yang ada di
Desa Koya Timur Distrik Muara Tami Kota Jayapura yang terlihat masih sangat
minim, atau terlihat kurangnya pemahaman agama secara utuh. Ini bisa terlihat
dari kebiasasaan hidup sehari-hari masyarakat yang hidup di desa Koya Timur,
terlebih lagi kurangnya ustadz atau tokoh agama di desa tersebut yang
1
Membangun Keluarga Sakinah, “Panduan KIE Bagi Penyuluh Agama” (BKKBN
bekerjasama dengan DEPAG RI, MUI, NU, dan DMI, 2009), hal. 109
15
mengakibatkan sentuhan nilai-nilai ajaran islam tidak bisa diaplikasikan secara
pergeseran nilai dari gaya hidup berbudaya, beretika dan sederhana menjadi gaya
hidup yang modern, tak beretika dan terlalu cinta terhadap dunia. Kehidupan
seperti itu akan terus berkembang seiring perkembangan zaman dan lama-
kelamaan menjadi suatu tradisi bagi masyarakat, apabila kita sebagai pengamat
pendidikan Islam dan masyarakat yang menganut ajaran Islam masih tidak perduli
Kedua, bila dilihat dari anak yang akan diteliti yaitu anak remaja. Karena
masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju kearah
kedewasaan. Pada massa ini banyak sekali kasus-kasus kerusakan moral yang
terjadi di desa tersebut, misalnya saja kasus-kasus perzinahan atau sexs bebas
dikalangan remaja dan anak muda yang semakin hari semakin tidak bisa di
kontrol, hamil di luar nikah, pacaran yang terlalu bebas, perselingkuhan suami
masa yang lalu kira-kira tahun 2006 samapai tahun 2008 kehidupan anak muda
dan remaja masih di katakan normal dan kondusif yang belum sampai pada
kenakalan tingkat tinggi, akan tetapi uniknya di masa itu gaya hidup anak remaja
dan anak mudanya dan sosial masyarakat masih sangat sederhana, ramah,
beretika, pekerja keras dan tak mengenal gaya hidup yang modern.3
2
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Parjiman, ketua masjid Miftahul Amal Koya
Timur pada tanggal 09 Juli 2018.
3
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Suparmin wakil ketua masjid Miftahul Amal
pada tanggal 09 Juli 2018.
16
Ketiga, di tengah-tengah rusaknya moral di desa koya timur, peneliti juga
mengamati apa yang menjadi penyebab utama rusaknya moral di desa Koya
masyarakat khususnya umat Islam yang ada di koya timur ini, kurang
mendapatkan siraman rohani dan nilai-nilai agama Islam, dan akhirnya nilai
jarang di bahas kecuali pada saat-saat tertentu saja seperti, Maulid Nabi
Shalallahu alaihi wasallam, Nuzulul Qur’an, dan Isra Miraj saja, dan ini
berdampak kepada keluarga masyarakat itu sendiri yang semakin hari jauh dari
agama Islam dan mulai hidup sekuler layaknya orang tak beragama.
Adapun jumlah ustadz atau tokoh agama Islam yang ada di desa Koya
Timur ini pun, setelah peneliti amati masih jauh dari harapan yaitu berjumlah
kurang lebih 5-6 orang yang aktif mengisi khutbah jum’at, hari raya besar umat
Islam, dan menjadi iman sholat fardhu. Ini disebabkan karena ustadz-ustadz
yang berada di koya timur ini, lebih aktif di sekolah atau mengajar dan karena
kan pekerjaan mereka yang notabene di pusat perkotaan yang jarang sekali
aktif di masyarakat. Salah satu data nama-nama ustad yang aktif di desa Koya
Timur ini yang peneliti dapatkan dari petugas masjid besar Miftahul Amal
ialah:
17
d. Ustadz Rusli Purwoto
e. Ustadz Amiruddin, S. Ag
2. Kurangnya sosialisasi antara masyarakat dan tokoh- tokoh agama Islam tentang
4. Rasa tidak percaya keluaraga muslim terhadap sekolah Islam madarasah atau
pesantren yang hanya sekedar mengajarkan ilmu agama saja dan teori
mereka yang terbersit hanya masalah dunia saja. Mereka lupa bahwa masih ada
lagi yang hal yang lebih penting yakni mendidik, mengarahkan anak kepada
kehidupan yang sesuai dengan syari’at Islam, karena jika satu hal ini terlupakan
Banyak sekali keluarga dan masyarakat yang sibuk dalam mencari nafkah,
yang pada dasarnya itu hanya menjadi tanggung jawab bagi seorang ayah (kepala
4
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Supriyanto, staff Lurah Koya Timur pada
tanggal 15 Juli 2018.
18
rumah tangga). Akan tetapi, karena kebutuhan hidup yang semakin sulit, sehingga
seorang ibu pun turut ikut serta dalam mencukupi kebutuhan hidup sehari- hari.
pengembangan anak.
tergolong ulet, rajin dan telaten dalam bekerja. Karena bagi mereka hidup yang
keluarga di dusun ini yang kedua orang tuanya bekerja, bahkan kerja mereka
tidak hanya di siang hari saja tetapi ada juga yang sampai malam seperti yang
bekerja di pabrik) .
Kesibukan mereka itu sangat menyita waktu, akibatnya sangat sedikit waktu
pada anak. Imbas dari kurangnya pendidikan agama adalah banyak sekali,
diantaranya rasa berbaktinya anak terhadap orang tua mereka ataupun rasa hormat
pada orang yang lebih tua sangat minim. Bahkan terkadang orang tuanya
kewalahan dalam menghadapi anaknya. Hal itu yang membuat orang tua mereka
tidak peduli dengan perilaku anaknya. Kehidupan yang seperti ini sangat
memprihatinkan menurut pandangan penulis. Akan tetapi tidak banyak juga orang
tua yang bekerja itu yang masih memperhatikan kebutuhan anak akan menggali
ilmu agama baik itu di lembaga formal maupun non formal seperti memasukkan
19
Berawal dari permasalahan tersebut di atas, penulis ingin meneliti lebih
didesa Koya Timur. Dengan demikian penulis berharap dapat memperoleh solusi
moralitas dalam keluarga menarik untuk peneliti teliti dengan mengambil judul :
B. Rumusan masalah
nilai moralitas di Jl. Alpokat I desa Koya Timur Distrik Muara Tami Kota
Jayapura?
berarti menunjukkan “Mengapa Anda ingin melakukan penelitian dan apa yang
20
dilakukannya suatu penelitian, yang dituangkan dalam satu atau beberapa
kalimat.5
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah :
moralitas dalam keluarga di Jl. Alpokat I desa Koya Timur Distrik Muara Tami
Kota Jayapura?
D. Manfaat Penelitian
moralitas dalam keluarga di desa Koya Timur guna dijadikan bahan referensi
5
Djarwanto, Pokok-pokok Methode Riset Dan Bimbingan Tehnis Penulisan Skripsi,
(Liberti Yogyakarta, Tahun 1994), hal.15
21
dalam mengkaji permasalahan pengamalan nilai-nilai moralitas dalam keluarga
Jl. Alpokat I Desa Koya Timur Distrik Muara Tami Kota Jayapuara.
E. Kajian Pustaka
22
dengan persoalan tersebut, penyebab-penyebabnya antara lain adalah kurang
variabel independen yang digunakan dan pada sampel yang diteliti. Dalam
Jayapura.
penelitianya yaitu:
yang mendukung, yang kedua dapat dijadikan benteng dari pengaruh negatif
tersebut.
6
DY. Matondang, “Dampak kurangnya penanaman nilai-nilai agama Islam Bagi
Masyarakat di Kota Jayapura (1987-1990)”. (Klufkamp: Jayapura, 1990)
23
b. Tokoh agama Islam mempunyai kunci penting dalam pemeberian motivasi
personil yang paling dekat dengan masyarakat, peran tokoh agama Islam
prilaku keagamaan yang diberikan oleh tokoh agama Islam ini membaa
penelitian ini adalah faktor ethical leadership yang didalamya tidak hanya
7
Penelitian yang dilakukan oleh Akmal Hendrawan tahun 2012 STIKOM Jayapura, dengan
judul “Peran Tokoh Agama Dalam Memotivasi Masyarakat Pada Perilaku Keagamaan Di Desa
Arso 3 Keerom, Jayapura”. (Arso 3, Keerom: Jayapura, 2012).
24
3. Hasim Seumaeng (UMS, 2008) dengan judul skripsi “Peran Tokoh Agama
fasilitator dalam kegiatan Majelis Taklim agama Islam bagi masyarakat To’
bandar Sentani Barat mengarah kepada fungsi sebagai fasilitator, hal ini
tokoh agama Islam dalam peran-peran yang lebih spesifik, yaitu : tokoh
sepenuhnya terlaksana.
8
Hasim Seumaeng (UMS, 2008) dengan judul skripsi “Peran Tokoh Agama Islam
Profesional Sebagai Fasilitator Dalam Kegiatan Majelis Taklim Agama Islam Bagi masyarakat
Di To’bandar Sentani Barat Pada Tahun 2006-2007”. (To’bandar; Sentani Barat, 2007).
25
Perbedaan penelitian Hasyim Seumaeng dengan penelitian ini adalah pada
sampel yang digunakan dan apa yang diuji. Penelitian Hasyim Seumaeng
Selain itu, perbedaan yang kedua adalah apa yang diuji. Dalam penelitian
F. Metode Penelitian
persyaratan-persyaratan ilmiah pun perlu dipenuhi agar bobot dari pada penulisan
1. Jenis Penelitian
Menurut Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong, metode kualitatif adalah
atau lisan dari orang-orang yang diamati. Sejalan dengan itu, Kirk dan Miller
26
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergabungnya dari pengamatan
adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif dari subyek dan informan
nilai-nilai moral dalam keluarga dan masyarakat di desa Koya Timur Distrik
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah : pada Desa Koya
dari dua sumber yaitu : data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data
yang diperoleh langsung dari para informan, sedangkan data sekunder yaitu
data yang diperoleh melalui studi dokumentasi, berupa hasil-hasil laporan baik
pada saat berada dilapangan penelitian, maupun yang berada ditempat lain,
yaitu:
27
a. Studi Kepustakaan
b. Penelitian Lapangan
1) Observasi
9
Kartini Kartono, Pengantar Methodologi Research, (Bandung : Alumni) 2000, hal. 27.
10
Taliziduhu Ndraha, Research, Teori Methodologi Administrasi, (Jakarta : Bina Aksara,
2003), hal. 115.
11
Kartini Kartono, Op. Cit. Hal. 28
28
2) Interviu atau Wawancara
data yang diperoleh benar-benar sesuai dan relevan dengan masalah yang
dihadapi.
3) Metode Dokumentasi
4. Informan Peneliti
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Lexy J. Moleong). Yang
12
Sutrisno Hadi, Methodologi Research, Jilid 2, (Yogyakarta : Andi Offset), 2005, hal. 193.
29
1) Tokoh-tokoh agama islam dan guru pengajar agama Islam baik yang
disekolah maupun yang diluar sekolah atau guru ngaji yang ada di desa
Koya Timur.
2) Sampel dari masyarakat dari berbagai elemen yang kami batasi jumlahnya
dari Jl. Alpokat I koya Timur yang berjumlah 30 Kepala Keluarga peneliti
orang untuk membatasi hasil penelitian yang peneliti teliti yang berada di
Islam di masyarakat di desa Koya Timur Distrik Muara Tami Kota Jayapura.
Metode analisis yang digunakan dengan beberapa tahap. Miles dan Huberman
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data
30
yang dibutuhkan guna memenuhi untuk menjawab rumusan masalah yang
b. Display data, yaitu mensistematiskan data secara jelas dan dalam bentuk
didasarkan pada hubungan informasi yang tersususn dalam satu bentuk yang
sebuah pertanyaan.
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif yaitu
dengan jalan;
31
4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
G. Sistematika Penulisan
atas lima bab, masing-masing uraian yang secara garis besar dapat dijelaskan
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
teoritik.
32
BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian, letak
geografi, iklim, sejarah singkat desa Koya Timur, kondisi wilayah, kondisi
majelis taklim.
BAB V PENUTUP
33
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pengertian Akhlak
خلقyang berarti kejadian yang juga erat hubungannya dengan khaliq خالق
yang berarti pencipta, demikian pula dengan makhluqun مخلوق yang berarti
dengan makhluk.
34
Lebih luas sebagaimana yang dikutip oleh Abudin Nata, Ibnu Maskawaih,
imam Al-Ghozali mengatakan akhlak adalah :13
ص َحا َبه وأبرأ ُ إلَ ْيكَ ِم َّما صن َع ِ أ ْعتَذ ُِر إل ْيكَ ِم َّما صنَع َهؤ
ْ ُالء َي ْعني أ
َه ُؤالَ ِء
Artinya :”Khuluk ialah membiasakan kehendak”.
dengan sesama manusia, manusia dengan Tuhan dan manusia dengan alam”.15
13
Nurcholish Madjid, “Masyarakat Religius Membumikan Nilai-Nilai Islam Dalam
Kehidupan Masyarakat”, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2000), hlm. 10
14
Ibid., hal. 4
35
Jadi di sini pengertian akhlak menurut islam lebih luas karena mencangkup
Sedangkan secara bahasa moral merupakan bentuk jamak dari kata mos
bahwa moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.10
agar ia menjadi manusia yang baik. Sumber langsung ajaran moral dapat
berupa agama, nasihat para bijak, orang tua, guru dan sebagainya. Pendek kata,
tertentu. Maududi membagi moral menjadi dua macam, yakni moral religius
dan moral sekuler. Moral religius mengacu pada agama sebagai sumber
nonagama. Kata moral selalu mengacu pada baik buruknya tingkah laku
dinyatakan bermoral, apabila sesuai dan sejalan dengan adat kebiasaan yang
15
Rahmat Djatmika, “Sistem Etika Islami (Akhlak Mulia)”, (Jakarta: Pustaka Panjimas,
1992), hal. 43
36
Dari definisi-definisi tentang akhlak di atas dapat disimpulkan bahwa
akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang mampu
Keseluruhan definisi akhlak tersebut dia atas tampak tidak ada yang
lainnya. Agar kemudian bisa dipahami dalam pemahaman antara akhlak dan
moral, maka beberapa analisis berikut bisa dijadikan acuan untuk penelitian,
dikarenakan antara moral dan akhlak memiliki beda yang tak jauh berbeda dan
b. Moralitas dan akhlak merupakan prinsip dan aturan hidup manusia yang
c. Moralitas dan akhlak tidak semata mata karena faktor keturunan yang
bersifat tetap, akan tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki oleh
setiap orang
2. Dasar Akhlak
Akhlak merupakan satu hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap
individu umat Islam. Hal ini di dasarkan atas diri Rosullullah SAW yang begitu
berakhlak mulia dan kita sebagai umatnya sudah selayaknya memiliki akhlak
mulia ini.
37
Terjemahannya : “Sesungguhnya engkau (Muhammad) orang yang berakhlak
sangat mulia“. (Q.S Al-Qalam : 4)16
Pujian Allah ini bersifat individual dan khusus hanya diberikan kepada
yang dalam hal ini adalah Muhammad SAW yang mendapat pujian sedasyat
itu.17 Didalam Alqur’an lebih tegas Allah pun memberikan penjelasan scara
standar moral bagi umatnya, sehingga layak untuk dijadikan idola yang
firmannya.
contoh yang layak ditiru dalam segala sisi kehidupannya. Di samping itu ayat
tersebut juga mengisyaratkan bahwa tidak ada satu “sisi gelap” (kejelekan) pun
pada diri Rosulullah SAW. Karena semua sisi kehidupannya dapat ditiru dan
16
Depag RI, Al –Qur’an,…hal. 960
17
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja; Perkembangan Peserta Didik,
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012, hal. 136
18
Depag RI, Al-Qur’an...,hal. 670
38
dijadikan oleh Allah SWT untuk menjadi pusat akhlak umat manusia secara
akhlak seluruh umat manusia agar dapat mencapai akhlak yang mulia. Yang
Dalam hal ini para sahabat pernah bertanya kepada istri Rosulullah SAW yakni
Aisyah r.a. yang dipandang lebih mengetahui akhlak Rosulullah SAW dalam
dengan al-Qur’an dan benar-benar merupakan praktek riil dari kandungan al-
Qur’an , semua perintah dilaksanakan, semua larangan dijauhi, dan semua isi
Posisi akhlak dalam Islam dapat dilihat dalam beberapa uraian Nabi
bersabda:
19
Ahmad Adib Musyafa, Remaja dan Perubahan Sosial (studi tentang pergeseran prilaku
keagamaan remaja kabupaten Keerom), Jayapura: STIKOM Jayapura, 2012
20
Tono, Ibadah dan Akhlak…,hal.93
21
ibid..,hal.93
22
Ahmad Faizur Rosyad, Mengenal Alam Suci: Menapak Jejak Al-Ghozali Tasawuf (Jogja:
Kutub, 2004), hal. 97
39
َّ صال ِة ِإلَى
َِّللا ُّ َوأ َ َح، َاو َد
َّ ب ال ُ َّللا ت َ َعالَى ِص َيا ُم د
َّ ص َي ِام ِإلَى ُّ أ َ َح
َّ ب ال
ُصالة َ ت َ َعا َلى
، ُ َويَقُو ُم ثُلُثَه، ْف اللَّي ِل
َ َان يَنَا ُم نِص
َ ك:َاو َد
ُ د
Artinnya : ”Sesungguhnya aku diutus oleh Allah SWT (mengemban ajaran
علَ ْي ِه
َ ُصلى هللاَ َِّللا
َّ سو َل ُ َّللا عنه أيضا ً أ َّن ر
َّ ذر رضي ٍ عن أَبِي
َف ُك ٌل تَسبِ ْيح ٍة، ٌسالَ َمى ِم ْن أ َ َح ِد ُك ْم صد َقة
ُ كل
ِ ص ِب ُح على ْ ُي:سلَّمقال َ و
َق
َ صد َ وك ُّل ت َ ْك ِبير ٍة، ٌص َدقة
َ و ُك ُّل ت ْه ِليلَ ٍة، ٌتح ِمي َد ٍةصدقَة
ْ ُّ و ُكل، ٌصدقة َ
Artinya: “Dari Abu Darda’ ra. Bahwasanya Nabi saw. Bersabda: “Tiada
sesuatupun yang lebih berat dalam timbangan seoarang mukmin
nanti pada hari kiamat melebhi budi pekerti yang baik, dan
sesungguhnya Allah membenci orang yang keji dan suka berkata
kotor”. (HR. At-Turmudzy)24
:سلَّم
َ علَ ْي ِه و
َ ُصلى هللا
َ َّللا
َّ قال رسو ُل:َّللا عنه قال
َّ عن أبي هريرة رضي
«ال ُمؤ
23
Jallaludin Abdurrahman dan Ibnu Abu Bakar Suyuti, Jami’us Shoghir, hal.103
24
Muslich Shobir, Terjemah Riyadhus Shalihin, Jilid I, (Semarang, PT Karya Toha Putra,
2004), hal. 324
40
ص
ْ اح ِر
ْ .يف وفي ك ٍُل خ ْي ٌر َّ َّللاِ ِم َن ال ُم ْؤ ِم ِن ال
ِ ض ِع ُّ َ خير َوأ
َّ حب ِإلى ٌ ي ُّ ِمن ا ْلقَ ِو
علَى
َ
berdasarkan ajaran Islam,26 yakni bertitik tolak dari akidah yang diwahyukan
umatnya.27
kepercayaan kepada Tuhan, maka tentunya sesuai pula dengan dasar daripada
agama itu sendiri. Dengan demikian dasar/sumber pokok daripada akhlak Islam
adalah al-Qur’an dan hadist yang merupakan sumber utama dari agama Islam
itu sendiri . Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadist Nabi dari Anas bin
yang apabila kamu berpegangan pada keduanya, maka tidak akan tersesat,
25
Ibid., hal. 325
26
Abudin Nata,Akhlak Tasawuf, (Bandung :Pustaka Setia,2005), hal. 147
27
H.A Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung :Pustaka Setia,2005), hal. 149
28
ibid…,hal. 149
41
Adapun ciri-ciri (karakteristik) dari akhlak Islamiyah yaitu :29
akhlak yang luhur. Ia menjamin kebaikan yang murni baik untuk perorangan
segala zaman, semua tempat, mudah tidak mengandung kesulitan dan tidak
mengandung perintah berat yang tidak dikerjakan oleh umat manusia di luar
dirasakan sesuai dengan jiwa manusia dan dapat diterima akal sehat.
c. Kemantapan
Akhlak Islamiyah menjamin kebaikan yang mutlak dan sesuai pada diri
mutlak. Akan tetapi akhlak / etika ciptaan manusia bersifat berubah – ubah
dan tidak selalu sama sesuai dengan kepentingan masyarakat dalam satu
Akhlak yang bersumber dari agama Islam wajib ditaati manusia. Sebab
ia mempunyai daya kekuatan yang tinggi, menguasai lahir batin dan dalam
29
ibid...,hal. 152 – 153
42
keadaan suka dan duka, juga tunduk pada kekuasaan rohani yang dapat
Agama Islam pengawas hati nurani dan akal yang sehat. Islam
Terjemahannya: “Aku bersumpah dengan hari kiamat, dan aku bersumpah
dengan jiwa yang amat menyesal (dirinya sendiri)”
a. Nilai-nilai akhlak atau pendidikan akhlak bagi kaum muslim berdiri diatas
rasa tanggung jawab terhadap perkataan dan perbuatan. Dan motif dalam
diri muslim adalah persoalan yang tumbuh dalam dirinya, bukan syarat dan
bukan pula rasa takut yang menggerakkannya. Hal ini datang dari kenyataan
30
. Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema Insani, 2007), hal. 45-47
43
bahwa pribadi muslim bertanggung jawab di hadapan Allah atas semua
agama yang pokok dinilai sebagai kewajiban pribadi oleh Islam, sementara
itu ilmu-ilmu yang berkaitan dengan seluruh urusan dunia di nilai sebagai
kewajiban.
satu nikmat yang paling penting yang diberikan oleh Allah SWT kepada
manusia.
manusia.
g. Ciri-ciri nilai akhlak Islam ini yang harus disebarkan ke seluruh dunia
44
a. Akhlak Mahmudah
Akhlak mahmudah artinya akhlak yang terpuji, baik atau terpuji bisa
disebut juga akhlakul karimah yang artinya akhlak yang mulia. Contoh
musibah, rendah hati dan tidak sombong dalam menjalani kehidupan, ikhlas
dianugrahi akal sehat, manusia wajib menempatkan diri pada posisi yang
Allah dan selalu mengingat Nya dimanapun berada dan setiap saat.
Dzikir tersebut dapat dilakukan melalui mulut maupun hati. Dan selalu
berdoa dan mohon ampun kepada Nya, karena doa merupakan inti ibadah
dan kekuatan doa ini dapat menembus akal manusia. Oleh karena itu,
setiap muslim harus berusaha dan berdo’a serta tawakal dan pasrah
kepada Allah setelah kita berusaha dan berdo’a. Karena kita tahu
31
M.Quraish shihab, Wawasan Al quran, ( Bandung: Mizan , 2000), hal. 49
32
Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam Dirumah Sekolah Dan Masyarakat (Jakarta:
Gema Insani, 1995), hal. 84
45
bahwasanya setiap orang yang hidup didunia ini tidak mempunyai
layak jika menjadi orang yang sombong dan angkuh dimuka bumi ini.
sunnahnya.
- Akhlak kepada kedua orang tua, yaitu berbuat baik kepada keduanya
beban, serta menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi
berusaha.
46
diri sendir, untuk berbuat baik dan mencegah diri dari melakukan
dosa.
Akhlak tercela yaitu akhlak yang tidak dalam kontrol illahiyah atau
berasal dari hawa nafsu.33 Sifat ini merupakan kebalikan dari akhlak yang
buruk terhadap orng lain, malas dalam segala hal dan lain-lain.34
5. Tujuan Akhlak
ketentraman jiwa dan ketenangan hati. Dengan keadaan yang demikian itu
hidupnya akan lebih ringan tanpa adanya beban karena hati dan jiwa kaya
akan kebahagiaan.
33
Heri Jauhari Muchtar, Fiqih pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosadakarya,2005), hal.
130-131
34
Ibid... 153
35
Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hal.
60-61.
47
b. Mencari ridho Allah36.Pencarian keridhoan Allah diwujudkan dalam
diakui Allah SWT. Dengan mengharapkan ridho dari Allah berarti ia telah
ikhlas dalam segala amal perbuatannya. Ridho Allah inilah yang melandasi
seseoranmg akan menjadi pribadi yang baik. Oleh sebab itu akhlak harus
dengan orang yang tidak berilmu pengetahuan. Orang yang berilmu, praktis
Firman Allah:
36
Barmawie Umaray, Materia Akhlak, ( solo : CV Ramadhani, 1988 ), hal. 54
48
kesempurnaan Akhlak.
bukan sekedar untuk hidup, ada tujuan yang lebih mulia dari sekedar hidup
yang semestinya diwujudkan dan itu memerlukan ilmu yang diperoleh lewat
37
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Metodologi pengajaran Agama,( Semarang: Pustaka
Pelajar, 2004), hal. 114-116
49
pendidikan. Ini merupakan salah satu perbedaan antara manusia dengan
makhluk lainnya yang membuat lebih unggul dan lebih mulia. Pendidikan
dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam
sebuah upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, dan menghayati ajaran agama Islam,
hidup.
berkaitan dengan akhlaknya. Iman sebagai konsep dasar sedang akhlak adalah
aplikasi dari konsep dalam hubungannya dengan sikap dan perilaku sehari-hari.
alam sekelilingnya, yang menyatakan diri dalam segala rupa tingkah laku.
Kepribadian adalah suatu kesatuan fungsianal antara fisik dan psikis atau jiwa
dan raga dalam diri individu yang membentuk karakteristik atau ciri khas unik
38
Abdul Syani, Sosiologi Dan Perubahan Masyarakat, Bandar Lampung: Pustaka Jaya,
1995, hal. 84
50
yang terwujud di dalam tingkah laku secara lahiriah maupun sikap batinnya
kepribadian itu adalah pribadi jiwa yang telah terbentuk yang menyatakan diri
dan bercorak sebagai pekerti atau tingkah laku atau organisasai kepribadian
individu itu dalam keadaan baik, maka wataknya serta pekertinya baik,
sebaliknya kalau budinya dalam keadaan buruk, maka wataknya akan buruk
pula. Jadi pembentukan watak itu merupakan suatu keharusan demi menuju
yang lebih tinggi. Dengan kata lain bahwa Pendidikan akhlak adalah usaha
nilai-nilai Islami dan cara bersikap atau berperilaku yang baik kepada generasi
51
laku tertentu pada kanak-kanak atau orang yang sedang dididik. Pendidikan
disini mengandung proses yang bertujuan untuk menciptakan pola tingkah laku
Anak adalah amanah Allah bagi setiap orang tua, yakni ibu dan ayahnya.
Ia dititipkan kepada kita untuk diasuh, dididik, dan dibimbing menjadi anak
yang shalih dan shalihah. Dijadikan sebagian dari komunitas muslim, penerus
risalah islam yang dibawa oleh rasulullah Muhammad SAW. Yang akan sangat
Mendidik anak bukan tugas seorang ibu semata, walau pada kenyataannya,
ibukah yang lebih berinteraksi dengan anak – anak. Namun pendidikan anak
adalah tugas dari seorang ayah, karna ayahlah yang menjadi pemimpin
menjadi anggota masyarakat yang berguna dan insan yang saleh di dalam
kehidupan ini. Bahkan pendidikan anak, jika telah bdilaksanakan dengan baik
dan terarah, maka ia tidak lain adalah fondasi yang kuat untuk mempersiapkan
pribadi yang saleh bdan bertanggung jawab atas segala persoalan dan tugas
hidupnya.
39
Aziz Hasniah Hasan dan Bahrudin S. Sayidi, Akhlak Dalam Islam: Jadilah Anak Berakhlak
Mulia, (Surabaya: Proyek Bimbingan dan Dakwah Islam, 1998), hal. 11
52
Pendidikan dan keteladanan berarti pendidikan dangan memberi contoh,
baik berupa tingkah laku, sifat, cara berpikir, dan sebagainya. Akhlak yang
baik tidak dapat dibentuk dengan pelajaran, intruksi, dan larangan, mengatakan
kerjakan ini dan kerjakan itu. Cara yang demikian telah diajarkan oleh
Rasulullah SAW.
moral, spiritual dan etos sosial anak. Mengingat pendidik adalah seorang figur
terbaik dalam pandangan anak, yang tindak tanduk dan sopan santunnya
disadari atau tidak, akan ditiru oleh mereka. Bahkan bentuk perkataan,
anak.
kepada kedua Orang Tua sebagai tanggung jawab yang sempurna. Dari Ibnu
anak tumbuh dewasa sesuai dengan agama kedua orang tuanya yang
53
mendidik anak – anak mereka dan memberikan tanggung jawab ini kepada
mereka berdua.40
perlu ada usaha dan kerja keras secara terus-menerus dalam mendidik anak,
kebaikan. Inilah jalan para Nabi dan Rasul; Nabi Nuh ‘alayhissalam
40
Muslich Shobir, Terjemah Riyadhus Shalihin, Jilid I, (PT Karya Toha Putra: Semarang,
2004), hal. 325
54
memperlakukan-Ku, niscaya Aku akan memperlakukannya sama seperti Aku
memperlakukanmu.”
agar tanamannya tmbuh sehat dan mendapat hasil panen yang maksimal.41
anaknya, maka demikian pula sang anak memiliki hak atas orangtuanya”.42
sangat besar. Kerusakan pada anak kebanyakan dari sisi orangtua yang
bermanfaat bagi diri mereka sendiri dan tidak dapat memberi manfaat
41
Ibid...,hal.12
42
Muhammad Bin Abdul Aziz, “Cara Mudah Memahami Tauhid”, (Solo : At-Tibyan, 2000),
hal. 21
43
H.A Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung :Pustaka Setia, 2005), hal. 11
55
b. Pendidikan Melalui Adat Kebiasaan
Menurut MD Dahlan yang dikutip dari Hery Noer Aly, yang dimaksud
hati. Bahkan sesuatu yang telah menjadi kebiasaan dalam usia muda sulit
untuk diubah dan akan tetap berlangsung samapai usia tua.44 Lebih lanjut
mengenal nama Allah. Hal itu kemdian akan mendorong tumbuhnya jiwa
dilakukan dengan cara paksaan yang lama kelamaan tidak lagi terasa
terpaksa.
c. Perkembangan Moral
kenakalan remaja bukan fenomina baru dari masa remaja melainkan suatu
44
Ibid...,hal.12
56
lanjutan dari prilaku asosial yang mulai pada masa kanak kanak. Penemuan
pasangan Gluecks yang kedua ialah bahwa terdapat hubungan yang erat
Anak harus belajar apasaja yang benar dan yang salah . setelah besar mereka
Beberapa waktu yang lalu, bangsa indonesia merayakan Hari Kartini, yang
jatuh pada hari Rabu tanggal 21 April 2018. Perjuangan mulia pahlawan wanita
RA. Kartini sudah membawa keberhasilan yang luar biasa, sebagaimana yang kita
lihat dan rasakan dalam kehidupan berbangsa saat ini. Kaum wanita telah
mendapatkan posisi yang setara dengan kaum laki-laki, atau dengan kata lain
perjuangan emansipasi wanita oleh Kartini telah berhasil. Pekerjaan atau jabatan
yang sebelumnya hanya dipegang kaum laki-laki, saat ini kaum perempuan sudah
memiliki hak yang sama dengan kaum laki-laki untuk menduduki jabatan-jabatan
perempuan, sampai jabatan presiden perempuan sudah bisa kita lihat saat ini.
Intinya antara Laki-laki dan perempuan sudah ada kesetaraan gender. Anggapan
57
perempuan sebagai obyek ”pupur, dapur, kasur” dan tinggal di rumah saja sudah
jika kita lihat saat ini terdapat sebagian orang yang memaknainya berlebihan atau
dalam mejalankan pekerjaan (carrier women). Pergi jam 08.00 pagi dan pulang
jam.21.00 malam, bahkan ada yang lebih, sementara urusan pendidikan dan
pengasuhan anak diserahkan pada pembantu atau baby sister. Sementara itu suami
terabaikan oleh istri atau bisa jadi juga memiliki profesi yang hampir sama dari
aspek waktunya (over time). Kondisi ini memang tidak semua perempuan, tetapi
meningkat. Salah satunya adalah dengan adanya Tempat Penitipan Anak (TPA),
banyaknya orang tua yang memasukkan anaknya pada sekolah full day, dan
maraknya day care . Dari semuanya itu, jika kita lihat latar belakang orang
titipkan atau sekolah model full day. Ada sebagian yang menjawab untuk
biaya yang mahal. Jika jawabannya demikian, perlu kita memberikan apresiasi
45
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Metodologi pengajaran Agama,( Semarang: Pustaka
Pelajar, 2004), hal. 114-116
58
Tetapi jika dianalisa lebih lanjut ada sesuatu yang terlupakan dan sesuatu tersebut
kesibukan pekerjaanya telah merampas hak anak yaitu hak untuk mendapatkan
kasih sayang dari orang tua. Kasih sayang tersebut tidak bisa diganti dengan uang
atau harta yang bersifat materi, tetapi berupa ”perhatian” secara psikologis pada
maupun sosial emosionalnya di kemudian hari. Menurut Ali Nugraha & Yeni.P,
(2006) bahwa generasi sekarang anak lebih kesepian dan pemurung, lebih
beringas, kurang memiliki etika, mudah cemas, gugup dan lebih impulsif. Dari
pernyataan tersebut secara kasat mata dapat dengan mudah kita tangkap dalam
lingkungan kita, terutama bagi mereka yang hidup di kota-kota besar, seperti ;
longgarnya peran orang tua dalam kontak keseharian, yang meliputi ; 1) aspek
Hal ini memang pantas untuk dipertanyakan, karena ketiga aspek tersebut
berkaitan erat dengan kesibukan orang tua bekerja, teknik komunikasi, dan
subtansi komunikasinya.46
46
M. Farid Irsyadul Ibad, Dinamika Penerapan Moral dikalangan Remaja, (Yogyakarta;
Pustaka Al-Kautsar, 2012
59
1. Aspek Frekuensi
orang tua, semakin besar pengaruh positifnya kepada anak. Tetapi frekuensi
diperkrakan rata-rata jumlah jam per hari yang dipakai orang tua untuk bekerja
saat ini semakin panjang waktunya. Secara normatif, seorang pegawai negeri
bekerja di kantor antara jam 07.00 wib sampai pukul 14.00 wib. Tidak jarang,
mereka bekerja jauh lebih panjang waktunya karena tuntutan jenis pekerjaan
Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, tidak jarang orang tua bekerja
pulang kerumahnya setelah pukul 18.00 wib dengan berbagai faktor penyebab.
Lebih parah lagi, jika orang tua pulang bekerja saat anak sudah terlelap tidur,
dan orang tua pergi bekerja saat sebelum anak bangun tidur.
Kondisi tersebut jelas frekuensi pertemuan orang tua dengan anak hanya
berlangsung pada malam hari, selebihnya perlu di cermati, kemana saja anak-
anak pergi pada siang hari selepas jam sekolah, para orang tua ini tidak banyak
yang tahu. Atau mereka sudah mempercayakan sepenuhnya pada sekolah dan
pembantunya.
60
Tetapi masalah ini masih dapat diatasi apabila pada kesempatan-kesempatan
intensitas yang tinggi. Komunikasi tidak langsung bisa juga menjadi salah satu
hanphone. Komunikasi orang tua dan anak berlangsung mesra, hangat, terbuka,
timbal balik, dan ceria. Pesan-pesan komunikasi akan ditangkap dengan mudah
47
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam: kajian filosofisDan Kerangka
Dasar Operasionalnya, (Bandung: Trigenda Karya, 1993), hal. 111
61
pajak, serta kasus Century akhir-akhir ini membuktikan masih rendahnya
Keterpurukan moral yang terjadi pada negeri ini adalah merupakan produk
dari pendidikan yang telah berlangsung selama ini. Peran pendidikan dalam
keluarga, sekolah dan masyarakat harus kita tinjau lagi dan dievaluasi. Apa
keterpurukan moral lainnya bukanlah tanpa sebab, tetapi pasti ada penyebab
utama atau ada sesuatu yang salah dalam pendidikan moral di negeri ini.48
berinteraksi dengan keluarga atau orang tua. Sehingga dipandang perlu untuk
meninjau kembali apa yang telah dilakukan orang tua, dan bagaimana mereka
48
Mansur Isna, Diskursus Pendidikan Islam Edisi 1, (Jakarta: Global Pustaka Utama, 2001),
hal. 99
62
Berdasarkan pemikiran di atas jelas bahwa penanaman nilai-nilai moral
dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan harus dimulai dari level yang
paling dasar yaitu level keluarga. Sosok orang tua (ayah dan ibu) merupakan
keluarga. Sementara itu metode yang dikembangkan oleh keluarga pun sudah
BAB III
49
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosydakarya, 2005), hal. 10-
12
63
masyarakat yang heterogen yang berarti hampir seluruh suku bangsa yang berada
Kelurahan Koya Timur, untuk itu diperlukan pola-pola tertentu dalam rangka
bernegara.
1. Letak Geografi
dan jumlah penduduk berjumlah 1137 KK dan 3695 dengan rincian laki-laki
sebanyak 1897 Jiwa dan Perempuan sebanyak 1798 Jiwa (per 1 desember
Batas-batas wilayah :
Jumlah RW : 12 RW
Jumlah RT : 27 RT
2. Iklim
64
Wilayah Kelurahan Koya Timur adalah bagian dari wilayah Distrik Muara
Tami yang beriklim tropis, dengan suhu rata-rata 22º C- 38º C dengan
ketingian tanah rata-rata 20 mdpl (diatas permukaan air laut) dengan curah
3. Sejarah Singkat
Februari 1984 sampai dengan 11 Agustus 1984 yang pada awalnya masih
mendatangkan para Transmigran asal Pulau Jawa masuk dan pertama kali di
a. Transmigrasi umum asal Jawa Barat sebanyak 119 KK/ 508 jiwa
rendah, dengan suhu rata-rata 22º C – 38º C dengan ketingian tanah rata-
rata 20 mdpl (diatas permukaan air laut) dengan curah hujan 2.764 mm/th dan
Bendungan Tami, yang siap mengairi Lahan selama 1 Tahun penuh, sehingga
antara lain :
50
Sumber: Monografi Desa Koya Timur Distrik Muara Tami, Jayapura, 2007
65
a. Bidang Pertanian, Di bidang ini yaitu cocok dikembangkan tanaman, Padi
Sawah, tanaman sayur mayur, palawija, dan holtikultura dalam arti luas
b. Bidang Perikanan, Di bidang ini, wilayah kami sampai sejauh ini sudah
budidaya ikan air tawar antara lain, Nila, Emas, Bawal & Lele sepanjang
d. Bidang Pariwisata Di bidang ini daerah kami juga memiliki daya tarik
tersendiri, karena selain sebagai daerah jalur lintas batas Negara RI –
PNG yang selalu dilewati masyarakat yang ingin melihat daerah perbatasan,
juga terdapat kawasan pemancingan yang ramai dikunjungi pada saat hari
Pariwisata
5. Kondisi Demografis
masyarakatnya bersifat heterogen yang terdiri dari barbagai jenis Suku bangsa
Ambon dan Papua) Letak Kelurahan Koya Timur yang jauh dari Pusat Kota
66
51
mengalami peningkatan. Jumlah Penduduk Kelurahan Koya Timur yaitu
jumlah Kepala keluarga 1137 KK dan jumlah penduduk 3695 dengan rincian
laki-laki sebanyak 1897 Jiwa dan Perempuan sebanyak 1798 Jiwa (per 1
desember 2013) serta Laju Pertumbuhan Penduduk kurang lebih 2% per tahun
Penduduk desa Koya Timur sebagian besar beragama Islam dan beberapa
dalam berkeyakinan, dalam kegiatan masyarakat semua berjalan dengan baik dan
mereka hidup rukun dan damai. Karena mereka dapat saling memahami
perbedaan diantara mereka. Dan untuk kegiatan bersama dipilih yang tidak
yang tinggi juga dalam budaya, yaitu banyak warga desa Koya Timur memiliki
kebudayaan sekitar yang tidak ada kaitanya dengan ajaran Islam, kemudian
anak dan cucunya, misalnya ikut merayakan hari Natal umat Krristiani, memberi
sesajen pada arwah yang telah meninggal seperti kebiasaan orang Hindu, berpuasa
yang tidak mengikuti tuntunan syariat seperti puasa mutih yang dilakukan agama
Budha dan menganggap semua agama itu sama. Walupun kasus tersebut sudah di
51
Sumber: Bagian Administrasi dan Pemerintahan Umum, 2011
67
tentang oleh para ulama tetapi mereka tidak mau meninggalkannya dengan alasan
semua yang mereka lakukan itu semua adalah baik, padahal baik dan benar adalah
suatu hal yang berbeda, karena baik belum tentu benar dan benar sudah tentu baik.
karena secara universal desa Koya Timur memiliki beragam etnik dan agama.
Distrik Muara Tami khususnya Koya Timur masih tercipta harmonisasi antar
penganut agama yang satu dengan yang lainnya. Sepertinya ada peran yang
dimainkan oleh para tokoh agama di Koya Timur, namun belum diketahui secara
pasti bagaimana peran tokoh agama dalam upaya memelihara harmonisasi antar
bahwa arah dan bentuk pemahaman keagamaan suatu masyarakat tergantung pada
1. Pengajian selapanan
untuk pesertanya adalah semua masyarakat desa Koya Timur, baik dari anak-
2. Pengajian mingguan
52
Firman Aditya, profil Kelurahan Koya Timur, Koya Timur, Jayapura, 2013
68
Pengajian mingguan diadakan setiap satu minggu sekali yakni pada hari
rabu setelah sholat isya. Peserta pengajian mingguan yaitu para ibu-ibu,
3. Harian (kultum)
Pengajian harian (kultum) diadakan setiap hari setelah sholat maghrib, dan
4. TPA
Kegiatan TPA ini diadakan tiga kali seminggu yaitu pada hari rabu,
jum’at, dan ahad. Santri-santri TPA kebanyakan anak-anak TK- SD, SMP dan
SMA. Kegiatan TPA ini diadakan setelah sholat ashar, dari jam 16.00 sampai
majelis taklim. Berkaitan dengan apa saja yang terdapat dalam pelatihan
penyelenggaraan jenazah.
Kegiatan arisan bulanan adalah salah satu kegiatan dalam majelis taklim
Kegitan sosial dalam hal ini adalah kegitan yang dilaksanakan oleh majelis
taklim dengan membersihkan masjid dan tempat sekitar kompleks desa Koya
Timur. Kegitan ini dilakukan untuk menambah kesadaran para anggota dan
69
8. Mengadakan lomba keagamaan
yang bertujuan untuk syiar Islam dimana tidak semua orang bisa tergugah
kegitan ini bisa membuat orang atau ibu-ibu diluar anggota majelis taklim
Selain kegitan yang berbasis Islam di desa Koya Timur, ada juga kegaitan
Adapun jumlah penduduk yang beragama Islam adalah 940 jiwa, beragama
Kristen dan Katolik adalah 150 jiwa. Dalam melaksanakan ibadahnya tentulah
bangunan Musholla dan 2 bangunan gereja. Kemudian ruang majelis taklim dan
tempat pengajian di fokuskan pada tiga masjid saja yaitu masjid Miftahul Amal,
Al-Hidayah dan Baitul Jannah. Sedangkan jumlah sarana dan prasarana dari
70
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Kota Jayapura.
Setiap individu memiliki pola berfikir dan bersikap serta sifat yang
berbeda antar individu. Begitu juga yang tergambar pada setiap penasun
Dalam hal ini, pengetahuan tentang diri sendiri yang dimiliki oleh subjek
sebagai suatu kesalahan terbesar yang membuat semua orang menjauh darinya,
71
menghambat semua impian dan prestasi-prestasi yang telah di raih, mengalami
“Saya kasihan dengan anak-anak muda jaman sekarang, jaman saya dulu
masih bisa merasakan ganja, sabu, jaman sekarang karena pasokan
barang-barang tersebut sudah jarang dan susah mereka langsung
meminum obat-obat yang malah resikonya lebih tinggi.”53
Subjek menuturkan kalau orang tua subjek menyingkapi jalan hidup yang
selama ini di jalani. Banyak yang sudah subjek habiskan untuk menuruti
tetapi jika subjek tidak menggunakan obat-obatan dia merasa skarat bahkan
53
Hasil wawancara dan observasi pada tanggal 27 April 2018 jam 19. 10 WIT
54
Hasil wawancara dan observasi pada tanggal 27 April 2018 jam 19. 10 WIT
55
Hasil wawancara dan observasi pada tanggal 27 April 2018 jam 19. 10 WIT
72
Observasi yang dilakukan oleh peneliti dilakukan pada bulan Juli.
Observasi dilakukan di Desa Koya Timur Distrik Muara Tami Kota Jayapura.
Dalam melakukan penelitian tentang kasus hamil di luar nikah di desa Koya
dari 2 orang sebagai warga yang mengalami hamil di luar nikah, 2 orang
sebagai orang tua yang mengalami hamil di luar nikah, 1 orang sebagai
a. Sarah
luar nikah. Sarah yang saat ini berusia 18 tahun ini telah memiliki seorang
dilakukan di rumah Sarah ia mengaku telah hamil di luar nikah saat ia telah
duduk kelas 3 SMEA, namun karena hamil, ia keluar dari sekolah dan saat
ini menjadi ibu rumah tangga dan suaminya sebagai buruh. Kehamilan yang
meskipun pada saat kehamilan orang tua belum bisa menerima pada
b. Ana
Ana sebagai warga desa Koya Timur yang saat ini berusia 16
73
ditempuh Ana adalah SMP. Ana tinggal bersama kedua orang tua
tahun. Saat itu ia baru lulus dari SMP. Ana bekerja di jakarta dan
c. Naila
d. Saskia
74
dengan bapak Saskia, ia mengatakan bahawa ia kurang
karimah di desa Koya Timur adalah dengan bersumber pada konsep hablum
minallah dan hablum minannash, yaitu konsep akhlak kepada Allah Subhana
Wata’ala dan akhlak kepada manusia pada umumnya. Seperti penuturan dari
Bapak Ismail selaku kepala Tokoh Agama Islam desa Koya Timur sebagai
berikut:
Dalam hal ini keluarga dan segenap anggota masyarakat, memakai konsep
75
fundamental melandasi semua aktivitas berkaitan dengan manusia muslim,
keluarga.56
kepada Allah Subhana Wata’ala, dimanapun dan dalam keadaan apapun setiap
Subhana Wata’la ini dapat dibudayakan dalam keluarga ketika seorang anak
yang belajar dengan cara menirukan tingkah laku orang-orang yang ada di
sekitarnya yang lama kelamaan menjadi suatu pola yang mantap, dan norma
Berikut ini adalah penuturan Ibu Ndiyah Rohmandiati sebagai warga desa
Koya Timur sekaligus guru SD Impres I yang mengajar pendikan agama Islam
Sesuai apa yang telah dipaparkan oleh Ibu Ddiyah Rohmandiati yaitu
dalam melaksanakan suatu amalan dibutuhkan sebuah konsep yang bagus dan
56
Hasil wawancara dengan Bapak Ismail pada tanggal 05 Juni 2018 jam 16. 00 WIT
57
Hasil wawancara dengan Ibu Ndiyah Rohmandiati pada tanggal 05 Juni 2018 jam 17. 00
WIT
76
dalam keluarga memiliki sikap dan perilaku yang terpuji baik ditinjau dari
Timur yaitu:
Pada hari senin tanggal 27 April 2018 tepatnya pukul 09.10 WIT peneliti
melakukan pengamatan tentang konsep pengamalan akhlak kepada
beberapa keluarga di desa Koya Timur dalam membentuk nilai-nilai
akhlakul karimah kepada anak-anak mereka. Peneliti mengamati bahwa
konsep yang dipih oleh orang tua sudah tepat, ketika orang tua
menerapkan konsep tersebut, anak-anak mereka dapat langsung tersugesti
dan mulai bertahap mengaplikasikannya, bahkan sebagian anak mampu
mengaplikasikanya di dalam rumahnya dengan aktif shalat dan mentataati
tata krama yang telah diajarkan orang tuanya,akan tetapi didalam konteks
sosial yang lebih luas diperlukan keteladanan dan pengawasan secara
menyeluruh agar pengamalan konsep tersebut, tidak hanya bisa
diterapkan di dalam keluarga saja akan tetapi juga bisa diterapkan
didalam masyarakat dan lingkungannya, hal ini di karenakan masih
banyaknya anak-anak keluarga desa Koya Timur yang masih belum
optimal mengaplikasikan ajaran dan konsep yang telah diberikan orang
tuannya dirumah, karena kurangnya pengawasan dan tentunya terutama
faktor kesibukan orang tua yang jarang mengontrol anaknya diluar rumah
mereka.59
Sesuai dari hasil wawancara baik dengan keluarga dan warga sekitar
maupun dengan salah satu guru SD Impres I Koya Timur, observasi dan
58
Hasil wawancara dengan M. Syafi Mukarrom pada tanggal 05 Juni 2018 jam 15. 30 WIT
59
Hasil wawancara dan observasi pada tanggal 27 April 2018 jam 19. 10 WIT
77
pengamalan keluarga dan masyarakat dalam pembentukan nilai-nilai akhlakul
karimah di desa Koya Timur adalah dengan konsep hablum minallah dan
dan berkembang dalam keluarga memiliki sikap dan perilaku yang terpuji baik
a. Metode Keteladanan
contoh, baik berupa tingkah laku, sifat, cara berfikir dan sebagainya. Hal ini
juga yang di kemukakan oleh Ibu Sholikhah salah satu warga dan orang tua
60
Hasil wawancara dengan Ibu Sholikhah pada tanggal 06 Juni 2018 jam 15. 30 WIT
78
secara lisan malainkan juga langsung memberikan contoh kepada anak-
anaknya.
1) Metode Pembiasaan
berakibat baik pula pada perilaku anak kelak jika sudah dewasa.
Djumari, bahwa:
2) Metode Hukuman
Apabila keteladanan dan nasehat tidak mampu, maka waktu itu harus
61
Hasil wawancara dengan Bapak Djumari pada tanggal 06 Juni 2018 jam 16. 30 WIT
79
metode hukuman adalah cara yang paling akhir dilakukan, Oleh karena
mengulanginya.
peserta didik.
dikemukakannya:
62
Hasil wawancara dengan Ibu Sekar Mulyani pada tanggal 06 Juni 2018 jam 16. 00 WIT
80
Dengan demikian orang tua sebagai pendidik utama dalam keluarga
maupun materil.
Wata’la agar terbentuknya nilai-nilai akhlakul karimah, orang tua di desa Koya
yang dilakukan keluarga desa koya Timur, salah satu keluarga di desa Koya
Subhana Wata’ala dan itu dilakukan sebagian orang tua agar anaknya dapat
buruh tani yang mempunyai anak antara umur 6 -12 tahun di Desa Koya Timur
yang bernama Indriyanti, Nur, dan Surati. Bapak Ngadino sudah lama bekerja
81
sebagai petani + 20 tahun. Selama 20 tahun ini beliau selalu menghabiskan
beliau mengolah sawahnnya sendiri dan mengolah sawah milik bapak Soegiyo.
Beliau pergi ke sawah mulai sekitar jam 6.00 WIB pagi sampai siang tetapi
kadang berangkat siang sekitar jam 8.00 WIB sampai dhuhur baru pulang
setelah dhuhur berangkat lagi sampai ashar. Beliau di sawah menanam padi
mendidik akhlak anak. Beliau membimbing anak ketika masuk Sekolah Dasar
sekali memperhatikan anaknya. Karena bapak ngadino sebagai orang tua yang
bekerja sebagai petani selalu berangkat pagi dan pulang siang untuk makan
terkadang tidak pulang karena sudah membawa bekal dari rumah. Orang tua
memang mempunyai peranan penting dalam mendidik anak terutama ibu yang
lebih dekat dengan anak dibandingkan dengan bapak. Sifat ibu yang penyabar
dan penyayang meskipun anak itu bandel tetapi seorang ibu dengan sabar
Kegiatan sehari-hari yang saya lakukan dalam mencari nafkah tidak lain
pendidikan anak. Saya itu sekolah dasar tidak lulus jadi kurang pengalaman
dalam membimbing anak, nggih sak sagete kulo lan semampune kulo dalam
mendidiknya misalnya bila saya pulang lebih awal dari sawah saya
82
menanyakan “nduk sampun shalat dereng ? Nek dereng shalat riyen”. Selain
itu saya juga membimbing anak untuk menyuruh membaca Al-Qur'an setiap
habis magrib dan ikut TPQ (hasil wawancara hari Rabu tanggal 08 Juni
2018).63
terutama pendidian akhlak pada anak. Selagi Bapak Ngadino dan istrinya
lingkungan keluarga tetapi bila tidak mampu maka diserahkan kepada orang
Dari berbagai macam pola asuh pendidikan akhlak anak dalam keluarga
petani maka berbagai macam pula problema yang dihadapi dalam pembinaan
dengan kesabaran karena usia anak yang masih remaja ingin mencari jati diri
dan masih sulit dibimbing sehingga belum bisa membedakan mana yang baik
Anak saya itu nakal jadi saya sedikit merasa kesulitan dalam mendidik
misalnya ketika anak sedang asyik bermain dengan teman-temannya,
padahal waktu shalat telah tiba. Ketika saya menghampiri anak ditempat
bermain untuk menyuruh pulang ke rumah dan melaksanakan shalat.
Kadang ia mengulur-ulur waktu shalat. Selain itu agak sulit berangkat ke
TPQ serta Ketika anak diberi pendidikan keagamaan kadang anak tidak
mau karena ia lebih senang bermain daripada diberi pendidikan agama
(hasil wawancara hari Rabu tanggal 28 Desember 2016).
Solusi yang ditempuh oleh keluarga Bapak Ngadino yaitu bila anak sulit
63
Hasil wawancara dengan Bapak Ngadino pada tanggal 08 Juni 2018 jam 16. 00 WIT
83
untuk menunaikan shalat lima waktu seperti yang dikemukakannya:
saya memberi motivasi pada anak dan mengingatkan anak jika lupa shalat
dengan begitu anak akan merasa senang dalam mengerjakan shalat.
Sedangkan bila malas untuk berangkat ke TPQ Solusinya dengan
membujuknya serta memberi uang jajan. Ungkap bapak Ngadino (hasil
wawancara hari Rabu tanggal 28 Desember 2016).
Ngadino anaknya menjadi lebih baik dari sebelumnya, mulai dari tingkah
lakunya / akhlaknya, selalu menghormati orang lain dan orang tuanya serta
lebih tekun dalam menjalankan shalat 5 waktu yang dahulu agak sulit untuk
melakukan shalat sekarang sudah tidak begitu sulit dan langsung menjalankan
lingkup keluarga selain itu juga diperoleh dilingkungan sekolah yang dilakukan
mempunyai 2 anak 1 putri, 1 putra yang bernama Atun dan Habib. Beliau
seorang petani dan juga seorang Mebeuler. Jadi, bila Bapak Suparmin tidak
pergi ke sawah maka beliau bekerja dirumah membuat pintu, jendela, dan lain
mendidik dan membina pendidikan akhlak anak secara efektif. Keluarga Bapak
84
Bapak Suparmin mengharap anak-anaknya kelak dewasa menjadi anak yang
takwa dan berbakti kepada orang tuanya sehingga beliau mendidik keagamaan
anak harus dengan sebaik mungkin. Agar harapan itu tercapai orang tua harus
dalam berdoa ketika sehabis shalat. Pendidikan yang diberikan selain itu adalah
bersifat jujur, bertutur kata yang baik dan lain-lain, sedangkan di lingkungan
pendidikan agama yang lebih banyak beliau memilih lembaga pendidikan yang
bersikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari maka setelah anak dewasa dapat
dan perkembangan anak pada pendidikan yang dilakukannya. Bila orang tua
memiliki watak yang baik maka anak akan menjadi baik dan sebaliknya bila
orang tuanya kurang baik maka anaknya juga kurang baik karena dalam
dan efektif hal ini pula yang di ungkapakan bapak Suparmin bahwa:
85
Dalam mendidik anak di dalam keluarga saya menerapkan sikap
kedisiplinan terutama dalam pendidikan agama, dengan adanya
kedisiplinan anak akan terbiasa bersikap disiplin. Saya mengajari
kedisiplinan keagamaan pada anak sejak masuk TK. Walaupun saya sibuk
ke sawah tetapi saya selalu meluangkan waktu untuk mendidik anak
terutama dalam pendidikan agama. Dalam melakukan pembinaan agama
sehari-hari saya membiasakan anak untuk shalat 5 waktu misalnya ketika
suara adzan dikumandangkan saya menyuruh anak segera mengambil air
wudlu dan peralatan shalat untuk menunaikan shalat berjamaah di
mushola/ masjid. Selain itu saya membimbing anak untuk mengaji ke TPQ
dan memberi pengarahan untuk mengulang apa yang telah di pelajari
selama TPQ” (hasil wawancara hari Rabu tanggal 09 Juni 2018).64
adalah buah hati kedua orang tuanya jadi harus didik dan dibina dengan sebaik
metode disiplin dan pembiasaan. Dengan adanya kedua metode tersebut anak
akan terbiasa dengan hal-hal yang dilakukan setiap hari oleh anak. Adapun hal-
hal tersebut yaitu ketika dalam ibadah shalat anak dibiasakan melakukan shalat
dengan begitu anak akan terbiasa melakukannya hanya saja bila anak lalai
maka orang tua harus mengingatkannya. Ketika anak dibiasakan untuk mengaji
wawancara hari Rabu tanggal 09 Juni 2018). Anak bapak Suparmin tergolong
anak yang penurut karena setiap hari dibimbing dan dididik untuk selalu
akan terbiasa dalam melakukan kegiatan sehari-hari dengan mudah dan senang.
64
Hasil wawancara dengan Bapak pada tangga Suparminl 09 Juni 2018 jam 15. 30 WIT
86
keagamaan pada anak sehingga anak sudah terbiasa melakukan kegiatan itu
hanya saja ketika anak lupa belum mengerjakan shalat maka orang tua yang
mengingatkan (hasil wawancara hari Rabu tanggal 09 Juni 2018). Karena anak
bapak Suparmin tergolong anak yang penurut jadi dia sering menuruti perintah
kedua orang tuanya. Solusi yang ditempuh oleh Bapak Suparmin yaitu dengan
Anak adalah harapan kedua orang tua agar kelak ia dewasa menjadi anak
yang berguna bagi nusa, bangsa dan berakhlak mulia. Bapak Suyatno bekerja
mengolah sawahnya yang ditanami padi dan bawang merah. Bapak Suyatno
menunaikan shalat dhuhur dan istirahat setelah itu dilanjutkan ke sawah lagi.
Meskipun sangat panas saat di sawah tetapi beliau tetap semanggat apalagi
ketika panen padi datang beliau setiap hari harus menjaga sawahnya agar
padinya tidak dimakan oleh ulat dan burung-burung. Jadi, beliau harus setiap
Usia bapak Suyatno 45 tahun, kini beliau sudah mempunyai 2 anak. Bapak
Pendidikan anak bagi saya sangat penting. Sejak mulai sekolah Taman
Kanak-Kanak sampai dewasa, saya mulai mendidik akhlak anak pada
waktu sore sampai pada malam hari misalnya dengan membiasakan
shalat 5 waktu dan membiasakan untuk mengaji setiap hari. Kami berdua
setiap hari selalu memantau anak dalam beraktivitas, berperilaku dan
bergaul dengan teman serta kegiatan yang lain. Kemudian Pendidikan
yang saya lakukan dalam keluarga yaitu dengan mengajari anak untuk
terbiasa mengucapkan salam dalam bertamu, menjalankan shalat 5 waktu
setiap hari. Setelah anak dewasa saya bimbing untuk mengerjakan
87
misalnya shalat dhuha serta menunaikan puasa di bulan Ramadhan dan
mengajarkan untuk menghormati kedua orang tua dan orang lain (hasil
wawancara hari Kamis tanggal 10 Juni 2018). 65
anak itu meliputi pembinaan akidah, pembinaan ibadah dan pembinaan akhlak.
Pendidikan yang dilakukan oleh Bapak Suyatno dari ketiga pola di atas sangat
diperlukan agar tujuan pendidikan anak dapat tercapai sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh setiap orang tua. Bila tujuan pendidikan itu tercapai maka
agar setelah ia dewasa tidak merasa kaget dengan pendidikan agama yang
keagamaan sangat penting untuk diberikan kepada anak yang masih kecil.
tersebut memiliki kelebihan yang tidak dimiliki pada masa sebelum dan
sesudahnya. Pada masa itulah seorang pendidik atau orang tua memiliki
peluang yang sangat besar dalam membentuk anak sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh orang tuanya. Seorang pendidik yang baik akan selalu
Akhlak baik tidak akan terwujud pada seseorang tanpa adanya pembinaan yang
65
Hasil wawancara dengan Bapak Suyatno pada tanggal 10 Juni 2018 jam 15. 30 WIT
88
dalam kehidupan sehari-hari utamanya kepada anak usia pra sakolah.
akhlak anak yaitu ketika mendapat pekerjaan rumah dari sekolahan sering tidak
dikerjakan dan sering malas untuk belajar di rumah bila diajari oleh orang
Solusi yang ditempuh Bapak Suyatno, jika dalam belajar anak merasa
malas maka cara yang untuk mengatasinya dengan mengikutkan anak untuk les
Ibu Suwarsi berasal dari Koya Timur, lahir pada 1 Juli 1965. Ibu Suwarsi
adalah seorang janda dengan satu anak yang bernama Widodo yang berumur
sebagai petani dan buruh tani. Beliau sebagai petani jagung dan singkong di
ladang, ibu Suwarsi juga memiliki sawah akan tetapi dijual pertahun kepada
petani tetapi beliau tidak setiap hari ke sawah / ladang karena beliau lebih
Ibu satu anak ini hidupnya sederhana, meski pendidikan agama kedua
orang tuanya kurang tetapi orang tua akan berusaha semampunya dalam
diungkapkannya:
Sejak usia 3 tahun saya sekeluarga membina anak dalam hal agama. saya
memulai membina keagamaan anak pada waktu sore sampai malam hari,
89
misalnya saya mengajak shalat berjama’ah dimasjid setiap Shalat magrib,
berdo’a mau makan, doa mau tidur serta melatih anak untuk berpuasa di
bulan ramadhan meskipun hanya puasa sampai dluhur/setengah hari,
setelah dewasa saya menyuruh anak untuk puasa sehari serta menyuruh
membaca Al-Qur'an. Saya juga mendidik anak dengan menanamkan
tauhid untuk mengucapkan syahadat. Selain pendidikan di rumah beliau
juga mengupayakan pendidikan di sekolah dengan menyekolahkan anak di
sekolah yang Islami (hasil wawancara hari Kamis tanggal 11 Juni
2018).66
itu penting baik diperoleh dari keluarga maupun dari sekolah. Pembinaan yang
diberikan Ibu Suwarsi sangat tepat. Disamping pendidikan dari keluarga yang
dilakukan oleh orang tuanya juga dari sekolah yang dilakukan oleh guru. Untuk
kebehasilan pendidikan akhlak maka antara orang tua dan guru harus saling
sekolah, bergaul baik dengan teman. (Hasil wawancara hari Kamis tanggal 11
Juni 2018).
harmonis dan nyaman bila anak dibiasakan mendapat bimbingan agama setiap
hari. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Suwarsi bahwa dengan mengajari dan
melatih anaknya untuk shalat berjamaah di masjid atau mushola, maka orang
66
Hasil wawancara dengan Ibu Suwarsih pada tanggal 11 Juni 2018 jam 16. 30 WIT
90
yang paling penting bagi orang tua yaitu anaknya bisa masuk ke sekolah yang
bagus dan favorit itu mereka merasa bangga tetapi tidak dipikirkan bahwa
dengan sekolah yang bagus dan favorit itu apakah banyak pelajaran agamanya
apa tidak. Para orang tua hanya menginginkan anaknya menjadi pintar dalam
ingin anaknya memperoleh pendidikan agama yang lebih banyak, maka anak
Sebagai orang tua saya harus aktif dalam membimbing dan mendidik anak
bahwa:
Sedangkan menurut Ibu Suwarsi bahwa bila anak tidak mau mengaji di
rumah maka saya menitipkan anak kepada bapak Ustad/guru ngaji untuk
mengajari anak dalam membaca tajwid atau Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Ketika anak asyik bermain terlebih dahulu saya membujuk dan merayunya
serta mengajak pulang ke rumah. Bila waktu anak masih nonton televisi saya
petani + 21 tahun.
91
Bapak Larno dalam membimbing dan mendidik anaknya sejak usia 4
tahun, karena pada usia itu anak sulit untuk dibimbing, diarahkan dan dibina.
Jadi, orang tua harus berhati-hati dalam membimbing dan tidak boleh
kapanpun ia berada. Pada usia 4 tahun anak lebih senang bermain karena pada
usia ini terjadi pengembangan inisiatif dan ide pada diri anak. Bila anak lebih
Di dalam keluarga sebagai orang tua harus memberikan contoh dan teladan
yang baik, perilaku dan sopan santun antara ibu dan bapak dalam keluarga
maupun perilaku orang tua dengan tetangga akan menjadi teladan bagi anak.
Contoh dan tindakan yang baik dari para orang tua sangatlah penting dalam
membimbing anak-anak. Orang tua yang ingin anaknya disiplin maka orang
tuanya harus disiplin, orang tua yang ingin anaknya jujur tidak pembohong
kepada anak pada usia pra sekolah dalam kehidupannya dapat berpengaruh
lama terhadap keadaan mental dan emosi anak. Hal ini seperti yang
diungkapkannya bahwa:
Caranipun kulo didik anak niku werni-werni setiap hari saya bimbing
anak untuk menjalankan shalat, mengaji sehabis shalat maghrib, melatih
berpuasa, serta mengajari anak untuk berperilaku baik dan menghormati
orang tua serta orang lain. Setiap hari saya lelalu mengingkatkan anak
dalam bertingkah laku. Ketika saya di rumah sore hari saya
mengantarkan anak untuk berangkat ke TPQ dan menjemput anak bila
pembelajaran TPQ usai (hasil wawancara hari Senin 12 Juni 2018). 67
67
Hasil wawancara dengan Bapak Cipto Sularno pada tanggal 12 Juni 2018 jam 16. 00
WIT
92
Dari keterangan bapak Larno dalam mendidik anak dengan berbagai
masih kurang tetapi harus diberikan di sekolah, guru ngaji dan lain sebagainya,
yaitu orang tua harus tanggap dalam memberikan pendidikan akhlak anak
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak dan sesuai dengan
Jika anak merasa bosan bila disuruh untuk belajar maka caranya dengan
menuruti kemauan anak terlebih dahulu setelah kemauannya dituruti anak
pasti mau belajar. Jika memang cara itu tidak berhasil maka saya
mengajak anak untuk ikut belajar ke guru les di rumahnya ungkap bapak
Sularno (hasil wawancara hari Senin tanggal 12 Juni 2018).
jika anak disuruh untuk belajar kadang kala malas apalagi disuruh untuk
untuk mengaji tajwid, anak merasa bosan bila disuruh untuk mengulang
dalam membaca beberapa kali. Dalam melakukan ibadah shalat anak
saya terkadang berbohong dalam menjawab ketika ditanya nak sudah
shalat belum dia menjawab "sudah" padahal dia belum mengerjakan
shalat (hasil wawancaara hari Senin tanggal 12 Juni 2018).
93
Bapak Suwadi berasal dari Kebumen, lahir pada 13 Agustus 1957. Bapak
Suwadi adalah salah seorang tokoh agama yang bekerja sebagai petani dan
pedagang pupuk. Istrinya bernama Sumini dari Surakarta, lahir pada 01 Juli
1963. Mereka tidak mempunyai anak kandung akan tetapi mengadopsi anak
Anak yang mereka adopsi bernama Ridwan, anaknya nakal dan bandel.
Anak tersebut tidak mau menurut i perintah orang tua dan hanya seenaknya
dinasehati akan tetapi anak tersebut tidakberubah sampai orang tuanya pun
kuwalahan.
Menurut bapak Suwadi “lagi pula anak saya nakal susah dikasih tau dan
tidak pernah nurut apa kata orang tua, jadi sekarang saya biarkan saja
mendidik anak bapak suwadi lakukan dengan cara pola asuh liberal sehingga
anak sesukanya sendiri dalam melakukan sesuatu hal. Sehingga anak tersebut
Bapak Arjo Sugiyo berasal dari Karanganyar, lahir pada 8 Februari 1989.
Bapak Arjo Sugiyo adalah orang yang bekerja sebagai petani dan buruh tani
setiap hari beliau bekerja di sawahnya sendiri terkadang di sawah orang lain.
Istrinya bernama Sugiyem dari Karanganyar, lahir pada 01 Juli 1989. Beliau
68
Hasil wawancara dengan Bapak Suwadi pada tanggal 13 Juni 2018 jam 16. 30 WIT
94
sudah tidak sekolah karena telah dikeluarkan dari sekolah. Seperti yang
dikemukakannya bahwa:
Anak saya itu nakal, tidak mau menuruti perkataan orang tua, saya sering
menghukum dan memarahinya akan tetapi dia malah makin bandel, setiap
dinasehati bukannya berpikir malah pergi bermain dengan temannya
sampai tidak kenal waktu (Wawancara dengan bapak Arjo Sugiyo, Rabu,
11 Januari 2017). 69
karena setiap dinasehati tidak pernah memperhatikan dan bahkan sampai tidak
mendidik anak bapak Arjo Sugiyo tidak memberi contoh akan tetatpi hanya
menyuruh anaknya saja. Sehingga anak tidak terbiasa dan tidak mau mengikuti
istrinya juga bekerja di pabrik tetapi tidak satu tempat. Kesibukan kedua orang
tua dapat membuat anak kurang kasih sayang, perhatian, bimbingan dan
Menurut bapak Sutarmin anak adalah buah hati dan titipan Allah. Sebagai
69
Hasil wawancara dengan Bapak Argo Sujiyo pada tanggal 14 Juni 2018 jam 16. 30 WIT
95
orang tua kita wajib menjaga dengan baik, apalagi anak yang masih kecil,
Agung, putra dari bapak Sutarmin yang sekarang sudah berumur 19 tahun.
Pendidikan akhlak anak dilakukan sejak usia 5 tahun. Agung dilatih mengaji,
TPQ. Usia 5 tahun memang masih kecil tetapi pada usia tersebut, anak sudah
bekerja di pabrik tetapi beliau tetap membimbing anaknya. Bila orang tua lalai
dalam memberi pendidikan pada anak karena kesibukan, maka anak kurang
mendapat kasih sayang, bimbingan, perhatian dari orang tuanya sehingga anak
bila anak diajak untuk shalat berjamaah di masjid / mushala kadang anak
guyon di dalamnya sehingga mengganggu para jamaah yang sedang
menunaikan shalat. Ketika orang tuanya memberi peringatan untuk tidak
70
Hasil wawancara dengan Bapak Sutarmin pada tanggal 15 Juni 2018 jam 16. 00 WIT
96
guyon anak malah semakin bertambah nakal dan bergurau (hasil
observasi hari minggu tanggal 15 Juni 2018).
Bagi Bapak Sutarmin bila anak itu “nakal atau bandel” wajar karena masih
kecil. Ketika anak diajak ke mushala / masjid untuk shalat berjamaah anak
malah guyon sehingga anak harus diberi peringatan dan diberi pengarahan
yang baik agar dapat merubah kelakuannya menjadi lebih baik (hasil
bekerja dipabrik gula PT. Sondokoro di kecamatan Koya Timur sebagai sopir
truck pengangkut tebu, beliau bekerja sudah 4 tahun. Bapak Suparno memiliki
2 anak, yang satu bernama Thomas berumur 19 tahun dan Dian berumur 5
tahun.
Bapak Suparno bekerja di pabrik begitu pula istrinya yang bernama Sri
tempat dalam bekerja. Sebagai buruh pabrik sulit untuk mengatur waktu karena
di pabrik itu jam kerja sudah ditentukan. Hal ini seperti yang diungkapkannya:
Sekian lama saya bekerja di pabrik, saya itu merasa kurang dalam
mendidik dan membimbing anak. Ketika saya masuk pagi dan pulang sore,
malamnya saya bisa memantau kegiatan anak dari mengerjakan shalat,
mengaji dan bermain dengan teman. Saya membina keagamaan anak
ketika masih kecil dan sampai dewasa seperti sekarang. Ketika saya
masuk siang sampai pulang malam saya menyuruh istri saya untuk
mengawasi dan membimbing anak agar setiap hari anak selalu
mendapatkan pendidikan dari orang tuanya. Dalam kegiatan membaca Al-
Qur'an saya menitipkan anak ke guru ngaji/pak ustad agar dalam
membaca Al-Qur'an supaya baik dan benar. Saya menyuruh anak yang
sudah dewasa untuk melakukan puasa seharian penuh pada bulan
ramadhan karena puasa bulan ramadhan hukumnya wajib bagi anak yang
sudah baliq (hasil wawancara hari kamis tanggal 16 Juni 2018). 71
71
Hasil wawancara dengan Bapak Suparno pada tanggal 06 Juni 2018 jam 16. 00 WIT
97
kerja sudah ditentukan oleh pabrik tetapi beliau selalu membimbing dan
akhlak anak yaitu agar anaknya menjadi anak yang beriman dan bertakwa
tersebut maka cara yang ditempuh yaitu dengan meredam emosi anak sampai
menyadari akan kesalahan yang telah diperbuat dan selalu memotivasi anak
agar semangat dalam baik menjalankan ibadah maupun dalam belajar sehari-
Masalah yang dihadapi oleh Bapak Suparno yaitu ketika anak sedang asyik
bermain dengan temannya, karena asyiknya anak bermain sehingga lupa untuk
wawancara hari Kamis tanggal 16 Juni 2018). Bila memiliki televisi dan
handphone anak akan malas untuk belajar. Pada waktu malam hari saya
membimbing anak untuk belajar di rumah tetapi karena acara televisi yang
menarik jadi belajarnya hanya sebentar saja, kalau lama-lama anak mutung dan
marah sehingga tidak mau belajar (hasil observasi hari Kamis tanggal 16 Juni
2018).
98
masalah tersebut cara yang ditempuh yaitu dengan meredam emosi anak
sampai anak emosinya dapat dikendalikan setelah itu mengingatkan anak untuk
menyadari akan kesalahan yang telah diperbuat dan selalu memotivasi anak
agar semangat dalam baik menjalankan ibadah maupun dalam belajar sehari-
Istri dari Bapak Tukiman ini berasal dari ciamis lahir tanggal 10 Agustus
1975, beliau bekerja di PT. Tiga Pilar Sejahtera lebih jelasnya di pabrik
makanan ringan. Beliau mempunyai 2 anak, 1 putra bernama Yogi dan 1 putri
bernama Tina. Suami Ibu Suparni bekerja sebagai Mebeuler. Beliau bekerja di
rumahnya sendiri.
Upaya yang dilakukan oleh ibu Suparni dalam mendidik anaknya di rumah
ibadah. Karena ketiga pendidikan itu sangat penting untuk anak. Hal ini seperti
yang diungkapkannya:
Saya mendidik anak sejak usia 4 tahun. Di usia itu saya mulai
menanamkan pendidikan agama karena itu sangat penting. Dalam
pendidikan akhlak saya membiasakan anak untuk menghormati orang tua
dan orang lain, misalnya saya melatih anak untuk berbicara dengan
bahasa Jawa yang halus. Adapun dalam bidang ibadah saya membiasakan
anak untuk shalat berjamaah setelah selesai shalat saya mengajari anak
untuk berdoa dan mengaji setiap hari baik di rumah maupun di guru ngaji
(hasil wawancara hari Jumat tanggal 17 Juni 2018). 72
yang memiliki iman yang kuat, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
72
Hasil wawancara dengan Ibu Suparmi pada tanggal 17 Juni 2018 jam 16. 00 WIT
99
berakhlaqul karimah.
Saya mengarahkan anak untuk menuntut ilmu yang benar karena dengan
memiliki ilmu yang banyak insyaallah akan memiliki iman yang kuat. Dengan
memberikan pendidikan agama sejak kecil setelah dewasa nanti anak akan
masih teringat apa yang telah diberikannya sejak kecil. Saya merasa khawatir
dengan pergaulan anak sekarang karena banyak anak yang perilakunya kurang
agama agar anak tahu ajaran agama dalam setiap berperilaku ungkap ibu
Suparni.
Islam tugas untuk merealisasikan itu adalah orang tua oleh karena itu orang tua
pendidikan akhlak dengan cara memberi motivasi kepada anak agar selalu
menjalankan apa yang telah diajarkan oleh orang tua. Hal ini seperti yang
diungkapkannya:
Selama mendidik anak saya sering merasa jengkel karena bila anak
diberi pengarahan sering tidak menurut. Misalnya ketika anak mau
berangkat ke TPQ untuk mengaji bila tidak atas kemauannya sendiri anak
sulit dibimbing, maka harus membujuknya dan merayunya terlebih dahulu
serta harus diberi motivasi. Kalau tidak begitu anak tidak mau berangkat
ke TPQ. Sebelum berangkat dan sesudah pulang dari TPQ saya menyuruh
anak untuk mengulang pelajaran yang telah diajarkan oleh Bapak Ustad
terkadang anak tidak melakukannya, maka dari itu saya sering merasa
kuwalahan dalam membimbing dan mendidik akhlak anak (hasil
wawancara minggu tanggal 17 Juni 2018).
Solusi yang ditempuh Ibu Suparni dalam mengatasi problema yaitu dengan
100
memberikan tata tertib di rumah. Dengan adanya tata tertib yang dibuat di
keluarga ibu Suparni anak akan mentaati tata tertib tersebut. Seperti yang
diungkapkannya:
Ketika anak tidak mau menjalankan perintah orang tua, saya memberi
hukuman "jewer". Tetapi kalau memang sudah diberi sanksi tersebut
masih tidak mau menjalankan perintah tersebut, maka saya membiarkan
anak semaunya dan sesuai dengan keinginannya” (hasil wawancara pada
hari Jumat, tanggal 17 Juni 2018).
Ibu Semi lahir pada tanggal 26 September 1967, beliau berasal dari Banjar,
suami dari ibu Semi yang bernama bapak Suratman bekerja sebagai buruh
dilakukan oleh ibu Semi dalam mendidik anaknya di rumah sesuai dengan
kemampuan kedua orang tuanya “nggih sak sagete kulo” (ungkap ibu Semi).
beliau yaitu dimulai pada waktu sore hari sampai malam hari. Pembinaan pada
73
Hasil wawancara dengan Ibu Semi pada tanggal 18 Juni 2018 jam 16. 00 WIT
101
waktu tersebut sangat efektif karena pada waktu sore hari sampai malam hari
kegiatan anak pada waktu itu sangat banyak, dimulai dari melakukan shalat,
mengaji di TPQ, mengaji Tajwid dan belajar. Bilamana saya berangkat kerja
pagi saya dan suami bina sendiri tetapi bila kerjannya siang suami saya yang
Orang tua sebagai pendidikan utama dalam lingkungan keluarga anak akan
berprilaku baik dan berakhlak mulia tergantung pada pola asuh dalam
mendidik anak, karena orang tua adalah cermin bagi anaknya. Hal ini seperti
yang diungkapkannya:
Ketika saya mau shalat berjamaah di masjid saya mengajak anak untuk ke
masjid, dan ketika ada yasinan ibu-ibu di rumah warga saya mengajak
anak untuk ikut yasinan. Bila saya hanya menyuruh anak untuk shalat ke
masjid, sedangkan saya shalat di rumah anak tidak mau melakukan shalat
di masjid.
mempunyai problem. Sifat anak kadang nurut dan kadang tidak nurut. Bila
kemauannya anak dituruti pasti anak juga akan menuruti apa yang dikatakan
oleh orang tuanya tetapi jika kemauannya tidak dituruti anak akan marah dan
agama yang luas. Dengan menitipkan anak ke TPQ agar dia dapat memperoleh
pelajaran apa yang telah diajarkan oleh Bapak Ustad. Bila anak tidak mau
berangkat ke TPQ, maka saya harus merayunya dulu dan memberi uang untuk
sangu ngaji. Ungkap Ibu Semi (hasil wawancara hari Sabtu tanggal 18 Juni
2018).
102
Ibu Tuginem berasal dari Bantul, lahir 25 Juli 1973. Dia bekerja di
Garmen, Masaran. Selama 6 tahun dia menjadi karyawati tetap disana. Ibu
Allah SWT karena telah diberi anak perampuan menurut beliau kalau anak
perempuan itu dalam mendidik dan membimbingnya lebih mudah dan suka
hasil memuaskan, maka jalan yang harus ditempuh adalah perlu adanya TK
dan TPQ sebagai pondasi dasar pengetahuan yang akan diteruskan ke jenjang
formal. TK merupakan salah satu bentuk awal pendidikan sekolah yang dikenal
oleh anak didik. Oleh kerena itu, TK perlu menciptakan situasi pendidikan
Anak ibu Tuginem sering tidak menuruti perintah kedua orang tuanya.
Masalah yang dihadapi ketika dalam membimbing saat shalat tiba. Anak yang
74
Hasil wawancara dengan Ibu Tuginem pada tanggal 19 Juni 2018 jam 16. 00 WIT
103
sedang asyik menonton televisi bila disuruh untuk shalat tidak langsung
bulan Ramadhan meskipun anak hanya berpuasa setengah hari atau “puasa
bedug” saya akan melatihnya agar terbiasa. Tetapi dalam melatih anak untuk
berpuasa kadang anak sulit ketika dibangunkan untuk sahur bersama. Hari
pertama sampai hari ketiga anak masih gampang untuk dibangunkan tetapi hari
berikutnya anak malas jika dibangunkan (hasil wawancara hari Sabtu tanggal
19 Juni 2018).
Sedangkan yang dialami oleh Ibu Tuginem yaitu bila anak tidak menurut
maka saya memberi peringatan satu kali bila tidak nurut saya menjewernya
Dari penjelasan diatas ada juga sebagian keluarga yang memasukkan dan
dalam TPA dan pengajian agama Islam agar istri dan anaknya mendapat
Bapak Sudirman:
104
membaca Al-Qur’an75
hal seruapa juga dikatakan oleh Bapak Sutopo:
Pendidikan terakhir saya dan istri saya Cuma tamat SMA sehingga
pendidikan agama yang saya dapatkan hanya di sekolah dan pengajian-
pengajian. Jadi, ada pertanyaan anak yang kritis membuat saya kadang-
kadang tidak bisa menjawabnya, sehingga menuntut saya untuk banyak
membaca buku-buku agama.76
Tidak hanya kegiatan keagamaan saja yang dilakukan diluar rumah seperti
yang dituturkan diatas, akan tetapi didalam rumah pun pendidikan akhlak
kepada Allah itu sendiri diterapkan, yang tujuannya merupakan salah satu dari
Seperti yang telah dituturkan oleh beberapa keluarga atau orang tua di desa
Bapak Ikbal :
Pernyataan Bapak Hasan juga diteruskan oleh Ibu Rani yang mengatakan :
75
Hasil wawancara dengan Bapak Sudirman pada tanggal 19 Juni 2018 jam 16. 30 WIT
76
Hasil wawancara dengan Bapak Sutopo pada tanggal 20Juni 2018 jam 15. 30 WIT
77
Hasil wawancara dengan Bapak Ikbal pada tanggal 21 Juni 2018 jam 15. 30 WIT
78
Hasil wawancara dengan Ibu Farida pada tanggal 22 Juni 2018 jam 16. 00 WIT
79
Hasil wawancara dengan Bapak Hasan pada tanggal 23 Juni 2018 jam 16. 00 WIT
105
menghargai orang lain di sekitar kita.80
Hal serupa juga dilanjutkan Bapak Anwar yang mengatakan bahwa:
Selaku orang tua saya selalu mengajarkan kepada anak saya untuk
berkata sopan dan santun kepada orang tua.82
sopan santun inilah yang harus dimulai oleh orang tua di lingkungan rumah
dalam diri anak didik. Lingkungan rumah tanggalah yang dapat membina
pendidikan ini, karena anak yang berusia muda dan kecil itu lebih banyak
Kebudayaan adalah cara berpikir dan cara merasa, yang menyatakan diri
sosial dalam suatu ruang dan waktu. Cara berpikir dan cara merasa itu
adalah cara berlaku atau berbuat dalam kehidupan, atau lebih sederhana lagi,
80
Hasil wawancara dengan Ibu Rani pada tanggal 24 Juni 2018 jam 15. 30 WIT
81
Hasil wawancara dengan Bapak Anwar pada tanggal 25 Juni 2018 jam 15. 30 WIT
82
Hasil wawancara dengan Bapak Sumedi pada tanggal 26 Juni 2018 jam 16. 00 WIT
83
Hasil wawancara dengan Bapak Rahmat pada tanggal 27 Juni 2018 jam 17. 00 WIT
106
kebudayaan adalah cara hidup.
keseluruhan penjelmaan dari proses penilaian dan nilai-nilai yang muncul dari
sikap dan perilaku yang terpuji baik ditinjau dari aspek norma-norma agama
maupun norma-norma sopan santun, adat istiadat dan tata krama yang berlaku
desa Koya Timur, diantaranya sebagaimana yang dikemukan oleh salah satu
Selaku kepala rumah tangga dan RW, saya terkadang suka memberikan
nasehat kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan
majelis taklim agar kita semua mendapatkan siraman rohani dan
107
mendapatkan ilmu agama.84
Hal ini juga sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Rusdi yang
mengatakan bahwa:
a. Pengajian selapanan
dan untuk pesertanya adalah semua masyarakat desa Koya Timur, baik dari
1) Pengajian mingguan
hari rabu setelah sholat isya. Peserta pengajian mingguan yaitu para ibu-
2) Harian (kultum)
3) TPA
Kegiatan TPA ini diadakan tiga kali seminggu yaitu pada hari rabu,
84
Hasil wawancara dengan Bapak Haikal pada tanggal 28 Juni 2018 jam 17. 30 WIT
85
Hasil wawancara dengan Bapak Rusdi pada tanggal 29 Juni 2018 jam 15. 30 WIT
108
SMP dan SMA. Kegiatan TPA ini diadakan setelah sholat ashar, dari jam
16.00 sampai dengan jam 17.00. kegiatan TPA ini bertempat di masjid.
ada di majelis taklim. Berkaitan dengan apa saja yang terdapat dalam
bahwa:
86
Hasil wawancara dengan Ibu Putri pada tanggal 30 Juni 2018 jam 16. 00 WIT
87
Hasil wawancara dengan Bapak Parjiman pada tanggal 01 Juli 2018 jam 16. 00 WIT
109
Kegitan sosial dalam hal ini adalah kegitan yang dilaksanakan oleh
ibadah seperti masjid dan lingkungan sekitar, kegitan ini pun dilakukan
setiap bulan.
taklim yang bertujuan untuk syiar Islam dimana tidak semua orang bisa
dengan kegitan ini bisa membuat orang atau ibu-ibu diluar anggota
88
Hasil wawancara dengan Ibu Laila pada tanggal 02 Juli 2018 jam 15. 30 WIT
110
Rebana dan Tadarus itu dapat dilaksanakan sekali setahun dan
sudah berjalan selam 11 tahun. Dengan adanya kegiatan ini banyak
bapak-bapak dan ibu-ibu yang belum termasuk anggota majelis
taklim mulai tertarik dan termotivasi untuk ikut serta masuk dalam
keanggotaan majelis taklim.89
Selain kegitan yang berbasis Islam di desa Koya Timur, ada juga
Bapak Rusdi
111
hingga larut malam mabuk-mabukan dan dilaporka ke polisi apabila
melakukan kekerasan dan tindakan melanggar hukum seperti
menggunakan narkoba dsb.92
Hal ini juga sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Bapak
dan masyarakat di desa Koya Timur Distrik Muara Tami Kota Jayapura.
baik kurang dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya faktor pendukung.
berikut:
agama terdiri dari faktor dari dalam dan faktor dari luar. Hal ini
92
Hasil wawancara dengan Bapak Jamal pada tanggal 06 Juli 2018 jam 16. 30 WIT
93
Hasil wawancara dengan Bapak Subarjo pada tanggal 07 Juli 2018 jam 16. 30 WIT
94
Hasil wawancara dengan Bapak Djumari pada tanggal 08 Juli 2018 jam 16. 30 WIT
112
pendidikan agama: 1) Faktor dari dalam: berasal dari kita sebagai
orang tuannya, saudara-saudaranya, kerabat-kerabatnya pada
dasarnya kita sebagai orang tuanya jelas sangat berperanan sekali,
dalam proses pendakian seorang anak menuju tingkat iman dan
ketakwaan yang sebenarnya, begitu juga saudara-saudaranya, karena
mereka melihat secara langsung, panggung dunia di sekitarnya, 2)
faktor dari luar: berasal dari lingkungan sekitar dia berinteraksi
(teman-teman sekelilingnya, guru-gurunya tempat dia menimba ilmu,
dan sekelilingnya yang lain). Jika anak berada di lingkungan agamis,
besar harapan dia untuk tumbuh menjadi pribadi yang penuh nafas
religi juga (amin). Tapi sebaliknya ketika anak berada di lingkungan
yang hampa dengan nafas agama, maka kita harus berjuang lebih
keras untuk bisa menjadikan mereka”.95
diadakan pengajian-pengajian dan ada madrasah diniyah dan TPA, hal itu
akan berpengaruh besar terhadap pendidikan agama pada anak. Selain itu,
ada juga pengaruh tidak baik dari lingkungan, misalnya di dalam lingkungan
95
Hasil wawancara dengan Ibu Sholikhah pada tanggal 09 Juli 2018 jam 16. 00 WIT
96
Hasil wawancara dengan Bapak Hatim pada tanggal 10 Juli 2018 jam 17. 30 WIT
113
dengan masalah ini, bapak Marwanto mengemukakan:
Saya selaku orangtua sangat khawatir ketika anak saya bergaul dengan
anak yang tidak di didik agama oleh orangtuanya, saya takut jikalau
anak saya terpengaruh dengan perilakunya, tetapi sebaliknya saya
merasa senang jika anak saya bergaul dengan anak alim yang baik
yang oleh orangtuanya diajari norma-norma dan prilaku yang baik”.97
yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Lingkungan yang
dikemukakannya bahwa:
97
Hasil wawancara dengan Bapak Marwanto pada tanggal 11 Juli 2018 jam 16. 00 WIT
98
Hasil wawancara dengan Ibu Sri pada tanggal 12 Juli 2018 jam 16. 00- 19. 00 WIT
114
besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan
menerima atau menolak, sikap kasih sayang atau acuh tak acuh, sikap sabar
mempengaruhi reaksi emosional anak. Sifat dan tabiat anak sebagian besar
diambil dari kedua orangtuanya dan dari anggota keluarga lainnya. Oleh
Ada peribahasa yang mengatakan bahwa buah jatuh tidak jauh dari
pohon. Hal ini mengandung makna bahwa kepribadian anak tidak jauh
berbeda dengan orangtuanya, kalau orangtuanya baik maka anakpun
akan cenderung baik, demikian pula sebaliknya”.99
yang diberikan dalam keluarga, namun lingkungan yang buruk maka dapat
99
Hasil wawancara dengan Bapak Budyanto pada tanggal 13 Juli 2018 jam 17. 00 WIT
100
Hasil wawancara dengan Bapak Suwarno pada tanggal 14 Juli 2018 jam 16. 00 WIT
115
terjadi dan berlangsung dalam keluarga ini sangat berpengaruh terhadap
yang dianut juga oleh sebuah keluarga muslim, akan mampu mengantarkan
sisi lain anak bergaul dalam lingkungan yang sarat dengan nilai yang
101
Hasil wawancara dengan Bapak Suhardono pada tanggal 16 Juli 2018 jam 16. 00- 19. 00
WIT
116
berikut:
pendidikan agama bagi anak-anak tetapi juga dan menjadi kendala. Hal ini
Saya sangat tidak suka dengan anak-anak muda yang suka mabok-
mabokan soalnya dari itu anak-anak saya biasa terpengaruh sehingga
terjerumus dan lupa dengan agama”.104
orangtua yang bekerja sebagai buruh dan petani di desa, faktor pendukung
102
Hasil wawancara dengan Bapak Wagiman pada tanggal 18 Juli 2018 jam 16. 00 WIT
103
Hasil wawancara dengan Bapak Murdiyanta pada tanggal 19 Juli 2018 jam 17. 00 WIT
104
Hasil wawancara dengan Bapak Rio pada tanggal 20 Juli 2018 jam 15. 30 WIT
117
bekerja tidak menghambat mereka dalam pendidikan agama bagi anak.
Namun begitu, kesibukan bekerja kadang menjadi kendala bagi orang tua
anak merupakan satu hal yang bisa membuat proses dalam pelaksanaan
Kendala bapak tidak bisa terus mengawasi anak, karena saya dan
ibunya harus bekerja. Cukuplah setidaknya anak saya masih sedikit
memperoleh pelajaran agama di sekolah.105
Saya sebagai Ibu rumah tangga belum bisa mengontrol pergaulan anak
saya diluar karena saya pribadi harus bekerja membantu bapaknya
diladang untuk bekerja, masalah pendidikan agamanya saya selaku
orang tua menyerahkan sepenuhnya kepada guru ngajinya dan kepada
lembaga pendidikan yang mendidiknya, tetapi kalau di rumah saya
saya sendidri yang akan mendidiknya walaupun keterbatasan
pengetahuan yang saya miliki.106
cara memasukkan anak ke TPA, itu belum seberapa apabila di rumah tidak
di evaluasi.
menjalankan ajaran agama Islam yang bisa membuat anak meniru, sehingga
ada anak yang beranggapan bahwa: wong orang tuaku saja sholatnya gak
105
Hasil wawancara dengan Bapak Bukhari pada tanggal 21 Juli 2018 jam 17. 00 WIT
106
Hasil wawancara dengan Ibu Salmah pada tanggal 22 Juli 2018 jam 17. 00 WIT
118
penuh, ngapain aku harus sholat penuh. Hal ini menunjukkan bahwa faktor
keluarga dan masyarakat di desa Koya Timur ini diantarannya seperti yang
Orang tua di daerah ini lebih memikirkan bila anaknya sudah dewasa
dapat memperoleh pekerjaan dengan cepat. Dengan begitu warga-
warga disini lebih senang jika anaknya bersekolah di sekolah umum
seperti SMA, STM atau SMK, daripada sekolahan seperti MA atau
MAN. Karena para warga beranggapan bahwa jika anknya sekolah di
sekolahan agama akan sulit mencari pekerjaan karena mereka tidak
mendapatkan bekal keterampilan, padahal saya beranggapan sama
saja antara sekolah di sekolahan agama atau tidak, karena sama-sama
memberikan pelajaran yang baik dan sempitnya pemikiran orang tua
terhadap sekolah agama membuat mereka tidak melihat perkembangan
yang terjadi dalam dunia sekolahan agama yang sudah banyak
mengajarkan keterampilan dan wirausaha kepada santrinya selain ilmu
agama.107
107
Hasil wawancara dengan Bapak Aditya pada tanggal 23 Juli 2018 jam 15. 30 WIT
119
adalah waktunya istirahat dan lebih menyuruh kepada istrinya dan
anaknya untuk mengikuti program keagamaan tersebut selain program
kegiatan hari besar keagamaan yaitu: Isra Miraj, Maulid Nabi dan
Tahun baru Islam.108
Hal serupa juga dikatakan oleh bapak RW Koya Timur Bapak Rohim
desa Koya Timur yang sangat minim dan rendah, hal ini seperti yang
Kurangnya kaderisasi tokoh agama bagi para remaja dan anak muda
sehingga mengakibatkan lahirnya da’i, ustadz dan ustadzah di desa ini
menjadi terhambat dan menjadi perhatian masyarakat di desa kami.111
dalam masyarakat di desa Koya Timur pada dasrnya masih relatif baik,
108
Hasil wawancara dengan Bapak Iskandar pada tanggal 24 Juli 2018 jam 17. 00 WIT
109
Hasil wawancara dengan Bapak Rohim pada tanggal 25 Juli 2018 jam 16. 00 WIT
110
Hasil wawancara dengan Ibu Rukoyah pada tanggal 26Juli 2018 jam 16. 00 WIT
111
Hasil wawancara dengan Bapak Syarif pada tanggal 27 Juli 2018 jam 17. 00 WIT
120
Islam. Namun hal tersebut belum berjalan secara optimal.
mengembangkan konsep diri positif yang muncul atas support yang besar dari
anak-anaknya, maka disini peneliti akan membahas lebih lanjut hasil temuan-
temuan lapangan tersebut yang akan dihubungkan dengan teoriteori yang terkait
Kota Jayapura.
umumnya disebut IDU (Injecting Drug User) yang berarti individu yang
menggunakan alat suntik kedalam aliran darah. Secara umum narkoba suntik
suntik.
narkoba suntik dimulai dengan lebih dulu mengkonsumsi rokok dan minum-
minuman keras. Hal ini menyebabkan rasa fly yang diperoleh dari minum-
minuman keras akan memunculkan rasa keingintahuan akan rasa fly dari obat-
121
suntik) memulai hidupnya dengan merokok dan minumminuman keras, rasa fly
menggunakan obat-obatan dengan harapan memperoleh rasa fly yang lebih dari
yang subjek peroleh dari rokok dan minum-minuman keras. Biasanya mereka
yang sudah mengenal dunia penasun (pengguna narkoba suntik) setiap kali
banyak mengalami masa sembuh dan kambuh, jika setelah sembuh berada pada
dunia yang jauh dari dunia penasun (pengguna narkoba suntik) kemungkinan
Akan tetapi jika setelah sembuh dia masih ada pada dunia penasun
(pengguna narkoba suntik) maka sampai kapanpun dia tidak akan bisa sembuh
total. Rehabilitasi yang dijalani akan berujung sia-sia bahkan jika kedok
masih memiliki anak yang menjadi salah satu harapan dan motivasi yang kuat
yakni anak-anaknya. Hal ini dikarenakan anak-anak yang sudah mulai tumbuh
dewasa jangan sampai mereka mengikuti jejak sang ayah yakni menjadi
penasun (pengguna narkoba suntik). Maka dari itu usaha yang sedah subjek
jalani yakni memulai hidup barunya dengan bekerja di Koya Timur. Dengan
122
harapan dengan pilihan itu subjek bisa sedikit terlepas dari dunia penasun
(pengguna narkoba suntik). Besar harapan subjek bisa benar-benar terlepas dari
Maraknya Fenomena Hamil di Luar Nikah Pada remaja Desa Koya Timur
16-21 tahun.
ankanya.
123
i. Hamil di luar nikah membawa dampak negatif seperti timbulnya
bukan hanya menjadi aib bagi keluarga saja tetapi juga pada warga
mengalami hamil di luar nikah serta anak yang lahir pada orang tua
bersangkutan.
Mendapatkan sanksi dari warga setempat adalah salah satu dampak dari
hamil di luar nikah. Warga yang mengalami hamil di luar nikah mendapat
124
gunjingan dari tempat tinggalnya karena tidak dapat menjaga dirinya. Orang
tua dari warga yang mengalami hamil di luar nikah dianggap tidak dapat
mendidik anaknya dengan baik, selain warga yang mengalami hamil di luar
nikah, dampak dari hamil di luar nikah terhadap desa Koya Timur adalah
image yang negatif dari desa lain dan kualitas dari desa tersebut pun akan
menjadi sorotan bagi desa lain. Maka dari itu selaku orang tua yang baik harus
Timur. Selain itu, ada beberapa keluarga yang notabene pendidikan agamanya
125
nasehat-nasehat yang sudah semestinya orang tua lakukan yakni mengarahkan
dalam mendidik anak yang telaten dan rajin dan didukung oleh anak yang
selalu taat pada apa yang diperintahkan oleh orangtua mereka, maka hasilnya
pun dapat terlihat perbedaannya dengan anak-anak yang lain. Hal tersebut
dapat tercipta karena adanya hubungan yang harmonis antara anak dan orang
tua. Pengalaman inilah yang dialami dari salah satu dari para orang tua yang
amati sudah cukup baik walaupun masih banyak kekurangannya. Salah satu hal
yang sangat potensial yang dilakukan oleh RT dan warga sekitar ialah dengan
sehari-hari dan juga dapat menjalin hubungan persaudaraan antara umat islam
satu dengan yang lainnya. Kemudian dalam proses pencegahan yang dilakukan
hukuman kepada masyarakat khususnya anak muda agar senantiasa jera dalam
melakukan kontrol aktivitas warga dan anak muda dimalam hari yang
126
mencurigakan seperti minum-minuman keras, pacaran hingga larut malam dan
hukuman bagi yang melanggarnya seperti membayar denda dan teguran untuk
a. Faktor lingkungan
hanya berupa hal-hal yang positif saja, melainkan juga meliputi efek yang
negatif. Efek negatif yang timbul akibat pengaruh lingkungan sosial salah
rasa tanggungjawab, dan lain sebagainya yang dapat dilakukan oleh masing-
masing individu. Dalam hal ini individu yang dimaksud adalah remaja dan
127
Sedikitnya waktu luang yang dimiliki orang tua menyebabkan
peran penuh dalam pendidikan agama, jika pendidikan agama berjalan maka
Keterbatasan penguasaan ilmu agama yang dimiliki oleh para orang tua.
Tidak semua orang tua memiliki latar belakang pendidikan yang baik, dan
tidak sedikit pula para orang tua yang ingin menjadikan anaknya
128
agama. Anggapan ini secara langsung maupun tidak langsung telah
orang kaya. Tentu mereka tidak ingin putra-putrinya menjadi gagal dalam
kualitas pendidikannya.
menjadi sangat kurang sebagai akibat dari himpitan ekonomi. Semua sibuk
pada umumnya bersikap cuek dan tidak ambil pusing, serta tidak peduli
129
meninggalkan shalat fardlu, sepinya masjid / mushalla (dengan jamaah
yang minim pada saat sudah masuk waktu shalat), kurang berfungsinya
tahun (kecuali bulan puasa), merupakan salah satu indikator suasana hidup
dengan berbagai macam hiburan yang menarik dan bervariasi, (dan sering
kegiatan ritual agama. Kurangnya pemimpin agama di desa Koya Timur ini
130
mempelajari/mendalami ajaran agama maupun lingkungan yang kurang
akan menjadi faktor penyebab utama "pemimpjn agama" tidak akan lahir.
131
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
nilai-nilai moralitas di desa Koya Timur Distrik Muara Tami Kota Jayapura dapat
1. Bentuk-bentuk kenakalan remaja di Jl. Alpokat I Desa Koya Timur Distrik Muara
Tami Kota Jayapura berdasarkan data penelitian yang berhasil dikumpulkan dan
Timur sesudah menikah dan mempunyai anak adalah: lebih banyak yang
bertanggung jawab, sebagian besar masih tinggal bersama dengan kedua orang
tua, kebutuhan ekonomi masih dicukupi oleh orang tua, sebagian besar suaminya
ada yang sudah bekerja dan ada yang belum bekerja, kurang memahami nilai-nilai
pendidikan Islam sehingga hubungan dengan orang tua dan suami setelah
menikah ada yang harmonis dan ada yang tidak harmonis hingga bercerai. Alasan
132
Timur adalah: orang tua yang tidak setuju, dicekoki remaja hamil pranikah
melakukan hubungan seksual sebelum menikah di Koya Timur adalah: orang tua
yang tidak setuju, dicekoki minuman keras, rasa cinta terhadap pasangan, rasa
penasaran terhadap wanita, suka sama suka dan berniat melakukan hubungan
seksual, kesempatan.
Muara Tami Kota Jayapura adalah: a) Pengamalan nilai-nilai akhlak kepada Allah
SWT dalam keluarga yang ditanamkan di desa Koya Timur kepada anaknya
dengan di biasakan dzikir sehabis shalat. Biasanya anak-anak di ajari oleh orang
tua ketika sehabis shalat jamaah untuk berdzikir dan bukan untuk bermain. Dan
anak-anak diajarkan orang tua untuk berpuasa di bulan ramadhan, membaca Al-
Qur’an dan shalat sunnah. Sedangkan bagi keluarga yang ilmu pengetahuan
agamanya rendah yang sibuk bekerja anak-anak dan istri mereka dimasukkan ke
Nabi, Isra Miraj kemudian pengajian yang diadakan setiap tahunnya, b) Adapaun
nilai-nilai akhlak terhadap keluarga yang ditanamkan di desa Koya Timur kepada
begitu juga ketika dia bertemu dengan teman dan saudara sesama muslim di
jalan, membiasakan etika duduk dalam pertemuan, dengan cara tidak boleh
mengangkat kaki apalagi anak perempuan, tidak berbicara kasar kepada teman
maupun pada orang lain yang lebih tua darinya, menjaga perasaan orang ketika
bercanda merupakan salah satu etika menghargai orang lain di sekitar kita,
menjenguk orang sakit, berkata sopan dan santun kepada orang tua dan
133
memberikan makanan atau minuman kepada gurunya sebagai tanda menghormati
guru yang telah mendidik anak saya. Metode yang digunakan keluarga dalam
hukuman.
lingkungan, terutama lingkungan sosial secara terbuka tidak hanya berupa hal-hal
yang positif saja, melainkan juga meliputi efek yang negatif, b) Kesibukan kerja
orang tua dan keterbatasan ilmu agama Islam. Sedikitnya waktu luang yang
mengarah pada pendidikan yang terbelakang dan jauh dari kualitas pendidikan
adat dan agama, dalam penerapannya, bergeser sedikit demi sedikit, semakin
134
Koya Timur ini disebabkan kurangnya proses kaderisasi, kurangnya kaum muda
kurang kondisuf bagi munculnya suasana hidup yang agamis. Masyarakat yang
muda atau di seluruh lapisan masyarakat pada umumnya, akan menjadi faktor
B. Saran
1. Kepada orang tua: a) Sesibuk apapun orang tua dalam bekerja hendaklah tetap
pergaulan, pengaruhnya sangat besar terhadap tingkah laku anak, sebab tanpa
adanya kontrol dan pengawasan dari orang tua akan menimbulkan hal-hal yang
panutan dan memberikan tauladan yang baik, baik dalam perkataan maupun
ciptakan suasana dalam rumah itu suasana yang penuh kasih sayang dan Islami.
135
3. Kepada masyarakat: Disarankan bagi masyarakat Desa Koya Timur, Distrik
Muara Tami Kota Jayapura khususnya keluarga buruh tani hendaknya dalam
menanamkan nilai moral agama pada anak dengan cara Uswatun khasanah
anak akan termotivasi untuk mengikuti jejak orang tua khususnya dalam
berupa pengajian yang ada baik untuk anak-anak, remaja maupun orang tua.
136
DAFTAR PUSTAKA
Solo. 2000.
Adib, Musyafa Ahmad. Remaja dan Perubahan Sosial (studi tentang pergeseran
2012.
Jakarta. 1992.
Goodman Douglas J dan Ritzer George. Teori Sosiologi, Kreasi Wacana; Jakarta.
2008.
137
Mujib, Abdul. Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosofis dan Kerangka
Jakarta, 2001).
(BKKBN bekerjasama dengan DEPAG RI, MUI, NU, dan DMI. 2009).
Jakarta. 2003).
Rumini, Sri. Perkembangan Anak dan Remaja. PT. Rineka Cipta: Jakarta. 2004
Lampung. 1995.
1996).
Jakarta. 2014
2005).
138
Gambar 1
Remaja Menggunakan Napza
Gambar 2
Pelaku Pengguna Napza
139
Gambar 3
Remaja Sedang Menghisap Aibon atau Ngelem
Gambar 4
Remaja Sedang Menghisap Aibon atau Ngelem
140
Gambar 5
Remaja Wanita Sedang Merokok
Gambar 6
Pacaran Bebas Remaja Tengah Malam
141
Gambar 7
Tongkrongan Liar Remaja Tengah Malam
Gambar 8
Pacaran Bebas Remaja Tengah Malam
142
Gambar 9
Pesta Minuman Keras Anak Remaja
143
Lampiran 1. Pedoman Observasi
PEDOMAN OBSERVASI
A. Tujuan :
Untuk memperoleh informasi dan data baik mengenai kondisi fisik maupun
non fisik pelaksanaan program nilai-nilai pendidikan agama Islam di desa Koya
1. Alamat/lokasi Desa
3. Unit musholla/masjid
masyarakat.
144
Lampiran 2. Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
A. Tujuan :
B. Pertanyaan panduan :
a. Identitas Diri
1) Nama :
2) Jabatan :
3) Agama :
4) Pekerjaan :
5) Alamat :
6) Pendidikan Terahir :
b. Pertanyaan penelitian
145
4. Bagaimana wujud partisipasi masyarakat dalam program pencegahan nilai-
146
PEDOMAN WAWANCARA
A. Tujuan :
B. Pertanyaan panduan :
a. Identitas Diri
1) Nama :
2) Jabatan :
3) Agama :
4) Pekerjaan :
5) Alamat :
6) Pendidikan Terahir :
b. Pertanyaan penelitian
keluarga?
bapak lakukan?
147
7. Motivasi apa saja yang bapak dan ibu gunakan dalam melakukan kegiatan
keagamaan?
dan ibu?
9. Apakah ibu memantau kegiatan anak yang meliputi shalat, mengaji, bergaul
10. Ketika anak melakukan kesalahan apa yang bapak dan ibu lakukan?
11. Apa problematika atau masalah yang muncul dalam mengamalkan akhlak
dalam keluarga?
148
FILE NOTE OBSERVASI
Dari hasil observasi, diperoleh informasi dan data-data bahwa Desa Koya Timur
yang menjadi tempat penelitian yaitu : Kelurahan Koya Timur merupakan salah satu
dari 2 Kelurahan dan 6 Kampung di wilayah Distrik Muara Tami Kota Jayapura
dengan kondisi masyarakat yang heterogen yang berarti hampir seluruh suku bangsa
yang berada di wilayah NKRI yang terwakili dari Pulau-Pulau besarnya, dengan
Kelurahan Koya Timur, untuk itu diperlukan pola-pola tertentu dalam rangka
2. Letak Geografi
Bagian Timur , yang berbatasan langsung dengan Negara Tetangga (PNG) setalah
jumlah penduduk berjumlah 1137 KK dan 3695 dengan rincian laki-laki sebanyak
1897 Jiwa dan Perempuan sebanyak 1798 Jiwa (per 1 desember 2013) dengan
Batas-batas wilayah :
149
Sebelah Barat : Kelurahan Koya Barat & Kampung Koya Tengah
Jumlah RW : 12 RW
Jumlah RT : 27 RT
6. Iklim
Wilayah Kelurahan Koya Timur adalah bagian dari wilayah Distrik Muara
Tami yang beriklim tropis, dengan suhu rata-rata 22º C- 38º C dengan ketingian
tanah rata-rata 20 mdpl (diatas permukaan air laut) dengan curah hujan 2.764
7. Sejarah Singkat
1984 sampai dengan 11 Agustus 1984 yang pada awalnya masih merupakan Unit
Transmigran asal Pulau Jawa masuk dan pertama kali di Koya Timur, dengan
e. Transmigrasi umum asal Jawa Barat sebanyak 119 KK/ 508 jiwa
dengan suhu rata-rata 22º C – 38º C dengan ketingian tanah rata-rata 20
mdpl (diatas permukaan air laut) dengan curah hujan 2.764 mm/th dan
150
kelembaban udara antara 79 % - 81 % yang didukung dengan adanya Bendungan
Tami, yang siap mengairi Lahan selama 1 Tahun penuh, sehingga Kelurahan
Sawah, tanaman sayur mayur, palawija, dan holtikultura dalam arti luas
f. Bidang Perikanan, Di bidang ini, wilayah kami sampai sejauh ini sudah
ikan air tawar antara lain, Nila, Emas, Bawal & Lele sepanjang tahun dapat
h. Bidang Pariwisata Di bidang ini daerah kami juga memiliki daya tarik
tersendiri, karena selain sebagai daerah jalur lintas batas Negara RI – PNG
yang selalu dilewati masyarakat yang ingin melihat daerah perbatasan, juga
terdapat kawasan pemancingan yang ramai dikunjungi pada saat hari libur
9. Kondisi Demografis
masyarakatnya bersifat heterogen yang terdiri dari barbagai jenis Suku bangsa
antara lain, (suku Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Timor, Ambon
dan Papua) Letak Kelurahan Koya Timur yang jauh dari Pusat Kota secara tidak
151
Jumlah Penduduk Kelurahan Koya Timur yaitu jumlah Kepala keluarga 1137 KK
dan jumlah penduduk 3695 dengan rincian laki-laki sebanyak 1897 Jiwa dan
Perempuan sebanyak 1798 Jiwa (per 1 desember 2013) serta Laju Pertumbuhan
Penduduk kurang lebih 2% per tahun yang tersebar di 12 wilayah RW dan 27 RT.
Penduduk desa Koya Timur sebagian besar beragama Islam dan beberapa
dalam berkeyakinan, dalam kegiatan masyarakat semua berjalan dengan baik dan
mereka hidup rukun dan damai. Karena mereka dapat saling memahami
perbedaan diantara mereka. Dan untuk kegiatan bersama dipilih yang tidak
yang tinggi juga dalam budaya, karena secara universal desa Koya Timur
konflik, namun secara faktual kondisi Distrik Muara Tami khususnya Koya Timur
masih tercipta harmonisasi antar penganut agama yang satu dengan yang lainnya.
Sepertinya ada peran yang dimainkan oleh para tokoh agama di Koya Timur,
namun belum diketahui secara pasti bagaimana peran tokoh agama dalam upaya
bahkan dapat dikatakan bahwa arah dan bentuk pemahaman keagamaan suatu
152
Adapun kegiatan keagamaan yang terdapat di desa Koya Timur adalah
a. Pengajian selapanan
untuk pesertanya adalah semua masyarakat desa Koya Timur, baik dari anak-
b. Pengajian mingguan
Pengajian mingguan diadakan setiap satu minggu sekali yakni pada hari
rabu setelah sholat isya. Peserta pengajian mingguan yaitu para ibu-ibu,
c. Harian (kultum)
Pengajian harian (kultum) diadakan setiap hari setelah sholat maghrib, dan
d. TPA
Kegiatan TPA ini diadakan tiga kali seminggu yaitu pada hari rabu, jum’at,
dan ahad. Santri-santri TPA kebanyakan anak-anak TK- SD, SMP dan SMA.
Kegiatan TPA ini diadakan setelah sholat ashar, dari jam 16.00 sampai dengan
majelis taklim. Berkaitan dengan apa saja yang terdapat dalam pelatihan
penyelenggaraan jenazah.
153
f. Mengadakan arisan bulanan
Kegiatan arisan bulanan adalah salah satu kegiatan dalam majelis taklim
Kegitan sosial dalam hal ini adalah kegitan yang dilaksanakan oleh majelis
taklim dengan membersihkan masjid dan tempat sekitar kompleks desa Koya
Timur. Kegitan ini dilakukan untuk menambah kesadaran para anggota dan
yang bertujuan untuk syiar Islam dimana tidak semua orang bisa tergugah
kegitan ini bisa membuat orang atau ibu-ibu diluar anggota majelis taklim
Selain kegitan yang berbasis Islam di desa Koya Timur, ada juga kegaitan
Adapun jumlah penduduk yang beragama Islam adalah 940 jiwa, beragama
Kristen dan Katolik adalah 150 jiwa. Dalam melaksanakan ibadahnya tentulah
154
bangunan Musholla dan 2 bangunan gereja. Kemudian ruang majelis taklim dan
tempat pengajian di fokuskan pada tiga masjid saja yaitu masjid Miftahul Amal,
Al-Hidayah dan Baitul Jannah. Sedangkan jumlah sarana dan prasarana dari
155
FIELD NOTE WAWANCARA INFORMAN
Topik : Permohonan izin penelitian dan menanyakan tentang data monografi desa
Informan : Bapak Sukiyo (Kepala Desa) dan bapak Sriyono (Sekretaris Desa) Desa
Koya Timur
Sekitar pukul 08.00 peneliti sudah berada di kantor Kepala Desa Koya Timur.
Setelah itu peneliti segera menuju ke ruangan untuk menanyakan kepada Bapak
Sukiyo. Untuk meminta izin penelitian dan menanyakan data monografi desa Koya
Timur
Bapak Sukiyo : Ow iya mas kebetulan saya sendiri. Ada perlu apa ya mas?
bertemu dengan bapak ingin meneliti tentang pola asuh orang tua
Kota Jayapura.
Peneliti : ada pak, tetapi lagi proses insyaallah nanti saya susulkan pak surat
penelitiannya.
156
Kemudian saya menyampaikan tujuan dan maksud kedatangan saya. Setelah
beliau mendengarkan penjelasan saya, maka dengan respon yang positif bapak
Kepala Desa mempersilakan saya untuk melaksanakan yang menjadi tujuan saya.
Sekilas saya melihat keramahan yang ditunjukkkan oleh bapak Sukiyo. Beliau
memang orang yang ramah dan santun. Beliau juga berkata kepada saya bila ada data
selang 5 menit setelah mendapat izin penelitian. Saya menuju bapak Sriyono, saya
pun langsung menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan saya. Setelah mendapat
data-data monografi desa saya langsung memfocopynya. Setelah itu saya berpamitan
untuk pulang.
157
FIELD NOTE WAWANCARA INFORMAN
Topik : data monografi desa Koya Timur dan informasi warga yang akan diteliti
Setelah mendapat izin dari kepala desa dan data-data monografi desa Koya Timur
saya dapatkan. Hari ini tepat pukul 16.00 WIT saya bergegas menemui informan
yang dapat menunjukkan siapa saja yang termasuk keluarga petani dan keluarga
buruh pabrik yang tinggal di dusun Bancak 1 serta yang terutama yang memiliki
bertemu dengan bapak ingin meneliti tentang pola asuh orang tua
Kota Jayapura.
Peneliti : ada pak, tetapi lagi proses insyaallah nanti saya susulkan pak surat
penelitiannya.
158
Bapak Sarpan : jumlah penduduk Dusun Bancak I yaitu 918 jiwa. Jumlah itu terdiri
Bapak Sarpan : petani 190 KK, buruh pabrik 58 KK, PNS 12 KK, dan
wiraswasta/serabutan 20 KK
Peneliti : tentang keluarga petani dan keluarga buruh pabrik yang didalamnya
Bapak sarpan : keluarga petani ada 7 mas sedangkan keluarga buruh pabrik ada
hand phone, dan lain-lain, agar para orang tua mendampingi anak
Assalam mualaikum
159
FIELD NOTE WAWANCARA SUBYEK
Setelah shalat ashar (pukul 15.18 WIT) penulis menuju ke rumah narasumber yang
pertama, sehari sebelumnya memang sudah diberi tahu dan bersedia untuk berbagi
pengalaman. Kami duduk diteras rumah yang lumayan besar, disuguh teh dan
camilan.
Peneliti : Assalamu'alaikum
Responden : Waalaikumsalam
Peneliti : Begini pak, saya kan mahasiswa yang sedang membuat tugas akhir
160
Responden : Caranya nggih sak sagete kula lan semampune kulo, selagi saya dan
tetapi bila saya tidak mampu, maka saya serahkan kepada bapak ustad
Responden : Ketika masuk sekolah dasar sampai anak sudah dewasa/baligh, tetapi
bila dalam hal shalat saya membina anak mulai sejak kecil
Responden : Ketika waktu shalat tiba, bila saya pulang lebih awal dari sawah saya
Peneliti : Motivasi apa yang bapak berikan kepada anak agar mau melaksanakan
kegiatan keagamaan?
Responden : Dengan mengingatkan anak, dia sudah senang dan semangat untuk
Responden : Anak saya sekarang sudah tidak begitu sulit untuk melakukan shalat
5 waktu, tetapi kalau dahulu agak sulit karena dahulu ketika masih
161
Peneliti : Apakah anak bapak sering menuruti perintah apabila disuruh untuk
tidak mau menuruti perintah saya, anak saya itu lebih senang bermain
Responden : Anak saya itu nakal, jadi saya sedikit merasa kesulitan dalam mendidik
dapat dari kajian remaja oleh bapak ustad anak merasa malas. Ketika
Responden : Ketika anak saya sulit untuk menunaikan shalat lima waktu, saya
162
Peneliti : Terima kasih ya pak, atas waktu serta jawabannya
Peneliti : Assalamu'alaikum.
163
FIELD NOTE WAWANCARA SUBYEK
Setelah ba’da magrib pukul 18.20 WIT saya dan bapak Sarpan selaku kepala dusun
Bancak 1, menuju rumah bapak Suparmin karena kebetulan ketemu dijalan. Pada
hari itu bapak Kepala dusun memiliki jadwal keliling untuk mengecek program yang
telah di musyawarahkan oleh pemuda karang taruna dan kesepuhan bahwa setiap jam
18.00 – 19.00 WIT setiap keluarga yang memiliki anak usia sekolah tidak boleh
menyalakan tv, radio, hand phone, dan lain-lain, agar para orang tua mendampingi
Peneliti : Assalamu'alaikum
Responden : Waalaikumsalam
Peneliti : Begini pak saya mau minta tolong kepada bapak untuk menjawab
di dusun sini
Peneliti : Begitu ya, langsung saja mas! Apa yang mas tanyakan
164
disiplin terutama dalam pendidikan agama, dengan adanya kedisiplinan
anak untuk shalat limat waktu, saya membimbing anak untuk mengaji
bapak lakukan?
Responden : Setiap hari, ketika waktu shalat tiba dan saya menyuruh anak membaca
Peneliti : Motivasi apa yang bapak berikan kepada anak agar mau melaksanakan
kegiatan keagamaan?
Responden : Cukup dengan memberi pengarahan dan berbicara yang baik kepada
anak
bapak?
Responden : Ya, sering memantau, ketika waktu shalat tiba, misalnya ketika suara
165
mengambil air wudlu dan peralatan shalat untuk menunaikan shalat
Peneliti : Apakah anak bapak sering menuruti perintah apabila disuruh untuk
Responden : Selalu menuruti apa yang saya perintahkan, misalnya ketika sore,
berangkat
Responden : Anak saya itu penurut, jadi jarang sekali saya mengalami problem,
malas
Responden : Em…ketika anak saya sulit untuk melakukan shalat lima waktu,
saya selalu memberi motivasi pada anak dan mengingatkan anak jika
166
FIELD NOTE WAWANCARA SUBYEK
Pada pukul 08.00 WIT saya menuju rumah bapak Suyatno. Kebetulan bapak Suyatno
hari ini berada dirumah karena biasanya beliau berada disawah untuk merawat
tanaman bawang merah yang ia tanam disawah.kami pun duduk diruang tamu
dengan santai dan basa-basi dahulu. Beberapa menit kemudian kami memulai
Peneliti : Assalamu'alaikum
Peneliti : Begini pak, kedatangan saya kemari yang pertama adalah untuk
167
Peneliti : Kapan waktu pelaksanaan dalam membina pendidikan akhlak anak
Responden : Pada waktu sore sampai malam, misalnya ketika waktu shalat saya
bapak?
Responden : Ya sering memantau, selain itu saya juga memantau anak dalam
Peneliti : Apakah anak bapak sering menuruti perintah apabila disuruh untuk
Responden : Ya kadang nurut kadang tidak anak saya nurut bila saya menyuruh
Responden : Ketika waktu anak mengerjakan shalat lima waktu selalu ada-ada
168
remaja "wah sangat sulit", bila tidak dikasih uang anak saya tidak
tersebut?
Responden : Caranya dengan membujuk anak serta memberikan uang jajan kepada
Responden : sama-sama
169
FIELD NOTE WAWANCARA SUBYEK
Setelah shalat dhuhur tepatnya pukul 13.00 WIT penulis menemui ibu Suwarsi.
Peneliti : Assalamu'alaikum
Responden : Waalaikumsalam
Peneliti : Maaf, kedatangan saya ke rumah ibu yang pertama silaturahmi, kedua
saya mau minta tolong supaya ibu mau memberikan jawaban atas
Peneliti : Saya kuliah di IAIN Surakarta, dalam tugas akhir saya melakukan
penelitian di Desa Koya Timur ini dan ibu saya jadikan sebagai
respondennya
Responden : Ya semampu saya, misalnya saya mengajari sopan santun kepada orang
yang lebih tua, tata cara shalat, berdoa mau makan, mau tidur, membaca
Peneliti : Selain di rumah apakah ibu juga membina pendidikan akhlak pada
anak?
170
Responden : Ya, misalnya di sekolah
Peneliti : Motivasi apa yang ibu berikan kepada anak agar mau melaksanakan
kegiatan keagamaan?
disana
ibu?
dulunya malas untuk mengaji sekarang sudah tidak malas lagi karena
Peneliti : Apakah ibu memantau kegiatan keagamaan anak yang meliputi shalat,
Responden : Ya setiap hari saya memantau, karena menurut saya itu sangat penting
171
Peneliti : Apakah anak ibu sering menuruti perintah apabila disuruh untuk
Responden : Kadang nurut kadang tidak, Tergantung suasana hati anak, bila hatinya
lagi senang dia pasti nurut, tetapi bila anak saya sedang emosi dia
tidak nurut
Responden : Kesulitannya yaitu disaat anak saya sedang bermain dengan teman-
dia pasti marah, karena asyiknya menonton televisi dia jadi lupa untuk
tersebut?
Responden : Bila anak saya tidak mau mengaji di rumah, maka saya menitipkan ke
bapak ustad/guru ngaji untuk mengajari agar anak saya membaca Al-
Peneliti : Assalamu'alaikum
172
FIELD NOTE WAWANCARA SUBYEK
Setelah shalat ashar penulis menemui bapak Cipto Sularno dirumahnya. Kebetulan
beliau baru saja pulang dari sawah. Kemudian beliau mempersilakan penulis masuk
dengan ramah
Peneliti : Assalamu'alaikum
Responden : Waalaikumsalam
Peneliti : Saya mahasiswa dari IAIN Jayapura, mau minta tolong kepada bapak
Peneliti : Saya minta tolong nanti bapak menjawab atas pertanyaan yang saya
Peneliti : Langsung saja ya pak, bagaimana cara bapak membina akhlak anak
bapak di rumah?
173
Responden : Ya setiap hari saya bimbing anak untuk menjalankan shalat, mengaji
mengajari dia untuk berperilaku baik dan menghormati orang tua serta
orang lain
anak? Mengapa?
Responden : Sejak anak berusia 4 tahun, menurut saya pada usia itu anak sulit di
Peneliti : Kapan waktu pelaksanaan dalam membina akhlak anak yang ibu
lakukan?
Responden : Setiap hari saya membina anak. Setiap sore ketika saya di rumah saya
Peneliti : Motivasi apa yang ibu berikan kepada anak agar mau melaksanakan
kegiatan keagamaan?
pendidikan akhlak?
Responden : Menjadi lebih baik, misalnya ketika habis maghrib selalu mengaji
Peneliti : Apakah ibu memantau kegiatan keagamaan anak yang meliputi shalat,
Responden : Ya, setiap hari saya memantau mengaji, shalat, dan kajian remaja
174
Peneliti : Apakah anak ibu sering menuruti perintah apabila disuruh untuk
Responden : Kadang-kadang
Responden : Anak saya paling sulit bila disuruh untuk belajar kadang kala malas
belajar apalagi disuruh untuk mengaji tajwid, anak merasa bosan bila
yang paling membuat saya jengkel ketika shalat anak saya terkadang
Peneliti : Terus bagaimana solusi yang ibu tempuh untuk mengatasi problematika
tersebut?
Responden : Saya memberi peringatan dengan kata-kata kepada anak bila tidak mau
menuruti perintah saya. Jika anak saya malas untuk belajar yaitu
dituruti anak mau belajar. Jika masih malas maka saya menyuruhnya
Peneliti : Assalamu'alaikum
175
FIELD NOTE WAWANCARA SUBYEK
Gambaran suasana
Setelah shalat magrib penulis menemui bapak Suwadi dimasjid. Disini penulis
bertujuan untuk meminta persetujuan diwawancarai akan tetapi beliau tidak mau.
Peneliti : begini pak saya mau minta waktu dan bantuan bapak sebentar untuk
Responden : lagi pula anak saya nakal susah dikasih tau dan tidak pernah nurut apa
kata orang tua, jadi sekarang saya biarkan saja bagaimana tingkah
lakunya. Mending mas cari yang lain saja untuk tugas itu.
176
FIELD NOTE WAWANCARA SUBYEK
Gambaran suasana
Kebetulan saya bertemu bapak Arjo Sugiyo dirumah bapak Sutarmin yang berjualan
dirumahnya akan tetapi beliau tidak mau. Saya hanya mengobrol beberapa hal saja
Peneliti : maaf pak mengganggu waktunya, saya mau minta tolong untuk berbagi
Responden : Anak saya itu nakal, tidak mau menuruti perkataan orang tua, saya
pulang berhari-hari.
177
Responden : tidak ikut kok mas, setiap kali saya suruh saja tidak mau, ya sudah
sekarang saya biarkan saja. Soalnya saya juga sudah bingung dan
178
FIELD NOTE WAWANCARA SUBYEK
Gambaran suasana
Setelah shalat ashar (pukul 15.18 WIT) penulis menuju ke rumah narasumber, sehari
sebelumnya memang sudah diberi tahu dan bersedia untuk berbagi pengalaman.
Kebetulan bapak Sutarmin belum pulang dari pabrik sehingga saya menunggu
beberapa menit.
Peneliti : Assalamu'alaikum
Responden : Waalaikumsalam
Peneliti : Ya pak.
Peneliti : Begini pak, saya mahasiswa dari IAIN Surakarta semester sembilan
dalam tugas akhir saya mengadakan penelitian di dusun ini. Saya minta
179
Responden : Saya memberikan anak pendidikan akidah, ibadah dan akhlak. Cara
basmalah, mengajari membaca doa mau tidur dan mau makan, ikut
TPA dan sekarang ikut kajian remaja serta saya mengenalkan nama-
Responden : sejak Usia 2,5 tahun. Mungkin masih terlalu kecil usia segitu, tetapi
Responden : Setelah bangun tidur dan ketika anak mau tidur, ba'dha maghrib dan
hari-hari libur, terutama pada waktu shalat tiba. Kalau ibunya libur
assalam mu’alaikum
ditanyakan lagi.
180
FIELD NOTE WAWANCARA SUBYEK
Topik : Tanggapan mengenai masalah dan jalan keluar dalam mendidik anak
Gambaran suasana
Saya berkunjung ke rumah bapak Sutarmin pukul 15. 30 WIT ketika itu beliau
Responden : Wa’alaikum salam mas, ada yang bisa saya bantu lagi?
Peneliti : Begini pak, motivasi apa yang bapak berikan kepada anak agar mau
Responden : Mengarahkan dengan kata-kata yang halus bila anak salah dalam
Peneliti : Selain itu, apa bapak memberi hadiah berupa uang untuk memotivasi
anak?
Responden : Tidak mas! Nanti kalau dalam setiap anak mau melakukan kegiatan
keagamaan selalu diberi uang nanti anak jadi ketagihan, bila tidak
bapak?
181
Responden : Anak nakal, terkadang merasa bosan dan mengalihkan perhatian, terus
Peneliti : Apakah bapak memantau kegiatan keagaman anak yang meliputi shalat,
mengaji, TPA?
Responden : Ya, pada waktu shalat berjamaah dan mengaji saya mengajak anak ke
Peneliti : Apakah anak bapak sering menuruti perintah apabila disuruh untuk
Responden : Ketika anak saya diajak ke masjid untuk menunaikan shalat kadang
jamaah yang sedang shalat. Bila saya memberi peringatan pada dia,
Peneliti : Terus bagaimana solusi yang bapak tempuh untuk mengatasi problema
tersebut?
Responden : Memberi peringatan kepada anak agar ketika shalat jamaah di masjid
dia tidak guyon serta saya beri pengarahan yang baik agar dia dapat
182
FIELD NOTE WAWANCARA SUBYEK
Seusai shalat maghrib penulis menuju rumah bapak Suparno, ketebulan bapak
Suparno saat itu baru tiba sepulang dari pabrik. Kemudian mempersilakan saya
masuk dan meminta untuk menunggu sebentar beliau mandi dahulu. Saat itu saya
Peneliti : Assalamu'alaikum
Responden : Waalaikumsalam
Peneliti : Pak saya kesini sedang melakukan penelitian, karena saya melakukan
penelitian di desa sini. Jadi saya mau minta tolong pada bapak mau
membantu saya.
menjawabnya
Responden : Ketika anak mengerjakan shalat, mengaji dan menyuruh anak untuk
183
Responden : Tidak, anak saya tidak mau ngaji di masjid tetapi saya menitipkan
Responden : Ya, ketika waktu libur istri saya yang membina dan membimbing
anak
bapak lakukan?
Peneliti : Apa bapak selalu memberi motivasi pada anak dalam pendidikan
akhlak?
Responden : Ya, agar anak saya bersemangat baik menjalankan ibadah maupun
belajar sehai-hari.
dari bapak?
Responden : Anak saya menjadi lebih baik, tetapi kadang baik kadang kurang
baik
Responden : Ketika saya kerja masuk pagi dan pulang siang, sorenya saya bisa
184
Peneliti : Apakah anak bapak sering menuruti perintah apabila disuruh untuk
anak?
rumah karena acara televisi yang menarik jadinya anak saya belajar
hanya beberapa menit saja kalau lama-lama anak saya mutung dan
Peneliti : Assalamu'alaikum
185
FIELD NOTE WAWANCARA SUBYEK
Gambaran suasana
Setelah shalat magrib pukul 18.15 WIT penulis menuju rumah ibu Suparni. Istri dari
Bapak Tukiman ini lahir tanggal 10 Agustus 1975, beliau bekerja di PT. Tiga Pilar
Peneliti : Assalamu'alaikum
Peneliti : Saya ingin ibu membantu saya dalam memberikan jawaban atas
Peneliti : Yang ingin saya tanyakan bagaimanakah cara ibu membina pendidikan
akhlak anak?
Responden : Caranya yaitu dengan mengajari anak shalat, mengaji di TPA dan
halus.
186
Peneliti : Sejak usia berapakah ibu melakukan pendidikan akhlak anak?
Responden : Sejak usia 4 tahun. Pada usia itu saya mulai menanamkan pendidikan
Responden : Sore hari, saya menyuruh anak untuk mengaji serta ketika shalat tiba
Peneliti : Motivasi apa yang ibu berikan kepada anak agar mau melaksanakan
kegiatan keagamaan?
ibu?
Peneliti : Apakah ibu memantau kegiatan keagamaan anak yang meliputi shalat,
Responden : Sering memantau, sepulang dari kajian remaja saya bertanya pada anak
Peneliti : Apakah anak ibu sering menuruti perintah, apabila disuruh untuk
Responden : Kadang iya, kadang tidak bila di suruh ke kajian remaja sering tidak
187
Responden : Saat mau berangkat untuk mengaji ke masjid dan untuk mengulang
pelajaran yang telah diajarkan oleh bapak ustad. Sehingga kadang saya
Peneliti : Bagaimana solusi yang ibu tempuh untuk mengatasi problema tersebut?
Responden : Saya membuat tata tertib di rumah. Ketika anak tidak mau menjalankan
diberi sanksi dia masih tidak mau menjalankan perintah, maka saya
Peneliti : Saya kira sudah cukup bu, terima kasih yang bu!
Peneliti : Assalamu'alaikum
188
FIELD NOTE WAWANCARA SUBYEK
Gambaran suasana
Hari ini hari sabtu kebetulan ibu Semi ada dirumah karena hari ini libur bekerja, Ibu
Semi lahir pada tanggal 26 September 1967, suami dari ibu Semi yang bernama
Peneliti : Assalamu'alaikum
Peneliti : Begini bu, saya mahasiswa dari IAIN Jayapura mau minta tolong
kepada ibu untuk menjawab pertanyaan yang akan saya ajukan nanti.
Responden : Nggih sak sagete kulo, saya akan berusaha semaksimal mungkin sesuai
Peneliti : Sejak usia berapakah ibu melakukan pendidikan akhlak pada anak?
189
Peneliti : Kapan waktu pelaksanaan dalam mendidik akhlak anak yang ibu
lakukan?
Responden : Saya masuk kerja hanya pagi saja sampai siang sekitar jam 14.00 WIB.
Jadi, saya bisa mendidik anak pada waktu sore sampai malam hari
Responden : Ya, karena kebanyakan kegiatan anak dilakukan pada sore hari sampai
anak belajar
dari ibu?
Peneliti : Apakah ibu memantau kegiatan keagamaan anak yang meliputi shalat,
Responden : Ya, kalau tidak dipantau anak saya kadang tidak mau melakukan
Responden : iya tidak apa-apa saya senang bisa membantu. Waalaikum salam.
190
FIELD NOTE WAWANCARA SUBYEK
Topik : Menanggapi tentang masalah dan solusi dalam mendidik akhlak anak
Gambaran suasana
Saya berkunjung ke rumah ibu Semi pada pukul 16.00 WIB untuk mencari informasi
Peneliti : Assalamualaikum
Responden : Wa’alaikum salam mas, ada yang bisa saya bantu lagi?
Peneliti : Apakah anak ibu sering menuruti perintah apabila disuruh untuk
Responden : Kadang nurut kadang tidak. Anak saya menuruti apa yang saya
Responden : Ketika dalam membimbing anak saat shalat,anak saya sedang asyik
mengerjakannya
191
Responden : Saya mengingatkan dan menegurnya untuk mematikan televisi dan
TPA saya harus merayunya dulu dan memberi uang untuk sangu ngaji
192
FIELD NOTE WAWANCARA SUBYEK
Gambaran suasana
Setelah shalat ashar penulis diminta datang lewat SMS pada jam 18.00 WIB karena
Peneliti : Assalamu'alaikum
Peneliti : Bu saya minta tolong waktunya sebentar, saya harap ibu mau membantu
saya
Peneliti : Saya minta tolong ibu nanti menjawab apa yang akan saya tanyakan
kepada ibu?
Responden : Saya dan sumi saya bersama-sama membimbing serta mendidik akhlak
193
Responden : Ketika masuk TK
Peneliti : Kapan waktu pelaksanaan dalam mendidik akhlak anak yang ibu
lakukan?
Responden : Setiap waktu shalat dan waktu sore saya bimbing anak untuk mengaji
Peneliti : Motivasi apa yang ibu berikan kepada anak agar mau melaksanakan
kegiatan keagamaan?
ibu?
Peneliti : Apakah ibu memantau kegiatan keagamaan anak yang meliputi shalat,
mengaji, TPA?
Peneliti : Apakah anak ibu sering menuruti perintah apabila disuruh untuk
Responden : Kadang-kadang
194
Peneliti : Bagaimana solusinya bu?
Responden : Bila anak tidak nurut saya memberi peringatan satu kali bila tidak mau
mualaikum
195