1. Pengertian PKBM
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ini merupakan salah satu alternative yang
dipilih dan dijadikan sebagai ajang proses pemberdayaan masyarakat. Hal ini selaras
dengan adanya pemikiran bahwa dengan melembagakan Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat, maka akan banyak potensi yang dimiliki oleh masyarakat yang selama ini
belum dikembangkan secara maksimal. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat diarahkan
untuk dapat mengembangkan potensipotensi tersebut menjadi bermanfaat bagi
kehidupannya. Agar mampu mengembangkan potensi-potensi tersebut, maka diupayakan
kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di PKBM bervariasi sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
Pendidikan masyarakat merupakan suatu proses dimana upaya pendidikan yang di
prakarsai pemerintah diwujudkan secara terpadu dengan upaya penduduk setempat untuk
meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih bermanfaat dan
memberdayakan masyarakat. Oleh karenanya kehadiran PKBM diharapkan mampu
menjadi wadah yang membantu pengembangan kompetensi masyarakat secara optimal.
Yulaelawati (2010:11) mengemukakan bahwa Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM) merupakan satuan pendidikan nonformal sebagai tempat pembelajaran dan
sumber informasi yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat yang berorientasi pada
pemberdayaan potensi setempat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya.
2. Filosofi PKBM
Filosofi PKBM secara ringkas adalah dari, oleh dan untuk masyarakat. Penyanyi
Berarti bahwa PKBM Adalah Suatu Institusi Yang Berbasis 'masyarakat ( Lembaga
Swadaya Masyarakat)
Dari masyarakat sebagai filosofi, berarti PKBM harus selalu inisiatif dari masyarakat itu
sendiri yang datang dari suatu kesadaran akan meningkatkan mutu kehidupannya melalui
suatu proses-proses transformasional dan pembelajaran. Inisiatif ini dapat dihasilkan oleh
suatu proses sosialisasi saja akan pentingnya PKBM dan hal-hal lainnya tentang PKBM
kepada beberapa anggota atau tokoh masyarakat setempat oleh pihak pemerintah atau
pihak lain di luar komunitas tersebut. Pendirian suatu PKBM, peran pemerintah atau
pihak lain diluar komunitas tersebut hanyalah proses sosialisasi, motivasi, stimulasi, dan
pelatihan untuk memperkenalkan PKBM secara utuh dan membuka perspektif serta
wawasan dan langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam membentuk PKBM serta
dalam pengembangan selanjutnya. Proses sosialisasi ini awalnya tidak mengambil
inisiatif inisiatif yang harus murni datang dari kesadaran, kemauan dan komitmen
anggota masyarakat itu sendiri. Hal ini sangat penting demi menjaga
perkembangan PKBM itu secara sehat dikemudian hari akan sangat menentukan
kemandirian dan keberlanjutan PKBM tersebut.
1. Meningkatkan pelayanan kepada warga belajar agar dapat tumbuh dan berkembang
sedini mungkin dan sepanjang hayat guna meningkatkan martabat dan mutu
kehidupannya.
2. Membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental
yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja dan mencari nafkah.
3. Memenuhi kebutuhan warga belajar yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan
sekolah.
4. Memberikan motivasi dalam menumbuhkan minat belajar.
Sesuai dengan visi, misi, dan tujuan yang hendak dicapainya, Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat memiliki fungsi dan peran sebagai berikut:
Bila dikaji lebih lanjut uraian (fungsi dan peran), maka tepatlah jika Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat dikatakan sebagai percontohan belajar dan berusaha bagi masyarakat yang bersifat
inovatif. Hal ini terlihat adanya hubungan yang positif antara tujuan dibentuknya Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat dengan minat warga belajar dalam mengikuti kegiatan belajar.
Keberadaan PKBM memiliki potensi besar untuk dijadikan sebagai koordinasi program-program
pembelajaran di masyarakat. Tersedianya pengelola/penyelenggara, tenaga pengajar/tutor yang
berkualitas, merupakan daya pikat tersendiri bagi masyarakat untuk datang ke PKBM. Tujuan
PKBM adalah memberdayakan masyarakat untuk kemandirian, melalui program-program yang
dilaksanakan di PKBM, agar dapat membentuk manusia yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap, sedangkan fungsi PKBM sendiri adalah (Sihombing, 1999):
1. Sebagai wadah pembelajaran artinya tempat warga masyarakat dapat menimba ilmu dan
memperoleh berbagai jenis keterampilan dan pengetahuan fungsional yang dapat
didayagunakan secara cepat dan tepat dalam upaya perbaikan kualitas hidup dan
kehidupannya.
2. Sebagai tempat pusaran semua potensi masyarakat artinya PKBM sebagai tempat
pertukaran berbagai potensi yang ada dan berkembang di masyarakat, sehingga menjadi
suatu sinergi yang dinamis dalam upaya pemberdayaan masyarakat itu sendiri.
3. Sebagai pusat dan sumber informasi artinya wahana masyarakat menanyakan berbagai
informasi tentang berbagai jenis kegiatan pembelajaran dan keterampilan fungsional yang
dibutuhkan masyarakat.
4. Sebagai ajang tukar-menukar keterampilan dan pengalaman artinya tempat berbagai jenis
keterampilan dan pengalaman yang dimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan dengan
prinsip saling belajar dan membelajarkan melalui diskusi mengenai permasalahan yang
dihadapi.
5. Sebagai sentra pertemuan antara pengelola dan sumber belajar artinya tempat
diadakannya berbagai pertemuan para pengelola dan sumber belajar (tutor) baik secara
intern maupun dengan PKBM di sekitarnya untuk membahas berbagai permasalahan dan
kendala yang dihadapi dalam pengelolaan PKBM dan pembelajaran masyarakat.
6. Sebagai lokasi belajar yang tak pernah kering artinya tempat yang secara terus-menerus
digunakan untuk kegiatan belajar bagi masyarakat dalam berbagai bentuk.
Pada dasarnya tujuan keberadaan PKBM di suatu komunitas adalah terwujudnya peningkatan
kualitas hidup komunitas tersebut dalam arti luas. Pemahaman tentang mutu hidup suatu
komunitas sangat ditentukan oleh nilai-nilai yang hidup dan diyakini oleh komunitas tersebut.
Nilai-nilai yang diyakini oleh suatu komunitas akan berbeda dari suatu komunitas ke komunitas
yang lain. Dengan demikian rumusan tujuan setiap PKBM tentunya menjadi unik untuk setiap
PKBM.
Berbicara tentang mutu kehidupan akan mencakup dimensi yang sangat luas seluas dimensi
kehidupan itu sendiri. Mulai dari dimensi spiritual, social, ekonomi, kesehatan, mentalitas dan
kepribadian, seni dan budaya dan sebagainya. Ada komunitas yang hanya menonjolkan satu atau
dua dimensi saja sementara dimensi lainnya kurang diperhatikan, tetapi ada juga komunitas yang
mencoba memandang penting semua dimensi. Ada komunitas yang menganggap suatu dimensi
tertentu merupakan yang utama sementara komunitas lainnya bahkan kurang memperhatikan
dimensi tersebut.
Yulaelawati (2010:2) bahwa untuk memperoleh suatu konsep mutu kehidupan yang
secara umum dapat diterima oleh berbagai komunitas yang beragam, dikembangkanlah beberapa
konsep seperti Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia). Indeks ini
menggambarkan tingkatan mutu kehidupan suatu komunitas. Dengan menggunakan indeks ini
kita dapat membandingkan tinggi rendahnya mutu kehidupan suatu komunitas relatif dengan
komunitas yang lain. Dengan menggunakan indeks ini juga kita dapat memonitor kemajuan
upaya peningkatan mutu kehidupan suatu komunitas tertentu secara kuantitatif. Suatu PKBM
dapat saja memanfaatkan indeks tersebut sebagai wahana dalam merumuskan tujuannya serta
dalam mengukur sudah sejauh mana PKBM tersebut telah efektif dalam memajukan mutu
kehidupan komunitas sekitarnya.
Dalam mengaktualisasikan tugasnya PKBM bukanlah suatu institusi yang dikelola secara
personal, individual dan elitis. Dengan pemahaman ini tentunya akan lebih baik apabila PKBM
tidak merupakan institusi yang dimiliki oleh perorangan atau kelompok elitis tertentu dalam
suatu masyarakat. Tetapi keberadaan penyelenggara maupun pengelola PKBM tentunya
mencerminkan peran serta seluruh anggota masyarakat tersebut. Dalam situasi transisi ataupun
situasi khusus tertentu peran perorangan atau tokoh-tokoh tertentu atau sekelompok anggota
masyarakat tertentu dapat saja sangat dominan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan PKBM
demi efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan, prakteknya tidaklah menjadi kaku, dapat saja
lebih fleksibel.
Cahyo (2010:1) salah satu peran yang diharapkan dapat dilakukan oleh PKBM yaitu
meningkatkan kinerja pengelola PKBM yang melaksanakan tugasnya di PAUD binaan PKBM.
Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dalam meningkatkan kinerja pengelola
PKBM merupakan bentuk aktivitas yang dilakukan oleh PKBM dalam membantu untuk
meningkatkan kinerja pengelola PKBM secara berkelanjutan Peran yang perlu dilakukan PKBM
dalam meningkatkan tersebut adalah sebagai berikut:
Kebijakan dan program Ditjen PAUDNI Tahun 2011 ini diarahkan untuk memenuhi
tuntutan peningkatan kualitas layanan dengan tetap berupaya terus mendorong ketersediaan dan
akses layanan pendidikan yang semakin luas. Dalam melaksanakan tugasnya, Ditjen PAUDNI
menyelenggarakan fungsi:
1. Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan layanan PAUD yang memenuhi standar
pelayanan minimal PAUD dan mendorong peningkatan mutu layanan secara simultan,
holistik-integratif dan berkelanjutan, dalam rangka mewujudkan anak yang cerdas,
kreatif, sehat, ceria, berakhlak mulia sesuai dengan karakteristik, pertumbuhan dan
perkembangan anak sehingga memiliki kesiapan fisik serta mental untuk memasuki
pendidikan lebih lanjut.
10. Meningkatkan kapasitas kelembagaan PAUDNI, baik di tingkat pusat maupun daerah
melalui perbaikan sistem manajemen informasi, peningkatan sarana dan prasarana yang
memadai, agar lembaga PAUDNI mampu memberikan pelayanan prima bagi semua
warga dan terjamin kepastian dan keberlangsungannya.
Dalam hal ini, ada beberapa program yang dikembangkan PKBM diantaranya, bidang
pendidikan nonformal, bidang pendidikan ini merupakan program andalan PKBM saat ini.
3. Program Kesetaraan
Program kesetaraan meliputi program kelompok belajar paket A setara SD/ MI,
kelompok belajar paket B setara SMP/ MTS dan kelompok belajar paket C setara dengan
SMA/ MA.