Anda di halaman 1dari 11

KONSEP DASAR PKBM

Pengertian Dan Tujuan PKBM Menurut Ahli

1. Pengertian PKBM

Menurut UNESCO defenisi PKBM adalah pusat kegiatan belajar masyarakat


adalah sebuah lembaga pendidikan yang diselenggrakan di luar sistem pendidikan formal
diarahkan untuk masyarakat pedesaan dan perkotaan dengan dikelola oleh masyarakat itu
sendiri serta memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan berbagai model
pembelajaran dengan tujuan mengembangkan kemampuan dan keterampilan masyarakat
agar mampu meningkatkan kualitas hidupnya. (Mustafa kamal, 2009: 85) PKBM
merupakan tempat berbagai kegiatan pembelajaran yang dibutuhkan oleh masyarakat
sesuai dengan minat dan kebutuhannya dengan pendekatan pendidikan berbasis
masyarakat. PKBM merupakan sebuah lembaga pendidikan bentukan masyarakat, yang
dikelola dan dikembangkan oleh masyarakat itu sendiri dengan tujuan untuk memberikan
kebutuhan pelayanan pendidikan di masyarakat.

PKBM sebagai sumber informasi berisi berbagai jenis program pembelajaran


yang berguna terutama dalam peningkatan kemampuan dalam bidang keterampilan
fungsional yang berorientasi pada pemberdayaan potensi masyarakat setempat melalui
pendekatan pendidikan berbasis masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya.

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ini merupakan salah satu alternative yang
dipilih dan dijadikan sebagai ajang proses pemberdayaan masyarakat. Hal ini selaras
dengan adanya pemikiran bahwa dengan melembagakan Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat, maka akan banyak potensi yang dimiliki oleh masyarakat yang selama ini
belum dikembangkan secara maksimal. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat diarahkan
untuk dapat mengembangkan potensipotensi tersebut menjadi bermanfaat bagi
kehidupannya. Agar mampu mengembangkan potensi-potensi tersebut, maka diupayakan
kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di PKBM bervariasi sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
Pendidikan masyarakat merupakan suatu proses dimana upaya pendidikan yang di
prakarsai pemerintah diwujudkan secara terpadu dengan upaya penduduk setempat untuk
meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih bermanfaat dan
memberdayakan masyarakat. Oleh karenanya kehadiran PKBM diharapkan mampu
menjadi wadah yang membantu pengembangan kompetensi masyarakat secara optimal.
Yulaelawati (2010:11) mengemukakan bahwa Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM) merupakan satuan pendidikan nonformal sebagai tempat pembelajaran dan
sumber informasi yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat yang berorientasi pada
pemberdayaan potensi setempat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya.

Pengembangan konsep PKBM haruslah memperhatikan dua faktor secara


bersamaan yaitu faktor kemampun konsep dalam menjelaskan secara lengkap dan utuh
seluruh eksistensi dan karakteristik PKBM itu sendiri dan faktor kemampuan konsep
dalam mengakomodasikan berbagai perkembangan dan keragaman PKBM baik yang
telah ada maupun yang akan datang. Atas dasar pertimbangan tersebut maka konsep
PKBM yang diuraikan dalam kesempatan ini lebih merupakan konsep yang bersifat
generik. Artinya konsep PKBM yang diungkapkan ini adalah konsep yang dapat
dikembangkan lebih lanjut ke dalam berbagai model-model PKBM yang bervariasi.

Cahyo (2010:3) mengemukakan bahwa pendekatan yang digunakan dalam


mengembangkan konsep PKBM yang akan diuraikan lebih lanjut didasarkan atas
pendekatan yang bersifat induktif. formulasi konsep PKBM ini didasarkan atas
pergumulan dan pengalaman praktis dalam membentuk, membangun dan
mengembangkan PKBM sehari-hari. Di samping itu, juga melalui pengalaman dalam
memperhatikan berbagai inovasi, keberhasilan dan permasalahan yang dihadapi berbagai
PKBM yang terungkap dalam berbagai diskusi di pertemuan tingkat nasional tentang
PKBM baik dalam kerangka Forum Komunikasi PKBM Indonesia maupun dalam
kerangka perumusan dan perbaikan berbagai program dan kebijakan yang bekaitan
dengan PKBM oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Depdiknas. Konsep
PKBM yang diuraikan ini telah melalui pembahasan oleh Dewan Pengurus Pusat Forum
Komunikasi PKBM Indonesia sebagai suatu organisasi nasional yang mewadahi
kebersamaan dan persatuan PKBM di seluruh Indonesia.

2. Filosofi PKBM
Filosofi PKBM secara ringkas adalah dari, oleh dan untuk masyarakat. Penyanyi
Berarti bahwa PKBM Adalah Suatu Institusi Yang Berbasis 'masyarakat ( Lembaga
Swadaya Masyarakat)

Dari masyarakat sebagai filosofi, berarti PKBM harus selalu inisiatif dari masyarakat itu
sendiri yang datang dari suatu kesadaran akan meningkatkan mutu kehidupannya melalui
suatu proses-proses transformasional dan pembelajaran. Inisiatif ini dapat dihasilkan oleh
suatu proses sosialisasi saja akan pentingnya PKBM dan hal-hal lainnya tentang PKBM
kepada beberapa anggota atau tokoh masyarakat setempat oleh pihak pemerintah atau
pihak lain di luar komunitas tersebut. Pendirian suatu PKBM, peran pemerintah atau
pihak lain diluar komunitas tersebut hanyalah proses sosialisasi, motivasi, stimulasi, dan
pelatihan untuk memperkenalkan PKBM secara utuh dan membuka perspektif serta
wawasan dan langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam membentuk PKBM serta
dalam pengembangan selanjutnya. Proses sosialisasi ini awalnya tidak mengambil
inisiatif inisiatif yang harus murni datang dari kesadaran, kemauan dan komitmen
anggota masyarakat itu sendiri. Hal ini sangat penting demi menjaga
perkembangan PKBM itu secara sehat dikemudian hari akan sangat menentukan
kemandirian dan keberlanjutan PKBM tersebut.

Oleh masyarakat sebagai filosofi, berarti penyelenggaraan dan pengembangan serta


keberlanjutan PKBM merupakan tanggung jawab masyarakat itu sendiri. Ini juga
memiliki semangat kemandirian dan kegotongroyongan dalam penyelenggaraan
PKBM. Dengan kata lain, penyelenggaraan PKBM tidak harus menunggu kelengkapan
maupun kecanggihan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu masyarakat dan tidak
harus menunggu ada atau tidaknya ijin hukum dari pemerintah setempat. PKBM dapat
berlangsung dalam kesederhanaan apapun yang dimiliki oleh suatu
masyarakat. Penyelenggaraan PKBM harus memperhatikan dan memperhatikan yang
dimiliki oleh suatu masyarakat.

Untuk Masyarakat, berarti keberadaan PKBM haruslah menentukan demi kemajuan


kehidupan masyarakat dimana PKBM berada. Itu berarti juga bahwa pemilihan program-
program yang diselenggarakan di PKBM harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan
masyarakat setempat. Hal ini tentunya juga tidak berarti menutup kemungkinan anggota
masyarakat diluar masyarakat tersebut untuk turut serta mengikuti berbagai program dan
kegiatan yang diselenggarakan oleh PKBM. Kemungkinan tersebut dapat saja
diwujudkan sepanjang tidak menghambat pemberian manfaat bagi
masyarakatnya. Prioritas dan fokus pemberdayaan tentunya haruslah tetap tertuju kepada
masyarakat sasaran PKBM itu sendiri. Masyarakat bertindak sebagai subyek dan obyek
dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh PKBM.
 
3. Tujuan PKBM

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat dikembangkan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Meningkatkan pelayanan kepada warga belajar agar dapat tumbuh dan berkembang
sedini mungkin dan sepanjang hayat guna meningkatkan martabat dan mutu
kehidupannya.
2. Membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental
yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja dan mencari nafkah.
3. Memenuhi kebutuhan warga belajar yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan
sekolah.
4. Memberikan motivasi dalam menumbuhkan minat belajar.

Sesuai dengan visi, misi, dan tujuan yang hendak dicapainya, Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat memiliki fungsi dan peran sebagai berikut:

1. Sebagai sarana untuk mengintensifkan dan mengkoordinasikan berbagai kegiatan


pembelajaran masyarakat yang pelaksanaannya dipusatkan disuatu tempat, yaitu Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat.
2. Sebagai percontohan belajar, bekerja, dan berusaha bagi masyarakat, karena
dalam hal ini Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat membantu warga belajar untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan dan
tuntutan jaman.
3. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, berfungsi mengembangkan materi dan
metodologi pengajaran agar mudah diserap warga belajar.

Bila dikaji lebih lanjut uraian (fungsi dan peran), maka tepatlah jika Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat dikatakan sebagai percontohan belajar dan berusaha bagi masyarakat yang bersifat
inovatif. Hal ini terlihat adanya hubungan yang positif antara tujuan dibentuknya Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat dengan minat warga belajar dalam mengikuti kegiatan belajar.

Keberadaan PKBM memiliki potensi besar untuk dijadikan sebagai koordinasi program-program
pembelajaran di masyarakat. Tersedianya pengelola/penyelenggara, tenaga pengajar/tutor yang
berkualitas, merupakan daya pikat tersendiri bagi masyarakat untuk datang ke PKBM. Tujuan
PKBM adalah memberdayakan masyarakat untuk kemandirian, melalui program-program yang
dilaksanakan di PKBM, agar dapat membentuk manusia yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap, sedangkan fungsi PKBM sendiri adalah (Sihombing, 1999):

1. Sebagai wadah pembelajaran artinya tempat warga masyarakat dapat menimba ilmu dan
memperoleh berbagai jenis keterampilan dan pengetahuan fungsional yang dapat
didayagunakan secara cepat dan tepat dalam upaya perbaikan kualitas hidup dan
kehidupannya.
2. Sebagai tempat pusaran semua potensi masyarakat artinya PKBM sebagai tempat
pertukaran berbagai potensi yang ada dan berkembang di masyarakat, sehingga menjadi
suatu sinergi yang dinamis dalam upaya pemberdayaan masyarakat itu sendiri.
3. Sebagai pusat dan sumber informasi artinya wahana masyarakat menanyakan berbagai
informasi tentang berbagai jenis kegiatan pembelajaran dan keterampilan fungsional yang
dibutuhkan masyarakat.
4. Sebagai ajang tukar-menukar keterampilan dan pengalaman artinya tempat berbagai jenis
keterampilan dan pengalaman yang dimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan dengan
prinsip saling belajar dan membelajarkan melalui diskusi mengenai permasalahan yang
dihadapi.
5. Sebagai sentra pertemuan antara pengelola dan sumber belajar artinya tempat
diadakannya berbagai pertemuan para pengelola dan sumber belajar (tutor) baik secara
intern maupun dengan PKBM di sekitarnya untuk membahas berbagai permasalahan dan
kendala yang dihadapi dalam pengelolaan PKBM dan pembelajaran masyarakat.
6. Sebagai lokasi belajar yang tak pernah kering artinya tempat yang secara terus-menerus
digunakan untuk kegiatan belajar bagi masyarakat dalam berbagai bentuk.

Pada dasarnya tujuan keberadaan PKBM di suatu komunitas adalah terwujudnya peningkatan
kualitas hidup komunitas tersebut dalam arti luas. Pemahaman tentang mutu hidup suatu
komunitas sangat ditentukan oleh nilai-nilai yang hidup dan diyakini oleh komunitas tersebut.
Nilai-nilai yang diyakini oleh suatu komunitas akan berbeda dari suatu komunitas ke komunitas
yang lain. Dengan demikian rumusan tujuan setiap PKBM tentunya menjadi unik untuk setiap
PKBM.

Berbicara tentang mutu kehidupan akan mencakup dimensi yang sangat luas seluas dimensi
kehidupan itu sendiri. Mulai dari dimensi spiritual, social, ekonomi, kesehatan, mentalitas dan
kepribadian, seni dan budaya dan sebagainya. Ada komunitas yang hanya menonjolkan satu atau
dua dimensi saja sementara dimensi lainnya kurang diperhatikan, tetapi ada juga komunitas yang
mencoba memandang penting semua dimensi. Ada komunitas yang menganggap suatu dimensi
tertentu merupakan yang utama sementara komunitas lainnya bahkan kurang memperhatikan
dimensi tersebut.

Yulaelawati (2010:2) bahwa untuk memperoleh suatu konsep mutu kehidupan yang
secara umum dapat diterima oleh berbagai komunitas yang beragam, dikembangkanlah beberapa
konsep seperti Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia). Indeks ini
menggambarkan tingkatan mutu kehidupan suatu komunitas. Dengan menggunakan indeks ini
kita dapat membandingkan tinggi rendahnya mutu kehidupan suatu komunitas relatif dengan
komunitas yang lain. Dengan menggunakan indeks ini juga kita dapat memonitor kemajuan
upaya peningkatan mutu kehidupan suatu komunitas tertentu secara kuantitatif. Suatu PKBM
dapat saja memanfaatkan indeks tersebut sebagai wahana dalam merumuskan tujuannya serta
dalam mengukur sudah sejauh mana PKBM tersebut telah efektif dalam memajukan mutu
kehidupan komunitas sekitarnya.
Dalam mengaktualisasikan tugasnya PKBM bukanlah suatu institusi yang dikelola secara
personal, individual dan elitis. Dengan pemahaman ini tentunya akan lebih baik apabila PKBM
tidak merupakan institusi yang dimiliki oleh perorangan atau kelompok elitis tertentu dalam
suatu masyarakat. Tetapi keberadaan penyelenggara maupun pengelola PKBM tentunya
mencerminkan peran serta seluruh anggota masyarakat tersebut. Dalam situasi transisi ataupun
situasi khusus tertentu peran perorangan atau tokoh-tokoh tertentu atau sekelompok anggota
masyarakat tertentu dapat saja sangat dominan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan PKBM
demi efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan, prakteknya tidaklah menjadi kaku, dapat saja
lebih fleksibel.

Cahyo (2010:1) salah satu peran yang diharapkan dapat dilakukan oleh PKBM yaitu
meningkatkan kinerja pengelola PKBM yang melaksanakan tugasnya di PAUD binaan PKBM.
Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dalam meningkatkan kinerja pengelola
PKBM merupakan bentuk aktivitas yang dilakukan oleh PKBM dalam membantu untuk
meningkatkan kinerja pengelola PKBM secara berkelanjutan Peran yang perlu dilakukan PKBM
dalam meningkatkan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Peran memfasilitasi pelatihan tenaga pendidik PAUD


2. Peran mengembangkan kompetensi pendidik PAUD melalui pelaksanaan pembinaan
yang berlanjutan
Memfasilitasi pelaksanaan supervisi untuk meningkatkan kinerja tenaga pendidik. (Cahyo:
2010:2). Dengan adanya peran PKBM dalam mengembangkan kinerja pengelola PKBM yang
dilakukan secara berkelanjutan diharapkan mampu meningkatkan kinerja pengelola PKBM
dalam menjalankan tugasnya dalam pengelolaan PAUDNI.

Jenis-Jenis Program PKBM

Kebijakan dan program Ditjen PAUDNI Tahun 2011 ini diarahkan untuk memenuhi
tuntutan peningkatan kualitas layanan dengan tetap berupaya terus mendorong ketersediaan dan
akses layanan pendidikan yang semakin luas. Dalam melaksanakan tugasnya, Ditjen PAUDNI
menyelenggarakan fungsi:
1. Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan layanan PAUD yang memenuhi standar
pelayanan minimal PAUD dan mendorong peningkatan mutu layanan secara simultan,
holistik-integratif dan berkelanjutan, dalam rangka mewujudkan anak yang cerdas,
kreatif, sehat, ceria, berakhlak mulia sesuai dengan karakteristik, pertumbuhan dan
perkembangan anak sehingga memiliki kesiapan fisik serta mental untuk memasuki
pendidikan lebih lanjut.

2. Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan keaksaraan usia 15


tahun ke atas yang berbasis pemberdayaan, berkesetaraan gender dan relevan dengan
kebutuhan individu dan masyarakat dalam kerangka Literacy Initiative For
Empowerment /LIFE.

3. Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan kecakapan hidup,


kursus dan pelatihan, dan pendidikan kewirausahaan yang bermutu dan berdaya saing
serta relevan dengan kebutuhan pemberdayaan masyarakat, dunia usaha dan dunia
industri, khususnya bagi penduduk putus sekolah dalam dan antar jenjang, sehingga dapat
bekerja dan/atau berusaha secara produktif, mandiri, dan profesional.

4. Meningkatkan ketersediaan, mutu serta profesionalisme pendidik dan tenaga


kependidikan PAUDNI melalui peningkatan kualifikasi, kompetensi serta pemberian
penghargaan dan perlindungan yang bermutu, merata, berkelanjutan, dan berkeadilan.

5. Mengembangkan layanan pembelajaran untuk menumbuhkan minat dan budaya baca


masyarakat melalui penyediaan dan peningkatan layanan Taman Bacaan Masyarakat,
penyediaan bahan-bahan bacaan yang berguna untuk meningkatkan wawasan,
pengetahuan dan produktifitas baik untuk aksarawan baru maupun untuk masyarakat
umum lainnya.

6. Mengembangkan pendidikan pemberdayaan perempuan, lanjut usia, dan pengarustumaan


gender, untuk mengangkat harkat dan martabat perempuan, meningkatkan partisipasi
perempuan dalam seluruh sektor pembangunan, dan menghapuskan diskriminasi serta
kekerasan terhadap perempuan, mendukung upaya pencegahan tindak pidana
perdagangan orang (trafficking), serta pendidikan keorangtuaan.
7. Meningkatkan pelayanan pendidikan kepramukaan dalam rangka membangun karakter
bangsa melalui pembinaan gugus depan, peningkatan mutu pembina dan pelatih pramuka
serta jambore pramuka.

8. Meningkatkan mutu pelayanan program PKBM melalui pengembangan model dan


program percontohan yang dilakukan oleh UPT Pusat dan Daerah.

9. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan dan kepastian layanan


program PKBM melalui penyelenggaraan program PKBM oleh satuan kerja perangkat
daerah Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota dan lembaga PAUDNI yang
dikelola oleh masyarakat.

10. Meningkatkan kapasitas kelembagaan PAUDNI, baik di tingkat pusat maupun daerah
melalui perbaikan sistem manajemen informasi, peningkatan sarana dan prasarana yang
memadai, agar lembaga PAUDNI mampu memberikan pelayanan prima bagi semua
warga dan terjamin kepastian dan keberlangsungannya.

Dalam hal ini, ada beberapa program yang dikembangkan PKBM diantaranya, bidang
pendidikan nonformal, bidang pendidikan ini merupakan program andalan PKBM saat ini.

Terutama program-program yang menjadi kebijakan pemerintah, diantaranya:

1. Program Keaksaraan Fungsional


Program ini bertujuan untuk membelajarkan masyarakat, agar dapat memanfaatkan
kemampuan dasar baca, tulis, hitung dll.

2. Pengembangan Anak Usia Dini


Program ini bertujuan untuk meningkatkan hasil kualitas karena sampai saat ini perhatian
terhadap pendidikan usia dini sangat rendah.

3. Program Kesetaraan
Program kesetaraan meliputi program kelompok belajar paket A setara SD/ MI,
kelompok belajar paket B setara SMP/ MTS dan kelompok belajar paket C setara dengan
SMA/ MA.

4. Kelompok Belajar Usaha atau KBU


Memalui program usaha kerja ini diharapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta
kemampuan warga belajar akan semakin bertambah atau semakin meningkat, terutama
bagi warga yang belum memiliki sumber mata pencaharian yang tetap dan
berpenghasilan yang rendah. Program kelompok belajar usaha diperuntukkan bagi
masyarakat yang minimal telah bebas buta aksara atau selesai program kesetaraan paket
A.

5. Pengembangan program magang pada PKBM


Program magang merupakan program khusus yang dikembangkan PKBM, program
magang tidak dilaksanakan oleh semua PKBM, karena program ini menuntut kesiapan
dan kerjasama dengan mitra industri tertentu. Program pembelajaran magang biasa
disebut dengan belajar sambil bekerja.
Oleh karena itu program ini cenderung menyatukan antara pendidikan dan pelatihan atau
menyatukan antara peningkatan pengetahuan dan dalam melakukan suatu keahlian
sehingga menjadi rangkaian pekerjaan yang saling berhubungan.

6. Program Khursus Keterampilan


Program khursus keterampilan dalam PKBM merupakan program yang tidak dapat
dipisahkan dengan program magang. Kedua program ini pengembangannya saling terkait
satu sama lainnya, dimana khursus keterampilan yang dikembangkan dalam PKBM bisa
dilakukan melalui pendekatan magang. Adapun keterampilan yang teridentifikasi dan
dikembangkan dalam PKBM adalah keterampilan komputer, keterampilan bahasa,
khursus keterampilan mekanik otomotif, tata kecantikan dll.
7. Program PKBM diluar Program Depdiknas
Disamping program-program pendidikan nonformal ada beberapa PKBM yang
mengembangkan program pembangunan masyarakat, program ini biasanya lebih
diarahkan pada peningkatan usaha / ekonomi atau peningkatan pendapatan warga belajar
masyarakat seperti pembangunan usaha tanaman hias, kegiatan penggemukan sapi dan
kambing dan pengembangan usaha rumput laut.

Anda mungkin juga menyukai