Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah.swt. yang telah melimpahkan


rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang
analisis SWOT ini dengan baik. Makalah ini diharapkan mampu membantu kita dalam
mempertajam pemahaman tentang menganalis SWOT supaya dapat menjadi landasan
awal dalam menganalisis yang baik sesuai dengan kriteria yang di harapkan, sehingga
dapat mencapai tujuan pembelajaran peserta didik. Selain itu, makalah ini diharapkan
dapat menjadi sumber referensi bagi mahasiswa PLS, menurut landasan teori yang tersaji
dalam makalah ini.
Demikian, kami ucapkan terimakasih bagi para pembaca dan kepada pihakpihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanafaat bagi kita semua.

Indralaya, 2016

Tim penulis

Kata Pengantar1
Daftar Isi..2
BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang3

1.2

Rumusan Malasah..3

1.3

Tujuan 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1

DefinisiPKBM.5

2.2

Komponen PKBM..6

2.3

Parameter PKBM ..7

2.4 Analisis SWOT dalam Pendidikan non Formal....9


BAB III METEDOLOGI OBSERVASI
3.1 Lokasi dan Waktu Observasi10
3.2 Subjek
Observasi10
3.3 Pengumpulan Data..10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum PKBM Harapan..11
4.2 Analisi SWOT PKBM Harapan13
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.16
5.2 Saran16
Daftar Pustaka..17
2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diselenggarakannya PKBM adalah sebagai tempat bagi warga untuk memperoleh
pengetahuandan keterampilan dengan memanfaatkan sarana-prasarana dan segala
potensi yang ada disekitar lingkungan masyarakat, karena didalamnya menyediakan
berbagai macam jenis pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Sebagai pelaksana program pendidikan, lembaga pendidikan adalah pemeran utama
untuk melaksanakan program tersebut. Dalam pelaksanaan program-program serta
tujuan yang telah disepakati oleh lembaga pendidikan tersebut tentunya tidak bisa
terlepas dengan problematika maupun persoalan-persoalan lain yang harus diselesaikan
oleh sebuah lembaga pendidikan. Tentunya setiap pimpinan lembaga atau perusahaan
tidak menginginkan perusahaannya jatuh bangkrut, begitupun dengan lembaga
pendidikan tidak ada yang menginginkan jatuh terprosok hanya karena persoalan salah
manajemen atau pengelolaan.
Masalah pendidikan bukan merupakan masalah baru dalam dunia pendidikan di
Indonesia. Berdasarkan masalah pendidikan, tidak lepas problematika yang dihadapi
oleh lembaga pendidikan itu sendiri. Perhatian tersebut tidak lepas dari akar sejarah
lembaga pendidikan yang memunculkan madrasah dan sekolah. Selaras dengan tuntutan
zaman, lembaga pendidikan pun berkembang. Persoalan-persoalan yang timbul baik
berupaa faktor intern maupun ekstern. Faktor intern misalnya terkait dengan kurikulum,
tenaga pendidik, perserta didik dan lain-lain, sedangkan faktor eksternnya adalah
faktor-faktor sosial (masyarakat), pemerintahan maupun pihak-pihak yang terkait.
Sebuah lembaga pendidikan tentunya harus mengetahui problematika lembaganya,
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang maupun ancaman sehingga bisa melahirkan
solusi-solusi cemerlang dan bisa mengantarkan lembaga pendidikan pada kedudukan
yang sangat berpengaruh dalam pergulatan keilmuan bangsa maupun dunia.Sehubungan
dengan hal tersebut . Mulyasa berpendapat, bahwa perkembangan yang terjadi dewasa
ini cenderung menimbulkan permasalahan dan tantangan baru yang berdampak luas
terhadap tugas-tugas pengelolaan pendidikan. Antara lain, perbaikan mutu secara terus
menerus berorientasi pada masukan, proses, luaran, dll. Inti sumber perbaikan bukanlah
3

pada fisiknya, melainkan pada peningkatan profesionalitas manusia pengelola atau


pelaksana lembaga pendidikan itu sendiri. Untuk mengukur tingkat keberhasilan,
kekuatan dan kelemahan dalam manajemen strategik maka analisis SWOT merupakan
salah satu alternatif yang digunakan dalam menganalisis manajemen pendidikan,
khususnya pada lembaga pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dibutuhkan warga belajar PKBM Harapan untuk mengembangkan
2.
3.
4.
5.

potensinya ?
Apa yang menjadi kelemahan lembaga PKBM Harapan ?
Apa saja kekuatan yang dapat menopang lembaga PKBM Harapan ?
Apa saja Peluang yang dapat memajukan lembaga PKBM Harapan ?
Apa saja yang dapat mengancam stabilitas proses belajar-mengajar di PKBM

Harapan ?
6. Bagaimana solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan di PKBM
Harapan ?
7. Strategi apa yang dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan dan ancaman
yang ada ?
8. Serta strategi apa yang dapat digunakan untuk memanfaatkan secara maksimal
peluang dan kekuatan yang dimiliki oleh lembaga PKBM Harapan?
1.3 Tujuan
Observasi memiliki beberapa tujuan yaitu :
1. Untuk mengetahui kebutuhan belajar peserta didik di lembaga PKBM
Harapan.
2. Untuk menganalisa atau mengidentifikasi kebutuhan dan permasalahan yang
terjadi di Lembaga PKBM Harapan
3. Untuk menentukan strategi yang tepat dalam memajukan dan mengembangkan
potensi warga belajar di lembaga PKBM Harapan.

BAB II
Kajian Pustaka
2.1 Definisi PKBM

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan prakarsa pembelajaran


masyarakat yang didirikan dari, oleh dan untuk masyarakat. PKBM adalah suatu
institusi yang berbasis masyarakat (Community Based Institution). Terminologi PKBM
dari masyarakat, berarti bahwa pendirian PKBM merupakan inisiatif dari masyarakat
itu sendiri. Keinginan itu datang dari suatu kesadaran akan pentingnya peningkatan
mutu kehidupan melalui suatu proses transformasional dan pembelajaran.
Inisiatif ini dapat dihasilkan oleh suatu proses sosialisasi akan pentingnya PKBM
sebagai wadah pemberdayaan masyarakat kepada beberapa anggota atau tokoh
masyarakat setempat oleh pihak pemerintah ataupun oleh pihak lain di luar komunitas
tersebut. Oleh masyarakat, berarti bahwa penyelenggaraan, pengembangan, dan
keberlanjutan PKBM sepenuhnya menjadi tanggung jawab masyarakat itu sendiri.
Ini

juga

bermakna

adanya

semangat

kebersamaan,

kemandirian,

dan

kegotongroyongan dalam pengelolaan PKBM serta penyelenggaraan berbagai program


pendidikan masyarakat pada lembaga tersebut. Untuk masyarakat, berarti bahwa
keberadaan PKBM sepenuhnya untuk kemajuan dan keberdayaan kehidupan
masyarakat tempat lembaga tersebut berada. Eksistensi lembaga didasarkan pada
pemilihan program-program yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan atau
pemberdayaan masyarakat. Hal ini tidak menutup kemungkinan anggota masyarakat di
luar komunitas tersebut ikut serta dalam berbagai program dan kegiatan yang
diselenggarakan oleh PKBM. Masyarakat bertindak sekaligus sebagai subjek dan objek
dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh PKBM.
PKBM sebagai akronim dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, mempunyai
makna yang strategis. Berbagai simbolis makna dari akronim PKBM dapat dijelaskan
sebagai berikut.
Pusat, berarti bahwa penyelenggaraan PKBM haruslah terkelola dan terlembagakan
dengan baik. Hal ini sangat penting untuk efektivitas pencapaian tujuan, mutu
penyelenggaraan program-program, efisiensi pemanfaatan sumber-sumber, sinergitas
antar berbagai program dan keberlanjutan keberadaan PKBM itu sendiri. Hal ini juga
berkaitan dengan kemudahan untuk dikenali dan diakses oleh seluruh anggota
masyarakat untuk berkomunikasi, berkoordinasi, dan bekerja sama dengan berbagai
pihak baik yang berada di wilayah keberadaan PKBM tersebut, maupun dengan
berbagai pihak di luar wilayah tersebut misalnya pemerintah, lembaga nasional maupun
internasional, dan sebagainya.

Kegiatan, berarti bahwa di PKBM diselenggarakan berbagai kegiatan-kegiatan


yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat setempat, serta PKBM selalu dinamis,
kreatif dan produktif melakukan berbagai kegiatan-kegiatan yang positif bagi
masyarakat setempat. Kegiatan-kegiatan inilah yang merupakan inti dari keberadaan
PKBM, yang tentunya juga sangat tergantung pada konteks kebutuhan dan situasi
kondisi masyarakat setempat.
Belajar, berarti bahwa berbagai kegiatan yang diselenggarakan di PKBM harus
merupakan kegiatan yang mampu memberikan dan menciptakan proses transformasi
peningkatan kapasitas serta perilaku anggota komunitas tersebut ke arah yang lebih
positif. Belajar dapat dilakukan oleh setiap orang selama sepanjang hayat di setiap
kesempatan yang dapat dilakukan dalam berbagai dimensi kehidupan. Belajar dapat
dilakukan dalam kehidupan berkesenian, beragama, berolahraga, adat istiadat dan
budaya, ekonomi, sosial, politik dan sebagainya. Dengan demikian, PKBM merupakan
suatu institusi terdepan yang langsung berada di tengah-tengah masyarakat yang
mengelola dan mengimplementasikan konsep belajar sepanjang hayat.
Masyarakat, berarti bahwa PKBM adalah usaha bersama masyarakat untuk
memajukan dirinya sendiri (self help) secara bersama-sama sesuai dengan ukuran nilai
dan norma masyarakat itu sendiri akan makna kehidupan. Dengan demikian, ciri-ciri
suatu masyarakat akan sangat kental mewarnai suatu PKBM baik mewarnai tujuan,
pilihan dan disain program, kegiatan yang diselenggarakan, budaya yang dikembangkan
dalam kepemimpinan dan pengelolaan kelembagaannya, keberadaan penyelenggara
maupun pengelola PKBM haruslah mencerminkan peran dan fungsi seluruh anggota
masyarakat tersebut.
2.2 Kompenen PKBM
1. Komunitas Binaan/Sasaran
Setiap

PKBM

memiliki

komunitas

yang

menjadi

tujuan

atau

sasaran

pengembangannya. Komunitas ini dapat dibatasi oleh wilayah geografis tertentu


ataupun komunitas dengan permasalahan dan kondisi sosial serta ekonomi tertentu.
2. Peserta Didik
Peserta didik adalah bagian dari komunitas binaan atau dari komunitas lainnya
yang dengan kesadaran yang tinggi mengikuti satu atau lebih program
pembelajaran yang ada di lembaga.
3. Pendidik/Tutor/Instruktur/Narasumber

Teknis Pendidik/tutor/instruktur/narasumber teknis adalah sebagian dari warga


komunitas tersebut ataupun dari luar yang bertanggung jawab langsung atas proses
pembelajaran atau pemberdayaan masyarakat di lembaga.
4. Penyelenggara dan Pengelola
Penyelenggara PKBM adalah sekelompok warga masyarakat setempat yang dipilih
oleh komunitas yang mempunyai tanggung jawab atas perencanaan, pelaksanaan,
dan pengembangan program di PKBM serta bertanggung jawab terhadap seluruh
pelaksanaan program dan harta kekayaan lembaga. Pengelola program/kegiatan
adalah mereka yang ditunjuk melaksanakan kegiatan teknis/operasional program
tertentu yang ada di PKBM.
5. Mitra PKBM
Mitra PKBM adalah pihak-pihak dari luar komunitas maupun lembaga-lembaga
yang memiliki agen atau perwakilan atau aktivitas atau kepentingan atau kegiatan
dalam komunitas tersebut yang dengan suatu kesadaran dan kerelaan telah turut
berpartisipasi dan berkontribusi bagi keberlangsungan dan pengembangan suatu
PKBM.
2.3 Parameter PKBM
1. Partisipasi masyarakat (Community participation)
Salah satu ukuran kemajuan suatu PKBM adalah kualitas dan kuantitas
partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pendirian, penyelenggaraan, dan
pengembangan PKBM. Semakin tinggi jumlah anggota masyarakat yang
berpartisipasi dalam suatu PKBM maka semakin tinggi pula capaian keberhasilan
dan kemajuan PKBM tersebut. Demikian juga, semakin tinggi mutu keterlibatan
masyarakat setempat dalam suatu PKBM menggambarkan semakin tinggi
kemajuan suatu PKBM. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam suatu
PKBM, akan terlihat dalam setiap proses manajemen yang ada baik dalam
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian maupun dalam
berbagai kegiatan dan permasalahan yang ada di PKBM tersebut. Partisipasi
masyarakat juga dapat ditunjukkan dalam dukungan dalam penyediaan sarana dan
prasarana, dana, tenaga personalia, ide/ gagasan, dan sebagainya.
2. Manfaat bagi masyarakat (Impact)

Parameter berikutnya untuk mengukur tingkat kemajuan suatu PKBM adalah


manfaat bagi masyarakat. Yang dimaksud dengan manfaat (impact) adalah seberapa
besar PKBM tersebut telah memberikan sumbangan yang berarti bagi peningkatan
mutu kehidupan komunitas tersebut. Sumbangan ini dapat berupa peningkatan
pengetahuan anggota masyarakat, peningkatan keterampilan, perbaikan perilaku,
peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja, penciptaan keharmonisan dan
lain-lain.
3. Mutu dan relevansi program
Mutu dan relevansi program yang diselenggarakan oleh PKBM merupakan
parameter berikutnya bagi kemajuan suatu PKBM. Untuk menilai mutu dan
relevansi program yang diselenggarakan, perlu memperhatikan input, proses, dan
output dalam pelaksanaan program. Untuk mengukur mutu dan relevansi program
pembelajaran yang diselenggarakan telah banyak dikembangkan model-model
pengukuran dan evaluasi pendidikan serta evaluasi mutu pengelolaan lembaga
secara umum, misalnya Manajemen Mutu Total (Total Quality Management atau
TQM), seri International Standard Organization (ISO) dan lain-lain.
4. Kemandirian dan Keberlanjutan lembaga (Sustainability)
Kemandirian dalam batasan ini adalah kemampuan PKBM untuk tetap berjalan
dengan baik melaksanakan berbagai program tanpa harus bergantung kepada
berbagai pihak lain di luar dirinya. Sedangkan yang dimaksud dengan
keberlanjutan lembaga di sini adalah kemampuan PKBM untuk tetap bertahan
terus-menerus melaksanakan seluruh program sesuai dengan dinamika kebutuhan
masyarakat. Untuk meningkatkan kemandirian dan keberlanjutan lembaga perlu
dikembangkan sistem pendanaan yang lebih mandiri dan berkelanjutan,
meningkatkan
membangun

kemampuan
sistem

lembaga

manajemen

dalam

yang

melakukan

baik,

inovasi

melakukan

program,

pelatihan

dan

pengembangan sumber daya manusia, serta melakukan sistem kaderisasi


kepemimpinan yang baik.
2.4 Analisis SWOT dalam pendidikan non-formal
Analisis SWOT itu sendiri dapat didefinisikan dengan suatu identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan
8

pada

logika

yang

dapat

memaksimalkan

kekuatan

(strenghts)

dan

peluang

(opportunities), akan tetapi secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan(weakness)


dan ancaman( threats). Ada beberapa tahapan dan langkah yang mesti ditempuh dalam
melakukan analisis SWOT, antara lain: Langkah pertama, identifikasi kelemahan
(internal) dan ancaman (eksternal, globalisasi) yang paling urgen untuk diatasi secara
umum pada semua komponen pendidikan. Langkah kedua, identifikasi kekuatan
(internal) dan peluang (eksternal) yang diperkirakan cocok untuk mengatasi kelemahan
dan ancaman yang telah diidentifikasi pada langkah pertama. Langkah ketiga, lakukan
analisis SWOT lanjutan setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
dalam konteks sistem manajemen pendidikan. Langkah keempat, rumuskan strategistrategi yang direkomendasikan untuk menangani kelemahan dan ancaman, termasuk
pemecahan masalah, perbaikan dan pengembangan lebih lanjut. Langkah kelima,
tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu, dan disusun suatu rencana
tindakan untuk melaksanakan program penanganan.
Dengan analisis SWOT tersebut diharapkan lembaga pendidikan dapat melakukan
langkah-langkah strategis. Strategi adalah suatu cara dimana organisasi atau lembaga
akan mencapai tujuannya, sesuai dengan peluang-peluang dan ancaman-ancaman
lingkungan eksternal yang dihadapi, serta sumber daya dan kemampuan inti.

BAB III
Metodologi Observasi
3.1

Lokasi dan waktu observasi


1. Lokasi observasi
9

Lokasi Observasi di PKBM Harapan Ds. Kerinjing, Kecamatan Tanjung Raja,


Kabupaten Ogan Ilir,
2. Waktu pelaksanaan observasi
Observasi dilaksanakan pada hari Kamis, 13 Oktober 2016
3.2

Subyek observasi
Narasumber wawancara :
Asia Marantika, SE. Umur 42 tahun . Ketua PKBM Harapan.
1.3 Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data, kami menggunakan metode sebagai berikut :
1. Metode Observasi
Metode ini diaplikasikan dengan mengamati secara langsung kegiatan belajarmengajar di PKBM Harapan.
2. Metode Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung
dengan subyek observasi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi, baik
yang bersifat fakta maupun opini (pendapat/tanggapan).

BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Gambaran umum PKBM Harapan
1. Sejarah PKBM Harapan
PKBM Harapan merupakan bentuk pependidikan Non-formal. PKBM merupakan
akronim dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. PKBM Harapan didirikan sejak tahun
10

2008, dan masih tetap mempertahankan eksistensinya hingga tahun 2016 ini. PKBM
Harapan pertama kali didirikan pada tahun 2008 oleh Asia Marantika, SE. Lahan dan
Bangunan tempat tinggal Asia Marantika ia donasikan untuk membagun PKBM
Harapan. Kepeduliannya dan dedikasinya yang tinggi terhadap masalah pendidikan
anak dan pemuda bangsa, menyulut rasa inisiatifnya untuk mendirikan sebuah PKBM.
Di awal tahun didirikannya PKBM Harapan, masih banyak masyarakat yang belum
mengenal peran dan fungsi PKBM, sehingga kala itu PKBM Harapan masih sangat
sedikit memiliki peserta didik. Perjuangan Asia Marantika tidak sebatas mendirikan
PKBM saja, namun ia juga harus berjuang meyakinkan dan memberikan pemahaman
kepada masyarakat tentang peran dan fungsi PKBM. Dengan bermodalkan keberanian
dan kepercayaan diri, Asia Marantika mendatangi satu-persatu rumah penduduk.
Meskipun, sebagian masyarakat menolak dan mengabaikan ajakan marantika, namun
hal tersebut tidak melunturkan semangat dan niat murni Asia Marantika untuk
mencerdaskan masyarakat. Waktu demi waktu ia lewati, tanpa perasaan mengeluh dan
putus

asa.

Berkat

kegigihannya,

Asia

Marantika

berhasil

mempertahankan

keeksistensian PKBM Harapan sampai saat ini. Kini, Masyarakat memberikan respon
yang baik terhadap PKBM Harapan, dan juga PKBM Harapan telah banyak memiliki
peserta didik.
2. Lokasi
Lokasi PKBM Harapan sangat strategis dan mudah dijangkau, karena berada persis
di pinggir jalan raya. PKBM Harapan berlokasi di Ds. Kerinjing, Kecamatan Tanjung
Raja, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan.
3. Visi dan Misi
a. Visi
Menciptakan manusia-manusia yang cerdas, terampil, mandiri dan berbudi luhur ,
berkemakmuran, serta berguna bagi masyarakat
b. Misi
Mengembangkan dan memfasilitasi usaha-usaha pembelajaran kearah yanglebih
baik, sesuai dengan kebutuhan peserta didik
4. Struktur Organisasi

11

Diknas
Kabupa
PENGA
ten
WAS
Ogan
Penilik
KETU
Ilir
SEKR
Pls
A
ETARI
Kec.
PKBM
S
S
Tanjung
Asia
Agus
E
Raja
Maran
tina
K
tika,
PRO S
PR S.E PR
OG
GRA I
OG
RA
M
RA
M
KF LIFEM
TBM
PROGRAM
SKILL
Tut
PA -AsiaPAK
-Iskandar
ET
orHartati
:
KE Maranti
-Mesva
B
-Salatine
TajudinT A ka, S.E
Tut
Mes
Tut -Rosa
or :
va
or : Noprilia
-Rusdi
Asia
Eko.
Han
M
A.
ilia
s.Pd
Der
Asi
ma
aM
wan

BEN
DA
HAR
A
PRO
A.D
GRA
erm
M
awa
PAK
n
ET C
Weni
A,
S.Pd
Wah
yuni
Musti
ka,
S.Pd

5. Nama Pendidik dan Kependidikan PKBM Harapan Tahun Ajar 2015-2016


N
o

Nama

Asia marantika, S.E

Pend.
Terakhi
r
S1

Jabatan
Ketua pkbm,
tutor

Tahun
tugas
2008

Mata
pelajaran
Ips, ekonomi

12

A. Dermawan

D3

Anik dwiyanti, S.Pd

S1

Bendahara,
tutor paket
B,C
Tutor paket
B,C

Matematika

2011

Bahasa
indonesia

2014

Bahasa inggris

paket B
paket

2008

Matematika

2015

Ipa

paket B

2008

Pkn

Wahyuni mustika
sari, Sp.D
Sri mulyati, S.Pd

Weni aprianti, S.Pd

S1

Zuraldah, S.E

S1

Lisnun maria i., S.Pd

S1

Tutor paket
B,C

2015

Pai, pkn

Neliwati, S.Pd

S1

Tutor paket C

2015

Sosiologi/sejara
h

1
0

Mesva hartati

S1

Tutor KF

2012

1
1

Aprilia

SMA

Tutor paket B

2015

Ipa

1
2

Hanilia

S1

Tutor paket
A,B

2010

Pkn

1
3

Eko agustian, S.Pd

S1

Tutor paket B

2015

Bahsa dan
sastra
indonesia

Ali taqwa

S1

Tutor paket B

2015

Matematika

Salatine tajudin

S1

Tutor paket B

2015

Bahasa inggris

1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9

S1
S1

Tutor
B,C
Tutor
Tutor
B,C
Tutor

2008

paket

Iskandar

SMA

Nst

2012

Kemplang/keru
puk

Husin rusdi

SMA

Nst

2012

Menjahit

Agustina

SMA

Sekertaris

2008

Paket c

Staff TU

2013

Rusdi

2
0

Rosa novelia

SMA

Staff TU

2015

2
1

Eli irsevan

SMA

Staff TU

2015

6. Jumlah Warga Belajar tahun ajar 2015-2016


1. Program Keaksaraan Fungsional (KF), berjumlah 12 Orang
2. Program Paket A, Tidak ada peserta
3. Program Paket B, berjumlah 14 Orang
4. Program Paket C, berjumlah 22 Orang
13

5. Life Skill Menjahit, berjumlah 18 Oran


4.2 Analisis SWOT PKBM Harapan
KEKUATAN (S)

FAKTOR
INTERNAL

FAKTOR
EKSTERNAL

PELUANG (O)
1. Tempat yg
strategis.
2. Mendapatkan
respon yang baik
dari masyarakat
setempat.
3. Warga Belajar
PKBM Harapan
sering
mendapatkan
penghargaan dan
memenangkan
kejuaraan lomba
life skil.

ANCAMAN (T)
1. Belum dapat
mengikuti
perkembangan
zaman.
2. Tidak adanya

1. Tingkat pendidkan tutor


memadai.
2. Mempunyai banyak
warga belajar, dan
berantusias.
3. Penyelenggaraan life
skill menjahit yang
telah mendapat
bantuhan dari BOP.
4. Output, warga belajar
memperoleh ijazah,
lisensi pendidikan.
5. Outcome, menghasilkan
warga belajar yang
berkompeten
dibidangnya.
Strategi S.O
(Gunakan Kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang)

KELEMAHAN (W)
1. Kurangnya perhatian
dari pemerintah pusat
mengenai fasilitas.
2. Jumlah tenaga pengajar
yang sedikit.
3. Keterbatasan jumlsh
sarana dan prasarana.
4. Tidak adanya anggaran
tetap dari pemerintah.

Strategi W.O
(Atasi kelemahan
dengan memanfaatkan
peluang)

1. Membuka pasar
penjualan hasil
karya pendidikan
life skill menjahit.

1. Menjalin kerjasama
dengan lembaga
mitra yang saling
menguntungkan.
2. Memanfaatkan
tenaga pengajar dari
masyarakat
setempat.
3.

Strategi S.T
(Gunakan kekuatan
untuk menghindari
ancaman)

Strategi W.T
(Minimalkan kelemahan
dan hindari ancaman)

1. Mengoptimalkan

1. Mengoptimalisasikan
penggunan sarana
14

inovasi baru di
dalam
pembelajaran.
3. Kurangnya
pemahaman
masyarakat
terhadap PKBM .

kinerja tutor.
2. Menyelenggarakan
pendidikan
kewirahusaan.
3. Adakan
sosialisasi
untuk menjelaskan
dan
memberikan
pemahaman
kepada masyarakat
tentang peran dan
fungsi PKBM.

STRATEGI PENYELENGGARAAN

Dari segi pendidikan

Dari segi politik

Dari segi sosial

dan prasarana yang


ada.

ISU-ISU PKBM
Upaya
peningkatan
kemampuan
pengelolaan PKBM dilakukan untuk
mewujudkan program pendidikan yang
bervariasi
sehingga
kebutuhan
pendidikan di masyarakat yang beragam
dapat terlayani, dan dapat meningkatkan
pendidikan masyarakat, untuk dapat
memberdayakan kehidupannya.
Meningkatkan
partisipasi
individu
dalam berbagai proses politik serta
melakukan lobi atas masalah-masalah
politik
yang
yang
merupakan
kepentingan nyata
Sosialisasi kepada masyarakat dan
pemerintah setempat dengan tujuan
untuk memberikan informasi dan
penjelasan kepada masyarakat setempat
tentang perlunya pendirian PKBM
sebagai
tempat/wadah
pusaran
pembelajaran pada masyarakat yang
dapat dikembangkan.

15

Pemerintah
melalui
Departemen
Pendidikan
Nasional
merumuskan
berbagai kebijakan dan program untuk
mengidentifikasi dan memotivasi agar
masyarakat
dengan
kesadarannya
sendiri membentuk dan mengelola
berbagai kegiatan pembelajaran bagi
masyarakat sesuai kebutuhan dan
potensi masing-masing.

Dari segi kebijakan pemerintah

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil observasi yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa, PKBM
Harapan memiliki lima kekuatan/potensi terbesar, yang dapat digunakan untuk
mengatasi kelemahan dan ancaman yang ada. Selain itu, Peluang yang dimiliki oleh
PKBM Harapan dapat digunakan untuk mengoptimalkan potensi/kekuatan yang
dimiliki, serta dapat menghindari ancaman dan meminimalisir kelemahan yang ada.
Dari analisis SWOT yang telah dijelaskan sebelumnya, strategi-strategi cemerlang yang
dapat ditempuh adalah sebagai berikut :
1. Membuka pasar penjualan hasil karya life skill menjahit
2. Menjalin kerjasama dengan lembaga mitra yang bersifat salingmenguntungkan.
3. Memanfaatkan tenaga pengajar dari masyarakat setempat
4. Mengoptimalkan kinerja tutor
5. Menyelenggarakan pendidikan kewirausahaan
6. Mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada.
7. Adakan sosialisasi untuk menjelaskan dan memberikan pemahaman kepada
masyarakat tentang peran dan fungsi PKBM.
5.2 Saran
Agar dapat mengatasi kendala yang dialami, PKBM Harapan harus melakukan
langkah-langkah yang strategis untuk menyelenggarakan program yang sesuai dengan
16

kebutuhan masyarakat. Melalui implementasi strategi yang sudah disebutkan


sebelumnya, diharapkan dapat memberikan manfaat positif bagi PKBM Harapan
sehingga program pendidikan dapat berjalan lebih optimal.
Selain itu, diharapkan pemerintah daerah dan pemerintah pusat lebih memerhatikan
dan mendukung secara penuh dalam memajukan dan mengembangkan program
pembelajaran di PKBM Harapan. Terutama mendukung dalam hal penyediaan sarana
dan prasarana serta bantuan biaya operasional yang memadai dan mencukupi kebutuhan
operasional pendidikan non-formal di PKBM Harapan.

Daftar Pustaka
-

Akdon, 2007. Stategic Management for Education Management (Manajemen

Strategik Untuk Manajemen Pendidikan). Bandung: Alfabeta.


David, Fred R. 2006. Manajemen Strtegis Konsep terj. Ichan Setiyo Budi. Jakarta:

Salemba Empat.
Depertemen pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Indonesia.Jakarta: Pusat

Bahasa.
Noersani. 2012. PKBM dan Pengembangan Kemitraan. http://norsanie.blogspot.co.id/
Diakses pada 10/10/16, pukul : 14.05 WIB.

17

18

Anda mungkin juga menyukai