Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Analisis SWOT dalam Sistem Zonasi


Guna untuk memenuhi tuga mata kuliah:
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI
Dosen pengampu : Anggi Nadia Dinihari, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 2

Abdul Khair Razzak 1711101010


Dewi Arum Wulandari 1711101025
Diny Suciysnti 1711101054
Sari Wahyuni 1711101115
Rahmat Fiqrie Setiawan 1711101121

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SAMARINDA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan


semesta alam, atas segala limpahan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis SWOT
dalam Sitem Zonasi” untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Sistem
Evaluasi PAI yang dibimbing oleh Ibu Anggi Nadia Dinihari, M.Pd.
Kami sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
banyak sekali kekurangan dan kelemahannya baik isi maupun penulisannya. Oleh
karena itu, saran dan kritik demi menyempurnakan makalah ini sangat kami
harapkan. Besar harapan kami, makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Samarinda, 5 Maret 2020


Penulis

Kelompok 2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................

B. Rumusan Masalah................................................................

C. Tujuan Penulisan..................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Sistem Zonasi PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru.......

1. Pengertian Zonasi.............................................................

2. Tujuan Sisrem Zonasi

3. Regulasi Sistem Zonasi

B. Analisis SWOT....................................................................

C. Hasil Analisis.......................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu instansi sekolah melakukan kegiatan sekolah yang sudah terdapat
dalam peraturan sekolah itu sendiri, seperti halnya dalam penerimaan peserta
didik baru. Berdasarkan Permendikbud nomor 51/2018 diatur PPDB melalui
zonasi. Yaitu seleksi calon peserta didik baru dilakukan dengan memprioritaskan
jarak tempat tinggal terdekat ke sekolah dalam zonasi yang ditetapkan. Peserta
didik bisa memiliki opsi maksimal tiga sekolah, dengan catatan sekolah tersebut
masih memiliki slot siswa dan berada dalam wilayah zonasi siswa tersebut.
Umumnya jalur zonasi memiliki kuota paling besar dari semua jalur
penerimaan. Sistem zonasi isi banyak diterapakan di instansi sekolah menengan
pertama dan sekolah menengah atas. Menurut Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Muhadjir Effendy, pada pelaksanaan PPDB tahun 2018 sistem
zonasi masih kurang baik, sehingga masih perlu evaluasi dan perbaikan. Sistem
seleksi PPDB zonasi dilakukan dengan cara pemeringkatan, yang berbeda-beda di
setiap provinsi. Akan tetapi, umumnya pemeringkatan untuk jalur zonasi
dilakukan dengan jarak, nilai UN, usia peserta didik, dan waktu mendaftar.
Sistem zonasi yang masuk dalam dunia pendidikan memberikan dampak
pada orang banyak, baik itu guru, peserta didik, maupun masyarakat oleh karena
itu perlunya analisa seperti apa dampak tersebut terlebih pada tahun 2018 sistem
zonasi masih belum cukup baik digunakan. Menggunakan analisis SWOT yang
dapat membrikan gambaran terkait adanya program zonasi terhadap dunia
pendidikan dan terhadap peserta didik dengan beberapa aspek seperti kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman kita dapat mengetahui maksud adanya
program zonasi dan manfaatnya bagi suatu instansi sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa maksud adanya program zonasi dalam proses PPDB?
2. Apa itu Analisis SWOT?
3. Bagaimana program zonasi berproses dengan menganalisa menggunakan
analisis SWOT?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui tentang program zonasi dalam proses PPDB.
2. Untuk mengetahui mengenai Analisis SWOT.
3. Untuk mengetahui program zonasi berproses dengan menganalisa
menggunakan analisis SWOT.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Zonasi PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru)
1. Pengertian Zonasi
Istilah zonasi mulai digunakan pada tahun 2017 dalam penataan
sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang mengacu pada
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2018
tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-kanak, Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah
Menengah Kejuruan, atau bentuk lain yang sederajat. Pengertian zonasi
dimaknai sebagai pembagian atau pemecahan suatu areal menjadi beberapa
bagian, sesuai dengan fungsi dan tujuan pengelolaan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia). Dengan sistem zonasi semua khususnya sekolah negeri disiapkan
untuk memberikan layanan pendidikan yang bermutu secara merata bagi
warga anggota masyarakat pada suatu areal atau kawasan tertentu sehingga
anak-“anak terbaik” tidak perlu mencari “sekolah terbaik” yang lokasinya
jauh dari tempat tinggalnya. Sistem zonasi PPDB ini ternyata memberi
implikasi pada perlunya penyiapan sekolah yang sama dan setara mutunya
dengan sekolah yang selama ini dianggap sekolah unggul atau sekolah
favorit.1
Sistem zonasi yang ada pada saat ini memunculkan beberapa pro
kontra yang dihadapi oleh pihak lembaga pendidikan, calon peserta didik
bahkan masyarakat. Seperti halnya orang tua yang tidak setuju atau
memunculkan opini-opini yang tidak baik terhadap adanya sistem zonasi
dengan berbagai alasan. Dan yang seharusnya bisa ke sekolah yang
diinginkan dengan sistem tes namun terkalahkan dengan yang masih masuk
dalam zona sekolah tersebut.

2. Tujuan Sistem Zonasi


Dengan adanya system zonasi pasti ada beberapa maksud yang ingin
dicapai oleh karena itu, Sistem zonasi PPDB dan Zonasi Mutu Pendidikan
1
Kemendikbud, Sistem Zonasi Strategi Pemerataan Pendidikan yang Bermutu dan
Berkeadilan, (Jakarta: Tim Penyusun Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan, 2018), hlm.
2.
bertujuan untuk:
a. Menjamin penerimaan peserta didik baru berjalan secara objektif,
transparan, akuntabel, nondiskriminatif, dan berkeadilan dalam rangka
mendorong peningkatan akses layanan pendidikan.
b. Menjamin ketersediaan dan kesiapan satuan pendidikan (sekolah negeri,
khususnya) untuk dapat memberikan layanan pendidikan yang
berkualitas.
c. Menjamin adanya pemerataan akses dan mutu pendidikan yang
berkeadilan pada setiap zona/ wilayah yang ditetapkan mendekati tempat
tinggal peserta didik.
d. Memastikan terpenuhinya tenaga pendidik dan kependidikan yang
kompeten didukung oleh prasarana dan sarana yang memadai yang dapat
disediakan dan digunakan bersama oleh setiap satuan pendidikan yang
ada di wilayah/ zona yang telah ditetapkan.
e. Mengendalikan dan menjamin mutu lulusan serta melakukan
pengawasan proses dan hasil pembelajaran secara komparatif dan
kompetitif pada wilayah/ zona layanan pendidikan secara terukur dan
berkesinambungan.

3. Regulasi Sistem Zonasi


Undang-undang dasar tahun 1945 pada pasal 31 ayat 1 dan 2
menyatakan setiap warga negara berhak mendapat pendidikan; setiap warga
negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
Upaya melayani pendidikan secara adil dan merata pada setiap warga
dan masyarakat sudah dilakukan pemerintah. Kebijakan pembangunan
pendidikan nasinal yang berbasis pada pemerataan pendidikan dengan cara
mecanangkan program wajib belajar 6 tahun atau wajib belajar tingkat
sekolah dasar atau sederajat pada tahun 1984. Kemudian diperluas dengan
meluncuurkan program wajib belajar 9 tahun atau wajib belajar sekolah
menengah pertama atau sederajat pada tahun 1994. Program pemerataan
pendidikan paling aktual adalah adalah dengan ditetapkannya program
pendidikan menengah universal yang tidak secara eksplisit menyebut wajib
belajar 12 tahun atau wajib belajar sekolah menengah atas atau sekolah
menengah kejuruan sederajat pada tahun 2012.2
Dalam pengembangan pembangunan pendidikan ke depan diperlukan
langkah-langkah strategis dalam mendorong pemerataan pendidikan yang
berkualitas dan berkeadilan, maka diperlukan sistem zona-zona sebagai
integrasi kebijakan-kebijakan implementasi sesuai dengan prioritas
pembangunan di zona tersebut. Maka tidak akan salah apabila adanya system
zonasi hanya saja pelaksanaannya yang belum tepat atau secara teknis belum
difahami oleh pihak instansi sekolah.
Terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14
tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada Taman
Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah
Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan, atau bentuk lain yang
sederajat menjadi dasar pengembangan sistem zonasi pada isu pendidikan
lainnya. Dengan peraturan ini memberi konsekuensi jangka panjang bahwa
sistem zonasi akan menjadikan setiap sekolah memiliki kedudukan, peran,
dan fungsi yang sama dalam melayani setiap peserta didik. Untuk
selanjutnya, perlu dikeluarkan regulasi dan peraturan yang tepat yang
mendukung pelaksanaan zonasi mutu pendidikan sebagai konsekuensi dari
penerapan Sistem Zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru.
Poin penting dalam regulasi ini, kriteria utama dalam penerimaan
siswa adalah zonasi atau jarak antar rumah dengan sekolah. Sementara nilai
ujian nasional yang diperoleh dijenjang pendidikan sebelumnya bukan lagi
pertimbangan utama.
Pasal 16
1. Sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah wajib menerima
calon peserta didik yang berdomisili pada radius zona terdekat dari
sekolah paling sedikit 90% dari total jumlah peserta didik yang diterima.
2. Domisili calon peserta didik sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1
berdasar alamat pada kartu keluarga yang diterbitkan paling lambat 6
bulan sebelum pelaksanaan PPDB.
3. Radius zona terdekat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan oleh
pemerintah daerah sesuai dengan kondisi didaerah tersebut berdasarkan:
a. Ketersediaan anak usia sekolah didaerah tersebut, dan
2
Kemendikbud, Sistem Zonasi Strategi…, hlm. 6-10.
b. Jumlah ketersediaan daya tampung dalam rombongan belajar pada
masing-masing sekolah.
4. Dalam menetapkan radius zona sebagaimana dimaksud pada ayat 3,
pemerintah daerah melibatkan musyawarah/ kelompok kerja kepala
sekolah.
5. Bagi sekolah yang berada di provinsi/ kabupaten/ kota, didaerah
ketentuan perbatasan persentase dan radius zona terdekat sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 dapat diterapkan melalui kesepakatan secara
tertulis antar pemerintah yang saling berdekatan.
6. Sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dapat menerima
calon peserta didik melalui:
a. Jalur prestasi yang berdomisili diluar radius zona terdekat dari
sekolah paling banyak 5% dari jumlah keseluruhan peserta didik
yang diterima, dan
b. Jalur bagi calon peserta didik yang berdomisili diluar zona terdekat
dari sekolah dengan alasan khusus meliputi perpindahan domisili
orang tua/ wali peserta didik atau terjadi bencana alam/ sosial,
sebanyak 5% dari total jumlah keseluruhan peserta didik yang
diterima.3

B. Analisis SWOT
Suatu kegiatan akan dapat dilaksanakan dengan baik dan mencapai
sasaran jika sebelumnya dilakukan suatu perencanaan yang matang, menyusun
perencanaan sebagai langkah awal akan cukup diperhitungkan guna mencapai
tujuan yang ingin dicapai. Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai
faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-
masing.
Analisis SWOT menurut Sondang P. Siagian merupakan salah satu
instrumen analisis yang ampuh apabila digunakan dengan tepat dan telah
diketahui pula secara luas bahwa “SWOT merupakan akronim untuk kata
strenghs (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan
threats (ancaman). Pembagian faktor-faktor strategis dalam analisis SWOT, yaitu:

3
Aqib Ardiansyah, Dwi Hesty Kristyaningrum, “Evaluasi Program Penerimaan Peserta Didik
Baru(PPDB) Sistem Zonasi”, dalam Jurnal Dialektika Jurusan PGSD edisi no. 2, Vol. IX, 2019.
1. Faktor berupa kekuatan
Situasi dan kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program
pada saat ini.
2. Faktor berupa kelemahan
Situasi dan kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program
pada saat ini.
3. Faktor berupa peluang
Situasi dan kondisi yang merupakan peluang di luar organisasi dan
memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan.
4. Faktor berupa ancaman
Situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi, yang datang dari luar
organisasi, dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan.4
Analisis swot merupakan identifikasi berbagai faktor yang dilakukan secara
sistematis yang didasarkan pada fakta dan logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan, dan peluang, namun secara bersamaan menimbulkan ancaman dan
kelemahan.
SWOT adalah singkatang dari sternght (kekuatan) yaitu faktor-faktor
kekuatan dalam sebuah program tersebut seperti memiliki kelebihan-kelebihan
yang membuat sesuatu itu menjadi lebih unggul bagi pesaing-pesaingnya serta
dapat memuaskan penggunanya., Weakness (kelemahan) segala sesuatu pasti
memiliki kelemahan tetapi yang terpenting adalah bagaimana sebagai penentu
kebijakan bisa meminimalisir. kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan
kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh pihak
lain, Opportunities (peluang) merupakan suatu kondisi lingkungan eksternal yang
menguntungkan bahkan menjadi formulasi kepada subjek dan formulasi, Threats
(tantangan) merupakan kebalikan dari sebuah peluang meliputi faktor-faktor
lingkungan yang tidak menguntungkan dan jika tidak ditanggulangi maka akan
menjadi sebuah penghalang atau penghambat bagi majunya sebuah program itu
sendiri. Anaslisis SWOT adalah sebuah alat yang digunakan untuk
mengidentifikasi isu-isu internal dan eksternal yang sedang berlangsung. Analisa
SWOT termasuk sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi gambaran). Ada beberapa tahapan dan langkah yang harus
ditempuh dalam melakukan analisis SWOT, antara lain:
4
Sondang P. Siagian, Manajemen Strategik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000), hlm. 173.
1. Identifikasi kelemahan (internal), dan ancaman (eksternal, globalisasi) yang
paling urgent untuk diatasi secara umum pada semua komponen.
2. Identifikasi kekuatan (internal) dan peluang (eksternal) yang diperkirakan
cocok untuk mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah diidentifikasi
pada langkah pertama.
3. Lakukan analisis SWOT lanjutan setelah diketahui kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman dalam konteks sistem programnya.
4. Rumuskan strategi-strategi yang direkomendasikan untuk menangani
kelemahan dan ancaman, termasuk pemecahan masalah, perbaikan, dan
pengembangan lebih lanjut.
5. Tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancama itu, dan disusun suatu
rencana tindakan untuk melaksanakan program penanganan.
Matrik SWOT merupakan suatu bagian dari analisis SWOT yang dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman (eksternal) yang
dihadapi akan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
(internal). Matrik SWOT sebagai alat pencocokam yang mengembangkan empat
tipe strategi yaitu SO, WO, ST, dan WT. Dirangkum dalam matrik SWOT yang
dikembangkan oleh Kearns sebagai berikut5:

Diagram Matrik SWOT

STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)

Faktor Eksternal Tentukan 1-5 faktor Tentukan 1-5 faktor


kekuatan internal kelemahan internal

Faktor Internal Faktor


Internal

5
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2006), hlm. 19.
Faktor Internal

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO

Tentukan 1-5 faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi


peluang eksternal menggunakan kekuatan yang meminimalkan
untuk memanfaatkan kelemahan untuk
peluang memanfaatkan
peluang

THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT

Tentukan 1-5 faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi


ancaman eksternal menggunakan kekuatan yang meminimalkan
untuk menghindari kelemahan untuk
ancaman menghindari ancaman

Strategi menurut Purnomo Setiawan Hari yakni strategi berasal dari Bahasa
Yunani “Strategos” diambil dari kata stratos yang berarti militer dan Ag yang
berarti memimpin. Jadi strategi dalam konteks awalnya ini diartikan sebagai
general ship yang artinya sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal dalam
membuat rencana untuk menaklukkan musuh dan memenangkan perang.6
Maka, strategi dapat dinyatakan sebagai tahapa-tahapan yang harus dilalui
menuju target yang diinginkan. Strategi yang baik akan memberikan gambarn
tindakan utama dan pola keputusan yang akan dipilih untuk mewujudkan dan misi
suatu program. Penjelasan mengenai strategi adalah sebagai berikut:

1. Strategi SO
Memanfaatkan kekuatan untuk meraih dan mendapatkan peluang yang
sebesar-besarnya
2. Strategi ST
Startegi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancama
yang muncul.
3. Strategi WO

6
Setiawan Hari Purnomo, Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar, (Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 1996), hlm 8.
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT
Strategi ini berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman yang kemungkinan akan muncul.
Oleh karena itu untuk memudahkan dalam menganalisa terdapat format
matriks yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menganalisa suatu program
mengggunakan analisis SWOT.

C. Hasil Analisis
Tahap pertama dalam melakukan pemetaan SWOT adalah menganalisa isu-
isu internal dan eksternal sebagai faktor adanya sistem zonasi, sebagai berikut:
1. Strength (Kekuatan)
a. Dengan adanya sistem zonasi maka pihak sekolah dapat menjangkau
peserta didik yang berprestasi
b. Dengan adanya sistem zonasi lembaga pendidikan mendapatkan cukup
banyak peserta didik
c. Dengan adanya sistem zonasi terdapat beberapa sekolah yang mutu
pendidikannya menjadi meningkat atau lebih meningkat
d. Dengan adanya sistem zonasi lebih memudahkan dalam hal PPDB karena
sudah berbasis online
2. Weakness (Kelemahan)
a. Dengan adanya sistem zonasi menjadikan semangat belajar siswa menurun
b. Dengan adanya sistem zonasi siswa siswa tidak mendapatkan hak untuk
memilih sekolah yang diharapkan atau diinginkan
c. Dengan adanya sistem zonasi terdapat beberapa sekolah yang mutu
pendidikannya menurun
d. Kurangnya sosialisasi pada pelaksanaan sistem zonasi yang berimbas atau
berakibat pada ketidaksesuaian realita

3. Oppurtunity (Peluang)
a. Beban biaya yang menjadi tanggungan orang tua semakin kecil, katena
dengan adanya sistem zonasi setidaknya dapat mengurangi beban biaya
transportasi
b. Dengan adanya program zonasi dapat memudahkan orang tua melakukan
pengawasan dan pemantauan kepada putra putrinya dikarenakan jarak yang
dekat dari rumah ke sekolah
c. Memungkinkan sekolah negeri maupun swasta yang sebelumnya sepi
peminat karena adanya sistem zonasi kuota pendaftarannya jauh lebih
meningkat
d. Dengan adanya pendaftaran sistem zonasi memungkinkan siswa berprestasi
tidak mengelompok di sekolah favorite saja
4. Thread (Ancaman)
a. Dengan adanya sistem zonasi anak yang berasal dari keluarga yang tidak
mampu tidak mendapat sekolah maka berpotensi putus sekolah
b. Dengan adanya sistem zonasi sekolah yang kekurangan tenaga pendidik
harus mencari lagi tenaga pendidik sesuai yang dibutuhkan
c. Dengan adanya sistem zonasi sekolah pinggiran terancam kekurangan
peserta didik
d. Dengan adanya sistem zonasi dapat memungkinkan atau berpotensi untuk
melakukan pemalsuan dokumen

Selanjutnya sesuai dengan analisa isu-isu internal dan eksternal faktor


adanya sistem zonasi, maka dapat direncanakan tindakan strategi alternatif yang
dilakukan menurut pola analisis ke dalam bentuk pemetaan SWOT dan
strateginya, sebagai berikut:
1. Strategi SO
Melaksanakan sistem penjaminan mutu sekolah dalam rangka membangun
kepercayaan orang tua terkait kebijakan zonasi
2. Strategi ST
Membuat program beasiswa bagi siswa berprestasi
3. Strategi WO
Meningkatkan mutu pendidik melalui pelatihan
4. Strategi WT
Mensosialisasikan dan mempromosikan sekolah pinggiran agar siswa tidak
ragu dalam memilih sehingga sekolah pinggiran tersebut tidak lagi
kekurangan peserta didik
Diagram SWOT
Faktor Eksternal STRENGHTS (S) WEANESS (W)
Faktor Internal - Pihak sekolah dapat - Menjadikan
menjangkau peserta semangat belajar
didik yang berprestasi. siswa menurun.
- Lembaga pendidikan - Siswa tidak
mendapatkan cukup mendapatkan hak
banyak peserta didik. untuk memilih
- Terdapat beberapa sekolah yang
sekolah yang mutu diharapkan atau
pendidikannya menjadi diinginkan.
meningkat atau lebih - Terdapat beberapa
meningkat. sekolah yang mutu
- Lebih memudahkan pendidikannya
dalam hal PPDB karena menurun.
sudah berbasis online. - Kurangnya
sosialisasi pada
pelaksanaan sistem
zonasi yang berimbas
atau berakibat pada
ketidaksesuaian
realita

OPPORTUNITIES (O)
- Beban biaya yang menjadi
tanggungan orang tua
semakin kecil, katena
dengan adanya sistem
zonasi setidaknya dapat
mengurangi beban biaya
transportasi.
- Dapat memudahkan orang
tua melakukan pengawasan
dan pemantauan kepada STRATEGI SO
putra putrinya dikarenakan Melaksanakan sistem
STRATEGI WO
jarak yang dekat dari rumah penjaminan mutu sekolah dalam
Meningkatkan mutu pendidik
ke sekolah. rangka membangu kepercayaan
melalui pelatihan
- Memungkinkan sekolah orang tua terkait kebijakan
negeri maupun swasta yang zonasi
sebelumnya sepi peminat
karena adanya sistem
zonasi kuota
pendaftarannya jauh lebih
meningkat
- Memungkinkan siswa
berprestasi tidak
mengelompok di sekolah
favorite saja

TREATHS (T)
- Anak yang berasal dari
keluarga yang tidak mampu
tidak mendapat sekolah di
dalam zonanya maka
berpotensi putus sekolah.
STRATEGI WT
- Sekolah yang kekurangan
Mensosialisasikan dan
tenaga pendidik harus
mempromosikan sekolah
mencari lagi tenaga STRATEGI ST
pinggiran agar siswa tidak
pendidik sesuai yang Membuat program beasiswa bagi
ragu dalam memilih sehingga
dibutuhkan. siswa berprestasi
sekolah pinggiran tersebit
- Sekolah pinggiran
tidak kekurangan peserta
terancam kekurangan
didik.
peserta didik.
- Memungkinkan atau
berpotensi untuk
melakukan pemalsuan
dokumen
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Zonasi dimaknai sebagai pembagian atau pemecahan suatu areal menjadi
beberapa bagian, sesuai dengan fungsi dan tujuan pengelolaan.
Analisis SWOT menurut Sondang P. Siagian merupakan salah satu
instrumen analisis yang ampuh apabila digunakan dengan tepat dan telah
diketahui pula secara luas bahwa “SWOT merupakan akronim untuk kata
strenghs (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan
threats (ancaman).
Sistem zonasi dalam analisis SWOT diperoleh strategi yaitu melaksanakan
sistem penjaminan mutu sekolah dalam rangka membangun kepercayaan orang
tua terkait kebijakan zonasi, membuat program beasiswa bagi siswa berprestasi,
Mensosialisasikan dan mempromosikan sekolah pinggiran agar siswa tidak
ragu untuk memilih sekolah tersebut sehingga sekolah pinggiran tidak lagi
kekurangan peserta didik dan meningkatkan mutu pendidik melalui pelatihan.
DAFTAR PUSTAKA

Aqib Ardiansyah, Dwi Hesty Kristyaningrum, “Evaluasi Program Penerimaan


Peserta Didik Baru(PPDB) Sistem Zonasi”, dalam Jurnal Dialektika
Jurusan PGSD edisi no. 2, Vol. IX, 2019.

Kemendikbud, Sistem Zonasi Strategi Pemerataan Pendidikan yang Bermutu dan


Berkeadilan, Jakarta: Tim Penyusun Pusat Data dan Statistik Pendidikan
dan Kebudayaan, 2018.

Purnomo, Setiawan Hari, Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar,


Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1996.

Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama, 2006.

Sondang P. Siagian, Manajemen Strategik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000.

Anda mungkin juga menyukai