Dosen Pengampu:
Kelompok 12/PAI M:
2023
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan di era globalisasi ini, dunia
usaha, begitupun dengan dunia pendidikan saling berlomba-lomba untuk
meningkatkan mutu dalam rangka mengembangkan lembaga pendidikannya dan
juga untuk memenangkan persaingan. Semakin berkembangnya dunia pendidikan
akan semakin banyak muncul berbagai alternatif lembaga pendidikan yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini akan menimbulkan tingkat persaingan yang
semakin ketat, sehingga mengharuskan manajemen sekolah mengambil kebijakan-
kebijakan agar sekolah dapat tetap bertahan dalam persaingan. Seiring dengan
persaingan yang semakin ketat, maka dibutuhkan sikap profesional manajemen
dalam mengelola sekolah.
Keberhasilan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan akan sangat
bergantung kepada manajemen komponen-komponen pendukung pelaksanaan
kegiatan seperti kurikulum, peserta didik, pembiayaan tenaga pelaksana, dan sarana
prasarana. Nasihin & Sururi menyatakan bahwa keberhasilan penyelenggaraan
lembaga pendidikan akan sangat tergantung pada manajemen peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Peserta Didik?
2. Bagaimana Pengertian Penerimaan Peserta Didik?
3. Bagaimana Tujuan Penerimaan Peserta Didik?
4. Bagaimana Tata Cara dan Persyaratan Penerimaan Peserta Didik Baru?
5. Bagaimana Pengertian Sistem Zonasi?
6. Bagaimana Ketentuan dalam Sistem Zonasi?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peserta Didik
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pada Pasal 1 ayat 4 dijelaskan bahwa peserta didik diartikan sebagai
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensinya melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada tingkat dan jenis pendidikan tertentu. Kegiatan
pendidikan peserta didik menempati posisi sentral karena semua faktor yang
ditetapkan agar proses pendidikan berlangsung pada dasarnya ditujukan pada tujuan
utama mengembangkan potensi peserta didik secara optimal untuk membentuk
kepribadian yang baik. Mengingat pentingnya kedudukan siswa dalam proses
pendidikan, maka sangat penting bagi pihak-pihak yang terlibat dalam
penyelenggaraan pendidikan khususnya pendidik untuk memahami secara jelas
hakikat siswa. 1
B. Peengertian Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
Dalam Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 51 Tahun
2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah
Kejuruan dijelaskan bahwa penerimaan peserta didik baru, yang selanjutnya
disingkat (PPDB) adalah penerimaan peserta didik baru pada TK dan Sekolah. PPDB
ini merupakan proses seleksi akademis calon siswa pada jenjang tertentu dengan
aturan yang telah ditentukan. Tiap-tiap tingkatan sekolah memiliki cara tersendiri
dalam PPDB, mulai dari TK, SD, SMP, SMA, dan SMK atau sederajat. PPDB ini
dilaksanakan berdasarkan nondiskriminatif, objektif, transfaran, akuntabel, dan
berkeadilan. Nondiskriminatif ini diperuntukkan bagi sekolah yang secara khusus
melayani peserta didik dari kelompok gender atau agama tertentu. 2
1
Alun Anggraeni, dkk, Implementasi Kebijakan Sistem Zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru
(PPDB) Tingkat SMP di Kecamatan Ponorogo, Jurnal Pendidikan dan Konseling, Volume. 4, Nomor. 5, 2022,
5237.
2
Muammar, Problematika Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Dengan Sistem Zonasi Di Sekolah
Dasar (SD) Kota Mataram, Jurnal PGMI, Vol. 11, No. 1, Juni 2019, 44.
3
C. Tujuan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
Penerimaan Peserta Didik Baru bertujuan untuk:
a. Mendorong peningkatan akses layanan pendidikan.
b. Digunakan sebagai pedoman bagi:
a. Kepala daerah untuk membuat kebijakan teknis pelaksanaan PPDB dan
menetapkan zonasi sesuai dengan kewenangannya.
b. Kepala sekolah dalam melaksanakan PPDB.
Selain itu, secara umum, tujuan Penerimaan Peserta Didik Baru adalah:
3
Ibid, 44.
4
Ibid, 45.
4
haruslah sesuai dengan ketentuan zonasi, kedua, nilai hasil UN (bagi lulusan SMP)
dan ketiga, prestasi peserta didik itu sendiri. 5
Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru
Melalui Sistem Zonasi menjelaskan bahwa pengertian sistem zonasi adalah penataan
reformasi dalam pembagian wilayah sekolah. Secara keseluruhan sistem zonasi yang
berlaku saat ini merupakan landasan pokok penataan reformasi sekolah mulai dari
Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). 6
Zonasi adalah pembagian suatu kawasan menjadi beberapa bagian tergantubg
fungsi dan tujuan pengelolaannya. Dalam hal ini zonasi diterapkan oleh pemerintah
melalui kebijakan terkait penerimaan peserta didik baru. System zonasi pendidikan
merupakan kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk memberikan pelayanan
pendidikan yang merata serta memberikan akses pendidikan yang berkualitas. 7
F. Ketentuan Dalam Sistem Zonasi
Penerimaan Peserta Didik Baru dalam sistem zonasi memiliki ketentuan
antara lain:
a. Sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah wajib menerima calon peserta
didik dengan radius zona terdekat dengan kuota minimal 90% dari total
keseluruhan peserta didik yang diterima.
b. Domisili peserta didik dilihat dari KK (Kartu Keluarga) yang diterbitkan paling
lambat enam bulan sebelum pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB). 8
c. Radius zona terdekat ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kondisi
di daerah tersebut berdasarkan:
1. Ketersediaan anak usia sekolah di daerah tersebut
2. Jumlah ketersediaan daya tampung dalam rombongan belajar pada masing-
masing sekolah.
d. Dalam menetapkan radius zona, pemerintah daerah melibatkan
musyawarah/kelompok kerja kepala sekolah.
5
Ibid, 13.
6
Alun Anggraeni, dkk, Implementasi Kebijakan Sistem Zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru
(PPDB) Tingkat SMP di Kecamatan Ponorogo, Jurnal Pendidikan dan Konseling, Volume. 4, Nomor. 5, 2022,
5237.
7
Alma Oktafiana, dkk, Implementasi Kebijakan Pemerintah Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru
Berdasarkan Sistem Zonasi Di Indonesia, Jurnal Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan, Vol. 05, No. 02, 94.
8
Ibid, 14.
5
e. Bagi sekolah yang berada provinsi/kabupaten/kota, di daerah ketentuan
perbatasan persentase dan radius zona terdekat dapat diterapkan melalui
kesepakatan secara tertulis antar pemerintah daerah yang saling berbatasan.
f. Sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dapat menerima calon
peserta didik melalui:
1. Jalur prestasi yang berdomisili di luar radius zona terdekat dari sekolah paling
banyak 5% (lima persen) dari total jumlah keseluruhan peserta didik yang
diterima.
2. Jalur bagi calon peserta didik yang berdomisili di luar zona terdekat dari
sekolah dengan alasan khusus meliputi perpindahan domisili orang tua/wali
peserta didik atau terjadi bencana alam/sosial, banyak 5% (lima persen) dari
total paling jumlah keseluruhan peserta didik yang diterima. 9
9
Muammar, Problematika Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Dengan Sistem Zonasi Di Sekolah
Dasar (SD) Kota Mataram, Jurnal PGMI, Vol. 11, No. 1, Juni 2019, 46.
6
BAB III
Kesimpulan
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada
Pasal 1 ayat 4 dijelaskan bahwa peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensinya melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
tingkat dan jenis pendidikan tertentu. PPDB ini merupakan proses seleksi akademis calon
siswa pada jenjang tertentu dengan aturan yang telah ditentukan. Selain itu PPDB juga
mempunyai tujuan diantaranya
DAFTAR PUSTAKA
7
Anggraeni, Alun, dkk. Implementasi Kebijakan Sistem Zonasi Penerimaan Peserta Didik
Baru (PPDB) Tingkat SMP di Kecamatan Ponorogo, Jurnal Pendidikan dan
Konseling, Volume. 4, Nomor. 5, 2022.
Muammar. Problematika Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Dengan Sistem Zonasi Di
Sekolah Dasar (SD) Kota Mataram, Jurnal PGMI, Vol. 11, No. 1, Juni 2019.
Oktafiana, Alma, dkk. Implementasi Kebijakan Pemerintah Tentang Penerimaan Peserta
Didik Baru Berdasarkan Sistem Zonasi Di Indonesia, Jurnal Ilmu Politik dan Ilmu
Pemerintahan, Vol. 05, No. 02.