MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Wawasan Pendidikan
Yang diampu oleh Prof. Dr. Eddy Sutadji, M.Pd.
Disusun oleh:
Agus Setyo (230551900155)
BAB I PENDAHULUAN
A. LATA BELAKANG
B. TUJUAN
C. PERMASALAHAN
BAB II PEMBAHASAN
A. PERMASALAHAN PELAKSANAAN PPDB SISTEM ZONASI DI INDONESIA
B. EVALUASI SISTEM PPDB ZONASI
C. REFLEKSI PELKSANAAN PPDB ZONASI
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR RUJUKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah fondasi utama dalam pembangunan suatu negara. Namun, Indonesia
masih dihadapkan pada tantangan besar dalam meratakan kualitas pendidikan dan infrastruktur
pendidikan di berbagai daerah. Kesenjangan tersebut semakin tampak dalam Proses Penerimaan
Peserta Didik Baru (PPDB) (Hasbullah & Syaiful Anam, 2019). Oleh karena itu, penerapan sistem
zonasi pada PPDB menjadi semakin penting dalam mengatasi kesenjangan pendidikan dan
infrastruktur, dengan dampak positif yang signifikan.
Kesenjangan pendidikan dan infrastruktur di Indonesia menjadi tantangan serius dalam
menyediakan akses pendidikan yang setara bagi semua anak. Sekolah di daerah perkotaan
cenderung lebih mendapat dukungan sumber daya dan fasilitas yang lebih baik daripada sekolah
di daerah pedesaan (Mulyani et al., 2020). Akibatnya, peluang pendidikan yang merata menjadi
terhambat. Sistem zonasi pada PPDB diperlukan untuk memastikan bahwa semua anak memiliki
kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas, tanpa dibatasi oleh lokasi
tempat tinggal mereka.
Menurut Adiwisastra, Irawati dan Purwanti dalam penelitiannya (Mulyani et al., 2020)
dampak dari system zonasi dalam PPDB adalah : Meratakan Peluang Pendidikan: Dengan sistem
zonasi, kuota penerimaan peserta didik baru akan ditetapkan berdasarkan wilayah atau zona
tertentu. Hal ini akan mencegah akumulasi pendaftar di sekolah-sekolah populer di daerah
perkotaan. Sebagai hasilnya, anak-anak di daerah terpencil atau pedesaan akan mendapatkan akses
pendidikan yang lebih baik, meratakan peluang pendidikan di seluruh wilayah. Meningkatkan
Kualitas Sekolah: Zonasi tidak hanya membantu meratakan peluang pendidikan, tetapi juga
mendorong peningkatan kualitas sekolah di daerah yang sebelumnya terpinggirkan. Dengan
adanya alokasi kuota yang lebih merata, sekolah di daerah-daerah tersebut akan mendapatkan
dukungan dan perhatian lebih besar dari pemerintah, termasuk dalam hal fasilitas, tenaga pendidik,
dan kurikulum. Mengurangi Persaingan Tidak Sehat: Sistem zonasi juga dapat mengurangi
tekanan psikologis pada siswa dan orangtua yang mungkin terjebak dalam persaingan sengit untuk
masuk ke sekolah-sekolah favorit di daerah perkotaan. Dengan kuota penerimaan yang dibatasi
berdasarkan zona, anak-anak akan lebih cenderung mendaftar di sekolah yang berada di dekat
tempat tinggal mereka, mengurangi persaingan yang tidak sehat.
Penerapan sistem zonasi pada PPDB adalah langkah yang sangat relevan dalam upaya
mengatasi kesenjangan sistem pendidikan dan infrastruktur di tingkat daerah. Dengan meratakan
peluang pendidikan, meningkatkan kualitas sekolah di daerah terpinggirkan, dan mengurangi
persaingan tidak sehat, sistem zonasi memiliki potensi untuk menciptakan sistem pendidikan yang
lebih inklusif dan merata di Indonesia(Setiawan & Rahaju, 2021). Dukungan dari sumber-sumber
terbaru, termasuk regulasi pemerintah dan lembaga internasional, semakin mengukuhkan urgensi
dan manfaat dari penerapan sistem zonasi pada PPDB.
Namun beberapa permasalahan sistem zonasi PPDB masih ramai di masyarakat meliputi
minimnya sosialisasi, kurangnya kesiapan pemerintah daerah dalam penentuan zona sekolah,
masih beragamnya pemahaman pemerintah daerah dan masyarakat tentang zonasi PPDB, serta
masih kuatnya dikotomi sekolah unggulan dan nonunggulan.
B. Rumusan Masalah
Adapaun rumusan masalah pada makalah ini adalah :
a. Apa saja masalah yang timbul akibat system PPDB berbasis zonasi?
b. Bagaimana evaluasi yang telah dilakukan oleh pemerintah terkait dengan system zonasi?
c. Bagaimana pemerintah dan masyarakat melakukan upaya refleksi untuk perbaikan system ppdb
system zonasi?
C. Tujuan
Tujua dari makalah ini adalah untuk :
a. Mengetahui apa saja permasalahan yang timbul akibat system PPDB berbasis zonasi
b. Mengetahui evaluasi apa saja yang telah dilakukan oleh pemerintah terkait system zonasi
c. Mengetahui Upaya refleksi yang telah dilakukan oleh Masyarakat dan pemerintah dalam upaya
memperbaiki system zonasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Pertama,
implementasi kebijakan sistem zonasi dalam PPDB sangat positif dan telah berjalan dengan baik.
Namun, ada beberapa kendala antara lain: regulasi penetapan zonasi (jarak antara rumah dengan
sekolah jelas), sosialisasi mengenai zonasi perlu ditingkatkan, sekolah yang berada dalam naungan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, penyebaran guru yang belum merata di sekolah, dan
tidak adanya epinstrum hukum yang kuat yang mengatur tentang sistem zonasi. Kedua, proses
Implementasi Kebijakan sistem zonasi dalam PPDB berdasarkan responden siswa, orang tua, dan
guru berada dalam kategori tinggi/baik. Hal ini menunjukkan implementasi kebijakan zonasi telah
berjalan dengan baik. Ketiga, tujuan kebijakan sistem zonasi dalam PPDB yang ditinjau dari nilai
siswa telah merata. Dengan demikian membuktikan bahwa dengan sistem zonasi menyebabkan
siswa berprestasi tidak menumpuk pada sekolah tertentu tetapi menyebar ke semua sekolah.
B. SARAN
Agar implementasi PPDB berbasis zonasi dapat berjalan efektif, maka diperlukan beberapa
perangkat, antara lain 1) Permendikbud tentang PPDB dan juknis PPDB, 2) peta PPDB zonasi, 3)
sistem penentuan jarak dari domisi ke sekolah, 4) jaringan internet yang stabil, dan 5) waktu yang
cukup untuk sosialisasi.
Pemerintah daerah telah mengeluarkan Peraturan Gubernur dan Peraturan Bupati/Wali Kota
serta petunjuk teknis (juknis) PPDB untuk menindaklanjuti Permendikbud tentang zonasi PPDB
tersebut, dimana proporsi kuota pada setiap jalur adalah 1) kuota jalur zonasi 80%; 2) kuota jalur
prestasi maksimal 15%; dan 3) kuota jalur perpindahan tugas orang tua maksimal 5%. Di sisi lain,
dinas pendidikan (Disdik) juga menyatakan adanya hambatan teknis akibat ketidakakuratan
system aplikasi google map dalam menentukan jarak domisili calon peserta didik. Selain itu,
walaupun sudah dilakukan sosialisasi, masih ada sebagian kecil daerah yang merasa sosiasliasi
masih minim terutama kepada masyarakat atau orang tua dari calon peserta didik baru.
DAFTAR RJUKAN
Ishak, D. C. S. (2020). Evaluasi Kebijakan Sistem Zonasi Dalam Seleksi Penerimaan Peserta
Didik Baru (PPDB) Tingkat Sekolah Menengah Atas di Kota Pekanbaru. Nakhoda: Jurnal
Ilmu Pemerintahan, 18(2), 92. https://doi.org/10.35967/jipn.v18i2.7829
Aidil Putra, I. (2022). Perspektif Kebijakan Pendidikan Sistem Zonasi Di Sekolah Menengah
Atas (Sma) Kota Depok. JISPE: Journal of Islamic Primary Education, 3(1), 55–66.
https://doi.org/10.51875/jispe.v3i1.47
Alpikar, A. (2021). Pengaruh sistem zonasi pada penerimaan peserta didik baru dan budaya
sekolah terhadap mutu pendidikan. JPGI (Jurnal Penelitian Guru Indonesia), 6(2), 449.
https://doi.org/10.29210/021069jpgi0005
Datuk, A. (2020). Sistem Zonasi Sebagai Solusi Bagi Orang Tua untuk Mendapatkan Pendidikan
Anak Yang Bermutu Di Kota Kupang. Attractive : Innovative Education Journal, 2(2), 20.
https://doi.org/10.51278/aj.v2i2.40
Hasbullah & Syaiful Anam. (2019). Evaluasi Kebijakan Sistem Zonasi Dalam Pemerimaan
Sekolah Menengah Pertama Negeri ( SMPN ) di Kabupaten Pemekasan.
Jurnal.UNITRI.Ac.Id, 9(2), 112–122.
Madiana, I., Alqadri, B., Sumardi, L., & Mustari, M. (2022). Penerapan Kebijakan Sistem Zonasi
serta Dampaknya terhadap Kesetaraan Hak Memperoleh Pendidikan. Jurnal Ilmiah Profesi
Pendidikan, 7(2c), 735–740. https://doi.org/10.29303/jipp.v7i2c.633
Mulyani, S. V., Tobari, & Houtman. (2020). Manajemen Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik
Baru Sistem Zonasi. Jambura Journal of Educational Management, 1(September), 71–84.
https://doi.org/10.37411/jjem.v1i2.162
Nora, D. (2022). Implementasi Kebijakan Sistem Zonasi. Jurnal Ecogen, 5(3), 498.
https://doi.org/10.24036/jmpe.v5i3.12904
Prasetyo, J. (2018). Evaluasi Dampak Kebijakan Sistem Zonasi Ppdb Terhadap Jarak Tempat
Tinggal Dan Biaya Transportasi Pelajar SMA Di DIY. Universitas Gajah Mada, 12.
http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/166064
Setiawan, H. R., & Rahaju, T. (2021). Evaluasi Sistem Zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru
(Ppdb) Tingkat Smp Di Kota Surabaya. Publika, 491–502.
https://doi.org/10.26740/publika.v9n4.p491-502
Syakarofath, N. A., Sulaiman, A., & Irsyad, M. F. (2020). Kajian Pro Kontra Penerapan Sistem
Zonasi Pendidikan Di Indonesia. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 5(2), 115–130.
https://doi.org/10.24832/jpnk.v5i2.1736
Werdiningsih, R. (2020). Kebijakan Sistem Zonasi Dalam Perspektif Masyarakat Pendidikan.
Public Service and Governance Journal, 1(02), 181.
https://doi.org/10.56444/psgj.v1i02.1562