Aturan pembatasan area asal siswa untuk memilih sekolah, atau yang dikenal
sebagai zonasi kini sedang menjadi pembicaraan hangat. Ini terbukti ketika
tetangga saya akan melaksanakan PPDB tingkat SMA/MA sederajat. Nilai UN
nya memang rendah sekitar 23,00. Hal itu membuat ketika ia ingin mendaftar
ke SMA setempatnya yang sudah termasuk zonasi dirumahnya tidak bisa
dikarenakan banyak nilai UN tinggi yang mendaftar pada pasca penutupan
PPDB yang membuatnya tidak tertampung di sekolah tersebut dan yang
keduanya adanya banyak peserta didik yang bersaing di zona yang sama
dengan tentangga saya. Karena banyaknya peserta didik yang berdada di zona
yang sama dengan tetangga saya, hal itu menyebabkan ia tidak dapat memilih
sekolah tersebut.
Sebenarna, tahun 2019 bukanlah tahun pertama diterapkannya system ini. Tahun
sebelumnya juga sudah diterapkan termasuk tahun-tahun saya ketika akan memasuki jenjang
SMP. Ketika saya akan memasuki jenjang SMP, di Surabaya terkenal dengan sebutan sekolah
Kawasan. Dimana saat itu ketika kita ingin masuk ke SMP Kawasan, kita harus
melaksanakan yang namanya Tes Potensi Akademik, dimana nilai itu dilakukan oleh seluruh
SMP Kawasan di Surabaya termasuk SMP Negeri 15 Surabaya. Nilai itu digunakan untuk
perangkingan peserta didik yang mampu masuk ke SMPN 15 Surabaya atau SMP Kawasan
lainnya. Hal itu awalnya juga menuai banyak pro kontra oleh wali murid peserta didik.
Pasalnya hal itu membuat system masuk sekolah menjadi sangat rumit, padahal menurut saya
hal itu digunakan untuk mengetahui sejauh mana potensi akademik seorang peserta didik
dalam menerima pembelajaran. Memang benar, masyarakat sebagian besar hanya kurang
memahami tentang system ini sehingga menuai banyak protes.
Merespon kalutnya penerapan zonasi sekolah, di Jawa Timur ratusan massa
yang didominasi wali murid pada pukul 21.00, massa menggelar aksi di depan Balai
Kota Surabaya pada Kamis (20/6). Mereka yang kecewa akan system zonasi pada
penerimaan peserta didik baru (PPDB). Dalam tuntutannya, massa meminta Presiden
Jokowi memecat MENDIKBUD. Sebelumnya juga dilakukan aksi serupa di depan
kantor Dinas Pendidikan. Para wali murid menutup akses Jalan Raya Jagir yang
berada tepat di depan kantor Dinas Pendidikan.
Buruknya system zonasi tahun 2018 diakui oleh Mendikbud sebab pada
pelaksanaan tahun 2018, system zonasi masih kurang baik, sehingga perlu dievalusi
dan perbaikan. Bahkan Wasekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FGSI), Salim
menilai ada empat masalah system zonasi pada pelaksanaan PPDB tahun 2018.
Diantaranta adalah masalah munculnya jalur SKTM di Provinsi Jawa Tengah dan
Jawa Barat, berpindahnya tempat tinggal secara tiba-tiba, menerima sebanyak 90%
siswa yang dekat dengan lokasi sekolah dan tidak meratanya jumlah sekolah. Sama
halnya dengan PPDB tahun 2019, masalahya masih sama. Bahkan bisa jadi lebih
pelik. Seperti keluhan salah satu orang tua peserta didik di karawang. “ Sistem zonasi
bikin naik darah, halal haram tidak lagi diperdulikan, yang penting bisa masuk
sekolah yang diinginkan.” Ungkap salah satu wali murid di Karawang.
Para orang tua menjadi gusar, resah dan frustasi. Siapapun orang tuanya pasti
ingin memberikan Pendidikan yang terbaik. Seperti di kabupaten Karanganyar, warga
panik dengan system adu cepat mendaftar sehingga mereka rela menginap di depan
sekolah agar bisa mendapatkan urutan pertama. Penerapan system zonasi ini guna
untuk menghapuskan predikat-predikat sekolah unggulan serta buangan selama ini
menjadi bahan stratifikasi antar Lembaga Pendidikan. Dengan demikian, maka
pandangan “Sekolah unggul hanya untuk murid-murid unggul saja.” System ini
sendiri diterapkan di berbagai negara-negara maju dunia seperti Jepang, Australia,
serta Negara Negara Skandinavia.
Terdapat beberapa permasalahan yang menyertai diterapkannya system zonasi
ini. Yang pertama ialah bertambahnya jalur SKTM yang muncul di Jawa Tengah.
Kemudian terdapat upaya mengakali zonasi dengan perpindahan administrasi
kependudukan lewat kartu keluarga demi masuk zona sekolah tujuan. Lalu lokasi
geografis sekolah, sekolah-sekolah yang jauh dari Kawasan pemukiman wrga tentu
akan sepi peminat. Dan berlaku sebaliknya, Kawasan yang berada di zona padat tentu
akan kelebihan peminat. “Angka 90% itu mematikan kesempatan siswa dengan
kemampuan akademik unggul untuk mendapat sekolah negeri unggulan, karena
alasan jarak rumah dan sekolah. Celaka lagi kalau itu anak orang tidak mampu,
aslinya sudah pintar seharusnya bisa sekolah negeri. Tapi karena letak rumahnya
berjauhan dari sekolah akhirnya dia tidak bisa bersekolah di sekolah negeri. Zonasi itu
akan menciptakan pemerataan Pendidikan, tapi Pendidikan yang rendah kualitas.
Pemerataan mutu Pendidikan yang rendah saya percaya, tetapi kalau pemerataan mutu
Pendidikan yang baik enggak.” Ungkap Darmaningtyas.
Kini, Nadiem Makarim (Mendikbud) menetapkan perubahan mekanisme
dalam penerimaan pesrta didik baru berbasis Zonasi. “Jadi, arahannya untuk
kebijakan ke depan adalah sedikit kelonggaran dalam memberikan zonasi. Yang
tadinya untuk jalur prestasi hanya diberi kuota 15%, untuk sekarang jalur prestasi
kami perbolehkan sampai 30%.” Ujar Nadiem saat memaparkan program “Merdeka
Belajar” di Hotel Bidakara (11/12/2019). “Jadi, bagi bapak dan ibu, para orang tua
yang sangat bersemangat mem-push anaknya mendapatkan nilai baik dan prestasi
baik, maka inilah kesempatan bagi mereka buat mendapatkan sekolah yang baik.
Yang diinginkan oleh mereka.” Lanjut Nadiem Makarim.
Nadiem mengungkapkan masih ada presentase 70%. Dan minimal 50% ia bagi
untuk system wilayah. “Lalu jalur afirmasi (untuk siswa kurang mampu) diberikan
kesempatan sebanyak 15%. Terakhir, ada kesempatan untuk jalur pindahan sebanyak
5%.” Ungkapnya. “Tidak semua daerah itu bisa menerapkan system zonasi yang
sangat rigid. Jadi kami ingin menciptakan kebijakan yang bisa melaksanakan
semangat zonasi, yakni pemerataan bagi semua murid untuk bisa dapatkan kualitas
Pendidikan yang baik tapi juga bisa mengakomodasi perbedaan situasi daerah.”
Ujarnya
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim menjelaskan
peraturan penerimaan peserta didik bau (PPDB) dengan system zonasi tetap
dierlakukan 2020. Kebijakan tersebut akan tetap digunakan regulasi yang lebih
fleksibel untuk mengakomodasi ketimpangan akses dan kualitas di berbagai daerah.
Mendikbud berharap pemerintah daerah dan pusat dapat bergerak bersama dalam
memeratakan akses dan kualitas Pendidikan.
“Pemerataan akses dan kualitas Pendidikan perlu diiringi dengan inisatif
lainnya oleh pemerintah daerah, seperti redistribusi guru ke sekolah yang kekurangan
guru.” Ujar Nadiem . sedangkan untuk penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), kemendikbud akan menyederhakanakannya dengan mengangkas
beberapa komponen. Dalam kebijakan baru tersebut, guru secara bebas dapat
memilih, membuatm menggunakan, dan mengembangkan format RPP terdiri dari
tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen. Terkait dengan maraknya
tentang masalah Zonasi, kini timbul lagi tentang permasalahan Double Track yang
diterapkan pada siswa Sekolah Menengah Atas.
Dinas Pendidikan Jawa Timur mulai melakukan koordinasi dengan SMA
Swasta untuk penerapan double track. Mungkin Sekolah Double Track ini dilakukan
karena dengan adanya system zonasi, menyebabkan peserta didik yang awalnya ingin
sekolah di SMK yang peserta didik inginkan tidak dapat dipilih karena jaraknya jauh
dari rumah atau domisili. Jawa Timur merupakan provinsi terluas di pulau Jawa.
Tentunya pemerataan pembangunan menjadi hal penting untuk terus dilakukan.
Utamanya pada pembangunan generasi muda.
Pada tahun 2018, lulusan SMA di Jawa Timur sebanyak 172,063 orang.
Namun yang melanjutkan ke perguruan tinggi hanya 32,16% atau sebanyak 55.431
orang. Artinya ada sekitar 67,84% siswa tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.
Tingginya angka lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi membuat
tingkat pengangguran di Jawa Timur terbilang tinggi. Maka dari itu, Dinas Pendidikan
membuat gerakan program double track SMA/MA. Dalam setahun terakhir,
pengangguran bertambah 16,82 ribu orang, sedangkan TPT turun menjadi 3,83 %
pada Februari 2019. Melalui program SMA double track diharapkan bisa memberikan
skill atau kompetensi tambahan kepada peserta didik.
Adapun bidang keterampilan yang dberikan kepada SMA Double
Track, antara lain :
1. Multimedia
Multimedia ini meliputi animasi, design grafis, fotografi, video editing,
operator computer.
2. Teknik Listrik
Meliputi instalasi jaringan computer dan instalasi listrik (CCTV)
3. Tata Busana
Meliputi perancangan mode busana
4. Teknik Kendaraan Ringan
Meliputi pemeliharaan dan perbaikan sepeda motor
5. Teknik Elektro
Meliputi sound system dan pembuatan alat digital
6. Kecantikan
Meliputi tata rias oengantin hijab, tata kecantikan rambut, terapis kecantikan
rambut, terapis kecantikan rambut, dan juga merias wajah panggung
7. Tata Boga
Meliputi pengolahan pastry and bakery, dan pembuatan makanan Indonesia.