Anda di halaman 1dari 6

KEBIJAKAN SISTEM ZONASI DI INDONESIA

Untuk Memenuhi EAS Kebijakan Publik

Di susun oleh :

WULIDATUL KHAMIDAH 1112200119

ANNISA AZZAHRA PUTRI 1112200120

REZKI AMALIA 1112200123

Dosen pengampu:

Ghulam Maulana Ilman, S.AP,. MPA

PRODI ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945

2023
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Memperoleh pendidikan secara menyeluruh bagi setiap anak sangat penting untuk
meningkatkan nilai pendidikan di Indonesia. Salah satu cara supremasi dalam mendorong
pemerataan pendidikan adalah pemberlakuan peraturan zonasi yang disebutkan dalam Peraturan
Menteri Pendidian dan Kebudayaan ( Permendikbud ) No. 14 Tahun 2018, yaitu Penerimaan
Peserta Didik Baru (PPDB), yang mengukur radius atau jangkauan jarak rumah peserta didik
dengan sekolah yang lebih dekat menitikberatkan bahwa sekolah berhak menerima layanan
pendidikan dari sekolah. Hasil tinjauan membuktikan bahwa penerapan peraturan zonasi
sekolah belum sepenuhnya dilaksanakan dengan benar. Ternyata pengaruh negatif lebih banyak
dirasakan daripada pengaruh positifnya oleh aspek-aspek yang terlibat dalam praktik kebijakan
ini. Ketimpangan dalam pendidikan dan golongan mendorong pemerintah untuk mengambil
pemikiran baru untuk mengatasi masalah ini. Kebijakan zonasi dianggap sebagai salah satu cara
yang bisa mengatasi semua ketakseimbangan golongan dan pendidikan dengan menetapkan
sekolah sebagai sekolah pilihan dan tidak pilihan. Zonasi bisa diartikan sebagai pembagian atau
solusi suatu zona menjadi sejumlah bagian, sepakat dengan manfaat dan sasaran pengelolaan.
Adanya peraturan ini, diharapkan semua tahap pendidikan khususnya sekolah negeri
memberikan layanan pendidikan yang berkualitas secara menyeluruh pada khalayak di suatu
zona tertentu. Sistem zonasi mulai diperkenalkan di Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah
Menengah Atas pada tahun 2019. Per 5 Februari 2019, 18 dari 34 provinsi sudah menerapkan
sistem zonasi di wilayahnya. Pada tahun 2020, Menteri Pendidikan Indonesia yang baru,
Nadiem Makarim, kembali berdiskusi meninjau kebijakan zonasi ini. Nadiem mengungkapkan
mendukung penuh sistem zonasi tersebut. Namun, Nadiem mengganti beberapa bagian
kebijakan, melihat belum semua kawasan siap dengan kebijakan tersebut. Akhirnya,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan kebijakan kesepakatan tentang zonasi,
menaikkan porsi jalur akademik sebesar 30% sebelumnya 15%. Kuota zonasi akan dikurangi
sebesar minimal 50%, sebelumnya minimal 80%. Namun, dalam praktiknya sistem ini tidak
memberikan dampak yang signifikan dan banyak sasaran yang tidak tercapai dari perencanaan
yang sudah dibuat. Memang, setiap kebijakan pasti terdapat keuntungan dan kerugian pada
masing - masing kebijakan.
PEMBAHASAN

1. Input Progam Kebijakan


 Banyak siswa yang belum menggapai pendidikan secara merata. Karena sekolah unggulan
semata-mata didapatkan dengan siswa yang berprestasi saja
2. Kegiatan Program Kebijakan
 Pemerintah mengumpulkan data perihal jumlah siswa di Indonesia, jumlah sekolah di
Indonesia beserta lokasinya, akses siswa dari rumah ke sekolah memadai atau tidak, dan
data – informasi lain yang memperkuat penyusunan kebijakan zonasi.
 Melakukan sosialisasi terhadap siswa dan orang tua perihal perubahan kebijakan baru pada
sistem pendidikan jalur penerimaan siswa SD sampai SMA yang dimana sosialisi ini
memuat tujuan, dan manfaat dari kebijakan yang akan diberlakukan di sistem pendidikan
Indonesia. Dan pemerintah memberikan alokasi untuk merealisasikan sistem zonasi seperti
menetapkan jalur zonasi untuk kuota siswa sebanyak 50%, jalur afirmasi minimal 15%,
domisili 5%, dan jalur Ujian Nasional maksimal 30%.
3. Output Program Kebijakan
 Dari agenda yang telah di lakukan pemerintah munculah sebuah kebijakan yang
dinamakan sebagai kebijakan sistem zonasi.
4. Outcome Program Kebijakan
 Diharapkan dengan adanya sistem zonasi seluruh sekolah yang ada di Indonesia merata
tidak ada lagi sekolah – sekolah unggulan, siswa mendapatkan mutu dan hak pendidikan
yang layak. Dan bisa mengurangi siswa yang terlambat ke sekolah melihat jangkauan
rumah ke sekolah sudah dekat.
5. Impact Program Kebijakan
 Dampak dari adanya kebijakan zonasi ini yakni: memperoleh layanan pendidikan baik itu
non akademik dan akademik dengan mudah dan merata, memberi kemungkinan besar bagi
centerik yang rumahnya berjarak dekat dengan sekolah, tidak ada lagi sekolah berlebel
sekolah unggulan. Dan bisa menyingkat masa tempuh ke sekolah. Selain pengaruh positif
terdapat sejumlah pengaruh negatif dari kebijakan zonasi ini yakni : banyak anak didik
yang mengabaikan belajar karena mereka hanya menggantungkan jarak rumah dengan
sekolah, centerik yang rumahnya berselisih jauh dari sekolah negeri menjadi kesulitan
dalam mendapat sekolah karena tidak semua zona terdapat sekolah negeri, banyaknya tipu
muslihat data tempat tinggal siswa, dan membuat para pendidik kesulitan untuk
beradaptasi karena muridnya yang beraneka ragam tidak seperti sebelum zonasi.
EVALUASI DAN ANALISA

Menurut kami evaluasi praktik kebijakan zonasi ini menyimpan pro kontra dari
sejumlah pihak. Indonesia akan melakukan inovasi dalam zona Pendidikan untuk
memperkuatkan taraf hidup untuk bisa bersaing dengan negara lain. Salah satu kebijakannya
yaitu sistem zonasi yang di berlakukan sejak tahun 2019. Efektifvitas dari kebijakan PPDB ini
dalam mewujudkan pemerataan pendidikan bisa dikatakan cukup efekitf. Terlihat dari sasaran
terbentuknya sistem zonasi ini sudah cukup bagus yakni untuk memberantas mindset sekolah
unggul dan non-unggul dikhalayak, tetapi harapan dari khalayak yang belum puas akan
kebijakan ini dinilai masih menjamurnya pemikiran sekolah unggul dan non- unggul kalangan
publik dan masa persiapan yang dibutuhkan pemerintah pada peraturan zonasi ini sudah cukup
dan dinilai tidak terburu-buru karena sudah jalan 1 tahun, akan tetapi sistem ini peluasannya
dari rayonisasi yang mana agak serupa dengan sistem zonasi hanya saja sistem zonasi ini
memusatkan jarak rumah dan sekolah. Efisiensi dari kebijakan PPDB dalam mewujudkan
pemerataan pendidikan masih belum efisien. Dilihat pada layanan yang diberikan oleh
pemerintah kepada khalayak sudah cukup baik, dari aspek sosialisasi sudah mengikat segala
faktor yang terkait, seperti instansi, sekolah dan khalayak. Namun, dalam mengintensifkan
kebijakan ini pemerintah masih belum sepenuhnya memenuhi standar yang ada bagaimana
tujuannya untuk mewujudkan pemerataan pendidikan di Indonesia. Kapabilitas pemerintah
cukup bagus dalam membantu publik yang membutuhkan kontribusi terkait pendaftaran atau
pendataan, dan juga pada tempo sosialisasi yang memuaskan khalayak dari aspek pelayanan.
Namun, untuk memenuhi kepuasan khalayak menyelesaikan masalah yang ada, cenderung
banyak dari khalayak yang belum mengaku puas dalam penyelesaian masalah yang dilakukan
oleh pemerintah. Khalayak sepakat bahwa sistem zonasi ini sudah diterapkan dengan porsi
yang sama tanpa dibeda-bedakan, mau ekonomi rendah atau tinggi mau yang terampil atau
tidak terampil tanpa memandang latar belakang dari khalayak tersebut, yang diperhatikan disini
yaitu jarak dari rumah ke sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

JAMIL, M. (2022). EVALUASI KEBIJAKAN SISTEM ZONASI DALAM PENERIMAAN


PESERTA DIDIK BARU (PPDB) DI SMPN KABUPATEN TANAH DATAR. Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 1-62.
Pradewi, G. I., & Rukiyati, R. (2019). Kebijakan Sistem Zonasi dalam Perspektif
Pendidikan. JMSP (Jurnal Manajemen dan Supervisi Pendidikan), 4(1), 28-34.
Mareta, I., Ayuningtyas, I., Rosa, D., & Islamiah, N. W. I. (2021). Analisis Kebijakan Zonasi:
Terampasnya Hak Sekolah dan Siswa dalam Pendidikan. Jurnal Pendidikan, 30(2),
235-244.
Kemdikbud. (2022, June 18). Daftar Tanya Jawab Kebijakan Zonasi Tahun Ajaran 2020/2021.
Retrieved from www.kemdikbud.go.id: https://www.kemdikbud.go.id/main/tanya-
jawab/kebijakan-zonasi-tahun-ajaran-20202021
Fadhlillah, M. G. (2019). Evaluasi Kebijakan Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 456
Tahun 2018 Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (Ppdb) Tahun 2018 Di Kota
Bandung (Studi Tentang Sistem Zonasi Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri Di
Wilayah Bandung Timur) (Doctoral dissertation, Universitas Komputer Indonesia).

Anda mungkin juga menyukai