Anda di halaman 1dari 52

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN GAYA MENGAJAR DALAM

PEMBELAJARAN JARAK JAUH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP

MATEMATIKA

TESIS

Diajukan untuk melengkapi persyaratan


mencapai gelar magister

Nama : RATNA PUSPITASARI


NPM : 20187279089

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU


PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2020

I
II

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya terus diupayakan oleh masyarakat Indonesia

bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (Suendarti & Liberna, 2018), salah

satu usaha yang harus di penuhi manusia sebagai hak kehidupan dan dengan adanya

pendidikan maka suatu negara akan bisa maju dan meningkat secara pesat kualitasnya

oleh pendidikan itu sendiri sebagai tonggak dari kemajuan suatu bangsa. Oleh karena

itu, suatu bangsa dikatakan maju ketika pendidikan negaranya tertata dengan baik dan

melahirkan bibit atau generasi yang cerdas untuk dapat mengembangkan bangsa dan

negaranya sendiri.

Pandemi Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 yang saat ini tengah

menyebar dengan cepat ke berbagai negara (Nadeem, 2020:7). Membuat masyarakat

dunia harus melakukan pembatasan sosial skala besar atau mengurangi aktivitas

berkerumunan di luar rumah, tempat perbelanjaan, tempat transportasi umum,

sekolah sampai area bisnis pun berdampak perubahan manajemen penggunaannya.

Memang banyak membawa perubahan hal yang terjadi dalam kehidupan. Salah

satunya perubahan yang terjadi didunia pendidikan dimana kegiatan pembelajaran

harus dilakukan secara daring atau online. Indonesia yang termasuk negara yang juga

terjangkit wabah virus covid-19 mau tak mau harus menjalankan pendidikan secara

online atau daring tersebut.

1
2

Melihat fenomena wabah covid-19 ini, maka negara indonesia perlu

menyikapinya dengan bijaksana untuk mengikuti perubahan tersebut, perubahan

dalam bidang pendidikan berdampak sangat besar, terutama saat pembelajaran

melalui daring diberlakukan, membuat para pengajar dipaksa untuk melek teknologi

dan dengan waktu yang singkat dapat menggunakan teknologi dalam bidang

pembelajaran daring. Tujuan utamanya agar dapat menggunakan teknologi demi tidak

mengalami ketertinggalan di dunia pendidikan. Salah satunya yang akan di pakai oleh

dunia pendidikan saat ini ialah pendidikan jarak jauh dengan kondisi sekolah atau

perguruan tinggi masing-masing (Kemdikbud RI, 2020). Oleh karena itu, pendidikan

di dalam mengandalkan resources dalam proses belajar mengajar yang dilakukan

dirumah.

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang mendasar akan tetapi sulit

untuk bisa di pelajari secara mandiri, dikarenakan pemahaman soal dan

penyelesaiannya yang abstrak, membuat matematika butuh fasilitator dalam

memahami materi-materinya yang sesuai standar kurikulum nasional. Pada hasil

Programme For International Student Assessment atau PISA sebagai program

penilaian pelajar internasional, Indonesia berada di urutan ke keenam dari bawah atau

berada di urutan 74 dari 80 negara. (OECD, 2018) skor indonesia masih sangat

memprihatinkan dibanding negara internasional lainnya untuk itu perlu terus

ditingkatkan kualitas pendidikan negara ini.

Gambaran dari PISA dapat menjadikan tolak ukur kualitas generasi bangsa kita

terhadap bangsa dunia, tentunya perlu adanya perubahan agar tidak mengalami
3

ketertinggalan kualitas. Kemampuan generasi – generasi Indonesia yang akan

melanjutkan bangsa ini perlu berangsur diperbaiki di setiap jamannya. Dimana di era

kemanjuan teknologi saat ini dibutuhkan juga skill atau kemampuan dalam ber

teknologi. Untuk itu dalam pembelajaran siswa disekolah agar segera menggunakan

kemajuan teknologi demi mengatasi ketertinggalan dalam era teknologi saat ini.

Fakta di lapangan menunjukkan adanya kesulitan dalam mencapai tujuan

pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan khususnya di bidang matematika.

apalagi dengan ditambahnya kasus wabah covid19 yang tengah menyebar di

indonesia dapat ber efek menurunkan lagi kualitas pemahaman siswa dalam mata

pelajaran di sekolah. Masalah yang muncul sekarang ini ialah persepsi pembelajaran

selama belajar dirumah atau pembelajaran jarak jauh, adaptasi kebiasaan baru dimana

siswa belajar menggunakan daring atau online. Sejak pada tanggal 16 maret 2020

siswa (Yunitasari & Hanifah, 2020) berkurangnya minat belajar siswa dikarenakan

siswa merasa bosan tidak dapat bertemu dengan teman dan gurunya secara langsung

atau tatap muka yang biasanya dilakukan saat bersekolah.

Faktor selanjutnya ialah gaya mengajar guru dianggap selama pembelajaran

jarak jauh yang digunakan masih belum dapat interaktif atau masih menggunakan

platform-platform yang kurang efektif seperti whatsapp group, telegram, yang

membuat guru pun kurang leluasa dalam menjelaskan materi pembelajaran yang ia

ajarkan kepada siswa saat pembelajaran jarak jauh ini. Kendala selanjutnya ialah

jaringan yang tidak ada, atau paket internet habis yang di jadikan alasan yang perlu

diberikan pemakluman karena dana bantuan pulsa dari sekolah atau pemeritah tidak
4

ada, mengakibatkan tersendatnya proses belajar mengajar dan evaluasi hasil

pembelajaran siswa. Faktor-faktor tersebut mengurangi siswa untuk dapat memahami

materi yang harus ia kuasai sesuai kurikulum atau standar nasional.

Hal tersebut akan menimbulkan kekhawatiran apakah dapat indonesia

mengatasi masalah perubahan dengan pembelajaran non tatap muka ini. seharusnya

dengan pemabelajaran jarak jauh dapat mengurangi waktu yang di habiskan dalam

kegiatan bersekolah. Persepsi dalam mengatur ruang dan waktu dalam kebiasaan baru

seperti kasus ini perlu disadari dan segera benahi agar idak mengalami keterpurukan

dalam belajar di rumah atau pembelajaran jarak jauh.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui seberapa besarnya pengaruh minat belajar, gaya mengajar guru dalam

pembelajaran jarak jauh dalam kemampuan pemahaman konsep matematika. Serta

keterkaitan satu dengan lainnya. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan

peneltian dengan judul “ Pengaruh Minat Belajar Dan Gaya Mengajar Guru Dalam

Pembelajaran Jarak Jauh Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil latar belakang yang diuraikan, dapat diidentifikasi sebagai

berikut:

1. Menurunnya minat belajar siswa

2. Persepsi yang rendah terhadap pembelajaran non tatap muka.

3. Masih banyak siswa yang belum menyadari kegunaan matematika dalam

kehidupan sehari-hari.
5

4. Siswa masih bersikap pasif dalam hal belajar mandiri.

5. Gaya mengajar guru masih belum efektif.

6. Kurangnya rasa keingintahuan siswa dalam belajar.

7. Masih banyak siswa yang belum bisa mengatur sendiri cara belajarnya saat

belajar dirumah atau pembelajaran jarak jauh.

8. Masih banyak siswa yang masih belum mampu menyelesaikan soal

matematika.

9. Rendahnya kemampuan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran jarak

jauh.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah supaya tidak berkembang

lebih jauh dan melebar. Oleh karena itu, penulis membatasi pembahasan hanya pada

kemampuan siswa dalam pemahamn konsep pada mata pelajaran matematika.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah di atas,

maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh minat belajar siswa dan gaya mengajar guru dalam

pembelajaran jarak jauh secara bersama-sama terhadap kemampuan

pemahaman konsep matematika siswa sekolah Madrasah Aliyah Negeri di Kota

Bekasi?

2. Adakah pengaruh minat belajar terhadap kemampuan pemahamn konsep

matematika siswa sekolah Madrah Aliyah Negeri di Kota Bekasi?


6

3. Adakah pengaruh gaya mengajar pembelajaran jarak jauh terhadap kemampuan

pemahaman konsep matematika siswa sekolah Madrasah Aliyah Negeri?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang

hendak dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh minat belajar dan gaya mengajar pembelajaran jarak jauh secara

bersama-sama terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa

sekolah Madrasah Aliyah Negeri di Kota Bekasi.

2. Pengaruh minat belajar terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika

siswa sekolah Madrasah Aliyah Negeri di Kota Bekasi.

3. Pengaruh gaya mengajar pembelajaran jarak jauh terhadap kemampuan

pemahaman konsep matematika sekolah Madrasah Aliyah Negeri di Kota

Bekasi.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu, manfaat yang bersifat teoristis

dan praktis.

1. Manfaat Teoristis

Secara umum diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat mengubah

pandangan siswa terhadap pelajaran matematika yang dianggap sukar dan sulit

dipahami. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah hasil penelitian yang

sudah ada minat belajar siswa dan gaya mengajar pembelajaran jarak jauh terhadap

kemampuan pemaham konsep matematika.


7

2. Manfaat Praktis

a. Kepala Sekolah

Kepala sekolah dapat menerapkan hasil penelitian ini untuk meningkatkan

kualitas siswa, sehingga tercipta Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggu dan

mampu bersaing dengan bangsa lain.

b. Guru

Guru dapat menjadikan hasil penelitian ini untuk membantu mengoptimalkan

minat belajar siswa dan gaya menajar pembelajaran jarak jauh menjadi lebih

baik.

c. Siswa

Dapat mempermudah siswa dalam memahami kemampuan pemahaman konsep

matematika dalam pembelajaran jarak jauh sehingga termotivasi dalam belajar

sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.

d. Peneliti

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bekal, pengalaman, dan masukkan bagi

peneliti untuk melaksanakan pembelajaran yang baik sehingga dapat

mewujudkan dan meningkatkan kualitas siswa agar berguna bagi bangsa dan

Negara.
8

G. Sistematika penelitian

BAB I PENDAHULUAN

Membuat pokok-pokok masalah yang terdiri dari latar belakang,

identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

dan sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Menguraikan dasar-dasar pemikiran yang menjadi kerangka berpikir

penelitian. Dalam bab ini memuat tentang teori minat belajar siswa, gaya

menajar jarak jauh, serta kemampuan pemahaman konsep matematika.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tempat dan waktu penelitian, metode dan desain

penelitian, populasi dan sampel, metode penelitian, metode pengumpulan

data, instrumen penelitian, teknik analisis data, teknik pengujian

persyaratan data, teknik pengujian hipotesis penelitian, dan hipotesis

statistik.

BAB IV HASIL ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas hasil penelitian yang akan berisikan data-data dari

proses penelitian.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Pemahaman Konsep

a. Pemahaman Konsep Matematika

Standar untuk mengukur siswa menjadi kompeten dalam suatu disiplin

ilmu yang di pelajarinya adalah dengan cara paham dengan bidang ilmu

tersebut. Maka dari itu, seorang guru dikatakan sukses mengajar setidak nya

siswa dapat paham dengan apa yang di ajarkannya.

Secara teori pemahaman berasal dari kata paham secara etimologi kata ini

adalah kata serapan dari bahasa arab yaitu ٌ‫( فَ ْهم‬fahm) artinya pengertian atau

pengetahuan, sedangkan pemahaman adalah proses perbuatan memahami atau

memahamkan (Kbbi, 2019). Secara teoritis Arikunto (2009) dalam (Cicek,

2017) menjalaskan secara luas pemahaman adalah cara bagaimana seseorang

untuk memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh,

memahami kembali dan memperkirakan ilmu yang telah di dapatkan.

Konsep adalah “orangtua” dari gagasan-gagasan praktis (Bono, 2008),

konsep menjadi bagian yang sangat penting dalam usaha proses berpikir.

Pengertian paling relevan dari konsep itu sendiri, pada (Kbbi, 2019) di jelaskan

bahwa konsep adalah ide rancangan tentang gambaran mental dari objek, proses

atau pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk

9
10

memahami suatu hal. Sedangkan (Ahmadi & Ibda, 2020) menjelaskan bahwa

konsep adalah sekelompok fakta atau ide yang di representasikan secara formal

maupun informal, dan (Rosyadi, 2018) menjelaskan konsep merupakan ide

abstrak yang mungkin untuk mengelompokan benda atau objek kedalam contoh

dan non-contoh untuk dapat membantu siswa dalam mengatur pemikirannya

maka siswa harus diajarkan untuk membangun konsep.

Dalam pelajaran matematika pemahaman konsep merupakan dasar utama

dalam proses belajar, Pemahaman konsep berarti bagaimana siswa dapat

memahami atau menangkap bahasan atau materi yang disajikan dalam bentuk

yang lebih di pahami, agar mampu menginterpretasikan dan kemudian mampu

mengaplikasikannya (Rosyadi, 2018). Dari pemahaman konsep inilah akan

melahirkan teorema atau rumus-rumus, maka dari itu dalam proses belajar

mengajar matematika pemahaman konsep harus paling ditekankan kepada

siswa.

b. Indikator Pemahaman Konsep

Hiebert dan carpenter dalam (Rosyadi, 2018:93) menjelaskan bahwa

pemahaman dalam matematika adalah membuat hubungan antara ide, fakta,

atau prosedur yang semuanya merupakan bagian dari jaringan. Dapat dipahami

bahwa pemahaman konsep matematika tujuan utamanya adalah mendorong

siswa untuk mampu memanfaatkan dan mengaplikasikan materi yang telah

diterima dan dipahaminya dalam kegiatan belajar.


11

c. Indikator Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep matematika merupakan salah satu kecakapan yang

harus di kuasai siswa, dan sebaiknya bisa di jelaskan berdasarkan data dengan

berbagai teknik alasan, agar hasil luarnya dapat dijadikan penelitian. Karena

pemahaman konsep mesti harus dihitung, maka harus ada alat ukur

keberhasilan siswa dalam memahami konsep tersebut. Salah satu alat indikator

siswa dapat memahami konsep yaitu dengan merujuk pada peraturan dirjen

dikdasmen depdiknas nomor 506/c/kep/pp/2004, beberapa mengungkapkan

pemahaman konsep matematika sebagai berikut bahwa siswa mampu:

a) Memberikan pernyataan ulang dari sebuah konsep

b) Dapat mengklasifikasikan objek sesuai dengan sifat – sifat konsepnya

c) Dapat memberikan contoh dan non contoh dari sebuah konsep

d) Dapat menyajikan konsep dari berbagai bentuk representasi

e) Dapat memahami syarat perlu dan syarat khusus untuk dikembangkan

f) Dapat memilih prosedur atau operasi tertentu dalam menggunakan atau

memanfaatkan konsep

g) Dapat memecahkan masalah dengan mengaplikasikan konsep atau

algoritma.

Berdasarkan uraian di atas maka indikator pemahaman konsep yang akan

digunakan dalam penelitian ini meliputi menyatakan ulang sebuah konsep,

mengklasifikasikan konsep sesuai dengan sifat- sifat konsep, menyajikan

konsep dari berbagai representasi, menggunakan syarat perlu dan syarat khusus
12

untuk di kembangkan, mengaplikasikan prosedur atau operasi tertentu dari

sebuah konsep dalam pemecahan masalah.

2. Minat Belajar

a. Pengertian Minat Belajar

Minat belajar sangat penting bagi siswa, karena dengan minat siswa akan

antusias terhadap pelajaran yang di pelajarinya dan dengan minat siswa dapat

memperkuat ingatan terhadap apa yang di pelajarinya. Sehingga minat bisa

menjadi pondasi pembelajaran dikemudian hari.

Minat dalam (Kbbi, 2019) dijelaskan sebagai kecenderungan hati

terhadap sesuatu. yang mana hal tersebut dapat menjadikan semangat,

keantusiasan, partisi dalam mempelajari suatu hal. Pendapat (Syahputra,

2020:12) bahwa minat adalah hal yang mempengaruhi keinginan atau

ketertarikan seseorang terhadap suatu hal yang di pelajari atau ditemukan.

Sedangkan (Sutrisno, 2021:9) berpendapat bahwa minat bisa di tinjau dari dua

hal yaitu minat sebagai sebab dan minat sebagai akibat, minat sebagai sebab

dimana minat sebagai kekuatan yang memaksa seseorang untuk menaruh

perhatiannya pada suatu situasi atau aktifitas tertentu dan minat sebagai akibat

adalah pengalam yang efektif yang stimular karena berpartisipasi dalam suatu

kegiatan atau aktifitas.

Minat belajar berarti aspek psikologi seseorang yang memiliki gairah,

keinginan, semangat, perasaan suka untuk melakukan proses proses belajar


13

yang kemudian di tunjukan dengan keantusiasan, dapat berpartisipasi dan aktif

dalam mengikuti kegiatan proses belajar.

Minat belajar pada dasarnya akan timbul dari pengalaman siswa dalam

belajar dan rangsangan-rangsangan dari pelajaran yang di pelajarinya karena

biasanya ada kebutuhan terhadap dirinya. Beberapa sebab-sebab lain yang dapat

menimbulkan minat belajar, yaitu:

a) Kuasai materi yang akan diajarkan

b) Gunakan metode yang tepat

c) Berikan penampilan mengajar yang menarik

d) Evaluasi proses belajar

b. Indikator Minat Belajar

Minat belajar bisa dirasakan dengan rasa suka/senang, pernyataan lebih

menyukai, adanya rasa ketertarikan adanya kesadaran untuk belajar tanpa di

suruh, berpartisipasi dalam aktivitas belajar, memberikan perhatian. Safari

(2005) dalam (Syahputra, 2020:19) menjelaskn beberapa indikator minat

belajar yaitu: perasaan senang, ketertarikan, penerimaan, dan keterlibatan

siswa.

a) Perasaan Senang

Apabila seorang siswa memiliki perasaan senang terhadap pelajaran

tertentu maka tidak akan ada rasa terpaksa untuk belajar. Contoh yaitu senang

mengikuti pelajaran, tidak ada perasaan bosan, dan hadir saat pelajaran
14

b) Keterlibatan Siswa

Ketertarikan seseorang akan obyek yang mengakibatkan orang tersebut

senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari obyek

tersebut. Contoh: aktif dalam diskusi, aktif bertanya, dan aktif menjawab

pertanyaan dari guru.

c) Ketertarikan

Berhubungan dengan daya dorong siswa terhadap ketertarikan pada

sesuatu benda, orang, kegiatan atau bias berupa pengalaman afektif yang

dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Contoh: antusias dalam mengikuti

pelajaran, tidak menunda tugas dari guru.

d) Perhatian Siswa

Minat dan perhatian merupakan dua hal yang dianggap sama dalam

penggunaan sehari-hari, perhatian siswa merupakan konsentrasi siswa terhadap

pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain. Siswa

memiliki minat pada obyek tertentu maka dengan sendirinya akan

memperhatikan obyek tersebut. Contoh: mendengarkan penjelasan guru dan

mencatat materi.

3. Gaya Mengajar

a. Pengertian Gaya Mengajar

Pada hakikatnya mengajar merupakan cara pengajar menghantarkan

pelajar kepada tujuan yang telah direncanakan, dalam prakteknya, pengajar


15

akan punya caranya sendiri dalam menyampaikan materi atau pelajaran

meskipun pada tujaun yang sama. Keberagaman dalam cara mengajar dapat

diperoleh gambaran umum tentang pola interaksi pengajar, materi

pembelajaran, dan perilaku siswa itu sendiri, pola ini sering di istilahkan

dengan gaya mengajar atau teaching style (Kusumawati & Murati, 2019).

Gaya sendiri dalam (Kbbi, 2019) dapat di jelasakan sebagai ragam rupa,

bentuk dan sebagainya yang khusus, gaya juga dalam kaitan nya dengan sikap

bias di definisikan sebagai gerakan atau gekstur tubuh, jika dikaitkan pada kata

mengajar, maka dapat diartikan bahwa gaya mengajar adalah ragam sikap,

bentuk pembelajaran atau sebagainya yang secara khusus disampaikan oleh

pengajar untuk menyampaikan materi.

Pada umumnya gaya mengajar guru itu perlu bila instrumental yaitu

mengajarkan hal-hal tertentu, akan tetapi bila bersifat developmental yakni

mengembangkan pribadi siswa, flesibelitasnya maupun otonomi pribadinya,

maka sebaiknya siswa harus mengenal macam-maca gaya mengajar. Variasi

gaya mengajar guru juga dapat dilakukan dengan menarik dan mempertahankan

minat dan semangat siswa dalam belajar.

b. Macam-macam Gaya Mengajar

Gaya mengajar guru itu dibedakan kedalam empat macam yaitu gaya

mengajar klasik, gaya mengajar teknologis, gaya mengajar personalisasi, gaya

mengajar interaksional.
16

a) Gaya Menajar Klasik

Gaya ini sangat menentukan baik dalam pilihan materi pelajaran

maupun penentuan proses pembelajaran. Isi pelajaran bersifat pasti, jelas

dan di kelompokkan secara menyeluruh dan benar. Proses penyampaian

bahan tidak didasarkan atas minat anak melainkan pada urutan tertentu.

Peran guru ini sangat dominan karena dia harus menyampaikan bahan dan

sebagai penyebar atau sumber pengetahuan utama. Guru menempatkan

diri sebagai orang yang serba bisa dan sebagai satu-satunya sumber

belajar maka guru harus ahli tentang pelajaran yang dipegangnya. Dengan

demikian proses pengajaran yang siswanya diberi pelajaran. Tapi gaya ini

hanya sebagian kecil akan menguasai bahan pelajaran sepenuhnya,

sebagian lagi akan mengusainya untuk sebagian saja dan ada lagi yang

akan gagal. Peran peserta didik hanya melakukan aktivitas sesuai dengan

petunjuk guru dan peserta didik hampir tidak memiliki kesempatan untuk

melakukan aktivitas sesuai dengan minat dan keinginan. Hal ini peserta

didik akan menirukan apa yang diamati yang dilakukan secara verbal,

guru berusaha mengajarkan bagaimana melatih kemampuan berpikir

melalui Bahasa.

b) Gaya Mengajar Teknologis

Gaya mengajar ini pada kompetensi siswa secara individual. Bahan

pelajaran disesuaikan dengan tingkat kesiapan anak. Peranan ini pelajaran

adalah dominan. Oleh karena itu bahan disusun oleh ahlinya


17

masingmasing. Bahan itu dengan data objektif dan keterampilan yang

dapat menuntun kompetensi kejuruan peserta didik. Peran siswa disini

adalah belajar dengan menggunakan perangkat atau media, siswa dapat

mempelajari apa yang dapat bermanfaat bagi dirinya dalam kehidupan.

Peran guru hanya memandu, mengarah atau pemberi kemudahan dalam

belajar karena pelajaran sudah terpogram sedemikian rupa dalam

perangkat.

c) Gaya Mengajar Pesonalisasi

Gaya ini berpusat pada anak didik. Didasarkan pada teori

pendidikan yang menyatakan bahwa pendidikan sesungguhnya berpusat

pada anak serta pengalaman yang di dasarinya dan pengajaran ini di

lakukan berdasarkan atas minat, pengalaman dan pola perkembangan

mental siswa. Dominasi pengajaran ada ditangan siswa. Ada dua aliran

dari personalisasi yakni aliran progressive dan aliran romantik. Siswa

dipandang sebagai suatu pribadi. Perkembangan emosional dan

penyesuaian diri dalam lingkungan sosial merupakan yang vital

sebagaimana perkembangan kecerdasannya. Peran guru dapat

membimbing dan membantu perkembangan itu melalui pengalaman

belajar. Oleh karena itu guru harus mempunyai kemampuan mengasuh,

ahli dalam psikologi dan metodologi serta bertindak sebagai narasumber.

Bahan pelajaran disusun dan muncul berdasarkan atas minat dan

kebutuhan siswa secara individual. Dengan begitu untuk menjalankan


18

gaya ini guru harus memperdalam pengetahuan dan keterampilan tentang

cara-cara mengajar yang terbuka baginya.

d) Gaya Mengajar Interaksional

Gaya ini guru memberikan persoalan kepada peserta didik

kemudian proses diskusi peserta didik menanggapi sehingga ditemukan

kesimpulan. Guru dalam hal ini menciptakan iklim saling ketergantungan

dan timbulnya dialog antar siswa. Siswa belajar melalui dialog,

mengemukaan pandangannya tentang realita juga mendengarkan

pandangan siswa lain. Dengan demikian dapat ditemukan padangan baru

hasil pertukaran pikiran tentang apa yang dipelajari disamping itu

manusia dipandang makhluk sosial yang sangat dibutuhkan bagi

perkembangan individu dan terjadinya kematangan pada diri individu

sendiri

4. Gaya Mengajar Jarak Jauh

Lebih dari 91% populasi siswa dunia telah dipengaruhi oleh penutupan

sekolah karena pandemi COVID-19(UNESCO). Dengan adanya fenomena

tersebut maka dunia pendidikan memutuskan untuk melalui pembelajaran jarak

jauh, di Indonesia juga telah di menetapkan sesuai dengan ketetapan menurut

kemendikbud nomor 4 tahun 2020(KEMENDIKBUD, 2020). Dimana

diantaranya ada tiga tugas utama dalam mendesain dan mengimplementasikan

pembelajaran jarak jauh, di antaranya ada APA (isi/konten), SIAPA (profil


19

belajar, kondisi, dan kebutuhan saat ini), BAGAIMANA (desain dan

implementasi pembelajaran).

a. APA (isi/konten)

Apa materi yang harus di ajarkan, dengan melalui koordinasi dengan

kepala sekolah agar di pastika guru tetap mengikuti perubahan kurikulum,

kebijakan, atau panduan yang ada

b. SIAPA (profil pembelajaran, kondisi dan kebutuhan siswa)

Guru harus memiliki pemahmaan yang mendalam tentang siswa dan

bagaimana mereka belajar, hal ini akan sangat membantu GURU untuk

merancang pengalaman belajar jarak jauh yang lebih baik. Selanjutnya Tinjau

apa yang guru ketahui tentang siswa mengenai pengetahuan, keterampilan,

kebiasaan, dan minat mereka, kekuatan mereka dan tantangan mereka.

c. BAGAIMANA (Desain dan Implementasi Pembelajaran Jarak Jauh)

Guru menyusun struktur pembelajaran jarak jauh bergantung pada apa

yang diajarkan, siapa yang diajar, kemampuan pribadi dan sumber daya yang

tersedia. Juga kegiatan merefleksi dalam hal ini mendesain pengalaman saat

belajar jarak jauh.

Lengkap dan pelajaran terstruktur

Guru perlu menyusun kembali rencana pembelajaran tatap muka menjadi

pembelajaran jarak jauh. Dengan mengadakan kelas jarak jauh dan


20

memastikan jadwal proses pembelajaran dilaksanakan, yang

mempertimbangkan alat komunikasi satu sama lain, dan

mempertimbangkan biaya, pola pelaksanaan secara serentak (pada saat

yang sama) atau asinkronus (tidak pada saat yang sama) atau campuran

keduanya

Konten dan aktivitas pembelajaran yang dipilih

Memilih sumber daya, peralatan dan aktifitas yang tepat yang dapat di

tawarkan kepada siswa agar memiliki pemahaman yang lebih baik dari

krisis pandemi ini. Juga membantu mereka merasa normal dan terbiasa,

dan membuat mereka merasa aman

- Memastikan jumlah tugas dan waktu yang diberikan kepada

siswa tanpa menciptakan stress lebih banyak bagi mereka dan

keluarganya

- Memilih cara terbaik berkomunikasi dengan orang tua atau wali

murid mereka untuk mencapai tujuan

- Menyiapkan diri untuk lebih sadar, tanggap, dan mendukung.

B. Kerangka Berfikir

1. Pengaruh Minat Belajar dan Gaya Mengajar Pembelajaran Jarak Jauh

Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa.

Faktor – faktor yang diduga mempunyai pengaruh terhadap pemahaman konsep

matematika adalah minat belajar dan gaya mengajar pembelajaran jarak jauh.
21

Minat belajar berasal dari dalam diri atau unsur intrinsik siswa itu sendiri.

Minat belajar berpengaruh besar terhadap kemampuan pemahaman konsep

siswa. Karena minat belajar berarti siswa dapat melakukan keterlibatan

sepenuhnya perhatian dan pikirannya dimana pada masa pandemi ini siswa

harus mengubah adaptasinya dalam belajar. Otomatis perubahan tersebut

membuat minat belajar menjadi efek dari adanya perubahan kebiasaan belajar

saat ini. Gaya mengajar merupakan unsur ekstrinsik yang juga berpengaruh

dalam hasil belajar siswa, dalam masa pandemic covid-19, gaya mengajar guru

sangat banyak berubah, seperti menggunakan media teknologi dalam proses

belajar mengajar, ini sangat mempengaruhi gaya mengajar guru, karena dalam

belajar mengajar secara daring guru di tuntut untuk mampu menggunakan

teknologi dalam mengajar untuk mencapai siswa dalam pemahaman konsep

siswa sesuai kurikulum yang berlaku. Oleh karena itu gaya mengajar guru

dalam pembelajaran jarak jauh sangat mempengaruhi pemehaman konsep siswa

dalam pelajaran matematika.

2. Pengaruh Minat Belajar Terhadap Pemahaman Konsep Matematika

Siswa

Proses pengelolaan guru dalam kegiatan pembelajaran di dalam pembelajaran

daring akan berpengaruh terhadap tumbuhnya minat belajar peserta didik pada

kegiatan pembelajaran. Minat belajar peserta didik dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran memberikan peran yang sangat penting dalam tercapai

keberhasilan belajar. Apabila seluruh peserta didik dalam mengikuti kegiatan


22

pembelajaran mempunyai minat belajar yang besar maka peserta didik juga

akan semakin bersemangat dalam memahami apa yang telah disampaikan oleh

guru dalam kegiatan pembelajaran dan berdampak pada pemahaman konsep

matematika yang akan dicapai oleh peserta didik.

3. Pengaruh Gaya Mengajar Pembelajaran Jarak Jauh Terhadap

Pemahaman Konsep Matematika Siswa

Keberhasilan tujuan pembelajaran yang hendaknya dicapai dalam belajar

mengajar tentunya tidak terlepas dari peran seorang guru. Guru dituntut

menjadi guru yang profesional agar tercapainya tujuan dalam pembelajaran.

Pengelolaan guru dalam pembelajaran dapat dilihat dengan cara pembelajaran

menjadi suatu yang menyenangkan dan sesuai dengan karakteristik siswanya.

Gaya mengajar guru diperlukan bervariasi, untuk itu perlu adanya perubahan

sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam belajar mengajar yang bertujuan

untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat tinggi dalam

belajar. Guru yang menggunakan variasi mengajar yang baik dapat dilihat

melalui antusiasme dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa

tidak bisa dipaksakan untuk terus menerus memusatkan perhatiannya dalam

pembelajaran, apalagi jika guru saat mengajar tanpa menggunakan variasi yang

membuat siswa kurang memperhatikan dan bosan dalam belajar.

Supaya pembelajaran jarak jauh berlangsung dengan suasana yang

menyenangkan dan siswa dapat menerima dengan mudah materi yang telah
23

disampaikan oleh guru seharusnya menggunakan variasi gaya mengajarnya

secara tepat dan optimal. Sehingga tujuan meningkatnya antusiasme karena

dalam pembelajaran siswa tidak merasa bosan, materi yang disampaikan oleh

guru menjadi mudah dipahami siswa sehingga variasi gaya mengajar

berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai oleh siswa.

C. Penelitian Terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Agil Nugroho dkk dengan judul “

Pengaruh Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran

Matematika”(Nugroho et al., 2020) hasil yang di lakukan dengan cara metode kausal

pada minat belajar sebagai variabel bebas dan hasil belajar sebagai variabel terikat.

Objek penelitian ini dilakukan di kelas VA dan VB sekolah dasar negeri kopo 01

kecamatan cisarua kabupaten bogor dengan menggunakan kuisioner skala likert.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

minat belajar terhadap hasil belajar. Hal ini berdasarkan analisis statistik yang

menghasilkan koefisien determinasi (rxy)sebesar 0,369 dan dalam pola

permasalahannya menjadi Ŷ = -17,14 + (0,75x) yang berarti tingkat pengaruh

tergolong kuat dan diperoleh thitung sebesar 33,28 lebih besar dari ttabel dengan taraf

nyata nyata 0,05 sebesar 4,04 yang berarti signifikan. Berdasarkan hasil penelitian

tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

antara minat belajar terhadap hasil belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh achmad djauhari dengan judul “ Pengaruh Gaya

Mengajar Guru dan Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar” (Djauhari, 2016).
24

Hasil penelitianyang dilakukan dengan cara analisis regresi parsial maupun ganda ini

digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh antara variable bebas yang terdiri

dari Gaya mengajar guru (X1) dan Kebiasaan belajar (X2) terhadap variable terikat

(Y) yaitu Terhadap hasil belajar Mata Pelajaran IPS. Persamaan regresi diatas dapat

di interpretasikan bahwa Y (Hasil belajar Mata Pelajaran IPS) akan meningkat

sebesar 13,3 atau 13,3% point untuk setiap kenaikan satu satuan X1 (Gaya mengajar

guru). Jadi apabila gaya mengajar guru mengalami peningkatan 1 point setiap satuan,

maka nilai raport (Hasil belajar Mata Pelajaran IPS) siswa akan meningkat sebesar

13,3%. Hasil analisis regresi diatas dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar guru

berpengaruh positif terhadap hasil belajar Mata Pelajaran IPS siswa. Apabila

meningkatan gaya mengajar guru akan diikuti peningkatan Hasil belajar Siswa pada

Mata Pelajaran IPS.

Penelitian yang dilakukan Dina Sri Nindiarti yang berjudul “ Pengelolaan

Pembelajaran Jarak Jauh yang Memandirikan Siswa Dan Implikasinya Pada

Pelayanan Pendidikan”(Dina Sri Nindiati, 2020). Hasil penelitian Studi dilakukan

menggunakan metode litelatur review dengan menggunakan metode analisis konten.

Metode kajian pustaka ini menggunakan berbagai referensi seperti buku, jurnal

penelitian, dan modul pengelolaan pembelajaran jarak jauh yang diterapkan

pada institusi pendidikan menunjukkan Hasil pelaksanaan pembelajaran jarak jauh

harus dikelola dengan sistematis dimulai dari penyusunan silabus materi,

pemilihan aktivitas belajar, dan strategi pembelajarannya merumuskan struktur

materi dan memilih aktivitas yang relevan, adapun tugas yang diberikan harus
25

mempertimbangkan beban, waktu, dan kemampuan siswa. Simpulan, Lembaga

pendidikan perlu mengupayakan layanan komunikasi yang efektif dan efisien,

pengawasan, serta pendampingan pada siswa dan orangtua

D. Hipotesis Penelitian

Dengan mempertimbangkan teori-teori dan kerangka berpikir, hipotesis

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan minat belajar dan gaya mengajar

pembelajaran jarak jauh secara bersama-sama terhadap pemahaman konsep

matematika

2. Terdapat pengaruh yang signifikan minat belajar terhadap pemahaman konsep

matematika

3. Terdapat pengaruh yang signifikan gaya mengajar pembelajaran jarak jauh

terhadap pemahaman konsep matematika


26
BAB III

METODOLOGI PENELIIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini akan dilaksanakan pada dua sekolah di kota Bekasi, yaitu:

a. MAN 1 Kota Bekasi yang berlokasi di Jl. Markisa Raya II No.3,

RT.004/RW.007, Teluk Pucung, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat

17121.

b. MAN 2 Kota Bekasi yang berlokasi di Jl. Bojong Asih 5,

RT.008/RW.017, Bojong Rawalumbu, Kec. Rawalumbu, Kota Bekasi,

Jawa Barat 17116.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dimulai dari tanggal Oktober 2020 - Februari 2020. Adapun

dalam pelaksanaannya terbagi menjadi tiga tahap yaitu persiapan, pengumpulan data,

dan pengolahan data. Tabel 3.1 menujukan rencana kegiatan penelitian yang akan

dilaksanakan.

Rencana kegiatan penelitian dimulai dari menentukan masalah penelitian dan

menentukan judul penelitian yang akan diteliti yang dilaksanakan pada bulan

pertama, selanjutnya yaitu menetukan tempat penelitan dan mengsurvey tempat

penelitian nya pada bulan selanjutnya. Langkah selanjutnya yatitu membuat

27
28

instrument dan mengujikan nya yang dilakukan untuk menguji validitas instrument

tersebut. Langkah selanjutnya yaitu mengumpulkan data-data terkait penelitian dan

mengolah data tersebut untuk di analisis, sambal mengolah data, hasil analisis

disusun kedalam karangan ilmiah yaitu berupa tesis. Selengkapnya dapat dilihat

rencana kegiatan pada table 3.1.

Tabel 3.1. Rencana Kegiatan Penelitian


Oktober November Desember Januari Februari
No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 21 2 3 4 1 2 3 4
Menentukan masalah dan
1 √ √ √ √
judul penelitian
Menentukan tempat
2 √
penelitian
3 Survey tempat penelitian √ √
Membuat dan menguji
4 √ √
instrumen
5 Pengumpulan data √ √
Pengolahan dan analisis
6 √ √ √ √
data
Penyusunan laporan hasil
7 √ √ √ √ √
penelitian
8 Prediksi sidang tesis √

B. Desain Penelitain

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan korelasi

ganda. Dengan teknik kolerasi seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variabel

bebas dan terikat. Variabel bebas pertama yaitu minat belajar, variabel bebas kedua

yaitu gaya mengajar dan variabel terikatnya yaitu kemampuan pemahaman konsep

matematika. Metode penelitian ini digunakan karena kemampuannya untuk

memperkirakan suatu hasil yang mewakili suatu populasi apabila pengambilan


29

sampel dilakukan dengan benar. Perhitungan sampel menggunakan teknik uji korelasi

ganda dan uji regresi ganda.

Uji korelasi ganda untuk mengetahui benar kuatnya antara dua variabel yang

dianalisi, perhitungannya mencangkup perhitungan koefisien korelasi dan koefisien

determinan. Selanjutnya, uji regresi ganda yang bertujuan untuk menduga besarnya

pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini

menggunakan tiga variabel yaitu X1, X2, dan Y. Dalam hal penelitian ini peneliti

memperoleh data mengenai minat belajar siswa dan gaya mengajar pembelajaran

jarak jauh dengan menggunakan angket. Sedangkan kemampuan pemahaman konsep

matematika didapat dengan menggunakan instrument berupa soal uraian.

2. Desain Penelitian

Gambar 3.1. Desain Penelitian


X1 : Kemampuan Mnat Belajar

X2 : Gaya Mengajar Pembelajaran Jarak Jauh


Y : Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
30

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam penelitian kuantitatif, menurut Sugiyono dalam (2016: 117) mengatakan

bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Jadi secara umum populasi

adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan,

tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber

data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. Selain itu juga

populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin hasil penghitung ataupun

pengukuran mengenai karakteristik tertentu dan semua anggota kumpulan yang

lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya, dengan kata lain populasi

adalah sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang

sama.

Dalam hal ini populasi adalah siswa MA Negeri yaitu dua sekolah MAN 1 Kota

Bekasi, dan MAN 2 Kota Bekasi yang berada di wilayah Bekasi Tahun Ajaran 2020/

2021 yang berjumlah 648 siswa.


31

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber

data dan dapat mewakili seluruh populasi (representatif), dalam penelitian ini teknik

pengambilan sampel menggunakan teknik probabilitas. Terdapat empat macam teknik

pengambilan sampel dengan teknik ini yaitu teknik acak (random sampling), teknik

stratifikasi, klaster dan sistematis.

Penelitian ini menggunakan sampel acak (random sampling) dalam

menentukan sampel penelitian, teknik ini banyak dianjurkan penggunaanya dalam

proses penelitian (Sukardi, 2019). Pada teknik ini, secara teoritis semua anggota

populasi memiliki peluang (probalitas) yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

Untuk mendapatakn responden sampel yang akan dijadikan penelitian, maka harus

diketahui terlebih dahulu jumlah populasi.

Total populasi penelitian ini adalah sebanyak 648 siswa yang sedang diambil

dari jumlah siswa kelas X pada MAN 1 Kota Bekasi dan MAN 2 Kota Bekasi.

Jumlah masing-masing populasi pada tiap sekolah adalah MAN 1 dengan julah siswa

kelas X sebanyak 360 siswa dan MAN 2 sebanyak 288 siswa kelas X. maka untuk

menentukan sampel pada penelitian ini dengan banyak nya sampel 10% dari setiap

sekolah. Tabel 3.2 dapat menjelaskan secara rinci cara perhitungan jumlah sampel

yang digunakan.
32

Tabel 3.2. Perhitungan Jumlah Sampel


Jumlah
Jumlah
Nama Sekolah Siswa Sampel %
Sampel
Kelas X
MAN 1 Kota Bekasi 360 10% 36
MAN 2 Kota Bekasi 288 10% 29
Jumlah Populasi 648 Jumlah Sampel 65
D. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah gejala variable yang bervariasi yaitu faktor-

faktor yang dapat berubah-ubah ataupun dapat diubah untuk tujuan penelitian

(Bungin, 2017). Variable penelitian perlu ditentukan dan dijelaskan agar alur

hubungan dua atau lebih variable dalam penelitian dapat dicari dan dianalisis.

Variable yang diteliti dan penelitian ini adalah:


X1 = Minat Belajar
X2 = Gaya Mengajar Pembelajaran Jarak Jauh
Y = Pemahaman Konsep Matematika

2. Sumber Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3. Sumber Data Penelitian


Variabel Sumber Data
Minat Belajar Siswa
Gaya Mengajar Pembelajaran Jarak Jauh Siswa
Pemahaman Konsep Matematika Siswa
33

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dapat

dinyatakan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.4. Teknik Pengumpulan Data


Variabel Teknik Pengumpulan Data
Minat Belajar Kuisioner
Gaya Mengajar Pembelajaran Jarak Jauh Kuisioner
Pemahaman Konsep Matematika Soal

E. Instrumen Penelitian

1. Instrumen variabel minat belajar

a. Definisi Konseptual

Kemampuan pemahaman konsep matematika adalah siswa mampu

memanfaatkan dan mengaplikasikan apa yang telah dipahaminya ke dalam

kegatan belajar.

b. Definisi operasional

Yang dimaksud dengan pemahaman konsep matematika dalam penelitian

ini adalah skor total yang diperoleh siswa pada mata pelajaran matematika

melalui hasil test yang dilakukan. Pengukuran data menggunakan test pada

mata pelajaran matematika.

c. Kisi – kisi instrumen minat belajar

d. Kalibrasi instrumen minat belajar


34

Untuk mengkalibrasi instrumen dilakukan dengan menguji validitas

setiap butir pertanyaan dan reliabilitas instrumen tersebut. Pengujian tersebut

dilakukan pada 30 siswa responden anggota populasi tetapi bukan calon

anggota sampel.

Validasi instrumen kecerdasan intelektual digunakan rumus korelasi

product moment sebagai berikut:

rhitung =

Keterangan:
r = koefisein korelasi
X = jumlah nilai-nilai X
X2 = jumlah kuadrat nilai-nilai X
Y = jumlah nilai-nilai Y
n = banyaknya sampel

Kriteria validitas butir soal adalah jika rhitung lebih besar dari pada rtabel

maka butir soal dianggap valid, sedangkan jika rhitung lebih kecil dari pada rtabel

maka butir soal tidak valid. Pada penelitian ini karena uji coba instrumen

dilakukan pada 30 siswa dengan nilai rtabel adalah 0,374. (Sugiyono, 2003 :

127).
35

2. Instrumen variabel gaya mengajar pembelajaran jarak jauh

a. Definisi konseptual

b. Definisi operasional

c. Kisi – kisi instrumen gaya mengajar pembelajaran jarak jauh

d. Kalibrasi instrumen gaya mengajar pembelajaran jarak jauh

3. Instrumen variabel pemahaman konsep matematika

a. Definisi konseptual

b. Definisi operasional

c. Kisi – kisi instrumen pemahaman konsep matematika

d. Kalibrasi instrumen pemahaman konsep matematika

1) Analisis Validasi Butir Soal

Kesahihan atau Validitas butir soal diuji dengan menggunakan

koefisien korelasi rbes (Suharsimi Arikunto, 2008: 170) dengan rumus

dimana :
X i  X t Pi
rpbes  .
St Qi
Keterangan :

rbes = Koefisien korelasi variabel X dan Y

Xi = Rata-rata yang menjawab benar butir soal ke-i

Xt = Rata-rata yang menjawab benar seluruh butir benar

Si = Simpangan baku

Pi = Jumlah yang menjawab benar butir soal ke-i


36

Qi = Jumlah yang menjawab salah butir soal ke-i

Prestasi rXY (hitung) dikonsultasikan dengan nilai r table pada

signifikansi 5% jika. Kaidah keputusan : Jika r hitung ≥r table berarti

Valid sebaliknya r hitung ≤ r table berarti Tidak Valid.

2) Analisis Reliabilitas Tes

Koefisien reliabilitas dari Prestasi perhitungan kemudian

diinterpretasikan mengikuti interpretasi menurut Guilford

(Ruseffendi,2003:144), yaitu

Tabel 3.5. Tingkat Reliabilitas Pemahaman Konsep Matematika Siswa


0,00 - 0,20 Kecil
0,20 - 0,40 Rendah
0,40 - 0,70 Sedang
0,70 - 0,90 Tinggi
0,90 - 1,00 Sangat Tinggi

Pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabel tes ( r ) pada

umumnya digunakan patokan sebagai berikut:

(a). Apabila r ≥ 0,70 berarti tes tersebut memiliki reliabilitas yang

tinggi/ reliabel ,

(b) Apabila r ≤ 0,70 berarti tes tersebut belum memiliki reliabilitas

yang tinggi (unreliabel ) seperti terlihat pada tabel diatas.

Instrumen memiliki reliabilitas yang baik apabila alat ukur itu

memiliki konsistensi yang handal pada tingkatan yang sama. Untuk


37

mengukur reliabilitas soal Pemahaman Konsep Matematika

menggunakan Rumus sebagai berikut:

k  St   PiQi 
2

rKR 
k  1  St 2 

(Sugiyono, 2010:359 – 360)

Keterangan:

k : Banyak soal
Pi : Proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1

Qi : 1 – Pi

Pi Qi : Variansi item/butir

S t2 : Variansi total

Angka reliabilitas yang diperoleh dari perhitungan selanjutnya

dibandingkan dengan r tabel pada uji satu sisi dengan taraf signifikansi

( 5% ) = 0,05 dan derajat kepercayaan ( df ) = k – 1, dimana k =

banyaknya soal yang valid. Kriteria reliabilitasnya adalah jika r hitung

lebih besar dari pada r tabel maka instrumen tersebut reliabel.

3) Analisis Tingkat Kesukaran

Untuk mengkalibrasi instrumen dilakukan dengan menguji tingkat

kesukaran, validitas setiap butir soal, reliabilitas instrumen,dan daya

pembeda Untuk mengetahui bermutu atau tidaknya butir item tes

Pemahaman Konsep Matematika dapat diketahui dari derajat kesukaran

atau taraf kesulitan yang dimiliki dari masing-masing butir item tersebut.
38

Butir item tes Prestasi belajar dapat dinyatakan sebagai butir item tes yang

baik, apabila butir item tes tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu

mudah.. Kelas atas dan kelas bawah ditentukan dengan perhitungan 27% x

jumlah peserta didik digolongkan kedalam kelas atas dan 27% x jumlah

peserta didik digolongkan kedalam kelas bawah (Arikunto, Suharsimi

.2007:212). Sedangkan rumus yang digunakan digunakan sebagai berikut :

B
P ,
JS

(Arikunto, Suharsimi 2007:208)

Keterangan:

P : Tingkat kesukaran.

B : Jumlah peserta didik yang menjawab soal dengan benar.

JS : Jumlah seluruh peserta didik peserta tes.

Kriteria tingkat kesukaran yang digunakan pada analisa ini adalah :

jika p > 0,70 kategori soal mudah, 0,30 < p < 0,70 kategori soal sedang,

dan p < 0,30 kategori soal sukar.

4) Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda atau indeks diskriminasi menunjukkan soal tersebut

membedakan antara peserta didik yang pandai dengan yang kurang

pandai, sedemikian rupa sehingga sebagian testee yang memiliki

kemampuan tinggi untuk menjawab butir item tersebut lebih banyak yang

menjawab betul, sementara testee yang kurang pandai untuk menjawab


39

item tersebut sebagian besar tidak dapat menjawab dengan betul. Daya

pembeda dihitung dengan membagi testee ke dalam dua kelas, yaitu:

kelas atas yang merupakan testee yang tergolong pandai dan kelas bawah

yang tergolong rendah. Pembagiannya 27% x jumlah siswa digolongkan

kedalam kelas atas dan 27% x jumlah siswa digolongkan kedalam kelas

bawah (Arikunto, Suharsimi .2007:212).

Dalam menentukan daya pembeda tiap butir soal menggunakan

rumus sebagai berikut:

S A  SB
DP  (Arikunto, suharsimi, 2007:213)
IA

Keterangan :

DP :Daya pembeda,

SA :Jumlah skor pada kelas atas yang menjawab benar,

SB :Jumlah peserta didik pada kelas bawah yang menjawab benar,

IA :Jumlah seluruh peserta didik.

Kriteria tingkat kesukaran yang digunakan pada analisa ini adalah :

jika p < 0,20 kategori Batal/ Tolak ( B ) , 0,20 < p < 0,50 kategori soal

perbaiki ( TP ) , dan p < 0,50 kategori terima ( T ).

F. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Dalam analisa deskriptif akan dilakukan teknik penyajian data dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi, grafik/diagram batang untuk masing-masing


40

variabel. Selain itu juga masing-masing variabel akan diolah dan dianalisis

ukuran pemusatan dan letak seperti mean, median, dan modus serta ukuran

simpangan seperti jangkauan, variansi, simpangan baku, kemiringan dan kurtosis.

Adapun langkah-langkah pembuatan tabel distribusi frekuensi dan

penyajian grafik poligon serta histogram dilakukan dengan langkah-langkah

berikut :

a. Menentukan rentang ( R), yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.

b. Menentukan banyak kelas (k) dengan aturan Struges, yaitu :

K = 1 + 3,3 log n, n = banyaknya data

c. Menentukan panjang kelas interval (P), yaitu :

P=

d. Menentukan ujung bawah interval kelas pertama, yaitu ≤ data terkecil.

e. Membuat tabel distribusi frekuensi secara lengkap dengan jalan menentukan

ujung bawah (UB) dan ujung atas (UA) setiap interval kelas, menghitung

banyaknya (frekuensi) data untuk masing-masing kelas interval.

f. Menggambar grafik histogram dengan terlebih dahulu menentukan tepi bawah

(TB) dan tepi atas (TA) untuk masing-masing kelas interval.

g. Menggambarkan grafik poligon frekuensi dengan terlebih dahulu menentukan

nilai tengah (Y1) masing-masing kelas interval, yaitu Y1 = ½ (UA – UB).


41

Sedangkan ukuran pusat, letak dan simpangan diantaranya dapat

ditentukan dengan rumus-rumus berikut :

a. Menentukan mean/rata-rata (Y) dengan rumus :

Y=

b. Menentukan modus (Mo), dengan rumus :

Mo =b + p(

Keterangan :

Mo = Modus

B = Batas bawah kelas modus, ialah kelas interval dengan frekuensi

terbanyak

p = Panjang kelas

b1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat

sebelumnya

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat

sesudahnya

c. Menentukan median (Me), dengan rumus :

Me = b + p( , di mana :

Me = Median

n = banyaknya data
42

F = jumlah semua frekuensi sebelum kelas median

b = batas bawah kelas median

p = panjang kelas median

d. Variansi (SD) dan simpangan baku, dengan rumus :

SD = , dan simpangan baku (S) = √SD

Untuk mempersingkat waktu, sekaligus pemanfaatn teknologi, maka

perhitungan statistik deskriptif dalam penelitian ini akan diselesaikan

menggunakan bantuan program komputer SPSS 20.0

2. Uji Persyaratan Analisis Data

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data hasil

pengumpulan berdistribusi normal atau tidak. Hal ini akan berpengaruh pada

proses lanjutan analisis statistik, jika data berdistribusi normal, maka analisis

dilanjutkan menggunakan statistik parametrik, sedangkan jika data tidak

berdistribusi normal, maka analisis dilanjutkan dengan menggunakan statistik

no parametrik. Uji normalitas dapat dilakukan menggunakan analisis

Kolmogorov Smirnov dalam SPSS 20.0. Distribusi data dikatakan normal jika

nilai sig.KS > 0,05. Perhitungan normalitas akan dilakukan menggunakan

bantuan program komputer SPSS 20.0.

b. Uji Linieritas
43

Pengujian linieritas garis regresi dalam penelitian ini digunakan uji F,

rumusnya adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996 : 327) :

SD =

Dalam praktiknya, akan digunakan program komputer SPSS 20.0 untuk

menghitung uji linieritas, yaitu dengan melihat besarnya nilai koefisien sig.

pada Deviation from Linierity.

Kriteria pengujian linieritas adalah sebagai berikut :

1) Jika sig > 0,05 maka garis regresi tersebut linier

2) Jika sig < 0,05 maka garis regresi tersebut tidak linier

c. Uji Multikolinieritas Data

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini bertujuan untuk memastikan

apakah di dalam sebuah model regresi ada interkolerasi atau kolinieritas antar

variabel bebas. Interkorelasi dapat dilihat dengan nilai koefisien korelasi antara

variabel bebas, nilai VIF dan Tolerance, nilai Eigenvalue, dan condition index,

serta nilai standar error koefisien beta atau koefisien regresi parsial.

Kriteria pengujian multikolinieritas adalah sebagai berikut :

1) Jika nilai nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,01 maka tidak terjadi

multikolinieritas data.

2) Jika nilai VIF > 10 atau nilai tolerance < 0,01 maka terjadi gejala

multikolinieritas data.
44

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan

varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat

yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala

heteroskedastisitas. Pada penelitian ini dengan melihat pola titik-titik pada

scatterplots regresi, hasil olah data di aplikasi SPSS 20.0. Jika titik-titik pola

menyebar di atas maupun di bawah Y topi maka dipastikan tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas.

e. Uji Normalitas Galat

Uji normalitas galat dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya

distribusi suatu data. Uji normalitas ini penulis berlakukan untuk kedua variabel

dengan memperhatikan unstandardized residual dan melihat nilai Sig. > 0,05.

Jika syarat tersebut terpenuhi, maka data berdistribusi normal.

3. Uji Hipotesis Penelitian (Analisis Inferensial)

Setelah keseluruhan uji persyaratan analisis data dipenuhi dan diketahui

data layak untuk diolah lebih lanjut, maka langkah berikutnya adalah menguji

masing-masing hipotesis yang telah diajukan. Pengujian hipotesis menggunakan

teknik korelasi partial dan korelasi ganda, serta regresi linier sederhana dan regresi

linier ganda.
45

Dalam praktiknya, untuk perhitungan dan pengujian korelasi dan regresi

baik partial maupun ganda akan digunakan bantuan program komputer SPSS 20.0.

Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

a. Analisis Korelasi

Hasil perhitungan koefisien korelasi ganda bisa dilihat dari out put

program SPSS melalui analisis regresi yaitu pada tabel Model Summaryb.

Signifikansi dari koefisien korelasi tersebut diuji secara manual atau dengan

bantuan komputer melalui program aplikasi Miscrosoft Excel. Ada pun rumus

pengujiannya adalah :

Keterangan :

R = koefisien korelasi ganda

n = banyaknya anggota sampel

k = banyaknya variabel bebas

b. Analisis Regresi

1) Perhitungan persamaan garis regresi

Hasil perhitungan garis regresi bisa dilihat dari out put program SPSS

melalui analisis regresi yakni pada tabel Coefficientsa. Koefisien-koefisien

persamaan garis regresi ditunjukkan oleh bilangan-bilangan yang ada pada

kolom B untuk Unstandardized Coefficients.


46

Tabel 3.14. Tabel Hasil Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients


Model T Sig.
B Std. Error Beta

(Constant)

1 X1

X2

a. Predictors: (Constant), X1, X2

b. Dependent Variabel : Y

Dari tabel di atas maka persamaan garis regresinya adalah :

Ŷ = a0 + a1 x1 + a2 x2

2) Pengujian signifikansi regresi

Hasil pengujian signifikansi regresi ganda bisa dilihat dari out put

program SPSS melalui analisa regresi yani pada tabel ANOVAb kolom F atau

Sig.

Tabel 3.15 Tabel Anova

ANOVAb

Sum of Mean
Model Df F Sig.
Squares Square

1 Regresion
47

Residual

Total

a. Predictors: (Constant), X1, X2

b. Dependent Variabel : Y

Kriteria signifikansinya adalah :

1) Jika digunakan kolom Sig., maka kriteria signifikansinya adalah : “Jika

Sig. < 0,05 maka garis regresi tersebut signifikan”

2) Jika digunakan kolom F, maka kriteria signifikansinya adalah : ”Jika F

hitung > F tabel maka garis regresi tersebut signifikan”

F tabel dipilih sesuai dengan ketentuan pengujian statistik pada distribusi

F, yaitu pada taraf nyata α derajat (dk) pembilang = k dan derajat (dk)

penyebut = n – k – 1, di mana n adalah banyaknya anggota sampel dan k

adalah banyaknya variabel bebas.

G. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis 1

H0 : β1 = β2 = 0 → Tidak terdapat pengaruh minat belajar dan gaya mengajar

pembelajaran jarak jauh secara bersama-sama terhadap

pemahaman konsep matematika.


48

H1 : β1 ≠ 0, β2 ≠ 0 → Terdapat pengaruh minat belajar dan gaya mengajar

pembelajaran jarak jauh secara bersama-sama terhadap

pemahaman konsep matematika.

Hipotesis 2

H0 : β1 = 0 → Tidak terdapat pengaruh minat belajar terhadap

pemahaman konsep matematika.

H1 : β1 ≠ 0 → Terdapat pengaruh minat belajar terhadap pemahaman

konsep matematika.

2. Hipotesis 3

H0 : β2 = 0 → Tidak terdapat pengaruh gaya mengajar pembelajaran jarak

jauh terhadap pemahaman konsep matematika.

H1 : β2 ≠ 0 → Terdapat pengaruh gaya mengajar pembelajaran jarak jauh

terhadap pemahaman konsep matematika.


49

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, F., & Ibda, H. (2020). Konsep dan aplikasi literasi baru di era revolusi

industri 4.0 dan society 5.0. CV. Pilar Nusantara.

Bono, E. de. (2008). How to Have a Beautiful Mind: Cara Hebat Melakukan Extreme

Makeover Terhadap Pikiran Anda untuk Memikat Semua OrangNo Title. Kaifa.

Bungin, B. (2017). Metodologi Penelitian Kuantitatif komunikasi, ekonomi, dan

kebijakan ilmu. Kencana.

Cicek, S. (2017). Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui

Pendekatan Visualisasi. In Skripsi. FITK UIN Jakarta.

Kbbi, R. (2019). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima. KBBI Daring

Kemendikbud. kbbi.kemedikbud.go.id

Kemdikbud RI. (2020). Edaran Tentang Pencegahan Wabah COVID-19 di

Lingkungan Satuan Pendidikan Seluruh Indonesia. In MENTERI PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA (Vol. 33, pp. 1–5).

https://www.kemdikbud.go.id/main/files/download/747d706176686b6

KEMENDIKBUD. (2020). Panduan Pembelajaran Jarak Jauh.

Kusumawati, N., & Murati, E. S. (2019). Strategi Belajar Mengajar Di Sekolah

Dasar. CV. AE Media Grafika.

Nadeem, S. (2020). Coronavirus Covid-19: Available Free Literature Provided By


50

Various Companies, Journals and Organizations Around the World. Journal of

Ongoing Chemical Research, 5(1), 7–13.

https://doi.org/10.5281/zenodo.3722904

Rosyadi, A. A. P. (2018). Statistika Pendidkan. Universitas Muhammadiyah Malang.

Suendarti, M., & Liberna, H. (2018). The Effect of I-CARE Learning Model on the

Students’ Metacognition. Journal of Mathematics Education, 3(2), 40–46.

https://doi.org/10.31327/jomedu.v3i2.439

Sukardi. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetisi dan Praktiknya. Bumi

Aksara.

Sutrisno. (2021). Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Tik Materi Topologi

Jaringan Dengan Media Pembelajaran. Ahlimedia Press.

Syahputra, E. (2020). Snowball Throwing Tingkatkan Minat dan Hasil Belajar. Haura

Publishing.

Yunitasari, R., & Hanifah, U. (2020). Pengaruh Pembelajaran Daring terhadap Minat

Belajar Siswa pada Masa COVID 19. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(3),

236–240.

Anda mungkin juga menyukai