PROPOSAL
200721866014
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Column1
Grafik menunjukkan adanya penurunan hasil belajar siswa selama pandemi sebesar
3% pada siswa kelas XII IIS di SMA Negeri kota Malang. Menurunnya hasil belajar ini
disebabkan oleh berbagai faktor yang timbul baik dari dalam diri siswa maupun dari luar diri
siswa. Salah satunya yaitu dari pemahaman siswa. Hasil belajar menurun karena siswa
kurang memahami materi pelajaran yang didapatkan. Berbagai alasan yang mengakibatkan
menurunnya pemahaman siswa, yaitu siswa malas untuk mengeksplore materi yang
diberikan oleh guru, mengabaikan guru saat pertemuan secara asinkronus maupun sinkronus,
pembelajaran yang diberikan terlalu membosankan, lebih memilih kegiatan lain daripada
belajar, siswa hanya belajar ketika guru memberikan tugas bahkan ada beberapa siswa yang
tidak mengerjakan tugas sama sekali.
Dari pemaparan di atas, menarik perhatian penulis untuk melakukan sebuah penelitian
dengan judul Problematika Siswa dalam Memahami Materi Geografi Selama Pembelajaran
Daring di SMA Negeri Kota Malang.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini
yaitu:
2.2 Pemahaman
a. Pengertian
Pemahaman Menurut Winkel dan Mukhtar (Sudaryono, 2012: 44) adalah kemampuan
seseorang untuk menangkap makna dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan
menguraikan isi pokok dari suatu bacaan atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk
tertentu ke bentuk yang lain. Sementara pada ranah kognitif taksonomi Bloom, Anderson dan
Krathwohl (2001) melakukan revisi dari kata benda pemahaman (Comprehension) menjadi kata
kerja yaitu memahami yang berarti kemampuan yang dimiliki seseorang dalam membangun
sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi.
Menurut Nana Sudjana (1995:24), pemahaman adalah hasil belajar, misalnya peserta
didik dapat menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang sudah dibacanya atau
didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan guru dan menggunakan petunjuk
penerapan pada kasus lain. Pemahaman adalah kesanggupan untuk mengartikan, merumuskan
kata yang sulit dengan perkataan sendiri. Dapat pula merupakan kesanggupan untuk menafsirkan
suatu teori atau melihat konsekuensi atau implikasi, meramalkan kemungkinan atau akibat.
(Nasution, 1999: 27)
Jadi dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk dapat
menafsirkan kembali apa yang sudah dibaca maupun didengar. Siswa dapat memahami sesuatu
dan dapat menjelaskan dengan bahasanya sendiri.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemahaman (Slameto, 1991). Faktor tersebut
digolongkan menjadi dua jenis, yaitu faktor internal dan eksternal siswa. Faktor internal adalah
faktor yang berasal dari dalam diri individu siswa. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang
berasal dari luar siswa.
1) Faktor Internal: a) Faktor jasmani : keadaan panca indera sehat. Tidak
mengalami cacat tubuh, sakit atau perkembangan yang tidak sempurna.
b) Faktor psikologis : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi,
kematangan, kesiapan. c) Faktor pematangan fisik dan psikis: keadaan
fisik dan psikis yang sehat. Kelelahan fisik dapat terlihat seperti dari
lemahnya tubuh dalam melakukan aktivitas. Sedangkan kelelahan psikis
seperti adanya kebosanan, sehingga minat untuk belajar akan
berkurang.
2) Faktor eksternal: a) Faktor social : lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, lingkungan kelompok, lingkunga masyarakat. b) Faktor
budaya: adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian
Selain itu, Djamarah dan Zaini (1996) juga menjelaskan faktor yang mempengaruhi
pemahaman sekaligus keberhasilan belajar siswa ditinjau dari segi kemampuan pendidikan yaitu
meliputi
1) Tujuan
Tujuan merupakan pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan
belajar mengajar. Perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan
oleh guru dan mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Dalam hal ini tujuan yang dimaksudkan
adalah pembuatan Tujuan Intruksional Khusus (TIK) oleh guru yang berpedoman pada Tujuan
Intruksional Umum (TIU). Penulisan Tujuan Intruksional Khusus (TIK) dinilai sangat penting
dalam proses belajar mengajar, dengan alasan sebagai berikut:
a) Membatasi tugas dan menghilangkan segala kekaburan dan kesulitan dalam pembelajaran.
b) Menjamin dilaksanakannya proses pengukuran dan penilaian yang tepat dalam menetapkan
kualitas dan efektifitas pengalaman belajar peserta didik.
c) Dapat membantu guru dalam menentukan strategi yang optimal untuk keberhasilan belajar
peserta didik.
d) Berfungsi sebagai rangkuman pelajaran yang akan diberikan sekaligus pedoman awal dalam
pembelajaran.
2) Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan ilmu pengetahuan pada peserta didik
disekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidangnya. Di dalam satu kelas peserta
didik satu berbeda dengan lainya, untuk itu hasil dari keberhasilan belajar setiap individu
berbeda. Dalam keadaan yang demikian, seorang guru dituntut untuk memberikan suatu
pendekatan atau belajar yang sesuai dengan keadaan peserta didik, sehingga semua peserta didik
akan mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.
3) Peserta Didik
Peserta didik adalah orang yang datang ke sekolah untuk belajar bersama guru dan teman
sebayanya. Mereka memiliki latar belakang, bakat, minat dan potensi yang berbeda. Sehingga
dalam satu kelas selalu terdiri dari peserta didik yang bervariasi karakteristik dan
kepribadiannya. Hal ini berakibat pada berbedanya cara penyerapan materi atau tingkat
pemahaman setiap peserta didik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa peserta didik adalah
unsur manusiawi yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar sekaligus hasil belajar atau
pemahaman siswa.
4) Kegiatan Pengajaran
Kegiatan pengajaran adalah proses terjadinya interaksi antara guru dengan peserta didik
dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kegiatan pengajaran ini merujuk pada proses
pembelajaran yang diciptakan guru dan sangat dipengaruhi oleh keterampilan guru dalam
mengolah kelas. Komponen-komponen tersebut meliputi pemilihan strategi pembelajaran,
penggunaan media dan sumber belajar, pembawaan guru, dan sarana prasarana pendukung.
Semua komponen itu akan sangat menentukan kualitas belajar siswa. Dimana hal-hal tersebut
jika dipilih dan digunakan secara tepat, maka akan menciptakan suasana belajar yang aktif
kreatif efektif dan menyenangkan.
5) Suasana Evaluasi
Keadaan kelas yang tenang, aman dan disiplin juga berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman peserta didik pada materi maupun soal ujian yang sedang mereka kerjakan. Hal ini
berkaitan dengan konsentrasi dan kenyamanan siswa. Mempengaruhi bagaimana siswa
memahami soal berarti juga mempengaruhi jawaban yang diberikan siswa. Jika hasil belajar
siswa tinggi, maka tingkat keberhasilan proses belajar mengajar akan tinggi juga.
6) Bahan dan Alat Evaluasi
Bahan dan alat evaluasi adalah salah satu komponen yang terdapat dalam kurikulum yang
digunakan untuk mengukur pemahaman peserta didik. Alat evaluasi meliputi cara-cara dalam
menyajikan bahan evaluasi, seperti dengan memberikan butir soal bentuk benar-salah (true-
false), pilihan ganda (multiple-choice), menjodohkan (matching), melengkapi (completation),
dan essay. Dalam penggunaannya, guru tidak harus memilih satu alat evaluasi tetapi bisa
menggabungkan lebih dari satu alat evaluasi. Penguasaan secara penuh (pemahaman) siswa
tergantung pada bahan evaluasi atau soal yang di berikan guru kepada siswa. Jika siswa mampu
mengerjakan atau menjawab bahan evaluasi dengan baik, maka siswa dapat dikatakana paham
terhadap materi yang telah diberikan.
Berdasarkan beberapa faktor yang telah diuraikan, faktor pemahaman dapat dikategorikan
menjadi dua kategori, yaitu yang faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang meliputi
faktor jasmani, psikologis dan faktor pematangan. Serta faktor eksternal yang berkaitan dengan
lingkungan siswa.
a) Kelebihan
(1) Internet dapat memuat teks, audio, grafik, animasi video, dan lai-lain
(2) Informasi dapat di update dan siswa dapat mengakses informasi kapanpun
(3) Siswa dapat mengakses informasi dimanapun siswa berada
(4) Siswa dapat bertukar pendapat dengan siswa yang lain
(5) Dapat berkomunikasi dengan mudah
(6) Tidak memerlukan biaya yang mahal.
b) Kekurangan
(1) Banyak materi di internet yang tidak sesuai dengan cakupan siswa. seperti adanya tampilan
rokok, pornografi, alcohol, dll
(2) Terjadinya pembajakan atas hak cipta atau plagiasi
(3) Sulit mencari informasi yang actual karena terdapat banyak web yang muncul
(4) Membutuhkan tenaga teknisi untuk dapat mengorganisir LAN
(5) Membutuhkan koneksi internet agar dapat mengakses informasi
(6) Lambatnya akses ataupun jaringan
(7) Membutuhkan kecermatan dalam menyaring informasi yang masuk
Dari beberapa kelebihan dan kekurangan tersebut, siswa harus bisa memanfaatkan
pembelajaran online dengan maksimal. Meminimalisir kekurangan dalam penggunaannya.
Seperti lebih bisa menyaring informasi yang actual maupun yang hoax.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penentuan responden
Penentuan problematika siswa selama pembelajaran daring Penyajian data berbentuk tabel
Analisis data
Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa angket tertutup dan terbuka
Problematika
Penyampaian materi
Interaksi antara guru dan siswa Kesimpulan
Sarana dan prasarana pembelajaran
Keternagan:
n : Jumlah sampel
N: Jumlah populasi
e: Presentase tingkat kesalahan pengambilan sampel 5%
Berdasarkan rumus tersebut, maka sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah
N
n=
1+ N (e) ²
1036
n= 2
1+(1036 ( 5 % ) )
1036
n=
3 ,59
n =28 8 , 58
Kemudian teknik pengambilan sampel untuk tiap sekolah, menggunakan Proportional
random sampling yaitu cara pengambilan sampel dari populasi dengan cara acak, jadi
setiap populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Berikut adalah
jumlah sampel di setiap sekolah yang diambil dengan rumus berikut
Setelah ditentukan jumlah sampel setiap sekolah, penentuan responden dilakukan secara
acak. Memberikan peluang yang sama di setiap siswa kelas XII IIS di SMA Negeri Kota
Malang.
Keterangan:
Xmax : Skor maksimal
Xmin : Skor minimum
k : Jumlah skala
2. Tabulasi
Tabulasi merupakan bagain terakhir dari pengolahan data. Tabulasi adalah memasukkan
data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angkanya serta menghitungnya (Sangadji
dan Sopiah, 2010:206). Dengan adanya tabulasi, maka dapat diketahui gambaran umum dari
hasil observasi. Tabel yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi (Bungin, 2015
dengan modifikasi) :
a) Skor interval
b) Frekuensi
c) Presentase
d) Kualifikasi
3.5.2 Analisis Data
Pada tahap analisis data, peneliti menganalisis data yang telah diolah sebelumnya.
Pengklasifikasian dilakukan menggunakan beberapa kriteria problematika siswa selama
pembelajaran daring. Kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.5 kriteria faktor penyebab pemahaman siswa selama pembelajaran daring
Klasifikasi Presentase Kualifikasi
A 51-100 Penyebab
B 0-50 Tidak penyebab
Sumber: Arikunto, 2002 dengan modifikasi
Berdasarkan tabel tersebut dapat ditentukan problematika siswa selama
pembelajaran daring. Jika faktor tersebut memiliki presentase 51-100%, maka faktor
tersebut menjadi penyebab. Namum ketika presentasenya 0-50%, maka problematika
tersebut tidak menjadi penyebab pemahaman siswa selama pembelajaran daring.
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Rizqon Halal Syah. 2020. Dampak Covid-19 Pada Pendidikan Di Indonesia: Sekolah,
Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. Jurnal Social&Budaya Syar-I Fsh Uin Syarif
Hidayatullah Jkt vol.7 no.5
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Asmuni. 2020. Problematika Pembelajaran Daring Di Masa Pandemic Covid-19 Dan Solusi
Pemecahannya. jurnal paedagogy: jurnal penelitian dan pengembangan pendidikan. Vol. 7
No.4
Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing:
A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educatioanl Objectives. New York: Addison Wesley
Longman, Inc
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Djamarah, Syaiful Bahri. 1996. Zaini, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Handarini, oktafia Ika. Wulandari, Siti Sri. (2020). Pembelajaran Daring Sebagai Upaya STudy
From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran
(JPAP). Vol 8 No. 3
Kadir, Abdul, dkk. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Priansa, Donni Juni. 2017. Pengembangan Strategi dan Model Pembelajaran. Bandung: CV
Pustaka Setia
Rahayu, Aryuna Dini. Haq, Mohammad Syahidul. (2021). Sarana dan Prasarana dalam
Mendukung Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Inspirasi
Manajemen Pendidikan. Vol. 09 No.01
Sangadji, Etta Mamang; Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam
Penelitian. Yogyakarta: CV andi Offset
Smaldino, Sharon; James D Russel; Robert Heimich; Michael Molenda. 2005. Instructional
technology and media for learning. Colombus. OH: Pearsom, Merrill Prentice Hall
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 2012.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakraya.
Uno, Hamzah B. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
Widyoko, Eko Putro. 2012. Teknik Penyususnan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar