Anda di halaman 1dari 6

Artikel KKN Rekognisi MBKM

Kelompok 2
Pendidikan Matematika/7C

MANIFESTASI MERDEKA BELAJAR MELALUI PROGRAM KAMPUS MENGAJAR


ANGKATAN 2 DI SD N PAGERWANGI

Pendidikan merupakan hal dasar bagi kehidupan manusia, terutama dalam menentukan
keberlangsungan dan kesejahteraan hidup sebuah bangsa. Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi
pendidikan di Indonesia masih terbilang kurang dan cukup tertinggal apabila dibandingkan
dengan negara-negara tetangga di lingkungan Asia Tenggara. Terlebih lagi dengan situasi
pandemi covid-19 yang dirasa berdampak besar pada lingkup pendidikan. Sejak kemunculannya
pada awal tahun 2020 lalu, corona virus disease langsung berdampak pada penutupan area
publik, termasuk fasilitas umum seperti sekolah. Hal ini mengakibatkan perubahan drastis pada
sektor pendidikan yang dalam segala keterbatasannya dituntut untuk mengubah metode
pembelajaran menjadi pembelajaran jarak jauh menggunakan gawai serta berbagai perangkat
teknologi pendukung lainnya.
Bukan tanpa resiko, perubahan drastis ini menimbulkan beberapa permasalahan baru,
seperti keterbatasan perangkat elektronik yang dimiliki siswa, ketidakmampuan mengakses
internet, hingga penurunan minat belajar siswa. Tentu ini menjadi tugas besar bagi pemangku
kebijakan sektor pendidikan untuk mencari jalan keluar atas permasalahan krusial pendidian saan
ini.
Salah satu langkah yang diambil oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah
dengan mengeluarkan program Kampus Mengajar yang merupakan program bagian dari
Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program ini digelar dalam rangka membekali
mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan dan keahlian, dengan menjadi partner guru dan
sekolah dalam menumbuhkan kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran sehingga berdampak
pada penguatan literasi dan numerasi peserta didik.
Program Kampus Mengajar melibatkan mahasiswa di setiap kampus dari berbagai latar
belakang pendidikan untuk membantu proses belajar mengajar di sekolah, khususnya pada
jenjang SD dan SMP. Tujuan dilaksanakannya Program Kampus Mengajar Angkatan 2 yaitu
menggandeng sekaligus memberdayakan mahasiswa untuk membantu proses pembelajaran di
SD maupun SMP di wilayah provinsi tempat tinggalnya pada masa pandemi Covid-19. Secara
spesifik, tujuan Program Kampus Mengajar yaitu:
1. Membantu tenaga pendidik khususnya sekolah dasar dalam kegiatan pembelajaran dimasa
pandemi Covid-19.
2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri
mahasiswa melalui aktivitas diluar perkuliahan.
3. Membantu adaptasi teknologi dalam proses pembelajaran.
4. Menanamkan empati dan kepekaan sosial pada diri mahasiswa terhadap permasalahan
kehidupan kemasyarakatan yang ada di sekitarnya.
5. Menyalurkan ide, gagasan, inovasi serta kreativitas mahasiswa dan menuangkannya di
sekolah ataupun lingkungan sekitar.
6. Meningkatkan peran dan kontribusi nyata perguruan tinggi dan mahasiswa dalam
pembangunan nasional.
Dengan adanya tujuan di atas, sebagai salah satu mahasiswa program studi pendidikan
matematika Universitas Islam Malang, penulis merasa terpanggil untuk mengabdi, berkontribusi,
dan berperan aktif dalam kemajuan pendidikan Indonesia agar lebih baik lagi. Untuk menjadi
peserta Program Kampus Mengajar Angkatan 2 ini, penulis telah melalui beberapa tahap seleksi
yang diikuti oleh lebih dari 32.000 mahasiswa seluruh Indonesia. Hanya ada sekitar 22.000 yang
berhasil lolos dan diberikan amanah pengabdian mengajar di berbagai sekolah pada jenjang SD
hingga SMP di seluruh Indonesia. Dengan diberikannya kesempatan tersebut, penulis
berkomitmen untuk dapat memberikan yang terbaik dengan menuangkan berbagai ide positif
demi terrealisasinya tujuan yang telah dirancang.
Setelah dinyatakan lolos sebagai peserta Kampus Mengajar, mahasiswa akan melewati
beberapa tahap persiapan. Persiapan yang pertama yaitu pembekalan yang dilaksanakan secara
daring melalui zoom meeting dan Youtube. Mahasiswa diberi beberapa materi seperti materi
pesan penugasan, administrasi dan manajerial sekolah, profil pelajar pancasila, pengenalan
aplikasi MBKM, dan berbagai aplikasi yang dapat digunakan untuk membantu kegiatan
pembelajaran di sekolah.
Sekolah penempatan mahasiswa mengajar disesuaikan dengan domisli mahasiswa saat
dinyatakan lolos seleksi, hal tersebut dikarenakan adanya kebijakan PPKM dari pemerintah
untuk mengurangi resiko penyebaran virus covid-19 di Indonesia. Oleh sebab itulah penulis
ditempatkan di SD Negeri Pagerwangi yang terletak di Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah,
yang mana sekolah tersebut terletak di wilayah kabupaten yang sama dengan penulis.
Persiapan selanjutnya yaitu proses penerjunan Mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan 2
yang berada di Kabupaten Tegal yang dilaksanakan dengan melakukan koordinasi bersama
Dinas Pendidikan setempat. Setelah itu, kelompok mahasiswa beranjak ke sekolah penugasan, di
SD Negeri Pagerwangi untuk melakukan koordinasi secara langsung dengan pihak sekolah.
Setelah proses penerjunan, persiapan selanjutnya adalah observasi dan perencanaan
program. Observasi dilakukan dengan mengamati beberapa hal, seperti keadaan fisik sekolah,
suasana pembelajaran, hingga administrasi sekolah yang nantinya akan menjadi pertimbangan
dalam penyusunan program. Perencanaan program yang menjadi fokus utama dalam Kampus
Mengajar ini adalah peningkatan kemampuan numerasi dan literasi, adaptasi teknologi, serta
membantu administrasi sekolah.
SD Negeri Pagerwangi sebagai sekolah penempatan penulis mengabdi terletak di kaki
Bukit Rangkok yang dikelilingi perkebunan dan pesawahan. Sekolah ini merupakan Sekolah
Dasar satu-satunya yang ada di Desa Pagerwangi, juga termasuk sekolah jenjang tertinggi yang
ada di desa tersebut. Meskipun terdapat penerangan listrik dan sarana air bersih yang memadahi,
namun koneksi internet di lingkungan sekolah tersebut sulit diakses, sehingga tidak
memungkinkan apabila pembelajaran daring dapat dilakukan dengan maksimal. Selama
diterapkannya PPKM level 3 di Kabupaten Tegal, pembelajaran di SD N Pagerwangi tetap
dilaksanakan secara luring meskipun dengan jumlah jam terbatas dan diberlakukannya
pembagian sesi masuk kelas.
Sekolah yang berakreditasi B ini hanya memiliki 5 ruang kelas, padahal ada 6 kelas yang
idealnya memiliki masing-masing 1 ruangan. Adanya keterbatasan ruang kelas tersebut membuat
siswa kelas 2 harus bergantian kelas dengan siswa kelas 1, namun yang penulis amati hal
tersebut tidak membuat semangat belajar mereka menurun. Meskipun dengan berbagai
keterbatasan yang ada dan fasilitas belajar yang kurang memadahi, penulis dan tim selalu
mengingatkan dan membuat para siswa menyadari akan pentingnya pendidikan yang harus selalu
diperjuangkan.
Pelaksanaan program yang kami laksanakan selama 20 minggu pengabdian di sekolah
tersebut di mulai sejak tanggal 2 Agustus 2021 sampai dengan 18 Desember 2021. Program yang
dilaksanakan terfokus pada 3 poin penting, yaitu membantu proses pembelajaran, membantu
adaptasi teknologi dan membant administrasi sekolah. Kegiatan mengajar dilakukan dengan
membantu bapak dan ibu guru menyampaikan materi kepada siswa baik di dalam kelas ataupun
di luar kelas. Kegiatan pembelajaran selalu disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan kelas.
Tidak hanya belajar menggunakan buku, siswa juga diajak untuk belajar dengan metode
dan media baru, salah satunya yaitu seperti lembar ular tangga, kartu domino, flashcard, papan
hitung, dan lain sebagainya. Media-media tersebut sebagian besar dimodifikasi untuk bisa
digunakan oleh semua kelas sehingga semua siswa dapat ikut belajar. Dengan metode dan media
tersebut dapat lebih memicu semangat siswa dalam belajar. Selain di dalam kelas, kegiatan
pembelajaran juga beberapa kali dilakukan di luar kelas.
Menurut hasil pengamatan pada kegiatan membantu proses pembelajaran sejauh ini,
kemampuan dan ketertarikan siswa dalam mempelajari materi literasi dan numerasi mengalami
peningkatan meskipun belum terlihat secara signifikan pada masing-masing siswa. Hal ini
ditunjukkan dengan meningkatnya minat baca siswa saat di luar jam pembelajaran yang
dilakukan di ruang baca. Selain itu siswa juga seringkali meminta pembelajaran intensif atau
pembelajaran ekstra materi numerasi dengan menggunakan media pembelajaran yang dibuat.
Sedangkan kegiatan adaptasi teknologi yang dilakukan lebih berfokus pada kelas tinggi,
terutama di kelas 5 yang melaksanakan AKM. Para siswa dituntut melakukan ujian dengan
komputer, sehingga membuat mahasiswa secara intensif mengenalkan cara dasar penggunaan
komputer seperti cara menyalakan komputer, mengarahkan kursor, cara mengetik, hingga
penggunaan dasar Microsoft Word.
Pada kelas rendah, adaptasi teknologi dilakukan dengan cara memberikan pengetahuan
dasar tentang teknologi komputer dan internet melalui pemutaran video-video pembelajaran yang
menarik. Hal tersebut dilakukan dengan harapan siswa dapat mengetahui tentang kemajuan
teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran. Dengan demikian akan
tertanam dalam pemikiran siswa bahwa teknologi dapat bermanfaat lebih luas, tidak hanya untuk
hiburan seperti bermain sosial media dan menonton video.
Administrasi sekolah di SD Negeri Pagerwangi masih belum optimal, terutama pada ruang
baca. Hal tersebut mendorong dilakukannya penertiban administrasi ruang baca mulai dari
merapihkan ruang baca, mensortir buku-buku bacaan, mengelompokan buku, hingga memberi
label kategori pada rak. Dengan kegiatan ini ruang baca menjadi lebih tertata dan mengundang
banyak siswa untuk membaca. Selain itu, dilakukan juga administrasi yang lain, yaitu
administrasi surat masuk dan surat keluar, administrasi kelas, pembaharuan administrasi sekolah
yang diperlukan dalam penilaian, dan administrasi struktur organisasi sekolah. Kegiatan
membantu administrasi dilakukan secara berkala yang disesuai dengan kebutuhan pihak sekolah.
Kami beberapa kali melakukan koordinasi bersama kepala sekolah dan guru kelas terkait apa
saja administrasi yang dapat kami bantu untuk dibuat maupun diperbaharui.
Dalam pelaksanaan membantu administrasi sekolah, kami mengalami beberapa hambatan
antara lain kurang terbukanya pihak sekolah terkait beberapa administrasi yang perlu diperbarui
untuk proses penilaian sekolah yang dilaksanakan pada bulan November sehingga kami bekerja
lebih ekstra ketika mendekati hari pelaksanaan penilaian karena masih banyak administrasi yang
belum selesai diperbarui. Kondisi ruang baca yang masih belum tertata dan belum terkelola
dengan baik juga menjadi salah satu hambatan, sehingga kami perlu menata ulang buku-buku
dengan melakukan pengklasifikasian sesuai dengan jenisnya, membuat buku daftar pengunjung
ruang baca, dan membuka donasi buku untuk pengadaan bahan bacaan yang lebih bervariasi.
Terlaksananya Program Kampus Mengajar Angkatan 2 di SD N Pagerwangi diharapkan
dapat meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan yang ada terutama pada peningkatan
kemampuan literasi dan numerasi serta kemampuan menguasai teknologi. Dengan beberapa
analisis hasil kegiatan yang diperoleh, penulis berharap dapat dijadikan acuan para pelaku
pendidikan, orang tua maupun masyarakat sekitar agar selalu memperhatikan dan mementingkan
pendidikan putra-putrinya untuk Indonesia yang lebih baik dalam hal kesejahteraan dan
keberlangsungan hidup di masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai