PENDAHULUAN
1
belajar-mengajar secara daring.
Pembelajaran secara daring di daerah risiko tinggi dan sedang dinilai
menjadi satu-satunya solusi agar lingkungan pendidikan tidak menjadi cluster
penularan. Keputusan yang bersifat darurat ini tampaknya belum siap dilakukan
oleh semua kalangan, terutama satuan pendidikan yang berada di daerah-daerah
pelosok dengan keterbatasan fasilitas mereka harus menyesuaikan dengan sistem
pembelajaran daring yang mustahil terlaksanakan dengan maksimal, sementara
pada saat bersamaan, hak untuk mendapatkan pendidikan tidak bisa diabaikan
begitu saja.
Salah satu sekolah di SDN 12 Tolangohula melakukan pembelajaran
secara luring disebabkan keterbatasan jaringan, pembelajaran dilakukan
dengan cara membagi siswa per gelombang untuk mengurangi kerumunan.
Selain membatasi siswa per gelombang sekolah juga menekankan agar tidak
mengejar kurikulum yang telah ditetapkan sesuai dengan yang disosialisasikan
dinas pendidikan kepada mereka.
Pembelajaran daring yang diberlakukan sejak wabah covid-19
merupakaan sebuah pembelajaran yang dilakukan dalam jarak jauh melalui media
berupa internet dan alat penunjang lainnya seperti telepon seluler dan komputer
penggunaan internet dalam melakukan proses pembelajaran antara guru dan murid
yang dilakukan dalam waktu bersamaan dengan tempat yang berbeda menurut
Riyana (2019: 14) Dengan pembelajaran daring siswa mempunyai keleluasaan
waktu dalam belajar dan bisa dilakukan dimanapun, siswa juga dapat berinteraksi
dengan guru menggunakan beberapa aplikasi yang berada di smartphone seperti
Classroom, video converence,telepon atau live chat, zoom maupun melalui
Whatsapp group.
Metode pembelajaran daring merupakan inovasi yang muncul akibat dari
wabah COVID-19 sekaligus untuk menjawab tantangan modernisasi akan
ketersediaan sumber belajar yang variatif. Berhasil dan tidaknya model atau
media dari pembelajaran daring tergantung dari sumber daya itu sendiri.
Nakayama dalam jurnalnya mengatakan bahwa tidak semua peserta didik akan
sukses dalam pembelajaran daring ini dikarenakan faktor lingkungan belajar dan
2
karakteristik peserta didik . (Wahyu Aji Fatma. Jurnal Ilmu pendidikan 2007).
Implikasi kebijakan dari pemerintah agar sekolah menerapkan
pembelajaran secara daring membuat dunia pendidikan khususnya untuk para
tenaga pendidik dipaksa untuk beradaptasi dengan metode daring, dalam
aplikasinya guru wajib mengedepankan dua prinsip yaitu:
3
matimatika, bahasa Indonesia, pendidikan kewarganegaraan, dan muatan lokal.
Sistem daring yang dilakukan guru pada mata pelajaran tertentu diharuskan bisa
menarik minat siswa agar bisa tetap semangat dan ingin belajar pada mata
pelajaran tersebut. Namun penggunaan metode pembelajaran secara daring bukan
tanpa masalah banyak varians masalah yang menghambat terlaksananya
efektivitas pembelajaran secara daring diantaranya adalah keterbatasan
penguasaan teknologi informasi, sarana dan prasarana yang kurang memadai,
akses internet yang terbatas, kurangnya anggaran atau penggunaan kuota sebagai
akses pembelajaran secara daring.
Pada mata pelajaran tertentu seperti mata pelajaran Muatan Lokal juga
mendapati kendala dalam pembelajaran daring. Guru dituntut untuk lebih
menguasai teknik pembelajaran dengan menggunakan ICT (Information
Communication Technology) sedangkan guru yang mengajarkan mata pelajaran
Muatan Lokal kurang menguasai teknik pembelajaran ICT tersebut. Selain itu
pada mata pelajaran Muatan Lokal yang mempunyai karakteristik tentang budaya,
sosial dan bahasa yang dimana dituntut lebih banyak praktik daripada teori dalam
pembelajaran sistem daring guru tentu akan mengalami kesulitan dalam
menjelaskan mata pelajaran Muatan Lokal tersebut. Kesulitan yang sama juga
dirasakan oleh salah satu guru di Sekolah Negeri 29 Kota Selatan Propinsi
Gorontalo menjelaskan bahwa mata pelajaran Muatan Lokal di sekolah Negeri 29
Kota Selatan difokuskan pada bahasa daerah yaitu bahasa Gorontalo. SDN 29
Kota Selatan sendiri membuat program khusus pada siswa-siswanya yaitu pada
setiap hari jumat siswa dituntut untuk bisa berbicara bahasa daerah yaitu bahasa
Gorontalo. Dimasa pandemi dan pembelajaran daring tentu program seperti ini
akan sulit dilakukan, sehingganya guru di Sekolah Negeri 29 Kota Selatan masih
mengalami kendala dalam melakukan pembelajaran secara daring pada mata
pelajaran Muatan Lokal.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan maka peneliti ingin
mengetahui persepsi guru dalam melakukan pembelajaran secara daring pada
mata pelajaran Muatan Lokal di SDN 29 Kota disamping itu juga peneliti ingin
memberikan gambaran tentang metode dan strategi yang di lakukan oleh para
4
guru saat pembelajaran daring dilakukan.
5
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti
Dapat lebih aktif dan kreatif lagi dikemudian hari dengan penerapan
model pembelajaran secara daring di masa pandemi atau setelah pandemi
berakhir.
3. Bagi Guru
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
7
daring. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran berdasarkan pada
teknologi yang bahan ajaran atau materi dikirim secara elektronik ke peserta didik
dari jarak jauh menggunakan jaringan komputer. “Pembelajaran secara daring
merupakan pembelajaran tanpa ada interaksi secara langsung antara guru dan
siswa. Pembelajaran secara daring adalah sistem belajar yang terbuka dan tersebar
dengan menggunakan perangkat pedagogi (alat bantu pendidikan), yang
dimungkinkan melalui internet dan teknologi berbasis jaringan untuk
memfasilitasi pembentukan proses belajar dan pengetahuan melalui aksi dan
interaksi yang berarti” (Novita Arnesi dan Abdul Hamid K, 2015: 88).
Secara umum pembelajaran secara daring sangat berbeda dengan
pembelajaran secara konvensional, dimana pembelajaran secara daring lebih
menekankan konsentrasi pada peserta didik saat memahami materi. Dalam
pembelajaran secara daring diperlukan kerjasama antara peserta didik dan
pengajar secara interaktif dengan memaksimalkan penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi, seperti penggunaan komputer dan jaringan internet.
Pemanfaatan media ini bergantung kepada struktur materi pembelajaran.
Berdasarkan teori konstruktivisme, peserta didik digunakan sebagai pusat
pembelajaran yang aktif bukan pasif sedangkan pengajar merupakan fasilitator
sehingga peserta didik mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, dan
menginterpretasikan pengetahuannya yang diperoleh dari luar. Pembelajaran
daring atau jarak jauh bertujuan untuk memenuhi standar pendidikan melalui
pemanfaatan Teknologi informasi dengan menggunakan komputer atau gadget
untuk menghubungkan antar guru dan siswa dalam satu jaringan. Ada berbagai
macam media yang bisa digunakan dalam pembelajaran daring diantaranya adalah
8
memaksimalkan proses penyampaian materi kepada peserta didik tetapi
dilakukan secara online sehingga materi dapat disampaikan secara
keseluruhan.
9
pembelajaran daring sebagai pembelajaran yang disampaikan dengan
menggunakan komputer melalui internet atau intranet, sedangkan karakteristiknya
adalah:
4. Memanfaatkan media laman (website) dan melakukan kelas virtual atau kelas
digital.
10
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Secara Online
“Belajar merupakan suatu proses yang dapat menimbulkan terjadinya
perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan” (Ngalim
Purwanto, 2004:102) Perubahan tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
yaitu sebagai berikut.
1. Faktor Individual
Faktor individual yaitu faktor yang ada pada diri individu, meliputi hal-hal
berikut seperti faktor kematangan atau perubahan, kecerdasan atau intelegensi,
latihan dan ulangan, motivasi, dan juga pribadi. Faktor kematangan atau
perubahan berhubungan erat dengan kematangan atau tingkat pertumbuhan organ-
organ manusia. Kegiatan mengajarkan sesuatu yang baru akan berhasil apabila
taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkan, potensi-potensi jasmani, dan
rohaninya telah matang.
Berhasil dan tidaknya seseorang dalam mempelajari sesuatu dipengaruhi
pula oleh faktor kecerdasan. Kemampuan intelegensi sangat mempengaruhi
terhadap cepat atau lambatnya seseorang menerima informasi. Dengan melakukan
latihan dan mengulang kembali kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki akan
menjadi semakin menguasai dan mahir dalam pengetahuan tersebut. Sebaliknya
tanpa latihan, pengalaman- pengalaman yang telah dimiliki akan berkurang dan
menghilang.
Faktor motivasi, merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk
melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya. Seseorang yang tidak mau
berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya karena ia tidak mengetahui
faedah dari hasil yang akan dicapai dari belajar.
2. Faktor Sosial
Faktor sosial yaitu faktor yang berada diluar dari individu antara lain
faktor keluarga, lingkungan, media yang digunakan dalam pembelajaran, guru
dan cara mengajarnya, kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial. Suasana
dan keadaan keluarga turut menentukan bagaimana dan sampai dimana
pembelajaran dilakukan. Disini peran orang tua juga memiliki pengaruh besar
11
dalam mendukung seseorang dalam belajar serta ketersediaan fasilitas dalam
melakukan pembelajaran.
Faktor-faktor yang telah dijelaskan tersebut juga masih menjadi faktor
pendukung ketika pembelajaran secara daring dilakukan di tengah pandemi
COVID-19. Karena pada dasarnya kemajuan dalam bidang teknologi diharapkan
mampu meningkatkan mutu pendidikan serta mampu mengembangkan proses
pembelajaran secara daring dikarenakan kemudahan dalam proses belajar
mengajar yang dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun selain itu mudahnya
mengakses materi tambahan dari internet dan bisa menghubungkan antara guru
dan peserta didik dengan cakupan yang luas.
12
personal. Jadi persepsi terjadi tidak hanya ditentukan oleh jenis atau bentuk
stimuli, tetapi juga karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli
tersebut dan bermula dari kondisi biologisnya.
Sebelum individu mengadakan persepsi diperlukan terlebih dahulu
persyaratan-persyaratan sebagai berikut
1. Adanya objek sasaran yang menjadi persepsi. Objek atau sasaran yangdiamati
menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.
Stimulus biasanya dating dari dalam maupun dari luar.
2. Adanya alat indera yang cukup baik sebagai alat untuk menerima stimulus
yang mengenai alat inderanya, disamping itu harus ada syarat sensoris yang
cukup sebagai alat penerus stimulus yang diterima alat indera ke pusat
susunan saraf yaitu otak sebagai suatu persiapan dalammengadakan persepsi,
tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi. (Jalaludin Rakhmat, 2005:50)
1. Proses fisik, awalnya ada objek yang menimbulkan stimulus dan stimulus
tersebut mengenai alat indera atau reseptor.
2. Proses fisiologis, stimulus yang diterima alat indera kemudian dilanjutkan
oleh saraf sensoris ke otak, dan
3. Proses psikologis, setelah stimulus diterima oleh alat indera diteruskan saraf
sensoris ke otak baru kemudian terjadi suatu proses diotak. Sehingga individu
dapat menyadari apa yang diterima. Jadi proses terakhir terjadinya persepsi
ditentukan oleh proses psikologis.
13
LKS (Lembar Kerja siswa) dan papan tulis, pada di abad modern ini guru dituntut
agar mampu menguasai pembelajaran secara daring yang meliputi perangkat
komputer yang terhubung ke internet server sebagai sarana dan penghubung
dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa. Adapun beberapa tantangan
yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran secara daring yaitu:
14
teknologi.
Tiga tantangan yang telah disebutkan tersebut adalah tantangan yang
harus dihadapi oleh para guru di era globalisasi saat ini agar efektivitas
pembelajaran bisa dilakukan setiap saat tidak harusdalam lingkungan sekolah
saja.
15
muatan lokal tidak bisa dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang ada,
termasuk keunggulan daerah”. (Muslich, 2007: 17) Mata pelajaran muatan lokal
juga sudah ditentukan oleh satuan pendidikan hal tersebut termaktub dalam
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 menyatakan bahwa mata pelajaran muatan
lokal adalah mata pelajaran yang wajib diberikan pada semua tingkat satuan
pendidikan. Tujuan diwajibkan mata pelajaran muatan lokal adalah untuk
memberikan bekal pengetahuan daerah, keterampilan, dan perilaku kepada siswa
agar mereka memiliki wawasan yang luas tentang keadaan lingkungan dan
kebutuhan masyarakat sesuai dengan norma-norma dan aturan yang berlaku di
daerahnya dan bisa ikut berpartisipasi dalam mendukung kelangsungan
pembangunan daerah dan pembangunan nasional. Substansi dan tujuan mata
pelajaran muatan lokal mempunyai hubungan dengan kearifan lokal yakni semua
bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan
yang menuntun perilaku manusia di dalam komunitas ekologis. Kewajiban mata
pelajaran muatan lokal di semua tingkat satuan pendidikan dikarenakan setiap
daerah memiliki keragaman budaya khas lokal antara lain adalah bahasa daerah,
musik daerah, lagu daerah, kerajinan daerah, adat istiadat dan cerita rakyat yang
jika dipelajari oleh siswa di sekolah akan memberikan rangsangan agar bisa
mempertahankan dan menjaga kearifan lokal di Indonesia pada umumnya.
16
kegiatan kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah. Menurut Asmani
(2010), terdapat 2 ruang lingkup kurikulum muatan lokal diantaranya yaitu:
1. Sebagai fasilitator bagi siswa agar lebih akrab dengan nilai-nilai sosial
budaya;
2. Sebagai ruang bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan
fungsional yang berguna bagi kehidupan sehari-hari; dan
3. Mampu menumbuhkan kepedulian dan kepekaan peserta didik terhadap isu-
isu sosial.
17
1. Kesesuaian dengan Perkembangan Peserta Didik
Penyelenggaraan dan pemilihan materi muatan lokal hendaknya
memperhatikan perkembangan (fisik maupun psikis) dari peserta didik.
Perkembangan menggambarkan perubahan kualitas dan abilitas dalam diri
seseorang, yakni adanya perubahan dalam struktur, kapasitas, fungsi, dan
efisiensi. Perkembangan itu bersifat menyeluruh, misalnya perkembangan fisik,
intelektual, emosional, sosial, memiliki hubungan satu sama lain. Misalnya
perkembangan membaca, meliputi perkembangan otot mata, kapasitas membaca,
kemampuan membedakan perkembangan suara, pengalaman, perilaku sosial, dan
emosional.
2. Keutuhan Kompetensi
Substansi kurikulum muatan lokal mencakup keseluruhan dimensi (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan) yang tercermin dalam muatan lokal bahasa, seni
budaya, prakarya, pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, serta teknologi.
Contoh: Dalam muatan lokal seni musik tradisional diajarkan tentang
pengetahuan seni, keterampilan memainkan musik, serta sikap dan perilaku yang
mencerminkan karakter budaya daerah.
18
Muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan dan pengaturan
waktunya bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi dan karakteristik satuan
pendidikan. Di sekolah berbasis vocal pembelajarannya pun banyak yang
menggunakan bahan ajar seperti paduan suara, perpaduan alat musik dan suara
yang dikeluarkan.
2. Lingkup isi atau jenis muatan lokal. Lingkup isi atau jenis muatan lokal dapat
berupa bahasa daerah, bahasa inggris, kesenian daerah, keterampilan dan
kerajinan daerah, adat istiadat dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas
lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu untuk
pengembangan potensi daerah yang bersangkutan. Pendapat yang lain
mengemukakan bahwa “ruang lingkup muatan lokal dibagi menjadi tiga,
yaitu:
19
2. Pendidikan keterampilan mencakup antara lain: keterampilan daerah,
keterampilan kerajinan, keterampilan yang diperlukan.
20
Pelaksanaan muatan lokal harus dipersiapkan dengan matang, pelaksanaan
muatan lokal harus disesuaikan dengan daerah masing-masing. Pelaksanaannya
juga bertahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan pembelajaran, dan juga tindak
lanjut yang harus dilakukan. “Tahapan implementasi dalam kurikulum muatan
lokal yaitu pelaksanaan pembelajaran sebagai penerapan langsung oleh pendidik
dalam proses interaksi di kelas dengan peserta didik. Pembelajaran mengandung
pengertian sebagai perubahan dalam diri seseorang. Di dalam pembelajaran tugas
pendidik yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang
perubahan perilaku bagi peserta didik”. (Oemar Hamalik, 2011: 238)
1. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan
budayanya.
2. Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai
daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada
umumnya.
3. Memiliki sikap yang selaras dengan nilai-nilai atau aturan-aturan yangberlaku
di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai- nilai luhur
budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
21
daerah saat itu sekaligus mempersiapkan peserta didik agar bisa berpartisipasi dan
akrab dengan lingkungan sekitar. Hal ini bisa membentuk pribadi para peserta
didik menjadi pribadi yang terintegrasi dengan masyarakat sehingga dapat
meningkatkan kemampuan bersosialisasi sesuai dengan karakteristik
lingkungannya dan bisa mempelajari karakteristik diluar daripada lingkungannya.
Muatan lokal juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih
materi sesuai dengan minat dan bakatnya sebagai bentuk pengakuan atas
perbedaan individual. Bagi pemerintah daerah muatan lokal bisa menjadi peluang
untuk mendukung program-program pendidikan yang sesuai dengan karakteristik
dan kebutuhan pengembangan daerah.
Fungsi atau manfaat dari pelajaran muatan lokal tersebut bisa dijabarkan
sebagai berikut:
1. Fungsi Penyesuaian
Dalam masyarakat, sekolah tidak hanya tempat belajar mengajar saja
tetapi juga tempat untuk bersosialisasi sebab sekolah berada dalam lingkungan
masyarakat. Oleh karena itu, program sekolah harus disesuaikan dengan
lingkungan dan kebutuhan daerah dan masyarakat. Demikian juga pribadi-pribadi
yang ada dalam sekolah yang hidup dalam lingkungan masyarakat, sehingga perlu
diupayakan agar setiap pribadidapat menyesuaikan diri dan akrab dengan daerah
lingkungannya. Jika setiap pribadi sudah akrab dengan lingkungannya, maka
tidak akan adalagi rasa keterasingan terhadap lingkungannya sendiri.
2. Fungsi Integrasi
Peserta didik adalah bagian integral dari masyarakat sehingga itu muatan
lokal merupakan program pendidikan yang berfungsi mendidik pribadi peserta
didik agar dapat memberikan sumbangsi lewatpemikira, dan tindakan kepada
masyarakat dan lingkungannya.
3. Fungsi Perbedaan
Peserta didik yang satu dengan yang lainnya pasti berbeda. Pengakuan atas
perbedaan berarti memberi kesempatan bagi setiap pribadi untuk memilih apa
yang sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya. Mata pelajaran muatan
22
lokal merupakan suatu program pendidikan yang bersifat luas dan mengikuti
perkembangan peserta didik yang tujuannya untuk memfasilitasi minat, bakat,
kemampuan, dan kebutuhan peserta didik”. (Abdullah Idi , 2014: 209-210).
23
BAB III
METODE PENELITIAN
24
dirasakan pada saat observasi. Peneliti melakukan pendataan sepintas tentang
informasi yang diperolehnya selama observasi.
2. Tahap reduksi
Pada tahap ini peneliti mereduksi segala informasi yang diperoleh pada
tahapan ini peneliti memfokuskan masalah tertentu setelah sebelumnya
menemukan masalah-masalah di tahapan observasi. Pada tahapan ini masalah
tersebut dibatasi agar peneliti lebih berfokus dan terarah
3. Tahap seleksi
Pada tahapan ini peneliti menjelaskan fokus masalah yang telah ditemukan
pada saat melakukan tahapan sebelumnya. Peneliti melakukan wawancara dengan
mengambil beberapa responden yang dibutuhkan dalam penelitian.
25
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung
diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data ini berwujud data
dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Adapun data sekunder untuk
penelitian ini diambil dari buku penunjang, jurnal dan data hasil observasi yang
berkaitan dengan fokus penelitian. Semua data tersebut diharapkan mampu
memberikan deskripsi tentang studi analisis tentang persepsi guru tentang
pembelajaran online mata pelajaran Muatan Lokal di SD Negeri 29 Kota Selatan.
3.5.1 Observasi
“Observasi adalah pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian
terhadap suatu objek dengan seluruh panca indera . (Sugiyono, 2019: 411).
Teknik pelaksanaan observasi ini dapat dilakukan secara langsung yaitu pengamat
berada langsung bersama objek yang diselidiki dan tidak langsung yakni
pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang
diteliti. Adapun aspek yang observasi oleh peneliti antara lain
3.5.2 Wawancara
“Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk memperoleh
informasi dari narasumber melalui tanya jawab. Wawancara dilakukan untuk
memperoleh data lebih mendalam mengenai masalah yang ada di lapangan”.
26
(Sugiyono, 2019:418).
Penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur, yaitu jenis
wawancara yang termasuk dalam kategori in-depth interview, dimana dalam
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
Wawancara semi terstruktur yaitu dengan menyiapkan garis besar mengenai hal-
hal yang akan terkait dengan pembelajaran online mata pelajaran Muatan Lokal.
Adapun yang menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran
Muatan Lokal dan wali kelas.
3.5.3 Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan teknik mengumpulkan data-data untuk
mendukung atau membuktikan gambaran mengenai keadaan sekitar yang diteliti.
Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan
informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan, angka, dan gambar yang
berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi
digunakan untuk mengumpulkan data kemudian ditelaah. Dokumentasi yang
digunakan dalam penelitian pembelajaran online di SDN 29 Kota Selatan ini
meliputi silabus, RPP dan profil sekolah, dan kegiatan pembelajaran khususnya
mata pelajaran Muatan Lokal.
27
3.5.5 Teknik Analisis Data
“Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”. (Suharsimi
Arikunto. 1991:102). Pengelolaan data atau analisis data merupakan tahap yang
penting karena pada tahap ini data dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa
sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang diinginkan dalam
penelitian.
Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif
lebih bersifat eksplorasi artinya “pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-
hari atau pencarian atau pengembangan model dari suatu praktek terbaik yang
dilakukan dari suatu institusi agar ditemukan makna dibalik semuanya”.
(Djama’an and Aan, 2014: 38–39). Analisis data kualitatif adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja melalui data, mengorganisasikan data,
memilahnya menjadi satuan yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Pada saat wawancara, penelitian sudah melakukan analisis terhadap
jawaban yang diwawancarai. Jika jawaban narasumber sudah dianalisis belum
mendapatkan jawaban yang memuaskan maka peneliti akan melanjutkan
pertanyaan lagi, sampai pada tahapan dimana data yang diperoleh sangat
kredibel. Aktivitas dalam analisis dilakukan secara interaktif dan langsung
secara terus-menerus sampai selesai.
28
BAB IV
29
pengetahuan yang berbeda-beda. Pada umumnya orang tua siswa bekerja
sebagai petani, pedagang dan buruh yang memiliki penghasilan tidak tetap.
Dari segi ekonomi masyarakat ini digolongkan sebagai kelas menengah.
Penghasilan orang tua sebagian besar kurang dari lima ratus ribu rupiah dan
sebagian tidak bekerja. Selain itu pendidikan orang tua rata-rata lulusan
sekolah dasar, hanya sebagian kecil lulusan SMP, SMA, dan Sarjana (S1 dan
S2). Mayoritas agama yang dianut siswa adalah Islam.
SDN 29 Kota Selatan merupakan salah satu sekolah ramah lingkungan
yang berada di Limba U Satu Kecamatan Kota Selatan. Keadaan sarana dan
prasarana SDN 29 Kota Selatan Kota Gorontalo dari tahun ke tahun selalu
mengalami perkembangan sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah tersebut. Sarana dan prasarana yang ada di SDN 29 Kota Selatan Kota
Gorontalo terdiri dari 1 ruang guru mulok, 1 ruang dewan guru, 6 ruang belajar, 1
ruang perpustakaan, 3 ruang WC/kamar mandi, 1 UKS. Namun, masih ada
beberapa media pembelajaran yang belum tersedia di sekolah ini sebagai
penunjang proses pembelajaran agar berjalan dengan baik sehingganya guru
kurang kesiapan dalam mengajar.
Visi dan Misi yang ada di SDN 29 Kota Selatan Kota Gorontalo adalah
sebagai berikut: Visi: “Mewujudkan sekolah PINTAR (Prestasi yang
Kompetitif, Yang dilandasi oleh IMAN dan TAQWA, berAKHLAK MULIA dan
RAMAH LINGKUNGAN)”. Misi: (1) Menyelenggarakan sistem pembelajaran
yang aktual, efektif, inovatif, kreatif serta menyenangkan; (2) Meningkatkan
kualitas mutu lulusan peserta didik setiap tahun dalam menunjang pendidikan; (3)
Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai; (4) Meningkatkan
profesionalisme guru dalam KBM; (5) Mendorong peserta didik mengenali
potensi dirinya untuk meningkatkan prestasi dirinya; (6) Meningkatkan kualitas
IMTAQ peserta didik melalui pendidikan agama dan budi pekerti yang baik.
30
masih bersifat daring artinya pembelajaran berbasis online, selain itu juga peneliti
melakukan tanya jawab atau wawancara dengan wali kelas dan guru mulok yang
ada di SDN 29 Kota Selatan selaku informan atau objek penelitian tahap
penelitian ini dilaksanakan sesuai jadwal yang ada di masing-masing kelas.
Adapun pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam dua tahap selama dua
minggu, dimana minggu pertama peneliti melaksanakan observasi langsung
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mulok, dan minggu kedua
peneliti melaksanakan wawancara dengan guru kelas serta dilanjutkan wawancara
dengan peserta didik melalui aplikasi zoom.
Dalam hal ini, peneliti mewawancarai guru mulok. Berdasarkan hasil
temuan di lapangan, tentang persepsi guru dalam melakukan pembelajaran
secara daring pada mata pelajaran Muatan Lokal di Sekolah Dasar Negeri 29
Kota Selatan. Dilihat dari observasi siswa ditemukan bahwa Pada mata
pelajaran tertentu seperti mata pelajaran Muatan lokal juga mendapati kendala
dalam pembelajaran daring. Guru dituntut untuk lebih menguasai teknik
pembelajaran dengan menggunakan ICT (Information Communication
Technology) sedangkan guru yang mengajarkan mata pelajaran Muatan Lokal
kurang menguasai teknik pembelajaran ICT tersebut. Selain itu pada mata
pelajaran Muatan Lokal yang mempunyai karakteristik tentang budaya, sosial
dan bahasa yang dimana dituntut lebih banyak praktik daripada teori dalam
pembelajaran sistem daring guru tentu akan mengalami kesulitan dalam
menjelaskan mata pelajaran Muatan Lokal tersebut.
Kesulitan yang sama juga dirasakan oleh salah satu guru di Sekolah
Negeri 29 Kota Selatan Provinsi Gorontalo menjelaskan bahwa mata pelajaran
Muatan Lokal di sekolah Negeri 29 Kota Selatan difokuskan pada bahasa daerah
yaitu bahasa Gorontalo. SDN 29 Kota Selatan sendiri membuat program khusus
pada siswa-siswanya yaitu pada setiap hari jumat siswa dituntut untuk bisa
berbicara bahasa daerah yaitu bahasa Gorontalo. Pada masa pandemi dan
pembelajaran daring tentu program seperti ini akan sulit dilakukan, sehingganya
guru di Sekolah Negeri 29 Kota Selatan masih mengalami kendala dalam
melakukan pembelajaransecara daring pada mata pelajaran Muatan Lokal.
31
Dalam pembelajaran online proses pembelajaran dapat dilakukan dari
jarak jauh atau bisa dilakukan dalam suatu ruangan kelas. Proses pembelajaran
juga bisa dilakukan setiap saat tanpa dibatasi waktu artinya siswa dapat
melakukan proses pembelajaran sesuai dengan keinginannya, dalam hal ini peran
guru yang pada umumnya sebagai pemberi materi, akan digantikan dengan media
sosial dan aplikasi-aplikasi yang terdapat di alat elektronik seperti handphone,
laptop, computer dan lain sebagainya.
Setelah peneliti melakukan penelitian secara mendalam tentang persepsi
guru dalam melakukan pembelajaran secara daring pada mata pelajaran
Muatan Lokal di Sekolah Dasar Negeri 29 Kota Selatan, dengan melakukan
wawancara terhadap wali kelas dan guru mulok yang ada di SDN 29 Kota
Selatan terdapat pandangan mereka mengenai tidak optimalnya pelaksanaan
pembelajaran di masa pandemik. Dikarenakan pembelajaran berbasis daring
dan tidak semua siswa memiliki kuota data dan gadget untuk digunakan pada
saat pembelajaran khususnya pelajaran mulok. Yang dimana pembelajaran
mulok ini lebih banyak praktek bahasa Gorontalo dan penguasaan kosa kata
bahasa Gorontalo yang memungkinkan menggunakan gadget untuk bisa
menerima pembelajaran mulok dengan baik. Hal ini berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan oleh peneliti pada saat guru mulok mengajar daring.
Penelitian subjek pertama yang dilakukan pada siswa kelas atas. Permasalahan
yang ditemukan di SDN 29 Kota Selatan mengenai pembelajaran secara daring
pada mata pelajaran Muatan Lokal yakni:
Pembelajaran secara daring pada umumnya tidak pernah dilakukan
khususnya mata pelajaran mulok; (2) Proses pembelajaran secara daring lebih
banyak berpusat pada guru sehingga siswa lebih banyak pasif, (3) Signal, dan data
seluler jadi faktor utama dalam proses pembelajaran.
Berikut uraian hasil observasi yang ditemukan oleh peneliti mengenai
persepsi guru dalam melakukan pembelajaran secara daring pada mata
pelajaran Muatan Lokal di Sekolah Dasar Negeri 29 Kota Selatan dilihat dari
indikator yang ada yakni:
32
1. Perencanaan Pembelajaran
Pembelajaran ialah suatu proses kegiatan belajar mengajar, yang mana
pengajar disebut dengan panggilan guru yang biasanya memberikan suatu materi
ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sedangkan belajar merupakan
siswa yang terus menerus menerima materi sampaikan oleh guru. Masa pandemi
COVID19 saat ini pembelajaran biasanya dilaksanakan dengan tatap muka beralih
ke pembelajaran daring atau sering juga disebut dengan pembelajaran jarak jauh
(PJJ).
Pada pembelajaran daring ini guru kelas dan mulok melakukan kolaborasi
untuk membuat rencana pembelajaran mulok dan mata pelajaran lainnya secara
daring dimana guru kelas membuat jadwal pelaksanaan pembelajaran jarak jauh
dikarenakan tidak semua siswa memiliki Handphone sehingga guru kelas dan
mulok berinisiatif membuat program seperti itu untuk terwujudnya pembelajaran
yang optimal apalagi mulok berisi materi berbahasa Gorontalo yang dimana butuh
dampingan maksimal untuk siswa apalagi ada siswa yang dari luar Gorontalo
sehingga mereka sangat sulit memahami bahasa Gorontalo dan menyebutkannya.
Apalagi kegiatan ini merupakan awal bagi kami sehingga kami belum menguasai
pembelajaran daring sehingga butuh bimbingan dalam memaksimalkan
pembelajaran mulok di masa pandemik.
Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Guru Mulok
yang mengatakan bahwa:
33
didik sehingga guru dapat menciptakan kelas secara daring.
Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru mulok
yang mengatakan bahwa:
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Proses belajar mengajar yang umumnya dilakukan di sekolah dan bisa
berinteraksi secara langsung tanpa media perantara apapun, namun dalam
beberapa bulan terakhir sejak wabah COVID-19 masuk ke Indonesia dan semua
aktivitas yang dilakukan secara langsung harus dibatasi, tugas guru yang
sebelumnya juga mengalami perubahan dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan surat edaran menteri pendidikan dan kebudayaan bahwa seluruh
kegiatan pembelajaran dilakukan dengan sistem pembelajaran dalam jaringan atau
daring. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran berdasarkan pada
teknologi yang bahan ajaran atau materi dikirim secara elektronik ke peserta didik
34
dari jarak jauh menggunakan jaringan komputer.
Pembelajaran secara daring merupakan pembelajaran tanpa ada interaksi
secara langsung antara guru dan siswa. Pembelajaran secara daring adalah sistem
belajar yang terbuka dan tersebar dengan menggunakan perangkat pedagogi (alat
bantu pendidikan), yang dimungkinkan melalui internet dan teknologi berbasis
jaringan untuk memfasilitasi pembentukan proses belajar dan pengetahuan
melalui aksi dan interaksi yang berarti. Pada kegiatan ini guru melaksanakan
pembelajaran daring menggunakan beberapa aplikasi untuk membantu dan
memudahkan guru dalam mengajar daring aplikasi yang dimaksudkan ialah: (1)
Classroom; (2) Google Meet atau Google Zoom; (3) Whatsapp. Aplikasi
inilah yang digunakan sebagai alat komunikasi guru mulok dalam mengajar.
Biasanya guru mulok memintakan siswa membuat video pendek praktek
tanggomo dan menyanyikan lagu khas Gorontalo melalui aplikasi Classroom dan
aplikasi Google Zoom.
Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru mulok
yang mengatakan bahwa:
“Sampai saat ini belum ada buku guru maupun buku siswa mapel mulok.
Untuk materi atau bahan ajar banyak mencari referensi dari internet. Siswa
difasilitasi aplikasi kamus Bahasa Gorontalo, serta penggunaan media
pembelajaran.” (Wawancara, 2023)
Selain itu, guru mulok membangun kerjasama yang baik dengan orang tua
dalam membantu pembelajaran daring. Setiap pembelajaran daring orang tua
berperan penting dalam membantu siswa memahami dan mengerjakan tugas yang
35
berbahasa Gorontalo dengan melihat video yang dikirimkan oleh guru mulok di
grup Whatsapp serta guru melakukan wawancara dengan orang tua dan siswa itu
sendiri dalam penilaian suatu tes.
Berikutnya hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru
mulok yang mengatakan bahwa:
36
lokal yaitu pelaksanaan pembelajaran sebagai penerapan langsung oleh pendidik
dalam proses interaksi di kelas dengan peserta didik. Pembelajaran mengandung
pengertian sebagai perubahan dalam diri seseorang. Di dalam pembelajaran tugas
pendidik yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang
perubahan perilaku bagi peserta didik. Pada dasarnya peserta didik diminta dapat
menguasai bahasa Gorontalo walaupun menguasai sedikit-sedikit kosa katanya
secara perlahan.
Berikutnya hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Guru
mulok yang mengatakan bahwa:
37
mata pelajaran Muatan Lokal di Sekolah sebagai berikut:
Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru mulok
yang mengatakan bahwa:
38
kependidikan. Peristiwa ini terlihat dari program yang dilaksanakan oleh
pemerintah secara daring untuk mengetahui kompetensi para guru. Diantara
kegiatan yang dilakukan adalah Ujian Kompetensi Guru (UKG) yang dilakukan
secara online guru akan melaksanakan pembelajaran atau bisa juga disebut guru
pembelajar. Aplikasi yang digunakan guru mulok dalam pembelajaran daring
biasanya aplikasi Classroom dan Google Zoom sebagai alat komunikasi siswa
dalam pembelajaran.
Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru
mulok yang mengatakan bahwa:
2. Bentuk Kreativitas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Secara Daring Pada
Mata Pelajaran Muatan Lokal Di Sekolah Dasar Negeri 29 Kota Selatan
Mengembangkan karakteristik yang sesuai dengan program-program
kebutuhan daerah saat itu sekaligus mempersiapkan peserta didik agar bisa
berpartisipasi dan akrab dengan lingkungan sekitar. Hal ini bisa membentuk
pribadi para peserta didik menjadi pribadi yang terintegrasi dengan masyarakat
sehingga dapat meningkatkan kemampuan bersosialisasi sesuai dengan
karakteristik lingkungannya dan bisa mempelajari karakteristik diluar daripada
lingkungannya. Muatan lokal juga memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk memilih materi sesuai dengan minat dan bakatnya sebagai bentuk
pengakuan atas perbedaan individual. Bagi pemerintah daerah muatan lokal bisa
menjadi peluang untuk mendukung program- program pendidikan yang sesuai
dengan karakteristik dan kebutuhan pengembangan daerah. Kreativitas guru
dalam pembelajaran dilihat dari gaya mengajar guru mulok dan interaksi dengan
orang tua siswa pada saat pembelajaran daring dimana guru mulok dapat
membangun komunikasi dan kerjasama orang tua melalui grup Whatsapp untuk
dapat bekerjasama dalam membimbing siswa dan memudahkan guru melakukan
penilaian. Selain itu, guru juga memberikan tugas mandiri kepada siswa yang
tidak memiliki alat komunikasi berupa gadget dengan mendatangkan mereka ke
sekolah dengan waktu terbatas.
39
Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru mulok
wawancara kepada orang tua dan siswa itu sendiri, ada tes tulis, tes lisan, praktik,
dan yang mengatakan bahwa:
40
4.2.1 Pembahasan Analisis Berdasarkan Reduksi Data
Penggunaan teknologi dalam pembelajaran online secara spontan
disebabkan karena suatu bencana atau wabah bukan menjadi satu kemajuan yang
berarti dan bisa menjadikan tolak ukur dalam dunia pendidikan khususnya di
Indonesia dikarenakan metode secara online baik siswa maupun guru belum
mempersiapkan diri untuk perubahan teknologi dalam pembelajaran secara
online.
Masalah ini menjadi salah satu faktor dalam kesuksesan untuk proses
belajar mengajar. Untuk mengejar ketertinggalan dalam penguasaan teknologi di
bidang pendidikan pemerintah bisa mendukung dan memfasilitasi seluruh proses
belajar tersebut seperti (1) kelembagaan bagaimana lembaga pendidikan
menyediakan infrastruktur lingkungan pembelajaran daring, (2) manajemen,
pengelolaan konten, persiapan materi belajar, serta pemeliharaan sistem
pembelajaran online, (3) Pedagogi, adalah bagaimana metode pembelajaran
secara online digunakan dan mekanisme analisisnya. Mengembangkan
karakteristik yang sesuai dengan program-program kebutuhan daerah saat itu
sekaligus mempersiapkan peserta didik agar bisa berpartisipasi dan akrab dengan
lingkungan sekitar. Hal ini bisa membentuk pribadi para peserta didik menjadi
pribadi yang terintegrasi dengan masyarakat sehingga dapat meningkatkan
kemampuan bersosialisasi sesuai dengan karakteristik lingkungannya dan bisa
mempelajari karakteristik diluar daripada lingkungannya. Muatan lokal juga
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih materi sesuai
dengan minat dan bakatnya sebagai bentuk pengakuan atas perbedaan individual.
Bagi pemerintah daerah muatan lokal bisa menjadi peluang untuk mendukung
program- program pendidikan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
pengembangan daerah.
Tugas guru di abad yang semakin modern ini tidak hanya mampu
mengajar dengan baik tetapi juga harus mampu menguasai informasi dan
teknologi agar lebih mengefektifkan proses pembelajaran. Media pembelajaran
yang dilakukan oleh guru secara konvensional seperti penggunaan buku cetak,
LKS (Lembar Kerja siswa) dan papan tulis , pada di abad modern ini guru
41
dituntut agar mampu menguasai pembelajaran secara daring yang meliputi
perangkat komputer yang terhubung ke internet server sebagai sarana dan
penghubung dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa.
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran berdasarkan pada teknologi
yang bahan ajaran atau materi dikirim secara elektronik ke peserta didik dari jarak
jauh menggunakan jaringan komputer. “Pembelajaran secara daring merupakan
pembelajaran tanpa ada interaksi secara langsung antara guru dan siswa.
Pembelajaran secara daring adalah sistem belajar yang terbuka dan
tersebar dengan menggunakan perangkat pedagogi (alat bantu pendidikan), yang
dimungkinkan melalui internet dan teknologi berbasis jaringan untuk
memfasilitasi pembentukan proses belajar dan pengetahuan melalui aksi dan
interaksi yang berarti” (Novita Arnesi dan Abdul Hamid K, 2015: 88).
42
4. Memanfaatkan media laman (website) dan melakukan kelas virtual atau
kelas digital.
5. Interaktivitas, kemandirian, aksesibilitas, dan pengayaan.
1. Faktor Individual
Faktor individual yaitu faktor yang ada pada diri individu, meliputi hal-hal
berikut seperti faktor kematangan atau perubahan, kecerdasan atau intelegensi,
latihan dan ulangan, motivasi, dan juga pribadi. Faktor kematangan atau
perubahan berhubungan erat dengan kematangan atau tingkatpertumbuhan organ-
organ manusia. Kegiatan mengajarkan sesuatu yang baru akan berhasil apabila
taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkan, potensi- potensi jasmani, dan
rohaninya telah matang.
Berhasil dan tidaknya seseorang dalam mempelajari sesuatu dipengaruhi
pula oleh faktor kecerdasan. Kemampuan intelegensi sangat mempengaruhi
terhadap cepat atau lambatnya seseorang menerima informasi. Dengan melakukan
latihan dan mengulang kembali kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki akan
menjadi semakin menguasai dan mahir dalam pengetahuan tersebut. Sebaliknya
tanpa latihan, pengalaman- pengalaman yang telah dimiliki akan berkurang dan
menghilang.
Faktor motivasi, merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk
melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya. Seseorang yang tidak mau
berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya karena ia tidak mengetahui
faedah dari hasil yang akan dicapai dari belajar.
2. Faktor Sosial
Faktor sosial yaitu faktor yang berada diluar dari individu antara lain
faktor keluarga, lingkungan, media yang digunakan dalam pembelajaran, guru dan
cara mengajarnya, kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial. Suasana dan
43
keadaan keluarga turut menentukan bagaimana dan sampai dimana pembelajaran
dilakukan. Disini peran orang tua juga memiliki pengaruh besar dalam
mendukung seseorang dalam belajar serta ketersediaan fasilitas dalam melakukan
pembelajaran.
Faktor-faktor yang telah dijelaskan tersebut juga masih menjadi faktor
pendukung ketika pembelajaran secara daring dilakukan di tengah pandemi
COVID-19. Karena pada dasarnya kemajuan dalam bidang teknologi diharapkan
mampu meningkatkan mutu pendidikan serta mampu mengembangkan proses
pembelajaran secara daring dikarenakan kemudahan dalam proses belajar
mengajar yang dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun selain itu mudahnya
mengakses materi tambahan dari internet dan bisa menghubungkan antara guru
dan peserta didik dengan cakupan yang luas.
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian teori di atas peneliti dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran mulok yang dilaksanakan oleh guru secara
daring belum maksimal dikarenakan siswa tidak terfasilitasi dengan baik seperti
tidak memiliki gadget sebagai alat interaksi pembelajaran dan Gadget yang
digunakan yaitu milik orang tuanya, orang tua belom memfasilitasi Gadget sendiri
kepada siswa. sehingga guru tidak dapat memaksimalkan pembelajaran apalagi
pembelajaran mulok lebih mengarah kepada praktik seperti menyanyikan lagu
daerah, penyebutan kosa kata bahasa Gorontalo dan praktik motanggomo.
44
BAB V
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
persepsi guru dalam melakukan pembelajaran secara daring pada mata pelajaran
Muatan Lokal di Sekolah Dasar Negeri 29 Kota Selatan yakni pembelajaran
mulok yang dilaksanakan oleh guru secara daring belum maksimal dikarenakan
siswa tidak terfasilitasi dengan baik seperti tidak memiliki gadget sebagai alat
interaksi pembelajaran dan Gadget yang digunakan yaitu milik orang tuanya,
orang tua belom memfasilitasi Gadget sendiri kepada siswa. sehingga guru tidak
dapat memaksimalkan pembelajaran apalagi pembelajaran mulok lebih mengarah
kepada praktik seperti menyanyikan lagu daerah, penyebutan kosa kata bahasa
Gorontalo dan praktik motanggomo.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan saran
sebagai berikut:
45
belajar peserta didik dan kinerja guru, sehingga bisa menghasilkan lulusan yang
berprestasi di bidangnya masing-masing.
46
DAFTAR PUSTAKA
Alawiyah, 2013. Peran Guru dalam Kurikulum 2013. Jurnal Aspirasi, 4 (1).
http://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/article/view/480.
https://lipunaratif.com/potret-sekolah-pedalaman-pada-masa-pandemi/ di akses 13
Juli Pukul 22:00 WITA 2021.
Yogyakarta: Ar-Ruzz.
PEDOMAN WAWANCARA
No Guru Pertanyaan
1 Perencanaan 1. Apa persiapan yang dilakukan sebelum kelas
Pembelajaran daring dilakukan?
2. Apakah waktu pembelajaran saat daring
sama dengan pembelajaran saat di kelas?
3. Apa media atau aplikasi yang paling sering
dan efektif dilakukan saat daring?
4. Apakah ada perubahan RPP setelah
pembelajaran daring dilakukan?
5. Model pembelajaran seperti apa yang paling
efektif saat pembelajaran daring dilakukan?
2 Pelaksanaan 1. Bagaimana proses pembelajaran daring itu
Pembelajaran dilakukan?
2. Apa tolak ukur yang digunakan untuk
mengetahui bahwa materi yang diberikan
bisa dipahami?
3. Apakah ada batas waktu saat tugas daring
sekolah diberikan?
4. Apakah guru juga melakukan komunikasi
dengan orang tua/wali siswa?
5. Bagaimana mengetahui perkembangan dan
kemampuan siswa saat pembelajaran daring
dilakukan?
Nama :
Jabatan :
Tanggal :
10. karakteristik budaya dalam pelajaran Muatan lokal di SDN 29 Kota Selatan
itu seperti apa?
11. Apa media yang digunakan dalam pembelajaran Muatan lokal.?
12. Bagaimana penilaian yang dilakukan untuk pelajaran Muatan lokal.?
13. Pelajaran Mulok yang diberikan mengikuti kurikulum atau menyesuaikan
dengan kebutuhan siswa.?
Lampiran IV: Lembaran Jawaban Wawancara Guru
Pertanyaan Jawaban
Bagaimana proses pembelajaran daring Guru Kelas 3
dilakukan? Sebelumnya pembelajaran daring ini belum
pernah diberlakukan, jadi prosesnya itu
susah sekali untuk guru maupun siswa,
jadi saat ini masih belajar sedikit demi
sedikit
Guru Kelas 5
pembelajaran daring merupakan hal baru bagi
kami dan syukurlah kami seorang guru
di berikan sosialisasi untuk semua guru
tentang bagaimana cara seorang guru
melakukan pembelajaran secara daring
dengan
menggunakan aplikasi classroom dan zoom
meeting
Guru Muatan Lokal
Kalau untuk pembelajaran daring bagini
torang sebagai guru masih belajar
menggunakan aplikasi dan
menyesuaiakan dengan kondisi siswa.
Apa metode yang diterapkan selama Kepala Sekolah
pembelajaran daring? Kalau untuk metodenya itu kami sudah
rapatkan dengan cara Kerjasama antara
orang tua dan guru serta
memaksimalkan aplikasi-aplikasi yang
sudah di download
Guru Kelas 1
Kami itu selain dengan siswa ada komunikasi
dengan orang tua siswa juga baru cara-
cara yang biasa dilakukan disekolah
kami ubah sekreatif mungkin supaya
siswa bisa mengerti dengan penjelasan
kami
Guru kelas 6
Kalau untuk saya itu depe cara pasti
berbeda dibandingkan mengajar secara
langsung, kami diharuskan lebih aktif
dan inovatif saat mengajar secara
daring,seperti membuat video dan
menanyakan apa yang tidak dipahami
dari video itu
Bagaimana penilaian yang dilakukan Guru Mulok
saat pembelajaran daring? Lewat tugas yang diberikan, kehadiran
Khususnya untuk pelajaran mulok? saat absensi di grup WA, itupun untuk
absen tergantung jaringan dengan data
seluler dari siswa.
Guru kelas 4
Kalau untuk nilai itu lebih banyak
ditugas, dengan kehadiran saat
penjelasan secara daring, dan untuk
siswa yang tidak hadir dikasih
keringanan.
Kepala Sekolah
Untuk penilaian itu menyesuaikan saja
karena disaat ini banyak keterbatasan
jadi fokus itu lebih banyak di guru
supaya lebih aktif lagi kalau
memberikan materi pelajaran.
Aplikasi apa yang digunakan saat Guru Mulok
pembelajaran daring? dan apakah Pada umumnya menggunakan WA
efektif saat pembelajaran? karena itu aplikasi yang paling gampang
dan praktis dipakai oleh guru dan
siswa.dan efektif untuk absen, kirim
video dan foto.
Guru kelas 4
Kalau aplikasi paling sering jaga pake
wa orang tua murid dan siswa juga
sudah ada aplikasi itu sebelumnya. Dan
sangat membantu itu aplikasi karena
sering dipakai untuk video call saat
pembelajarang dilakukan.
Kepala sekolah
Kalau untuk aplikasi tergantung
kemampuan guru dan siswa. Tidak ada
kewajiban harus pake aplikasi tertentu,
yang diutamakan itu efektif dalam
pembelajaran secara daring
Bagaimana hasil belajar ketika proses Guru Muatan Lokal
pembelajaran secara daring Kalau mo di tanya tentang hasil untuk
berlangsung, apakah ada peningkatan belajar daring, itu menyesuaiakn saja
atau penurunan pada siswa? soalnya banyak siswa yang masih
bingung dengan cara belajar seperti ini
jadi torang sebagai guru masih lebe
banyak memberikan toleransi.
Kepala Sekolah
Untung sekarang itu kami guru-guru
masih fokus untuk mengajar dengan cara
daring seperti ini, penilaian dan hasil
menyesuaikan dengan keadaan siswa,
karena tidak semua siswa punya fasilitas
untuk belajar darimg
DOKUMENTASI