Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Saat ini dunia sedang dilanda wabah COVID-19 atau yang lebih dikenal
dengan Corona virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan
sampai berat dengan mewabahnya virus COVID-19 berdampak pada
kehidupan sosial diseluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia dampak yang
ditimbulkan dari COVID-19 ini seperti terhentinya kegiatan sosial ekonomi,
pariwisata, politik, dan pendidikan. Pemerintah telah melakukan tindakan cepat
dengan mengeluarkan Surat Edaran (SE) pada tanggal 18 Maret 2020 tentang
himbauan agar segala kegiatan di dalam dan diluar ruangan di semua sektor untuk
sementra waktu ditunda demi mengurangi penyebaran virus COVID-19.
Kasus Covid-19 pertama di Gorontalo sendiri terjadi pada awal bulan
April yang diumumkan langsung oleh gubernur Gorontalo Rusli Habibie melalui
media massa kemudian diikuti dengan Peraturan Gubernur Gorontalo Nomor 15
Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) dalam Penanganan Corona Virus (COVID-19) di Wilayah Provinsi
Gorontalo. Dengan berlakunya peraturan pemerintah tersebut maka semua
kegiatan yang bersifat sosial dibatasi salah satunya adalah kegiatan belajar-
mengajar disekolah yang harus dilakukan secara daring. Pada tanggal 24 Maret
2020 Surat Edaran (SE) dikeluarkan kembali oleh menteri pendidikan dan
kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan
Dalam Masa Darurat penyebaran COVID-19 surat edaran tersebut berisi tentang
proses belajar mengajar dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran secara
daring.
Pembelajaran tersebut berlaku pada seluruh kegiatan belajar mengajar
dari tingkat sekolah dasar sampai dengan universitas, khusus pada
pembelajaran tingkat sekolah dasar (SD) sekolah menengah pertama (SMP)
dan sekolah menengah atas (SMA) melalui bimbingan orang tua. Implikasi
dari peraturan tersebut sekolah-sekolah di Gorontalo harus melakukan kegiatan

1
belajar-mengajar secara daring.
Pembelajaran secara daring di daerah risiko tinggi dan sedang dinilai
menjadi satu-satunya solusi agar lingkungan pendidikan tidak menjadi cluster
penularan. Keputusan yang bersifat darurat ini tampaknya belum siap dilakukan
oleh semua kalangan, terutama satuan pendidikan yang berada di daerah-daerah
pelosok dengan keterbatasan fasilitas mereka harus menyesuaikan dengan sistem
pembelajaran daring yang mustahil terlaksanakan dengan maksimal, sementara
pada saat bersamaan, hak untuk mendapatkan pendidikan tidak bisa diabaikan
begitu saja.
Salah satu sekolah di SDN 12 Tolangohula melakukan pembelajaran
secara luring disebabkan keterbatasan jaringan, pembelajaran dilakukan
dengan cara membagi siswa per gelombang untuk mengurangi kerumunan.
Selain membatasi siswa per gelombang sekolah juga menekankan agar tidak
mengejar kurikulum yang telah ditetapkan sesuai dengan yang disosialisasikan
dinas pendidikan kepada mereka.
Pembelajaran daring yang diberlakukan sejak wabah covid-19
merupakaan sebuah pembelajaran yang dilakukan dalam jarak jauh melalui media
berupa internet dan alat penunjang lainnya seperti telepon seluler dan komputer
penggunaan internet dalam melakukan proses pembelajaran antara guru dan murid
yang dilakukan dalam waktu bersamaan dengan tempat yang berbeda menurut
Riyana (2019: 14) Dengan pembelajaran daring siswa mempunyai keleluasaan
waktu dalam belajar dan bisa dilakukan dimanapun, siswa juga dapat berinteraksi
dengan guru menggunakan beberapa aplikasi yang berada di smartphone seperti
Classroom, video converence,telepon atau live chat, zoom maupun melalui
Whatsapp group.
Metode pembelajaran daring merupakan inovasi yang muncul akibat dari
wabah COVID-19 sekaligus untuk menjawab tantangan modernisasi akan
ketersediaan sumber belajar yang variatif. Berhasil dan tidaknya model atau
media dari pembelajaran daring tergantung dari sumber daya itu sendiri.
Nakayama dalam jurnalnya mengatakan bahwa tidak semua peserta didik akan
sukses dalam pembelajaran daring ini dikarenakan faktor lingkungan belajar dan

2
karakteristik peserta didik . (Wahyu Aji Fatma. Jurnal Ilmu pendidikan 2007).
Implikasi kebijakan dari pemerintah agar sekolah menerapkan
pembelajaran secara daring membuat dunia pendidikan khususnya untuk para
tenaga pendidik dipaksa untuk beradaptasi dengan metode daring, dalam
aplikasinya guru wajib mengedepankan dua prinsip yaitu:

a. Tidak membahayakan, maksudnya adalah dimana pembelajaran yang


dilaksanakan secara daring tidak menciptakan lebih banyak stress dan
kecemasan bagi siswa dan keluarganya.

b. Realistis, maksudnya adalah pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru harus


realistis terhadap pembelajaran yang hendak dicapai

Transformasi perpindahan sistem pembelajaran dari konvensional


kepembelajaran daring faktanya memang terasa sulit disebabkan oleh bencana
wabah bukan karena sebuah kewajiban dalam belajar-mengajar. Berdasarkan hasil
survey Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) dan Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) yang dilansir dari Beritasatu.com (2020) kepada 602 guru
sebagai responden di14 provinsi ditemukan fakta bahwa hanya 8% guru yang
mengerti memakai gawai untuk belajar daring dan 9,6% sama sekali tidak pernah
memakai gawai untuk belajar secara daring.Sementara sisanya ada 82,4% yang
minim memakai gawai untuk belajar daring. Dengan tranformasi pembelajaran
secara daring guru dipaksa dan dituntut untuk mampu merancang dan mendesain
pembelajaran daring seperti pembelajaran konvensional (tatap muka) dengan
memanfaatkan perangkat dan sosial media dengan tepat agar siswa tetap memiliki
semangat dan kemauan untuk belajar. Keberhasilan guru dalam melakukan
pembelajaran secara daring ditengah wabah COVID-19 tergantung dari
kemampuan, dan kreativitas guru dalam melakukan inovasi, merancang, dan
meramu metode pembelajaran. Hendaknya guru mengevaluasi pembelajaran yang
sebelumnya dilakukan secara tatap muka ke pembelajaran secara daring agar
dapat memfasilitasi siswa untuk merekonstruksi pengetahuannya.
Model pembelajaran secara daring seperti ini berlaku untuk semua tenaga
pengajar termasuk guru yang mengajarkan mata pelajaran tertentu seperti

3
matimatika, bahasa Indonesia, pendidikan kewarganegaraan, dan muatan lokal.
Sistem daring yang dilakukan guru pada mata pelajaran tertentu diharuskan bisa
menarik minat siswa agar bisa tetap semangat dan ingin belajar pada mata
pelajaran tersebut. Namun penggunaan metode pembelajaran secara daring bukan
tanpa masalah banyak varians masalah yang menghambat terlaksananya
efektivitas pembelajaran secara daring diantaranya adalah keterbatasan
penguasaan teknologi informasi, sarana dan prasarana yang kurang memadai,
akses internet yang terbatas, kurangnya anggaran atau penggunaan kuota sebagai
akses pembelajaran secara daring.
Pada mata pelajaran tertentu seperti mata pelajaran Muatan Lokal juga
mendapati kendala dalam pembelajaran daring. Guru dituntut untuk lebih
menguasai teknik pembelajaran dengan menggunakan ICT (Information
Communication Technology) sedangkan guru yang mengajarkan mata pelajaran
Muatan Lokal kurang menguasai teknik pembelajaran ICT tersebut. Selain itu
pada mata pelajaran Muatan Lokal yang mempunyai karakteristik tentang budaya,
sosial dan bahasa yang dimana dituntut lebih banyak praktik daripada teori dalam
pembelajaran sistem daring guru tentu akan mengalami kesulitan dalam
menjelaskan mata pelajaran Muatan Lokal tersebut. Kesulitan yang sama juga
dirasakan oleh salah satu guru di Sekolah Negeri 29 Kota Selatan Propinsi
Gorontalo menjelaskan bahwa mata pelajaran Muatan Lokal di sekolah Negeri 29
Kota Selatan difokuskan pada bahasa daerah yaitu bahasa Gorontalo. SDN 29
Kota Selatan sendiri membuat program khusus pada siswa-siswanya yaitu pada
setiap hari jumat siswa dituntut untuk bisa berbicara bahasa daerah yaitu bahasa
Gorontalo. Dimasa pandemi dan pembelajaran daring tentu program seperti ini
akan sulit dilakukan, sehingganya guru di Sekolah Negeri 29 Kota Selatan masih
mengalami kendala dalam melakukan pembelajaran secara daring pada mata
pelajaran Muatan Lokal.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan maka peneliti ingin
mengetahui persepsi guru dalam melakukan pembelajaran secara daring pada
mata pelajaran Muatan Lokal di SDN 29 Kota disamping itu juga peneliti ingin
memberikan gambaran tentang metode dan strategi yang di lakukan oleh para

4
guru saat pembelajaran daring dilakukan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dan kondisi yang ditemukan dilapangan,


masalah yang dapat diidentifikasi yaitu sebagai berikut.
1. Pembelajaran secara daring pada umumnya tidak pernah dilakukan.

2. Prose pembelajaran secara daring lebih banyak berpusat pada guru


sehingga siswa lebih banyak pasif.
3. Signal, dan data seluler jadi faktor utama dalam proses pembelajaran.

1.3 Rumusan Masalah


Untuk Memudahkan penulis dalam melakukan penyusunan tugas akhir ini
penulis merumuskan masalah kedalam beberapa bentuk kalimat pertanyaan,
sebagai berikut:

1. Bagaimana Persepsi guru mata pelajaran Muatan Lokal tentang penerapan


pembelajaran secara daring di Sekolah Dasar Negeri 29 Kota Selatan?

2. Bagaimana bentuk kreativitas guru dalam proses belajar mengajar secara


daring pada mata pelajaran Muatan Lokal di Sekolah Dasar Negeri 29 Kota
Selatan?

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan identifikasi masalah sebelumnya, maka tujuan penelitian ini
yaitu untuk mengetahui persepsi guru dalam melakukan pembelajaran secara
daring pada mata pelajaran Muatan Lokal di Sekolah Dasar Negeri 29 Kota
Selatan.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan untuk dapat menambah wawasan mengenai
persepsi guru mata pelajaran Muatan Lokal dalam melakukan model
pembelajaran secara daring di Sekolah Dasar Negeri 29 Kota Selatan.

5
1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Sebagai bahan pembelajaran untuk kedepannya agar mampu bersaing dan


memberikan pembelajaran bagi peserta didik yang menyenangkan dan lebih baik.

2. Bagi Peserta Didik

Dapat lebih aktif dan kreatif lagi dikemudian hari dengan penerapan
model pembelajaran secara daring di masa pandemi atau setelah pandemi
berakhir.

3. Bagi Guru

Dapat menambah wawasan tentang model pembelajaran secara daring

dan lebih menguasai TIK dalam pembelajaran online.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Konsep Pembelajaran Online

2.1.1 Pengertian Pembelajaran Online


Istilah pembelajaran, dalam dunia pendidikan sering juga diartikan dengan
pengajaran atau proses belajar mengajar. Melalui proses belajar mengajar yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan eksplisit
dengan menggunakan bahasa siswa itu sendiri dan berbagai macam gagasannya.
Pembelajaran yang berkualitas tentu saja memiliki pedoman yang berkualitas pula
dari skenario pembelajaran yang diciptakan oleh guru itu sendiri.
“Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang baik memerlukan perencanaan
program yang baik pula, itu berarti keberhasilan pembelajaran siswa sangat
ditentukan oleh perencanaan yang dibuat oleh guru, untuk itu, penyusunan
perencanaan pembelajaran mutlak dilakukan oleh guru itu sendiri artinya, guru
tidak akan dapat mengajar dengan optimal apabila tidak memiliki persiapan yang
dikembangkan sebelumnya”. (Kasful Dkk, 2011: 24) Dengan demikian
pembelajaran merupakan suatu proses untuk saling berinteraksi antara guru dan
siswa yang memuat berbagai kegiatan dengan tujuan tercipta proses belajar
(perubahan tingkah laku). Penciptaan lingkungan yang kondusif dan edukatif bagi
proses belajar siswa dan pemberdayaan potensi siswa melalui interaksi perilaku
pendidik dan siswa, dimana semua perbuatan itu dilaksanakan secara bertahap
seperti memberikan materi, latihan soal kemudian pemberian tugas.
Proses belajar mengajar yang umumnya dilakukan di sekolah dan bisa
berinteraksi secara langsung tanpa media perantara apapun, namun dalam
beberapa bulan terakhir sejak wabah COVID-19 masuk ke Indonesia dan semua
aktivitas yang dilakukan secara langsung harus dibatasi, tugas guru yang
sebelumnya juga mengalami perubahan dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan surat edaran menteri pendidikan dan kebudayaan bahwa seluruh
kegiatan pembelajaran dilakukan dengan sistem pembelajaran dalam jaringan atau

7
daring. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran berdasarkan pada
teknologi yang bahan ajaran atau materi dikirim secara elektronik ke peserta didik
dari jarak jauh menggunakan jaringan komputer. “Pembelajaran secara daring
merupakan pembelajaran tanpa ada interaksi secara langsung antara guru dan
siswa. Pembelajaran secara daring adalah sistem belajar yang terbuka dan tersebar
dengan menggunakan perangkat pedagogi (alat bantu pendidikan), yang
dimungkinkan melalui internet dan teknologi berbasis jaringan untuk
memfasilitasi pembentukan proses belajar dan pengetahuan melalui aksi dan
interaksi yang berarti” (Novita Arnesi dan Abdul Hamid K, 2015: 88).
Secara umum pembelajaran secara daring sangat berbeda dengan
pembelajaran secara konvensional, dimana pembelajaran secara daring lebih
menekankan konsentrasi pada peserta didik saat memahami materi. Dalam
pembelajaran secara daring diperlukan kerjasama antara peserta didik dan
pengajar secara interaktif dengan memaksimalkan penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi, seperti penggunaan komputer dan jaringan internet.
Pemanfaatan media ini bergantung kepada struktur materi pembelajaran.
Berdasarkan teori konstruktivisme, peserta didik digunakan sebagai pusat
pembelajaran yang aktif bukan pasif sedangkan pengajar merupakan fasilitator
sehingga peserta didik mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, dan
menginterpretasikan pengetahuannya yang diperoleh dari luar. Pembelajaran
daring atau jarak jauh bertujuan untuk memenuhi standar pendidikan melalui
pemanfaatan Teknologi informasi dengan menggunakan komputer atau gadget
untuk menghubungkan antar guru dan siswa dalam satu jaringan. Ada berbagai
macam media yang bisa digunakan dalam pembelajaran daring diantaranya adalah

a. E-learning adalah suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan


tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan bimbingan orangtua
menggunakan media internet atau media jaringan komputer lainnya yang bisa
diakses dimanapun dan kapanpun.

b. Google Classroom adalah layanan berbasis internet yang disediakan oleh


google sebagai sebuah sistem. Google Classroom digunakan untuk

8
memaksimalkan proses penyampaian materi kepada peserta didik tetapi
dilakukan secara online sehingga materi dapat disampaikan secara
keseluruhan.

c. Zoom merupakan aplikasi komunikasi dengan menggunakan video. Aplikasi


dapat digunakan dalam berbagai perangkat seluler, desktop, hingga telepon
dan sistem ruang. Melaksanakan kegiatan belajar dengan aplikasi Zoom Cloud
Meeting menjadikan guru lebih mudah bertatap dengan siswa melalui layar
kaca. Guru dapat melaksanakan kegiatan belajar seperti bertatap muka di
ruangan kelas.

d. Whatsapp adalah salah satu aplikasi yang digunakan untuk melakukan


percakapan baik menggunakan teks, suara, maupun video. Whatsapp Group
digunakan oleh guru untuk mengirim tugas dan untuk memantau
perkembangan siswa dengan berkomunikasi dengan wali murid maupun siswa
dalam menunjang kegiatan pembelajaran pada masa pandemi. Whatsapp
group merupakan salah satu media belajar secara daring yang banyak
digunakan bagi guru-guru di sekolah dasar.

2.1.2 Proses Pembelajaran Online


Model pembelajaran daring merupakan pola pembelajaran pilihan guru
untuk merencanakan proses belajar yang sesuai dan efisien guna mencapai tujuan
pembelajaran dengan memanfaatkan jaringan komputer atau internet. Model
pembelajaran perlu dirancang dengan baik agar pengalaman belajar peserta didik
berkesan dan dapat mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran juga
menjadi penting karena digunakan oleh guru sebagai pedoman dalam
merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran daring
memiliki beberapa tahapan secara umum. tahapan tersebut didasarkan atas
gabungan dari beberapa teori dan pendekatan yang mendukung pembelajaran
daring yaitu pembelajaran individu (personal), terstruktur dan sistematis
(structurd),mengutamakan keaktifan siswa (active), dan keterhubungan
(connective) (Riyana Cepi, 2020:30)
Sedangkan menurut Clark dan Mayer dalam Solihah mendefinisikan

9
pembelajaran daring sebagai pembelajaran yang disampaikan dengan
menggunakan komputer melalui internet atau intranet, sedangkan karakteristiknya
adalah:

a. Adanya kontent atau materi pembelajaran yang relevan dengan tujuan


pembelajaran

b. Menggunakan metode pembelajaran yang sesuai

c. Menggunakan media pembelajaran dalam berbagai format seperti teks, visual,


video, multimedia, dan lain-lain

Dalam pembelajaran online proses pembelajaran dapat dilakukan dari


jarak jauh atau bisa dilakukan dalam suatu ruangan kelas. Proses pembelajaran
juga bisa dilakukan setiap saat tanpa dibatasi waktu artinya siswa dapat
melakukan proses pembelajaran sesuai dengan keinginannya, dalam hal ini peran
guru yang pada umumnya sebagai pemberi materi, akan digantikan dengan media
sosial dan aplikasi-aplikasi yang terdapat di alat elektronik seperti handphone,
laptop, computer dan lain sebagainya. Perubahan model pembelajaran secara
daring berbasis TIK mempunyai efek pada budaya belajar pada kontek
pembelajarannya. Ada 5 karakteristik yang harus dilakukan agar bisa membangun
budaya belajar berbasis daring yaitu

1. Siswa dituntut harus mandiri dalam belajar dengan melakukan berbagai


pendekatan yang sesuai agar siswa mampu memotivasi dan mengatur dirinya
sendiri dalam pembelajaran.

2. Melakukan kolaborasi dengan siswa lain untuk mengembangkan pengetahuan


sekaligus memecahkan masalah pembelajaran secara bersama.

3. Guru harus mampu mengembangkan pengetahuan menambah kreativitas serta


memahami hal-hal yang dibutuhkan dalampembelajaran.

4. Memanfaatkan media laman (website) dan melakukan kelas virtual atau kelas
digital.

5. Interaktivitas, kemandirian, aksesibilitas, dan pengayaan.

10
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Secara Online
“Belajar merupakan suatu proses yang dapat menimbulkan terjadinya
perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan” (Ngalim
Purwanto, 2004:102) Perubahan tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
yaitu sebagai berikut.

1. Faktor Individual
Faktor individual yaitu faktor yang ada pada diri individu, meliputi hal-hal
berikut seperti faktor kematangan atau perubahan, kecerdasan atau intelegensi,
latihan dan ulangan, motivasi, dan juga pribadi. Faktor kematangan atau
perubahan berhubungan erat dengan kematangan atau tingkat pertumbuhan organ-
organ manusia. Kegiatan mengajarkan sesuatu yang baru akan berhasil apabila
taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkan, potensi-potensi jasmani, dan
rohaninya telah matang.
Berhasil dan tidaknya seseorang dalam mempelajari sesuatu dipengaruhi
pula oleh faktor kecerdasan. Kemampuan intelegensi sangat mempengaruhi
terhadap cepat atau lambatnya seseorang menerima informasi. Dengan melakukan
latihan dan mengulang kembali kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki akan
menjadi semakin menguasai dan mahir dalam pengetahuan tersebut. Sebaliknya
tanpa latihan, pengalaman- pengalaman yang telah dimiliki akan berkurang dan
menghilang.
Faktor motivasi, merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk
melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya. Seseorang yang tidak mau
berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya karena ia tidak mengetahui
faedah dari hasil yang akan dicapai dari belajar.

2. Faktor Sosial
Faktor sosial yaitu faktor yang berada diluar dari individu antara lain
faktor keluarga, lingkungan, media yang digunakan dalam pembelajaran, guru
dan cara mengajarnya, kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial. Suasana
dan keadaan keluarga turut menentukan bagaimana dan sampai dimana
pembelajaran dilakukan. Disini peran orang tua juga memiliki pengaruh besar

11
dalam mendukung seseorang dalam belajar serta ketersediaan fasilitas dalam
melakukan pembelajaran.
Faktor-faktor yang telah dijelaskan tersebut juga masih menjadi faktor
pendukung ketika pembelajaran secara daring dilakukan di tengah pandemi
COVID-19. Karena pada dasarnya kemajuan dalam bidang teknologi diharapkan
mampu meningkatkan mutu pendidikan serta mampu mengembangkan proses
pembelajaran secara daring dikarenakan kemudahan dalam proses belajar
mengajar yang dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun selain itu mudahnya
mengakses materi tambahan dari internet dan bisa menghubungkan antara guru
dan peserta didik dengan cakupan yang luas.

2.1.4 Persepsi Guru Dalam Pembelajaran Online


Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa inggris perception berasal
dari bahasa latin perception, yang artinya menerima atau memanggil. Persepsi
adalah suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan
proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut
proses sensoris. Namun proses ini tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus
tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Sehingga
persepsi itu bisa terjadi karena adanya panca indera yang merupakan proses
pendahulu dari proses persepsi Leavitt (dalam Rosyadi, 2001:12) “membedakan
persepsi menjadi dua pandangan, yaitu pandangan secara sempit dan luas.
Pandangan yang sempit mengartikan persepsi sebagai penglihatan. Bagaimana
seseorang melihat sesuatu. Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya
seperti seseorang memandang yang diikuti dengan mengartikan pandangannya”,
jadi berbeda dengan pendekatansempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tetapi
lebih pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut.

2.1.5 Faktor-Faktor Pembetuk Persepsi


Jalaluddin Rakhmat (2005:49) “persepsi seseorang terhadap objek yang
dilihatnya terjadi bukan tanpa disengaja tapi ada beberapa faktor pendukung
sehingga persepsi itu terjadi diantaranya adalah faktor fungsional yang berasal
dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal lain yang termasuk dalam factor

12
personal. Jadi persepsi terjadi tidak hanya ditentukan oleh jenis atau bentuk
stimuli, tetapi juga karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli
tersebut dan bermula dari kondisi biologisnya.
Sebelum individu mengadakan persepsi diperlukan terlebih dahulu
persyaratan-persyaratan sebagai berikut

1. Adanya objek sasaran yang menjadi persepsi. Objek atau sasaran yangdiamati
menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.
Stimulus biasanya dating dari dalam maupun dari luar.
2. Adanya alat indera yang cukup baik sebagai alat untuk menerima stimulus
yang mengenai alat inderanya, disamping itu harus ada syarat sensoris yang
cukup sebagai alat penerus stimulus yang diterima alat indera ke pusat
susunan saraf yaitu otak sebagai suatu persiapan dalammengadakan persepsi,
tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi. (Jalaludin Rakhmat, 2005:50)

2.1.6 Proses Terjadinya Persepsi


Menurut pendapat Bimo Walgito (2003:90) proses terjadinya persepsi
yaitu sebagai berikut:

1. Proses fisik, awalnya ada objek yang menimbulkan stimulus dan stimulus
tersebut mengenai alat indera atau reseptor.
2. Proses fisiologis, stimulus yang diterima alat indera kemudian dilanjutkan
oleh saraf sensoris ke otak, dan
3. Proses psikologis, setelah stimulus diterima oleh alat indera diteruskan saraf
sensoris ke otak baru kemudian terjadi suatu proses diotak. Sehingga individu
dapat menyadari apa yang diterima. Jadi proses terakhir terjadinya persepsi
ditentukan oleh proses psikologis.

2.1.7 Tugas Guru Dalam Pembelajaran Online


Tugas guru di abad yang semakin modern ini tidak hanya mampu
mengajar dengan baik tetapi juga harus mampu menguasai informasi dan
teknologi agar lebih mengefektifkan proses pembelajaran. Media pembelajaran
yang dilakukan oleh guru secara konvensional seperti penggunaan buku cetak,

13
LKS (Lembar Kerja siswa) dan papan tulis, pada di abad modern ini guru dituntut
agar mampu menguasai pembelajaran secara daring yang meliputi perangkat
komputer yang terhubung ke internet server sebagai sarana dan penghubung
dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa. Adapun beberapa tantangan
yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran secara daring yaitu:

1. Penggunaan IPTEK dan Penyesuaian Guru


Masih banyak guru yang belum siap menghadapi perubahan teknologi.
Guru harus segera melakukan penyesuaian diri agar terus belajar untuk
menyeimbangi lajunya perkembangan dan pengetahuan yang kian berkembang
cepat seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi. Jika kondisi ini terus
berlangsung maka guru akan tertinggal jauh dari para peserta didik dalam
penggunaan informasidan teknologi.

2. Perubahan Paradigma Tentang Pendidikan


Sejalan dengan lajunya perkembangan di bidang TIK menimbulkan
adanya pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas maupun di luar
kelas. Pergeseran yang dimaksudkan adalah pembelajaran tidak lagi terpusat pada
guru dan guru bukanlah satu-satunya informasi. Pergeseran ini disebabkan dengan
kemudahan teknologi dalam menyediakan segala informasi sesuai dengan
kebutuhan masing-masing

3. Modalitas Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK)


Teknologi juga ikut mempengaruhi modalitas guru dan tenaga
kependidikan. Peristiwa ini terlihat dari program yang dilaksanakan oleh
pemerintah secara daring untuk mengetahui kompetensi para guru. Diantara
kegiatan yang dilakukan adalah Ujian Kompetensi Guru (UKG) yang dilakukan
secara online guru akan melaksanakan pembelajaran atau bisa juga disebut guru
pembelajar. Guru pembelajar terdiri atas tiga modalitas pembelajaran yang
meliputi tatap muka, daring, dan daring kombinasi. Akan tetapi kendala dalam
pembelajaran ini yaitu keterbatasan waktu yang dimiliki guru sarana dan
prasarana yang tidak memadai seperti ketidaklayakan tempat, lemahnya
sinyal jaringan internet dan rendahnya kemampuan guru dalam penguasaan

14
teknologi.
Tiga tantangan yang telah disebutkan tersebut adalah tantangan yang
harus dihadapi oleh para guru di era globalisasi saat ini agar efektivitas
pembelajaran bisa dilakukan setiap saat tidak harusdalam lingkungan sekolah
saja.

2.1.8 Hakikat Pembelajaran Online


Penggunaan teknologi dalam pembelajaran online secara spontan
disebabkankarena suatu bencana atau wabah bukan menjadi satu kemajuan yang
berarti dan bisa menjadikan tolak ukur dalam dunia pendidikan khususnya di
Indonesia dikarenakan metode secara online baik siswa maupun guru belum
mempersiapkan diri untuk perubahan teknologi dalam pembelajaran secara
online. Masalah ini menjadi salah satu faktor dalam kesuksesan untuk proses
belajar mengajar. Untuk mengejar ketertinggalan dalam penguasaan teknologi di
bidang pendidikan pemerintah bisa mendukung dan memfasilitasi seluruh proses
belajar tersebut seperti (1) kelembagaan bagaimana lembaga pendidikan
menyediakan infrastruktur lingkungan pembelajaran daring, (2) manajemen,
pengelolaan konten, persiapan materi belajar, serta pemeliharaan sistem
pembelajaran online,(3) Pedagogi, adalah bagaimana metode pembelajaran secara
online digunakan dan mekanisme analisisnya.

2.2 Muatan Lokal


2.2.1 Pengertian Muatan Lokal
“Kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar yang diterapkan oleh daerah sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing”. (Utomo dkk, 19979: 1).
Dalam pengertian lainnya mengemukakan bahwa “muatan lokal
merupakan kegiatan kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi
sesuai dengan ciri khas dan potensi daerah. Pelajaran muatan lokal mempunyai
karakteristik dan ciri khas pada masing-masing daerah dimana materi pelajaran

15
muatan lokal tidak bisa dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang ada,
termasuk keunggulan daerah”. (Muslich, 2007: 17) Mata pelajaran muatan lokal
juga sudah ditentukan oleh satuan pendidikan hal tersebut termaktub dalam
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 menyatakan bahwa mata pelajaran muatan
lokal adalah mata pelajaran yang wajib diberikan pada semua tingkat satuan
pendidikan. Tujuan diwajibkan mata pelajaran muatan lokal adalah untuk
memberikan bekal pengetahuan daerah, keterampilan, dan perilaku kepada siswa
agar mereka memiliki wawasan yang luas tentang keadaan lingkungan dan
kebutuhan masyarakat sesuai dengan norma-norma dan aturan yang berlaku di
daerahnya dan bisa ikut berpartisipasi dalam mendukung kelangsungan
pembangunan daerah dan pembangunan nasional. Substansi dan tujuan mata
pelajaran muatan lokal mempunyai hubungan dengan kearifan lokal yakni semua
bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan
yang menuntun perilaku manusia di dalam komunitas ekologis. Kewajiban mata
pelajaran muatan lokal di semua tingkat satuan pendidikan dikarenakan setiap
daerah memiliki keragaman budaya khas lokal antara lain adalah bahasa daerah,
musik daerah, lagu daerah, kerajinan daerah, adat istiadat dan cerita rakyat yang
jika dipelajari oleh siswa di sekolah akan memberikan rangsangan agar bisa
mempertahankan dan menjaga kearifan lokal di Indonesia pada umumnya.

2.2.2 Muatan Lokal Dan Implementasi Kurikulum Merdeka


Kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang memberikan
kebebasan kepada Sekolah untuk mengeksplorasi kemampuannya sesuai
dengan sarana, input serta sumber daya yang di miliki, serta memberikan
kemerdekaan kepada guru untuk menyampaikan materi yang esensial dan
urgen yang paling penting lagi adalah memberikan ruang yang luas dan bebas
bagi peserta didik untuk lebih memaksimalkan potensi yang dimilikinya agar
memperoleh hasil pendidikan yang maksimal.
Relasi antara kurikulum merdeka belajar dan muatan lokal yaitu
meningkatkan potensi individu sesuai dengan lingkungan alam, sosial, dan
budaya serta kebutuhan daerah masing-masing. Kurikulum muatan lokal termasuk

16
kegiatan kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah. Menurut Asmani
(2010), terdapat 2 ruang lingkup kurikulum muatan lokal diantaranya yaitu:

1. Lingkungan Keadaan dan Kebutuhan Daerah


Lingkungan keadaan dan kebutuhan daerah merupakan segala sesuatu
yang ada di daerah tertentu pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam,
lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial budaya. Kebutuhan daerah
yaitu segala sesuatu yang diperlukan masyarakat di suatu daerah, khususnya
untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat

2. Lingkup Isi/Jenis Muatan Lokal


Ruang lingkup ini bisa berupa Bahasa daerah, Bahasa inggris, kesenian
daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat dan pengetahuan
mengenai berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap
perlu oleh setiap daerah.
Berdasarkan konsep tersebut, terdapat hubungan yang saling
bersinggungan antara mata pelajaran Mulok dengan Kurikulum Merdeka.
Hubungan yang dimaksud berkaitan erat dengan cita-cita pendidikan sebagai
tempat pembentukkan karakter anak bangsa yang berkualitas. Pembentukkan
karakter tersebut dapat diwujudkan ke dalam tiga sasaran pokok dalam
pelajaran Mulok yaitu:

1. Sebagai fasilitator bagi siswa agar lebih akrab dengan nilai-nilai sosial
budaya;
2. Sebagai ruang bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan
fungsional yang berguna bagi kehidupan sehari-hari; dan
3. Mampu menumbuhkan kepedulian dan kepekaan peserta didik terhadap isu-
isu sosial.

2.2.3 Prinsip Kurikulum Muatan Lokal


Berdasarkan Permendikbud Nomor 79 tahun 2014, pengembangan muatan
lokal perlu memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut:

17
1. Kesesuaian dengan Perkembangan Peserta Didik
Penyelenggaraan dan pemilihan materi muatan lokal hendaknya
memperhatikan perkembangan (fisik maupun psikis) dari peserta didik.
Perkembangan menggambarkan perubahan kualitas dan abilitas dalam diri
seseorang, yakni adanya perubahan dalam struktur, kapasitas, fungsi, dan
efisiensi. Perkembangan itu bersifat menyeluruh, misalnya perkembangan fisik,
intelektual, emosional, sosial, memiliki hubungan satu sama lain. Misalnya
perkembangan membaca, meliputi perkembangan otot mata, kapasitas membaca,
kemampuan membedakan perkembangan suara, pengalaman, perilaku sosial, dan
emosional.

2. Keutuhan Kompetensi
Substansi kurikulum muatan lokal mencakup keseluruhan dimensi (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan) yang tercermin dalam muatan lokal bahasa, seni
budaya, prakarya, pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, serta teknologi.
Contoh: Dalam muatan lokal seni musik tradisional diajarkan tentang
pengetahuan seni, keterampilan memainkan musik, serta sikap dan perilaku yang
mencerminkan karakter budaya daerah.

3. Keterkaitan dengan Potensi dan Keunikan Daerah


Pengembangan kurikulum muatan lokal mengacu pada potensi dan
keunikan daerah yaitu keunikan yang dibatasi oleh wilayah administratif misalnya
batik Pekalongan, batik tanah liat Minangkabau, tenun ikat Toraja, Sumbawa,
Flores, Timur, Bali, Sintang, ukir Jepara, dan rumah adat Tongkonan di Toraja.
Sedangkan keunikan lokal didasarkan pada cakupan penyebaran budaya, seperti
Bahasa Jawa, dan Bahasa Sunda. Pengembangan tersebut dalam rangka
menghadapi tantangan masa kini dan masa yang akan datang. Contoh:
penyelenggaraan upacara grebeg Maulud di kraton Yogyakarta. Ritual ini memuat
ritual religius, menarik wisatawan, di dalamnya ada seni gamelan, gunungan, dan
lain-lain.

4. Jenis Muatan Lokal

18
Muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan dan pengaturan
waktunya bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi dan karakteristik satuan
pendidikan. Di sekolah berbasis vocal pembelajarannya pun banyak yang
menggunakan bahan ajar seperti paduan suara, perpaduan alat musik dan suara
yang dikeluarkan.

2.2.4 Ruang Lingkup Muatan Lokal


Ruang lingkup muatan lokal Kurikulum 2013 sebagaimana dalam
lampiran II Peraturan Kemendikbud Nomor 81A tahun 2013, yaitu:

1. Lingkup keadaan dan kebutuhan daerah. Keadaan daerah adalah segala


sesuatu yang terdapat di daerah tertentu yang pada dasarnya berkaitan dengan
lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial budaya.
Kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di
suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf
hidup masyarakat tersebut yang disesuaikan dengan arah perkembangan
daerah serta potensi daerah yang bersangkutan. Kebutuhan daerah tersebut
adalah seperti kebutuhan untuk: a) Melestarikan dan mengembangkan
kebudayaan daerah b) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang
tertentu sesuai dengan keadaan perekonomian daerah. c) Meningkatkan
penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan peserta didik dan untuk
mendukung pengembangan potensi daerah, seperti potensi pariwisata; dan d)
Meningkatkan kemampuan berwirausaha.

2. Lingkup isi atau jenis muatan lokal. Lingkup isi atau jenis muatan lokal dapat
berupa bahasa daerah, bahasa inggris, kesenian daerah, keterampilan dan
kerajinan daerah, adat istiadat dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas
lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu untuk
pengembangan potensi daerah yang bersangkutan. Pendapat yang lain
mengemukakan bahwa “ruang lingkup muatan lokal dibagi menjadi tiga,
yaitu:

1. Pendidikan budaya daerah mencakup antara lain: bahasa daerah, kesenian


daerah, adat istiadat dan olahraga daerah.

19
2. Pendidikan keterampilan mencakup antara lain: keterampilan daerah,
keterampilan kerajinan, keterampilan yang diperlukan.

3. Pendidikan Lingkungan mencakup antara lain: wawasan tentang lingkungan


pendidikan budi pekerti dan sebagainya”. (Utomo dkk, 1997: 2).

2.2.5 Perencanaan Muatan Lokal

Muatan lokal adalah program pendidikan yang materi dan


penyampaiannya berhubungan dengan lingkungan alam, sosial, budaya dan wajib
dipelajari oleh peserta didik dimana pelajaran mulok itu diberikan.. Dengan
demikian kedudukan muatan lokal dalam kurikulum sekolah bukanlah mata
pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi bahan mata pelajaran yang terpadu. Artinya
mata pelajaran Mulok adalah mata pelajaran yang sudah ada sebelum mata
pelajaran lainnya. Muatan lokal merupakan suatu bahan kajian yang dilakukan
oleh sekolah setelah berkonsultasi dengan instansi induknya, dan sekolah dapat
mengisi muatan lokal dengan beberapa mata pelajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan daerah.

“Dalam perencanaan muatan lokal langkah-langkah yang harus dilakukan


yaitu:

1. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah.


2. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal.
3. Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal.
4. Menentukan mata pelajaran muatan lokal.
5. Mengembangkan standar kompetensi, kompetensi dasar serta silabus dan
RPP”. (Rusman, 2011: 406-409).6

Setelah penyusunan silabus, pendidik juga ikut merencanakan pelaksanaan


pembelajaran untuk satu kali tatap muka. Adapun komponen dari rencana
pelaksanaan pembelajaran minimal memuat tujuan pembelajaran, metode
pembelajaran, media, dan sumber belajar.

2.2.6 Pelaksanaan Pembelajaran Muatan Lokal

20
Pelaksanaan muatan lokal harus dipersiapkan dengan matang, pelaksanaan
muatan lokal harus disesuaikan dengan daerah masing-masing. Pelaksanaannya
juga bertahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan pembelajaran, dan juga tindak
lanjut yang harus dilakukan. “Tahapan implementasi dalam kurikulum muatan
lokal yaitu pelaksanaan pembelajaran sebagai penerapan langsung oleh pendidik
dalam proses interaksi di kelas dengan peserta didik. Pembelajaran mengandung
pengertian sebagai perubahan dalam diri seseorang. Di dalam pembelajaran tugas
pendidik yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang
perubahan perilaku bagi peserta didik”. (Oemar Hamalik, 2011: 238)

2.2.7 Tujuan dan Fungsi Muatan Lokal


“Tujuan Utama dari muatan lokal untuk memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan, dan sikap hidup kepada peserta didik agar
memiliki wawasan yang luas tentang lingkungan dan masyarakat sesuai
dengan norma yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan
pembangunan daerah dan juga pembangunan nasional. Lebih khususnya
muatan lokal bertujuan agar peserta didik:

1. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan
budayanya.
2. Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai
daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada
umumnya.
3. Memiliki sikap yang selaras dengan nilai-nilai atau aturan-aturan yangberlaku
di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai- nilai luhur
budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

Pemahaman terhadap konsep dan tujuan muatan lokal memberikan


edukasi bahwa pengembangan kurikulum muatan lokal pada hakikatnya
bertujuan untuk mengurangi kesenjangan kepada peserta didik dan
lingkungannya”. (Mulyasa, 2007: 274)
Adapun Fungsi muatan lokal adalah untuk melakukan penyesuaian artinya
mengembangkan karakteristik yang sesuai dengan program-program kebutuhan

21
daerah saat itu sekaligus mempersiapkan peserta didik agar bisa berpartisipasi dan
akrab dengan lingkungan sekitar. Hal ini bisa membentuk pribadi para peserta
didik menjadi pribadi yang terintegrasi dengan masyarakat sehingga dapat
meningkatkan kemampuan bersosialisasi sesuai dengan karakteristik
lingkungannya dan bisa mempelajari karakteristik diluar daripada lingkungannya.
Muatan lokal juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih
materi sesuai dengan minat dan bakatnya sebagai bentuk pengakuan atas
perbedaan individual. Bagi pemerintah daerah muatan lokal bisa menjadi peluang
untuk mendukung program-program pendidikan yang sesuai dengan karakteristik
dan kebutuhan pengembangan daerah.
Fungsi atau manfaat dari pelajaran muatan lokal tersebut bisa dijabarkan
sebagai berikut:

1. Fungsi Penyesuaian
Dalam masyarakat, sekolah tidak hanya tempat belajar mengajar saja
tetapi juga tempat untuk bersosialisasi sebab sekolah berada dalam lingkungan
masyarakat. Oleh karena itu, program sekolah harus disesuaikan dengan
lingkungan dan kebutuhan daerah dan masyarakat. Demikian juga pribadi-pribadi
yang ada dalam sekolah yang hidup dalam lingkungan masyarakat, sehingga perlu
diupayakan agar setiap pribadidapat menyesuaikan diri dan akrab dengan daerah
lingkungannya. Jika setiap pribadi sudah akrab dengan lingkungannya, maka
tidak akan adalagi rasa keterasingan terhadap lingkungannya sendiri.

2. Fungsi Integrasi
Peserta didik adalah bagian integral dari masyarakat sehingga itu muatan
lokal merupakan program pendidikan yang berfungsi mendidik pribadi peserta
didik agar dapat memberikan sumbangsi lewatpemikira, dan tindakan kepada
masyarakat dan lingkungannya.

3. Fungsi Perbedaan
Peserta didik yang satu dengan yang lainnya pasti berbeda. Pengakuan atas
perbedaan berarti memberi kesempatan bagi setiap pribadi untuk memilih apa
yang sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya. Mata pelajaran muatan

22
lokal merupakan suatu program pendidikan yang bersifat luas dan mengikuti
perkembangan peserta didik yang tujuannya untuk memfasilitasi minat, bakat,
kemampuan, dan kebutuhan peserta didik”. (Abdullah Idi , 2014: 209-210).

23
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Latar Penelitian


Tempat yang akan dijadikan penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri
No. 29 Kota Selatan Kota Gorontalo, lokasi sekolah berada di jalan Jenderal
Sudirman Kelurahan Limba U Satu Kecamatan, Kota Selatan, Kota Gorontalo.
Alasan dari peneliti melakukan penelitian di tempat tersebut karena sekolah ini
menjadi salah satu sekolah diantara sekolah-sekolah lain yang menerapkan
pembelajaran secara daring,serta ingin mengetahui persepsi,dan proses yang
guru lakukan selama pembelajaran daring diberlakukan.

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara
deskriptif dengan bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”. (Moleong ,2009:
6)
Tujuan utama dalam penelitian kualitatif adalah untuk menjelaskan suatu
keadaan atau fenomena dengan lebih mendalam dengan melakukan pengumpulan
data terlebih dahulu kemudian menganalisa data serta fakta yang sudah digali
sebelumnya dalam bentuk analisis yang lebih mendalam dan terperinci terkait
dengan penelitian yang dilakukan. Di dalam metode penelitian ini menggunakan
studi kasus. Studi kasus adalah kumpulan informasi sistematis tentang seseorang,
kelompok, atau komunitas, pengaturan sosial, atau acara untuk mendapatkan
wawasan tentang fungsinya. Penggunaan metode ini melalui beberapa tahapan
diantaranya adalah

1. Tahap deskripsi atau tahap orientasi


Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dan

24
dirasakan pada saat observasi. Peneliti melakukan pendataan sepintas tentang
informasi yang diperolehnya selama observasi.

2. Tahap reduksi
Pada tahap ini peneliti mereduksi segala informasi yang diperoleh pada
tahapan ini peneliti memfokuskan masalah tertentu setelah sebelumnya
menemukan masalah-masalah di tahapan observasi. Pada tahapan ini masalah
tersebut dibatasi agar peneliti lebih berfokus dan terarah

3. Tahap seleksi
Pada tahapan ini peneliti menjelaskan fokus masalah yang telah ditemukan
pada saat melakukan tahapan sebelumnya. Peneliti melakukan wawancara dengan
mengambil beberapa responden yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.3 Instrumen Penelitian


“Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya agar tersistematis dan mempermudah
dalam melakukan penelitian” (Suharsimi Arikunto. 2000:134). Instrumen utama
dalam penelitian kualitatif dalam mengumpulkan data adalah manusia, yaitu
peneliti sendiri atau orang lain yang membantu peneliti. Peneliti sendiri
mengumpulkan data dengan cara bertanya, meminta, mendengar, dan mengambil

3.4 Sumber Data


Pada penelitian kualitatif, penentuan sampel dipilih dari sumber yang
memiliki otoritas pada situasi sosial atau objek yang diteliti, Sehingga mampu
membuka peluang peneliti untuk mengumpulkan data. (Suharsimi Arikunto,
2006:129). Dalam penelitian ini sumber data dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu:

3.4.1 Data Primer


Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian
dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengumpulan data langsung pada
subjek sebagai sumber informasi. Disini peneliti mendapatkan sumber data
langsung dari subjek penelitian yaitu Guru dan siswa di SD Negeri 29 Kota Selatan.

25
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung
diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data ini berwujud data
dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Adapun data sekunder untuk
penelitian ini diambil dari buku penunjang, jurnal dan data hasil observasi yang
berkaitan dengan fokus penelitian. Semua data tersebut diharapkan mampu
memberikan deskripsi tentang studi analisis tentang persepsi guru tentang
pembelajaran online mata pelajaran Muatan Lokal di SD Negeri 29 Kota Selatan.

3.5 Teknik pengumpulan data


“Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapat data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan, data maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan”. (Sugiyono. 2019:409) Teknik
yang digunakan untuk pengumpulan data sebagai berikut:

3.5.1 Observasi
“Observasi adalah pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian
terhadap suatu objek dengan seluruh panca indera . (Sugiyono, 2019: 411).
Teknik pelaksanaan observasi ini dapat dilakukan secara langsung yaitu pengamat
berada langsung bersama objek yang diselidiki dan tidak langsung yakni
pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang
diteliti. Adapun aspek yang observasi oleh peneliti antara lain

1. Perencanaan persiapan pembelajaran secara daring.


2. Pelaksanaan pembelajaran daring.
3. Evaluasi dalam pembelajaran daring.
4. Teknologi atau media yang digunakan selama pembelajaran daring.

3.5.2 Wawancara
“Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk memperoleh
informasi dari narasumber melalui tanya jawab. Wawancara dilakukan untuk
memperoleh data lebih mendalam mengenai masalah yang ada di lapangan”.

26
(Sugiyono, 2019:418).
Penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur, yaitu jenis
wawancara yang termasuk dalam kategori in-depth interview, dimana dalam
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
Wawancara semi terstruktur yaitu dengan menyiapkan garis besar mengenai hal-
hal yang akan terkait dengan pembelajaran online mata pelajaran Muatan Lokal.
Adapun yang menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran
Muatan Lokal dan wali kelas.

3.5.3 Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan teknik mengumpulkan data-data untuk
mendukung atau membuktikan gambaran mengenai keadaan sekitar yang diteliti.
Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan
informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan, angka, dan gambar yang
berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi
digunakan untuk mengumpulkan data kemudian ditelaah. Dokumentasi yang
digunakan dalam penelitian pembelajaran online di SDN 29 Kota Selatan ini
meliputi silabus, RPP dan profil sekolah, dan kegiatan pembelajaran khususnya
mata pelajaran Muatan Lokal.

3.5.4 Pengecekan Keabsahan Data


Teknik pengecekan keabsahan data merupakan hal yang sangat
menentukan kualitas hasil penelitian. Teknik yang digunakan dalam
pengecekan dan keabsahan data yaitu triangulasi. “Triangulasi diartikan
sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara berbagai
waktu”. (Sugiono, 2013: 439)
Triangulasi yang peneliti gunakan adalah triangulasi teknik dan
triangulasi sumber. “Triangulasi teknik yaitu peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber
yang sama. Triangulasi sumber berarti mendapatkan data dari sumber yang
berbeda-beda dengan teknik yang sama”. (Sugiyono,2011)

27
3.5.5 Teknik Analisis Data
“Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”. (Suharsimi
Arikunto. 1991:102). Pengelolaan data atau analisis data merupakan tahap yang
penting karena pada tahap ini data dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa
sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang diinginkan dalam
penelitian.
Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif
lebih bersifat eksplorasi artinya “pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-
hari atau pencarian atau pengembangan model dari suatu praktek terbaik yang
dilakukan dari suatu institusi agar ditemukan makna dibalik semuanya”.
(Djama’an and Aan, 2014: 38–39). Analisis data kualitatif adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja melalui data, mengorganisasikan data,
memilahnya menjadi satuan yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Pada saat wawancara, penelitian sudah melakukan analisis terhadap
jawaban yang diwawancarai. Jika jawaban narasumber sudah dianalisis belum
mendapatkan jawaban yang memuaskan maka peneliti akan melanjutkan
pertanyaan lagi, sampai pada tahapan dimana data yang diperoleh sangat
kredibel. Aktivitas dalam analisis dilakukan secara interaktif dan langsung
secara terus-menerus sampai selesai.

28
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1 Setting Penelitian


Lembaga pendidikan Sekolah Dasar Negeri 29 Kota Selatan merupakan
lembaga pendidikan bagi siswa untuk mengembangkan prestasi yang dimiliki,
mengasah pengetahuan, menggali informasi dan mengembangkan keterampilan.
SDN 29 Kota Selatan merupakan lembaga pendidikan yang terletak di Kecamatan
Kota Selatan Kota Gorontalo. Secara umum kondisi SDN 29 Kota Selatan
memiliki lokasi yang strategis karena berada di kompleks sekolah, sehingga
mudah dijangkau. Fasilitas kegiatan belajar mengajar (KBM) cukup lengkap
seperti gedung untuk KBM, tempat parker, kamar mandi, kantin dan lain
sebagainya. Namun terdapat juga fasilitas yang sudah ada namun penggunaannya
kurang maksimal seperti perpustakaan dan UKS.
Sekolah ini resmi didirikan pada tahun 1982 dengan nama SDN 32 Kota
Selatan, pada tahun 2017 SDN 30 Kota Selatan berubah nama menjadi SDN 29
Kota Selatan sampai dengan sekarang SDN 29 Kota Selatan Berlokasi di
Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo dengan luas tanah 1252 M 2. Setiap kelas
memiliki satu meja dan kursi guru serta dilengkapi sebuah lemari yang seluruhnya
dalam keadaan baik dan layak pakai. Demikian juga meja dan kursi peserta didik,
diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan mereka untuk saling
berkomunikasi terutama dalam penerapan pembelajaran kelompok kerja. SDN 29
Kota Selatan ini dipimpin oleh Mohamad Usman Dilo saat ini sekolah SDN 29
Kota Selatan Berstatus Akreditas B.
Sekolah ini memiliki jumlah Guru berjumlah 10 tenaga pendidik/guru.
Yang terdiri dari 5 (PNS), 1 guru kontrak daerah 3 orang guru honorer ( GH)
dan 1 orang Operator. Serta siswa 202 peserta didik . Peserta didik kelas I (38
orang), kelas II (35 orang), kelas III (37 orang), kelas IV (34 orang) kelas V
(24 orang), kelas VI (34 orang). Dengan tingkat ekonomi, berkarakter dan

29
pengetahuan yang berbeda-beda. Pada umumnya orang tua siswa bekerja
sebagai petani, pedagang dan buruh yang memiliki penghasilan tidak tetap.
Dari segi ekonomi masyarakat ini digolongkan sebagai kelas menengah.
Penghasilan orang tua sebagian besar kurang dari lima ratus ribu rupiah dan
sebagian tidak bekerja. Selain itu pendidikan orang tua rata-rata lulusan
sekolah dasar, hanya sebagian kecil lulusan SMP, SMA, dan Sarjana (S1 dan
S2). Mayoritas agama yang dianut siswa adalah Islam.
SDN 29 Kota Selatan merupakan salah satu sekolah ramah lingkungan
yang berada di Limba U Satu Kecamatan Kota Selatan. Keadaan sarana dan
prasarana SDN 29 Kota Selatan Kota Gorontalo dari tahun ke tahun selalu
mengalami perkembangan sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah tersebut. Sarana dan prasarana yang ada di SDN 29 Kota Selatan Kota
Gorontalo terdiri dari 1 ruang guru mulok, 1 ruang dewan guru, 6 ruang belajar, 1
ruang perpustakaan, 3 ruang WC/kamar mandi, 1 UKS. Namun, masih ada
beberapa media pembelajaran yang belum tersedia di sekolah ini sebagai
penunjang proses pembelajaran agar berjalan dengan baik sehingganya guru
kurang kesiapan dalam mengajar.
Visi dan Misi yang ada di SDN 29 Kota Selatan Kota Gorontalo adalah
sebagai berikut: Visi: “Mewujudkan sekolah PINTAR (Prestasi yang
Kompetitif, Yang dilandasi oleh IMAN dan TAQWA, berAKHLAK MULIA dan
RAMAH LINGKUNGAN)”. Misi: (1) Menyelenggarakan sistem pembelajaran
yang aktual, efektif, inovatif, kreatif serta menyenangkan; (2) Meningkatkan
kualitas mutu lulusan peserta didik setiap tahun dalam menunjang pendidikan; (3)
Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai; (4) Meningkatkan
profesionalisme guru dalam KBM; (5) Mendorong peserta didik mengenali
potensi dirinya untuk meningkatkan prestasi dirinya; (6) Meningkatkan kualitas
IMTAQ peserta didik melalui pendidikan agama dan budi pekerti yang baik.

4.1.2 Temuan Penelitian


Dalam penelitian ini, peneliti turun langsung melihat keadaan guru dalam
melaksanakan proses kegiatan pembelajaran pada saat Covid-19 yang dimana

30
masih bersifat daring artinya pembelajaran berbasis online, selain itu juga peneliti
melakukan tanya jawab atau wawancara dengan wali kelas dan guru mulok yang
ada di SDN 29 Kota Selatan selaku informan atau objek penelitian tahap
penelitian ini dilaksanakan sesuai jadwal yang ada di masing-masing kelas.
Adapun pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam dua tahap selama dua
minggu, dimana minggu pertama peneliti melaksanakan observasi langsung
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mulok, dan minggu kedua
peneliti melaksanakan wawancara dengan guru kelas serta dilanjutkan wawancara
dengan peserta didik melalui aplikasi zoom.
Dalam hal ini, peneliti mewawancarai guru mulok. Berdasarkan hasil
temuan di lapangan, tentang persepsi guru dalam melakukan pembelajaran
secara daring pada mata pelajaran Muatan Lokal di Sekolah Dasar Negeri 29
Kota Selatan. Dilihat dari observasi siswa ditemukan bahwa Pada mata
pelajaran tertentu seperti mata pelajaran Muatan lokal juga mendapati kendala
dalam pembelajaran daring. Guru dituntut untuk lebih menguasai teknik
pembelajaran dengan menggunakan ICT (Information Communication
Technology) sedangkan guru yang mengajarkan mata pelajaran Muatan Lokal
kurang menguasai teknik pembelajaran ICT tersebut. Selain itu pada mata
pelajaran Muatan Lokal yang mempunyai karakteristik tentang budaya, sosial
dan bahasa yang dimana dituntut lebih banyak praktik daripada teori dalam
pembelajaran sistem daring guru tentu akan mengalami kesulitan dalam
menjelaskan mata pelajaran Muatan Lokal tersebut.
Kesulitan yang sama juga dirasakan oleh salah satu guru di Sekolah
Negeri 29 Kota Selatan Provinsi Gorontalo menjelaskan bahwa mata pelajaran
Muatan Lokal di sekolah Negeri 29 Kota Selatan difokuskan pada bahasa daerah
yaitu bahasa Gorontalo. SDN 29 Kota Selatan sendiri membuat program khusus
pada siswa-siswanya yaitu pada setiap hari jumat siswa dituntut untuk bisa
berbicara bahasa daerah yaitu bahasa Gorontalo. Pada masa pandemi dan
pembelajaran daring tentu program seperti ini akan sulit dilakukan, sehingganya
guru di Sekolah Negeri 29 Kota Selatan masih mengalami kendala dalam
melakukan pembelajaransecara daring pada mata pelajaran Muatan Lokal.

31
Dalam pembelajaran online proses pembelajaran dapat dilakukan dari
jarak jauh atau bisa dilakukan dalam suatu ruangan kelas. Proses pembelajaran
juga bisa dilakukan setiap saat tanpa dibatasi waktu artinya siswa dapat
melakukan proses pembelajaran sesuai dengan keinginannya, dalam hal ini peran
guru yang pada umumnya sebagai pemberi materi, akan digantikan dengan media
sosial dan aplikasi-aplikasi yang terdapat di alat elektronik seperti handphone,
laptop, computer dan lain sebagainya.
Setelah peneliti melakukan penelitian secara mendalam tentang persepsi
guru dalam melakukan pembelajaran secara daring pada mata pelajaran
Muatan Lokal di Sekolah Dasar Negeri 29 Kota Selatan, dengan melakukan
wawancara terhadap wali kelas dan guru mulok yang ada di SDN 29 Kota
Selatan terdapat pandangan mereka mengenai tidak optimalnya pelaksanaan
pembelajaran di masa pandemik. Dikarenakan pembelajaran berbasis daring
dan tidak semua siswa memiliki kuota data dan gadget untuk digunakan pada
saat pembelajaran khususnya pelajaran mulok. Yang dimana pembelajaran
mulok ini lebih banyak praktek bahasa Gorontalo dan penguasaan kosa kata
bahasa Gorontalo yang memungkinkan menggunakan gadget untuk bisa
menerima pembelajaran mulok dengan baik. Hal ini berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan oleh peneliti pada saat guru mulok mengajar daring.
Penelitian subjek pertama yang dilakukan pada siswa kelas atas. Permasalahan
yang ditemukan di SDN 29 Kota Selatan mengenai pembelajaran secara daring
pada mata pelajaran Muatan Lokal yakni:
Pembelajaran secara daring pada umumnya tidak pernah dilakukan
khususnya mata pelajaran mulok; (2) Proses pembelajaran secara daring lebih
banyak berpusat pada guru sehingga siswa lebih banyak pasif, (3) Signal, dan data
seluler jadi faktor utama dalam proses pembelajaran.
Berikut uraian hasil observasi yang ditemukan oleh peneliti mengenai
persepsi guru dalam melakukan pembelajaran secara daring pada mata
pelajaran Muatan Lokal di Sekolah Dasar Negeri 29 Kota Selatan dilihat dari
indikator yang ada yakni:

32
1. Perencanaan Pembelajaran
Pembelajaran ialah suatu proses kegiatan belajar mengajar, yang mana
pengajar disebut dengan panggilan guru yang biasanya memberikan suatu materi
ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sedangkan belajar merupakan
siswa yang terus menerus menerima materi sampaikan oleh guru. Masa pandemi
COVID19 saat ini pembelajaran biasanya dilaksanakan dengan tatap muka beralih
ke pembelajaran daring atau sering juga disebut dengan pembelajaran jarak jauh
(PJJ).
Pada pembelajaran daring ini guru kelas dan mulok melakukan kolaborasi
untuk membuat rencana pembelajaran mulok dan mata pelajaran lainnya secara
daring dimana guru kelas membuat jadwal pelaksanaan pembelajaran jarak jauh
dikarenakan tidak semua siswa memiliki Handphone sehingga guru kelas dan
mulok berinisiatif membuat program seperti itu untuk terwujudnya pembelajaran
yang optimal apalagi mulok berisi materi berbahasa Gorontalo yang dimana butuh
dampingan maksimal untuk siswa apalagi ada siswa yang dari luar Gorontalo
sehingga mereka sangat sulit memahami bahasa Gorontalo dan menyebutkannya.
Apalagi kegiatan ini merupakan awal bagi kami sehingga kami belum menguasai
pembelajaran daring sehingga butuh bimbingan dalam memaksimalkan
pembelajaran mulok di masa pandemik.
Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Guru Mulok
yang mengatakan bahwa:

“Belum pernah, pembelajaran daring merupakan hal baru bagi kami.


Syukurlah kami diberikan sosialisasi tentang bagaimana melakukan
pembelajaran secara daring dengan menggunakan aplikasi Classroom dan
Zoom Meeting” (Wawancara, 2021)
Pembelajaran yang dilaksanakan secara daring yang diselenggarakan oleh
pemerintah membuat kurang optimalnya dalam hal penyampaian materi
pembelajaran yang guru sampaikan kepada peserta didik sehingga kurang
berkesan ketika diterima oleh peserta didik. Dalam hal ini pembelajaran daring
atau pembelajaran jarak jauh ini tentunya guru mempersiapkan diri untuk dapat
menguasai aplikasi Google Classroom dan Google Meet serta membuat grup
Whatsapp untuk digunakan sebagai alat komunikasi kepada orang tua dan peserta

33
didik sehingga guru dapat menciptakan kelas secara daring.
Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru mulok
yang mengatakan bahwa:

“Kami melakukan komunikasi melalui grup Whatsapp, aplikasi


Classroom, via telepon untuk memastikan anak-anak tetap aktif dalam
proses pembelajaran. Untuk siswa yang tidak memiliki alat komunikasi,
seminggu sekali datang ke sekolah untuk diberikan tugas secara manual
dan tugas tersebut akan dikumpul minggu berikut.” (Wawancara, 2021)
Penyesuaian RPP dalam hal perencanaan kelas juga menjadi salah satu
strategi yang dilakukan oleh guru dalam PJJ mata pelajaran Muatan Lokal ini.
Dalam hal ini, guru tersebut menegaskan bahwa dengan situasi dan kondisi
sekarang mewajibkannya untuk menyesuaikan RPP yang sebelumnya tersusun
rapi untuk diimplementasikan di dalam kelas menjadi lebih sederhana agar semua
peserta didik dapat memahami dengan baik. Perubahan strategi pembelajaran oleh
guru mata pelajaran Muatan Lokal dirasa sangat kurang maksimal, mengingat
pembelajaran tersebut akan lebih efektif jika dilakukan dengan tatap muka.
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa guru
perlunya menyiapkan segala aspek kebutuhan pada saat pembelajaran daring
seperti mempelajari aplikasi Classroom, Google Meet, dan lainnya yang dimana
aplikasi itulah yang akan digunakan pada saat pembelajaran daring walaupun
pembelajarannya tidak optimal.

2. Pelaksanaan Pembelajaran
Proses belajar mengajar yang umumnya dilakukan di sekolah dan bisa
berinteraksi secara langsung tanpa media perantara apapun, namun dalam
beberapa bulan terakhir sejak wabah COVID-19 masuk ke Indonesia dan semua
aktivitas yang dilakukan secara langsung harus dibatasi, tugas guru yang
sebelumnya juga mengalami perubahan dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan surat edaran menteri pendidikan dan kebudayaan bahwa seluruh
kegiatan pembelajaran dilakukan dengan sistem pembelajaran dalam jaringan atau
daring. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran berdasarkan pada
teknologi yang bahan ajaran atau materi dikirim secara elektronik ke peserta didik

34
dari jarak jauh menggunakan jaringan komputer.
Pembelajaran secara daring merupakan pembelajaran tanpa ada interaksi
secara langsung antara guru dan siswa. Pembelajaran secara daring adalah sistem
belajar yang terbuka dan tersebar dengan menggunakan perangkat pedagogi (alat
bantu pendidikan), yang dimungkinkan melalui internet dan teknologi berbasis
jaringan untuk memfasilitasi pembentukan proses belajar dan pengetahuan
melalui aksi dan interaksi yang berarti. Pada kegiatan ini guru melaksanakan
pembelajaran daring menggunakan beberapa aplikasi untuk membantu dan
memudahkan guru dalam mengajar daring aplikasi yang dimaksudkan ialah: (1)
Classroom; (2) Google Meet atau Google Zoom; (3) Whatsapp. Aplikasi
inilah yang digunakan sebagai alat komunikasi guru mulok dalam mengajar.
Biasanya guru mulok memintakan siswa membuat video pendek praktek
tanggomo dan menyanyikan lagu khas Gorontalo melalui aplikasi Classroom dan
aplikasi Google Zoom.
Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru mulok
yang mengatakan bahwa:

“Untuk mulok lebih banyak di praktek berbahasa Gorontalo, siswa dapat


mengirimkan video atau dilakukan secara langsung menggunakan aplikasi
zoom. Video yang dikirim siswa berupa praktik motanggomo,
menyanyikan lagu daerah Gorontalo, dan sebagainya sesuai kompetensi
dasar dan indikator yang ingin dicapai.” (Wawancara, 2023)
Pembelajaran mulok berbasis online menggunakan media gambar dan
video sesuai kompetensi yang akan dicapai berhubung materi mulok tidak
memiliki modul yang paten digunakan pada saat pembelajaran daring
Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Guru Mulok
yang mengatakan bahwa:

“Sampai saat ini belum ada buku guru maupun buku siswa mapel mulok.
Untuk materi atau bahan ajar banyak mencari referensi dari internet. Siswa
difasilitasi aplikasi kamus Bahasa Gorontalo, serta penggunaan media
pembelajaran.” (Wawancara, 2023)
Selain itu, guru mulok membangun kerjasama yang baik dengan orang tua
dalam membantu pembelajaran daring. Setiap pembelajaran daring orang tua
berperan penting dalam membantu siswa memahami dan mengerjakan tugas yang

35
berbahasa Gorontalo dengan melihat video yang dikirimkan oleh guru mulok di
grup Whatsapp serta guru melakukan wawancara dengan orang tua dan siswa itu
sendiri dalam penilaian suatu tes.
Berikutnya hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru
mulok yang mengatakan bahwa:

“Selama pembelajaran daring penilaian mulok dilakukan dengan


wawancara kepada orang tua dan siswa itu sendiri, ada tes tulis, tes lisan,
praktik, dan juga penilaian produk.” (Wawancara, 2023)
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa guru
mulok dan orang tua dapat membangun hubungan kerjasama dalam
memaksimalkan pembelajaran daring dan memudahkan guru untuk melakukan
penilaian tes tulis, praktek dan penilaian produk.

3. Pembelajaran Muatan Lokal


Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang tidak berpusat sebagai upaya agar
penyelenggaraan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap
keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing. Hal ini berjalan selaras dengan
upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan muatan lokal
mendukung sekaligus melengkapi kurikulum nasional. Mata pelajaran muatan
lokal harus dikembangkan standar kompetensinya untuk setiap jenis muatan lokal
dan diselenggarakan setiap satu semester yang mengartikan bahwa dalam satu
tahun pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.
Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru mulok
yang mengatakan bahwa:

“Menanamkan adat istiadat dalam setiap proses pembelajaran, siswa


diperkenalkan dengan pakaian adat, upacara adat, alat musik, lagu daerah
untuk menanamkan rasa cinta terhadap budaya daerah” (Wawancara,
2023)
Pelaksanaan muatan lokal harus dipersiapkan dengan matang, pelaksanaan
muatan lokal harus disesuaikan dengan daerah masing-masing. Pelaksanaannya
juga bertahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan pembelajaran, dan juga tindak
lanjut yang harus dilakukan. “Tahapan implementasi dalam kurikulum muatan

36
lokal yaitu pelaksanaan pembelajaran sebagai penerapan langsung oleh pendidik
dalam proses interaksi di kelas dengan peserta didik. Pembelajaran mengandung
pengertian sebagai perubahan dalam diri seseorang. Di dalam pembelajaran tugas
pendidik yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang
perubahan perilaku bagi peserta didik. Pada dasarnya peserta didik diminta dapat
menguasai bahasa Gorontalo walaupun menguasai sedikit-sedikit kosa katanya
secara perlahan.
Berikutnya hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Guru
mulok yang mengatakan bahwa:

“Diupayakan setiap siswa menyetorkan hafalan kosa kata Bahasa


Gorontalo. Dengan begitu, penguasaan siswa terhadap Bahasa Gorontalo
lebih banyak, sehingga siswa perlahan bisa berbicara Bahasa Gorontalo”
(Wawancara, 2023)
Pembelajaran mulok paling banyak praktek dibandingkan teori sehingga
guru mulok membuat grup Whatsapp agar siswa mudah mengirimkan video
pendek saat menyanyikan lagu daerah Gorontalo, tarian Gorontalo dan praktek
tanggomo sesuai kompetensi yang ingin dicapai
Berikutnya hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Guru
mulok yang mengatakan bahwa:

“Untuk mulok lebih banyak di praktek berbahasa Gorontalo, siswa dapat


mengirimkan video atau dilakukan secara langsung menggunakan aplikasi
zoom. Video yang dikirim siswa berupa praktik motanggomo,
menyanyikan lagu daerah Gorontalo, dan sebagainya sesuai kompetensi
dasar dan indikator yang ingin dicapai” (Wawancara, 2023)
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran mulok masih berbasis digital atau daring dimasa pandemik dimana
guru mulok memberikan tugas melalui aplikasi zoom berupa praktek
motanggomo dan menyanyikan lagu daerah Gorontalo.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan
mewawancarai guru mulok Tentang “persepsi guru dalam melakukan
pembelajaran secara daring pada mata pelajaran Muatan Lokal di Sekolah
Dasar Negeri 29 Kota Selatan” yang dimana dilaksanakan wawancara sebagai
bahan pengumpulan data untuk mengetahui pembelajaran secara daring pada

37
mata pelajaran Muatan Lokal di Sekolah sebagai berikut:

1. Persepsi Guru Mata Pelajaran Muatan Lokal Tentang Penerapan Pembelajaran


Secara Daring Di Sekolah Dasar Negeri 29 Kota Selatan
Masih banyak guru yang belum siap menghadapi perubahan teknologi.
Guru harus segera melakukan penyesuaian diri agar terus belajar untuk
menyeimbangi lajunya perkembangan dan pengetahuan yang kian berkembang
cepat seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi. Jika kondisi ini terus
berlangsung maka guru akan tertinggal jauh dari para peserta didik dalam
penggunaan informasi dan teknologi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa guru
mata pelajaran muatan lokal dalam menerapkan pembelajaran daring masih
dikatakan kurang optimal dimana tidak semua siswa memiliki gadget sebagai alat
interaksi pada saat pembelajaran mulok sehingga guru mulok menyusun strategi
untuk memaksimalkan pembelajaran mulok dengan materi berbahasa Gorontalo
apalagi siswa tidak bisa beraktivitas diluar rumah pada masa pandemik. Namun
seiring perjalanan waktu sekolah menerapkan 2 pembelajaran yakni pembelajaran
daring dan tatap muka terbatas bagi yang tidak memiliki gadget di rumah
sehingga guru mulok memfasilitasi mereka untuk belajar tatap muka terbatas di
sekolah.

Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru mulok
yang mengatakan bahwa:

“Awalnya iya, karena proses adaptasi. Namun seiring berjalannya waktu


sudah bisa menguasai, kami juga melakukan komunikasi melalui grup
Whatsapp, aplikasi Classroom, via telepon untuk memastikan anak-anak
tetap aktif dalam proses pembelajaran. Untuk siswa yang tidak memiliki
alat komunikasi, seminggu sekali datang ke sekolah untuk diberikan
tugas secara manual dan tugas tersebut akan dikumpul minggu berikut dan
Untuk jadwal ada perubahan karena menyesuaikan dengan jadwal
pembelajaran daring dimana untuk kelas rendah 1, 2, dan 3 jadwal
pembelajarannya 2 hari dalam seminggu (hari kamis dan jum’at)
sedangkan kelas tinggi 4, 5, dan 6, 3 hari dalam seminggu (hari senin
sampai rabu) untuk materi dan tugas khusus mata pelajaran mulok tidak
ada perubahan, tapi untuk pembelajaran tematik sudah pasti ada perubahan
karena yang sebelumnya setiap subtema sampai PBL 6 dilaksanakan untuk
6 kali pertemuan disingkat menjadi 3 kali pertemuan” (Wawancara, 2023).
Teknologi juga ikut mempengaruhi modalitas guru dan tenaga

38
kependidikan. Peristiwa ini terlihat dari program yang dilaksanakan oleh
pemerintah secara daring untuk mengetahui kompetensi para guru. Diantara
kegiatan yang dilakukan adalah Ujian Kompetensi Guru (UKG) yang dilakukan
secara online guru akan melaksanakan pembelajaran atau bisa juga disebut guru
pembelajar. Aplikasi yang digunakan guru mulok dalam pembelajaran daring
biasanya aplikasi Classroom dan Google Zoom sebagai alat komunikasi siswa
dalam pembelajaran.
Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru
mulok yang mengatakan bahwa:

“Yang sering saya gunakan yaitu aplikasi Classroom, sesekali saya


menggunakan aplikasi Zoom Meeting” (Wawancara, 2023).

2. Bentuk Kreativitas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Secara Daring Pada
Mata Pelajaran Muatan Lokal Di Sekolah Dasar Negeri 29 Kota Selatan
Mengembangkan karakteristik yang sesuai dengan program-program
kebutuhan daerah saat itu sekaligus mempersiapkan peserta didik agar bisa
berpartisipasi dan akrab dengan lingkungan sekitar. Hal ini bisa membentuk
pribadi para peserta didik menjadi pribadi yang terintegrasi dengan masyarakat
sehingga dapat meningkatkan kemampuan bersosialisasi sesuai dengan
karakteristik lingkungannya dan bisa mempelajari karakteristik diluar daripada
lingkungannya. Muatan lokal juga memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk memilih materi sesuai dengan minat dan bakatnya sebagai bentuk
pengakuan atas perbedaan individual. Bagi pemerintah daerah muatan lokal bisa
menjadi peluang untuk mendukung program- program pendidikan yang sesuai
dengan karakteristik dan kebutuhan pengembangan daerah. Kreativitas guru
dalam pembelajaran dilihat dari gaya mengajar guru mulok dan interaksi dengan
orang tua siswa pada saat pembelajaran daring dimana guru mulok dapat
membangun komunikasi dan kerjasama orang tua melalui grup Whatsapp untuk
dapat bekerjasama dalam membimbing siswa dan memudahkan guru melakukan
penilaian. Selain itu, guru juga memberikan tugas mandiri kepada siswa yang
tidak memiliki alat komunikasi berupa gadget dengan mendatangkan mereka ke
sekolah dengan waktu terbatas.

39
Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru mulok
wawancara kepada orang tua dan siswa itu sendiri, ada tes tulis, tes lisan, praktik,
dan yang mengatakan bahwa:

“Selama pembelajaran daring penilaian mulok dilakukan dengan juga


penilaian produk.” (Wawancara, 2023)
Pembelajaran muatan lokal biasanya menggunakan bahasa Gorontalo atau
bahasa daerahnya masing-masing dimana pada pembelajaran mulok guru mulok
belum memiliki modul ajar mulok yang lengkap masih hanya terbatas sehingga
siswa hanya sebatas menguasai kosa kata bahasa Gorontalo dalam kehidupan
sehari-hari dan menyanyikan lagu daerah Gorontalo.
Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru mulok
yang mengatakan bahwa:

“Untuk mulok lebih banyak di praktek berbahasa Gorontalo, siswa dapat


mengirimkan video atau dilakukan secara langsung menggunakan aplikasi
zoom. Video yang dikirim siswa berupa praktik motanggomo,
menyanyikan lagu daerah Gorontalo, dan sebagainya sesuai kompetensi
dasar dan indikator yang ingin dicapai, Sampai saat ini belum ada buku
guru maupun buku siswa mapel mulok. Untuk materi atau bahan ajar
banyak mencari referensi dari internet. Siswa difasilitasi aplikasi kamu
Bahasa Gorontalo, serta penggunaan media pembelajaran dan setiap siswa
menyetorkan hafalan kosa kata Bahasa Gorontalo. Dengan begitu,
penguasaan siswa terhadap Bahasa Gorontalo lebih banyak, sehingga
siswa perlahan bisa berbicara Bahasa Gorontalo.” (Wawancara, 2023)
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa Guru
mulok menerapkan pembelajaran daring masih belum maksimal dikarenakan
fasilitas untuk siswa kurang memadai dan juga fasilitas bahan ajar kurang lengkap
untuk dipelajari siswa terutama materi bahasa Gorontalo.

4.2 Pembahasan berdasarkan Analisis Data Reduksi, Display dan Verifikasi


Penelitian ini telah dilaksanakan dalam bentuk penelitian deskriptif
kualitatif, melalui metode dan prosedur penelitian yang sesuai dengan maksud
untuk memperoleh hasil penelitian yang akurat tentang persepsi guru dalam
melakukan pembelajaran secara daring pada mata pelajaran Muatan Lokal di
Sekolah Dasar Negeri 29 Kota Selatan akan diuraikan lebih lanjut dalam
pembahasan berikut ini:

40
4.2.1 Pembahasan Analisis Berdasarkan Reduksi Data
Penggunaan teknologi dalam pembelajaran online secara spontan
disebabkan karena suatu bencana atau wabah bukan menjadi satu kemajuan yang
berarti dan bisa menjadikan tolak ukur dalam dunia pendidikan khususnya di
Indonesia dikarenakan metode secara online baik siswa maupun guru belum
mempersiapkan diri untuk perubahan teknologi dalam pembelajaran secara
online.
Masalah ini menjadi salah satu faktor dalam kesuksesan untuk proses
belajar mengajar. Untuk mengejar ketertinggalan dalam penguasaan teknologi di
bidang pendidikan pemerintah bisa mendukung dan memfasilitasi seluruh proses
belajar tersebut seperti (1) kelembagaan bagaimana lembaga pendidikan
menyediakan infrastruktur lingkungan pembelajaran daring, (2) manajemen,
pengelolaan konten, persiapan materi belajar, serta pemeliharaan sistem
pembelajaran online, (3) Pedagogi, adalah bagaimana metode pembelajaran
secara online digunakan dan mekanisme analisisnya. Mengembangkan
karakteristik yang sesuai dengan program-program kebutuhan daerah saat itu
sekaligus mempersiapkan peserta didik agar bisa berpartisipasi dan akrab dengan
lingkungan sekitar. Hal ini bisa membentuk pribadi para peserta didik menjadi
pribadi yang terintegrasi dengan masyarakat sehingga dapat meningkatkan
kemampuan bersosialisasi sesuai dengan karakteristik lingkungannya dan bisa
mempelajari karakteristik diluar daripada lingkungannya. Muatan lokal juga
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih materi sesuai
dengan minat dan bakatnya sebagai bentuk pengakuan atas perbedaan individual.
Bagi pemerintah daerah muatan lokal bisa menjadi peluang untuk mendukung
program- program pendidikan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
pengembangan daerah.
Tugas guru di abad yang semakin modern ini tidak hanya mampu
mengajar dengan baik tetapi juga harus mampu menguasai informasi dan
teknologi agar lebih mengefektifkan proses pembelajaran. Media pembelajaran
yang dilakukan oleh guru secara konvensional seperti penggunaan buku cetak,
LKS (Lembar Kerja siswa) dan papan tulis , pada di abad modern ini guru

41
dituntut agar mampu menguasai pembelajaran secara daring yang meliputi
perangkat komputer yang terhubung ke internet server sebagai sarana dan
penghubung dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa.
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran berdasarkan pada teknologi
yang bahan ajaran atau materi dikirim secara elektronik ke peserta didik dari jarak
jauh menggunakan jaringan komputer. “Pembelajaran secara daring merupakan
pembelajaran tanpa ada interaksi secara langsung antara guru dan siswa.
Pembelajaran secara daring adalah sistem belajar yang terbuka dan
tersebar dengan menggunakan perangkat pedagogi (alat bantu pendidikan), yang
dimungkinkan melalui internet dan teknologi berbasis jaringan untuk
memfasilitasi pembentukan proses belajar dan pengetahuan melalui aksi dan
interaksi yang berarti” (Novita Arnesi dan Abdul Hamid K, 2015: 88).

4.2.2 Pembahasan Berdasarkan Display


Dalam pembelajaran online proses pembelajaran dapat dilakukan dari
jarak jauh atau bisa dilakukan dalam suatu ruangan kelas. Proses pembelajaran
juga bisa dilakukan setiap saat tanpa dibatasi waktu artinya siswa dapat
melakukan proses pembelajaran sesuai dengan keinginannya, dalam hal ini peran
guru yang pada umumnya sebagai pemberi materi, akan digantikan dengan media
sosial dan aplikasi-aplikasi yang terdapat di alat elektronik seperti handphone,
laptop, computer dan lain sebagainya. Perubahan model pembelajaran secara
daring berbasis TIK mempunyai efek pada budaya belajar pada kontek
pembelajarannya. Ada 5 karakteristik yang harus dilakukan agar bisa membangun
budaya belajar berbasis daring yaitu:

1. Siswa dituntut harus mandiri dalam belajar dengan melakukan berbagai


pendekatan yang sesuai agar siswa mampu memotivasi dan mengatur
dirinya sendiri dalam pembelajaran.
2. Melakukan kolaborasi dengan siswa lain untuk mengembangkan pengetahuan
sekaligus memecahkan masalah pembelajaran secara bersama.
3. Guru harus mampu mengembangkan pengetahuan menambah kreativitas
serta memahami hal-hal yang dibutuhkan dalampembelajaran.

42
4. Memanfaatkan media laman (website) dan melakukan kelas virtual atau
kelas digital.
5. Interaktivitas, kemandirian, aksesibilitas, dan pengayaan.

4.2.3 Analisis Yang Dapat Diverifikasi Atau Disimpulkan

Ngalim Purwanto, 2004:102) Perubahan tersebut dipengaruhi oleh


berbagai macam faktor yaitu sebagai berikut.

1. Faktor Individual
Faktor individual yaitu faktor yang ada pada diri individu, meliputi hal-hal
berikut seperti faktor kematangan atau perubahan, kecerdasan atau intelegensi,
latihan dan ulangan, motivasi, dan juga pribadi. Faktor kematangan atau
perubahan berhubungan erat dengan kematangan atau tingkatpertumbuhan organ-
organ manusia. Kegiatan mengajarkan sesuatu yang baru akan berhasil apabila
taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkan, potensi- potensi jasmani, dan
rohaninya telah matang.
Berhasil dan tidaknya seseorang dalam mempelajari sesuatu dipengaruhi
pula oleh faktor kecerdasan. Kemampuan intelegensi sangat mempengaruhi
terhadap cepat atau lambatnya seseorang menerima informasi. Dengan melakukan
latihan dan mengulang kembali kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki akan
menjadi semakin menguasai dan mahir dalam pengetahuan tersebut. Sebaliknya
tanpa latihan, pengalaman- pengalaman yang telah dimiliki akan berkurang dan
menghilang.
Faktor motivasi, merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk
melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya. Seseorang yang tidak mau
berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya karena ia tidak mengetahui
faedah dari hasil yang akan dicapai dari belajar.

2. Faktor Sosial
Faktor sosial yaitu faktor yang berada diluar dari individu antara lain
faktor keluarga, lingkungan, media yang digunakan dalam pembelajaran, guru dan
cara mengajarnya, kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial. Suasana dan

43
keadaan keluarga turut menentukan bagaimana dan sampai dimana pembelajaran
dilakukan. Disini peran orang tua juga memiliki pengaruh besar dalam
mendukung seseorang dalam belajar serta ketersediaan fasilitas dalam melakukan
pembelajaran.
Faktor-faktor yang telah dijelaskan tersebut juga masih menjadi faktor
pendukung ketika pembelajaran secara daring dilakukan di tengah pandemi
COVID-19. Karena pada dasarnya kemajuan dalam bidang teknologi diharapkan
mampu meningkatkan mutu pendidikan serta mampu mengembangkan proses
pembelajaran secara daring dikarenakan kemudahan dalam proses belajar
mengajar yang dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun selain itu mudahnya
mengakses materi tambahan dari internet dan bisa menghubungkan antara guru
dan peserta didik dengan cakupan yang luas.
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian teori di atas peneliti dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran mulok yang dilaksanakan oleh guru secara
daring belum maksimal dikarenakan siswa tidak terfasilitasi dengan baik seperti
tidak memiliki gadget sebagai alat interaksi pembelajaran dan Gadget yang
digunakan yaitu milik orang tuanya, orang tua belom memfasilitasi Gadget sendiri
kepada siswa. sehingga guru tidak dapat memaksimalkan pembelajaran apalagi
pembelajaran mulok lebih mengarah kepada praktik seperti menyanyikan lagu
daerah, penyebutan kosa kata bahasa Gorontalo dan praktik motanggomo.

44
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
persepsi guru dalam melakukan pembelajaran secara daring pada mata pelajaran
Muatan Lokal di Sekolah Dasar Negeri 29 Kota Selatan yakni pembelajaran
mulok yang dilaksanakan oleh guru secara daring belum maksimal dikarenakan
siswa tidak terfasilitasi dengan baik seperti tidak memiliki gadget sebagai alat
interaksi pembelajaran dan Gadget yang digunakan yaitu milik orang tuanya,
orang tua belom memfasilitasi Gadget sendiri kepada siswa. sehingga guru tidak
dapat memaksimalkan pembelajaran apalagi pembelajaran mulok lebih mengarah
kepada praktik seperti menyanyikan lagu daerah, penyebutan kosa kata bahasa
Gorontalo dan praktik motanggomo.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan saran
sebagai berikut:

5.2.1 Bagi Peserta Didik


Untuk pembelajaran daring pada mata pelajaran mulok di SDN 29 Kota
Selatan diharapkan dapat berjalan dengan baik dan benar, perlunya pengetahuan,
pemahaman dan perhatian yang lebih dalam menggunakan media digital dengan
baik.

5.2.2 Bagi Guru


Diharapkan lebih memperhatikan bagaimana dampak pembelajaran daring
terhadap perilaku belajar siswa agar dalam proses belajar mengajar berlangsung
dengan baik khususnya mata pelajaran mulok.

5.2.3 Bagi Sekolah


Sebaiknya lebih memperhatikan kualitas atau mutu sekolah melalui hasil

45
belajar peserta didik dan kinerja guru, sehingga bisa menghasilkan lulusan yang
berprestasi di bidangnya masing-masing.

5.2.4 Untuk Peneliti


Selanjutnya diharapkan skripsi ini dapat dijadikan sebagai sumber
referensi dan bahan acuan untuk lebih memperluas lagi kajian mengenai persepsi
guru dalam melakukan pembelajaran secara daring pada mata pelajaran Muatan
Lokal di Sekolah Dasar Negeri 29 Kota Selatan.

46
DAFTAR PUSTAKA

Aji wahyu Fatma, 2020. Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran


Daring di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan . Volume 2, No. 1.

Alawiyah, 2013. Peran Guru dalam Kurikulum 2013. Jurnal Aspirasi, 4 (1).
http://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/article/view/480.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi


revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Bimo Walgito, 2003, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi Offset.


Djama’an and Aan, 2014 Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:
Alfabeta.

https://lipunaratif.com/potret-sekolah-pedalaman-pada-masa-pandemi/ di akses 13
Juli Pukul 22:00 WITA 2021.

Idi, Abdullah. 2014. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Jakarta:Raja


Grafindo.

Kasful. 2011. Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Moeleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Muslich Mansur, 2007 KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)


Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Novita Arnesi Dan Abdul Hamid K, Penggunaan Media Pembelajaran Online –


Offline Dan Komunikasi Interpersonal Terhadap Hasil Belajar Bahasa
Inggris, Dalam Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi Dalam
Pendidikan, Vol. 2, No. 1, Juni 2015.

Oemar, Hamalik. 2011 Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Purwanto Ngalim. 2004 Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Rusman. 2011 Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.

Riyana, D. C. 2019. Produksi Bahan Pembelajaran Berbasis Online (BMP).


Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Sri Gusti, Nurmiati. 2020. Belajar Mandiri Pembelajaran Daring di Tengah


Pandemi COVID-19. Yogyakarta: Yayasan Kita Menulis.
Sugiono, 2013 Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


CV. Alfabeta.

Sugiyono, 2011 Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif, R & D.


Bandung: Alfabeta.

Thobroni, M. 2015. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik. Yogyakarta:Ar-


Ruzz Media.

Utomo, E., et al. 1997. Pokok-Pokok Pengertian dan Pelaksanaan Kurikulum.

Yogyakarta: Ar-Ruzz.

Wiriaatmadja, 2009, Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja


Rosdakarya.
Lampiran I: Lembar Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

No Guru Pertanyaan
1 Perencanaan 1. Apa persiapan yang dilakukan sebelum kelas
Pembelajaran daring dilakukan?
2. Apakah waktu pembelajaran saat daring
sama dengan pembelajaran saat di kelas?
3. Apa media atau aplikasi yang paling sering
dan efektif dilakukan saat daring?
4. Apakah ada perubahan RPP setelah
pembelajaran daring dilakukan?
5. Model pembelajaran seperti apa yang paling
efektif saat pembelajaran daring dilakukan?
2 Pelaksanaan 1. Bagaimana proses pembelajaran daring itu
Pembelajaran dilakukan?
2. Apa tolak ukur yang digunakan untuk
mengetahui bahwa materi yang diberikan
bisa dipahami?
3. Apakah ada batas waktu saat tugas daring
sekolah diberikan?
4. Apakah guru juga melakukan komunikasi
dengan orang tua/wali siswa?
5. Bagaimana mengetahui perkembangan dan
kemampuan siswa saat pembelajaran daring
dilakukan?

3 Mata Pelajaran 1. Bagaimana mengembangkan keterampilan


MuatanLokal siswa dalam pelajaran Mulok selama
pembelajaran daring.?
2. Karakteristik budaya dalam pelajaran Muatan
lokal di SDN 29 Kota Selatan itu seperti apa?
3. Pelajaran Mulok yang diberikan mengikuti
kurikulum atau menyesuaikan dengan
kebutuhansiswa.?
4. Bagaimana penilaian yang dilakukan untuk
pelajaran Muatan lokal.?
Lampiran II: Lembar Instrumen Kunjungan Sekolah Pada Proses Pembelajaran
Online

INSTRUMEN KUNJUNGAN SEKOLAH PADA PROSES


PEMBELAJARAN ONLINE

Tujuan Observasi: Untuk mengetahui bagaimana proses guru terhadap


pembelajaran muatan lokal berbasis daring. Tempat Observasi: SDN 29 Kota
Selatan

No Aspek yang Diamati Deskripsi

1 Fasilitas Pembelajaran Online

2 Media Pembelajaran Online

3 Strategi dan Metode Pembelajaran


Online
Proses Kegiatan Belajar Mengajar
4
Secara Online

5 Faktor Pendukung Dalam Proses


Pembelajaran Online
Lampiran III: Lembar Instrumen Wawancara Guru Mulok

INSTRUMEN WAWANCARA GURU MULOK

Nama :

Jabatan :

Tanggal :

1. Apakah pembelajaran secara daring pernah dilakukan sebelum wabah


COVID-19.?
2. Apakah selama pembelajaran online guru mengalami kendala dalam
penguasaan teknologi.?
3. Selama pembelajaran secara daring tujuan pembelajaran dapat tercapai.?
4. Komunikasi seperti apa yang dilakukan oleh guru untuk siswa selama
pembelajaran secara daring.?
5. Apakah guru juga melakukan komunikasi dengan orang tua/wali siswa
untuk mengetahui perkembangan siswa selama pembelajaran secara daring ?
6. Penilaian pembelajaran secara daring dilakukan seperti apa?
7. Aplikasi seperti apa yang paling sering dan efektif dilakukan dalam
pembelajaran secara daring.?
8. Jadwal,materi, dan tugas sekolah selama pembelajaran secara daring
diperlakukan sama seperti tatap muka.?
9. Bagaimana mengembangkan keterampilan siswa dalam pelajaran Mulok
selama pandemi.?

10. karakteristik budaya dalam pelajaran Muatan lokal di SDN 29 Kota Selatan
itu seperti apa?
11. Apa media yang digunakan dalam pembelajaran Muatan lokal.?
12. Bagaimana penilaian yang dilakukan untuk pelajaran Muatan lokal.?
13. Pelajaran Mulok yang diberikan mengikuti kurikulum atau menyesuaikan
dengan kebutuhan siswa.?
Lampiran IV: Lembaran Jawaban Wawancara Guru

JAWABAN WAWANCARA GURU

Pertanyaan Jawaban
Bagaimana proses pembelajaran daring Guru Kelas 3
dilakukan? Sebelumnya pembelajaran daring ini belum
pernah diberlakukan, jadi prosesnya itu
susah sekali untuk guru maupun siswa,
jadi saat ini masih belajar sedikit demi
sedikit
Guru Kelas 5
pembelajaran daring merupakan hal baru bagi
kami dan syukurlah kami seorang guru
di berikan sosialisasi untuk semua guru
tentang bagaimana cara seorang guru
melakukan pembelajaran secara daring
dengan
menggunakan aplikasi classroom dan zoom
meeting
Guru Muatan Lokal
Kalau untuk pembelajaran daring bagini
torang sebagai guru masih belajar
menggunakan aplikasi dan
menyesuaiakan dengan kondisi siswa.
Apa metode yang diterapkan selama Kepala Sekolah
pembelajaran daring? Kalau untuk metodenya itu kami sudah
rapatkan dengan cara Kerjasama antara
orang tua dan guru serta
memaksimalkan aplikasi-aplikasi yang
sudah di download
Guru Kelas 1
Kami itu selain dengan siswa ada komunikasi
dengan orang tua siswa juga baru cara-
cara yang biasa dilakukan disekolah
kami ubah sekreatif mungkin supaya
siswa bisa mengerti dengan penjelasan
kami
Guru kelas 6
Kalau untuk saya itu depe cara pasti
berbeda dibandingkan mengajar secara
langsung, kami diharuskan lebih aktif
dan inovatif saat mengajar secara
daring,seperti membuat video dan
menanyakan apa yang tidak dipahami
dari video itu
Bagaimana penilaian yang dilakukan Guru Mulok
saat pembelajaran daring? Lewat tugas yang diberikan, kehadiran
Khususnya untuk pelajaran mulok? saat absensi di grup WA, itupun untuk
absen tergantung jaringan dengan data
seluler dari siswa.
Guru kelas 4
Kalau untuk nilai itu lebih banyak
ditugas, dengan kehadiran saat
penjelasan secara daring, dan untuk
siswa yang tidak hadir dikasih
keringanan.
Kepala Sekolah
Untuk penilaian itu menyesuaikan saja
karena disaat ini banyak keterbatasan
jadi fokus itu lebih banyak di guru
supaya lebih aktif lagi kalau
memberikan materi pelajaran.
Aplikasi apa yang digunakan saat Guru Mulok
pembelajaran daring? dan apakah Pada umumnya menggunakan WA
efektif saat pembelajaran? karena itu aplikasi yang paling gampang
dan praktis dipakai oleh guru dan
siswa.dan efektif untuk absen, kirim
video dan foto.
Guru kelas 4
Kalau aplikasi paling sering jaga pake
wa orang tua murid dan siswa juga
sudah ada aplikasi itu sebelumnya. Dan
sangat membantu itu aplikasi karena
sering dipakai untuk video call saat
pembelajarang dilakukan.
Kepala sekolah
Kalau untuk aplikasi tergantung
kemampuan guru dan siswa. Tidak ada
kewajiban harus pake aplikasi tertentu,
yang diutamakan itu efektif dalam
pembelajaran secara daring
Bagaimana hasil belajar ketika proses Guru Muatan Lokal
pembelajaran secara daring Kalau mo di tanya tentang hasil untuk
berlangsung, apakah ada peningkatan belajar daring, itu menyesuaiakn saja
atau penurunan pada siswa? soalnya banyak siswa yang masih
bingung dengan cara belajar seperti ini
jadi torang sebagai guru masih lebe
banyak memberikan toleransi.
Kepala Sekolah
Untung sekarang itu kami guru-guru
masih fokus untuk mengajar dengan cara
daring seperti ini, penilaian dan hasil
menyesuaikan dengan keadaan siswa,
karena tidak semua siswa punya fasilitas
untuk belajar darimg
DOKUMENTASI

1. Situasi sekolah saat pandemik

2. Situasi didalam kelas saat pandemik


3. Kegiatan membagikan instrument wawancara kepada guru mulok

4. Melakukan wawancara dengan guru mulok

Anda mungkin juga menyukai