DI SUSUN OLEH:
2022
ABSTRAK
Dunia pendidikan selama ±2 tahun telah di hebohkan oleh adanya pandemi covid-19 yang
menyebabkan pendidikan dan semua aspek kehidupan terpaksa di lakukan secara daring.
Terkhusus dunia pendidikan, covid-19 telah menyebabkan tatanan dunia pendidikan berubah
seketika khususnya tekni belajar secara daring. Menteri pendidikan dan kebudayaan
secara daring karena menindaklanjuti edaran pemerintah mengenai PPKM. Salah satu
sekolah yang terdampak adalah SMAN 7 Toraja Utara, penerapan kurikulum di sekolah ini
pada saat covid-19 melanda adalah berdasarkan surat edaran kemendikbud No.4 Tahun 2020.
Dampak dari penerapan kurikulum 2013 di masa pandemi ini yaitu pencapaian kurikulum
tidak tercapai dengan maksimal, tidak terlaksananya rutinitas kegiatan siswa, dan sebagainya.
Dalam situasi pandemi covid-19 penerapan kurikulum 2013 tidak luput dari berbagai
hambatan-hambatan antara lain, guru tidak bisa maksimal meninjau perkembangan siswa,
Tanpa adanya kurikulum, dunia pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik. Dalam UU
No.20 tahun 2003 kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan sebagai pedoman
dan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya kurikulum 2013
telah di gunakan selama ±6 tahun, namun menjadi problem pada tahun 2020 semenjak
pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia sehingga, semua aktivitas
yang melibatkan banyak orang terpaksa di hentikan termasuk pendidikan. Sehingga pandemi
Dalam penerapannya, kurikulum 2013 bahwa setia mata pelajaran meliputi 3 kompetensi
yaitu, pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Hal ini tidak mudah di lakukan apabila di
lakukan secara daring karena tentu ada hambatan yaitu pendukung pembelajaran online itu
sendiri.
Penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan mendiskripsikan tentang penerapan dan hasil
A. Kurikulum 2013
yang mencakup jenis, ruang lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan'. Selain
itu, kurikulum adalah 'suatu bidang studi, yang ditekuni para ahli kurikulum, yang
lembaga pendidikan.
Prinsip dasar dalam kurikulum 2013 adalah 'penekanan terhadap kemampuan guru
mengaplikasikan proses pembelajaran yang otentik, dan bermakna bagi peserta didik
2013 mengacu pada pasal 36 Undang-undang No. 20 tahun 2003, yakni penyusunan
kurikulum memperhatikan potensi akhlak terpuji, dan minat dunia kerja, teknologi,
Kata kunci dalam kurikulum 2013 yang diterapkan adalah penilaian otentik. Penilaian
otentik adalah proses siswa menunjukkan pemahaman yang lebih dalam tentang
pemikiran, motivasi, dan tindakan budaya agar bisa menanggapi komunitas dan
Pandemi
bahwa ada kebutuhan untuk mengadopsi pengajaran yang inovatif untuk melanjutkan
menyebabkan revolusi digital dalam sistem pendidikan tinggi melalui ceramah online,
telekonferensi, buku terbuka digital, ujian online, dan interaksi di lingkungan virtual.
Dampak positif dari COVID-19 juga melaporkan efisiensi dan kinerja pembelajaran
dengan mengadopsi strategi pembelajaran online. Mode online dari proses belajar-
periode krisis ini sangat penting untuk merancang efektifitas untuk kelancaran
aspek kehidupan, tak terkecuali aspek pendidikan. Untuk memutus mata rantai
sekolah. Hingga April 2020, lebih 400 juta siswa di dunia diwajibkan untuk belajar di
rumah. Konsekuensi dari penutupan Lembaga Pendidikan secara fisik dan mengganti
perubahan sistem belajar mengajar yaitu berimigrasi ke sistem digital, yang dikenal
Perubahan pola belajar mengajar tak terlepas dari peran guru, guru harus siap dengan
bagi pengajar dan peserta didik, tetapi pandemi COVID-19 mengharuskan guru
dalam jaringan, yakni berkomunikasi lewat jaringan internet. Sebab adanya pandemi
mengguakan teknologi seperti whats app dan lainnya. Tapi yang mesti dilakukan anak
dipastikan belajar. Lalu para guru berkoordinasi dengan orang tua.15 Di sebagian
daerah proses belajar dari rumah telah dilakukan sejak 16 Maret 2020 dan
dan peseta dididik banyak yang menjadi terpaksa harus siap menghadapi
pembelajaran model belajar daring. Sebagian sekolah ada yang sudah terbiasa
memakai teknologi pada kegiatan belajar mengajar, namun menjadi kendala bagi
daerah terpencil.16 Dalam situasi COVID-19 kurikulum adalah sebuah hal yang harus
disesuaikan dengan bagaimana sekolah dan murid berada. Program merdeka belajar
pembelajaran yang bervariasi seperti menentukan kompetensi dasar dan materi untuk
UTARA.
Berdasarkan temuan data bahwa penerapan kurikulum 2013 selama pandemi COVID-19 di
SMAN 7 TORAJA UTARA, adalah berdasarkan aturan dari surat edaran Kemendikbud No.
4 Tahun 2020 bahwa melaksanakan proses belajar dari rumah melalui pembelajaran daring
tanpa membebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas
Melakukan pembelajaran secara daring yang di lakukan dengan tiga cara, yang pertama siswa
di bagi perkelas untuk datang kesekolah mengambil tugas kemudian pulang dan di kerjakan
di rumah dan di kumpul pada ke esokan harinya pada saat mengambil tugas mata pelajartan
yang lain. Kemudian cara yang kedua adalah guru mengirim tugas melalui group WA dan
Messenger kepada siswa umtuk di kerjakan di rumah, sedangkan cara yang ketiga di lakukan
ketika kasus covid-19 di Toraja Utara sudah mulai menurun yaitu pembelajaran di lakukan
secara tatap muka dengan teknik pembagian kelas di mana yang pada kondisi normal jumlah
siswa di ruangan adalah ±30 siswa tetapi setelah covid-19 maka di bagi jadi 2 ruangan.
Sehingga penaaman ruangan berubah misalnya, kelas XII Ipa1 berubah menjadi kelas XII
Ipa1 sesi satu dan sesi dua. Ini berlaku di setiap kelas X-XII akan tetapi, dalam seminggu
setiap jenjang kelas hanya belajar tatap muka selama 2 hari, kela X hari senin-selasa, kelas XI
berikut
kerjakan
seminggu
secara daring
maupun luring
Masa pandemi covid-19 yang terjadi berdampak terhadap penerapan K-13 di SMAN
Kompetensi siswa dalam belajar tidak tercapai yang mengakibatkan guru tidak
secara daring, dan apabila di lakukan secara luring/ tatap muka waktu bersama
Ekonomi orang tua siswa yang tidak semuanya mampu dalam menyediakan
fasilitas pembelajaran seperti android dan pulsa data terutama bagi warga
normal.
Siswa jenuh dan tidak mengerti mengenai materi yang di bahas, dan kadang
kala saat pembelajaran online siswa malas untuk mempelajari materi yang di
berjalan 50 persen. Hal ini disebabkan oleh situasi pandemi COVID-19 yang
tengah melanda dunia termasuk Indonesia, yang mana hal itu merusak seluruh
COVID-19 ini sangat sulit untuk diterapkan, selain karena susahnya belajar
melalui komunikasi jarak jauh juga tidak semua siswa dapat mengikutinya
dikarenakan masalah waktu, tempat, dan biaya bagi orang tua. Hal ini
akibatnya siswa tidak dapat mencapai target kurikulum nasional dan kurikulum
keterampilan.
DAFTAR PUSTAKA
https://pemerintah.net/kurikulum-2013/