Anda di halaman 1dari 2

Nama : Novita, M.Pd.

Instansi : SMK Negeri 1 Pangkalpinang


Provinsi : Kepulauan Bangka Belitung

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI MASA PANDEMI

Kurikulum yang yang masih dipergunakan untuk tahun pelajaran baru 2020/2021 masih
mengacu pada kurikulum 2013. Semua beban kurikulum bisa terlaksana apabila dalam kondisi normal.
Namun bagaimana jia pembelajaran dilaksanakan dalam situasi kondisi. Dimana siswa dan guru tidak
melakukan tatap muka melainkan melalui metode pembelajaran jarak jauh. Penyederhanaan kurikulum
di masa pandemi dinilai dibutuhkan sebagai petunjuk pelaksanaan pembelajaran jarak jauh atau PJJ
pada tahun ajaran baru ini. Selain panduan metode pengajaran, juga dibutuhkan untuk penyesuaian
materi pelajaran, jam belajar, penilaian, serta pedoman pengajaran karakter dan budi pekerti pada
siswa.

Pertengahan Maret lalu saat wabah mulai melanda Indonesia, Presiden Joko Widodo meminta
masyarakat Indonesia untuk memindahkan kegiatan belajar, bekerja, dan beribadah ke rumah. Setelah
itu, kegiatan belajar-mengajar dipindahkan di rumah dengan menerapkan pembelajaran daring.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan beberapa surat edaran terkait dengan
pedoman penyelenggaraan belajar dari rumah. PJJ bisa dilaksanakan dengan dua metode.

Metode pertama PJJ dalam jaringan (daring) yang bisa dilaksanakan semi daring (melalui media
sosial) dan luar jaringan (luring). PJJ daring ini bisa memanfaatkan 23 laman petunjuk pengajaran dari
laman Kemendikbud. Metode kedua disusul dengan PJJ luar jaringan (luring) yang bisa memanfaatkan
program belajar dari rumah. Seperti melalui TVRI, radio, modul belajar mandiri dan lembar kerja, bahan
ajar cetak serta alat peraga dan media belajar dari benda dan lingkungan sekitar.

Selain itu, Mendikbud melalui Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 juga mengajak guru
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa tanpa terbebani menuntaskan kurikulum.
Guru bisa fokus pada pendidikan kecakapan hidup terkait pandemi Covid-19 dan bisa memberikan
variasi aktivitas dan tugas pembelajaran belajar dari rumah antarsiswa sesuai minat dan kondisi setiap
siswa. Namun, memang tidak mudah untuk melaksanakan PJJ dengan kondisi setiap daerah yang
berbeda karakteristiknya. Banyak problem yang muncul dari soal koneksi internet dan listrik, kurangnya
pembelajaran interaktif, serta rendahnya kualiatas ikatan emosional antara guru dan murid.
Pada awal tahun ajaran baru (2020/2021) Kemendikbud menghimbau kegiatan belajar mengajar tetap
harus terlaksana bagaimana pun caranya, khususnya pada wilayah di zona selain hijau. Hal ini tentu
menjadi pekerjaan rumah bagi tenaga pendidik yang masih harus bekerja keras menciptakan sistem
belajar-mengajar secara daring yang efektif dan bisa diterima oleh semua peserta didik dengan segala
kondisi yang ada.

Pada kondisi normal duras belajar tatap muka bisa dilaksanakan selama 6 – 8 jam sehari. Namun pada
masa pandemic cukup 2-4 jam sehari. Sebenarnya kurikulum tidak perlu diganti, cukup dikondisikan
dengan situasi yang ada. Manajemen sekolah dapat mengatur mata pelajaran manakah yang perlu
menggunakan teknik sinkronus atau pun unsinkronus.

Selain problem beban akademik, ada juga persoalan tentang pengembangan karakter. Saat mengajar
tatap muka guru secara aktif melihat langsung bagaimana sika siswa mengikti pelajaran. Namun pada
masa pandemic, perlu ada teknik lain untuk menilai bagaimana perkembangan karakter siswa selama
belajar di rumah secara daring. Guru perlu bantuan dari para orang tua untuk berperan aktif membina
siswa untuk memiliki good character.

Persoalan pendidikan yang lain yaitu, kebingungan guru untuk beradaptasi dengan kondisi
pandemic. Guru terlihat seperti kalut memberikan tugas yang banyak dengan harapan siswa dapat
memahami materi. Siswa yang mulai bosan belajar di rumah akan semakin stress karena dibebankan
tugas yang banyak tanpa merasa mendapat bimbingan. Guru diharapkan mampu membuat materi yang
bisa dibagikan pada saat PJJ dengan menggunakan aplikasi Zoom, Google Meet, ataupun Webex.
Guru sebaiknya tidak menggunakan teknik ceramah karena siswa akan bosan. Guru dan siswa perlu
bersinergi memanfaatkan teknologi utuk mendukung PJJ.

Anda mungkin juga menyukai