Anda di halaman 1dari 5

Menyikapi Pembelajaran Pada Masa Pandemi

Covid-19 Dan New Normal


27 Juli 2020 19:34 Slamet RohmadiDilihat 66697 kali

Oleh : Nurjani, S.Pd, M.Pd

Proses pembelajaran di sekolah merupakan   upaya peningkatan pengetahuan dan


skill.2 Sebagian besar  siswa menganggap  sekolah adalah kegiatan yang 
menyenangkan, mereka bisa berinteraksi satu sama lain. Sekolah dapat meningkatkan
keterampilan sosial dan kesadaran kelas sosial siswa. Sekolah secara keseluruhan
adalah media interaksi antar siswa dan guru untuk meningkatkan kemampuan integensi,
skill dan rasa kasih sayang diantara mereka. Tetapi sekarang kegiatan yang bernama
sekolah berhenti dengan tiba-tiba karena gangguan Covid-19. Sekolah memberikan
solusi dengan pembelajaran daring.

Pembelajaran daring

Daring merupakan singkatan dari “dalam jaringan† sebagai pengganti kata online
yang sering kita gunakan dalam kaitannya dengan teknologi internet. Daring adalah
terjemahan dari istilah online yang bermakna tersambung ke dalam jaringan internet.

Pembelajaran daring artinya adalah pembelajaran yang dilakukan secara online,


menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial.Pembelajaran daring
merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui
platform yang telah tersedia.Segala bentuk materi pelajaran didistribusikan secara
online, komunikasi juga dilakukan secara online, dan tes juga dilaksanakan secara
online.

Permasalahan Pembelajaran Daring

Keterbatasan Penguasaan Teknologi Informasi oleh Guru dan Siswa. Kondisi guru di
Indonesia pada umumnya dan di Kabupaten Magelang pada khususnya tidak seluruhnya
paham penggunaan teknologi, terutama guru guru yang menjelang pensiun. Begitu juga
dengan siswa, terutama yang dipelosok desa kurang menguasai teknologi untuk
pembelajaran. Sarana dan Prasarana yang Kurang Memadai. Perangkat pendukung
teknologi  mahal. 

Kesejahteraan guru (terutama GTT) maupun murid yang membatasi mereka dari serba
terbatas dalam menikmati sarana dan prasarana teknologi informasi yang sangat
diperlukan dengan musibah Covid-19 ini. Banyak hand phone hanya dimiliki orang tua,
sehingga siswa hanya bisa mengerjakan tugas kalau orang tuanya sudah pulang kerja.
Bilamana pembelajaran dan pengerjaan tugas dibatasi waktu otomatis tidak bisa
mengikuti pembelajaran. 

Tidak jarang juga siswa tidak bisa mengerjakan tugas karena tidak mampu membeli
kuota paket data. Akses Internet yang terbatas. Tidak semua lembaga pendidikan baik
sekolah dasar maupun sekolah menengah dapat menikmati internet dengan baik.
Apalagi dipelosok pedesaan yang terkadang sinyal internet tidak ada.

Kurang siapnya penyediaan Anggaran. Aspek kesejahteraan guru (terutama GTT) dan
murid masih jauh dari harapan. Ketika mereka menggunakan kuota internet untuk
memenuhi kebutuhan media daring, akan terasa sangat berat.Keuangan negara belum
mampu memenuhi secara keseluruhan.

Menyikapi pembelajaran pada masa pandemi dan new normal

Pemerintah.Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dan fundamental.


Pemerintah sebagai penyandang dana utama Pendidikan  melalui APBN. Dalam Inpres
No. 4 Tahun 2020 dinyatakan diperlukan Langkah langkah cepat, tepat, focus, terpadu,
dan sinergi antar kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk melakukan
kegiatan refokusing kegiatan, realokasi anggaran serta pengadaan barang dan jasa
dalam rangka percepatan penanganan COVID 19, termasuk didalamnya di bidang
Pendidikan.

Sekolah. Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan harus bersiaga


memfasilitasi perubahan apapun menyangkut pendidikan siswanya. Pendidikan tingkah
laku harus menjadi pijakan kuat ditengah perkembangan teknologi dan arus percepatan
informasi. Program-program pendidikan yang dilakukan sekolah harus benar-benar
disampaikan kepada murid, terlebih dengan media daring tetap saja pihak sekolah harus
benar-benar memperhatikan etika sebagai lembaga pendidikan. Penekanan belajar
dirumah kepada murid harus benar-benar mendapat kawalan agar guru-guru yang
mengajar melalui media daring tetap halus dan cerdas dalam menyampaikan pelajaran-
pelajaran yang wajib dipahami oleh murid.

Sekolah yang memiliki dana cukup bisa juga dengan memfasilitasi siswa dengan
membelikan paket data untuk mendukung pembelajaran daring. Dalam kondisi yang
sangat terpaksa sekolah juga bisa membuat kebijakan dengan penugasan maupun tes
secara luring, namun tetap memperhatian protokol Kesehatan.

Kemendikbud telah mengeluarkan protocol Kesehatan di sekolah untuk panduan


penyelenggaraan pembelajaran pada tahun ajaran 2020/2021. Diantaranya wajib
menggunakan masker (Setiap sekolah yang sudah membuka proses pembelajaran di
sekolah wajib mempersiapkan sarana cuci tangan dengan air mengalir atau cairan
pembersih tangan serta desinfektan), cek suhu(  Setiap orang yang memasuki sekolah
dicek suhunya dengan menggunakan thermogun),Waktu Kegiatan Belajar Mengajar 
masa transisi:(SMA, SMK, MA, MAK, SMP, MTs, paling cepat Juli 2020. SD, MI, dan SLB,
paling cepat September 2020  ) masa new normal.(SMA, SMK, MA, MAK, SMP, MTs,
paling cepat September 2020. SD, MI, dan SLB, paling cepat November 2020).Pendidikan
dasar dan menengah haruslah jaga jarak minimal 1,5 meter dan maksimal 18 peserta
didik per kelas (standar 28-36 peserta didik per kelas). Pada masa new normal kantin
boleh beroperasi dengan tetap menjaga protokol kesehatan di sekolah. Kegiatan
ekstrakurikuler diiperbolehkan, kecuali kegiatan dengan adanya penggunaan
alat/fasilitas yang harus dipegang oleh banyak orang secara bergantian dalam waktu
yang singkat dan/atau tidak memungkinkan penerapan jaga jarak minimal 1,5 meter,
misalnya: basket dan voli.Kegiatan di luar KBM diperbolihkan dengan tetap menjaga
protocol kesehatan.

Guru. 

Guru memegang peran penting untuk mensukseskan pembelajaran daring. Seorang guru
dituntut untuk meningkatkan kemampuan menggunakan teknologi terutama dalam
kegiatan pembelajaran. Peningkatan penggunaan teknologi bisa dilakukan dengan
belajar secara on line maupun melalui diklat. Untuk Kabupaten Magelang, Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang telah mengadakan kegiatan Diklat
daring Office 365 secara serentak pada tanggal 29 Juni sampai dengan 2 Juli 2020.

Disamping itu Langkah pembelajaran daring harus seefektif mungkin. Guru bukan
membebani murid dalam tugas-tugas yang dihantarkan dalam belajar di rumah. Guru
bukan hanya memposisikan sebagai pentransfer ilmu, tetapi tetap saja mengutamakan
ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

Orang Tua, Peran orang tua dalam pembelajaran daring juga sangat penting. Orang tua
bisa mendukung kegiatan daring dengan mendampingi siswa belajar, berbagi hand
phone, memastikan kelancaran jaringan internet. Tidak kalah pentingnya juga
memberikan motivasi kepada anak agar terus mau mengikuti pembelajaran. Orang tua 
harus membuka cakrawala dan tanggungjwab orang tua bahwa pendidikan anaknya
harus dikembalikan pada upaya orang tua dalam mendidikan mental, sikap dan
pengetahuan anak-anaknya.

Kerjasaman antara orang tua, guru dan siswa juga sangat penting.. Dalam situasi
sekarang ini kondisi belajar membutuhkan adanya kerja sama kolaborasi antara guru,
orang tua dan siswa.  Proses belajar sekarang adalah kombinasi antara guru, murid dan
orang tua. Orang tua pertama kalinya mengalami anak melaksanakan proses belajar di
rumah karena adanya wabah. Hal ini membuat orangtua semakin sadar betapa sulitnya
mendidik anak. Demikian juga di sisi guru juga semakin menyadari pentingnya peran
orang tua dalam pendidikan. Dengan kesadaran pentingnya kolaborasi guru, orang tua
dan siswa maka akan menciptakan kerja sama yang baik untuk mencapai kesuksesan
dalam pendidikan. Kerja sama, saling melengkapi dan memberikan kontribusi sesuai
dengan kapasitas, batasan dan ranah masing-masing.

Nurjani,S.Pd, M.Pd Guru SMP N 2 Secang.

Penulis buku di LP2IP Jogjakarta

Anda mungkin juga menyukai