Berawal dari Kota Wuhan di Tiongkok, kini menyebar hampir keseluruh penjuru
negeri di Indonesia. Virus ini telah mengubah berbagai lini kehidupan. Tentu saja termasuk
dunia pendidikan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Anwar
Makarim mengeluarkan sejumlah kebijakan terkait proses pelaksananan belajar mengajar
selama masa pandemi COVID-19 ini.
Dengan adanya PJJ Memberikan kesadaran kepada orang tua bahwa mendidik anak
itu ternyata tidak mudah, diperlukan ilmu dan kesabaran yang sangat besar. Sehingga dengan
kejadian ini orang tua harus menyadari dan mengetahui bagaimana cara membimbing anak
anak-anak mereka dalam belajar, diharapkan setelah mendapatkan pengalaman ini para orang
tua mau belajar bagaimana cara mendidik anak-anak mereka di rumah. Selain hal negatif ibu
mira juga tidak sedikit mendapatkan hal positif yang ia dapatkan Ketika anak diharuskan
belajar dirumah.
Fungsi rumah saat ini menjadi bertambah yaitu sebagai sekolah, oramgtua harus belajar
bagaimana mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada anak sebab fungsi guru atau
sekolah hanya sebagai fasilitator. Mudah-mudahan kedepannya pandemi ini akan berakhir
dan anak-anak bisa beraktifitas normal seperti biasanya menjadi penerus anak bangsa yang
cerdas dan pastinya membahagiakan orangtua mereka untuk membawa negara Indonesia
lebih baik.
Kami berbincang dengan salah satu guru terkait fenomena tersebut. Banyak
cerita yang dia rasakan, misalnya buruknya jaringan internet yang menyebabkan
percakapan terputus, pengawasan orang tua yang minim, hingga tatap muka secara
virtual yang membikin tatap muka berubah menjadi tatap layar. Sejatinya, pendidikan
merupakan satu usaha untuk membebaskan manusia. Lebih luas lagi, mengutip
pernyataan Paulo Freire, pendidikan adalah usaha untuk "memanusiakan manusia" alias
melawan bentuk dehumanisasi. Konsep Freire berpijak pada usaha penghargaan
terhadap manusia. Pendidikan harus menempatkan pendidik dan peserta didik sebagai
subyek sebab dalam prosesnya, keduanya sejajar.
Dalam situasi seperti sekarang, ada hal yang hilang, yakni dialog secara
langsung antara pendidik dan peserta didik. Dialog secara langsung kini berubah dari
'yang nyata menjadi 'yang maya'. Artinya, baik pendidik dan peserta didik menjadi
pihak yang terdampak. Terdampak dari sistem pendidikan yang tidak siap dengan
kenyataan seperti ini pandemi corona tak berkesudahan, tak bertepi. Salah satu kebijakan
Mas Menteri adalah belajar dari rumah. Kementerian Pendidikan memberikan sejumlah
acuan untuk pelaksanaan belajar dari rumah selama masa pandemi ini. Dalam proses belajar
jarak jauh ini siswa tidak diberi tuntutan untuk menuntaskan seluruh capaian kurikulum agar
bisa naik kelas atau lulus. Belajar dari COVID-19, ungkapan ini memang sangat tepat dalam
situasi seperti ini. Sebagai orang bijak, kita harus selalu mengambil hikmahnya. Sungguh
begitu banyak hal positif yang dapat diambil dari Pandemi COVID-19. Salah satunya adalah
seorang guru harus melek teknologi. Belajar mengomunikasikan pembelajaran dengan efektif
meskipun tanpa bertatap muka dengan peserta didik.
Melalui pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring, seorang guru harus tetap
mampu menjalin komunikasi yang baik dengan peserta didik maupun dengan orang tua. Di
sini akan sangat terlihat seberapa besar peran serta dan dukungan orang tua dan keluarga
terhadap dunia pendidikan. Sebab dengan pembelajaran dari rumah ini, orang tua mempunyai
peran tambahan, yakni menjadi seorang guru, yang membimbing serta mengawasi putra
putrinya melaksanakan pembelajaran yang biasanya dilaksanakan di sekolah Ketika pertama
kali saya membaca kebijakan ini, yang terbersit di benak saya adalah rasa ragu, sanggupkah
saya menjalani pembelajaran daring? Ini merupakan hal yang baru dan mempunyai tantangan
tersendiri terutama untuk saya. Mau tidak mau saya harus memanfaatkan teknologi untuk
melaksanakan pembelajaran jarak jauh, sedangkan saya termasuk guru yang agak gagap
teknologi. Mengacu pada kebijakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten OKU
Timur, Kepala SMP Negeri 1 Belitang juga mengeluarkan kebijakan tentang pembelajaran di
rumah untuk memutus rantai pandemi COVID-19 ini. Untuk mensosialisasikan kebijakan ini,
Kepala SMP Negeri 1 Belitang mengeluarkan surat edaran untuk para orang tua peserta didik
yang isinya tentang pembelajaran dari rumah yang dikirimkan melalui WhatsApp grup orang
tua peserta didik, serta menyusun jadwal darurat Pandemi COVID-19 pada tanggal 16 Maret
2020.
Dan Alhamdulillah setelah adanya himbauan dari Mas Menteri untuk pembelajaran
tatap muka, akhirnya sekolah kami melakukan pembelajaran tatap muka dengan dibagi dua
shif dengan dibagi dua kelompok secara bergantian. Dengan begitu mengurangi beban dari
orang tua dan guru yang mengalami berbagai keluhan selama masa belajar daring.