Anda di halaman 1dari 12

TANTANGAN DAN SOLUSI GURU PAUD MENGHADAPI PEMBELAJARAN JARAK

JAUH SELAMA MASA PANDEMI

OLEH

MARIA INES TERESA PARE

NIM : 202102029

ALAMAT EMAIL : inespare150@gmail.com

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

CITRA BAKTI NGADA


ABSTRAK

Pendidikan yang semula dengan metode tatap muka di lembaga pendidikan, kini diubah
menjadi pembelajaran daring/online dan dilaksanakan dari rumah masing-masing untuk
mencegah dan menanggulangi penyebaran virus COVID-19 ini. Kebijakan tersebut berlaku bagi
semua jenjang pendidikan baik dari tingkat SD hingga tingkat perguruan tinggi. Hal tersebut
menimbulkan banyak problematika khususnya pelaksanaan pembelajaran bagi anak usia dini.
Pembelajaran dengan menggunakan sistem daring ataupun sistem online ini masih mengalami
banyak problematika dalam penerapannya, karena anak tidak dapat belajar sendiri tanpa
pendampingan dari orang tua. Dalam mendorong kualitas pembelajaran pada Anak Usia Dini
perlu kerjasama dan dukungan  orang tua. Orang tua menjadi salah satu pihak yang bertanggung
jawab dalam keberlangsungan pendidikan anak usia dini di masa covid-19. Pengasuhan positif,
penyediaan lingkungan belajar yang memadai, dan sumber belajar yang relevan akan sangat
membantu anak usia dini dalam menjalani masa transisi menuju era new normal. Oleh karena itu,
komunikasi antara guru dan orang tua harus berjalan dengan baik. Kebijakan pemerintah tentang
belajar dari rumah tidak serta merta membuat guru melepaskan tugasnya dalam memberikan
pendidikan kepada anak usia dini. Justru hal tersebut menuntut guru untuk meningkatkan
kompetensinya dalam melakukan pembelajaran jarak jauh dan tetap menilai perkembangan anak
berdasarkan laporan kegiatan dari para orang tua.
Pandemic covid 19 menjadikan semua jenjang pendidikan termaksud SD menghentikan
kegiatan pembelajaran secara tatap muka dan bergantian dengan system daring. Hal ini
menimbulkan kekagetan budaya dalam kendala dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengungkapkan tipekal kendala belajar dan mengajar guru SD saat masa pandemic
covid 19 dalam implikasinya pembelajaran berbasis daring. Hal hal yang alami oleh guru SD
kendala mengajar yang dialami guru kendala komunikasi, metode pembelajaran materi dan
penggunaan teknologi dengan cenderung yang berada pada kategori tinggi dan kadang-kadang.
Tentunya perlu solusi untuk mengatasi masalah ini supaya tidak berbasis konsep normal baru.
Anak Sekolah dasar harus tetap mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas, dan karenanya
kita perjuangkan agar seluruh lembaga sekolah dasar tetap bisa eksis dan menjalankan tugas dan
fungsinya dalam memberikan kontribusi yang maksimal kepada anak usia dini dan orang tua
yang mendampinginya dirumah. Tetapi guru juga banyak mengalami kendala dalam melakukan
pembelajaran daring. Hal ini disebabkan karena guru dituntut untuk cepat beradaptasi dengan
teknologi, guru dituntut kreatif dan inovatif,dan guru paud dituntut memiliki kecakapan
komunikasi yang baik kepada orang tua.

ABSTRACT

The covid 19 pandemic has made all levels of education, including paud, stop face to face
learning activities that alternate with the online system. This creates cultural rigidity in
constraints of the learning process. The purpose of the study is to reveal the typical learning and
teaching contraints of young paud teacher during rhis pandemic in the implications of online –
base learning. The things experienced by paud teachers are the teaching constraints experienced
by communication constrains teachers. Material learning methods and the use of technology tend
to be in the high category and sometimes.

Of course, a solution is needed to overcome this problem so that it is problem so that it is


not based on a new normal concept. Paud children must still get access to quality education
because we are strived so that all paud institutions can still exist and carry out their dutie and
functions in giving maximum contribution to early childhood and the parents who accompany
them at home. But teachers also experience many obstacles in doing online learning. This is
because teachers are reguired to adapt quickly to technology, teachers are required, to be creative
and innovative, and teachers are also required to have good communication skills with theis
parents.

PENDAHULUAN

Salah satu guru PAUD di Kabupaten Ngada menyampaikan Sejak adanya himbauan dari
dinas Pendidikan Kabupaten Ngada untuk tidak memberikan materi pembelajaran, semacam
acuan untuk mengolah kegiatan bermain dalam upaya mencapai kompetensi dasar, maka dia
lebih banyak memberikan tugas dengan materi pembelajaran yang sifatnya pembiasaan. Tugas-
tugas pembiasan itu diberikan setiap hari melalui WA Group dalam bentuk teks intruksi. Orang
tua akan membantu akan mendampingi dan membimbing kegiatan tersebut dalam bentuk video
atau foto kemudian dikirimkan ke guru.Permasalahan lain yang dialami guru adalah terkait
pengamatan dan penilaian. Selama masa pandemic pengamatan hanya bisa dilakukan dengan
melihat video dan foto yang dikirim oleh orang tua murid. Hal ini menyebabkan aktifitas
pengamatan yang dilakukan oleh guru sangat terbatas. Seorang guru PAUD di St. Elisabeth
menyampaikan, selama ini tidak dapat memantau sepenuhnya proses penerapan pembelajaran
rumah. Berbeda dengan hal-hal yang masih disekolah dari pagi sampe siang bisa memantau
anak-anak.

Pemerintah mengharuskan guru untuk segera beradaptasi dengan pembelajaran yang


biasanya di lakukan di sekolah secara tatap muka kini harus dilakukan dengan jarak jauh dan
mempergunakan teknologi komunikasi. Tidak sedikitpun guru paud yang kebingungan.
Akhirnya dengan cara sederhana dan minimalis, guru hanya memberika tugas tertulis kepada
orang tua untuk diberikan kepada anak PAUD melalui WA. Pola komunikasi sebatas
menggunakan WA memunculkan problem baru, seperti ketidakmampuan orang tua
menerjemahkan pembelajaran untuk anak. Maka pemanfaatan platform pembelajaran dalam
jaringan ( daring ) lainya perlu di kuasai oleh guru PAUD.aktivitas baru ini membuat para guru
PAUD harus memiliki kecakapan mengoperasikan teknologi, merancang pembelajaran jarak
jauh yang tepat dan menyenangkan bagi lembaga satuan PAUD yang jauh sebelum pandemic
covid-19 telah memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran, tidak kaget dengan mudah
memberikan pelajaran menggunakan teknologi.

Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam meneliti adalah metode survey. Data penelitian di peroleh secara
online menggunakan media google form. Hasil penelitian menunjuhkan bahwa kendala mengajar
yang dialami guru paud di St. Elisabeth pada masa pandemic covid 19 berada pada empat
indikator yaitu kendala komunikasi, metode pengajaran, materi serta penggunaan teknologi yang
cenderung belumterlalu menguasai. Tentu perluh solusi yang mengatasi masalah agar tidak
berdampak secara sistematik.

PEMBAHASAN

Dalam pelaksanaan, pembelajaran dirumah dengan metode ini tidak semudah


dibayangkan. Factor kurangnya semangat anak dan kurangnya kemampuan orang tua dalam
mendampingi anak menjadi tantangan dalam penerapan metode ini. Seorang guru diSekolah ST.
Elisabet Kecamatan Golewa Selatan menyampaikan tidak semua orang tua seperti guru
disekolah. Banyak orang tua tidak telaten, anak malahan biasa di bentak-bentak yang juga
efeknya kurang bangus.mungkin kerna keadaan dan kondisi, anak juga jarang semangat dan
jenuh, tidak ada teman-teman, dan tidak ada yang memotivasi.

Pembelajaran daring disampaikan dengan beragam model yang memprodukkan tulisan,


audio visual dan video. Bahkan sekolah telah memililiki aplikasi utuk mennjang pembelajaran di
Era digital ini. Sebagai seorang guru PAUD, pembelajaran di rumah bagi anak usia dini berjalan
lancar dan efektif dengan memanfaatkan teknologi.

1) Pertama, guru dituntut untuk cepat beradaptasi dengan tenkologi, seperti


smartphone atau gawai, kerna belajar dari rumah harus memanfaatkan perangkat
teknologi. Guru harus dapat menggunakan beragam aplikasi untuk menunjang
pembelajaran dari rumah. Sehingga tidak hanya lewat WA tugas dibrikan kepada
orang tua. Guru dapat menggunakan satu diantara aplikasi daring seperti zoom
atau google meeting yang memberikan kemudahan untuk melakukan tatap muka
secara daring. Kegiatan ini tidak harus tiap hari, bisa di lakukan seminggu dua
kali atau satu kali. Misalnya pembelajaran daring untuk anak usia 5 – 6 tahun,
guru di tuntut cakap dalam menggunakan beragam aplikasi tatap muka daring.
Cara ini dapat digunakan untuk menyampaikan topic bercerita, bernyanyi atau
senam. Durasinya tidak perlu lama – lama 10 – 15 menit saja.
2) Kedua, guru dituntut kreatif dan inofatif. Target pembelajaran jarak jauh atau
daring dari rumah tidak untuk menuntasan kurikulum. Oleh karena itu di
butuhkan kreatifitas dan inovatif guru, seperti pembelajaran diarahkan untuk
peningkatan kecakapan hidup anak. Guru mengajak anak belajar berbasis projek
base learning ( membuat karya ) dengan memanfaatkan barang – barang yang
tidak terpakai di rumah. Misalnya membuat karya menanam tanaman atau
sayuran di rumah dari membuat pot dari botol plastic, mengisi tanah, menanam
benih, merawat tanaman, hingga tumbuh subur.tentu program ini di damping oleh
orang tua dan usia anak 6-7 tahun.
3) Ketiga, guru PAUD dituntut memiliki kecakapan komunikasi yang baik kepada
orang tua. Komunikasi menjadi sangat penting, agar pengasuhan berjalan dengan
baik. Karena ini berkaitan dengan penilaian dan upaya pelaksanaan tumbuh
kembang anak secara maksimal walau ditengah covid -19

Setiap jenjang pendidikan merupakan bagian – bagian dari keseluruhan sebagai satu kesatuan
yang tidak terpisahkan guna mencapai tujuan pendidikan. Sebagai suatu system maka pendidikan
anak usia dini ( PAUD ) merupakan fundasi dalam pengembangan SDM pada pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Untuk itu PAUD sebagai peletakan dasar
pendidikan sangat strategi dalam menentukan kualitas pendidikan selanjutnya.dalam mendorong
kualitas anak / keluarga dan untuk memperoleh guru PAUD yang berkualitas perlu kerja sama
dan dukungan orang tua.

1. Pertama kerja sama dan dukungan orang tua untuk kualitas anak dan keluarga saat
pandemic covid -19 seperti memperkuat penanama karakter jujur, tanggungjawab,
percaya diri, mandiri, sopan, peduli, kerja sama, saling menghargai, kreatif dan
sebagainya.permasalahan utama dalam pengembangan nilai karakter pada anak adalah
tidak konsistennya penerapan karakter dalam kehidupan sehari – hari. Sebaiknya
pengajaran nilai – nilai karakter dapat di lakukan melalui contoh nyata yang dapat di lihat
dan dirasakan anak dalam kehidupan sehari – hari. Disaat pandemic covid 19 ini, orng tua
memiliki kesempatan dalam menanamnkan nilai – nilai karakter dan nilai nilai kehidupan
bagi putra putri mereka dalam aktivitas seperti tadarusan, bersih bersih, mencuci,
memasak, dan pekerjaan rumah tangga lainnya. Sesuatu yang sangat disayangkan saat ini
adalah jauhnya keterlibatan putra – putri dalam pekerjaan rumah tangga.
2. Kerja sama dan dukungan orang tua dalam meningkatkan kualitas guru PAUD. Sebagai
seorang guru PAUD keseimbangan antara guru karya sebagai guru dengan keluarga tetap
terjaga sehingga pengasuhan dan pendidikan dapat terus di lakukan.
Pendidikan dan kebudayaan meminta selama mandemic covid 19 ini PAUD tidak
memberikan tugas macam – macam kepada muridnya selama masa pandemic ini. Anak –
anak diberi kemerdekaan untuk bermain sepuas – puasnya di rumah. Menanggapi
humbauan tersebut, tidak sedikit guru PAUD yang kemudian menetapkanpe
pembelajaran dengan metode yang berbeda. Salah satuguru PAUD di kabupaten
kulonprogo menyampaikan, sejak adanya himbauan dari dinas pendidikan kabupaten
kulonprogo untuk tidak memeberikan materi pembelajaran sesuai rencana pelaksanaan
pembangunan semacam acuan untuk mengelola kegiatan bermain dalam upaya mencapai
kompetensi dasar maka dia lebih banyak memberikan tugas dengan materi pembelajaran
yang sifatnya pembiasaan. Materi – materi pembiasaan yang di tugaskan selama
pembelajaran di rumah sebenarnya tidak jauh berbeda dengan yang selama ini terapkan di
sekolah. Ada tiga tema dalam materi yang di berikan yaitu PHBS, pendidikan karakter
dan keagamaan. Materi PHBS misalnya: praktek mencuci tangan, mandi, gosok gigi,
membersihkan perlengkapan makan sendiri. Mater pendidikan karakter misalnya
membantu orang tua, berbicara sopan, mengucapkan terimakasih, minta tolong.
Sedangkan materi keagamaan contohnya berdoa sebelum beraktifitas.tugas – tugas
pembiasan itu diberikan setiap hari melalui WA grub dalam bentuk teks instruksi dan
juga video contohnya. Selanjutnya orang tua akan mendampingi serta
mendokumentasikan kegiatan tersebut dalam bentuk video atau foto dan kemudian
dikirimkan ke guru sebagai bahan pemntauan dan penilaian.tidak semuda yang di
bayangkan, dalam bentuk pelaksanaannya, pembelajaran di rumah dengan metode
pembiasan tidaklah semuda yang di bayangkan. Faktor kurangnya kemampuan orang tua
dalam mendampingi anak menjadi tantangan dalam metode pembiasaan. Seorang kepala
sekolah menyampaikan kepada penulis ternyata tidak semua orang tua bisa seperti guru
di sekolah. Banyak orang tua tidak telaten, anak biasanya di bentuk – bwntuk dan juga
efeknya kurang bagus. Mungkin kerna keadaan situasi dan kondisi, anak jadi kurang
semangat di rumah, sehingga jenuh, tidak ada teman – teman dan tidak ada yang
memotifasi. Karena biasanya di sekolah guru menyampaikan pembelajaran di selingi
dengan seni, ada tepuk – tepuk, bernyanyi, dan selingan berbagai kreatifitas lainnya,
sedangkan di rumah cenderung menonton. Tidak bisa di pungkiri, salah sati sifat anak –
anak adalah mereka sangat mudah untuk berubah pikiran dan berubah suasanan hatinya
( mood). Hal tersebut di karenakan anak usi dini belum bisa berkomunikasi dengan lancer
dan menyampaikan apa yang di rasakan. Hal ini masih di tambah faktor admosfer, belajar
anak yang tiba – tiba berubah, dan biasanya di lakukan bersama teman dengan penuh
warna dan kreatifitas, sekarang harus di lakukan sendiri dan kurang menarik. Suasana
hati anak yang sring kali berubah secara tiba – tiba membut orang tua bingung dan
kewalahan. Tidak semua orang tua paham bagaimana menghadapi anak yang berprilaku
tidak sesuai harapan. Dalam situasi ini, tidak jarang orang tua gagal membentuk
komunikasi dengan anak.alih – alih memahami perilaku anak justru orang tua lebih
sering marah dan membentak. Hal ini tentu akan kontradiktif dengan proses pembelajaran
yang sedang di lakukan.
Pendidikan dan kebudayaan meminta selama pandemic covid 19 ini PAUD tidak
memberikan tugas macam-macam kepada muridnya selama masa pandemic ini, anak –
anak diberikan kebebasan untuk bermain sepuas-puasnya dirumah.menanggapi himbauan
tersebut tidak sedikit guru PAUD yang kemudian menetapkan pembelajaran dengan
metode yang berbeda.
Materi pembiasaan yang ditugaskan selama pembelajaran dirumah
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan yang selama ini yang diterapakan disekolah. Ada
tiga tema materi yang diberikan yaitu;PHBS, pendidikan karakter dan keagamaan.materi
PHBS misalnya praktek mencuci tangan,mandi, gosok gigi,membersikan perlengkapan
makan sendiri.materi pendidikan karakter misalnya membantu orang tua, berbicara
sopan,mengucapakan terimakasih. Sedangkan materi keagamaan contohnya berdoa
sebelum beraktifitas. Tugas-tugas pembiasaan itu diberikan setiap hari melalui WA group
dalam bentuk teks instruksi dan juga vidionya. Selanjutnya orang tua akan mendampingi
serta merekomendasikan kegiatan tersebut kedalam bentuk video atau foto dan kemudian
dikirimkan ke guru sebagai bahan pemantauan dan penilaian.
Tidak semudah dibayangkan dalam pelaksanaan pembelajaran rumah dengan
metode pembiasaan tidaklah semudah yang dibayangkan. Faktor kurang mampu orang
tua dalam mendampingi anak menjadi tantangan dalam penerapan metode pembisaan.
Seorang kepala sekolah menyampaikan ternyata tidak semua orang tua bisa seperti guru
disekolah. Banyak orang tua tidak talenta,anak malah dibentuk-bentuk dengan yang juga
efeknya kurang bagus. Mungkin kerna situasi dan kondisi yang berbeda, anak jadi tidak
semangat dirumah, tidak ada teman-teman, dan tidak ada yang memotivasi. Karena
biasanya disekolah guru menyampaikan pembelajaran diselingi dengan seni,ada tepuk-
tepuk tangan, bernyanyi dan selingan berbagai kreativitas lain,sedangkan dirumah
cenderung menonton.tidak bisa dipungkiri sifat dasar anak adalah mereka sangat mudah
untuk berubah pikirang dan berubah suasana hatinya. Hal tersebut dikarenakan anak usia
dini belum bisa berkomunikasi dengan lancar untuk menyampaikan apa yang dirasakan.
Hal ini masih ditambah faktor atmofir belajar anak yang tiba-tiba yang berubah ,dan
biasanya dilakukan bersama teman-temandengan penuh warna dan kreatifitas, sedangkan
sekarang ia harus melakukan sendiri dan kurang menarik.
Suasana hati dan emosi anak akan selalu berubah secara tiba-tiba membuat orang
tua binggung dan kewalahan. Tidak semua orang tua padam bagaimana menghadapi anak
yang berprilaku tidak sesuai harapan.dalam situasi ini, tidak jarang orangtua gagal
membuat komunikasi dengan anak. Alih-alih memmahapi anak justru orang tua lebih
sering marah dan membentak. Hal ini tentu saja akan kontrodiktif dengan proses
pembelajaran yang sedang dilakukan.
Tantangan lain dalam penerapan pembelajaran pembiasaan dirumah adalah pola
pikir dan motivasi orang tua. Salah satu contoh orang tua yang diwawancara mengatakan
bahwa motivasi menyekolahkan anak PAUD selama ini lebih sekedar untuk menitipkan
anak ketika ditingal kerja.sehingga saat anak tidak bersekolah dan hanya bermain
dirumah, orang tua merasa hal ini yang seharusnya bagi anak. Motivasi dan pola piker
seperti ini menjadi salah satu orang tua malas untuk mendampingi anak dalam
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
Permasalahan lain yang dirasakan guru terkait pengamatan yang dilakukan oleh
guru menjadi sangat terbatas. Kepala sekolah di Bantul, kepada penulis menyampaikan
selama ini tidak bisa memantau sepenuhnya proses penerapan pembelajaran dirumah.
Berbeda dengan saat disekolah, dari pagi sampe siang dipantau anak-anak, terutama
pembiasaannya misalnya hafal-hafalan.sekarang dengan situasi begini guru tidak bisa
memantau anak-anak dan guru tidak bisa mengulang-ulang lagi hafalannya, sehingga itu
menyulitkan. Dari video yang dikirimkan, guru kelas juga tidak bisa melihat secara
langsung anak ikut menghafalkan atau tidak.
Sementara penilaian pada metode pembiasaan adalah dengan teknik penilaian
catatan anekdot yaitu melakukan pengamatan secara penuh kemudian mencatat seluruh
fakta, menceritakan situasi yang terjadi, menulis apa yang dilakukan anak, dan apa yang
dilakukan anak. Catatan anekdot yaitu melakukan pengamatan secara penuh dan
kemudian mencatat seluruh fakta, menceritakan situasi yang terjadi,menulis apa yang
dilakukan anak. Catatan anekdot ini berfungsi sebagai jurnal kegiatan harian yang
memungkinkan untuk mengetahui perkembagan anak.

Dari beberapa permasalahan yang diungkapkan oleh guru dan kondisi orang tua murid
diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan metode pembiasaan tidak
berjalan dengan mudah. Peran orang tua dalam penerapan metode pembiasaan dirumah ini belum
diikuti dengan pemahaman yang cukup tentang bagaiman mendampingi dan membimbing anak
sesuai kaidah-kaidah PAUD. Kebinggungan orang tua dapat berakibat pada anak mengalami ini
hal-hal yang seharusnya tidak dialami dalam usianya. Kesiapan orang tua untuk menciptakan
lingkungan belajar menjadi kritis.kondisi. pandemic ini memang sulit untuk semua orang,
terlebih bagi orang tua karena beban pikiran dan tanggung jawab anak bertambah dengan
intensitas mendampingi anak dalam pembelajaran rumah.dampak covid 19 pendidikan anak usia
dini terancam. Pendidikan anak usia dini sangat penting bagi perkembangan
anak .pengembangan kemampuan belajar, sosial, pemantau kesehatan , dan pengembangan
karakter . melihat kondisi proses pembelajaran PAUD beralih dari belajar disekolah ke belajar
dirumah. Dengan situasi yang masi rawan pada akhir tahun ini kemungkinan besar tahun
pelajaran 2019/2020 belum dapat dijalankan dengan normal. Proses pembelajaran PAUD
kemungkinan akan tetap tanpa proses belajar tatap muka antar guru dan peserta didik. Sebagai
solusi pembelajaran jarak jauh bagi satuan PAUD Kemdikbut telah menyiapakn sumber belajar
bagi satuan pendidikan yang memiliki infrastruktur yang memadai dan bisa diakses oleh guru,
orang tua, dan peserta didik yaitu melalui anggun PAUD sahabat keluarga dan rumah belajar
sesungguhnya pembelajaran jarak jauh ini merupakan tantangan bagi pendidikan PAUD untuk
lebih kratik dalam mengajar. Dalam hal rencana pembelajaran, harus disesuiakan dengan usia
dan perkembangan peserta didik serta berisi dengan kegiatan yang menyenangakan karena pada
dasarnya anak belajar melalui bermain.

Kegiatan pembelajaran dirumah juga diharapakan mampu memberikan pembelajaran


yang bermakna bagi siswa, dapat di fokuskan pada kecakapan hidup, dan aktifitas dapat
bervariasi sesuai minat dan kondisi masing-masing tanpa membebani peserta didik dan orang
tua. Ada banyak kendala yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan belajar dari rumah antara guru
dalam mengolah pembelajaran jauh masih terfokus pada penuntasan kurikulum. Sementara di
PAUD khususnya , beberapa kendala yang dihadapi oleh orang tua diantaranya adalah
orangtua /ibu yang bekerja, dimana pendidikan dalam masyarakat belum maksimal,

Selain itu juga kendala yang lain adalah keterbatasan fasilitas, ketidakmampuan
penguasaan teknologi, orang tua tidak didesain menjadi guru dan kendala komunikasi dengan
sekolah atau guru.

KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjuhkan bahwa kendala mengajar yang dialami guru PAUD pada masa
pandemic covid 19 mencakup tiga tantangan yaitu:

Pertama guru diminta untuk cepat beradaptasi dengan teknologi seperti smartphone atau gawai,
karena belajar dari rumah membutuhakan teknologi. Guru harus mampu menguasai beragam
aplikasi untuk menunjang pembelajaran dari rumah. Kedua guru dituntut kreatif dan inovatif,
oleh karena itu dibutuhkan kreatifitas dan inovatif guru.Ketiga guru PAUD dituntut memiliki
kecakapan komunikasi yang baik kepada orang tua. Komunikasi menjadi sangat penting, agar
pengasuan dapat berjalan dengan baik.

Dalam mendorong kualitas anak/ keluarga dan untuk memperoleh guru PAUD yang
berkualitas perlu kerja sama dan dukungan orang tua.

1. Kerja sama dan dukungan orang tua untuk kualitas anak/ keluarga saat pandemic covid
19 seperti, memperkuat penanaman karakter jujur, tanggung jawab, percaya diri,
mandiri,sopan kerja sama dan saling menghormati.
2. Kerja sama dan dukungan orang tua dalam meningkatkan kualitas guru PAUD.sebagai
seorang orang PAUD sebagai seorang guru keseimbangan antara sebagai guru dan orang
tua tetap terjaga sehingga pengasuhan dan pendidikan dapat terus dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Agustinus,M. (2020) 12 Aplikasi Pembelajaran Daring Kerjasama Kemendikbud,
Gratis
Oktaria, R. Putra, P (2020). Pendidikan Anak Usia Dini Saat Pandemic Covid.
Suriansyah, A. dan (2020). Strategis Pembelajaran Anak Usia Dini Pada Masa
Pandemic Covid 19.
Zamzami, E. (2020). Aplikasi Pendukung Pembelajaran Jarak Jauh Dalam
Pendidikan Anak Usia Dini.

Anda mungkin juga menyukai