Anda di halaman 1dari 5

FASILITAS PENUNJANG PEMBELAJARAN DARING SEBAGAI EFEKTIVITAS PROSES

PEMBELAJARAN DI SMA ISLAM NUSANTARA

Muh. Randhi Nugraha Sudirman


Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas Islam Malang
21701011107@unisma.ac.id

ABSTRACT

This study aims to determine the online learning, how the constraints and factors that hinder
these obstacles during learning in the network during Covid-19. This research was conducted
at Nusantara Islam Senior High Scholl from early August to mid-September 2020. This research
used a descriptive qualitative method. The subjects used were Islamic religious education
teachers and school principals. The data collection technique used was semi-structured
interviews. The result of this research is that the Covid-19 pandemic has a significant impact
on the learning process. Some students complain about the limitations of the learning medium.
Howeverm schools provide supporting facilities so that the lerning process continues.
Keywords: covid-19, online learning, supporting facilities

PENDAHULUAN

Wabah corona virus disease 2019 (Covid-19) yang telah melanda banyak negara di dunia
sejak akhir tahun 2019 hingga 2020 saat ini memberikan tantangan baru bagi lembaga
pendidikan, termasuk sekolah. Pemerintah telah mengeluarkan himbauan agar menghindari
kerumunan massa dengan menerapkan pembatasan sosial (social distancing) dan jarak fisik
(physical distancing), serta tak lupa memakai masker dan selalu mencuci tangan. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim, mengatakan 429 kota/kabupaten di
Indonesia dilarang membuka sekolah untuk kegiatan belajar mengajar di tengah masa
pandemi covid-19. Jumlah kota/kabupaten tersebut masih berada di zona merah, orange,
dan kuning, merujuk data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 terbaru per
tanggal 15 Juni 2020.

Covid-19 berakibat sangat fatal pada dunia pendidikan yang seharusnya melakukan
aktivitas belajar tatap muka, namun kini beralih menjadi pembelajaran jarak jauh atau dalam
jaringan (daring). Berdasarkan keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam
Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Coronavirus Disease (Covid-19).

Bentuk pembelajaran yang dapat menjadi solusi selama masa pandemi covid-19 adalah
pembelajaran daring. Menurut Moore, Dickson-Deane, & Galyen (2011), Pembelajaran
daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas,
konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi
pembelajaran. Hal tersebut membutuhkan kesigapan bagi para pendidikan hingga lembaga
pendidikan untuk mengubah model dan sistem pembelajarannya.

Pembelajaran daring sangat berbeda dengan pembelajaran seperti biasa, menurut Riyana
(2019) pembelajaran daring lebih menekankan pada ketelitian dan kejelian peserta didik
dalam menerima dan mengolah informasi yang disajikan secara online. Konsep
pembelajaran daring memiliki konsep yang sama dengan e-learning. Selama pembelajaran
daring berlangsung banyak orang tua yang mengeluhkan beberapa masalah yang dihadapi
selama peserta didik belajar di rumah, di antaranya terlalu banyak tugas yang diberikan dan
guru yang belum mengoptimalkan teknologi. Di samping banyaknya keluhan orang tua
mengenai pembelajaran daring, namun ternyata pembelajaran juga memiliki beberapa
kelebihan.

Adapun beberapa kelebihan dari pembelajaran daring yaitu adanya keluwesan waktu dan
tempat belajar, misalnya belajar dapat dilakukan si kamar, ruang tamu dan sebagainya serta
waktu yang diseseuaikan misalnya pagi, siang, sore atau malam. Dapat mengatasi
permasalahan mengenai jarak, misalnya peserta didik tidak harus pergi ke sekolah dahulu
untuk belajar. Tidak ada batasan dan dapat mencakup area yang luas. Di samping dari
adanya kelebihan pembelajaran daring, namun pembelajaran daring juga memiliki
kekurangan. Menurut Sari (2015) kelebihan dari pembelajaran daring adalah membangun
suasana belajar baru, pembelajaran daring akan membawa suasana yang baru bagi peserta
didik, yang biasanya belajar di kelas. Suasana tersebut dapat menimbulkan respons yang
baik dari peserta didik dalam proses belajar. Sementara untuk kekurangan pada proses
pembelajaran daring, yaitu peserta didik sulit untuk fokus pada pembelajaran karena
suasana tempat belajar (rumah) ternyata kurang kondusif. Selain itu, keterbatasan kuota
internet atau paket internet atau wifi juga menjadi faktor penghambat proses pembelajaran
daring lainnya.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti terdorong untuk memberikan gambaran


mengenai proses pembelajaran daring untuk guru pada masa pandemi COVID-19 serta
memberikan gambaran mengenai faktor-faktor pendukung juga faktor-faktor yang menjadi
hambatan guru dalam proses pembelajaran daring pada masa pandemi COVID-19. Oleh
karena itu, penelitian ini berdasarkan analisis proses pembelajaran dalam jaringan (daring)
untuk guru di SMA Islam Nusantara (SMAINUS) pada masa pandemi COVID-19.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
kualitatif deskriptif menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara. Tujuan
penelitian ini adalah menunjukkan tingkat efektivitas dari pembelajaran daring dalam SMA
Islam Nusantara (SMAINUS) sebagai upaya mengecilkan atau memutuskan kemungkinan-
kemungkinan yang dapat mengakibatkan penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.
Pembelajaran yang dilakukan oleh SMAINUS ialah pembelajaran yang menggunakan media-
media yang dapat diakses dengan hanya menggunakan jaringan internet. Penelitian tersebut
dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan wawancara bersama guru dan kepala sekolah
untuk menemukan kesimpulan dari efektivitas pembelajaran daring.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa banyak pelajar yang menggunakan laptop
dan smartphone dalam pembelajaran. Kemampuan laptop dan telepon pintar untuk
mengakses internet memungkinkan pelajar untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan dalam bentuk konferensi video maupun yang dilaksanakan dalam kelas-kelas
online menggunakan layanan aplikasiaplikasi pembelajaran yang tersedia secara online
(Kay & Lauricella dalam Firman & Sari, 2020:83).

Proses pembelajaran daring yang terjadi di SMA Islam Nusantara (SMAINUS) ialah dengan
cara guru memberikan materi melalui googleform dan penyerahan tugas melalui googleform
maupun whatsapp. Jarang guru melakukan video conference secara rutin tiap tatap muka
pembelajaran lantaran sebagian besar siswa merasa hal tersebut cukup menjadi hambatan
pembelajaran, karena kuota internet yang terserap jauh lebih besar.

Hal tersebut membuat peserta didik sulit untuk menerima proses pembelajaran melalui
video conference, di mana mereka harus mengeluarkan biaya yang cukup banyak untuk
membeli kuota internet.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis wawancara semi terstruktur
terhadap dua responden utama yaitu guru Pendidikan Agama Islam dan kepala sekolah.
Wawancara dilakukan dengan tujuan mendapatkan hasil langsung dari pengalaman selama
melakukan proses pembelajaran daring. Hasil wawancara yang telah dilakukan kepada dua
responden adalah sebagai berikut.

1. Apakah selama pandemi covid-19, guru di SMAINUS menerapkan proses


pembelajaran daring? Jika iya bagaimana prosedur pelaksanaan proses pembelajaran
daring tersebut?

Selama pandemi, SMAINUS menerapkan proses pembelajaran daring. Prosedur


semestinya dilakukan menggunakan aplikasi tatap muka melalui zoom, namun peserta
didik banyak mengeluhkan hal tersebut, dikarenakan terlalu banyak menghabiskan
kuota internet. Sehingga proses pembelajaran dilakukan melalui googleform dan
whatsapp. Pemberian tugas tetap rutin dilakukan melalui googleform dan whatsapp.
(Guru Pendidikan Agama Islam)

Selama pandemi masih berlangsung, sekolah kami tetap mengikuti himbauan dari
surat edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bahwa sekolah harus ditutup
tetapi pembelajaran tetap harus berlangsung, yaitu pembelajaran daring.
Pembelajaran daring dilakukan melalui googleform dan whatsapp, yang pada mulanya
menggunakan aplikasi zoom untuk tatap muka. Banyak siswa mengeluhkan hal
tersebut karena keterbatasan kuota, sehingga proses pembelajaran sepenuhnya
dilakukan melalui googleform dan whatsapp. Sebenarnya aplikasi di internet apapun
boleh saja, asal hal tersebut jadi penunjang terjadinya proses pembelajaran. (Kepala
Sekolah)

2. Selama menggunakan googleform dan whatsapp, apakah kendala utama yang terjadi
dalam proses pembelajaran daring?

Dari segi waktu, pembelajaran daring menggunakan googleform dan whatsapp cukup
efiesien, namun dari segi tempat ternyata kurang kondusif. Hal tersebut menjadi
kurang kondusif karena guru tak dapat melihat langsung wajah peserta didik, apakah
ketika guru menyampaikan materi peserta didik tersebut menyimak atau tidak. Akan
tetapi, kami sebagai guru tetap melakukan pengecekan berkala terhadap kondisi
belajar siswa selama daring, bisa dengan cara menghubungi melalui chat whatsapp
ataupun menelponnya langsung. (Guru Pendidikan Agama Islam)

Sekolah merupakan lingkungan sosial di mana interaksi proses belajar harus terjadi
dengan tatap muka. Jika pertanyaannya apakah googleform dan whatsapp menjadi
kendala utama dalam proses pembelajaran daring, jawabannya ialah tentu saja,
karena guru yang mengajar tidak bisa melihat secara langsung dan berinterasi secara
langsung bersama peserta didik. (Kepala Sekolah)

3. Lalu, apa yang menjadi solusi terbaik agar dua medium pembelajaran daring tersebut
dapat menjadi efektif?

Solusi terbaik yang bisa dilakukan oleh guru ialah tetap memberikan motivasi belajar
dan doa keselamatan bagi semua peserta didik agar tetap sehat dan semangat belajar.
Tak jarang kami terus melakukan interaksi secara pribadi melalui chat pribadi
whatsapp, agar siswa tetap dapat menjalin hubungan dengan gurunya. Sekolah juga
menyediakan fasilitas komputer dan internet gratis bagi peserta didik yang kurang
mampu. (Guru Pendidikan Agama Islam).
SMAINUS menyediakan fasilitas komputer di lab sekolah dan jaringan internet yang
dapat diakses secara gratis. Ini bisa terjadi jika siswa dapat datang ke sekolah.
SMAINUS masih membuka sekolah dengan penerapan protokol kesehatan bagi peserta
didik yang kurang mampu agar proses pembelajarannya tetap berlangsung dengan
baik. (Kepala Sekolah)

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dengan metode kualitatif deskriptif melalui teknik


pengumpulan data berupa wawancara yang telah dilakukan pada guru dan kepala sekolah
SMA Islam Nusantara, tentang proses pembelajaran dalam jaringan (daring) serta kendala
dan solusi selama melaksanakan pembelajaran daring di masa pandemi covid-19 dapat
ditarik kesimpulan bahwa, (a) pandemi covid-19 sangat berdampak pada dunia pendidikan;
mengakibatkan proses pembelajaran yang sebelumnya dilaksanakan dengan tatap muka
harus beralih menjadi pembelajaran daring (b) pembelajaran daring menjadi satu solusi
penting agar pembelajaran sekolah tetap terlaksana walaupun jarak jauh (c) SMA Islam
Nusantara memberikan fasilitas penunjang bagi peserta didik yang membutuhkan medium
dan media pembelajaran agar proses belajar tetap berjalan.

KAJIAN PUSTAKA

Moore, J. L., Dickson-Deane, C., & Galyen, K. (2011). E-Learning, online learning, and distance
learning environments: Are they the same? Internet and Higher Education.
https://doi.org/10.1016/jiheduc.2010.10.001.

Riyana, C. (2019). Produksi Bahan Pembelajaran Berbasis Online. Universitas Terbuka.

Sari, P. (2015). Memotivasi Belajar dengan Menggunakan E-Learning. Jurnal Ummul Quro,
6(2), 20–35. http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/qura/issue/view/531

Firman & Sari. (2020). Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19. Indonesian
Journal Of Educational Science (IJES), Volume 02 No 02.

Anda mungkin juga menyukai