Anda di halaman 1dari 11

Wabah corona virus disease 2019 (COVID-19) merupakan wabah

penyakit yang berasal dari Tiongkok yang telah menyebar dengan cepat ke
seluruh dunia. Virus ini menyerang sistem pernafasan manusia.Virus
COVID-19 menyebar di Indonesia pada awal Maret 2020 yang dimulai
dengan adanya korban positif di kota Depok. Setelah itu peningkatan kasus
pun terjadi di seluruh wilayah Jabodetabek sehingga menjadi kawasan
zona merah. Penyebaran virus COVID-19 ini menyebabkan beberapa
kerugian yang cukup besar di berbagai bidang di negara kita seperti,
bidang sosial, bidang ekonomi, bidang pariwisata, dan bidang pendidikan.
Kerugian utama terdapat dalam bidang ekonomi, dan merambat ke bidang
pendidikan. Dalam bidang pendidikan, COVID-19 juga mengubah model
pembelajaran secara drastis, seluruh kegiatan pembelajaran dilakukan
secara daring mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang mampu mempertemukan
mahasiswa dan dosen untuk melaksanakan interaksi pembelajaran dengan
bantuan internet yang direncanakan di tempat lain atau di luar tempatnya
mengajar. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik khusus dalam
mendesain materi pembelajaran, teknik-teknik khusus pembelajaran,
metodologi khusus komunikasi melalui berbagai media, dan penataan
organisasi serta administrasi yang khusus pula.
ADVERTISEMENT

Penyebaran virus corona ini mengakibatkan semua pihak menjadi korban


dari wabah virus ini. Dampak yang dirasakan oleh mahasiswa adalah
dampak negatif karena mereka “dipaksa” untuk melakukan pembelajaran
dari rumah. Terlebih lagi banyak mahasiswa yang tidak terbiasa belajar
secara online bahkan tidak pernah merasakannya. Apalagi dengan keadaan
dosen yang belum paham mengenai teknologi internet atau penggunaan
media belajar online yang bervariasi terlebih yang berada di daerah. Hal
ini mengakibatkan pembelajaran yang dilakukan kurang efisien,
kurangnya konsentrasi mahasiswa dan sulitnya mahasiswa dalam
memahami materi, bertanya jawab serta berdiskusi tentang materi yang
dipelajari selama pembelajaran online.
Sistem pembelajaran yang sangat berubah ini membawa dampak besar
dalam dunia pendidikan. Perubahan pembelajaran tersebut merupakan
keadaan yang mengharuskan memasuki literasi informasi dalam budaya
akademik (Nursobah, 2020). Salah satu penyebab dari perubahan besar ini
adalah dikarenakan pembelajaran online ini dilakukan secara tiba-tiba, hal
ini berakibat besar pada kesiapan universitas, dosen, dan mahasiswa dalam
melaksanakan pembelajaran yang belum memadai. Terlebih lagi akibat
dari dampak pandemik corona yang melanda sehingga pembelajaran tidak
berjalan maksimal karena harus tetap di rumah dan menerapkan physical
distancing (Abidin, 2020). Dengan belajar di rumah, kesulitan yang paling
besar yang dihadapkan bagi dosen adalah saat menjalankan metode belajar
di rumah. Oleh sebab itu, segala cara harus dilakukan supaya ada
peningkatan yang signifikan meskipun pembelajaran dilakukan secara
online. Peran orang tua sangatlah dibutuhkan ketika pembelajaran online
ini berlangsung (Noveandini, 2010).
ADVERTISEMENT

Pembelajaran online ini tentu merupakan tantangan baru bagi dosen yang
membuat mereka harus menguasai media pembelajaran online untuk
melangsungkan kegiatan pembelajaran dan diharapkan mampu berkreasi
dalam proses pembelajaran supaya tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara maksimal. Disaat kegiatan pembelajaran berlangsung perlu
diperhatikan keefektifan dengan kata lain tingkat keberhasilan yang
dicapai. Menurut Harry Firman (1987) menyatakan bahwa keefektifan
program pembelajaran ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1)
Berhasil mengantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional yang
telah ditentukan 2) Memberikan pengalaman belajar yang atraktif,
melibatkan siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan
instruksional 3) Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar
mengajar. Keefektifan pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar
mahasiswa saja, tetapi juga harus dilihat dari segi proses pembelajaran.
ADVERTISEMENT

Berdasarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang telah


mengeluarkan surat keputusan nomor 13 A terkait penetapan masa darurat
akibat virus corona. Berdasarkan penetapan tersebut, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan Surat Edaran
dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor:
36962/MPK.A/HK/2020 tertanggal 17 Maret 2020 tentang Pembelajaran
secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam rangka Pencegahan
Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19). Selain itu, melalui
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah telah melarang
perguruan tinggi untuk melaksanakan perkuliahan tatap muka dan
memerintahkan untuk menyelenggarakan perkuliahan atau pembelajaran
secara daring. Tentu saja hal ini memberikan tantangan tersendiri bagi
lembaga pendidikan, khususnya perguruan tinggi. Untuk melawan
COVID-19, pemerintah telah melarang untuk berkerumun dan
menerapkan pembatasan sosial (social distancing) serta menjaga jarak
fisik (physical distancing). Selain itu, diwajibkan juga kepada masyarakat
untuk memakai masker dan selalu cuci tangan.
ADVERTISEMENT

Menurut Permendikbud No. 109/2013 pendidikan jarak jauh adalah proses


belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan
berbagai media komunikasi. Oleh karena itu, pada teknis pelaksanaanya
pembelajaran daring memerlukan dukungan perangkat-perangkat mobile
seperti smartphone, laptop, komputer, dan tablet yang dapat dipergunakan
untuk mengakses informasi kapan saja dan dimana saja. Ada banyak
kendala yang dihadapi pada saat pembelajaran daring tersebut, mulai dari
masalah teknis hingga pada saat proses pembelajaran, seperti jaringan dan
biaya kuota internet yang cukup mahal. Tetapi kini hal mengenai biaya
untuk kuota internet sudah tidak menjadi masalah karena pemerintah
memberikan kuota belajar gratis setiap bulannya untuk memudahkan para
mahasiswa untuk melaksanakan daring. Meskipun pemerintah sudah
memberikan kuota gratis kepada mahasiswa, yang kembali menjadi
permasalahan adalah jaringan internet tidak stabil yang menyebabkan
terhambatnya video conference yang sedang dilakukan atau tidak jarang
keluar secara tiba-tiba. Selain itu, masalah dalam mengoperasionalkan
aplikasi Google Meet, Google Classroom, Zoom, dan E-learning dengan
prosedur yang benar juga merupakan kendala yang tidak dapat
disepelekan. Sebagai mana yang diungkapkan oleh Nakayama bahwa dari
semua literatur dalam E-learning mengindikasikan bahwa tidak semua
peserta didik akan sukses dalam pembelajaran online. Ini dikarenakan
faktor lingkungan belajar dan karakteristik peserta didik. (Nakayama M,
Yamamoto H, 2007).
ADVERTISEMENT

Terdapat hasil penelitian relevan sebelum penulis memutuskan untuk


meneliti “ Efektivitas Pembelajaran Daring Di Tengah Wabah COVID-19”
adalah penelitian relevan yang diteliti oleh Ali Sadikin dan Afreni
Hamidah yaitu Pembelajaran Daring di Tengah Wabah COVID-19
menghasilkan bahwa tidak sedikit mahasiwa yang kesulitan dalam
memahami materi perkuliahan yang diberikan secara daring. Bahan ajar
yang disampaikan dalam bentuk bacaan yang tidak mudah dipahami secara
menyeluruh oleh mahasiswa. Mereka berasumsi bahwa materi dan tugas
tidak cukup karena perlu penjelasan secara langsung oleh dosen. Selain
itu, peningkatan dalam penggunaan internet di Indonesia dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Pada tahun 2018 ada
62,41% orang penduduk Indonesia telah memiliki telepon seluler dan
20,05 % rumah tangga telah memiliki komputer dirumahnya (BPS, 2019).
Data ini relevan dengan hasil riset yang memaparkan bahwa walaupun ada
mahasiswa yang belum memiliki laptop, akan tetapi hampir seluruh
mahasiswa telah mempunyai smartphone. Survey yang telah dilakukan
melaporkan bahwa 54 orang mempunyai smartphone dan laptop dan 42
orang mempunyai smartphone saja. Penggunaan smartphone dan laptop
dalam pembelajaran daring dapat meningkatkan hasil belajar karena tidak
terikat ruang dan waktu. Penggunaan pembelajaran daring menggunakan
Zoom memiliki kelebihan dapat berinteraksi langsung antara mahasiswa
dan dosen serta bahan ajar tetapi memiliki kelemahan boros kuata dan
kurang efektif.
Penelitian ini sangat penting untuk dilakukan karena mengingat sistem
pembelajaran daring ini baru dilaksanakan kembali pada saat pandemi
melanda sebagai upaya mendukung program pemerintah yaitu study from
home selama adanya pandemi COVID-19 yang melarang untuk
melakukan pembelajaran secara tatap muka langsung. Terlebih disaat
zaman sekarang, dimana sudah memasuki era reformasi industri 4.0.
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai dampak
COVID-19 terhadap keefektivan pembelajaran daring di perguruan tinggi.
Apakah pembelajaran daring pada perguruan tinggi bisa dilakukan dengan
baik dan tidak membebankan mahasiswa atau malah sebaliknya. Seperti
pada umumnya, sistem pembelajaran daring juga memiliki kelebihan dan
kekurangan tergantung bagaimana setiap orang memandangnya. Hal ini
diharapkan dapat menjadi evaluasi agar pembelajaran daring dapat
diupayakan diterima dengan baik oleh mahasiswa tanpa mengurangi esensi
pendidikan itu sendiri.
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian yang besifat
kualitatif. Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif.
Penelitian kualitatif deskriptif adalah berupa penelitian dengan metode
atau pendekatan studi kasus (case study). Penelitian ini memusatkan diri
secara intensif pada satu obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai
suatu kasus. Tujuannya untuk memperoleh diskripsi yang utuh dan
mendalam dari sebuah entitas. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk
tabel dan dideskripsikan. Pendeskripsian data dilakukan dalam bentuk
persen. Perhitungan nilai rata-rata dilakukan dengan menjumlahkan
seluruh nilai data suatu kelompok sampel, kemudian dibagi dengan jumlah
sampel tersebut. Studi kasus menghasilkan data untuk selanjutnya
dianalisis untuk menghasilkan teori. Sebagaimana prosedur perolehan data
penelitian kualitatif, data studi kasus diperoleh dari wawancara, observasi,
dan arsip. Data ini dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan,
dengan kata lain dapat dikumpulkan dari berbagai sumber. Metode
penelitian kualitatif merupakan salah satu metode penelitian yang
dianggap dapat menjawab permasalahan penelitian terutama pada disiplin
ilmu sosial. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses penelitian
daripada hasil, artinya bila proses penelitian telah sesuai maka hasil
dengan sendirinya akan valid. Sehingga tujuan utama penelitian kualitatif
adalah untuk memberikan pemahaman (to understand) terhadap fenomena
atau gejala sosial yang sedang diteliti.
Hasil penelitian yang berasal dari responden didapat melalui hasil
penyebaran ekuesioner melalui fasilitas Google Forms. Hal ini dilakukan
melalui pertimbangan untuk memudahkan kami mencari responden
mahasiswa di tengah pandemi dan dapat mempersingkat waktu penelitian.
Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada 50 (lima puluh)
responden dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan 2 (dua)
kriteria program studi dan universitas asal. Waktu penelitian ini
berlangsung mulai dari tanggal 26 Oktober 2020 sampai dengan tanggal
30 Oktober 2020.
Untuk saat ini negara kita telah melakukan pembelajaran online untuk
memutus rantai peningkatan wabah virus corona yang sedang terjadi.
Tenaga dosen memilih beberapa aplikasi sebagai media pembelajaran
untuk melakukan pembelajaran dan pemberian tugas. Penggunaan media
pembelajaran seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran
agar pembelajaran secara daring dapat berjalan efektif. Untuk melihat
efektivitas pembelajaran online secara daring dengan menggunakan media
pembelajaran online, peneliti melakukan survey kepada 50 mahasiswa.
Peneliti sudah menyiapkan 20 pertanyaan berupa pilihan ganda yang
berhubungan dengan kegiatan pembelajaran secara daring.
Berdasarkan kuesioner yang sudah diberikan kepada beberapa mahasiswa
dari berbagai universitas maka didapatkan informasi bahwa hampir
seluruh mahasiswa melaksanakan kegiatan pembelajaran jarak jauh atau
daring dikarenakan oleh wabah COVID-19. Pembelajaran melalui daring
sudah menjadi kebiasaan di masa pandemi ini agar proses pembelajaran
antara mahasiswa dan dosen tetap dilaksanakan meski tidak tatap muka
secara langsung. Pembelajaran secara daring juga merupakan suatu usaha
agar mahasiswa dan dosen tetap melaksanakan hak dan kewajibannya
masing-masing. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan oleh hampir
sebagian mahasiswa selama 5-6 jam perhari. Waktu yang digunakan saat
daring oleh para mahasiswa tersebut menyesuaikan SKS (Satuan Kredit
Semester) atau banyaknya mata kuliah yang ditempuh. Oleh karena itu,
waktu yang digunakan antar mahasiswa berbeda-beda. Selain itu, terdapat
juga kegiatan lainnya seperti kegiatan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa),
webinar, diskusi dan tugas kelompok. Sosialisasi antar mahasiswa
dikatakan cukup karena adanya media sosial seperti Instagram, Line, dan
WhatsApp yang memudahkan untuk berinteraksi. Mahasiswa dapat saling
bertanya atau berdiskusi melalui media sosial tersebut seperti bertanya
mengenai mata pelajaran. Dalam melaksanakan sistem pembelajaran
secara daring, dosen akan memberikan tugas kepada mahasiswa agar
mahasiswa tetap produktif. Bahan-bahan untuk mengerjakan tugas yang
sering dipakai tentunya adalah Google, bahkan absen sering menggunakan
Google Form. Selain itu, mahasiswa juga menggunakan YouTube untuk
mencari bahan seperti mencari kasus.
Penggunaan aplikasi online dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
secara daring dinilai mampu meningkatkan kemandirian mahasiswa. Tidak
hanya itu, kemampuan dosen dalam menyampaikan materi selama
pembelajaran secara daring ini sudah cukup baik karena hampir seluruh
tenaga dosen mempersiapkan materi dalam bentuk presentasi yang dapat
diakses oleh para mahasiswa. Berdasarkan hasil kuesioner, hampir seluruh
mahasiswa menggunakan aplikasi Zoom dan Google Meet karena
pembelajaran daring menggunakan aplikasi tersebut memiliki kelebihan
dapat berinteraksi langsung antara mahasiswa dan dosen. Sementara itu,
Google Classroom dan E-learning biasanya digunakan oleh dosen hanya
untuk mengupload materi, absen, link Zoom dan Google Meet, kuis atau
soal-soal yang harus dikerjakan oleh mahasiswa. Pembelajaran secara
seperti ini memang memiliki sisi positif seperti mahasiswa dapat berhemat
karena tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi ke universitas masing-
masing dan fleksibel dalam beristirahat. Meskipun pembelajaran secara
daring sudah berlangsung hampir 1 tahun, masih terdapat kesulitan yang
dialami oleh mahasiswa. Berdasarkan data yang telah diperoleh, sebagian
lebih mahasiswa menyatakan bahwa mereka merasa kesulitan atau
terbebani dengan adanya pembelajaran secara daring. Hampir seluruh
keluhan yang disebutkan adalah materi yang di berikan oleh dosen
terkadang sulit untuk dipahami yang karena gangguan sinyal internet baik
dari dosen maupun para mahasiswa, pembelajaran menggunakan
presentasi Power Point juga dirasa kurang efektif karena hanya berisi
sebuah rangkuman dari dosen, dan mahasiswa kesulitan dalam mencari
referensi tugas dari buku yang ada di perpustakaan sehingga mahasiswa
hanya dapat memanfaatkan informasi dari internet.
Untuk meminimalisasikan kekurangan tersebut maka pemerintah
melakukan kegiatan untuk menunjang pembelajaran secara daring dengan
cara memberikan bantuan sarana dan prasarana berupa kuota internet.
Berdasarkan data, sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa mereka
mendapatkan dukungan sarana dan prasarana berupa penyaluran kuota
internet gratis yang bersumber dari pemerintah sehingga mahasiswa
merasa sangat terbantu karena dapat digunakan untuk mengakses aplikasi
online daring yang cukup mahal apabila tidak mendapatkan bantuan dari
pihak universitas dan pemerintah. Bantuan kuota internet pun dinilai
kurang cukup untuk mendukung kegiatan pembelajaran secara daring.
Selain bantuan kuota internet, tentunya dukungan suasana dari tempat
tinggal juga dapat memengaruhi kegiatan pembelajaran secara daring.
Untungnya sebagian besar lingkungan dan suasana tempat tinggal
mahasiswa sudah mendukung. Tetapi tetap saja mahasiswa lebih
bersemangat saat melakukan pembelajaran tatap muka secara langsung
dibandingkan dengan pembelajaran secara daring seperti saat ini karena
merasa terbebani dengan tidak dapat berinteraksi secara langsung antar
mahasiswa dengan dosen sehingga penjelasan materi sulit diserap dan
mereka lebih menyukai interaksi secara langsung. Untuk megatasi
kesulitan dalam menyerap materi, banyak mahasiswa yang menonton
ulang materi tersebut di YouTube. Selain itu, mahasiswa juga melakukan
diskusi antar rekan, mencatat materi, membaca referensi buku, dan
bertanya langsung kepada dosen.
Berdasarkan data kuesioner, hampir seluruh mahasiswa merasa lelah dan
bosan dengan kegiatan pembelajaran secara daring yang mengharuskan
mereka untuk menatap layar laptop atau ponsel seharian untuk mengikuti
kelas, mengerjakan tugas, dan membaca materi. Padahal seperti yang
diketahui, menatap layar gadget dalam durasi yang lama tidak terlalu
bagus untuk kesehatan mata dan fisik. Sehubungan dengan itu, pihak
universitas mereka cukup terbuka dalam hal menerima aspirasi atau
keluhan yang dialami selama pembelajaran secara daring berlangsung.
Beberapa keluhan yang sering disampaikan oleh para mahasiswa antara
lain adalah terkait dengan kuota internet yang rutin diberikan setiap bulan
atau masalah tentang sistem E-learning milik masing-masing universitas
karena seringkali mengalami kendala yang disebut dengan server down
sehingga para mahasiswa sulit untuk mengaksesnya. Sebagai kesimpulan,
mahasiswa lebih memilih untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran
secara tatap muka lanngsung dibandingkan dengan pembelajaran secara
daring seperti saat ini. Pembelajaran secara langsung ini lebih dipilih oleh
para mahasiswa karena segala hal terutama saat berdiskusi pun menjadi
lebih mudah dilakukan karena tidak terkendala dengan koneksi internet
yang sering memburuk. Dengan pembelajaran secara langsung, mahasiswa
juga merasa lebih leluasa untuk berpendapat dan bertanya kepada para
dosen apabila ada suatu hal yang belum dipahami. Selain itu, mahasiswa
lebih merasa senang dan tidak bosan.
Virus Corona yang berasal dari Tiongkok telah memberikan dampak yang
serius di berbagai negara tidak hanya bagi kesehatan namun juga di bidang
pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Perguruan
tinggi diliburkan untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19, sebagai
solusinya maka proses pembelajaran diganti dengan pembelajaran dalam
jaringan (daring). Pembelajaran daring merupakan salah satu solusi untuk
menerapkan social distancing guna mencegah mata rantai penyebaran
wabah COVID-19. Karena pembelajaran daring merupakan pembelajaran
yang dilakukan secara online dengan jarak jauh yang dapat dilakukan
dimana dan kapan saja. Sehingga dapat menghindari kerumunan yang
dianggap sebagai salah satu cara untuk menerapkan social distancing.
Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan,
penulis dapat menarik kesimpulan dari penelitian “Efektivitas
Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19” sebagai berikut :
1) Hampir seluruh mahasiswa lebih menyukai kegiatan pembelajaran tatap
muka secara langsung dibandingkan dengan pembelajaran secara daring
karena membosankan.
2) Sebagian besar mahasiswa mengeluhkan keluhan yang sama saat
melaksanakan kegiatan pembelajaran secara daring, yaitu :
A. Kendala sarana dan prasarana seperti koneksi internet yang kurang
stabil dan tidak memiliki laptop.
B. Kendala teknis pada perangkat pembelajaran seperti masalah E-learning
di setiap universitas.
C. Sulit memahami materi yang disampaikan oleh dosen karena tidak
terbiasa dengan pembelajaran secara online yang menyebabkan mahasiswa
tidak dapat berinteraksi langsung dengan dosen.
3) Untuk mengatasi kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan
oleh dosen, mahasiswa melakukan beberapa kegiatan, yaitu :
A. Mencatat materi yang disampaikan oleh dosen.
B. Bertanya kepada dosen dan berdiskusi antar sesama rekan.
C. Mencari referensi dan video pembelajaran di internet seperti Google
dan YouTube.
4) Belum efektifnya penyelenggaraan pembelajaran secara daring baik dari
pihak universitas, maupun pihak pemerintah.
5) Sebagian besar mahasiswa sudah mendapatkan bantuan kuota internet
dari pemerintah untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran secara daring.
6) Selain memiliki kendala (sisi negatif), kegiatan pembelajaran secara
daring juga memiliki sisi positif, yaitu :
A. Mahasiswa dapat berhemat karena tidak perlu mengeluarkan biaya
transportasi.
B. Mahasiswa menjadi lebih mandiri karena dilatih untuk terbiasa
membaca dan mencari materi di internet sehingga kemampuan literasi
membaca mahasiswa dapat meningkat.
C. Kegiatan tersebut juga dapat dilakukan tanpa terbatas waktu dan ruang
karena dapat dilakukan dimana dan kapan saja.
D. Mendukung program kegiatan pemerintah yang merupakan
kepentingan bersama sebagai warga negara Indonesia.
7) Adapun beberapa jenis aplikasi yang paling sering dimanfaatkan oleh
dosen di perguruan tinggi dalam menjalankan proses pembelajaran daring
adalah sebagai berikut :
A. Zoom
B. Google Classroom
C. Google Meet
D. E-learning, dan
E. Miscrosoft Teams.
REFERENSI
Abidin. (2020). Efektivitas Pelaksanaan Pengajaran Online Pada Masa
Pandemi COVID-19 Dengan Metode Survey Sederhana. Diakses dari
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/jdp/article/download/1754/1476/
Argaheni, Niken Bayu. (2020). PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan
dan Aplikasinya. Sistematik Review: Dampak Perkuliahan Daring Saat
Pandemi COVID-19 Terhadap Mahasiswa Indonesia. 8 (2), 99-108.
Dewi, Wahyu Aji Fatma. (2020). Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan.
Dampak COVID-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Daring di
Sekolah Dasar. 2 (1), 55-61.
Handarini, Oktafia Ika dan Siti Sri Wulandari. (2020). Jurnal Pendidikan
Administrasi Perkantoran. Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study
From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19. 8 (3), 496-503.
Harry Firman. (1987). Peningkatan Efektivitas Belajar Peserta Didik
Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Menggunakan Media Tepat
Guna Di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Toho. Diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/212522-peningkatan-
efektivitas-belajar-peserta.pdf
Nakayama M, Yamamoto H. (2007). Dampak COVID-19 terhadap
Implementasi Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar. Diakses dari
https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/download/89/pdf
Noveandini, R., & Wulandari, M. S. (2010). In Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi (SNATI). Pemanfaatan Media Pembelajaran Secara
Online (E-learning) Bagi Wanita Karir Dalam Upaya Meningkatkan
Efektivitas Dan Fleksibilitas Pemantauan Kegiatan Belajar Anak Siswa/i
Sekolah Dasar. A 71-A 74.
Nursobah. (2020). Efektivitas Pelaksanaan Pengajaran Online Pada Masa
Pandemi COVID-19 Dengan Metode Survey Sederhana. Diakses dari
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/jdp/article/download/1754/1476/
Pratiwi, Ericha Windiyono. (2020). Perspektif Ilmu Pendidikan. Dampak
Covid-19 Terhadap Kegiatan Pembelajaran Online di Sebuah Perguruan
Tinggi Kristen Indonesia. 34 (1), 1-8.
DOI: doi.org/10.21009/PIP.341.1
Republik Indonesia, Keputusan Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) No. 13 A tentang Perpanjangan Status Keadaan Tertentu Darurat
Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia.
Republik Indonesia, Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) No. 109/2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak
Jauh pada Pendidikan Tinggi.
Republik Indonesia, Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) No. 36962/MPM.A/HK/2020 tentang Pembelajaran
Secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan
Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).
Sadikin, Ali dan Afreni Hamidah. (2020). BIODIK: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Biologi. Pembelajaran Daring di Tengah Wabah COVID-19. 6
(2), 214-224.

Anda mungkin juga menyukai