Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. dampak Pandemi bagi dunia Pendidikan
Keadaan Indonesia saat ini sedang mengalami kondisi tidak baik disebabkan oleh virus
berasal dari Wuhan, China yang dinamakan dengan Covid-19. (WHO, 2020) menyatakan bahwa
virus ini penularannya sangat cepat dan dapat menyebabkan kematian. Virus ini menyerang
infeksi saluran pernapasan seperti batuk dan pilek namun sifatnya lebih mematikan. Berdasarkan
data (Worldometer, 2020) Coronavirus Casses menyatakan 2.176.744 Pasien yang terpapar virus
ini dan beberapa meninggal dunia sehingga wabah penyebaran virus ini disebut dengan pandemi
Covid-19 dunia.
Penyebaran virus ini bisa ditempat umum atau kerumunan, Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengatakan penyebaran virus ini melalui kontak
fisik seperti berjabat tangan maka dianjurkan agar mencuci tangan dengan benar dan baik sesuai
langkah serta menggunakan masker jika keluar rumah untuk pencegahan penyebaran Corona
Virus. Akibat adanya kasus Covid-19 di Indonesia update terakhir menurut web resmi
(Kemenkes, 2020) pada hari Senin, 04 Mei 2020 korban meninggal dunia sebanyak 864 jiwa,
terkonfirmasi terpapar Covid-19 sebanyak 11.587 jiwa, Jumlah Orang Dalam Pengawasan
(ODP) sebanyak 238.178 sedangkan jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 24.020
dan yang telah sembuh sebanyak 1.954 jiwa.
Akibat dari pandemi Covid-19 membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan baru demi
menghentikan pemencaran Covid-19 yaitu mengimplementasikan ajakan masyarakat untuk
melaksanakan Physical Distancing atau memberi jarak dengan orang lain sejauh satu meter dan
menghindari kerumunan dan berbagai acara pertemuan yang menimbulkan perkumpulan (Covid-
19, 2020). Selain itu pemerintah menerapkan kebijakan untuk Dirumah Saja seperti kerja
dirumah atau Work From Home (WFH) dan kegiatan apapun yang berhubungan dengan
perkumpulan atau pertemuan ditiadakan dan diganti dengan media online. (Kemendikbud, 2020)
mengeluarkan Surat Edaran tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam
Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19. Isi dari surat ini salah satunya adalah meliburkan
kegiatan belajar mengajar dan mengganti dengan pembelajaran berbasis jaringan (Daring) via E-
learning yang dapat digunakan berbagai instansi pendidikan.

1
Pada kondisi seperti ini semua guru atau tenaga pendidik diharuskan untuk mengganti
pembelajaran menggunakan E-learning atau melalui media online. Berbagai platform digunakan
untuk melakukan pengajaran sehingga perlu didukung dengan fasilitas pembelajaran yang baik
dan pemanfaatan teknologi informasi (Rusman, 2019). Seluruh siswa diwajibkan untuk
menggunakan alat komunikasi seperti Handphone dengan bijak untuk mendukung proses
pembelajaran. Pembelajaran daring dengan tatap muka melalui aplikasi menjadi hal yang paling
menguntungkan guna memutus penyebaran Covid-19 serta menjaga kesehatan keselamatan jiwa
guru dan siswa dari terpaparnya virus tersebut (Jamaluddin, Ratnasih, Gunawan, & Panjiah,
2020).
Pembelajaran daring memberikan dampak positif yaitu pengalaman dan pemanfaatan
teknologi dalam hal positif serta mewujudkan tantangan guru di Abad-21 (Sudarsiman, 2015).
Pembelajaran daring membawa perubahan dalam sistem pendidikan, materi yang akan diajarkan,
pembelajaran yang dilakukan serta hambatan-hambatan yang dihadapi baik oleh guru, siswa dan
penyelanggara pendidikan. Pembelajaran daring selain untuk memutus penyebaran Covid-19
diharapkan mampu menjadi alternatif dalam mengatasi permasalahan kemandirian pembelajaran
yang memungkinkan siswa pelajari materi pengetahuan yang lebih luas di dalam dunia internet
sehingga menimbulkan kekreatifan siswa dalam mengetahui ilmu pengetahuan dan dapat
mengimplementasikan kebijakan Kurikulum 2013 (Darmalaksana, Hambali, Masrur, & Muhlas,
2020).
Situasi pandemi Covid-19 seperti ini, pembelajaran daring diatur melalui Surat Edaran
Kemdikbud mengenai Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Covid-19 terdapat
kebijakan yaitu pembelajaran daring guna memberikan sebuah pengalaman belajar yang sangat
bermakna, tidak menjadi beban dalam menyelesaikan semua kurikulum untuk kelulusan,
pembelajaran dititikberatkan pada pengembangan kecakapan hidup yaitu tentang pandemi
Covid-19 dan pembelajaran tugas dapat divariasi antar siswa, mengikuti bakat dan minat serta
keadaan masing-masing termasuk meninjau kembali kesenjangan fasilitas belajar yang dimiliki
dirumah (Kemendikbud, 2020).
Situasi pendidikan pada masa pandemi Covid-19 sedang berlangsung pembelajaran
daring sejak 17 Maret 2020 yang dikeluarkan melalui surat edaran Kemendikbud hingga saat ini
per tanggal 4 Mei 2020 memiliki hambatan dan tantangan tersendiri baik menurut guru maupun
siswa. Hambatan ini terjadi bagi guru yaitu banyak siswa yang sengaja tidak mengikuti

2
pembelajaran daring disebabkan tidak memiliki kuota internet untuk mengakses pembelajaran
sehingga siswa tersebut tertinggal dan tidak mendapatkan nilai selain itu masiha ada beberapa
siswa yang tidak memiliki fasilitas seperti handphone untuk melakukan kegiatan pembelajaran
(Solahudin, Amin, Sumpena, & Hilman, 2020).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses pembelajaran setelah terjadinya covid 19?
2. Bentuk pembelajaran apa yang digunakan oleh dosen ketika melakukan proses
pembelajaran secara online di masa pandemic covid 19?
3. Apa kendala dari proses perkuliahan online di masa pandemic covid 19?
4. Saran apa yang dapat diberikan agar proses pembelajaran online dapat dilakukan secara
lebih efektif kedepan?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis bagaimana proses pembelajaran setelah terjadinya covid 19.
2. Untuk menganalisis bentuk pembelajaran yang digunakan oleh dosen ketika melakukan
proses pembelajaran secara online di masa pandemic covid 19.
3. Untuk menganalisis kendala yang dihadapi dari proses perkuliahan online di masa
pandemic covid 19.
4. Untuk menganalisa saran yang dapat diberikan agar proses pembelajaran online dapat
dilakukan secara lebih efektif kedepan?

3
BAB II
PEMBAHASAN
Saat ini Corona menjadi pembicaraan yang hangat. Di belahan bumi manapun, corona
masih mendominasi ruang publik. Dalam waktu singkat saja, namanya menjadi trending topik,
dibicarakan di sana-sini, dan diberitakan secara masif di media cetak maupun elektronik. Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2) yang lebih dikenal dengan nama
virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menyebabkan penyakit menular ke
manusia.
Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru
ditemukan. Walaupun lebih banyak menyerang ke lansia, virus ini sebenarnya bisa juga
menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Virus corona ini bisa
menyebabkan ganguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga
kematian.
Beberapa pemerintah daerah memutuskan menerapkan kebijakan untuk meliburkan siswa
dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring (dalam jaringan) atau online.
Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan di beberapa wilayah provinsi di Indonesia
pada hari Senin, 16 Maret 2020 yang juga diikuti oleh wilayah-wilayah provinsi lainnya. Tetapi
hal tersebut tidak berlaku bagi beberapa sekolah di tiap-tiap daerah. Sekolah-sekolah tersebut
tidak siap dengan sistem pembelajaran daring, dimana membutuhkan media pembelajaran seperti
handphone, laptop, atau komputer.
Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap
muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan
jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun
siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai
inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).
Hal ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait
Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa
Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).

4
Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop
yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat melakukan pembelajaran bersama
diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram,
instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Dengan demikian,
guru dapat memastikan siswa mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun
di tempat yang berbeda.
Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan
tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi siswa dan guru
guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet
menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua siswa yang tidak siap untuk menambah
anggaran dalam menyediakan jaringan internet.
Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi siswa, jam berapa mereka
harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki, sedangkan orangtua mereka yang
berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah (kurang mampu). Hingga akhirnya
hal seperti ini dibebankan kepada orangtua siswa yang ingin anaknya tetap mengikuti
pembelajaran daring.
Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet
menjadi salah satu kendala yang dihadapi siswa yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses
internet, apalagi siswa tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal.
Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena
letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi permasalahan
yang banyak terjadi pada siswa yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang optimal
pelaksanaannya.
Kejadian ini memberikan kesadaran kepada orangtua bahwa mendidik anak itu ternyata
tidak mudah, diperlukan ilmu dan kesabaran yang sangat besar. Sehingga dengan kejadian ini
orangtua harus menyadari dan mengetahui bagaimana cara membimbing anak-anak mereka
dalam belajar. Setelah mendapat pengalaman ini diharapkan para orangtua mau belajar
bagaimana cara mendidik anak-anak mereka di rumah.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah
sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran yang dilakukan selama covid 19 adalah proses pembelajaran
online.
2. Bentuk pembelajaran online selama pandemi covid 19 adalah penggunaan aplikasi.
Aplikasi yang digunakan adalah aplikasi zoom, google classroom dan whatsapp
group.
3. Kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran online adalah
a) Aplikasi yang digunakan.Untuk aplikasi whatsaap grup dan google classroom bisa
dikatakan efektif karena informasi pembelajaran terdistribusi secara cepat. Untuk
aplikasi zoom, menjadi kendala bagi siswa, terkadang materi tidak tersampaikan
dan waktu yang dirasakan tidak efektif karena hanya 40menit, dirasakan belum
efektif untuk menyerap ilmu yang diberikan oleh Guru
b) Jaringan internet yang tidak stabil. Mahasiswa sebagaian besar telah difasilitasi
dengan kuota belajar. Tetapi karena kuota yang terbatas, terkadang menghambat
siswa dalam proses pembelajaran
c) Ilmu yang diberikan belum tersampaikan secara baik.
B. Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat
jauh dari kesempurnaan Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu
pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

6
DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, W. (2016). Penggunaan E-Learning sebagai Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan


Ekonomi, .18–1 ,)1(10
Kemdikbud RI. (2020). Edaran Tentang Pencegahan Wa- bah COVID-19 di Lingkungan Satuan
Pendidikan Seluruh Indonesia.
Kementerian Dalam Negeri. (2020). Pedoman Umum Menghadapi Pandemi COVID-19 Bagi
Pemerintah Daerah. 1–206. https://doi.org/10.1017/ CBO9781107415324.004.
Kitao, Kenji. S. Kathleen Kitao. (1998) Selecting and developing teaching/Learning materials.
The Internet TESL Journal, Vol. IV.
Kementerian Kesehatan. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease
(COVID-19). 3, 1–116.

Anda mungkin juga menyukai