Anda di halaman 1dari 24

FENOMENA PEMBELAJARAN ONLINE DITENGAH

PANDEMIC COVID 19

Ditulis sebagai bahan mata kuliah Met. Penelitian Kualitatif

Dosen Pengampu:

Fitriani Herlina, M. Si

Disusun oleh:

Munirah

NIM:

(180303007)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSLING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI (FDIK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM


2020

A. LATAR BELAKANG
Pada masa sekarang ini, dunia sedang dihadapkan dengan fenomena yang berkaitan
dengan masalah kesehatan yaitu corona virus atau COVID-19, Corona Virus Disease pada
tahun 2019 (COVID-19) telah menjadi pandemi global semenjak diumumkan oleh WHO
pada tanggal 11 Maret 2020. COVID-19 petama kali muncul di Wuhan China pada akhir
tahun 2019. Kemudian berkembang dengan cepat dan tidak terkontrol ke seluruh dunia.
Tercatat sudah lebih dari 215 negara yang terkonfirmasi terinfeksi COVID-19. Dengan
jumlah korban yang terinfeksi sampai tanggal 16 Mei 2020 sebanyak 4.639.427 orang,
meninggal 308,810 orang dan sembuh sebanyak 1.766.175 orang. Sementara itu di Indonesia,
kasus Covid 19 pertama muncul pada tanggal 2 Maret 2020 dan sampai tanggal 16 Mei 2020
jumlah korban yang terinfeksi telah mencapai 16.496 orang dengan 3083 orang meninggal
dan 1076 orang sembuh.1 Untuk itu pemerintah mengambil kebijakan dengan menerapkan
social distancing untuk meminimalisir penularan COVID-19. Social distancing sendiri
merupakan suatu tindakan dimana setiap orang diharuskan agar tidak berdekatan antara satu
dengan yang lainnya. Dengan menghindari segala macam perkumpulan atau pertemuan
untuk mencegah penularan COVID-19. Oleh karena itu, segala kegiatan seperti kegiatan
belajar mengajar (KBM) di sekolah maupun Universitas harus dilakukan di rumah atau
dilakukan secara online untuk mencegah tersebarnya COVID-19 ini. Melalui Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah telah melarang perguruan tinggi untuk
melaksanakan perkuliahan tatap muka (konvensional) dan memerintahkan untuk
menyelenggarakan perkuliahan atau pembelajaran secara daring (Surat Edaran Kemendikbud
Dikti No. 4 tahun 2020). Bentuk perkuliahan yang dapat dijadikan solusi dalam masa
pandemi covid-19 adalah pembelajaran daring. Pembelajaran daring merupakan sebuah
inovasi pendidikan yang melibatkan unsur teknologi informasi dalam pembelajaran. 2
Menurut Moore, pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan
jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk
memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Menurut Kuntarto, pembelajaran daring

1
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200430102150-134-498735/info/coronavirus
2
https://www.kemdikbud.go.id/2020/03/se-mendikbud-pembelajaran-secara-daring-dan-bekerja-dari-rumah-
untuk-mencegah-penyebaran-covid19
adalah pembelajaran yang mampu mempertemukan mahasiswa dan dosen untuk
melaksanakan interaksi pembelajaran dengan bantuan internet. Menurut Mustofa, bahwa
Pembelajaran daring merupakan sistem pendidikan jarak jauh dengan sekumpulan metode
pengajaran dimana terdapat aktivitas pengajaran yang dilaksanakan secara terpisah dari
aktivitas belajar. Sedangkan menurut khasanah menyatakan bahwa pembelajaran melalui
jaringan memiliki potensi-potensi, antara lain: kebermaknaan belajar, kemudahan
mengakses, dan peningkatan hasil belajar. Dalam konteks belajar secara online, siswa dapat
berhubungan secara cepat dan langsung dengan teks, gambar, suara, data, dan video dua arah,
dengan bimbingan pengajar.3 Pembelajaran jarak jauh dengan metode daring memiliki
beberapa keuntungan dan kerugian yang berpengaruh terhadap proses dan hasil
pembelajaran. Pembelajaran daring bisa lebih efektif bila didukung oleh sarananya
diantaranya handphone, gawai, laptop atau komputer dan tentu saja jaringan internet serta
kuota pulsa. Ada tiga keuntungan dalam pembelajaran daring yaitu guru berusaha belajar dan
menggunakan berbagai macam jenis teknologi informasi, dimana guru atau dosen dituntut
untuk tetap aktif dalam mengupdate berbagai macam aplikasi pembelajaran online, agar
menjadi menarik dan semangat buat siswa dan mahasiswanya. Selama bekerja dari rumah
guru memiliki kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan seminar pembuatan video
pembelajaran dan bagaimana cara agar bisa menggunakan aplikasi pembelajaran seperti
google classroom, quizziz dan lain lain. Dengan pelatihan tersebut diharapkan guru atau
dosen siap dalam menyampaikan materi pembelajaran secara daring kepada siswa.
Berikutnya siswa belajar menghargai waktu yang ada, sehingga siswa lebih giat dalam
mengerjakan tugas tugasnya yang diberikan guru atau dosen. Dengan waktu yang tersedia
cukup banyak di rumah memungkinkan siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Siswa juga termotivasi dalam mengikuti teknologi pembelajaran online dan mampu
mengurangi kebiasaan bermain games online. Selanjutnya orang tua bisa lebih memantau dan
mengetahui perkembangan belajar anaknya dan lebih peduli dengan tugas-tugas anaknya
yang diberikan oleh gurunya. Dengan perhatian dan dukungan orang tua terhadap anaknya
membuat anak bisa lebih fokus dan rajin dalam belajar. Anakpun bisa berkonsultasi langsung
dengan orang tuanya mengenai masalah yang dihadapinya. Disamping itu orang tuapun

3
Yani Fitriyani, dkk.., Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring Selama Pandemik Covid-19, Jurnal
Kependidikan, (Vol.6, No.2. 2020), Hlm.166 http://ojs.ikipmataram.ac.id/index.php/jurnalkependidikan/index
dituntut untuk bisa memahami pembelajaran online dan tidak gagap teknologi. Sudah
menjadi tuntutan zaman bahwa semua orang baik itu orang tua maupun anak harus bisa
memahami kemajuan teknologi yang berkembang saat ini. Jika tidak bisa mengikuti
perkembangan teknologi maka akan tertinggal dan akhirnya menjadi gagal. 4
Disamping terdapat berbagai keuntungan, pembelajaran daring pun ada beberapa hal
kerugiannya yaitu siswa memiliki kesulitan untuk belajar online karena tidak adanya kuota
pulsa. Dengan adanya pandemi covid 19 ini banyak orang tua yang semula bekerja kini tidak
bekerja lagi akibat terkena pemutusan hubungan kerja atau dirumahkan oleh perusahaan
tempat orang tua tersebut bekerja. Bagi orang tua yang bekerja disektor informal maupun non
formal pun sama terkena dampak, mereka sudah tidak bisa lagi membeli pulsa, mereka lebih
memilih membeli beras untuk makan daripada buat belajar. Kemudian dalam mata pelajaran
Matematika dan IPA sepertinya kurang cocok untuk daring karena butuh penjelasan langsung
dan waktu yang banyak, sementara daring sangat terbatas.Ini menjadi kelemahan tersendiri
bagi guru dan siswa khususnya kedua mata pelajaran tersebut. Belajar Matematika tentu
butuh penjelasan berulang ulang agar siswa dapat memahami materi yang diberikan.
Begitupun untuk mata pelajaran IPA dibutuhkan praktik dan waktu yang panjang dalam
memahami materi pelajaran yang diberikan. Siswa juga mulai merasa jenuh belajar di rumah
dan ingin segera bertatap muka dengan guru dan teman temannya. Kejenuhan siswa tersebut
terjadi karena mereka bosan dengan kondisi dan situasi yang ada yang memaksa mereka
untuk tetap berada pada kondisi dan situasi tersebut seperti tidak boleh keluar rumah,
mengerjakan pekerjaan yang ada di rumah, dimarahi orang tua dan lain lain. 5 Ketika kita
melakukan pembelajaran secara online tentunya kita memerlukan media sebagai sarana untuk
pembelajaran. Oleh sebab itu berbagai Platfrom digunakan sebagai media pembelajaran oleh
sekolah dan juga Universitas. Di Universitas sendiri terdapat berbagai platfrom yang
digunakan di antaranya Google Classroom, Zoom Meeting, Whatsapp, Google Meet, dan
sebagainya. Pembelajaran secara daring bahkan dapat dilakukan melalui media social seperti
Facebook dan Instagram.6 Demikian fenomena pembelajaran daring yang terjadi pada masa

4
Hikmat, “Efektivitas Pembalajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19 : Sebuah Survey Online,” Jurnal
Digital Library, (Vol. 2. No. 2. 2020), Hlm. 95.
5
richa Windhiyana, “DAMPAK COVID-19 TERHADAP KEGIATAN PEMBELAJARAN ONLINE DI
PERGURUAN TINGGI KRISTEN DI INDONESIA,” Jurnal Ilmu Pendidikan , (Vol. 5. No. 2. 2020), Hlm. 112
6
Zhafira, Yenny Ertika, & Chairiyaton, “Daring Sebagai Sarana Pembelajaran Selama Masa Karantina Covid-19,”
Jurnal Bisnis dan Kajian Strategi Manajeme, (Vol. 4. No. 2. 2020), Hlm. 125.
pandemi covid 19 ini. Jadi pilihan utama kita bersama adalah memutuskan mata rantai
penyebaran virus, tetapi tetap berupaya memenuhi ajaran pendidikan. Berdasarkan
pemaparan diatas maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti bagaimana “Fenomena
Pembelajaran Online di tengah Pandemic Covid 19”.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan di bahas dalam
penelitian ini adalah:
i. Bagaimanakah fenomena pembelajaran online ditengan covid 19 ?
ii. Bagaimanakah pengaruh pembelajaran online ditengah covid 19 ?
iii. Apakah dampak yang terjadi akibat fenomena pembelajaran online di tengah
pandemic covid 19 ?

C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
i. Untuk menjelaskan bagaimana fenomena pembelajaran online ditengah covid 19
ii. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran online ditengah covid 19
iii. Untuk mengetahui dampak yang terjadi akibat fenomena pembelajaran online di
tengah pandemic covid 19

D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi yang jelas bagi para pembaca
serta dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, sebagai berikut:
1. Manfaat secara praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada kita semua
terkhususnya mahasiswa serta menjadi masukan dan pertimbangan dalam rangka
peningkatan proses pembelajaran daring serta Sebagai bahan bacaan dan rujukan bagi
peneliti yang memiliki kaitan atau kesamaan pada materi penelitiannya, sehingga
diharapkan dapat terbantu secara kontributif, untuk perbaikan dan pengembangan
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Teoretis
a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, pengalaman,
dan wawasan mengenai fenomena pelaksanaan pembelajaran online di tengah
pandemic covid19.
b. Adapun bagi akademisi, adalah untuk menambah wawasan dan literatur dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dalam proses pembelajaran online di masa Covid-
19.

E. RUANG LINGKUP DAN SETTING PENELITIAN


1. Ruang Lingkup
Untuk mempermudah pembahasan penelitian ruang lingkup penelitian ini adalah
berkaitan dengan bagaimana cara kita menghadapi fenomena pembelajaran online
ditengah pandemic covid 19, terkhususnya bagi pelajar dan pendidik di Indonesia.
2. Setting Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di kota Ende, Nusa Tengara Timur tepatnya di Madrasah
Aliyah Negeri Ende.

F. TELAAH PUSTAKA
Dalam penulisan ini peneliti menggali informasi dari penelitian-penelitian sebelumnya
sabagai bahan perbandingan, baik mengenai kekurangan atau kelebihan yang sudah ada.
Selain itu, peneliti juga menggali informasi dari buku-buku maupun skripsi dalam rangka
mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya tentang teori yang berkaitan dengan
judul yang digunakan untuk memperoleh landasan teori ilmiah.
1) Danin Haqien, Aqiilah Afiifadiyah Rahman, tahun 2020 dengan judul ” Pemanfaatan
Zoom Meeting Untuk Proses Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19”. Penelitian
ini bersifat kualitatif dan menggunakan metode grounded theory. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara melalui Google Form dan Whatsapp
kepada tiga puluh dua mahasiswa Universitas di Jakarta dan Depok. Hasil penelitian
ini, menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi Zoom Meeting tidak begitu efektif bagi
para mahasiswa Universitas di Jakarta dan Depok. Tetapi, aplikasi Zoom Meeting
lebih baik karena dalam aplikasi Zoom Meeting komunikasi antara individu dilakukan
secara lisan dibandingkan penggunaan aplikasi pembelajaran yang melakukan
kegiatan komunikasi secara tertulis menurut teori komunikasi pendidikan. Hal-hal
yang membuat tidak begitu efektif dalam pembelajaran jarak jauh menggunakan
Zoom Meeting adalah (1) seringnya terjadi kendala seperti sinyal yang kurang bagus
bagi mahasiswa yang tidak menggunakan wifi, (2) terdapat 30% mahasiswa yang
terdapat mata kuliah praktikum merasa kesulitan karena, kualitas video di Zoom
Meeting tidak begitu baik sehingga, 30% mahasiswa tersebut merasa kesulitan dalam
mengamati praktikumnya, (3) Sering terjadinya gangguan-gangguan suara aneh yang
mengganggu aktivitas pembelajaran disaat sedang menyalakan voice.7
2) Samsul Rivai Harahap, tahun 2020 dengan judul “Konseling: Kebiasaan Belajar
Siswa Dimasa Pandemi Covid-19”. Jenis penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran tentang kebiasaan belajar siswa di rumah dimasa pandemi covid-19.
Pengambilan data kepada siswa dengan menggunakan angket dilakukan secara daring
dengan menggunakan bantuan aplikasi google document. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh gambaran dari kebiasaan belajar siswa selama melakukan pembelajaran
daring di rumah. Kategori yang digunakan pada angket kebiasaan belajar adalah
menggunakan tiga kategorisasi yaitu tinggi (kebiasaan belajar baik), sedang (cukup
baik) dan kategori rendah (kurang baik). Adapun hasilnya adalah kebiasaan belajar
siswa pada kategori tinggi sebesar 18,2%, kategori sedang sebesar 66,7% dan
kategori rendah sebesar 15,2%.8

Dari dua jurnal di atas, perbedaan keduanya terhadap penelitian ini adalah kedua jurnal di
atas menggunakan pendekatan yang berbeda. Jurnal yang pertama menggunakan penelitian
kualitatif dengan metode grounded theory. Sedangkan jurnal kedua menggunakan penelitian
kuantitif dengan metode deskriptif. Sedangkan dalam penelitian proposal ini menggunakan
penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Jurnal pertama memilki kesamaan
dengan proposal penelitian ini, kesamaannya terletak pada penelitian yang digunakan yaitu
penelitian kualitatif. Sedangkan perbedaannya terletak pada metode atau pendekatan yang
digunakan.

7
Danin Haqien & Aqiilah Afiifadiyah Rahman, “Pemanfaatan Zoom Meeting Untuk Proses Pembelajaran Pada
Masa Pandemi Covid-19”, Jurnal SAP (Susunan Artikel Pendidikan, ( Vol. 5 No. 1. 2020), Hlm. 51-52
8
Samsul Rivai Harahap,” Konseling: Kebiasaan Belajar Siswa Dimasa Pandemi Covid-19”, JURNAL
PENDIDIKAN DAN KONSELING, (Vol. 10. No. 1. 2020), Hlm. 30-31. http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/al-irsyad
G. KERANGKA TEORI
1. Fenomena
a. Definisi Fenomena
Arti kata dari fenomenologi secara etimologis yaitu berasal dari fenomena dan logos.
Fenomena berasal dari kata kerja Yunani, yaitu “phainesthai” artinya menampak, dan
sinonim kata dari kata fantasi, fanton, dan fosfor yang artinya sinar atau cahaya.
Berdasarkan kata tersebut maka terbentuk kata kerja, yaitu “tampak” terlihat karena
bercahaya. Dalam bahasa Indonesia diartikan “cahaya”. Secara harfiah fenomena
diartikan sebagai gejala atau sesuatu yang menampakkan . Sedangkan Kata Fenomena
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebgai hal-hal yang dapat
disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah
9
(seperti fenomena alam) atau gejala. Sedangkan dalam Wikipedia kata fenomena
berasal  dari bahasa Yunani; phainomenon, yaitu "apa yang terlihat", dan
dalam bahasa Indonesia bisa berarti: 10
i. gejala, misalkan gejala alam
ii. hal-hal yang dirasakan dengan pancaindra
iii. hal-hal mistik atau klenik
iv. fakta, kenyataan, kejadian

Fenomena menurut Soetandya Wignjosoebroto berasal dari bahasa yunani


Phainomena (yang berakar kata dari Phanein yang berarti menampak). Fenomena adalah
gejala dalam situasi alaminya yang kompleks, yang hanya mungkin menjadi bagian dari
11
alam kesadaran manusia. Sedangkann menurut Amadeo Giorgi menulis bahwa
Fenomenologi pada dasarnya adalah salah satu aliran dalam Filsafat yang memiliki cara,
tujuan, prinsip, dan argumen sendiri dalam memandang dan memahami dunia. Argumen
mereka dianggap sah. Sedangkan metodologi adalah studi tentang metode illniah dan
rnerupakan bagian dari epistemologi atau science (ilmu pengetahuan). Science sendiri

9
https://kbbi.web.id/fenomena
10
https://id.wikipedia.org/wiki/Fenomena
11
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif: aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer,
(Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2015), hlm. 19-20.
juga memiliki cara, prinsip, dan teknik sendiri dalam mengungkapkan dan mempelajari
sesuatu.12

Selanjutnya menurut menurut Moleong fenomenologis mengacu pada kenyataan,


atau kesadaran tentang sesuatu benda secara jelas, memahami arti peristiwa dan kaitan-
kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi-situasi tertentu, untuk
memahaminya memulai dengan diam. Para fenomenologis berasumsi bahwa kesadaran
bukanlah dibentuk karena kebetulan oleh sesuatu hal yang lain daripada dirinya sendiri. 13

Dari beberapa definisi yang dipaparkan diatas maka dapat di simpulkan bahwa
definisi dari fenomena adalaah sesuatu yang tampak atau nyata oleh panca indera
manusia yang berkaitan dengan situasi-situasi atau pengalaman tertentu dalam kehidupan
yang bersifat subyektif.

b. Ciri Khas Metode Fenomena (fenomenologi)


i. Deskriptif, Fenomenologi bersifat deskriptif berarti bahwa analisa dan
penafsirannya harus mengikuti gambaran dan ungkapan apa adanya seperti yang
disampaikan oleh partisipan. Metode Fenomenologi menggunakan data berupa
cerita dan ungkapan dari partisipan. Jadi datanya bukan angka tetapi cerita dalam
bentuk kata-kata. Subjek penelitian disebut partisipan, karena mereka benar-benar
aktif memberikan informasi kepada peneliti. Informasi itulah data utamanya.
ii. Reduksi, Sifatnya redukrif berarti bahwa Fenomenologi mengambil arti dari seriap
pengalaman sebagaimana yang diungkapkan oleh partisipan berdasar pada
kesadaran dan pengalamannya. Apa saja yang menghadirkan diri pada kesadaran
harus diambil sebagaimana adanya.
iii. Keterarahan, Ciri khas yang lain dari metode Fenomenologi adalah fokusnya pada
keterarahan. Maksudnya bahwa apa yang kita teliti haruslah yang kita kenal
melalui kesadaran kita. Kalau objek penelitian kita terkait dengan pengalaman
orang lain, maka partisipan dalam penelitian harus memiliki pengalaman tersebut
dan juga bersedia untuk membagikan pengalaman itu. Peneliti tidak akan

12
Jozef R. Raco, Revi Rafael, Metode Fenomenologi Aplikasi Pada Enterpreneuship, (Jakarta: PT Grasindo,2012),
Hlm. 65
13
Lexy J.Moeloeng,” Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi”, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2011),
Hlm. 8.
mendapatkan informasi yang akurat dari partisipan yang tidak memiliki
pengalaman tentang objek yang hendak diteliti. Karena itu, terkait dengan
pemilihan partisipan, mereka harus memiliki pengalaman dan informasi yang kaya
tentang objek penelitian yang hendak diteliti.
iv. Keunikan Manusia, Metode Fenomenologi memusatkan perhatian pada
pengalaman partisipan. Setiap manusia memiliki pengalaman yang unik dan
berbeda-beda. Manusia memberi arti pada dunianya atas caranya sendiri.
Memahami manusia berarti mengerti pengalamannya secara langsung (firstperson
acount). Metode Fenomenologi berusaha untuk memahami seperti apa pengalaman
yang dihidupi, bukan sekedar reaksi orang atas pengalaman tersebut. Metode
Fenomenologi didasarkan juga pada suatu keyakinan bahwa setiap manusia adalah
penentu diri (self determining). 14

2. Pembelajaran Online
a. Definisi pembelajaran Online
Menurut Moore, pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang
menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan
kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Pembelajaran
daring adalah pembelajaran yang mampu mempertemukan mahasiswa dan dosen
untuk melaksanakan interaksi pembelajaran dengan bantuan internet. Menurut
Mustofa bahwa Pembelajaran daring merupakan sistem pendidikan jarak jauh dengan
sekumpulan metode pengajaran dimana terdapat aktivitas pengajaran yang
dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pembelajaran daring merupakan
sistem pembelajaran yang dilakukan dengan tidak bertatap muka langsung, tetapi
menggunakan platform yang dapat membantu proses belajar mengajar yang
dilakukan meskipun jarak jauh. Tujuan dari adanya pembelajaran daring ialah
memberikan layanan pembelajaran bermutu dalam jaringan yang bersifat masif dan
terbuka untuk menjangkau peminat ruang belajar agar lebih banyak dan lebih luas.15
Menurut Selvi menjelaskan bahwa pembelajaran daring sering dituntut untuk
lebih termotivasi karena lingkungan belajar biasanya bergantung pada motivasi dan
14
Jozef R. Raco, Revi Rafael, op. cit, Hlm. 97
15
Yani Fitriyani, dkk.., op. cit, Hlm.166
karakteristik terkait dari rasa ingin tahu dan pengaturan diri untuk melibatkan pada
proses pembelajaran.16 Pembelajaran daring telah banyak dilakukan dalam konteks
perguruan tinggi, terbukti dari beberapa penelitian yang menjelaskan hal tersebut,
pembelajaran daring memberikan manfaat dalam membantu menyediakan akses
belajar bagi semua orang, sehingga menghapus hambatan secara fisik sebagai faktor
untuk belajar dalam ruang lingkup kelas, bahkan hal tersebut dipandang sebagai
sesuatu yang efektif untuk diterapkan khususnya dalam perguruan tinggi, akan tetapi
menurut Pilkington tidak bisa dipungkiri bahwa tidak semua pembelajaran dapat
dipindahkan ke dalam lingkungan pembelajaran secara online. 17
Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan beberapa tokoh diatas maka dapat di
simpulkan bahwa definisi pembelajaran online adalah pembelajaran yang
menggunakan jejaring internet untuk mengakses semua platform atu fitur yang ada
untuk membantu proses pembelajaran ditengah covid 19.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran online


Pembelajaran berbasis online di masa pandemi sebetulnya terdapat banyak
masalah yang harus diketahui dan dipelajari karena hal itu menyangkut kesiapan dan
efektivitas pembelajaran online. Pertama adalah keadaan sekolah, maksudnya di
Indonesia terdapat dua kategori sekolah dilihat dari minat siswa sebelum dilakukan
sistem zonasi. Jadi fakta keberadaan sekolah di Indonesia sebetulnya dapat dijawab
dengan analisa-analisa sederhana bahwa kualitas pendidikan menurun di masa
pandemi karena kesiapan proses belajar-mengajar di lapangan memang terbatas.Hal
kedua adalah geografis Indonesia, maksudnya hal tersebut terkait dengan kekuatan
sinyal dan akhirnya mempengaruhi keterbatasan dalam akses internet.Keterbatasan
tersebut sudah tentu mengganggu pembelajaran berbasis online. Ketiga beban Psikis
Peserta didik, Proses belajar yang tidak normal karena berbagai faktor dapat
18
berpotensi terjadinya stres pada peserta didik. Pembelajaran berbasis online dalam

16
Sofyana & Abdul, “Pembelajaran Daring Kombinasi Berbasis Whatsapp Pada Kelas Karyawan Prodi Teknik
Informatika Universitas PGRI Madiun”, Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika, (Vol. 8. No.1. 2019),
Hlm. 81-86.
17
Ali Sadikin & Afreni Hamidah,” Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19” Jurnal Ilmiah Pendidikan
Biologi ( Vol. 6. No. 2. 2020), Hlm. 216. https://online-journal.unja.ac.id/biodik
18
Oktafia Ika Handarini,” Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study From Home (SFH) Selama Pandemi Covid
19”, Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP), (Vol. 8. No. 3. 2020), Hlm. 498.
hal tertentu dapat menyebabkan masalah bagi peserta didik yaitu munculnya sifat
malas untuk membaca buku.Hal tersebut terjadi karena peran alat komunikasi yang
dapat mendownload buku-buku tanpa harus mengeluarkan biaya lebih. Selain hal
tersebut, peserta didik dengan minimnya pengawasan akan mudah terpikir oleh
mereka untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan mereka dengan cara copy paste.
Kemudian kelemahan pembelajaran berbasis online adalah sifatnya yang jarak jauh,
sehingga dapat menyebabkan peserta didik lebih individualis dan menjauhkan diri
mereka sebagai makhluk sosial. Lebih lanjut, tantangan pembelajaran daring adalah
ketersediaan layanan internet. Sebagian mahasiswa mengakses internet menggunakan
layanan selular, dan sebagian kecil menggunakan layanan WiFi. Pembelajaran daring
memiliki kelemahan ketika layanan internet lemah, dan intruksi dosen yang kurang
dipahami oleh mahasiswa.19 Tantangan lain yang dihadapi adalah kendala dalam
pembiayaan pembelajaran daring. Mahasiswa mengungkapkan bahwa untuk
mengikuti pembelajaran daring, mereka harus mengeluarkan biaya cukup mahal
untuk membeli kuota data internet. Menurut mereka, pembelajaran dalam bentuk
konferensi video telah menghabiskan banyak kuota data, sementara diskusi online
melalui applikasi pesan instan tidak membutuhkan banyak kuota. Rata-rata
mahasiswa menghabiskan dana Rp. 100.000 sampai Rp. 200.000 per minggu,
tergantung provider seluler yang digunakan. Penggunaan pembelajaran daring
menggunakan konferensi video membutuhkan biaya yang cukup mahal.20

c. Ciri atau karakeristik Pembelajaran Online


Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan
tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia. Segala bentuk materi
pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara online, dan
tes juga dilaksanakan secara online.21 Pembelajaran daring juga menyatakan kondisi
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpap
19
M. Syahrul Ulum, “ANALISIS KRITIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS ONLINE DI
MADRASAH IBTIDAIYAH MASA PANDEMI COVID 19 (SOLUSI MENYELAMATKAN MASA DEPAN
ANAK-ANAK INDONESIA)”, Jurnal Pendidikan Ibtidaiyah , (Vol. 2. No. 1. 2020), Hlm. 18-19.
20
Ade Chita Putri Harahap, Dkk.., “Analisis Tingkat Stres Akademik Pada Mahasiswa Selama Pembelajaran Jarak
Jauh Dimasa Covid-19”, Jurnal Kajian Konseling dan Pendidikan ( Vol. 3, No. 1. 2020), Hlm. 12.
https://jurnal.umsu.ac.id/index.php/biblio

21
https://ilmu-pendidikan.net/pembelajaran/kriteria-pembelajaran-online-e-learning-menurut-rosenberg
pada suatu alat perlengkapan atau suatu unit fungsional. Sebuah kondisi dikatakan
daring apabila memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut.
 Di bawah pengendalian langsung dari alat yang lainnya. Misalkan
menggunakan beberapa aplikasi juga dapat membantu kegiatan belajar
mengajar, misalnya whatsapp, zoom, web blog, edmodo dan lain-lain.
Pemerintah juga mengambil peran dalam menangani ketimpangan kegiatan
belajar selama pandemi covid 19 ini. Melansir laman resmi Kemendikbud RI,
ada 12 platform atau aplikasi yang bisa diakses pelajar untuk belajar di rumah
yaitu (1) Rumah belajar; (2) Meja kita; (3) Icando; (4) Indonesiax; (5) Google
for education; (6) Kelas pintar; (7) Microsoft office 365, (8) Quipper school (9)
Ruang guru; (10) Sekolahmu; (11) Zenius; (12) Cisco webex.
 Di bawah pengendalian langsung dari sebuah sistem
 Tersedia untuk penggunaan segera atau real time, Pada tataran pelaksanaanya
pembelajaran daring memerlukan dukungan perangkat-perangkat mobile seperti
smarphone atau telepon adroid, laptop, komputer, tablet, dan iphone yang dapat
dipergunakan untuk mengakses informasi kapan saja dan dimana saja.
 Tersambung pada suatu sistem dalam pengoperasiannya
 Bersifat fungsional dan siap melayani

H. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk
memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk
mewujudkan suatu kebenaran. 22 Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif,
yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka. Menurut
Bogdan dan Taylor, sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Sedangkan menurut Deni Ahmad
Saebani dalam bukunya Metode Penelitian, pendekatan kualitatif merupakan suatu

22
Mardalis, “Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal”, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), Hlm. 24.
paradigma penelitian untuk mendeskripsikan peristiwa, perilaku orang atau suatu keadaan
pada tempat tertentu secara rinci dan mendalam dalam bentuk narasi.23
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi yang mencoba menjelaskan atau menangkap makna konsep
atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa
individu karena peneliti ingin melihat fenomena-fenomena khusus yang bersifat unik.
Pendekatan fenomenologi berhubungan dengan pemahaman tentang kehidupan
keseharian dan dunia intersubjektif (dunia kehidupan) partisipan. Fenomenologi
dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau
memahami fenomena yang dikaji dan peneliti bebas untuk menganalisis data yang
diperoleh.
Alasan peneliti menggunakan penelitian kualitatif ini karena didukung oleh fakta
bahwa: (1) data penelitian ini adalah data laten, artinya fakta dan data yang nampak di
permukaan, termasuk pola perilaku sehari-hari siswa (perilaku dalam menghadapi
fenomena pembelajaran online). (2) ditinjau dari kedalamannya, penelitian ini
mengungkap bagaimana pengalaman siswa, dan (3) fokus penelitian ini melihat
bagaimana pengalaman siswa terhadap fenomena pembelajaran online yang dapat
membentuk karakter siswa di Madrasah Aliyah Negeri Ende (MAN).
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan informasi yang lebih
jelas, lengkap serta memungkinkan dan mudah bagi peneliti untuk melakukan penelitian
observasi. Adapun yang menjadi fokus lokasi penelitian ini dilakukan adalah disebuah
sekolah yaitu di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Ende yang bernaung dibawah
Kementrian Agama Republik Indonesia (KEMENAG), tepatnya yang berada di Jln.
Nenas, Kelurahan Mautapaga, Kecamatan Ende Timur, Kabupaten Ende. Lokasi tersebut
dipilih sebagai lokasi penelitian oleh penulis dengan alasan bahwa ditempat tersebut
penulis menemukan beberapa subyek penelitian yang sesuai dengan karakter atau fokus
penelitian yang ingin penulis teliti. Sehingga hal tersebut menarik perhatian peneliti
untuk melakukan penelitian di tempat tersebut. Sebelum melakukan penelitian ini,

23
Deni Ahmad Saebani, “Metode Penelitian”, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), Hlm. 236.
peneliti harus terlebih dahulu mengajukan surat izin penelitian. Hal ini dilakukan agar
peneliti lebih mudah melaksanakan penelitiananya.
3. Kehadiran Penelitian
Untuk memperoleh data sebanyak mungkin, detail dan orisinil, maka selama
penelitian di lapangan, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat
atau instrumen utama dalam penelitian ini. Menurut Sugiyono, penelitian kualitatif
disebut sebagai human instrumen, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih
informan sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,
menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya. 24 Maksudnya, peneliti
berkedudukan sebagai instrumen penelitian yang memiliki tanggung jawab penting atas
proses penelitian.
Penelitian ini berlangsung pada latar alamiah yang menuntut kehadiran peneliti
dilapangan, oleh karena itu peneliti mengadakan pengamatan dengan mendatangi subyek
penelitian atau informan secara langsung (face to face) dengan mendatangi lokasi
penelitian yang ingin penulis teliti. Keuntungan yang didapat dari kehadiran peneliti
sebagai instrumen penelitian adalah subjek lebih tanggap akan kehadiran peneliti, peneliti
dapat menyesuaikan diri dengan setting penelitian, keputusan yang berhubungan dengan
penelitian dapat diambil dengan cara cepat dan terarah, demikian juga dengan informasi
dapat diperoleh melalui sikap dan cara informan dalam meberikan informasi.
Kehadiran peneliti sebatas sebagai pengamat penuh yang mengobservasi berbagai
kegiatan yang dilakukan subyek penelitian. Namun, untuk memperjelas dan memahami
apa yang dilakukan subyek maka dilaksanakan pula wawancara secara mendalam.
Berkaitan dengan hal ini tentu saja kehadiran peneliti ini akan diketahui oleh subyek. Di
samping itu, peneliti merupakan instrument utama. Oleh sebab itu kehadiran dan
keterlibatan peneliti pada latar penelitian sangat diperlukan karena pengumpulan data
harus dilakukan dalam situasi sesungguhnya.
4. Sumber Data
Sumber data adalah data yang diperoleh sedangkan data adalah suatu hal yang
diperoleh dilapangan ketika melakukan penelitian atau belum diolah, atau dengan

24
Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan”, (Bandung: ALFABETA, 2010), Hlm. 306.
pengertian lain suatu hal yang dianggap atau diketahui. Menurut Suharsimi Arikunto ada
tiga klasifikasi sumber data yaitu,
a) person (orang), Yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban
lisan melalui wawancara.
b) Place (tempat), Yaitu sumber data yang menyajikan tampilan keadaan diam
dan bergerak. Dengan sumber data ini, dapat memberikan gambaran situasi,
kondisi yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian.
c) paper (kertas/symbol), Yakni sumber data yang menyajikan data berupa huruf,
angka, gambar dan simbol-simbol yang lain.

Data dalam penelitian ini penliti dapat mengambil sumber data person (orang).
Sumber data adalah subjek darimana data diperoleh yang berupa benda, hal atau orang
25
tempat peneliti mengamati, membaca, dan bertanya tentang data. Adapun sumber data
terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama) dan data sekunder adalah data
yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Menurut Lofloand dan Lofland
sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya
26
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sedangkan menurut
Sukandarrumidi sumber data adalah semua informasi baik yang merupakan benda nyata,
sesuatu yang abstrak, peristiwa/gejala baik secara kuantitatif ataupun kualitatif. 27
Berdasarkan sumber data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini
menggunakan dua cara yaitu:
d) Sumber literature (field Literature), yaitu sumber data yang diguankan untuk
mencari landasan teori tentang permasalahan yang diteliti dengan
menggunakan buku-buku perpustakaan.
e) Field Research, yaitu sumber data yang diperoleh dari lapangan, yaitu mencari
data dengan terjun langsung ke lokasi objek penelitian, untuk memperoleh
data yang lebih konkrit yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.28

25
Suharsimi Arikunto, “Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek”, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), Hlm. 172.
26
Lexy J.Moeloeng, op. cit, Hlm. .25.
27
Sukandarrumidi, “Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula”, (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press,2006), Hlm. 44.
5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena
tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data
yang ditetapkan.29 Teknik dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif
yang peneliti lakukan untuk menggali informasi dari subjek dan memperoleh data yang
tepat dari subjek agar menambah pengetahuan dan wawasan dari peneliti, sehingga
peneliti dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengelola hasil penelitian sebagai
keilmuan yang penting. Maka di pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
tiga teknik yaitu: a. Wawancara mendalam (in depth interview), b. Observasi partisipan
(participan observation), c. Studi dokumentasi. Tiga teknik ini merupakan tiga teknik
dasar dalam penelitian kualitatif yang disepakati sebagian besar penulis.
Teknik pengumpulan data berbicara tentang bagaimana cara peneliti
mengumpulkan data. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
adalah:

a) Observasi
Menurut Sukmadinata menyatakan bahwa observasi (observation) atau
pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Sedangkan
Riyanto menyatakan bahwa observasi merupakan metode pengumpulan data
yang menggunakan pengamatan terhadap obyek penelitian.
Dari kedua pendapat di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
observasi adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan data yang sistematis
terhadap objek penelitian baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ada tiga jenis observasi yang digunakan oleh observaser atau peneliti
adalah sebagai berikut:30

28
Hardani,dkk, “Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif”, (Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group, 2020), Hlm.
401.
29
Sugiyono, op. cit, Hlm. 224
30
Hardani,dkk, op.cit, Hlm. 131-132.
1) Observasi partisipasi (participant observation) ialah jika observer telibat
langsung secara aktif dalam objek yang diteliti atau ikut ambil bagian
dalam kehidupan orang yang dobservasi. Keadaan yang sebaliknya disebut
nonobservasi partisipasi karena observer tidak berperan serta ikut ambil
bagian dari kehidupan observee.
2) Observasi sistematis atau observasi terstruktur (structured observation)
ialah observasi yang sudah ditentukan terlebih dahulu kerangkanya.
Kerangka, memuat faktor-faktor yang akan diobservasi menurut
kategorinya. Sedangkan observasi non sistematik merupakan observasi
yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen
pengamatan.
3) Observasi eksperimental ialah observasi yang dilakukan terhadap situasi
yang disiapakan sedemikian rupa untuk meneliti sesuatu yang dicobakan.
Pengamatan ini dilakukan dengan cara observee dimasukkan ke dalam
suatu kondisi atau situasi tertentu.

Jadi yang diobsevasi yakni objek dan keadaan siswa di Madrasah Aliyah Negeri

(MAN) Ende dan guru mata pelajaran, serta lingkungan sekolah guna untuk memperjelas

dalam pelaksanaan penelitian dan akan lebih jelas ketika di wawancarai.

b) Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan

dalam penelituan kualitatif. Melaksanakan teknik wawanacara berarti melakukan

interaksi komunikasi atau percakapan antara pewawancara (interviewer) dan

terwawancara (interview) dengan maksud menghimpun informasi dari interview.

Interview pada penelitian kualitatif adalah informan yang daripadanya

pengetahuan dan pemahaman diperoleh. Wawancara adalah suatu teknik

pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data
langsung melalui percakapan atau Tanya jawab. Wawancara dalam penelitian

kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengekplorasi informasi secara holistic

dan jelas dari informan. 31

Ada tiga yakni, wawancara terstruktur (terpimpin) dan wawancara tak

terstruktur (tak terpimpin) dan wawancara bebas terpimpin (semi struktur).

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan wawanacara terstruktur yang

digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Dalam teknik ini, peneliti

bermaksud menggunakannya untuk memperoleh data dari narasumber yakni

beberapa guru, dan siswa kelas 10 Madrasah Aliyah Negeri Ende yang akan

menjadi objek penelitian dengan menata hal-hal yang diinginkan peneliti sesuai

tujuan penelitian.

Dalam penelitian ini yang akan diwawancarai adalah siswa, guru mata

pelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Ende, karena sesuai dengan judul dalam

penelitian ini “Fenomena Pembelajaran Online di Tengah Pandemic Covid 19”,

sehingga otomatis yang bersangkutan adalah siswa dan guru mata pelajaran

tersebut yang ada di MAN Ende.

c) Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang

tertulis. Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan mencatat

data-data yang sudah ada. Metode ini lebih mudah dibandingkan dengan metode

pengumpulan data yang lain. Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah

pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.32

31
Djam’an Satori & Aan Komariah, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung: ALFABETA, 2014), Hlm. 129-
130.
32
Hardani,dkk, op.cit, Hlm. 149
Menurut Sugiyono Dokumen merupakan catatan mengenai peristiwa yang

sudah berlalu. Peneliti mengumpulkan dokumen yang dapat berupa tulisan,

gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.33 Melalui penelitian ini,

peneliti juga berusaha untuk mengambil dokumentasi-dokumentasi yang

mendukung penelitian ini. Dokumentasi itu diantaranya meliputi aktivitas-

aktivitas belajar subjek setiap harinya dalam melaksanakan pembelajaran online.

Dalam penelitian yang berjudul Fenomena Pembelajaran Online di tengah

Covid 19 ini yang akan dicari tentu permasalahan yang berkaitan dengan

pembelajaran Online tersebut.

6. Teknik Analisis data


Pada penelitian kualitatif, analisa data biasanya dilakukan sewaktu berada
dilapangan. Bersama dengan proses pengumpulan data dan juga setelah peneliti
meninggalkan lapangan setelah data dikumpulkan melalui metode diatas, maka langkah
selanjutnya adalah menganalisa data yang didapatkan, analisa data adalah kegiatan untuk
memaparkan data.
Pekerjaan analisis data dalam hal ini mengatur, mengurutkan, mengelompokkan,
memberi kode dan mengkategorikan tema dan hipotesisi kerja yang akhirnya diangkat
menjadi teori subtantif. Dalam hal ini peneliti akan menganalisis data-data dan informasi
yang diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara, dan dokumentasi.kemudian
peneliti akan menarik kesimpuan dari hasil analisis yadng diperoleh melalui kegiatan
analisa data supaya dapat ditarik kesimpulan penelitian yang selanjutnya akan menjadi
hasil yang valid.
Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan proses pelacakan dan
pengaturan secara sistematis melalui transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-
bahan lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan
tersebut agar dapat diinterpretasikan temuannya kepada orang lain. Pada tahapan analisis
data dilakukan proses penyederhanaan data-data yang terkumpul ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan dipahami. Data hasil penelitian ini dianalisis dengan metode
33
Sugiyono, op. cit, Hlm. 329
fenomenologi, yakni mencoba menyajikan dan memahami makna di balik data yang
diperoleh ke dalam tema-tema tertentu.
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif naratif, teknik ini menurut
Miles dan Hubermen diterapkan melalui tiga alur yaitu:34
1. Reduksi data, merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyerdehanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar, yang muncul dari
data catatan-catatan lapangan. Data yang diperoleh dilapangan, ditulis secara
langsung secara rinci setiap selesai mengumpulkan data.
2. Penyajian data, Penyajian data dimaksudkan untuk menemukan pola-pola
yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya kesimpulan dan
pengambilan tindakan.35 Data yang diperolah dalam penelitian ini, berwujud
kata-kata, kalimat, atau poaragraf.
3. Penarikan kesimpulan/Verifikasi, analisa yang dilakukan selama
pengumpulan data dan sesudah pengumpulan data digunakan adalah untuk
menarik kesimpulan, sehingga dapat menemukan pola tentang peristiwa-
peristiwa yang terjadi.

I. Keabsahan Data
Keabsahan data atau kredibilitas data adalah upaya meningkatkan derajat kebenaran data
dengan memastikan data itu absah dan berkualitas. Keabsahan data dilakukan untuk
membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah
sekaligus untuk menguji data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif
meliputi uji, credibility, transferability, dependability, dan confirmability.36
Dalam penelitian kualitatif ini memakai beberapa teknik, yaitu:
1) Kepercayaan (kreadibility/Validitas Internal), Kreadibilitas data dimaksudkan
untuk membuktikan data yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya.
2) Keteralihan (Transferability/Validitas Eksternal), berkenaan dengan derajat akurasi
apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana
sampel tersebut diambil atau pada seting sosial yang berbeda dengan karakteristik
yang hampir sama.
34
Djam’an Satori & Aan Komariah, “Metodologi…, Hlm. 238.
35
Sugiyono, op. cit,Hlm. 341
36
ibid., Hlm. 178.
3) Kebergantungan (Depandibility), Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati –
hatian akan terjadinya kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan
menginterprestasikan data sehingga data dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.
4) Kepastian (Konfermability), Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian
yang dilakukan dengan cara mengecek data dan informasi serta interpretasi hasil
penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit.37

DAFTAR PUSTAKA

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200430102150-134-498735/info/coronavirus
https://www.kemdikbud.go.id/2020/03/se-mendikbud-pembelajaran-secara-daring-dan-bekerja-
dari-rumah-untuk-mencegah-penyebaran-covid19

37
Djam’an Satori & Aan Komariah, op.cit, Hlm. 165.
Yani Fitriyani, dkk.., Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring Selama Pandemik
Covid-19, Jurnal Kependidikan, (Vol.6, No.2. 2020).
http://ojs.ikipmataram.ac.id/index.php/jurnalkependidikan/index
Hikmat, “Efektivitas Pembalajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19 : Sebuah Survey
Online,” Jurnal Digital Library, (Vol. 2. No. 2. 2020).
richa Windhiyana, “DAMPAK COVID-19 TERHADAP KEGIATAN PEMBELAJARAN
ONLINE DI PERGURUAN TINGGI KRISTEN DI INDONESIA,” Jurnal Ilmu Pendidikan ,
(Vol. 5. No. 2. 2020).
Zhafira, Yenny Ertika, & Chairiyaton, “Daring Sebagai Sarana Pembelajaran Selama Masa
Karantina Covid-19,” Jurnal Bisnis dan Kajian Strategi Manajeme, (Vol. 4. No. 2. 2020).
Danin Haqien & Aqiilah Afiifadiyah Rahman, “Pemanfaatan Zoom Meeting Untuk Proses
Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19”, Jurnal SAP (Susunan Artikel Pendidikan, ( Vol. 5
No. 1. 2020).
Samsul Rivai Harahap,” Konseling: Kebiasaan Belajar Siswa Dimasa Pandemi Covid-19”,
JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING, (Vol. 10. No. 1. 2020), Hlm. 30-31.
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/al-irsyad
https://kbbi.web.id/fenomena
https://id.wikipedia.org/wiki/Fenomena
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif: aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam
Varian Kontemporer, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2015).
Jozef R. Raco, Revi Rafael, Metode Fenomenologi Aplikasi Pada Enterpreneuship, (Jakarta: PT
Grasindo,2012).
Lexy J.Moeloeng,” Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi”, (Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya, 20011).
Sofyana & Abdul, “Pembelajaran Daring Kombinasi Berbasis Whatsapp Pada Kelas Karyawan
Prodi Teknik Informatika Universitas PGRI Madiun”, Jurnal Nasional Pendidikan Teknik
Informatika, (Vol. 8. No.1. 2019).
Ali Sadikin & Afreni Hamidah,” Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19” Jurnal
Ilmiah Pendidikan Biologi ( Vol. 6. No. 2. 2020). https://online-journal.unja.ac.id/biodik
Oktafia Ika Handarini,” Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study From Home (SFH) Selama
Pandemi Covid 19”, Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP), (Vol. 8. No. 3. 2020).
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpap
M. Syahrul Ulum, “ANALISIS KRITIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
BERBASIS ONLINE DI MADRASAH IBTIDAIYAH MASA PANDEMI COVID 19 (SOLUSI
MENYELAMATKAN MASA DEPAN ANAK-ANAK INDONESIA)”, Jurnal Pendidikan
Ibtidaiyah , (Vol. 2. No. 1. 2020).
Ade Chita Putri Harahap, Dkk.., “Analisis Tingkat Stres Akademik Pada Mahasiswa Selama
Pembelajaran Jarak Jauh Dimasa Covid-19”, Jurnal Kajian Konseling dan Pendidikan ( Vol. 3,
No. 1. 2020). https://jurnal.umsu.ac.id/index.php/biblio
https://ilmu-pendidikan.net/pembelajaran/kriteria-pembelajaran-online-e-learning-menurut-
rosenberg
Mardalis, “Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal”, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999).
Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan”, (Bandung: ALFABETA, 2010).
Suharsimi Arikunto, “Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek”, (Jakarta: Rineka Cipta,
2014).
Sukandarrumidi, “Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula”, (Yogyakarta:
Gajah Mada University Press,2006).
Hardani,dkk, “Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif”, (Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu
Group, 2020).
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: ALFABETA, 2009).
Djam’an Satori & Aan Komariah, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung: ALFABETA,
2014).

Anda mungkin juga menyukai