Anda di halaman 1dari 5

Pengertian layanan bimbingan klasikal

direktorat jendral peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan dapertemen pendidikan
nasional 2007 ( 2007 : 40 ) mengemukakan pendapat :
layanan bimbingan klasikal adalah salah satu pelayanan dasar bimbingan yang dirancang menuntut
konselor untuk melakuka kontak langsung dengan para peserta didik dikelas secara terjadwal,
konselor memberikan pelayanan bimbingan ini kepada peserta didik. Kegiatan bimbingan kelas ini
bisa berupa diskusi kelas atau curah pendapat..
Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan banwa bimbingan klasikal dapat diartikan sebagai
layanan yang di berikan kepada semua siswa.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam dalam proses bimbingan progam sudah disusun secara baik dan
siap untuk diberikan kepada siswa secara terjadwal, kegiatan ini berisikan informasi yang diberikan
oleh seorang pembimbing kepada siswa secara kontak langsung terutama pemahaman siswa
terhadap bahaya prilaku seks bebas. Pada bimbingan klasikal ini menggunakan berbagai macam
alat bantu seperti : media cetak, media panjang, oht, rekaman radio –tape dan lain-lain. Layanan
bimbinga klasikal dapat mempergunakan jam pengembangan diri semua siswa terlayani kegiatan
bimbingan klasikal perlu terjadwalkan secara pasti untuk semua kelas. Dalam penelitian ini peneliti
memberi layanan bimbingan klasikal khususnya pada peningkatan pemahamnan terhadap bahaya
prilaku seks bebas pada siswa sekolah menengah pertama.
2. Pelaksanaan layanan bimbingan klasikal
layanan bimbingan klasikal merupakan layanan dalam bimbingan dan konseling. Layanan
bimbingan klasikal berbeda dengan mengajar. Layanan ini juga memiliki beberapa ketentuan dalam
pelaksannanya. Adapun perbedaannya antara mengajar dan membimbing :
a. Perbedaan dalam mengajar dan membimbing
1) layanan bimbingan klasikal bukanlah suatu kegiatan mengajar atau menyampaikan materi
pelajaran sebagaimana mata pelajaran yang dirancang dalam kurikulum pendidikan disekolah,
melainkan menyampaikan informasi yang dapat berpengaruh terhadap tercapainya perkembangan
yang optimal seluruh aspek perkembangan dan tercapainya kemandirian peserta didik atau konseli.
2) materi bimbingan klasikal berkaitan erat dengan domain bimbingan dan konseling yaitu
bimbingan belajar, pribadi, sosial dan karir, serta aspek-aspek perkembangan peserta didik.
3) guru mata pelajaran dalam melaksanakan tuganya adalah menyelenggarakan pembelajaran yang
mendidik, dan tugas guru bimbingan dan konseling atau konselor adalah menyelenggarakan
layanan bimbingan konseling yang memendirikan peserta didik atau konseli.
B. Langkah-langkah bimbingan klasikal
untuk dapat melaksanak leyanan bimbingan klasikal secara baik, dalam linda d webb ; greg a
brigman ( terjemahan hartanto : 2006 ) terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan sebagai
berikut :
a. Melakukan pemahaman peserta didik ( menetukan kelas layanan, menyiapkan instrument
pemahaman peserta didik, pengumpulan data, analisis data, dan merumuskan pemahaman ).
B. Menentukan kecenderungan kebutuhan layanan bimbingan klasikal bagi peserta didik/konsli atas
dasar hasil pemahaman peserta didik.
C. Memilih metode dan teknik yang sesui untuk memberian layanan bimbingan klasikal ( ceramah-
diskusi; atau ceramah-simulasi-diskusi, atau ceramah-tugas-diskusi ).
D. Persiapan pemberian layanan bimbingan klasikal dapat disiapkan secara tertulis merupakan
suatu bukti administrasi kegiatan, dengan demikian materi layanannya disajikan secara terencana
dengan harapan mencapai hasil yang optimal, sebab disusun atas dasar kebutuhan dan literature
yang relevan.
E. Memilih sistematika persiapan yang dapat disusun oleh guru bimbingan dan konseling atau
konselor, dengan catatn telah mencerminkan adanya kesiapan layanan bimbingan klasikal dan
persiapan diketahui oleh koordinator bimbingan dan konseling dan atau kepala sekolah.
F. Mempersiapkan alat bantu untuk melaksanakan pemberian layanan bimbingan klasikal sesuai
dengan kebutuhan layanan.
G. Evaluasi pemberian layanan bimbingan klasikal perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana
proses, tepat tidaknya layanan yang diberikan atau perkembangan sikap dan prilaku atau tingkat
ketercapaian tugas-tugas perkembangan. Secara umum aspek yang dievaluasi meliputi :
kesesuaian program dalam pelaksanaan, keterlaksanaan program, hambatan-hambatan yang
dijumpai, dampak terhadap kegiatan belajar mengajar, dan respon peserta didik personal sekolah,
dan orang tua serta perubahan perkembangan peserta didik ( tugas-tugas perkembangan ) atau
perkembangan belajar, pribadi, sosial, dan karirnya.
H. Tindak lanjut, perlu dilakukan segai upaya peningkatan pemberian layanan bimbinagn kelas.
Kegiatan tindak lanjut senantiasa mendasarkan pada hasil evaluasi kelgaiatan yang telah
dilaksanakan.
3. Media layanan bimbingan klasikal
media pembelajaran dalam bimbingan klasikal menurut belawati ( 2003 :12 ) dikelompokkan menjadi
tiga yaitu :
a. Media cetak
b. Media non cetak
c. Media display
adapun penjelasan sebagai berikut
a. Media cetak adalah sejumlah media yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk
keperluan pembelajaran dan penyampaian informasi, contoh media cetak anatara lain : buku teks,
majalah, leaflet, modul, handout, dan lembar kerja siswa.
B. Media non cetak adalah sejumlah media yang disiapkan tidak pada kertas, yang berfungsi untuk
keperluan pembelajaran dan penyampaian informasi, contoh media non cetak antara lain : oht
( overhead transparancies ), audio ( bersifat suara atau bunyi, minsalnya : radio, tape ), video
( gambar dan bunyi , minsalnya : film ), slide dan komputer.
C. Media display adalah jenis media pembelajaran yang berisi materi tulisan atau gambaran yang
dapat ditampilkan di dalam kelas ataupun di luar kelas, di kelompok kecil atau besar, perorangan
tempa menggunakan alat proyeksi, contoh media display antara lain : flipchart, adhesive, chart,
poster, peta, foto dan relia berupa gambar yang nyata secara anatomi.
3. Tujuan dan fungsi layanan bimbingan klasikal
untuk mencapai sebuah hasil dari proses bimbingan yang diharapkan maka bimbingan klasikal
harus memiliki tujuan dan fungsi pendidikan.
A. Tujuan layanan bimbingan klasikal
rumusan tentang tujuan dan manfaat bimbingan klasikal dalam kajian literature belum banyak
ditemukan, oleh karena itu untuk merumuskan tujuan dan manfaat bimbingan klasikal
mempergunakan rumusan tujuan bimbingan dan koseling yang dikaitan dengan kegiatan di kelas.
Tujuan yang ingin dicapai bimbingan dan konseling adalah tercapainya perkembangan yang
optimal, penyesuaian diri yang baik, penyelesaian masalah yang dihadapi, kemandirian,
kesejahteraan dan kebahagian serta kebermaknaan dalam kehidupannya. Dalam kaitannya dengan
domain layanan bimbingan dan konseling adalah meliputi pendidikan atau belajar, pribadi, sosial
dan karir.
Layanan bimbingan klasikal sangat dibutuhkan siswa-siswa yang tidak mempunyai masalah
maupun yang mempunyai masalah dapat terbantu, sehingga mereka dapat belajar dengan baik.
Menurut downing ( soetjipto dan kosasai 200: 50 ) tujuan bimbingan di sekolah adalah membanu
siswa :
1) mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehingga memperoleh prestasi belajar yang tinggi.
2) mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukan pada saat proses
belajar mengajar berlangsung dan dalam hubungan sosial.
3) mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani.
4) mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi.
5) mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perancanaan dan pemilihan jenis
pekerjaan setelah mereka lulus
b. Fungsi bimbingan klasikal
layanan bimbingan klasikal mempunyai berbagai fungsi, antara lain sebagai berikut :
1) dapat terjadinya interaksi sehingga saling mengenal antara guru bimbingan dan konseling atau
konselor dengan peserta didik atau konseli
2) dapat terjalinnya hubungan emosional antara guru bimbingan dan konseling dengan peserta didik
sehingga akan terciptanya hubungan – hubungan yang bersifat mendidik dan membimbing.
3) dapat terciptanya keteladanan dari guru bimbingan dan konseling bagi peserta didik yng dapat
berpengaruh terhadap perubahan-perubahan sikap dan perilaku lebih baik pada peserta didik.
4) dapat sebagai wadah atau adanya media terjadinya komunikasi langsung antara guru bimbingan
konseling dengan peserta didik, khusus bagi peserta didik dapat menyampaikan permasalahan
kelas atau pribadi atau curhat di kelas.
5) dapat terjadinya kesempatan bagi guru bimbingan konseling melakukan tatap muka, wawancara
dan observasi terhadap kondisi peserta didik dan suasana belajar di kelas.
6) sebagai upaya pemahaman terhadap peserta didik dan upaya pencegahan, penyembuhan,
perbaikan, pemeliharaan, dan pengembangan pikiran, perasaan, dan kehendak serta prilaku
peserta didik.
4. Materi layanan bimbingan klasikal
materi layanan bimbingan klasikal menurut widyantoro ( miqdad 200 : 14 ) materi pemahaman
bahaya seks bebas perlu ditekankan adalah sebagai berikut :
a. Proses pertumbuhan anak-anak menuju dewasa, termasuk pertumbuhan organ-organ
seksualnya.
B. Segi etika dan prilaku seksual, peran sosial dari laki-laki dan wanita serta tanggung jawab
masing-masing baik sebelum maupun sesudah perkawinan.
Berdasarkan pendapat di atas makan dapat dismpulkan bahwa materi layanan bimbingan klasikal
untuk meningkatkan pemahaman tentang bahaya prilaku seks bebas merupakan materi yang
berkaitan dengan pengetahuan tentang perubahan-perubahan pola pikir seorang remaja terhadap
seks dan bahaya seks bebas.
Daftar pustaka:
Amti, erman. 1992. Bimbingan dan konseling. Jakarta : dep.dik.bud: p.t. proyek pembinaan
pendidikan.
Abdul gani, ruslan. (2000). Diagnostik kesulitan belajar, remedial, dan. Bimbingan konseling: tidak
diterbitkan.
Dirjen diknas, bimbingan dan konseling 2004: jakarta. Djumhur i. Dan moh. Surya. 1975. Bimbingan
dan penyuluhan di sekolah.
Sebagai warga masyarakat Indonesia, bagaimana seharusnya kita bersikap di tengah
pandemi covid -19 ini ? Dengan tegas saya menjawab pertanyaan tersebut bahwa
semua warga masyarakat harus berperan serta dalam upaya mencegah
berkembangnya virus corona. Lantas bagaimana kita bisa berperan serta dalam upaya
pencegahan covid -19 tersebut ?
Pertama : Harus tahu cara – cara yang bisa dilakukan untuk mencegah covid -19. Dari
beberapa informasi yang dihimpun dari berbagai sumber ada beberapa cara ampuh
untuk mencegah penyebaran virus corona, antara lain :
1. Rajin mencuci tangan.
2. Hindari sentuhan atau kontak fisik mulai dari berjabat tangan hingga
berpelukan.
3. Menerapkan etika batuk dan bersin secara benar, saat bersin dan batuk mulut
harus ditutup baik menggunakan tangan, sapu tangan maupun tisue. Dan
setelahnya agar mencuci tangan dengan benar.
4. Jaga jarak dengan orang lain minimal sekitar 1 meter.
5. Hindari berkumpul dengan orang lain dalam jumlah banyak.
6. Hindari menyentuh wajah.
7. Hindari berbagi barang pribadi mulai dari peralatan makan,minum, handphone
maupun sisir dan barang – barang  pribadi lainnya seperti alat kosmetik.
8. Rajin bersihkan perabotan terutama yang sering disentuh oleh anggota
keluarga, seperti : gagang pintu, furnitur hingga remot TV.
9. Mencuci bersih makanan ( sayuran dan buah – buahan ) sebelum dimasak atau
dimakan.
10. Menjaga imunitas tubuh.
11. Mengenakan masker apabila sakit atau harus berada di tempat umum.
12. Tetap tinggal di rumah kecuali ada kepentingan yang tidak bisa tidak harus
keluar rumah.
13. Berhati – hati ketika harus menggunakan fasilitas umum seperti ATM.
14. Mematuhi larangan mudik bagi para perantau sesuai aturan pemerintah.
Kedua : Memiliki komitmen untuk melaksanakan cara – cara ampuh pencegahan
penyebaran covid – 19 tersebut.Komitmen ini sebaiknya tidak hanya untuk diri sendiri
saja tetapi juga mau mengajak orang lain, minimal di lingkungan keluarganya. Dan
akan lebih baik lagi jika bisa mengkampanyekan gerakan pencegahan
penyebaran covid 19 untuk masyarakat luas. Sehingga lebih banyak anggota
masyarakat yang tahu dan sadar pentingnya upaya pencegahan covid 19, karena
mencegah lebih baik dari pada mengobati. Kampanye pencegahan covid 19  bisa dalam
bentuk video, foto, poster, animasi, lagu bahkan tiktok dan diunggah di facebook,
instagram maupun you tube.
Ketiga  : Pengendalian diri atau self control merupakan kemampuan diri dalam
mengendalikan perilaku untuk mencapai tujuan tertentu. Seorang individu dengan
pengendalian diri yang baik dapat memahami konsekuensi dan akibat dari tindakan
yang dilakukan. Sebagai contoh seorang ibu yang memiliki anak sedang kuliah di
daerah lain, setelah beberapa bulan tidak pulang dan karena harus mengosongkan
asrama atau tempat kos maka anaknya pun pulang. Rasa rindu tentu membuat sang
ibu ingin memeluk anaknya tetapi self controlnya menuntunnya untuk tidak melakukan
itu. Langkah – langkah pencegahan covid 19  lah yang dilakukan. Sebelum masuk rumah
anak harus cuci tangan pakai sabun di air yang mengalir, langsung masuk kamar
mandi, mandi keramas, baju langsung dicuci,tas, sepatu,kendaraan disemprot
menggunakan disinfektan dan tetap jaga jarak sampai 14 hari kedepan. Dan melarang
anaknya untuk keluar rumah juga sampai 14 hari kedepan. Disamping langkah –
langkah pencegahan covid 19 tersebut tidak lupa melaporkan kedatangan anaknya
yang dari luar daerah itu ke Pemerintahan Desa setempat. Pengendalian diri
merupakan kata kunci untuk dapat memiliki komitmen terhadap cara – cara
pencegahan penyebaran covid 19. Mari kita bersatu lawan corona, mencegah lebih baik
dari mengobati.

Anda mungkin juga menyukai