Sejak tahun 1975, bimbingan dan konseling (BK) telah diakui sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari keseluruhan program pendidikan di sekolah. Tahun 1990 tebit
Peraturan Pemerintah nomor 28 dan 29, yang secara tegas dinyatakan bahwa bimbingan
merupakan suatu layanan pendidikan yang harus diperoleh semua peserta didik dalam rangka
membantu mereka mengarahkan perencanaan masa depan sesuai dengan minat, bakat, dan
kemampuan masing-masing. Pelayanan BK kepada siswa mencakup 4 bidang : yaitu 1)
pribadi, 2) sosial, 3) belajar, dan 4) karir. Keempat bidang tersebut akan dilayani melalui lima
kativitas layanan :
1. Identifikasi masalah (pendataan), yaitu penetapan jenis dan masalah serta latar belakang
sebagai landasan untuk pelayanan selanjutnya.
2. Diagnosis, yaitu dalam kerangka menelusuri faktor penyebab munculnya masalah yang
dialami siswa.
3. Prognosis, yaitu menganalisis kemungkinan terentaskan masalah yang dialami siswa
dengan berbagai alternative penyelesaian masalah.
4. Treatment, yaitu menentukan metode atau teknik yang digunakan dalam mengentaskan
masalah yang dialami siswa.
5. Evaluasi dan tindak lanjut, sebagai upaya untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan
pelayanan yang diberikan dan sekali gus juga sebagai kelanjutan penelitian terhadap layanan
BK selanjutnya.
Bimbingan merupakan suatu proses yang sangat kompleks dan boleh dikatakan
rumit, karena berkaitan dengan perilaku manusia, yang berdimensi jamak dan sukar sekali
diramalkan. Oleh sebab itu, konselor yang peduli dengan siswa tentu akan selalu
meningkatkan kreativitas setiap saat. Atas dasar asumsi itulah makalah ini disajikan kepada
peserta seminar, semoga pokok kajian yang disampaikan dapat menambah khasanah
pengetahuan dan kererampilan kita para konselor sekolah dalam rangka menuju konselor
yang professional.
Konsep BK Perkembangan
Personil pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling adalah segenap unsur yang terkait di
dalam organigram pelayanan bimbingan dan konseling, dengan Koordinator dan Guru
Pembimbing sebagai pelaksana utamanya. Uraian tugas masing-masing personil tersebut,
khusus dalam kaitannya dengan pelayanan bimbingan dan konseling, adalah sebagai
berikut :
1. Kepala Sekolah
Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan di sekolah secara menyeluruh, khususnya
pelayanan bimbingan dan konseling. Tugas Kepala Sekolah adalah :
a. Mengkoordinir segenap kegiatan yang direncanakan, diprogramkan dan berlangsung di
sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan konseling merupakan
suatu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis.
b. Menyediakan sarana dan prasarana, tenaga, dan berbagai fasilitas lainnya untuk
kemudahan bagi terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.
c. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program,
penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling.
d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
kepada pihak-pihak terkait, terutama Dinas Pendidikan yang menjadi atasannya.
e. Menyediakan fasilitas, kesempatan dan dukungan dalam kegiatan kepengawasan yang
dilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang BK.
6. Wali Kelas
Sebagai pengelola kelas tertentu, dalam pelayanan bimbingan dan konseling
Wali Kelas berperan :
a. Membantu Guru Pembimbing melaksanakan tugas-tugasnya, khususnya di kelas yang
menjadi tanggung jawabnya.
b. Membantu Guru Mata Pelajaran melaksanakan peranannya dalam pelayanan bimbingan
dan konseling, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
c. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas yang
menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti/ menjalani layanan dan/atau kegiatan
bimbingan dan konseling.
d. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling, seperti konferensi
kasus.
e. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada
Guru Pembimbing.
7. Staf Administrasi
Staf administrasi memiliki peranan yang tidak kecil terhadap kelancaran pelaksanaan
program Bimbingan dan konseling di sekolah. Karena itu peran yang dapat dilakukan sataf
administrasi adalah :
a. Mereka diharapkan membantu mempersiapkan seluruh kegiatan BK di sekolah.
b. Mempersiapkan sarana (format-format) yang diperlukan dalam pelaksanaan layanan BK.
c. Membantu mengadministrasikan seluruh kegiatan BK.
d. Membantu menyampaikan informasi kepada personil sekolah lain bekenaan dengan
pelaksanaan layanan BK.
e. Membantu para konselor dalam memelihara data dan serta sarana dan fasilitas
Bimbingan dan konseling yang ada.
Bila kita menyadari peran dari masing-masing personil sekolah yang terlibat
dalam kegiatan pelayanan BK di sekolah, maka koordinator BK dengan sedikit kreatif dapat
menyusun mekanisme kerja atau pola layanan penangan masalah siswa. Sebagai salah satu
bentuk kreatifitas dapat diwujudkan seperti yang tertuang dalam Buku III Pengembangan
Diri, berikut :
Belkin, Gary S., 1981, Practical Counseling in the Shcools (Second Editon), Iowa, Wm. C.
Brown Company Publishers.
Syamsu Yusuf L.N. 2009.Program Bimbingan & Konseling di Sekolah, Bandung: Rizqi
Press.
Uman Suherman. 2009. Manajemen Bimbingan dan Konseling, Bandung, Rizqi Press.
Willis, Sofyan S. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.
Gysbers, Norman C. 2005, Developing & Managing, Your School Guidance and Counseling
Program, ASCA.