Anda di halaman 1dari 9

PEMECAHAN MASALAH SISWA

Diposkan oleh bekti satriadi on Jumat, 12 Oktober 2015

MEKANISME PEMECAHAN MASALAH SISWA DI SEKOLAH*


Oleh : Muswardi Rosra

Sejak tahun 1975, bimbingan dan konseling (BK) telah diakui sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari keseluruhan program pendidikan di sekolah. Tahun 1990 tebit
Peraturan Pemerintah nomor 28 dan 29, yang secara tegas dinyatakan bahwa bimbingan
merupakan suatu layanan pendidikan yang harus diperoleh semua peserta didik dalam rangka
membantu mereka mengarahkan perencanaan masa depan sesuai dengan minat, bakat, dan
kemampuan masing-masing. Pelayanan BK kepada siswa mencakup 4 bidang : yaitu 1)
pribadi, 2) sosial, 3) belajar, dan 4) karir. Keempat bidang tersebut akan dilayani melalui lima
kativitas layanan :
1. Identifikasi masalah (pendataan), yaitu penetapan jenis dan masalah serta latar belakang
sebagai landasan untuk pelayanan selanjutnya.
2. Diagnosis, yaitu dalam kerangka menelusuri faktor penyebab munculnya masalah yang
dialami siswa.
3. Prognosis, yaitu menganalisis kemungkinan terentaskan masalah yang dialami siswa
dengan berbagai alternative penyelesaian masalah.
4. Treatment, yaitu menentukan metode atau teknik yang digunakan dalam mengentaskan
masalah yang dialami siswa.
5. Evaluasi dan tindak lanjut, sebagai upaya untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan
pelayanan yang diberikan dan sekali gus juga sebagai kelanjutan penelitian terhadap layanan
BK selanjutnya.

Bimbingan merupakan suatu proses yang sangat kompleks dan boleh dikatakan
rumit, karena berkaitan dengan perilaku manusia, yang berdimensi jamak dan sukar sekali
diramalkan. Oleh sebab itu, konselor yang peduli dengan siswa tentu akan selalu
meningkatkan kreativitas setiap saat. Atas dasar asumsi itulah makalah ini disajikan kepada
peserta seminar, semoga pokok kajian yang disampaikan dapat menambah khasanah
pengetahuan dan kererampilan kita para konselor sekolah dalam rangka menuju konselor
yang professional.

Pada bagian awal penjelasan akan diuraikan konsep tentang BK Perkembangan,


(selama ini kita lebih menganut dan mendahulukan konsep penyembuhan dan pemecahan
masalah), Struktur layanan BK Perkembangan dan Mekanisme pemecahan masalah.

Konsep BK Perkembangan

Uman Suherman (2009) menuliskan beberapa prinsip BK Komprehensif


(Perkembangan) yang disimpulkan “bahwa BK dibutuhkan oleh semua peserta didik (for
all) dan fokus kepada kegiatan belajar peserta didik dan proses mendorong perkembangan
peserta didik. Oleh karena itu, BK perkembangan sangat peduli dengan kebutuhan,
penerimaan, pemahaman, dan peningkatan diri peserta didik. Konselor yang terlatih dan guru
merupakan fungsionaris kerja sama, berorientasi kepada tim (team). Kurikulum yang
terorganisir dan terencana merupakan bagian vital dari BK Perkembangan”. Dengan
demikian BK Perkembangan merupakan serangkaian bimbingan yang bertanggung jawab
dalam memfasilitasi perkembangan peserta didik pada semua sapek kehidupannya, sehingga
dapat berperan efektif selama siklus kehidupannya.
Penyusunan program BK memperhatikan tiga hal yang mendasar (Uman Suherman,
2009), yaitu :
(1) Ruang lingkup bersifat menyeluruh, artinya bukan hanya layanan bagi seluruh siswa
tetapi juga semua aspek kehidupan siswa. Titik fokus dan tujuan program BK adalah
kesuksesan bagi setiap siswa. Siswa didorong dan dipersiapkan untuk berprestasi di sekolah
dan kehidupannya dan juga mampu berkontribusi bagi kehidupan masyarakat sekitarnya.
(2) Dirancang lebih berorientasi kepada pencegahan, maksudnya lebih bersifat proaktif
dengan memfasilitasi semua siswa untuk memperoleh keberhasilan akademik, karir, pribadi
dan sosial. Pelaksanaan program lebih mengarah kepada akatiftas pada pencegahan resiko
yang mungkin dihadapi siswa, dan
(3) Bertujuan kepada pengembangan potensi siswa, artinya pelayanan untuk menemukan
karakteristik dan kebutuhan siswa pada berbagai jenis dan tahapan perkembangan. Program
yang dirancang dalam rangka membangun tujuan-tujuan, memprediksi hasil, dan membuat
ekbijakan yang tepat baik bagi siswa, konselor, guru, wali kelas, pengawas BK, orang tua
atau masyrakat.

Struktur Layanan BK Perkembangan

Struktur layanan BK Perkembangan meliputi empat komponen (Syamsu L.N., 2007),


yaitu :
1. Layanan dasar, merupakan proses pemberian bantuan kepada peserta didik secara
sistematis melalui kegiatan-kegiatan klasikal dan kelompok. Layanan ini bertujuan untuk
membantu semua siswa agar mencapai tugas-tugas perkembangannya. Secara rinci (Uman
Suherman, 2009) menyatakan : a) memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan
lingkungannya, b) mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung
jawab terhadap perilaku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungan, c) mampu
menangani atau memenuhi kbutuhan dan masalahnya, dan d) mampu mengembangkan
dirinya dalam mencapai tujuan hidupnya.
2. Layanan responsif, merupakan pemberian bantuan kepada individu atau peserta didik
yang memiliki masalah dan kebutuhan khusus yang memerlukan pertolongan konselor
dengan segera. Layanan responsif bertujuan membantu peserta didik agar dapat memenuhi
kebutuhannya, dan memecahkan masalah yang dihadapinya, baik berupa hambatan atau
kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Materi bimbingan dan konseling
tergantung kepada masalah atau kebutuhan peserta didik. Kebutuhan peserta didik berkaitan
dengan keinginan mereka untuk memahami tentang sesuatu hal, karena dipandang penting
bagi perkembangan dirinya yang positif. Kebutuhan itu seperti keinginan mereka untuk
memperoleh informasi tentang; (a) pemahaman dan penerimaan diri dan lingkungan; (b)
bahayanya pergaulan bebas, obat-obatan terlarang, minuman keras, narkotika, ecstasy, dan
putau; (c) cara mengatasi kesulitan belajar, dan (d) cara memilih program studi yang cocok
dengan kemampuan dan minat serta karirnya di masa depan. Masalah-masalah (gejalah
masalah) yang mngkin dialami peserta didik, diantaranya : (a) merasa cemas terhadap postur
tubuhnya, (b) merasa cemas dalam menghadapi masa depan, (c) merasa rendah diri, (d)
berperilaku impulsive (kekanak-kanakan), (e) kurang mampu memilih dan membuat
keputusan, (f) membolos dari sekolah, (g) malas belajar, (h) memiliki kebiasaan belajar yang
negative, (i) kurang bias bergaul.
3. Layanan perencanaan individual, diartikan sebagai proses bantuan kepada peserta didik
agar mampu merumuskan dam melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa
depannya, berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta
pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Layanan
perencanaan individual bertujuan membantu peserta didik agar (1) memiliki pemahaman
tentang diri dan lingkungannya; (2) mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau
pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyakut aspek pribadi, social, belajar,
maupun karit; dan (3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan
rencana yang telah dirumuskannya. Materi pelayanan perencanaan individual berkaitan erat
dengan materi yang diberikan pada layanan dasar bimbingan dapat membantu peserta didik
untuk memahami dirinya dan lingkungannya. Karena materi bimbingan secara umum telah
diberikan pada layanan dasar bimbingan, maka pada layanan perencanaan individual kegiatan
para peserta didik difokuskan kepada upaya menganalisis kelebihan dan kekurangan dirinya.
Kegiatan ini erupakan dasar untuk merumuskan aktivitasnya dalam rangka mengembangkan
atau memperbaiki sikap, minat/cita-cita, pemahaman, atau perilakunya. Karena itu layanan
perencanaan individual lebih berfungsi pengembangan dan preventif.
4. Dukungan sistem, ketiga komponen struktur layanan yang telah dikemukakan merupakan
pemberian layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik secara langsung.
Sedangkan dukungan system merupakan komponen layanan yang tidak langsung, yang
kegiatannya meliputi (1) pemberian layanan dan (2) kegiatan manajemen.

Mekanisme Pemecahan Masalah

Berdasarkan konsep dan struktur layanan BK Perkembangan seperti telah diuraikan di


atas tersirat bahwa pemecahan masalah yang dialami siswa harus dirancang secara cermat
dengan melibatkan semua komponen yang ada di sekolah (ingat pelaksanaan BK
Perkembangan merupakan kerjasama dalam bentuk tim). Dalam keadaan seperti ini
penerapan prinsip-prinsip dan fungsi manajemen menjadi pusat kajian dan titik tolak bagi
setiap penyelenggara BK di sekolah.
Penerapannya dapat dimulai dari perencanaan dan penyusunan program BK di
sekolah, pengorganisasian aktivitas dan semua unsur pendukung BK, penetapan staf BK,
sampai menggerakkan atau meningkatkan SDM dalam rangka melaksanakan tugas masing-
masing. Karena itu, layanan BK di sekolah perlu “diurus, dikendalikan, dikelola,
diselenggarakan, dijalankan, dilaksanakan dan dipimpin oleh individu (konselor) yang
memiliki keahlian, keterampilan, serta wawasan dan pemahaman tentang arah, tujuan, fungsi,
kegiatan, strategi dan indikator keberhasilan” (Uman Suherman, 2009).
Selanjutnya dijelaskan “pengorganisasian BK di sekolah berjalan secara terkoordinasi
dan integral ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Semua personil sekolah, guru pembimbing (konselor), guru mata pelajaran, wali kelas,
dan staf administrasi bimbingan harus dihimpun dalam satu wadah, sehingga terwujud
kesatuan cara bertindak dalam usaha membantu memberikan layanan BK.
2. Mekanisme kerja, pola kerjaatau prosedur kerja BK di sekolah harus tunggal, sehingga
siswa tidak bingung karena adanya berbagai bentuk layanan BK.
3. Tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing petugas yang terlibat
dalam pelaksanaan layanan BK harus dirinci dengan jelas, sehingga masing-masing petugas
BK akan dapat memahami dan mengerti kewajiban dan tanggung jawab masing-masing.

Personil pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling adalah segenap unsur yang terkait di
dalam organigram pelayanan bimbingan dan konseling, dengan Koordinator dan Guru
Pembimbing sebagai pelaksana utamanya. Uraian tugas masing-masing personil tersebut,
khusus dalam kaitannya dengan pelayanan bimbingan dan konseling, adalah sebagai
berikut :
1. Kepala Sekolah
Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan di sekolah secara menyeluruh, khususnya
pelayanan bimbingan dan konseling. Tugas Kepala Sekolah adalah :
a. Mengkoordinir segenap kegiatan yang direncanakan, diprogramkan dan berlangsung di
sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan konseling merupakan
suatu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis.
b. Menyediakan sarana dan prasarana, tenaga, dan berbagai fasilitas lainnya untuk
kemudahan bagi terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.
c. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program,
penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling.
d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
kepada pihak-pihak terkait, terutama Dinas Pendidikan yang menjadi atasannya.
e. Menyediakan fasilitas, kesempatan dan dukungan dalam kegiatan kepengawasan yang
dilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang BK.

2. Wakil Kepala Sekolah


Sebagai pembantu Kepala Sekolah, para Wakil Kepala Sekolah membantu Kepala
Sekolah dalam melaksanakan tugas-tugas Kepala Sekolah sebagaimana tertulis di atas (poin
1).

3. Koordinator Bimbingan dan Konseling


Koordinator Bimbingan dan Konseling adalah pembantu kepala sekolah bidang
layanan bimbingan dan konseling yang bertugas :
a. Mengkoordinasikan para Guru Pembimbing dalam :
1). memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada segenap warga sekolah
(siswa, guru, dan personil sekolah lainnya), orang tua siswa, dan masyarakat.
2). menyusun program kegiatan bimbingan dan konseling (program layanan dan kegiatan
pendukung, program mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan)
3). melaksanakan program bimbingan dan konseling
4). mengadministrasikan program kegiatan bimbingan dan konseling
5). menilai hasil pelaksanaan program kegiatan bimbingan dan konseling
6). menganalisis hasil penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling
7). memberikan tindak lanjut terhadap analisis hasil penilaian bimbingan dan konseling
b. Mengusulkan kepada Kepala Sekolah dan mengusahakan bagi terpenuhinya tenaga,
prasana dan sarana, alat dan perlengkapan pelayanan bimbingan dan konseling.
c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling kepada
Kepala Sekolah.
d. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan oleh Pengawas Sekolah Bidang BK.

4. Guru Pembimbing/ Konselor sekolah


Sebagai pelaksana utama, tenaga inti dan ahli, Guru Pembimbing bertugas :
a. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling.
b. Merencanakan program bimbingan dan konseling (terutama program-program layanan
dan kegiatan pendukung) untuk satuan-satuan waktu tertentu. Program-program tersebut
dikemas dalam program harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan.
c. Melaksanakan segenap program layanan bimbingan dan konseling.
d. Melaksanakan segenap program kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
e. Menilai proses dan hasil pelaksanaan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling.
f. Menganalisis hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
g. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling.
h. Mengadministrasikan kegiatan program layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling yang dilaksanakannya.
i. Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan bimbingan dan
konseling secara menyeluruh kepada Koordinator BK serta Kepala Sekolah.
j. Mempersiapkan diri, menerima dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan
oleh Pengawas Sekolah Bidang BK.

5. Guru Mata Pelajaran/Praktik


Sebagai tenaga ahli pengajaran dan/atau praktik dalam bidang studi atau
program latihan tertentu, dan sebagai personil yang sehari-hari langsung berhubungan dengan
siswa, peranan Guru Mata Pelajaran dan Guru Praktik dalam pelayanan bimbingan dan
konseling adalah :
a. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
b. Membantu Guru Pembimbing mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan
bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
c. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada
Guru Pembimbing.
d. Menerima siswa alih tangan dari Guru Pembimbing, yaitu siswa yang menurut Guru
Pembimbing memerlukan pelayanan pengajaran/ latihan khusus (seperti pengajaran/latihan
perbaikan, program pengayaan).
e. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-
siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
f. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang
dimaksudkan itu.
g. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi
kasus.
h. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan
bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.

6. Wali Kelas
Sebagai pengelola kelas tertentu, dalam pelayanan bimbingan dan konseling
Wali Kelas berperan :
a. Membantu Guru Pembimbing melaksanakan tugas-tugasnya, khususnya di kelas yang
menjadi tanggung jawabnya.
b. Membantu Guru Mata Pelajaran melaksanakan peranannya dalam pelayanan bimbingan
dan konseling, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
c. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas yang
menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti/ menjalani layanan dan/atau kegiatan
bimbingan dan konseling.
d. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling, seperti konferensi
kasus.
e. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada
Guru Pembimbing.

7. Staf Administrasi
Staf administrasi memiliki peranan yang tidak kecil terhadap kelancaran pelaksanaan
program Bimbingan dan konseling di sekolah. Karena itu peran yang dapat dilakukan sataf
administrasi adalah :
a. Mereka diharapkan membantu mempersiapkan seluruh kegiatan BK di sekolah.
b. Mempersiapkan sarana (format-format) yang diperlukan dalam pelaksanaan layanan BK.
c. Membantu mengadministrasikan seluruh kegiatan BK.
d. Membantu menyampaikan informasi kepada personil sekolah lain bekenaan dengan
pelaksanaan layanan BK.
e. Membantu para konselor dalam memelihara data dan serta sarana dan fasilitas
Bimbingan dan konseling yang ada.

Bila kita menyadari peran dari masing-masing personil sekolah yang terlibat
dalam kegiatan pelayanan BK di sekolah, maka koordinator BK dengan sedikit kreatif dapat
menyusun mekanisme kerja atau pola layanan penangan masalah siswa. Sebagai salah satu
bentuk kreatifitas dapat diwujudkan seperti yang tertuang dalam Buku III Pengembangan
Diri, berikut :

ALUR MEKANISME PELAYANAN KONSELING


Ada 2 (dua) alur mekanisme Pelayanan Konseling, yaitu :

a. Alur Pelayanan Konseling berkaitan Pengembangan Kehidupan Pribadi dan Sosial;


Peserta Didik Masalah pengembangan kehidupan
Pribadi (P) dan Sosial (S)

Guru Mata Pelajaran Identitas nama peserta didik


Catatan Anekdot, ditemui di dalam kelas
* Aplikasi/ Pemanfaatan data dari BK

Guru Wali Kelas Data awal portopolio


Identitas peserta didik
Latar belakang pekerjaan, sosial ekonomi
orang tua / wali peserta didik
Undangan orang tua/wali peserta didik
Kunjungan rumah (bersama guru BK/
Konselor), sebagai mitra kerja untuk
kegiatan terpadu
Aplikasi/pemanfaatan data dari BK

Guru BK/Konselor Need assessment/ data awal potensi peserta


didik
Memiliki data peserta didik berkaitan latar
belakang keluarga
Layanan :
Informasi
Konseling Individu
Konseling Kelompok
Bimbingan Kelompok
Konsultasi
Mediasi
Kegiatan Pendukung :
Himpunan Data
Aplikasi Instrumen
Tampilan Kepustakaan
Kunjungan rumah
Undangan Orangtua/ wali peserta didik
Kunjungan rumah
Alih Tangan
Konferensi Kasus

Kepala SMA Mengetahui dan memfasilitasi

Keterangan Alur Mekanisme Pelayanan Konseling :


Peserta didik
Menemui masalah pengembangan kehidupan Pribadi dan/atau sosial
Guru Mata Pelajaran
Mempunyai catatan (Identitas nama peserta didik dan catatan Anekdot) yang
ditemui didalam kelas
Wali Kelas
- Mempunyai data awal, portofolio identitas peserta didik
- Memiliki data latar belakang pekerjaan, sosial ekonomi orang tua/wali,peserta didik, bila
diperlukan dapat mengundang orang tua/wali peserta didik.
- Melaksanakan kunjungan rumah bersama guru BK (Konselor) sebagai mitra kerja untuk
kegiatan terpadu.
Guru BK / Konselor
- Mempunyai data awal, portofolio, identitas prestasi peserta didik (non akademis) dan hasil
psikotesnya (kemampuan khusus (bakat), minat dan kreativitas)
- Memiliki data latar belakang pekerjaan, dan sosial ekonomi orang tua peserta didik
- Memberikan Layanan, antara lain Informasi, Konseling Individu, Konseling Kelompok,
Bimbingan Kelompok, Konsultasi dan Mediasi
- Melaksanakan Kegiatan Pendukung antara lain : himpunan data, aplikasi instrumen,
tampilan
kepustakaan, kunjungan rumah, undangan orang tua peserta didik, alih tangan kasus dan
konferensi kasus
Kepala SMA
- Mengetahui alur mekanisme pelayanan BK dalam pengembangan diri bagi peserta didik,
berkaitan dengan pengembangan kehidupan pribadi (P) dan sosial (S)
- Memfasilitasi setiap kegiatan yang dilakukan oleh guru BK (Konselor)
b. Alur Pelayanan Konseling berkaitan Pengembangan Kemampuan Belajar dan
Pengembangan Karir
Peserta Didik Masalah pengembangan kemampuan belajar (B) dan pengembangan
karir (K)

Guru Mata Ulangan harian/post test


Pelajaran Pendalaman/pengulangan materi (bimbingan sebelum
remedial)
Remedial
Klinik Mata pelajaran
Aplikasi/ Pemanfaatan data dari layanan BK

Guru Wali Kelas Data hasil evaluasi belajar


Konsultasi dengan orangtua / wali peserta didik
Aplikasi/ Pemanfaatan data dari layanan BK

Guru BK Memiliki data prestasi belajar dan hasil tes psikologi


berkaitan dengan kemampuan akademik
Layanan
Konseling Individu
Konseling Kelompok
Penguasaan Konten
Penempatan dan Penyaluran
Konsultasi
Kegiatan Pendukung:
Himpunan Data
Aplikasi Instrumen tes & non tes
Tampilan Kepustakaan
Kunjungan Rumah / Undangan Orangtua / wali peserta
didik
Alih tangan kasus
Komferensi Kasus

Kepala SMA Mengetahui dan memfasilitasi

Keterangan Alur Mekanisme Pelayanan Konseling :


Peserta didik
Menemui masalah Pengembangan Kehidupan belajar dan karir
Guru Mata Pelajaran
- Melaksanakan ulangan harian/Post Test
- Melaksanakan remedial bagi peserta didik
- Melaksanakan klinik mata pelajaran yang diatur oleh Kurikulum
Wali Kelas
- Mempunyai data hasil evaluasi hasil belajar, yang diperoleh dari wakasek bidang
akademik/kurikulum
- Melaksanakan konsultasi dengan orangtuawali, bila perlu mengundang orang tua/wali
peserta
didik
Guru Bimbingan Konseling / Konselor
- Memiliki data hasil evaluasi belajar peserta didik dan lainnya yang berhubungan dengan
kemampuan akademik dalam belajar (hasil tes psikologi yang meliputi kemampuan
umum/IQ,
kemampuan khusus/bakat, minat dan kreatifitas) serta perencanaan pengambilan keputusan
dalam pemilihan karir- Memberikan Layanan, antara lain : Konseling Individu, Konseling
Kelompok, Penguasaan Konten, Penempatan dan Penyaluran serta Konsultasi
- Melaksanakan Kegiatan Pendukung, antara lain : himpunan data, aplikasi instrumen tes dan
non tes, tampilan kepustakaan, kunjungan rumah,undangan orang tua/wali, alih tangan
kasus,
dan konferensi kasus.
Kepala Sekolah
- Mengetahui alur mekanisme pelayanan bimbingan konseling dalam pengembangan diri
berkaitan dengan pengembangan kemampuan belajar (B) dan pengembangan karir (K) bagi
peserta didik
- Memfasilitasi setiap kegiatan yang dilakukan oleh Guru BK/Konselor

* Disampaikan dalam seminar


Daftar Pustaka

Belkin, Gary S., 1981, Practical Counseling in the Shcools (Second Editon), Iowa, Wm. C.
Brown Company Publishers.

Depdiknas, 2003. Pelayanan Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Puskur Balitbang.

Syamsu Yusuf L.N. 2009.Program Bimbingan & Konseling di Sekolah, Bandung: Rizqi
Press.

Uman Suherman. 2009. Manajemen Bimbingan dan Konseling, Bandung, Rizqi Press.
Willis, Sofyan S. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.
Gysbers, Norman C. 2005, Developing & Managing, Your School Guidance and Counseling
Program, ASCA.

Anda mungkin juga menyukai