Disusun Oleh :
Kelompok 11
1. Annisa Ulfatun N. (1401418313/04)
2. Wafiqoh Ramadhani (1401418314/05)
3. Vivi Lestiyani (1401418315/06)
4. Rr. Tias Permata Herawati (4301420020/37)
Makna Guru Penggerak,
Merdeka Belajar
Tenaga pendidik atau guru menjadi tombak utama dari kegiatan belajar
mengajar. Program Guru Penggerak dapat menjadi solusi untuk
meningkatkan kemampuan para guru demi memenuhi konsep kurikulum
Merdeka Belajar.
Peran Guru Penggerak
dalam program
Merdeka Belajar
1. Mendorong Peningkatan Prestasi Akademik Murid
Peran ini merupakan peran yang dimiliki oleh kedua jenis guru, baik itu Guru Penggerak
guru dengan definisi baik. Peran mendorong peningkatan prestasi akademik murid
maupun selaras dengan tujuan Merdeka Belajar yaitu menciptakan generasi hebat di
masa yang akan datang. Peran ini juga sesuai dengan aspek Profil Pelajar Pancasila yang
mengharuskan siswa untuk bernalar kritis dan berakhlak mulia agar prestasi akademiknya
meningkat.
Perbedaan yang mendasar dari guru pada umumnya dan Guru Penggerak yaitu besaran
dampak yang dibuat. Guru Penggerak diharapkan menjadi teladan dan agen perubahan di
dalam ekosistem pendidikan. Mereka harus mempunyai dampak lain selain perubahan
positif di kelasnya sendiri. Guru Penggerak harus memberikan dampak kepada guru-guru
lain serta dampak kepada sekolahnya. Mereka layaknya lilin/obor perubahan di masing-
masing unit pendidikannya, bahkan di luar unit pendidikannya.
1 2 3 4 5
Perencanaan program Pengorganisasian bimbingan Pengadministrasian
dan pengaturan waktu dan konseling kegiatan BK
pelaksanaan bimbingan
konseling
Seperti halnya kegiatan yang lain, layanan BK harus dan memerlukan manajemen atau pengaturan.
Mengenai arti dari manajemen itu sendiri Stoner (Juntika: 2005) mengemukakan pendapatnya sebagai
berikut: “Management is the process of planning, organizing, leading and controlling the efforts of
organizing members and of using all other organizational resources to achieve stated organizational goals”.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam rangka manajemen BK :
a) Perencanaan program dan pengaturan waktu pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling.
b) Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling.
c) Pemanfaatan fasilitas pendukung kegiatan Bimbingan dan Konseling.
d) Pengadministrasian kegiatan Bimbingan dan Konseling.
e) Pengarahan, Supervisi, dan penilitian kegiatan Bimbingan dan Konseling.
Hal yang perlu diperhatikan agar pengorganisasian BK berjalan baik :
• Semua personel sekolah dihimpun dalam satu wadah, agar terwujud satu kesatuan cara bertindak kaitannya dalam
memberikan layanan BK.
• Mekanisme kerja harus tunggal.
• Tugas, wewenang dan tanggguang jawab tiap personel jelas.
1) Pembimbing laki-laki melayani siswa laki-laki dan pembimbing perempuan melayani siswa perempuan.
2) Setiap pembimbing diberi tanggung jawab terhadap tingkatan tertentu, sehingga pembimbing setiap
tahun pembelajaran memperoleh angkatan siswa yang baru.
3) Setiap pembimbing diberi tanggung jawab terhadap angkatan siswa tertentu yang diikutinya terus dari
saat angkatan itu masuk sekolah sampai tamat.
4) Setiap pembimbing memegang layanan-layanan bimbingan tertentu untuk seluruh angkatan siswa,
misalnya pembimbing A khusus melayani semua siswa yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi,
pembimbing B khusus melayani semua siswa yang akan langsung bekerja setelah tamat, dan pembimbing C
menangani program testing untuk semua siswa, dan lain sebagainya.
5) Kombinasi antara poin 2 dan 4, sehingga ada beberapa pembimbing yang melayani siswa di tingkat
kelas tertentu dan ada beberapa pembimbing yang memegang aspek-aspek program bimbingan tertentu.
Selain itu, koordinator BK juga mengatur hubungan kerja sama di antara para tenaga bimbingan dengan
tenaga pembantu administratif atau tata usaha. Dalam mengadministrasikan kegiatan-kegiatan bimbingan,
sebaiknya dibedakan antara kegiatan yang menyangkut :
1) Kegiatan profesional intern di antara anggota bimbingan.
2) Kegiatan membina hubungan dengan masyarakat, instansi pendidikan lain, atau tenaga penunjang di
luar sekolah yang bersangkutan.
3) Kegiatan yang berupa penulisan laporan yang harus dikerjakan oleh masing-masing tenaga bimbingan.
4) Kegiatan yang dilakukan oleh tenaga pembantu administratif.
5) Kegiatan profesional ekstern yang berupa implementasi dari pelayanan bimbingan yang diberikan
kepada orang lain.
6. Aspek manajemen bimbingan dan konseling.
Aspek-aspek manajemen program layanan bimbingan dan konseling
diantaranya adalah:
b. Pengarahan kegiatan bimbingan dan konseling.
Menurut Hatch dan Stefflre pengarahan adalah sebagai suatu fase administratif
yang mencakup koordinasi, kontrol, dan stimulasi terhadap yang lain.
a. Perencanaan serta 1) Supervisi kegiatan bimbingan dan konseling
pengorganisasian program Menurut Arthur Jones, supervisi itu mancakup dua bentuk kegiatan, yaitu:
layanan bimbingan dan a. Sebagai kontrol kualitas yang direncanakan untuk memelihara,
konseling. Perencanaan menyelenggarakan, dan menentang perubahan
pengorganisasian program b. Mengadakan perugahan, penataran, dan mengadakan perubahan perilaku
layanan bimbingan dan 2) Penilaian program layanan bimbingan dan konseling
konseling Merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan dan
menurut Hatch dan Stefflre dia konseling, yaitu usaha untuk menilai sejauh mana peleksanaan program itu
ntaranya adalah: menca[pai tujuan yang telah ditetapkan. Aspek yang dinilai diantaranya adalah:
1) The precence of a need a. Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan
2) An analysis of the situation b. Keterlaksanaan program
3) A review of alternate c. Hambatan-hambatan yang dijumpai.
possibilities d. Respons siswa, personil sekolah, orangtua, dan masyarakat terhadap layanan
4) The choice of a course of bimbingan dan konseling.
action e. Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tugas perkembangan dan
hasil belajar.
f. Keberhasilan siswa setelah menyelesaikan sekolah, baik pada studi lanjutan
maupun pada kehidupannya di masyarakat.
7. Pola-pola manajemen bimbingan konsleing di
sekolah.
• Pola Manajemen bimbingan dan Konseling
Yang dimaksud pola manajemen bimbingan dan konseling adalah kerangka hubungan struktural
antara berbagai bidang atau sebagai kedudukan dalam pelaksanaan disekolah dan madrasah
kerangka hubungan tersebut digambar dalam suatu struktur organisasi. Sesuai dengan pola yang
dianut oleh masing-masing sekolah, maka pola manajemen BK ini terbagi menjadi dua bagian, yakni
pola professional dan pola non professional. Yang dimaksud pola professional disini adalah guru
pembimbing di sekolah yang bersangkutan direkrut dari alumni BK baik strata satu (S1), strata dua
(S2) dan strata tiga (S3), sedangkan yang dimaksud pola non professional adalah guru pembimbing
direkrut bukan dari alumni BK. Pola non professional biasanya menetapkan kepala sekolah, guru
mata pelajaran tertentu atau wali kelas sebagai petugs bimbingan.
Kesimpulan
Guru Penggerak merupakan suatu program Manajemen dalam layanan bimbingan dan
pelatihan, identifikasi, atau pembibitan calon pemimpin- konseling dilakukan untuk memberikan layanan
pemimpin pendidikan Indonesia di masa depan. bimbingan dan konseling yang bermutu, yaitu layanan
Adapun peran guru penggerak dalam program yang mampu mengintegrasikan, mendistribusikan,
merdeka belajar: mengelola, dan mendayagunakan program, personil,
•Mendorong Peningkatan Prestasi Akademik Murid fasilitas dan pembiayaan layanan bimbingan dan
•Mengajar dengan Kreatif konseling secara optimal agar dapat mengembangkan
•Mengembangkan Diri Secara Aktif seluruh potensi siswa.
•Mendorong Tumbuh Kembang Murid Secara Holistik Pola manajemen bimbingan dan konseling adalah
•Menjadi Pelatih (Coach/Mentor) Bagi Guru Lain untuk kerangka hubungan struktural antara berbagai bidang
Pembelajaran yang Berpusat Pada Murid atau sebagai kedudukan dalam pelaksanaan disekolah
•Menjadi Teladan dan Agen Transformasi Bagi dan madrasah kerangka hubungan tersebut digambar
Ekosistem Pendidikan dalam suatu struktur organisasi.