Anda di halaman 1dari 9

IMPLEMENTASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

ABSTRAK

Penelitian ini berfokus pada implementasi pelaksanaan bimbingan dan konseling


di sekolah menengah pertama. Masalah utama dalam penelitian ini adalah
bagaimana mengimplementasikan bimbingan dan konseling diberikan oleh
konselor sekolah yang bertindak sebagai layanan sekolah. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan literature review.
Proses implementasi didasarkan pada hasil penelitian yang diperoleh dilakukan
oleh konselor sekolah untuk melaksanakan bimbingan dan konseling siswa
melakukannya dengan baik. Hal ini ditandai dari layanan yang diberikan kepada
perseta didik. Layanan dasar yang dilaksanakan oleh konselor sekolah dalam
bentuk pelayanan kepada peserta didik telah berjalan dengan baik. Hal ini ditandai
dengan tercapainya pelaksanaan bimbingan klasikal dengan memanfaatkan
layanan orientasi dan informasi, layanan responsif yang dilaksanakan dalam
pelayanan bimbingan konseling kepada peserta didik berjalan cukup baik..

PENDAHULUAN

Setiap lembaga pendidikan formal bertujuan untuk menghasilkan individu


mencapai perkembangan optimal sesuai dengan potensi, minat dan nilai yang
menjadi pandangan hidupnya. Pendidikan selalu berkenaan dengan upaya
pembinaan manusia, maka keberhasilan pendidikan sangat bergantung pada unsur
manusianya. Karena unsur manusianya paling menentukan berhasil atau tidaknya
pendidikan. Salah satu unsur manusia yang menentukan kualitas pendidikan
adalah tenaga pengajar (Kompri, 2014).

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) disebutkan


bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan pada umumnya selalu berintikan bimbingan. Sebab pendidikan
bertujuan agar anak didik menjadi kreatif, produktif dan mandiri. Peran
pendidikan sangat penting untuk menciptakan kader-kader muda yang memiliki
kualitas yang baik. Bukan hanya dalam bidang akademik saja akan tetapi
memiliki sikap yang sesuai dengan normanorma yang berlaku dalam lingkungan
keluarga, masyarakat maupun dilingkungan teman sebaya. Melalui sarana
pendidikan siswa mampu mengetahui dan mengembangkan potensi-potensi yang
dimiliki, serta dapat menyalurkan bakat dan minat sesuai keinginannya. Selain itu
pendidikan juga sebagai wadah yang bertanggung jawab secara utuh untuk
mencerdaskan siswa agar menjadi pribadi yang mampu bertanggung jawab bukan
hanya pada orang lain melainkan pada diri sendiri.

Pemberian layanan bimbingan dan konseling bagi siswa sangat penting


dalam rangka untuk keberhasilan program pendidikannya, agar individu mampu
merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir, serta kehidupan
dimasa yang akan datang. Bimbingan dan konseling juga dimaksudkan untuk
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki seseorang, sehingga orang yang
bersangkutan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan
masyarakat, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat ataupun
lingkungan kerja (Ahmad Susanto, 2018).

Lembaga pendidikan berupa sekolah yang mempunyai peran yang sangat


penting di dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak didik atau siswa.
Sekolah merupakan suatu lembaga atau sistem yang di dalamnya terdapat
komponen-komponen yang terintegrasi dengan baik. Bimbingan Konseling (BK)
adalah salah satu komponen yang ada disekolah yang bertugas untuk membantu
menyelesaikan masalah-masalah yang dialami anak didik atau siswa. Namun
berdasarkan survey tidak semua sekolah memiliki tenaga konselor atau guru BK,
pelayanan BK di SMP dilaksanakan oleh guru kelas atau wali kelas, sehingga
program pelaksanaan tidak dibuat secara khusus dan pemberian bimbingan hanya
ruang lingkup akademik pada mata pelajaran yang diampunya.

Peraturan pemerintah mengatakan bahwa layanan BK di Sekolah


Menengah Pertama (SMP) sangat penting dan diperlukan untuk dilaksanakan
secara khusus, terprogram dan ditangani dengan baik oleh guru BK agar pribadi
dan segenap potensi siswa dapat berkembang secara optimal. Pelayanan
bimbingan dan konseling di SMP perlu disesuaikan dengan karakteristik anak
didik, kemampuan pelaksanaanya yaitu guru BK atau guru kelas serta tujuan
pendidikan (Nurihsan, 2011).

Bimbingan dan Konseling ini sangat diperlukan dalam dunia pendidikan


karena berfungsi untuk menangani pembinaan kepribadian peserta didiknya.
Bimbingan dan Konseling penting dilaksanakan karena banyaknya kasus
kenakalan dan juga kriminalitas yang dilakukan oleh siswa yang dapat
mengakibatkan perkembangan akademis, pribadi maupun hubungan sosial mereka
menjadi terhambat. Layanan bimbingan dan konseling disekolah berperan penting
bagi perkembangan pribadi siswa. Dalam proses pembimbingan anak didalam
keluarga dilaksanakan oleh keluarganya sendiri. Sementara dalam lingkup
sekolah, peserta didik merupakan tanggung jawab penuh dari sekolah. Proses
bimbingan terhadap peserta didik biasanya dilakukan oleh ahli yang khusus pada
bidang tersebut. Bimbingan tersebut dilakukan oleh seorang guru bimbingan
konseling sebagai konselor yang akan memberikan teguran, koreksi dan motivasi
kepada siswa.

Bimbingan dan konseling adalah suatu proses membantu siswa dalam


mengatasi masalah yang dihadapinya. Siswa membutuhkan bantuan untuk
mengetahui tindakan yang harus dilakukan dalam beinteraksi dengan sesama
siswa, guru, staf sekolah maupun dengan masyarakat disekitarnya. Pelayanan
bimbingan dan konseling disekolah sangat membantu untuk menentukan pribadi,
mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.

Bimbingan dan Konseling merupakan suatu program yang sangat penting


adanya di setiap sekolah. Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membina
kepribadian serta akhlak siswa, karena siswa pada masa pubertas biasanya sangat
dibutuhkan agar siswa terhindar dari perbuatan yang melanggar norma-norma dan
bantuan yang diberikan oleh seorang konselor adalah bantuan yang bersifat
psikologis (Kompri, 2014).
Selain berhadapan dengan peserta didik, konselor sekolah juga berhadapan
dengan personil sekolah lainnya, orang tua, bahkan kelompok tertentu dari
berbagai latar belakang keilmuan (Agustina et al., 2019). Untuk itu, konselor
sekolah memerlukan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak agar
terciptanya pelayanan prima bagi peserta didik. Sudah menjadi sebuah keharusan
bagi konselor sekolah untuk selalu membangun komunikasi yang kontinyu
diantara personil sekolah, peserta didik dan orang tua. Berkenaan dengan itu,
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) menegaskan bahwa
kompetensi utama yang harus dimiliki oleh konselor sekolah adalah
kemampuannya dalam membangun relasi (Saputra, 2015). Selain itu strategi yang
bisa dilakukan oleh konselor sekolah dalam membantu peserta didik adalah
dengan mengimplementaskan program bimbingan dan konseling di sekolah yang
mengacu pada empat komponen pelayanan komprehensif, diantaranya; a) layanan
dasar, b) layanan responsif, 3) perencanaan individual, dan 4) dukungan sistem
(Bhakti, 2015). Tujuan dari pada proses implementasi yang dilakukan yaitu
memberikan kontribusi pada peserta didik, diataranya; merencanakan karir dimasa
mendatang, mengembangakan potensi utama yang dimiliki, mampu menempatkan
diri dengan dengan baik dalam lingkungan, serta mampu mengatasi tantangan dan
kesulitan yang dihadapi (Lestari & Irawan, 2017). Sedangkan dalam
mengimplemantasikan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, konselor
sekolah menempatkan konseling individual sebagai senjata utama pelayanan, dan
bimbingan kelompok sebagai senjata strategis lainnya (Kholilah & Khusumadewi,
2018; Octavia, 2019; Suryahadikusumah & Dedy, 2019).

METODOLOGI

Metode penelitian yang dilakukan oleh penyusun adalah penelitian


kualitatif menggunakan pendekatan kepustakaan (library research) yaitu penelitian
yang sumber datanya diperoleh melalui penelitian buku-buku yang berkaitan
dengan masalah yang dibahas penelitian ini melalui sumber sekunder. Sumber
sekunder dalam penelitian ini adalah segala literatur ataupun hal - hal yang terkait
dengan bahasan penelitian, seperti artikel, skripsi, tesis, maupun informasi -
informasi yang di dapatkan dari dunia maya. Penelitian ini bersifat deskriptif
analitik, dimana menghasilkan sebuah gambaran dengan menguraikan fakta-fakta
yang bersifat kondisional dari suatu peristiwa. Zed dalam penelitian Kartiningsih
(2015) mengatakan bahwa metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan
yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan
mencatat, serta mengelolah bahan penelitian. Kartiningsih menambahkan bahwa
studi kepustakaan dilakukan oleh setiap peneliti dengan tujuan utama yaitu
mencari dasar pijakan/ fondasi untuk memperoleh dan membangun landasan teori,
kerangka berpikir, dan menentukan dugaan sementara atau disebut juga dengan
hipotesis penelitian. Sehingga para peneliti dapat mengelompokkan,
mengalokasikan mengorganisasikan, dan menggunakan variasi pustaka dalam
bidangnya. Studi literatur dapat ditempuh dengan jalan mengumpulkan
referensi yang terdiri beberapa penelitian terdahulu yang kemudian
dikompilasi untuk menarik kesimpulan (Mardalis, 1999). Hasil kompilasi
dari beberapa penelitian terdahulu digunakan untuk menyimpulkan terkait
implementasi layanan bimbingan dan konseling di sekolah menengah pertama.

PEMBAHASAN

Sesuatu yang disebut program merupakan rangkaian kegiatan yang


terencana lengkap dengan rincian tujuan beserta jenis-jenis kegiatan, seperti
program tahunan, semesteran, bulanan dan mingguan serta langkah-langkah yang
harus dilakukan oleh Guru Bimbingan dan Konseling dalam mengatasi
permasalahan siswa. Melakukan atau memberikan bimbingan terhadap siswa tidak
hanya dilakukan oleh Guru Bimbingan dan Konseling namun juga dilakukan oleh
Wali Kelas, Staf Guru, Waka Kesiswaan serta teman sebayanya.

Kegiatan Bimbingan dan Konseling disebut pelayanan apabila kegiatan


tersebut dilakukan melalui kontak langsung dengan sasaran pelayanan, sasaran
yang dimaksud dalam hal ini adalah siswa itu sendiri, berkenaan langsung dengan
permasalahan dan kepentingan yang ia rasakan. Berbagai jenis pelayanan yang
dilakukan sebagai wujud nyata pelaksanaan pelayanan program bimbingan dan
konseling terhadap siswa disekolah. Berikut ada beberapa layanan bimbingan dan
konseling yang terdapat di sekolah menengah pertama:

1. Layanan orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk
memperkenalkan siswa baru atau seseorang terhadap lingkungan yang
baru dimasukinya (Prayitno & Erman, 2013)
2. Layanan informasi
Layanan informasi adalah layanan yang membantu peserta didik menerima
dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan dan
pendidikan lanjutan (Eka Prihatin, 2014). Informasi yang diberikan ini
berupa informasi tentang pendidikan. Hal ini dilakukan agar siswa
kedepannya bisa memilih dengan tepat sekolah mana yang mereka
inginkan setelah lulus dari sekolah menengah pertama ini, supaya tidak
menimbulkan penyesalan bagi siswa-siswi itu sendiri.
3. Layanan penempatan dan penyaluran
Penempatan dan penyaluran merupakan layanan yang membantu peserta
didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat didalam kelas,
kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang dan
kegiatan ekstrakurikuler.
4. Layanan bimbingan belajar
Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang
penting diselenggarakan disekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa
kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam beajar tidak selalu
disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi (Prayitno &
Erman, 2013).

Secara sistemik implikasi bimbingan dan konseling di sekolah menengah


pertama dilakukan dengan tujuan membantu konselor dalam menumbuh
kembangkan kemampuan peserta didik agar: (1) memiliki kesadaran serta
pemahaman akan diri dan lingkungannya (pendidikan, sosial, budaya dan agama),
(2) dapat mengembangkan keterampilan diri untuk bisa bertanggung jawab atas
setiap perilaku yang dilakukan, (3) dapat mengatasi permasalahan yang timbul
dalam kehidupan, dan (4) dapat meningkatkan kemampuan diri dalam rangka
mencapai tujuan hidup yang lebih baik. Untuk mencapai tujuan di atas, konselor
harus dapat menyajikan materi layanan yang mengedepankan aspek pribadi,
sosial, belajar dan karir. Untuk melaksanakan layanan responsive, konselor bisa
melakukan langkah-langkah berikut ini; 1) Membantu dan mengidentifikasikan
kebutuhan peserta didik akan layanan bimbingan dan konseling melalui penilaian
kebutuhan (need assesment), 2) Memberikan kesempatan bagi peserta didik yang
memerlukan pelayanan responsif sesegera mungkin, 3) Aktif dan selalu siap
membantu peserta didik dalam penanganan masalah seperti konfrensi kasus, dan
4) Selalu mencari informasi yang diperlukan dalam rangka mendukung kegiatan
evaluasi atas pelayanan bimbingan dan konseling kepda peserta didik dan
mencoba melakukan upaya tindak lanjut apabila diperlukan.

Melalui layanan perencanaan individual, peserta didik diharapkan mampu:


1) Mempersiapkan diri untuk memasuki pendidikan lanjutan, merencanakan arah
karir dengan cermat, mengembangkan kecakapan pribadi sosial yang berdasar atas
segala pengetahuan diri mengenai pendidikan, masyarakat dan budaya sekitar, 2)
Menganalisis kelebihan dan kekurangan dirinya dalam rangka mencapai tujuan
yang pasti, 3) Mengukur sejauh mana tingkat pencapaian atas tujuan yang dibuat,
4) Mengambil keputusan dengan bijak dari setiap rencana yang dibuat. Dukungan
sistem lebih mengedepankan pengembangan jejaring, kegiatan manajemen, dan
pengembangan profesional diri secara berkelanjutan yang bertujuan untuk
memberikan dorongan kepada konselor sekolah dalam merespon penyelenggaraan
komponen layanan sebelumnya dan selalu mendukung efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah pada masa yang akan
datang.

KESIMPULAN

Dalam mengimplementasikan bimbingan dan konseling di tingkat sekolah


menengah pertama, mayoritas konselor menggunakan konseling komprehensif
dalm pelayanannya. Hal ini dapat terlihat dari layanan yang diberikan kepada
perseta didik. Layanan dasar yang dilaksanakan oleh konselor sekolah dalam
bentuk pelayanan kepada peserta didik telah berjalan dengan baik. Hal ini ditandai
dengan tercapainya pelaksanaan bimbingan klasikal dengan memanfaatkan
layanan orientasi dan informasi, layanan responsif yang dilaksanakan dalam
pelayanan bimbingan konseling kepada peserta didik berjalan cukup baik. Hal ini
ditandai dengan pemanfaatan waktu luang dari konselor sekolah dalam
menjalankan konseling individual dan bimbingan kelompok yang dilakukannya di
sela-sela jam pelajaran lain serta jam sekolah berakhir, layanan perencanaan
individual yang dilaksanakan dalam pelayanan bimbingan konseling kepada
peserta didik berjalan sangat baik. Hal ini ditandai dengan penilaian yang
dilakukan oleh konselor sekolah sangatlah objektif dan mengenai sasaran
pelayanan.

Proses Implementasi Program Bimbingan dan Konseling tentunya


memiliki kendala. Adapun kendala yang menghambat berjalannya proses
implementasi program bimbingan dan konseling adalah kurangnya personil guru
bimbingan dan konseling, kurangnya sarana dan prasarana penunjang program
bimbingan dan konseling, minimnya anggaran dana serta masih kurangnya
pemahaman siswa-siswi terhadap program bimbingan dan konseling yang ada
disekolah ini. Dari semua kendala yang ada, pelaksanaan layanan program
bimbingan dan konseling disekolah tidak memperoleh hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto. (2018). Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Konsep, Teori dan
Aplikasinya). Cetakan Ke-1. Jakarta : Prenadamedia Group.
Bhakti, C. P. (2015). Bimbingan dan Konseling Komprehensif: Dari Paradigma
Menuju Aksi. Jurnal Fokus Konseling, 1(2), 93–106.
Kholilah, N., & Khusumadewi, A. (2018). Implementasi Layanan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Dasar Islam Terpadu At-Taqwa Surabaya. Jurnal
BK Unesa, 8(3).
Kompri. (2014). Manajemen Sekolah Teori dan Praktek. Bandung : Alfabeta
Lestari, M., & Irawan, A. W. (2017). Strategi Implementasi Pendidikan Budi
Pekerti Melalui Peran Guru Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah.
August.
https://www.researchgate.net/profile/Andi_Irawan17/publication/3349415
41_
Nurihsan, Juntika. 2011. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama
Saputra, W. N. E. (2015). Evaluasi Program Konseling Di Smp Kota Malang:
Discrepancy Model. Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Konseling: Jurnal
Kajian Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan Konseling, 1(2), 180.
https://doi.org/10.26858/jpkk.v1i2.1815

Anda mungkin juga menyukai