Anda di halaman 1dari 16

PERAN GURU BK DALAM MENERAPKAN PROGRAM LAYANAN

BIMBINGAN KONSELING DI SMPN 2 KOSAMBI

Sabrina Itsna Amalia


Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Bandung
e-mail: sabrinaitsna.amalia08@gmail.com

Abstract
The role as an educator is always obliged to be an exemplary example in
his steps both in the school environment and in the community, the role as a teacher
always provides knowledge in his field in a humanistic manner, while the role as a
mentor is to lead students to be able to overcome their own problems with
encouragement and attention to their personality. The method in writing this article
uses the research method of literature review by examining several sources related
to the role of the guidance and counseling teacher as a guide and legal basis for
the implementation of guidance and counseling services and planning for the
Counseling Guidance program at SMP Negeri 2 Kosambi with the research
objective to obtain an overview of the Counseling Guidance program planning at
SMP Negeri 2 Kosambi. Counseling Guidance effectively through Counseling
Guidance program planning with the principles and areas of personal, social,
career and learning guidance services as well as the meaning of the experiences of
students.
Keywords: Program Planning, Guidance and Counseling, Counseling Roles,
tutoring services.

Abstrak
Peran sebagai pendidik senantiasa wajib menjadi contoh teladan dalam
gerak langkahnya baik dilingkungan sekolah maupun dimasyarakat, peran sebagai
pengajar selalu memberikan ilmu pengetahuan dibidangnya secara humanistik,
sedangkan peran sebagai pembimbing adalah mengantarkan peserta didik untuk

1
dapat mengatasi permasalahannya sendiri dengan dorongan serta perhatian
terhadap pribadinya. Metode dalam penulisan artikel ini menggunakan metode
penelitian kajian literatur dengan mengkaji beberapa sumber terkait dengan peran
guru bimbingan konseling sebagai pembimbing dan landasan hukum pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling serta perencanaan program Bimbingan Konseling
di SMP Negeri 2 Kosambi dengan tujuan penelitian untuk mendapatkan gambaran
perencanaan program BK di SMP Negeri 2 Kosambi. Bimibingan Konseling secara
efektif melalui perencanaan program Bimbingan Konseling dengan prinsip dan
bidang layanan bimbingan pribadi, sosial, karier dan belajar serta pemaknaan
terhadap pengalaman peserta didik.
Kata kunci: Perencanaan Program, Bimbingan dan Konseling, Peran
Pembimbing, layanan bimbingan.

PENDAHULUAN

Bimbingan dan Konseling di Indonesia merupakan persoalan, sehingga


persolannya harus ditangani agar dapat berkembang lebih baik dan bermartabat.
Permasalahan yang dihadapi mulai dari minimnya anggaran untuk pendidikan pada
kegiatan Bimbingan dan Konseling di sekolah, minimnya ketrampilan tenaga
Bimbingan Konseling pada pengaturan sekolah dalam merencanakan program BK.
Semua ini jelas merupakan persoalan pendidikan dalam Bimbingan dan Koseling
“untuk memanusiakan manusia dengan cara meningkatkan segala kemampuan
yang ada dalam dirinya, seperti kemampuan intelektual, emosional dan kemampuan
spiritual”(Putra, 2015).

Konselor sejatinya juga seorang pendidik/guru, sama dengan guru bidang


studi yang memiliki tanggung jawab kepada peserta didik. Seorang konselor
sekolah atau guru yang kita kenal dengan konseling memiliki tanggung jawab untuk
mendukung perkembangan pribadi siswa yang sehat dan produktif (Septiani, 2019).
Siswa sekolah menengah adalah orang yang sedang melalui proses perkembangan,

2
dengan ciri-ciri perkembangan,kebutuhan dan tugas yang perlu dipenuhi. Hal ini
membutuhkan kolaborasi yang berirama antara administrator dan administrator
pendidikan, pendidik/guru, dan konselor/instruktur, karena ketiga bidang ini
merupakan bidang utama pencapaian tujuan pendidikan. Guru BK harus
memperhatikan apa saja kebutuhan siswa remaja pada tahap awal pencarian jati diri
(Nur, 2014). Guru BK bertugas untuk memahami perkembangan siswa sekolah
menengah pertama dalam menjalin hubungan baru dan lebih matang dengan teman
sebaya, menyadari peran bersosialisasi antara perempuan dan laki-laki,mengalami
pubertas dan perubahan fisik,menerima kondisi fisik seseorang,mencapai
tanggung jawab. perilaku sosial, pencapaian kemandirian emosional,
pengembangan kemampuan dan keterampilan,bakat, minat dan perencanaankarir
(Muttaqin et al., 2017).

Kemudian dari hasil penelitian sebelumnya Guru Pendidikan Agama Islam


SMP/MTs Se Kabupaten Karawang dihasilkan bahwa pengetahuan tentang
bimbingan dan konseling sudah sejak lama, tetapi sebagian besar Guru PAI
SMP/MTs keliru menafsirkan bahwa tugas layanan bimbingan dan konseling
adalah tugas guru BK (Bimbingan Konseling) bukan tugas Guru PAI, sehingga
disimpulkan bahwa peran guru sebagai pembimbingnya tidak dilaksanakan (Bhakti
et al., 2017).

Proses Belajar Mengajar (PBM) merupakan jantungnya penyelenggaraan


pendidikan di sekolah dan guru mata pelajaran sebagai pompa jantungnya yang
setiap hari berjumpa dengan peserta didik di kelas maupun di luar kelas dalam
rangka memberikan bekal pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk masa depan
peserta didik. Oleh karena itu, peran guru sebagai pembimbing di kelas sangat

3
diperlukan dan harus dilaksanakan. Untuk memperkuat guru mata pelajaran
melaksanakan layanan bimbingan dan konseling (Ramlah, 2018).

Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah


memegang peranan penting, ini didasarkan pada berbagai masalah yang
dihadapi dan juga kebutuhan siswa dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan.
Diharapkan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah betul-
betul berdayaguna dan berhasil serta mengena pada sasaran.Berdasarkan uraian
diatas maka perlu dilakukan kajian lebih lanjut berkenaan dengan pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Kosambi. Rumusan masalah
pada penelitian ini adalah bagaimanakah pelaksanaan layanan bimbingan &
konseling di SMP Negeri 2 Kosambi. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui penerapan layanan BK yang tepat dan efektif untuk meningkatkan
pemahaman bimbingan konseling siswa di SMP Negeri 2 Kosambi. Sedangkan
secara khusus tujuan penelitian ini adalah: (1) Memahami keefektifan layanan
bimbingan konseling untuk meningkatkan pemahaman siswa SMP Negeri 2
Kosambi, Tangerang, Banten (2) Memahami keefektifan layanan bimbingan
konseling dengan kajian literatur untuk meningkatkan pemahaman siswa SMP
Negeri 2 Kosambi, Tangerang, Banten (3) Memahami layanan bimbingan
konseling yang lebih efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa SMP Negeri 2
Kosambi, Tangerang, Banten.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kosambi, yang terletak di l.


Perumahan Duta Bandara Permai No.Desa, Jatimulya, Kec. Kosambi, Kabupaten
Tangerang, Banten 15211. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif
Kualitatif dengan teknik Survey. Dalam penelitian, peneliti menggunakan 2 subjek
penelitian yaitu guru BK SMP Negeri 2 Kosambi, Koordinator BK SMP Negeri 2
Kosambi. Dalam penelitian ini akan menggunakan teknik pengumpulan data non

4
tes, yaitu: observasi, dokumentasi, dan wawancara. Alat pengumpul data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk observasi menggunakan lembar observasi atau pengamatan.

2. Untuk dokumentasi menggunakan lembar kerja untuk mencatat dokumen-


dokumen yang diperlukan peneliti, seperti daftar nama, catatan kejadian
sehari - hari siswa yang menjadi subyek penelitian sebelum pelaksanaan
tindakan.

3. Untuk wawancara menggunakan alat berupa pedoman wawancara

Untuk mendapatkan data secara valid, maka penelitian ini menggunakan


metode triangulasi yang dilakukan dengan menggunakan tehnik pengumpulan data
yang berbeda untuk mendapatkan yang sejenis,yaitu dengan wawancara dan
observasi mengenai layanan bimbingan konseling yang diterapkan oleh guru BK di
SMP Negeri 2 Kosambi untuk mengatasi permasalahan siswa-siswa yang dialami
disekolah.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan


teknik interpretasi. Teknik ini merupakan suatu kegiatan menafsirkan fakta fakta
yang diperoleh dari data yang telah diseleksi pada tahap sebelumnya untuk
selanjutnya dilakukan analisis data. Dalam tahapan ini langkah – langkah yang
harus dilakukan yaitu melakukan pengamatan atau observasi dalam pelaksanaan
layanan konseling perorangan, kemudian penulis membandingkan dengan sikap
siswa selama tidak dilakukan layanan bimbingan konseling sehingga peneliti dapat
memilih fakta-fakta yang relevan dan dapat menafsirkan semua hasil data yang
telah dibuat untuk dihubungkan antara data yang satu dengan yang lain sehingga
menjadi suatu fakta.

5
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Kajian Literatur

1. Pendidik Sebagai Seorang Pembimbing

Mendidik bukan hanya sekedar mentransfer pengetahuan belaka kepada peserta


didik, namun lebih dari itu. Pada dasarnya mendidik adalah proses membantu
menumbuh kembangkan kepribadian peserta didik. Permasalahan, apa saja yang
diperlukan atau yang dibutuhkan oleh seorang pendidik dalam proses
pembimbingan. Memahami proses pembimbingan diperlukan mengadakan refleksi
pribadi yang menyangkut pengalaman bimbingan yang pernah dialami pendidik.
Thio Riyanto menyampaikan Langkah-langkah latihan untuk membantu para
pendidik memahami apa itu bimbingan, (Riyanto et al., 2020) Latihan pertama,
yaitu memberikan pertanyaan wawancara kepada guru BK lalu dijawab sesuai
dengan pengalaman guru BK.

Tabel 1.1 Wawancara Dasar Bimbingan Konseling

No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah perlu diadakannya Menurut saya, dalam suatu sekolah
program bimbingan konseling? perlu diadakannya program BK.
Karena, dalam suatu sekolah pasti
ada masalah.
2. Berapa idealnya guru BK dalam Kalo disekolah kami ada dua guru
suatu sekolah serta bagaimana BK dengan strukturnya dari kepala
struktur organisasi BK disekolah? sekolah, kesiswaan lalu guru BK
dan guru-guru.
3. Apakah guru BK setiap kelas Setiap kelas ada guru BK. Masing-
berbeda-beda? masing guru BK dapat membimbing
150 siswa.
4. Berapa kali dilakukan bimbingan Kalau untuk masuk ke kelas
konseling terhadap siswa? bimbingan konseling yang

6
diberikan itu satu jam dalam
seminggu.
5. Apa saja jenis layanan BK yang Ada layanan kelompok dan layanan
sering diberikan kepada siswa? pribadi. Layanan pribadi biasanya
anak-anak sendiri yang mendatangi
ruang BK.

Dari jawaban yang ditulis melalui wawancara tentu akan sangat


berpengaruh terhadap orang yang telah diberikan bimbingan. Latihan selanjutnya
dilaksanakan seperti pada latihan yang pertama. Langkah kedua, isi kembali setiap
pertanyaan yang disajikan di bawah ini.
Tabel 1.2 Wawancara Layanan Bimbingan Konseling

No Pertanyaan Jawaban
1. Apa latar belakang yang Biasanya dari kedua orang tuanya
menyebabkan munculnya yang berpisah dapat memicu anak-
masalah pada siswa disekolah? anak kurangnya perhatian. Lalu dari
pendidikan orang tua sekitar yang
menganggap pendidikan kurang
penting.
2. Bagaimana menghapus anggapan Biasanya kami melakukan
siswa jika guru BK itu tempatnya pendekatan seperti mendekati siswa
siswa yang bermasalah? agar mereka merasa nyaman dengan
guru BK.
3. Bagaimana upaya menangani Biasanya kami dari wali kelas
permasalahan siswa? terlebih dahulu, jika tidak bisa ke
BK maka kami identifikasi secara
face to face agar terbuka anak
tersebut.
4. Apakah dari sekolah ada kerja Untuk sekarang belum, tetapi
sama dengan pihak luar? seharusnya ada supaya siswa

7
mengetahui minat bakatnya
dibidang apa untuk masa depannya.
5. Apakah layanan BK akan efektif Lebih baik masuk dalam jam kelas
tanpa masuk jam kelas? karena, jika tidak masuk kelas kami
hanya mengenal model siswa yang
bermasalah saja tanpa mengetahui
model siswa yang tidak bermasalah.

Dari jawaban wawancara yang kedua ini, maka terlihat dan terdeteksi
tindakan apa yang harus dilakukan oleh seorang pembimbing dalam memberikan
layanan bimbingan kepada peserta didik sehingga menghasilkan peserta didik yang
diharapkan. Adapun hasil Dokumentasi Wawancara yang peneliti lakukan di SMP
Negeri 2 Kosambi.

Gambar 1.1 Dokumentasi Wawancara

8
Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling
1. Program Layanan
Dari segi unit waktu sepanjang tahun ajaran pada satuan pendidikan, ada lima
jenis program layanan yang disusun dan diselenggarakan dalam pelayanan
bimbingan dan konseling, yaitu sebagai berikut:
a. Program Tahunan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun ajaran untuk masing-masing
kelas rombongan belajar pada satuan pendidikan.
b. Program Semesteran yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran
program tahunan.
c. Program Bulanan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran
program semesteran.
d. Program Mingguan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran
program bulanan.
e. Program Harian yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling yang
dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian
merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk Satuan Layanan
atau Rencana Program Layanan dan/atau Satuan Kegiatan Pendukung atau
Rencana Kegiatan Pendukung pelayanan bimbingan dan konseling.
2. Penyelenggaraan Layanan
Sebagai pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling, Guru Bimbingan
dan Konseling atau Konselor bertugas dan berkewajiban menyelenggarakan
layanan yang mengarah pada:
a. Pelayanan Dasar, yaitu pelayanan mengarah kepada terpenuhinya
kebutuhan siswa yang paling elementer, yaitu kebutuhan makan dan
minum, udara segar, dan kesehatan, serta kebutuhan hubungan
sosioemosional. Orang tua, guru dan orangorang yang dekat (significant
persons) memiliki peranan paling dominan dalam pemenuhan

9
kebutuhan dasar siswa. Dalam hal ini, Guru Bimbingan dan Konseling
atau Konselor pada umumnya berperan secara tidak langsung dan
mendorong para significant persons berperan optimal dalam memenuhi
kebutuhan paling elementer siswa.
b. Pelayanan Pengembangan, yaitu pelayanan untuk mengembangkan
potensi peserta didik sesuai dengan tahap-tahap dan tugas-tugas
perkembangannya. Dengan pelayanan pengembangan yang cukup baik
siswa akan dapat menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya
dengan wajar tanpa beban yang memberatkan, memperoleh penyaluran
bagi pengembangan potensi yang dimiliki secara optimal, serta menatap
masa depan dengan cerah. Upaya pendidikan pada umumnya
merupakan pelaksanaan pelayanan pengembangan bagi peserta didik.
Pada satuan-satuan pendidikan, para pendidik dan tenaga kependidikan
memiliki peran dominan dalam penyelenggaraan pengembangan
terhadap siswa. Dalam hal ini, pelayanan bimbingan dan konseling yang
dilaksanakan oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor selalu
diarahkan dan mengacu kepada tahap dan tugas perkembangan siswa.
c. Pelayanan Arah Peminatan/Lintas Minat/Pendalaman Minat Studi
Siswa, yaitu pelayanan yang secara khusus tertuju kepada
peminatan/lintas minat/pendalaman minat peserta didik sesuai dengan
konstruk dan isi kurikulum yang ada. Arah peminatan/lintas
minat/pendalaman minat ini terkait dengan bidang bimbingan pribadi,
sosial, belajar, dan karir dengan menggunakan segenap perangkat (jenis
layanan dan kegiatan pendukung) yang ada dalam pelayanan Bimbingan
dan Konseling. Pelayanan peminatan/lintas minat/pendalaman minat
peserta didik ini terkait pula dengan aspek-aspek pelayanan
pengembangan tersebut di atas.
d. Pelayanan Teraputik, yaitu pelayanan untuk menangani pemasalahan
yang diakibatkan oleh gangguan terhadap pelayanan dasar dan
pelayanan pengembangan, serta pelayanan pemi natan. Permasalahan
tersebut dapat terkait dengan kehidupan pribadi, kehidupan sosial,

10
kehidupan keluarga, kegiatan belajar, karir. Dalam upaya menangani
permasalahan peserta didik, Guru Bimbingan dan Konseling atau
Konselor memiliki peran dominan. Peran pelayanan teraputik oleh Guru
Bimbingan dan Konseling atau Konselor dapat menjangkau aspekaspek
pelayanan dasar, pelayanan pengembangan, dan pelayanan peminatan.
e. Pelayanan Diperluas, yaitu pelayanan dengan sasaran di luar diri siswa
pada satuan pendidikan, seperti personil satuan pendidikan, orang tua,
dan warga masyarakat lainnya yang semuanya itu terkait dengan
kehidupan satuan pendidikan dengan arah pokok terselenggaranya dan
suskesnya tugas utama satuan pendidikan, proses pembelajaran,
optimalisasi pengembangan potensi peserta didik. Pelayanan diperluas
ini dapat terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan
kegiatan pelayanan dasar, pengembangan peminatan, dan pelayanan
teraputik tersebut di atas.
3. Waktu dan Posisi Pelaksanaan Layanan
Semua kegiatan mingguan (kegitan layanan dan/atau pendukung bimbingan
dan konseling) diselenggarakan di dalam kelas (sewaktu jam pembelajaran
berlangsung) dan/atau di luar kelas (di luar jam pembelajaran) Di dalam jam
pembelajaran:
a. Kegiatan tatap muka dilaksanakan secara klasikal dengan rombongan
belajar siswa dalam tiap kelas untuk menyelenggarakan layanan
informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan
instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam
kelas.
b. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas
(rombongan belajar per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal.
c. Kegiatan tatap muka nonklasikal diselenggarakan dalam bentuk layanan
konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan
rumah, tampilan kepustakaan, dan alih tangan kasus.
Adapun kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan diluar jam
pelajaran:

11
a. Kegiatan tatap muka nonklasikal dengan siswa dilaksanakan untuk layanan
orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling
kelompok, mediasi, dan advokasi serta kegiatan lainnya yang dapat
dilaksanakan di luar kelas.
b. Satu kali kegiatan layanan/pendukung bimbingan dan konseling di luar
kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 1 jam pembelajaran tatap
muka dalam kelas.
c. Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di luar jam pembelajaran
satuan pendidikan maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan satuan
pendidikan.
Pelaksanaan Layanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan:
1. Layanan Orientasi
Pada awal ajaran baru, pada masa layanan orientasi kepada pserta didik baru
dengan tujuan memperkenalkan lingkungan sekolah beserta guru dan pegawai
tata usaha. Sejalan dengan kegiatan orientasi, guru bimbingan dan konseling
melaksanakan pembuatan catatan tentang data pribadi peserta didik dengan cara
penyebaran angket. Setelah informasi yang diperoleh dari siswa baru dirasa
sudah dianggap cukup memadai. Maka, langkah selanjutnya adalah data tersebut
kemudian dihimpun dalam satu folder/berkas untuk tiap peserta didik secara
teratur dan sistematis.
2. Layanan Informasi
Layanan informasi diberikan untuk semua peserta didik pada saat guru
BK masuk kedalam kelas atau pada saat peserta didik berdiskusi langsung dengan
guru BK. Layanan informasi ini jika membahas informasi pribadi siswa, maka
yang dibahas pada umumnya adalah:
a. Pemahaman peserta didik dalam mengenali bakat dan minat yang dimiliki
oleh peserta idik tersebut.
b. Upaya yang dapat dilakukan melalui Bimbingan dan Konseling guna
membantu siswa dalam mengatasi masa transisi yang menantang semenjak
mereka beradap pada masa remaja awal.

12
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan bimbingan dan konseling di sekolah menengah dirancang untuk
memfasilitasi perkembangan siswa sehingga mereka dapat mencapai
perkembangan yang optimal. Pendampingan merupakan upaya untuk
memperlancar perkembangan siswa,karena pada kodratnya setiap manusia
memiliki potensi untuktumbuh dan berkembang untuk mencapai kemandirian
yang optimal. Kegiatan pengabdian dilakukan oleh para pengajar dan konsultan di
perguruan tinggi secara sistematis, logis, objektif, berkelanjutan dan terprogram.
Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk memfasilitasi perkembangan siswa pada
siklus SMP dalam melaksanakan tugas secara optimal bagi perkembangan
pengendalian diri. Kegiatan yang dilakukan dalam layanan bimbingan dan
konseling mengacu pada hasil layanan bimbingan dan konseling.
4. Layanan Konten
Layanan ini membantu peserta didik yang mengalami gangguan belajar yang
disebabkan kurang keinginan untuk belajar, sulit dalam memahami pelajaran dan
tidak mampu mengatur jadwal belajar yang baik dan kurang semangat dalam
belajar, sehingga hal ini akan menyebabkan prestasi belajar siswa
menjadi yang mengalami penurunan nilai. Berdasarkan hasil wawancara peneliti
dengan guru BK Negeri 2 Kosambi maka layanan konten yang selama ini diberikan
pada umumnya dapat mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dan
mengatasi masalah belajar peserta didik.
5. Layanan Konseling Perorangan
Guru BK memberikan layanan ini dengan tujuan membantu peserta didik
dalam mengatqasi permasalahan. layanan konseling perorangan adalah guru mata
pelajaran juga membantu melaksanakan layanan bimbingan dan konseling di SMP
Negeri 2 Kosambi dengan cara membuat catatan kejadian peserta didik tentang
tingkah laku peserta didik dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung
dan menyampaikannya kepada guru wali kelasnya. Catatan tersebut kemudian
dihimpun selama satu minggu. Kemudian diserahkan kepada guru BK yang masuk
dikelas tersebut. Catatan ini kemudian dipelajari oleh guru BK. Apabila masalah
dirasa cukup serius dan mendesak, maka peserta didik tersebut dipanggil oleh

13
guru BK secara perorangan. Jika proses bimbngan dan konseling belum bisa
memecahkan/menyelesaikan masalah, maka akan dilibatkan wakil kepala
sekolah urusan siswa dan kepala sekolah untuk bersama-sama menyelesaikan
masalah tersebut.
6. Layanan Kelompok
Layanan ini diberikan oleh guru BK kepada peserta didik dengan tujuan
membiasakan peserta didik agar berani bicara dihadapan kawan-kawannya,
memberikan kesadaran kepada peserta didik agar dapat bertoleransi dengan
kawannya, menggalibakat dan minat masing-masing peserta didik terbiasa untuk
berani melakukan diskusi dalam kelompok belajar.
7. Layanan konsultasi
Konselingdapat dilakukan diluar kelas dan di dalam kelas. Bimbingan dan
nasehatdi luar kelas diberikan oleh guru BK secara individu. Dapat dilakukandi
ruang BK, perpustakaan, kantin, ruang rapat guru, kerja lapangan dan kunjungan
rumah. Kinerja teknis layanan ini bersifat individual dan dilakukan padawaktu
tertentu atau sesuai jadwal.
8. Layanan Mediasi
Layanan ini diberikan dalam menghadapi permasalahan perkelahian antar peserta
didik. Maka, guru BK akan membimbing, mengarahkan, memberikanteguran dan
peringatan kepada mereka agar tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi dilain
waktu baik di lingkungan sekolah atau pun diluar lingkungan sekolah. Jik mereka
masih mengulangi kesalahan yang sama guru pun memberikan sangsi sesuai
dengan kesalahan yang dilakukannya. Sanksi bisa berupa memanggil orang
tua/wali siswa, di skors ataupun bisa dikeluarkan dari sekolah. Guru BK juga
mengadakan kunjungan kerumah siswa dengan tujuan pertama
memperoleh berbagai keterangan atau data yang diperlukan dalam pemahaman
lingkungan dan pemahaman siswa, kedua untuk pembahasan dan pemecahan
permasalahan siswa (Musruroh, 2012). Hasil kunjungan rumah yang
diselenggarakan oleh guru bimbingan konseling Bersama wali kelas dipakai
sebagai baha dalam rapat dengan kepala sekolah jika siswa bermasalah atau sebagai
dokumen dalam catatan kasus pribadi siswa. Guru BK membuatkan laporan

14
bulanan. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling, kemudian disampaikan
untuk evaluasi kepala sekolah. Data dari beragam informasi yang berasal dari
berbagai sumber dan telah dikumpulkan dalam satu folder seharusnya
diperiksa kepala sekolah, sehingga terwujud suatu bentuk kerjasama antara
semua pendidik dalam memecahkan berbagai kasus yang dihadapi oleh siswa.

KESIMPULAN
1. Konseling yaitu upaya membantu individu melalui proses interaksi yang
bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami
diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan
tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia
dan efektif perilakunya.
2. Peran layanan konseling dalam meningkatkan mutu pendidikan terletak
pada bagaimana bimbingan dan konseling itu membangun manusia yang
seutuhnya dari berbagai aspek yang ada di dalam diri peserta didik.
Pendidikan bermutu bukanlah pendidikan yang hanya mentransformasikan
ilmu pengetahuan dan teknologi saja tetapi juga harus menyangkut aspek
akademik tetapi juga aspek pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan
sistem nilai. Peran BK dalam keempat inilah yang menjadikan bimbingan
konseling ikut berperan dalam peningkatan mutu pendidikan.
3. Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 2 Kosambi
berjalan dengan baik dan tetap dalam proses perbaikan ke yang lebih baik
lagi. Faktor yang mendukung dalam pelaksanaan program bimbingan dan
konseling yaitu adanya kerja sama antar guru BK, guru wali kelas, wakil
kepala sekolah bagian kesiswaan, kepala sekolah dan guru bidang
studi.Terdapat kendala dalam pelaksanaan program bimbingan dan
layanan bimbingan konseling di SMP Negeri 2 Kosambi. Kendala tersebut
adalah kurangnya jumlah guru BK dimana guru BK hanya 2 orang dengan
jumlah 997 siswa. Kendala lainnya adalah jam masuknya guru BK
ke kelas hanya satu jam setiap minggu. Ini sangat kurang sekali,

15
sedangkan siswa SMP yang dalam pencarian jati diri amat membutuhkan
layanan bimbingan dan konseling.

DAFTAR PUSTAKA

Bhakti, C. P., Kumara, A. R., & Safitri, N. E. (2017). Pemahaman guru bimbingan
dan konseling tingkat SMP tentang bimbingan dan konseling komprehensif.
Counsellia: Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 7(1), 11.
https://doi.org/10.25273/counsellia.v7i1.1163
Musruroh, S. (2012). Upaya Pengubahan Persepsi Siswa Terhadap Bimbingan
Konseling (Bk) Melalui Layanan Informasi Bagi Siswa Kelas Vii H Smp
Negeri 4 Surakarta Semester Gasal Tahun 2009 / 2010. Majalah Ilmiah
Pembelajaran, 0(1), 1–13.
Muttaqin, R., Wagimin, & Tadjri, I. (2017). Keefektifan Layanan Informasi
Karier Berbantuan Video Interaktif dan Live Modeling untuk Meningkatkan
Pemahaman Karier Siswa SMP. Jurnal Bimbingan Konseling, 6(2), 174–179.
Nur, K. (2014). Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan Konseling. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Bimbingan Dan Konseling, 1–11.
Putra, A. R. B. (2015). Peran Guru Bimbingan dan Konseling Mengatasi masalah
Kenakalan Remaja di Sekolah. Koseling Gusjigang, 10, 32–39.
Riyanto, W., Yusmansyah, & Utaminingsih, D. (2020). Meningkatkan
Kemampuan Manajemen Waktu Belajar Menggunakan Bimbingan
Kelompok Pada Siswa SMA. Jurnal Bimbingan Konseling, 8(2), 301–316.
Septiani, M. N. (2019). Pengaruh Bimbingan dan Konseling Individu Terhadap
Perilaku Konsumtif Remaja. Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan,
Konseling, Dan Psikoterapi Islam, 7(2), 167–190.

16

Anda mungkin juga menyukai