ABSTRAK
1
siswa tersebut dirasa kurang memungkinkan untuk masuk dari grade
perguruan tinggi maka guru akan menyarankan siswa pada jurusan
senada di perguruan tinggi berbeda yang memiliki potensi besar bagi
siswa untuk dapat masuk. Setelah melalui berbagai bimbingan,
sebagian besar siswa pun mendapatkan perguruan tinggi yang
diharapkan dan hal tersebut juga tidak luput dari usaha dan doa yang
mengiringi para siswa.
Pendahuluan
SMA adalah sekolah menengah atas yang fokus mempersiapkan siswa untuk
studi lanjut melalui peminatan. (Depdiknas, 2009). Wujud dari peminatan yang utama
meliputi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Sosial (IPS) dan Bahasa yang diterapkan
pada siswa mulai kelas X SMA. Program peminatan ini menjadi upaya strategis untuk
memberikan kesempatan kepada mahasiswa agar mampu menyalurkan bakat, minat dan
keterampilannya. Oleh karena itu sekolah sangat membutuhkan peran guru sebagai
konselor atau khususnya guru bimbingan konseling (BK) yang harus bisa mengarahkan
para siswa ke arah yang benar. Upaya yang harus dilakukan agar tidak terjadi kesalahan
dalam pemilihan jurusan tertentu pada siswa SMA, antara lain mengukur dan
mengevaluasi keefektifan perencanaan jurusan, keefektifan penyampaian studi jurusan,
keberhasilan siswa dalam program peminatan, dan keterbatasan yang ditemui di jurusan.
Adapun SMA IT Ihsanul Fikri, salah satu sekolah menengah atas formal
lanjutan yang menawarkan pendidikan tiga tahun sesuai dengan kurikulum nasional
yang diperkaya dengan nilai-nilai Islam. Lembaga pendidikan ini berkomitmen untuk
membangun sistem pendidikan Islam yang terintegrasi untuk melahirkan generasi
terbaik umat Islam untuk mewujudkan keislaman yang mulia. Pada pelaksanaan
pembelajaran pun terdapat kelas peminatan diantaranya ilmu pengetahuan alam dan
ilmu sosial. Setiap kelas mendapatkan jam pelajaran bimbingan konseling yang sangat
dimanfaatkan para siswa untuk dapat mengembangkan pengenalan terhadap dirinya.
Karena selain pemberian motivasi dari guru bimbingan konseling, siswa juga mampu
2
berkonsultasi mengenai permasalahan yang sedang dialaminya sehingga mampu
diselesaikan dan tidak mengganggu proses pembelajaran. Nilai siswa yang didapat pada
raport sangat membantu dalam pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SNMPTN). Pada pemantapan akan pilihan perguruan tinggi siswa tentu sangat
bimbang hingga mem-butuhkan peran konselor untuk dilakukan konseling diperlukan.
Berdasarkan profil sekolah yang melampirkan lulusan beserta perguruan tinggi yang
berhasil dicapainya, hal tersebut sangat membanggakan karena sebagian besar termasuk
ke dalam perguruan tinggi bergengsi. Fenomena ini cukup menarik sehingga peneliti
berupaya untuk melakukan penelitian mengenai peran kegiatan bimbingan dan
konseling terhadap kesiapan siswa, terkhusus kelas XII IPA-3 SMA IT Ihsanul Fikri
Mungkid Magelang dalam melanjutkan pendidikan tingkat perguruan tinggi melalui
jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Kerangka Teoritis
3
benar sesuai dengan norma dan aturan yang benar, sehingga anak tidak berakhir pada
jalan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi standar yang baik (Ahmad Susanto, 2011).
Metode penelitian
4
pendapat individu dan dituntut untuk mampu menginterpretasikan kompleksitas situasi
(Arikunto, 2006).
Pembahasan
Dari hal yang dipaparkan para siswa, mereka mengaku sangat terbantu dengan
adanya layanan yang diadakan di sekolah sehingga merasakan kedekatan dengan para
guru. Hubungannya yang seperti orang tua dan anak atau bahkan kakak dengan adik
bagaikan keluarga dalam sekolah. Hal tersebut diketahui karena alasan lain, yakni usia
para guru yang relatif masih muda sehingga pemikiran antar guru dan siswa yang
cenderung sefrekuensi. Layanan yang dilakukan di sekolah tersebut dapat dikatakan
cukup sukses pula dilihat dari prestasi para siswa yang tidak hanya perihal akademik,
tetapi juga dalam bidang non-akademik dimana hal ini dapat dilihat semangat siswa
5
dalam meraih prestasi. Banyaknya prestasi dan semnagta belajar siwa menjadi salah
satu kesempatan untuk mampu menunjang siswa mendaftarkan dirinya pada pendidikan
selanjutnya melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Nantinya para siswa yang masuk dalam daftar jalur SNMPTN akan diberikan
bimbingan kembali mengenai jurusan dan kampus yang akan dipilihnya. Ketika dirasa
kurang memungkinkan bagi nilai siswa untuk masuk dalam jurusan dan kampus yang
diinginkannya maka pembimbing akan menyarankan ke jurusan sama dengan kampus
yang berbeda. Hal tersebut pembimbing lakukan dengan melakukan survey terlebih
dahulu untuk melihat grade yang sesuai dengan nilai siswa sehingga memiliki potensi
besar untuk diterima disana. Diskusi dan saran yang disampaikan pembimbing pun
didiskusikan juga dengan orang tua dan siswa sehingga tidak ada unsur pemaksaan bagi
siswa ketika nantinya mantap memilih jurusan dan kampus yang dituju.
Dokumentasi Tempat
6
Daftar Pustaka
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Badrudjaman, Aip. 2010. Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling,
Jakarta: PT. Indeks.
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Tohirin. 2007. Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Wingkel. 2004. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama