Anda di halaman 1dari 8

KARYA TULIS ILMIAH

PERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR


SISWA YANG KETERGANTUNGAN GAWAI DI SMAN 26 BANDUNG

Disusun oleh
Sulistia Ningsih (1202080062)
5B

PRODI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022
ABSTRAK

Siswa harus memiliki motivasi belajar untuk berhasil dan sukses dalam belajar, dalam hal
ini siswa membutuhkan bantuan dan bimbingan untuk berhasil dalam belajar. Salah satu yang
berperan penting dalam membantu siswa di sekolah adalah tutor. Jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif kualitatif. Informan penelitian ini adalah guru pembimbing. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara
dan dokumentasi. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini menyatakan bahwa peran
guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yang tergantung perangkat diwujudkan
dengan baik melalui pemberian layanan informasi. Namun peran guru dalam motivasi belajar
siswa masih perlu ditingkatkan dengan memberikan layanan yang lebih intensif dengan
kombinasi layanan pengelolaan konten, karena masih ada siswa yang motivasi belajarnya
kurang baik, sehingga hasil belajar siswa juga tidak baik. kurang optimal.

Kata kunci : Motivasi belajar siswa yang ketergantungan gawai, peran guru BK

PENDAHULUAN

Proses belajar mengajar pasti berhasil jika siswa tekun dalam mengerjakan tugasnya,
konsisten dalam menyelesaikan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri, dan jika ada
motivasi maka hasil belajarnya optimal. Adanya siswa yang gagal dalam belajar atau mendapat
nilai rendah berarti siswa tersebut mengalami kegagalan belajar (Prayitno & Erman Amti,
2004:279).

Motivasi belajar adalah suatu kekuatan yang dapat menjadi penggerak yang
memungkinkan siswa menggunakan potensi dirinya dan potensi eksternal untuk mencapai
tujuan belajar. Motivasi merupakan aspek penting dalam proses belajar mengajar, karena dalam
kegiatan belajar mandiri, motivasi individu diwujudkan sebagai tekad atau ketekunan dalam
belajar, bersungguh-sungguh mendengarkan isi pelajaran, bersungguh-sungguh dan gigih
melaksanakan tugas (Aunurrahman, 2012:180).

Salah satu yang berperan penting dalam membantu siswa di sekolah adalah tutor. Peran
seorang guru BK sangat diperlukan untuk melihat permasalahan apa saja yang dihadapi siswa
di sekolah, khususnya dalam pembelajaran. Guru yang bertugas dalam bimbingan dan
pengajaran di sekolah hendaknya lebih memperhatikan pelayanan yang dapat membantu siswa
dalam banyak hal, terutama untuk masalah belajar yang berkaitan dengan kemampuan belajar
dan motivasi siswa di sekolah dan di rumah. Guru BK di sekolah harus memperhatikan
bagaimana siswa belajar di sekolah dan apa motivasinya.

Di era milenial ini, ketika teknologi digunakan secara masif untuk menciptakan berbagai
efek di segala bidang kehidupan, ada yang memperkuat motivasi belajar bahkan ada yang
melemahkan motivasi belajar. Dewasa ini, penggunaan teknologi yang paling banyak
dilakukan secara massal adalah bidang telekomunikasi (informasi dan komunikasi), yang dapat
dijumpai dalam berbagai bentuk dengan menggunakan visual elektronik dan internet, seperti
komputer/laptop dan telepon seluler/smartphone.

Sebuah studi oleh Laurasat Aurora Arifin yang diterbitkan dalam Dipenogoro Medical
Journal menyebutkan bahwa mahasiswa yang termasuk dalam kelompok high device
dependencies dan memiliki prestasi akademik yang buruk, memiliki nilai rata-rata yang jauh
di bawah KKM. Menurunnya motivasi belajar siswa akibat penggunaan smartphone bukan
tanpa alasan, karena kemudahan yang diberikan oleh fungsi pintar, siswa selalu mencari jalan
pintas tanpa banyak usaha. Selain itu, faktor kecanduan yang diakibatkan oleh berbagai fungsi
seperti game dan aplikasi pintar membuat siswa kehilangan arah dalam belajar, yang semuanya
berujung pada penurunan motivasi belajar.

Jika dilihat berdasarkan wawancara yang peneliti lakukakan di SMAN 26 Bandung, masih
terdapat peserta didik yang terindikasi kurang memiliki motivasi untuk belajar yang baik. Hal
ini tercermin dari rendahnya prestasi belajar peserta didik berdasarkan wawancara dengan guru
BK di sekolah tersebut, dari wawancara tersebut diperoleh keterangan rata-rata motivasi belajar
yang kurang terjadi pada siswa kelas 10 dan kelas 12, disamping itu juga masih ada siswa yang
absen pada saat proses pembelajaran di kelas belangsung.

Berdasarkan kondisi yang dipaparkan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Peran Guru BK Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Yang Ketergantungan
Gawai di SMAN 26 Bandung". Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan peran guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yang
ketergantungan gawai di SMAN 26 bandung.

KERANGKA TEORITIS

Menurut (Bimo Walgito, 1995), bimbingan adalah pertolongan atau pertolongan yang
diberikan kepada individu atau kelompok individu untuk menghindari atau mengatasi kesulitan
dalam hidup sehingga individu atau kelompok individu tersebut dapat mencapai kesejahteraan
dalam hidupnya. Sedangkan konseling berasal dari kata al-irsyad yang berasal dari asal kata
Arsyada – Yursyidu – Irsyadan. Menurut (Saiful Akhyar Lubis, 2007) bahwa Irsyad diartikan
al-huda, al-dalalah yang memiliki arti petunjuk. Kata Irsyad merupakan bentuk masdhar yang
memiliki arti pemberian petunjuk.

Fungsi bimbingan dan konseling diambil dari Buku Penataan Pendidikan Profesional
Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal (ABKIN),
mencakup fungsi pemahaman, fungsi fasilitasi, fungsi penyesuaian, fungsi penyaluran, fungsi
adaptasi, fungsi pencegahan (preventif), fungsi perbaikan, fungsi penyembuhan, fungsi
pemeliharaan, dan fungsi pengembangan (Sutirna, 2013).

Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dari sekolah. Siswa adalah penasihat
yang perlu mendapatkan bimbingan dan konseling terbaik dari para guru. Seorang guru
bimbingan dan konseling harus memiliki pengetahuan tentang jenis layanan bimbingan dan
konseling untuk memberikan bimbingan dan konseling sekolah yang efektif kepada siswa.
Layanan bimbingan dan konseling memiliki tujuh layanan yang berbeda, yaitu:

1. Layanan Orientasi
Layanan Orientasi merupakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah untuk
memperkenalkan kehidupan baru siswa di lingkungan sekolah yang baru, biasanya
layanan orientasi ini diberikan dalam Masa Orientasi Sekolah (MOS) bagi siswa baru
2. Layanan Informasi
Layanan informasi merupakan layanan bimbingan dan konseling terkait dengan
informasi-informasi yang ada di sekolah maupun luar sekolah
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan komunikatif antara guru BK
dengan siswa sehubungan dengan minat, bakat, dan pemilihan karir masa depan siswa.
4. Layanan Bimbingan Belajar
Layanan bimbingan belajar merupakan layanan yang diberikan oleh guru Bimbingan
dan Konseling yang berkaitan dengan kegiatan belajar siswa.
5. Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling perorangan merupakan layanan yang diberikan kepada setiap
individu bersama guru/konselor dalam wawancara tatap muka untuk membantu siswa
yang ada permasalahan untuk mencari solusi.
6. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok menurut Prayitno (2004:10) adalah layanan yang
membahas topik-topik berkenaan dengan perlunya mengambil keputusan untuk
berbagai hal yang penting secara berkelompok.
7. Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok merupakan layanan yang diberikan guna menuntaskan
masalah-masalah yang indentik yang dialami oleh beberapa siswa, sehingga melalui
layanan konseling kelompok ini dengan bantuan konselor, peserta didik yang
mengalami masalah yang sama tersebut dapat saling memberikan masukan untuk
memperoleh solusi.
(Gunawan, 2018).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dilaksanakan di


SMAN 26 Bandung pada hari Jumat, 16 Desember 2022 dengan melibatkan sumber data yaitu
1 orang guru BK yaitu Ibu Rena Istiqomah. Teknik pengumpulan data berupa wawancara,
observasi dan dokumentasi mengenai peran guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa yang ketergantungan gawai di sekolah menengah atas. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini berupa triangulasi data yang dimulai dari reduksi data,
penyajian data, dan membuat kesimpulan dari hasil yang telah diperoleh sebelumnya.

PEMBAHASAN

Berdasarkan data hasil penelitian guru pembimbing, dapat diartikan bahwa pengawas
memahami bahwa motivasi belajar siswa yang bergantung pada perangkat masih rendah,
meskipun pengawas telah mengambil langkah-langkah untuk terus meningkatkannya.
memotivasi siswa tersebut melalui layanan informasi. Layanan informasi yang ditawarkan oleh
guru bimbingan dan konseling dilakukan di setiap kelas sasaran atau secara tradisional, dengan
tujuan untuk meningkatkan motivasi siswa melalui pemahaman dan mendorong semangat
belajar, dan sebagai tindakan preventif bagi siswa lain.

Mengacu pada teori saat ini, tugas utama layanan informasi adalah tugas pemahaman dan
pencegahan. Maksud dari fungsi pemahaman adalah fungsi pembimbingan dan penasehat yang
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu bagi pihak tertentu sesuai dengan minat
perkembangan siswa. Tujuan dari fungsi preventif adalah : Tugas bimbingan dan konseling
adalah mencegah atau menghindarkan siswa dari kemungkinan masalah yang dapat
mengganggu, mencegah atau menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu dalam proses
perkembangannya.

Pemberian layanan informasi untuk mengatasi masalah motivasi belajar siswa cukup baik
apabila dianalisis dengan baik berdasarkan semua informasi dari guru pembimbing. Hal ini
dibuktikan dengan meningkatnya kesadaran tutor terhadap rendahnya motivasi belajar siswa,
oleh karena itu tutor menggunakan layanan informasi untuk mengatasi masalah tersebut.

Layanan pengelolaan materi pembelajaran dan kesulitan belajar yang paling utama
adalah layanan pengelolaan konten Layanan pengelolaan konten merupakan salah satu jenis
layanan bimbingan dan konseling yang membantu siswa memahami dan mengembangkan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik.

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa guru selalu membimbing dan
menasihati siswa, guru selalu membimbing dengan pendekatan individual dan klasikal,
kemudian guru berulang kali membimbing dan menasehati siswa.

Di sekolah menengah bimbingan dan konseling harus dilakukan secara optimal agar siswa
dapat berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Layanan bimbingan dan konseling yang
diberikan oleh guru bimbingan konseling harus dapat membantu para siswa. Agar pelaksanaan
layanan Bimbingan dan Konseling menjadi lancar, diperlukan kerjasama antara semua pihak
di lingkungan sekolah dan orang tua.

KESIMPULAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan


kesimpulan sebagai berperan guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dilakukan
dengan baik melalui pemberian layanan informasi. Hal ini dilakukan karena munculnya
kesadaran guru BK menyangkut motivasi siswa yang rendah, sehingga guru BK memberikan
layanan informasi untuk menangani permasalahan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Arifin, Larasati Aurora. 2016. Hubungan Tingkat Kecanduan Gadget Dengan Prestasi Belajar
Siswa Usia 10-11 Tahun. Semarang: Undip.

Gunawan, R. (2018). Peran tata kelola layanan bimbingan dan konseling bagi siswa di sekolah.
JURNAL SELARAS: Kajian Bimbingan Dan Konseling Serta Psikologi Pendidikan, 1(1), 1–
15. https://doi.org/10.33541/sel.v1i1.766

Lubis, Saiful Akhyar. 2007. Konseling Islami: Kyai dan Pesantren. Yogyakarta: elSAQ Press.

Prayitno & Amti, E. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Sutirna. 2013. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Andi.

Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta: Andi.
LAMPIRAN

Dokumentasi sesi wawancara

Anda mungkin juga menyukai