Anda di halaman 1dari 13

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMAN 26 BANDUNG

Yusup Hidayat
Pendidikan Kimia, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Jl. Cimincrang, Cimenerang, Kec. Gede Bage, Kota Bandung, Jawa Barat 40292
Email : yusuphidayatyusup166@gmail.com
22 Desember 2022

Abstrak
Motivasi belajar merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik
untuk mencapai kesuksesan dan juga ketuntasan dalam belajar. Namun ironisnya, tak
sedikit siswa kehilangan motivasi atau bahkan tidak memiliki motivasi dalam belajar.
Oleh karena itu, perlu adanya peran guru untuk meminimalisir atau bahkan
melakukan tindakan preventif agar hal tersebut tidak terjadi. Dalam hal ini, salah satu
yang memegang peranan penting dalam membantu siswa di sekolah adalah guru BK.
Sehingga eksistensi guru BK harus benar-benar dirasakan oleh siswa, terutama dalam
meningkatkan motivasi belajar. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis peran guru
BK dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SMAN 26 Bandung. Penelitian ini
menggunakan metode kualititaif dengan pendekatan deskriptif. Adapun metode
pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan juga
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran guru BK sudah
diimplementasikan dengan baik dalam membantu meningkatkan motivasi belajar
siswa, yaitu dengan cara sosialisasi dan juga pengisian angket mengenai minat siswa
dalam proses pembelajaran.
Kata Kunci : Motivasi Belajar Siswa, Peran Guru BK
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses kegiatan belajar mengajar dapat dikatakan berhasil dengan baik
jika siswa tekun dalam mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai
masalah dan hambatan secara mandiri, motivasi belajar yang tinggi, serta hasil
belajar yang optimal. Adanya siswa yang gagal dalam belajar atau
memperoleh nilai rendah merupakan suatu indikasi bahwa siswa tersebut
mengalami kegagalan dalam belajar (Prayitno & Amti, 2004). Terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, diantaranya
yaitu faktor pisikis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sri Rumini, bahwa
faktor pisikis yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu peranan
motivasi (Rumini, 1995).
Motivasi menjadi aspek penting dalam proses pembelajaran, karena
dalam aktifitas belajar sendiri, motivasi individu dimanifestasikan dalam
bentuk ketahanan atau ketekunan dalam belajar, kesungguhan dalam
menyimak isi pelajaran, serta kesungguhan dan keuletan dalam mengerjakan
tugas (Aunurrahman, 2012). Namun pada kenyataannya, motivasi dapat
mengalami fluktuatif sehingga tidak selamanya siswa memiliki motivasi
belajar yang baik.
Biggs dan Tefler dalam Dimyati dan Mudjiono mengungkapkan
bahwa motivasi belajar siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi
belajar akan berimplikasi pada rendahnya mutu prestasi belajar. Oleh karena
itu, motivasi belajar siswa harus diperkuat sehingga prestasi yang dapat
diraihnya optimal (Mudjiono, 2006). Pemahaman tentang kondisi motivasi
belajar siswa memiliki arti penting bagi layanan bimbingan dan konseling.
Sehingga peranan guru BK sangat penting dalam menganalisis permasalahan
yang dialami siswa pada saat proses pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan diatas, dengan mempertimbangkan aspek
manfaatnya peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peran
Guru Bimbingan dan Konseling dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
di SMAN 26 Bandung”
1.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan penelitian ini yaitu untuk :
1. Menganalisis peran guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
di SMAN 26 Bandung
2. Mengidentifikasi kendala yang dialami oleh guru BK dalam membantu
meningkatkan motivasi belajar siswa di SMAN 26 Bandung
1.3 Manfaat Penelitian
Setelah peneliltian ini dilakukan, diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Sebagai literatur bagi guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa di sekolah
2. Menjadi bahan rerfleksi siswa untuk senantiasa meng-upgrade motivasi
dalam setiap proses pembelajaran
KERANGKA TEORITIS

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari “guidance” dan


“counseling” dalam bahasa inggris. Jika diartikan secara istilah, guidance berasal dari
kata “guide” yang artinya mengarahkan, memandu, mengelola atau menyetir
(Nurihsan, 2005). Dengan demikian, kata guidance dapat diartikan sebagai bantuan
atau arahan yang diberikan kepada seseorang. Sedangkan “counseling” berasal dari
kata kerja counsel yang berarti nasehat yang diberikan oleh konselor atau seseorang
atas suatu permasalahan. Jadi, kata counseling dapat diartikan sebagai pemberian
anjuran kepada seseorang secara face to face (Tidjan SU). Selain itu, dapat pula
diartikan bahwa konseling adalah suatu bantuan yang diberikan secara langsung
kepada siswa untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadappinya, agar dapat
mencapai perkembangan yang baik (Prayitno & Amti, 2004).

Adapun program layanan bimbingan konseling di sekolah yaitu (Amin, 2010):

1. Menyediakan kesempatan sebaik-baiknya kepada siswa untuk menemukan


minat dan bakat, serta kecakapannyaa dalam bidang studi dan mendorong
mereka untuk meminta bimbingan ketika mengalami permasalahan
2. Menyediakan berbagai informasi penting dan relevan dengan kegiatan studi
lanjutan sesuai dengan minat, bakat dan kapasitas masing-masing individu
3. Menyediakan fasilitas belajar serta memberikan bantuan yang menyangkut
kesulitan belajar dengan menggunakan metode yang baik.

Dengan demikian layanan bimbingan dan konseling memiliki peranan yang


sangat penting, terutama dalam membantu siswa mengatasi berbagai permasalahan
dalam proses pembelajaran.
METODE

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.,


Bogdan dan Taylor menjelaskan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati (Taylor, 2010). Adapun pendekatan deskriptif digunakan
untuk menggambarkan fakta dan karakteristik secara sistematik dan akurat. Dalam
hal ini, peneliti ingin memaparkan peran guru BK dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa di SMAN 26 Bandung.
Penelitian ini dilakukan di SMAN 26 Bandung yang berada di Jalan Sukaluyu
No. 26, Cipadung, Kec. Cibiru, Kota Bandung Prov. Jawa Barat. Adapun penelitian
ini dilaksanakan pada hari Rabu, 21 Desember 2022. Subyek penelitian yaitu
informan yang memberikan informasi sebagai sumber utama dari
data penelitian. Subyek dalam penelitian ini yaitu Ninda Ameti Nurfadila, S.Pd.
selaku guru BK di SMAN 26 Bandung dan juga tiga orang siswa yang mewakili kelas
X, XI dan XII.
Instrument penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu wawancara.
Dalam hal ini, peneliti sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis,
penafsir data, dan menjadi pelapor hasil penelitian berdasarkan wawancara yang
dilakukan. Instrumen wawancara tersebut memuat pertanyaan-pertanyaan pokok yang
akan diajukan kepada subjek penelitian. Adapun metode pengumpulan data pada
penelitian ini meliputi wawancara, observasi dan juga dokumentasi.
PEMBAHASAN

A. Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di SMAN


26 Bandung
Berdasarkan keterangan dari guru BK di SMAN 26 Bandung dalam
temuan penelitian, guru BK menyadari bahwa motivasi belajar siswa masih
mengalami fluktuasi. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, mulai
dari yang bersifat internal maupun eksternal. Beberapa faktor tersebut
diantaranya :
1. Siklus pertemanan yang kurang baik
Dalam hal ini, pertemanan merupakan suatu relasi yang esensial dan
juga krusial bagi siswa. Oleh karena itu, siklus pertemanan yang kurang
baik dapat berimplikasi pada sikap dan juga perilaku siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran di kelas. Hal ini akan berdampak secara
berkelanjutan, bahkan akan mengganggu motivasi belajar siswa. Dengan
demikian, guru BK harus segera melakukan tindakan yang bersifat
preventif agar tidak menimbulkan masalah yang lebih kompleks.
2. Kondisi keluarga
Keluarga yang harmonis dan senantiasa mendukung anaknya tentu
akan memberikan implikasi yang baik pula terhadap perilaku dan
perkembangannya, termasuk dalam meningkatkan motivasi. Sebaliknya,
keluarga yang bersikap acuh tak acuh tentu akan memberikan sterotif yang
kurang baik bagi seorang anak. Bahkan, tak sedikit siswa bermasalah di
sekolah karena adanya masalah di lingkungan keluarga. Oleh karena itu,
guru BK harus menjadi penengah dan juga mediator antara anak dan orang
tua, agar kedua pihak bisa saling memberikan support terutama dalam
proses pembelajaran.
3. Sikap guru dalam mengajar
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK kelas XI di SMAN 26
Bandung, terdapat beberapa siswa dalam suatu kelas yang mengeluhkan
tentang sikap guru dalam mengajar. Mereka menganggap bahwa guru
yang bersangkutan pilih kasih karena kurang memberikan kenyamanan
dalam proses pembelajaran. Hal ini tentu akan berakibat fatal jika tidak
ditangani secara serius, diantaranya dapat mempengaruhi ketuntasan
dalam memahami materi. Sikap guru ketika mengajar tentu akan menjadi
perhatian siswa dan juga mempengaruhi suasana pembelajaran di kelas.
Oleh karena itu, guru BK harus melakukan observasi dan juga mengamati
setiap kegiatan atau interaksi antara guru dan siswa. Hal ini dimasudkan
sebagai upaya preventif agar tidak terjadi kesenjangan antara guru dan
siswa yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa dikelas.
Dengan adanya berbagai faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
siswa, tindakan yang diambil oleh guru BK di SMAN 26 Bandung yaitu terus
meningkatkan motivasi siswa melalui layanan informasi (sosialisasi) dan juga
bimbingan secara privat. Layanan informasi yang di berikan oleh guru BK
dilaksanakan di setiap kelas binaannya dengan terlebih dahulu melakukan
angket mengenai minat siswa dalam proses pembelajaran. Setelah
mendapatkan hasil angket dan juga laporan, upaya peningkatan motivasi
siswa yang dilakukan oleh guru BK yaitu dengan cara memberikan
pemahaman dan dorongan untuk terus semangat dalam belajar sebagai upaya
preventif bagi siswa yang lainnya. Selain itu, guru BK juga sering melakukan
komunikasi dengan wali kelas dan juga guru mata pelajaran mengenai
aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Hal ini penting untuk
dilakukan, terutama dalam mengembangkan minat serta meningkatkan
motivasi belajar siswa di kelas.
Disamping itu, guru BK di SMAN 26 Bandung juga sering menerima
keluhan secara langsung dari siswa. Berbagai keluhan yang disampaikan pun
beraneka macam, mulai dari masalah keluarga yang mengganggu aktivitas
belajar, kurang puas terhadap cara guru mengajar, atau bahkan kendala dalam
memahami suatu materi. Dalam hal ini, upaya yang dilakukan oleh guru BK
yaitu dengan cara melakukan bimbingan secara intens dan juga sosialisasi
yang masif.
Bila dianalisa dengan baik, berdasarkan keterangan guru BK secara
keseluruhan, berbagai upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi
permasalahan motivasi belajar yang dihadapi siswa cukup baik. Hal ini
ditandai dengan semakin meningkatnya semangat dan motivasi siswa dalam
belajar, serta berkurangnya masalah-masalah akademik di SMAN 26
Bandung.
B. Kendala yang Dialami Oleh Guru BK dalam Membantu Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa di SMAN 26 Bandung
Dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa, tentu bukanlah
suatu hal yang mudah. Pada kenyataannya terdapat berbagai kendala yang
dapat mempengaruhi kebijakan ataupun strategi yang telah direncanakan.
Begitupun dengan guru BK di SMAN 26 Bandung, mereka mengatakan
bahwa upaya peningkatan motivasi belajar siswa merupakan suatu hal yang
kompleks, sehingga seringkali mendapatkan hambatan dalam proses
pelaksanaannya. Beberapa kendala atau hambatan yang dialami oleh guru BK
di SMAN 26 Bandung diantaranya yaitu :
1. Kurangnya akses guru BK dalam memonitoring aktivitas siswa di kelas
2. Rendahnya kesadaran siswa terhadap pentingnya pendidikan
3. Kesenjangan antara siswa dan guru
4. Hubungan siswa dan orang tua yang kurang harmonis
5. Kurangnya tenaga konselor dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah

Beberapa kendala yang telah disebutkan diatas tentunya harus segera


diatasi dengan baik, terutama sebagai langkah awal dalam upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa. Dalam hal ini, perlu adanya sikap
kooperatif antara pihak sekolah, siswa dan juga orang tua agar masalah serupa
tidak terjadi secara terus-menerus.
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat


dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

1. Peran guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SMAN 26


Bandung dilakukan dengan baik melalui pemberian layanan informasi,
sosialisasi, dan juga bimbingan secara intens terhadap masalah-masalah siswa
yang lebih kompleks. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya
semangat dan motivasi siswa dalam belajar, serta berkurangnya masalah-
masalah akademik di SMAN 26 Bandung.
2. Terdapat beberapa kendala yang dialami oleh guru BK dalam upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa, mulai dari kurangnya akses guru BK
dalam memonitoring aktivitas siswa di kelas, rendahnya kesadaran siswa
terhadap pentingnya pendidikan, kesenjangan antara siswa dan guru,
hubungan siswa dan orang tua yang kurang harmonis, serta kurangnya tenaga
konselor dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah

Setelah melakukan penelitian dan pengkajian secara mendalam, peneliti


menyarankan guru BK di SMAN 26 Bandung untuk melakukan survey dan juga
analisis terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran secara berkala. Hal ini
dimaksudkan agar guru BK mempunyai data yang lebih spesifik dan akurat mengenai
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, sehingga upaya
penanganannya pun bisa dilakukan lebih optimal. Selain itu, perlu adanya evaluasi
pelaksanaan program BK yang dilakukan secara terjadwal dan terstruktur antara guru
BK, wali kelas, guru mata pelajaran, siswa dan juga orang tua. Hal ini dapat
meminimalisir kesalahpahaman dalam proses pembelajaran, sekaligus sebagai upaya
preventif terjadinya kesenjangan.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, S. (2010). Bimbingan dan Konseling Islam. Amzah.

Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Mudjiono, D. &. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Nurihsan, S. Y. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Prayitno & Amti, E. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta.

Rumini, S. (1995). Psikologi Umum. Yogyakarta: FIP IKIP.

Taylor, B. &. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Karya.

Tidjan SU, d. (n.d.). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: UPP IKIP.
LAMPIRAN
UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji syukur peneliti panjatkan


kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya peneliti dapat melakukan
penelitian dan juga menyelesaikan karya tulis
ilmiah dengan judul “Peran Guru BK dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di
SMAN 26 Bandung”. Penyusunan karya tulis
ilmiah ini sebagai salah satu tugas pengganti
UAS pada mata kuliah Bimbingan dan
Konseling.
Disamping itu, pada kesempatan ini
peneliti juga ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada Ibu Dr. Hj. Teti Ratnasih,
M.Ag. C.IPS., C.HT. selaku dosen pengampu
mata kuliah Bimbingan dan Konseling yang
senantiasa memberikan support dan arahannya
kepada peneliti, sehinngga akhirnya dapat
menyelesaikan tugas pembuatan KTI ini. Tak
lupa, ucapan terimakasih juga peneliti
sampaikan kepada guru BK dan juga siswa di SMAN 26 Bandung yang telah
bersedia dijadikan subyek dan juga menerima kunjungan penelitian kami dengan
baik.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, peneliti menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari pembaca yang bersifat konstruktif sangat dibutuhkan sebagai bahan untuk
perbaikan. Pada akhirnya, hanya kepada Allah kita berserah diri, semoga apa yang
telah kita lakukan dapat menjadi ladang amal dan pahala bagi kita semuanya. Aamiin

Anda mungkin juga menyukai