Anda di halaman 1dari 9

PERAN GURU BK DAN PENGEMBANGAN BK KELAS 10 DI SMAN 26

BANDUNG
Ikhsan Muhammad Sidiq (1202080021)
jackhajunalaguna@gmail.com
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 21 Desember2022

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menghasilkan program layanan bimbingan dan
konseling komprehensif di SMA untuk dapat digunakan oleh guru bimbingan dan
konseling di SMA. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan menggunakan
model prosedural bersifat deskriptif kualitatif Menggunakan prosedur wawancara Dua
kelompok prang subyek validasi yakni, mahasiswa dan kelompok guru bimbingan dan
konseling di SMAN 26 Bandung . Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
hasil wawancara yang kemudian diolah menjadi data yang nantinya didapat
kesimpulan

Kata kunci : Layanan Bimbingan Konseling,Pernanan Guru BK, Pengembangan


BK

PENDAHULUAN
Guru bimbingan dan konseling memiliki tanggung jawab untuk menfasilitasi
siswa dalam mencapai tugas perkembangannya secara optimal. Selain itu,
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam suatu sekolah berperan
penting, hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan layanan tersebut mampu
membantu siswa dalam proses memahami diri, serta dapat mengembangkan
pontensi yang ada dalam diri siswa. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
dapat berjalan dengan baik bila guru bimbingan dan konseling itu mampu berfikir
secara kreatif, bagaimana guru tersebut dapat menjadi sahabat bagi siswa. Melalui
pendekatan yang baik, bersikap ramah dan terbuka kepada seluruh siswa maka
anggapan yang baik dari siswa pun akan muncul. (Afandi, 2011)
Layanan konseling di sekolah berbeda-beda tergantung pada institusinya
tergantung dengan indvidu yang dihadapi (Özmen et al., 2016) Berdasarkan temuan di
SMAN 26 Bandung terkhusunya kelas 10 T menujukkan bahwa keterampilan sosial
siswa sangat rendah. Misalnya Perilaku kurang disiplin, Perilaku kurang menghargai
perbedaan individu, rendahnya rasa tanggungjawab, pertemanan yang piih-pilih dan
minimnya rasa empati. Mempertimbangkan hal tersebut, dibutuhkan penanganan
secara komprehensif oleh seluruh pihak yang terlibat dalam Pendidikan anak mulai
kepala sekolah, guru, orangtua dan teman sebaya. Dari data di atas peneliti, merancang
program Bimbingan dan Konseling di SMAN 26 Bandung dalam rangka mengetahui
penegembangan guru BK dan juga peranan BK pada siswa. Pihak sekolah tidak mudah
untuk menerapkan program bimbingan dan dukungan secara. Kenyataannya adalah
memiliki sumber daya yang terbatas dalam hal personel dan waktu, dan ada banyak
tuntutan lain yang bersaing untuk sumber daya ini. Sejauh mana setiap program
dilaksanakan di masing-masing sekolah mungkin mencerminkan sejauh mana kepala
sekolah dalam peran kepemimpinan berhasil mengadvokasi bimbingan siswa sebagai
prioritas utama di sekolah. Selain itu, dukungan kepala sekolah melalui organisasi,
motivasi, dan arah dengan demikian secara substansial dapat mempengaruhi
pelaksanaan program bimbingan sekolah. Peran guru dalam keahlian memotivasi siswa
di sekolah akan mempengaruhi efektifitas dari setiap program yang dilaksanakan.
(Haryanti et al., 2022)
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti memandang perlu diadakan
suatu penelitian lebih lanjut terkait dengan pengembangan dan peranan guru BK di
sekolah. Untuk memperoleh data yang lebih mendalam peneliti memilih judul “Peran
Guru Bimbingan Konseling Dan Pengembangan Bimbingan Konseling Siswa Di
SMAN 26 Bandung”.

LANDASAN TEORI
Menurut Pendapat Achmad Badawi (1973) bahwa bimbingan adalah proses
bantuan yang diberikan oleh pembimbing terhadap individu yang mengalami problem,
agar si terbimbing mempunyai kemampuan untuk memecahkan problemnya sendiri
dan akhirnya dapat mencapai kebahagiaan hidupnya, baik kebahagiaan dalam
kehidupan individu maupun sosial Bimo Walgito (1980) mengemukakan bahwa
bimbingan tuntunan, bantuan ataupun pertolongan yang diberikan kepada individu atau
sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan kesulitan dalam
kehidupannya, agar supaya individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai
kesejahteraan hidupnya. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
bimbingan adalah proses bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada seseorang
atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis baik anak, remaja atau
orang dewasa agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri
dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan mampu
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.(APRIANTO, 2009)
Sedangkan pengertian konseling menurut Prayitno dan Amti adalah pemberian
bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor)
kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (klien) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi klien. Pengertian lain dari konseling yaitu suatu
upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata antara konselor dan klien yang berisi
usaha yang laras, unik, humanis (manusiawi) yang dilakukan dalam suasana keahlian
dan didasarkan atas norma-norma yang berlakuagar klien memperoleh konsep diri dan
kepercayaan diri dalam memperbaiki tingkah lakunya yang pada saat ini mungkin pada
masa yang akan dating
Secara khusus, tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah membantu
siswa untuk mencapai tujuan-tujuan perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial,
belajar, dan karir. Sedangkan tujuan khusus Bimbingan dan Konseling di sekolah
diuraikan H.M. Umar (1998), sebagai berikut:
a) Membantu siswa-siswa untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan
kecakapan, minat, pribadi,hasil belajar serta kesempatan yang ada.
b) Membantu siswa-siswa untuk mengembangkan motif-motif dalam belajar,
sehingga tercapai kemajuan pembelajaran yang berarti.
c) Memberikan dorongan di dalam pengarahan diri, pemecahan masalah,
pengambilan keputusan, dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan.
d) Membantu siswa-siswa untuk memperoleh kepuasan pribadi dalam
menyesuaikan diri secara maksimum terhadap masyarakat. e) Membantu siswa-
siswa untuk hidup di dalam kehidupan yang seimbang dalam berbagai aspek
fisik, mental, dan sosial.(Suryanti, 2014)

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
dilaksanakan secara offline dengan mendatantangi sekolah SMAN 26 Bandung dengan
melibatkan narasumber yaitu guru bimbingan dan konseling SMAN 26 Bandung yaitu
Ibu Dra. Hj. Ela Rusilah. Teknik pengumpulan data berupa wawancara mengenai peran
guru BK dan pengembangan BK bagi kelas 10. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini berupa triangulasi data yang dimulai dari reduksi data, penyajian
data, dan membuat kesimpulan dari hasil yang telah diperoleh sebelumnya.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK di SMAN 26 Bandung
mengenai perannya terhadap siswa. Yang pertama guru menanyakan secara umum
kepada siswa permasalahan yang dialami oleh para siswa terkhususnya untuk kelas 10
yang dibarengi dengan konsul online dan paling perkembangan yang besar
mengadakan workshop sampai dengan visit home. Namun program tersebut tidak
berjalan dengan lancar yang mana guru BK sesekali mengunjungi siswa pada jam-jam
kosong,
Biasanya pelanggaran yang selalu dilanggar oleh kelas 10 adalah masalah
pertemanan dan juga perundungan antar teman yang mungkin masa transisi dari SMP
ke SMA. Dalam satu semester siswa kelas 10 yang masuk ke ruang BK hanya 40 persen
daei total keseluruhan siswa kelas 10 yakni 350 dan sebagian siswa tidak mengatahui
BK, mereka hanya tau fungsi BK hanya fasilitas sekola padahal BK adalah pusat
treatmen siswa kemudian untuk evaluasi BK di SMAN 26 Bandung harusnya
dilakukan secara perminggu. Perbulan, dan persemester, namun kurangnya SDM BK
di sekolah kurang maka dilakukan persemester hal ini juga tidak bisa dikatakan berjalan
lancar namun evaluasi tetap harus dijalankan seharusnya. Kemudian penanggulan yang
dilakukan oleh guru BK di sekolah SMAN 26 Bandung ada beberapa langkah
diantaranya yakni dengan pendekatan langsung, visit home atau yang sederhananya
menggunaka kode unik bar kode aduan masalah yang nantinya akan diproses oleh guru
BK langsung. Kemudian wawancara diakhir dengan menanyakan langsung ke siswa
tentang peranan BK yang dirasakan oleh siswa lansgung mereka menjawab bahwa
peranan BK di sekolah terasa oleh sebagian oleh siswa yang mengetahui adanya BK di
sekolah sekolah setelah lulus dan minat yang dia miliki. Setelah itu guru BK
melakukan pendekatan kepada para siswa dengan mengadakan penyuluhan atau
sosisalisasi dari pihak luar seperti kampus-kampus yang ada di Indonesia. Dengan
adanya sosialisasi, siswa juga dapat berfikir dan menimbang rencana karir kedepannya
dalam bidang apa dan harus disalurkan kemana. Misalnya, siswa berminat menjadi
guru atau pengajar, dengan begitu siswa tersebut harus melanjutkan pendidikan nya ke
perguruan tinggi dan mengambil jurusan sesuai minatnya.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dipaparkan maka
dapat disimpulkan bahwa guru BK di SMAN 26 Bandung telah berupaya
melaksanakan perannya sebagai guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan
cara memberikan informasi, mengadakan bimbingan secara formal ataupun tidak,
mengadakan sosialisasi, dan pendekatan terhadap siswa. Dan pengembannya sangat
baik walaupun SDM guru BK terbatas.

SARAN
Berdasarkan penelitian serta kesimpulan diatas, maka saran untukkenakalan
siswa serta apa yang kurang dari penelitian ini bisa menjadiacuan untuk penelitian
selanjutnya. Guru Bimbingan dan Konseling di MARaudlatul Ulum Putra sebaiknya
mendapatkan dukungan lebih dari pihak- pihak sekolah untuk lebih berfokus kepada
siswa sehingga penangananmasalah siswa seperti kenakalan siswa bisa diatasi dengan
lebih efektif dantidak memberikan contoh kepada adik kelas ataupun teman sebaya
untukmengikuti perilaku negtaif tersebut.
Penelitian ini dilakukan hanya mewawancarai guru bimbingankonseling
sehingga penelitian ini hanya berfokus dari penilaian dan pendapat guru bimbingan
konseling. Sebaiknya dipenelitian selanjutnya, peneliti mampu memberikan dua
pendapat baik dari guru dan siswa, lebih baik lagi dari beberapa pihak sekolah,
sehingga data yang didapat lebih kayadan bisa memberikan banyak perspektif.
Walaupun pada penelitian inimemang yang data yang akan diambil lebih banyak
adalah orang yang bersangkutan seperti guru BK, karena guru BK lah yang menangani
kasusdan menggunakan metode dan tahapan- tahapan tersebut kepada siswa-siswa
yang ada di SMA Negeri 26 Bandung
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, M. (2011). 350-669-1-Sm. 8(01), 86–96.
APRIANTO, A. A. (2009). Peran guru bk dalam mengimplementasikan program
bimbingan konseling di sma muhammadiyah 25 setia budi pamulang ”.
Haryanti, U., Rahim, A., & Taryatman, T. (2022). Pengembangan Program Bimbingan
dan Konseling dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa di Sekolah Dasar
Taman Muda Ibu Pawiyatan Kota Yogyakarta. SOSIOHUMANIORA: Jurnal
Ilmiah Ilmu Sosial Dan Humaniora, 8(1), 86–95.
https://doi.org/10.30738/sosio.v8i1.11103
Özmen, S., Eren, H., & Tezer, M. (2016). Elementary school counseling services
assessment: Students’ opinion. Anthropologist, 25(3), 268–277.
https://doi.org/10.1080/09720073.2016.11892116
Suryanti. (2014). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jurnal Cemerlang,
2(2), 33–52. https://ejurnal.unikarta.ac.id
LAMPIRAN

Wawancara siswa Observasi

Wawancara Guru BK foto bersama pasca wawacara

Surat izin Obervasi


UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis bernama Ikhsan Muhammad Sidiq salah satu
mahasiswa Pendidikan Kimia semester 5, karya ini dibuat
ntuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling
penulis juga sadar masih banyak kekurangan dalam
pembuatan karya ini.

Penulis juga berterima kasih banyak kepada ibu Dr.Hj. Teti Ratnasih,
M.Ag. CIPS,. CHT selaku dosen mata kuliah bimbingan konsling
yang telah membimbing dan memberikan ilmu sehingga karya ini
taersusun.

Anda mungkin juga menyukai