Anda di halaman 1dari 12

PERAN GURU BK PADA SISWA KELAS X DI MASA TRANSISI COVID KE

MASA NORMAL DI SMAN 26 BANDUNG


Carma (1202080009)
nankcarma@gmail.com
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 21 Desember2022

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang Analisis Kenakalan Siswa
dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling SMAN 26
BANDUNG. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode kualitatif
dengan pendekatan deskriptif, yaitu dengan menggunakan prosedur wawancara. Data
dan sumber data dalam penelitian ini adalah guru Bimbingan dan Konseling dan
siswa kelas X melalui teknik survey. Instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dokumentasi, wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan
terhadap guru bimbingan dan konseling serta observasi dilakukan dengan mengamati
keadaan lingkungan sekolah dan keberadaan sekolah. Teknik analisis data dilakukan
dengan cara mengolah data dari hasil wawancara akan disimpulkan menjadi hasil
penelitian. yang nantinya diperoleh kesimpulan.

Kata kunci : Layanan Bimbingan Konseling,Pernanan Guru BK

PENDAHULUAN
Guru bimbingan dan konseling memiliki tanggung jawab untuk menfasilitasi
siswa dalam mencapai tugas perkembangannya secara optimal. Selain itu,
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam suatu sekolah berperan
penting, hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan layanan tersebut mampu
membantu siswa dalam proses memahami diri, serta dapat mengembangkan
pontensi yang ada dalam diri siswa. Pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling dapat berjalan dengan baik bila guru bimbingan dan konseling itu
mampu berfikir secara kreatif, bagaimana guru tersebut dapat menjadi sahabat
bagi siswa. Melalui pendekatan yang baik, bersikap ramah dan terbuka kepada
seluruh siswa maka anggapan yang baik dari siswa pun akan muncul. (Afandi,
2011)
Seiring dengan perkembangan sains dan teknologi, banyak keluhan dan
kekhawatiran para orang tua terhadap sikap dan perilaku anak-anak mereka. Keluhan
dan kekhawatiran tersebut disebabkan banyak perilaku siswa membuat orang lain,
terutama para pendidik (guru) kurang berkenan misalnya kebiasaan berkata jorok,
berbohong, bolos sekolah, perkelahian antar siswa, dll. Sumber permasalahan yang
dihadapi oleh anak-anak, remaja, pemuda pemudi itu terutama sekali berada di luar
mereka sendiri. Hal ini dapat dilihat dari adanya sikap kedua orang tua dan anggota
keluarga, keadaan keluarga secara keseluruhan, pengaruh film, televisi, video, iklim
kekerasan dan kekurang disiplinan yang berlangsung dimasyarakat, kelompok-
kelompok sebaya yang bertindak menyimpang dan berbagai faktor negatif lainnya
dalam kehidupan sosial di luar sekolah. Semuanya menunjang timbulnya
masalahmasalah pada anak-anak, remaja, dan pemuda-pemuda tersebut (Prayitno dan
Ermananti, 1996:26)
Di dalam usaha ini, pendidik harus yakin bahwa tujuan itu pasti tercapai,
tetapi juga harus diyakini bahwa didalam usaha itu juga tidak seluruhnya dapat
dicapai. Sebab banyak sekali faktor-faktor ikut serta menentukan. Jadi disamping ada
yang dapat dibentuk sesuai dengan tujuan itu, ada juga yang tidak tercapai, dan ada
pula yang merupakan kejadian negative dari pada usaha kita tersebut. Kejadian-
kejadian tersebut pada umumnya dinamakan kenakalan remaja. Berbicara mengenai
remaja terutama berkaitan dengan masalah kenakalan adalah merupakan masalah
yang dirasakan sangatlah penting dan menarik untuk dibahas karena seseoarang yang
namanya remaja yang merupakan bagian dari generasi muda adalah aset negara serta
agama. Untuk mewujudkan semuanya dan demi kejayaan bangsa dan negara serta
agama kita ini, maka sudah barang tentu menjadi kewajiban dan tugas kita semua
baik orang tua, pendidik (guru), dan pemerintah untuk mempersiapkan generasi muda
menjadi generasi yang tangguh dan berwawasan atau berpengetahuan yang luas
dengan cara membimbing dan menjadikan mereka semua menjadi warga negara yang
baik dan bertanggung jawab secara moral. Namun demikian, pendidikan yang
berlangsung selama ini masih dianggap kurang bermakna bagi pengembangan pribadi
dan watak peserta didik, hal ini dibuktikan dengan banyaknya kasus-kasus sosial
kemasyarakatan yang terjadi cenderung membahayakan kepentingan bersama dan
kurang memiliki kepekaan yang cukup untuk membina toleransi dalam kondisi
masyarakat yang kian majemuk dengan berbagai macam kepentingannya. Akhirnya
tidak sedikit para remaja yang terjerumus ke hal-hal yang bertentangan dengan
nilainilai moral, norma agama, norma sosial serta norma hidup dimasyarakat. Oleh
karena itu, remaja akan cenderung melakukan tindakan yang tidak pantas. Adapun
bentuk-bentuk kenakalan yang biasanya dilakukan siswa di sekolah, dalam hal ini
Zakiyah Daradjat menyatakan “di Negara kita persoalan ini sangat menarik perhatian,
kita dengar anak belasan tahun berbuat jahat, mengganggu ketentraman umum
misalnya: mabuk-mabukan, kebut-kebutan, dan main-main dengan wanita” (Zakiyah
Daradjat, 1975:119).
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti memandang perlu diadakan
suatu penelitian lebih lanjut terkait dengan pengembangan dan peranan guru BK di
sekolah. Untuk memperoleh data yang lebih mendalam peneliti memilih judul “Peran
Guru Bimbingan Konseling Pada Siswa Kelas X di Masa Transisi Covid Ke Masa
Normal Di SMAN 26 Bandung”.

LANDASAN TEORI
Menurut Pendapat Achmad Badawi (1973) bahwa bimbingan adalah proses
bantuan yang diberikan oleh pembimbing terhadap individu yang mengalami
problem, agar si terbimbing mempunyai kemampuan untuk memecahkan problemnya
sendiri dan akhirnya dapat mencapai kebahagiaan hidupnya, baik kebahagiaan dalam
kehidupan individu maupun social. Bimo Walgito (1980) mengemukakan bahwa
bimbingan tuntunan, bantuan ataupun pertolongan yang diberikan kepada individu
atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan kesulitan
dalam kehidupannya, agar supaya individu atau sekumpulan individu itu dapat
mencapai kesejahteraan hidupnya. Dari beberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa bimbingan adalah proses bantuan yang dilakukan oleh seorang
ahli kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis
baik anak, remaja atau orang dewasa agar individu atau sekelompok individu menjadi
pribadi yang mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada
dan mampu dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. (APRIANTO,
2009)
aris besar, dari berbagai buku yang peneliti temukan ada masalahmasalah yang
dihadapi remaja, yaitu:
1. Masalah hari depan
Setiap remaja memikirkan hari depannya, ia ingin mendapat kepastian, akan jadi apakah ia
nanti setelah tamat. Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti, itu telah menimbulkan
berbagai problem lain yang mungkin menambah suramnya masa depan itu. Rasa tertekan
timbul bahkan kadang-kadang kepada mudahnya mereka terpengaruh ke hal-hal yang kurang
baik ( Zakiyah Daradjat, 1976 : 126).
2. Perubahan fisik yang cepat
Satu masalah dalam peralihan fisik ini adalah sering tidak tepatnya perlakuan dari
lingkungan. Dengan memandang fisiknya yang serupa orang dewasa, maka seringkali
menuntut mereka untuk bertata cara, bertindak tanduk sebagaimana layaknya orang dewasa.
3. Ketidakstabilan emosi
Banyak faktor yang dapat mengakibatkan ketidak stabilan emosi remaja. Salah satunya
adalah harapan masyarakat yang terlalu tinggi. Masyarakat hanya melihat dari segi fisik
mereka saja yang dewasa, kemudian memperlakukan sebagaimana orang dewasa yang penuh
tanggungjawab dan dapat diandalkan. Harapan serta tuntutan ini sering menjadi beban bagi
remaja dan apabila mereka gagal mereka akan merasa rendah diri. Hal ini sedikit banyak
membuat mereka putus asa dan merasa sedih sekali, dan berakibat kemurungan begitu cepat
berubah-ubah. Kalau ia ditanya mengapa murung, mungkin ia sendiri tidak tahu dan tidak
dapat menjawab.
4. Kenakalan remaja
Ada satu lagi masalah remaja, akan tetapi berlainan dengan masalah-masalah di atas.
Masalah kenakalan remaja ini lebih merupakan masalah bagi lingkungan, diluar masalah
remaja sendiri. Masalah yang ke-6 ini akan lebih diperjelas pada pembahasan selanjutnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
dilaksanakan secara offline dengan mendatantangi sekolah SMAN 26 Bandung
dengan melibatkan narasumber yaitu guru bimbingan dan konseling SMAN 26
Bandung yaitu Bapak Rofiq Muhammad Husadi, S.Pd., Konselor. Teknik
pengumpulan data berupa wawancara mengenai peran guru BK dan pengembangan
BK bagi kelas 10. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
triangulasi data yang dimulai dari reduksi data, penyajian data, dan membuat
kesimpulan dari hasil yang telah diperoleh sebelumnya.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK di SMAN 26 Bandung
mengenai perannya terhadap siswa. Yang pertama guru menanyakan secara umum
kepada siswa permasalahan yang dialami oleh para siswa terkhususnya untuk kelas
10 yang dibarengi dengan konsul online dan paling perkembangan yang besar
mengadakan workshop sampai dengan visit home. Namun program tersebut tidak
berjalan dengan lancar yang mana guru BK sesekali mengunjungi siswa pada jam-
jam kosong,
Biasanya pelanggaran yang selalu dilanggar oleh kelas 10 adalah masalah
pertemanan dan juga perundungan antar teman yang mungkin masa transisi dari SMP
ke SMA, selain itu juga karena dalam transisi covid yang biasa dirumah saja kurang
lebih 2thn dan sekarang dimasa norma mereka memilih milih teman dan membentuk
sirkel dalam pertemanan. Dalam satu semester siswa kelas 10 yang masuk ke ruang
BK hanya 30-40% dari total keseluruhan siswa kelas 10 yakni 350 dan sebagian
siswa tidak mengatahui BK, mereka hanya tau fungsi BK hanya fasilitas sekolah
padahal BK adalah pusat bimbingan mereka baik dalam Pendidikan maupun
permasalahan sosial siswa, kemudian untuk evaluasi BK di SMAN 26 Bandung
harusnya dilakukan secara perminggu. Perbulan, dan persemester, namun kurangnya
SDM BK di sekolah kurang maka dilakukan persemester hal ini juga tidak bisa
dikatakan berjalan lancar namun evaluasi tetap harus dijalankan seharusnya.
Kemudian penanggulan yang dilakukan oleh guru BK di sekolah SMAN 26 Bandung
ada beberapa langkah diantaranya yakni dengan pendekatan langsung, visit home atau
yang sederhananya menggunaka kode unik barcode aduan masalah yang nantinya
akan diproses oleh guru BK langsung. Kemudian wawancara diakhir dengan
menanyakan langsung ke siswa tentang peranan BK yang dirasakan oleh siswa
lansgung mereka menjawab bahwa peranan BK di sekolah terasa oleh sebagian oleh
siswa yang mengetahui adanya BK di sekolah sekolah setelah lulus dan minat yang
dia miliki. Setelah itu guru BK melakukan pendekatan kepada para siswa dengan
mengadakan penyuluhan atau sosisalisasi dari pihak luar seperti kampus-kampus
yang ada di Indonesia. Dengan adanya sosialisasi, siswa juga dapat berfikir dan
menimbang rencana karir kedepannya dalam bidang apa dan harus disalurkan
kemana. Misalnya, siswa berminat menjadi guru atau pengajar, dengan begitu siswa
tersebut harus melanjutkan pendidikan nya ke perguruan tinggi dan mengambil
jurusan sesuai minatnya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dipaparkan maka
dapat disimpulkan bahwa guru BK di SMAN 26 Bandung telah berupaya
melaksanakan perannya sebagai guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan
cara memberikan informasi, mengadakan bimbingan secara formal ataupun tidak,
mengadakan sosialisasi, dan pendekatan terhadap siswa. Dan pengembannya sangat
baik walaupun SDM guru BK terbatas.
SARAN
Berdasarkan penelitian serta kesimpulan diatas, maka saran untuk kenakalan
siswa serta apa yang kurang dari penelitian ini bisa menjadi acuan untuk penelitian
selanjutnya.
Penelitian ini dilakukan hanya mewawancarai guru bimbingan konseling
sehingga penelitian ini hanya berfokus dari penilaian dan pendapat guru bimbingan
konseling. Sebaiknya dipenelitian selanjutnya, peneliti mampu memberikan dua
pendapat baik dari guru dan siswa, lebih baik lagi dari beberapa pihak sekolah,
sehingga data yang didapat lebih kaya dan bisa memberikan banyak perspektif.
Walaupun pada penelitian inimemang yang data yang akan diambil lebih banyak
adalah orang yang bersangkutan seperti guru BK, karena guru BK lah yang
menangani kasus dan menggunakan metode dan tahapan-tahapan tersebut kepada
siswa-siswa yang ada di SMA Negeri 26 Bandung
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, M. (2011). 350-669-1-Sm. 8(01), 86–96.
APRIANTO, A. A. (2009).Peran guru bk dalam mengimplementasikan
programbimbingan konseling di sma muhammadiyah 25 setia budi pamulang”.
Daradjat Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 1976.
Daradjat Zakiyah, Kesehatan Mental, PT. Gita Karya, Jakarta, 1975.
LAMPIRAN

Wawancara
Siswa
Foto
Bersama

Wawancara Guru BK
Foto bersama setelah wawacara

Surat izin Obervasi


UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis bernama Carma (1202080009) merupakan


mahasiswa Pendidikan Kimia semester V, karya ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling
penulis juga sadar masih banyak kekurangan dalam
pembuatan karya ini.

Penulis juga berterima kasih banyak kepada ibu Dr.Hj.


Teti Ratnasih, M.Ag. CIPS,. CHT selaku dosen mata
kuliah bimbingan konsling yang telah membimbing dan
memberikan ilmu sehingga karya ini taersusun.

Anda mungkin juga menyukai