Anda di halaman 1dari 6

DAMPAK MENCONTEK BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA

Rafella Naila Pramono Putri


Universitas Negeri Malang
*e-mail: rafellanailapramono@gmail.com

ABSTRAK
Umumnya generasi muda penerus bangsa kurang peduli terhadap persoalan di lingkungan sosialnya,
berpikir instan dan sempit, ingin berhasil tanpa bekerja keras tidak peduli terhadap masa depan, dan
hanya berpikir untuk saat ini saja. Dalam sekolah kerap kali dijumpai berbagai permasalahan. Masalah-
masalah tersebut merupakan hambatan dalam usaha mencapai suatu tujuan pendidikan. Mengenai
masalah belajar yang terjadi pada siswa biasanya kurang memiliki kebiasaan yang baik misalnya seperti,
tidak menyelesaikan tugas sehingga menyontek, malas belajar, dan lain-lain. Menyontek Berasal dari kata
sontek yang memiliki arti tiru. Bentuk- bentuk menyontek individualistic-opportunisti, individualistic-
planed, sosial-active, sosial-passiv. Penyebab perilaku menyontek ada internal dan eksternal. Upaya guru
bimbingan dan konseling atau konselor memiliki tugas pekerjaan yang sama pentingnya dengan guru
mata pelajaran, keduanya saling melengkapi dan terkait. Dalam Permendiknas No. 27 tahun dan
permendikbud No. 111 Tahun 2014.
Kata kunci : Perilaku mencontek siswa

ABSTRACT
In general, the future generation of young people do not care about problems in their social environment,
think instantaneously and are narrow, want to succeed without working hard, do not care about the future,
and only think for the present. In school, we often encounter various problems. These problems are
obstacles in the effort to achieve an educational goal. Regarding learning problems that occur in students,
they usually do not have good habits, for example, not completing assignments so they cheat, lazy to
study, and so on. Cheating comes from the word cheating which means imitation. Copying forms
individualistic-opportunistic, individuulistic- planed, social-active, social-passive. The causes of cheating
are internal and external. Upya guidance and counseling teachers or counselors have job duties that are as
important as subject teachers, both complementary and interrelated. In Permendiknas No. 27 years and
Permendikbud No. 111 of 2014
Keywords : Behavior; Cheating; Students
PENDAHULUAN

Pendidikan sebagai sarana pembentuk intelektual dan moral diharapkan bebas dari bentuk-bentuk praktek
perilaku negatif. Hurlock (1999) menyatakan bahwa kebanyakan siswa di sekolah menengah melakukan
kegiatan menyontek dalam menyelesaikan tugas-tugas dan soal tes. Widiawan (Musslifah, 2012)
menunjukkan sebuah hasil penelitian terhadap siswa SMA di Surabaya dengan hasil bahwa 80% dari
siswa pernah menyontek (52% sering dan 28% jarang) sedangkan cara yang paling banyak digunakan
sebagai sarana menyontek adalah teman sebesar 38% dan meja tulis sebanyak 26%. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Santosa (Sari, et al., 2013) menemukan bahwa 95% siswa SMA pernah menyontek saat
ujian. Sejalan dengan hasil penelitian ini, survey yang telah dilakukan oleh Litbang Media Group di enam
kota besar di Indonesia menunjukkan bahwa hampir 70% responden menjawab pernah melakukan praktik
menyontek ketika masih sekolah (Robbins, 2002). Kasus yang sempat marak beberapa waktu yang lalu
adalah seorang Kepala Sekolah dan guru di sebuah sekolah negeri di Surabaya akhirnya diberhentikan
oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) menyusul ditemukannya praktek menyontek masal di sekolah
(Republika, 2011).
Perilaku menyontek juga disebabkan oleh beberapa hal yaitu tingakt efikasi diri yang rendah. Penelitian
yang dilakukan oleh Jannah (dalam Myers, 2005) bahwa efikasi diri sangat berperan penting dalam diri
siswa. Siswa dengan efikasi diri yang tinggi akan memperlihatkan sikap yang lebih gigih, tidak cemas dan
tidak mengalami tekanan dalam menghadapi masalah, dan siswa yang memiliki tingkat efikasi diri yang
rendah akan memperlihatkan situasi yang sebaliknya
Bentuk-bentuk menyontek, menurut Hetherington dan Feldman (dalam Hartanto, 2012) terdiri dari
individualistic-opportunistic yang dimaknai sebagi perilaku di mana
peserta didik mengganti suatu jawaban ketika ujian atau tes sedang berlangsung dengan menggunakan
catatan ketika guru keluar dari kelas. Sedangkan individulistic-planed, dapat di identifikasi sebagai
menggunakan catatan ketika tes atau ujian berlangsung, atau membawa jawaban yang telah lengkap atau
dipersiapkan dengan menulisnya terlebih dahulu sebelum berlangsung ujian. Selanjutnya sosial-active
adalah perilaku menyontek dimana peserta didik mengopi atau melihat dan meminta jawaban dari orang
lain. Sementara sosial-passive adalah mengizinkan seseorang melihat atau menyalin jawabannya.
Lebih l
METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dimana penelitian kualitatif sebagai metode
ilmiah sering digunakan dan dilaksanakan oleh sekelompok peneliti dalam bidang ilmu social, termasuk
juga ilmu pendidikan. Sejumlah alasan juga dikemukakan yang intinya bahwa penelitian kualitatif
memperkaya hasil penelitian kuantitaif. Penelitian kualitatif dilaksanakan untuk membangun pengetahuan
melalui pemahaman dan penemuan. Pendekatan penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan
pemahaman yang berdasarkan pada metode yang menyelidiki suatu fenomena social dan masalah
manusia. Pada penelitian ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan te

PEMBAHASAN

Menyontek kini sudah sering terjadi di sekolah-sekolah dari jenjang SD,SMP dan SMA.Mungkin
kita sudah sering mendengar tentang orang-orang yang menyontek tersebut.Guru-guru mungkin
sudah terbiasa melihat atau menegur mereka yang menyontek tetapi banyak dari mereka yang
tetap melakukannya.Bahkan beberapa yang menyontek dapat menjatuhkan orang lain agar hal
yang mereka lakukan tidak ketahuan.Hal ini tidak baik untuk masa depan murid yang melakukan
hal tersebut dan bisa membuat kebiasaan yang buruk.Maka penting bagi kita untuk menegur dan
memberitahu dampaknya terhadap murid yang menyontek tersebut.Apa saja dampak
menyontek?Apa hubungannya dengan masa depan?Menyontek adalah mengutip tulisan,karya
dan lainnya sebagaimana aslinya.Menyontek juga dapat di artikan menjiplak.Menyontek
merupakan tindakan menguntungkan diri sendiri dan merugikan orang lain dengan berbagai cara
demi tujuan sendiri.Menyontek mulai menjadi budaya di kalangan pelajar,baik pelajar di tingkat
sekolah dasar, sekolah menengah pertama,dan sekolah menengah atas.

Menyontek biasanya dilakukan untuk kepuasaan diri agar dirinya memiliki suatu prestasi atau
nilai yang baik.Entah itu untuk menghindari amarah orang tua atau untuk melindungi diri dari
rasa malu karena nilai jelek.Siswa maupun siswi yang memulai menyontek akan menjadi
ketergantungan dan merasa haus untuk terus melakukannya.Sekali menyontek,mereka akan
merasa ketagihan dan berlindung di dalam perbuatan salah itu.
Karakter adalah seperangkat sifat yang dikagumi.Karakter bersifat kebaikan dan
kebajikan.Karakter siswa maupun siswi juga dipengaruhi oleh kebiasaan yang dilakukan.Apabila
siswa-siswi membiasakan diri menyontek sama saja mereka ingin membentuk karakter diri yang
tidak baik.Karakter yang mencari gampangannya saja,melakukan kecurangan demi mencapai
keberhasilan demi kepuasan diri.Karakter membenarkan perbuatan yang jelas-jelas
salah.Karakter menipu diri sendiri dan orang lain.

Kalau karakter ini terus dibawa Sampai dewasa bahkan masuk dunia kerja,maka pengaruhnya
akan lebih luas daripada saat duduk di bangku sekolah.Bibit koruptor bisa saja terbentuk dari
kebiasaan menyontek.Kebiasaan menyontek dapat membentuk bibit koruptor karena koruptor
akan menghalalkan segala cara buat memperoleh keuntungan materi untuk diri sendiri.Demikian
juga menyontek.Selain itu Menyontek juga bisa membentuk bibit pencuri karena pencuri juga
menghalalkan segala cara demi mendapatkan keuntungan meskipun merugikan orang lain.

Dampak-Dampak tadi dapat diatasi dengan cara berikut:

1. Memberitahu tentang dampak buruk menyontek


Memberikan penjelasan dan nasihat kepada siswa-siswi tentang dampak menyontek bagi masa
depan,bisa dengan menayangkan video pembelajaran atau langsung menjelaskannya.Menyontek
dapat membuat siswa merasa rendah diri karena menyontek adalah perilaku menjiplak yang
mengandalkan orang lain.Menyontek dapat berdampak kepada kepintaran siswa dan orang yang
menyontek tidak bisa bertanggung jawab atas tugas/perintah yang diberikan.Menyontek akan
memunculkan sifat malas yang tidak baik dan tidak mau belajar karena bisa mengandalkan orang
lain.Beritahu kepada murid bahwa jika ketahuan menyontek maka akan susah dipercaya guru
dan mendapatkan hukuman sehingga mereka akan berpikir ulang untuk menyontek.

2. Menanamkan nilai kejujuran dalam diri siswa


Kejujuran adalah Hal yang langka.Dengan menanamkan nilai kejujuran kita dapat mengurangi
kebiasaan menyontek pada siswa.Sebaiknya beri tahu kepada murid bahwa nilai akademis bukan
satu-satunya penentu kehidupan di masa depan melainkan moral juga tak kalah pentingnya.Beri
tahu jika sia-sia prestasi banyak tetapi tidak diimbangi dengan moral yang baik pula.Beritahu
jika mendapatkan nilai bagus hasil menyontek tidak lebih baik daripada mendapatkan nilai jelek
tapi tidak menyontek.

3. Jadilah guru yang tegas dalam mendidik muridnya


Untuk mengurangi kebiasaan menyontek pada siswa.Guru bisa memperketat pengawasan
ketika ujian maupun ulangan harian.Guru bisa memperketatnya seperti tidak boleh membawa
buku catatan, gadget,hanya boleh alat tulis dan menjauhkan tempat duduk.Jika masih ada murid
yang menyontek maka sebaiknya beri murid tersebut hukuman seperti memberi nilai 0 atau tidak
memperbolehkannya ikut ujian.Guru juga dapat mengancam murid dengan memberi tahu kepada
mereka yang menyontek harus mengerjakan soal di depan kepala sekolah ataupun tidak ikut
mengerjakan soal.

4. Berikan siswa banyak latihan soal ataupun penjelasan


Guru sebaiknya mencari tahu apa kekurangan dari siswa dalam hal belajarnya.Bisa saja siswa
kurang paham karena bosan ataupun siswa kurang diberi banyak latihan soal.Dengan memberi
banyak soal ataupun menjelaskan dengan video.Siswa bisa lebih paham ataupun tidak bosan
ketika pelajaran.Guru-guru juga bisa membuat game yang berhubungan dengan mata
pelajaran.Beri motivasi pada murid agar mereka semangat belajar.

5.Menghargai hasil usaha siswa


Sebaiknya guru menghargai usaha siswanya dalam hal belajar meskipun belum bisa mencapai
KKM atau standar.Guru sebaiknya memberi motivasi supaya anak semangat untuk belajar
meskipun mendapatkan nilai jelek.Dengan memberi motivasi guru dapat membuat muridnya
tidak merasa rendah diri karena kalah nilainya dengan anak lain.Guru sebaiknya memberi
motivasi kepada siswanya agar semangat belajar.Dengan menghargai hasil usaha Mereka maka
kebiasaan menyontek dapat dikurangi.
KESIMPULAN

Kini, setelah mengetahui tentang dampak-dampak menyontek terhadap pembentukan karakter sebaiknya
sekolah-sekolah lebih memperketat pengawasan ketika ujian maupun ulangan harian dengan
memperbanyak cctv serta membatasi alat yang dibawa saat ulangan atau ujian.Guru-guru lebih tegas
dalam menegur murid yang menyontek.Sebaiknya sekolah memberikan materi tentang dampak
menyontek ketika pelajaran bimbingan konseling supaya murid-murid mengetahui dampaknya dan tidak
berani menyontek ketika ulangan atau ujian yang dapat berdampak terhadap masa depan dan karakter
murid tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/rosemarry68343/6560b8e5110fce209819c322/dampak-menyontek-
bagi-pembentukan-karakter-siswa-siswi?lgn_method=google

Riadi, Muchlisin. (2019). Perilaku Menyontek (Pengertian, Jenis, Aspek dan Faktor
Penyebab). Diakses pada 7/12/2023, dari
https://www.kajianpustaka.com/2019/12/perilaku-menyontek-pengertian-jenis-
aspek-

Analisis Perilaku Menyontek dan Rancangan Perubahannya pada Siswa SMP (Analysis of Cheating
Behavior and Change Design in Junior High School Students) Alexius Andiwatir1 Aliyil Khakim2(2019)
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/INTUISI/article/download/17808/pdf_1

Anda mungkin juga menyukai