PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Siswa di sekolah dan madrasah sebagai manusia (individu) dapat dipastikan
memiliki masalah; tetapi kompleksitas masalah-masalah yang dihadapi oleh individu
yang satu dengan lainnya tentulah berbeda-beda. Siswa di sekolah dan madrasah akan
mengalami masalah-masalah yang berkenaan dengan: pertama, perkembangan
individu. Kedua, perbedaan individu dalam hal: kecerdasan, kecakapan, hasil belajar,
bakat, sikap, kebiasaan, pengetahuan, kepribadian, cita-cita, kebutuhan, minat, pola-
pola dan tempo perkembangan, ciri-ciri jasmaniah, dan latar belakang lingkungan.
Ketiga, kebutuhan individu dalam hal: memperoleh kasih sayang, memperoleh harga
diri, memperoleh penghargaan yang sama, ingin dikenal, memperoleh prestasi dan
posisi, untuk dibutuhkan orang lain, merasa bagiandari kelompok, rasa aman dan
perlindungan diri, dan untuk memperoleh kemerdekaan diri. Keempat, penyesuaian
diri dan kelainan tingkah laku. Kelima, masalah belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Masalah?
2. Bagaimanakah ciri khusus dari masalah tersebut?
3. Apa saja jenis dari masalah pada siswa tersebut?
4. Faktor apa yang mempengaruhi munculnya masalah?
5. Bagaimana cara penanganan terhadap masalah tersebut?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui isu-isu siswa di sekolah dan madrasah?
2. Untuk mengetahui masalah-masalah siswa di sekolah dan madrasah?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masalah
Masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang
melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang
mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan.
Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak
disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin
atau perlu dihilangkan.1[1]
B. Ciri-ciri Masalah
Adapun ciri-ciri masalah dapat di kemukakan sebagai berikut2[2] :
1. Masalah muncul karena adanya kesenjangan antara harapan (das sollen) dan
kenyataan (das sein).
2. Semakin besar kesenjanagan, maka masalah semakin berat.
3. Tiap kesenjangan yang terjadi dapat menimbulkan persepsi yang berbeda – beda.
4. Masalah muncul sebagai perilaku yang tidak dikehendaki oleh indidvidu itu
sendiri maupun oleh lingkungan.
5. Masalah timbul akibat dari prose belajar yang keliru.
6. Masalah memerlukan berbagai pertanyaan dasar (basic question) yang perlu di
jawab.
7. Masalah dapat bersifat individual maupun kelompok.
2[2] Heru Mugiarso, Bimbingan dan Konseling, (Semarang: UPT UNNES Press, 2004). Hlm.94
2
C. Jenis-jenis Masalah Siswa di Sekolah
Jenis masalah yang disajikan dibawah ini merupakan jenis – jenis masalah
yang biasanya dialami siswa menengah, mengapa ? karena pada siswa menengah
merupakan masa dimana mereka mengalami pubertas yaitu masa peralihan dimana
masa ini anak mengalami banyak masalah pada dirinya. Beberapa masalah yang
biasanya muncul pada anak sekolah menengah ini diantaranya3[3] :
1. Masalah emosi
Emosi pada diri remaja merupakan masalah yang seringkali muncul dan
menjadi factor penyebab masalah – masalah lannya. Emosi pada diri remaja adalah
emosi yang cenderung tidak dapat diatur, sangat kuat, dan tidak terkendali. Hal ini
terlihat dari gejala yang timbul akibat masalah tersebut yaitu mudah marah, mdah
terpancing emosi, emosinya “meledak – ledak”. Contoh nyata dari hal tersebut yaitu
banyak nya kasus tawuran antar pelajar.
Dalam hal ini sekolah sebagai lembaga formal berperan untuk membantu
siswa dalam membentuk kedewasaannya. Langkah – langkah dalam menangggulangi
masalah ini biasanya dilakukan dengan memberikan bimbingan – bimbingan
konseling pada anak.
3[3] Ibid.
3
Masalah yang akan muncul kembali pada hal ini yaitu, jika remaja salah
dalam lingkugan yang dipilihnya maka ia akan tumbuh dan berkembang menjadi
remaja yang “amburadul”. Dalam halini sekolah berperan untuk mengontrol
pergaulan para remaja, emberiainekstrakurkuler yang dapat menyalurkan minat dan
bakat remaja diharapkan dapat memebantu remaja dalam pergaualan yang tidak baik.
3. Masalah Perilaku Seksual
Pada masa ini remaja mulai tertarik pada lawan jenis, bersikap romantis,
yangdiikuti keinginan yang kuat untuk memperoleh dukungan dan perhatian
lawanjenis. Sebagai akibatnya remaja mempunyai minat yang tinggi pada
seks.Informasi yang tidak tepat dapat menimbulkan perilaku seks remaja yang apabila
ditinjau dari segi moral dan kesehatan tidak layak untuk dilakukan.Untuk
menanggulangi dan mengatasi masalah itu, sekolah hendaknyamelakukan tindakan
nyata, yaitu memasukkan pendidikan seks ke dalam matapelajaran yang
bersangkutan, misalnya tentang reproduksi pada pelajaranbiologi, seks yang baik
dalam bidang agama, dan lain-lain.
4. Masalah Perilaku Sosial
Tanda-tanda masalah perilaki sosial pada remaja dapat dilihat dari
diskriminasi terhadap mereka yang berlatar belakang ras, agama atau sosial ekonomi
yang berbeda. Untuk mencegah dan mengatasi masalah tersebut sekolah
dapatmenyelenggarakan kegiatan kelompok dengan tidak memperhatikan latar
belakang suku, agama dan sosial ekonomi. Sekolah harus memperlakukan siswa
secara sama dan tidak membeda-bedakan siswa yang satu dengan lainnya.
5. Masalah Moral
Masalah moral remaja ditandai dengan adanya ketidakmampuan remaja
membedakan yang benar dan yang salah. Hal ini disebabkan oleh ketidak konsistenan
dalam konsep benar dan salah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk
mencegah masalah tersebut sebaiknya sekolah menyelenggarakan kegiatan
keagamaan dan meningkatkan pendidikaan budipekerti.
4
6. Masalah Keluarga
Sebab umum pertentangan keluarga pada masa remaja adalah standar
perilaku, metode disiplin, hubungan dengan saudara kandung, dan sikap yang sangat
kritis pada remaja. Remaja sering menganggap standar perilaku orang tua yang kuno
dan yang modern berbeda.
Adapun macam – macam masalah lain yang dihadapi oleh siswa4[4], yaitu :
1. Kesuitan dalam Memahami Diri sendiri
2. Kesulitan memahami lingkungan
3. Kesulitan dalam menyalurkan bakat dan minat
4. Kesulitan dalam memecahkan masalah
Seacara umum, beberapa isu-isu masalah siswa yang sering terjadi di sekolah dan
madrasah :
1. Isu Teman Sebaya
Remaja terkadang juga lebih banyak meluangkan waktu dengan sebaya
sehingga mereka memengaruhi sikap, minat, tingkah laku mereka (Amla
et.al., 2006). Oleh karena aktivitas siswa sebagai remaja lebih banyak
berkenaan dengan tema sebaya, maka adakalanya hal-hal yang negatif
memngaruhi proses perekembangan siswa itu sendiri.
2. Isu Disiplin
Dalam kehidupan siswa yang masih remaja masalah disiplin sering dikaitkan
dengan siswa. Ini seolah-olah menunjukkan. Bahwa siswa yang masih remaja
identik dengan kondisi tidak displin. Keadaannya lebih diperburuk dengan
penggambaran yang berlebihan diberikan berkenaan dengan masalah disiplin
siswa terutama di sekolah oleh media massa.
4[4] Akhmad Muhaimin Azzet, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jogjakarta: Ar-ruzz
Media, 2013). Hlm.44 - 47
5
3. Isu Pacaran
Di usianya yang masih remaja, perasaan ingin disayangi dan menyayangi
merupakan hal yang lazim dan lumrah. Biasanya perasaan ini selalu diiringi
ingin pacaran antarsiswa. Namun, adakalanya siswa teralau berlebihan dengan
mengekspresikannya, sehingga menimbulkan salah laku, seperti bermesraan
di tempat-tempat umum.
4. Isu Kesepian
Kesepian atau kesunyian terjadi apabila seorang siswa tidak dapat
menyesuaikan diri dengan teman sebayanya di sekolah. Siswa yang kesepian
biasanya tidak dapat mengikuti norma atau aturan teman sebayanya. Oleh
karena itu, ada siswa yang lebih suka menyendiri dan tidak membaur dengan
teman sebayayang menurutnya tidak akan memberikan keuntungan kepadanya
(Alma et.al., 2006)
.
5. Isu Merasa Rendah Diri
Siswa yang mempunyai perasaan ini biasanya menjadi pendiam, pemalu,
tidak suka bergaul, mudag tersinggung dan kurang termotivasi dalam
pelajarannya. Banyak sebab siswa mempunyai perasaan rendah diri.
6
8. Isu Prestasi Akademik
Prestasi akademik menjadi isu perlunya pelayanan bimbingan dan konseling
terhadap siswa karena biasanya prestasi akademik menjadi indikator
keberhasilan pembelajaran. Artinya, siswa yang memperoleh nilai rendah
biasanya dianggap siswa yang tidak sukses. Untuk memperoleh kesuksesan di
masa depan, prestasi akademik yang baik merupakan suatu keniscayaan
(Alma et. al., 2006)
7
perencanaan karier secara sistematik akibat tidak mempunyai informasi yang
dibutuhkan. Kajian Suradi (1996) menemukan bahwa umumnya siswa yang
mempunyai cita-cita untuk melanjutkan pendidikan dan pelatihan ke tingkat
tinggi dan ingin mempunyai pekerjaan yang mereka anggap baik dan layak,
mempunyai informasi karier yang terbatas. Sumber informasi mereka
hanyalah keluarga dan teman-teman. Oleh kerena itu, guru pembimbing di
sekolah berperan menjadi sumber untuk siswa memperoleh informasi.
8
D. Faktor-faktor Penyebab Munculnya Masalah
1. Segi diri sendiri (Individu)
a. Keterbatasan atau kekurangmampuan mental ( mental inaquacies )
b. Keterbatasan Kemampuan atau keadaan fisik (phisical inadequacies)
c. Ketidak seimbangan emosional (emotional inadequacies)
d. Sikap dan kebiasaan tertentu yang dapat merugikan diri sendiri
e. Tidak berbakat pada suatu bidang
2. Segi Lingkungan (diluar diri sendiri)
a. Lingkungan rumah
Cara mendidik anak yang kurang tepat
Situasi pergaulan antar anggota keluarga
Tingkat pendidikan orang tua
Standar tuntutan orang tua terhadap anak
Situasi tempat tinggal
b. Lingkungan sekolah
Prasarana, sarana dan fasilitas yang tersedia
Kurikulum dan materi pelajaran
Metode pengajaran yang digunakan
Pengatura local (tempat belajar) dan jadwal belajar
Penyediaan tenaga guru dan personal lainnya
c. Lingkungan masyarakat
9
2. Prognosis
Langkah ini untuk memperkirakan apakah masalah yang dialami siswa masih
mungkin untuk diatasi serta menentukan berbagai alternatif pemecahannya,
3. Tes diagnostik
Pada konteks ini, penulis akan mencoba menyoroti tes diagnostik kesulitan
belajar yang kurang sekali diperhatikan sekolah. Lewat tes itu akan dapat diketahui
letak kelemahan seorang siswa.
Adapun cara lain yang dapat dilakukan dalam penanggulangan masalah pada siswa :
1. Upaya preventif
Upaya preventif adalah tindakan untuk melakukan pencegahan dimana
sasarannya adalah mengembalikan sebab – sebab yang dapat menimbulkan
permasalahan siswa yang tidak terlepas dari factor lingkungan dimana ia tinggal.
2. Upaya Represif
Upaya Represif adalah tindakan untuk menghalangi timbulnya peristiwa
permasalahan siswa.
3. Upaya Kuratif
Upaya Kuratif disebut juga upaya korektif, yaitu usaha untuk merubah
permasalahan yang terjadi dengan cara memberikan pendidikan dan pengarahan
kepada mereka (merubah keadaan yang salah kepada keadaan yang benar).
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang
melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang
mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan.
Adapun ciri-ciri masalah dapat di kemukakan sebagai berikut :
1. Masalah muncul karena adanya kesenjangan antara harapan (das sollen) dan
kenyataan (das sein).
2. Semakin besar kesenjanagan, maka masalah semakin berat.
3. Tiap kesenjangan yang terjadi dapat menimbulkan persepsi yang berbeda –
beda.
4. Masalah muncul sebagai perilaku yang tidak dikehendaki oleh indidvidu itu
sendiri maupun oleh lingkungan.
5. Masalah timbul akibat dari prose belajar yang keliru.
6. Masalah memerlukan berbagai pertanyaan dasar (basic question) yang perlu di
jawab.
7. Masalah dapat bersifat individual maupun kelompok.
Adapun macam – macam masalah lain yang dihadapi oleh siswa, yaitu :
1. Kesuitan dalam Memahami Diri sendiri
2. Kesulitan memahami lingkungan
3. Kesulitan dalam menyalurkan bakat dan minat
4. Kesulitan dalam memecahkan masalah
5. Masalah emosi
6. Masalah penyesuaian diri
Factor – factor Penyebab Munculnya Masalah
1. Segi diri sendiri (Individu)
2. Segi Lingkungan (diluar diri sendiri)
11
DAFTAR PUSTAKA
Azzet, Akhmad Muhaimin. 2013. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jogjakarta: Ar-ruzz
Media
Mugiarso, Heru. 2004. Bimbingan dan Konseling. Semarang: UPT UNNES Press
Slameto. 1988. Bimbingan di sekolah. Jakarta: Bina Aksara
http//:tutorcounseling.weebly.com/definisi-masalah-belajar.htm.diakses 22 oktober 2014
http://edukasi.kompasiana.com/2013/10/13/cara-seorang-guru-dalam-mengatasi-
siswa-yang-bermasalah-598584.html. diakses 22 oktober 2014
12