Anda di halaman 1dari 12

KOTAK MASALAH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah: Bimbingan dan Konseling


Dosen Pengampu: Dr. Ibrahim, M.Pd.

Disusun Oleh :
1. Is Mardhiyati (15600022)
2. Zahrotur Rohmah (15600042)
3. Sinta Suryaningsih (15600051)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016
A. Pengertian Kotak Masalah
Kotak masalah adalah kotak untuk menampung suatu
permasalahan dan pertanyaaan-pertanyaan dalam sekolah. Dengan jalan
ini maka diharapkan tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di
sekolah. Penyelenggaraan kotak masalah ini mempunyai arti yang tidak
kecil bila ada masalah-masalah atau persoalan-persoalan dapat segera
ditampung dan segera dipecahkan.
Dalam pengertian lainnya kotak masalah adalah instrumen atau
media BK yang berfungsi sebagai sarana bagi klien untuk menyampaikan
masalah dan pertanyaan-pertanyaan secara tidak langsung, bisa
dikarenakan siswa tersebut takut atau malu untuk mengutarakan
masalahnya. Dengan adanya kotak masalah klien dapat mengungkapkan
masalah pertanyaan yang dimilikinya tanpa harus bertatap muka dengan
konselor.
Kotak masalah sering juga disebut dengan kotak curhat atau
kotak konseling yang pasti berkonotasi positif, karena agar lebih
bersahabat dan lebih mudah untuk mengajak siswa yang merasa ingin
mendapatkan pelayanan atau bantuan dalam mengatasi masalah yang
sedang dihadapinya baik permasalahan yang ada di sekolah maupun luar
sekolah dan menggerakkan minat siswa untuk memanfaatkan kotak
curhat yang ada di sekolah.
Kotak masalah juga dapat membantu siswa dalam memecahkan
permasalahannya, khusunya untuk siswa yang cenderung pendiam.
Karena pada dasarnya setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda
dan dalam menaggapi permasalahanpun berbeda. Anak pemberani lebih
terbuka, dengan sendirinya meminta bantuan serta solusi dari
permasalahan yang terjadi. Berbeda dengan anak pendiam yang
cenderung menyimpan sendiri permasalannya. Jika hal ini dibiarkan, anak
tersebut bisa mengalami stres. Adanya kotak masalah ini, siswa pendiam
dapat dengan leluasa menceritakan permasalahannya tanpa diketahui
orang lain.
Dapat disimpulkan kotak curhat (masalah) adalah kotak yang
diselengarakan guru bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi siswa
yang sulit untuk mengungkapkan permasalahan pribadi, sosial, belajar
dan di sekolah yang dihadapinya kepada guru bimbingan dan konseling,
baik disekolah maupun luar sekolah melalui surat yang dimasukkan
kedalam kotak masalah atau curhat yang ada di sekolah.

B. Tujuan Kotak Masalah


Dengan adanya kotak masalah ini siswa yang merasa malu atau
takut mengemukakan masalah dan pertanyaan yang dimilikinya secara
langsung kepada guru bimbingan dan konseling dapat menyampaikannya
lewat kotak masalah, selain itu kotak masalah juga bisa digunakan
sebagai sarana pengumpul informasi atau data tentang permasalahan
dan pertanyaan dari klien. Siswa yang merasa malu untuk
mengungkapkan permasalahan dan pertanyaan yang dimilkinya secara
langsung, kemudian berdasarkan data tersebut konselor dapat
mempertimbangkan materi layanan BK yang tepat untuk digunakan
(sesuai dengan kebutuhan klien).
Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penyelengaraan kotak
masalah adalah sebagai alat untuk mengungkap permasalahan yang ada
pada diri siswa. Terutama bagi siswa yang masih beranggapan guru BK
adalah sekolah dan guru BK hanya menangani siswa yang bermasalah dan
siswa yang malu atau takut mengemukakan permasalahan baik masalah
pribadi atau sosial yang ada pada siswa secara langsung kepada guru
bimbingan konseling.
C. Penggunaan Kotak Masalah
Guru bimbingan dan konseling menyediakan kotak masalah agar
siswa, guru atau pejabat-pejabat yang lain dapat memasukkan hal-hal
atau masalah-masalah yang menjadi persoalannya ke dalam kotak
masalah. Pada waktu tertentu (yang telah di tetapkan, misalnya seminggu
sekali atau tiga hari sekali), kotak itu di buka oleh pembimbing atau guru
pembimbing BK untuk dipelajari dan dicarikan solusi dari
permasalahannya. Dilihat dari masalahnya ada dua macam sifat
permasalahan, antara lain:
1. Masalah yang bersifat umum
Apabila masalah bersifat umum maka cara penyelesaiannya
sebaiknya juga bersifat umum. Hal tersebut berarti bahwa masalah
itu perlu dikemukakan secara umum kepada anak-anak dan dapat
dilakukan dengan mengadakan bimbingan mengenai hal itu.
Misalnya, anak mengajukan persoalan mengenai bagaimana cara
belajar yang baik atau bagaimana cara belajar bahasa inggris dan
sebagainya. Ini dapat dikemukakan kepada anak-anak secara
keseluruhan.
2. Masalah yang Bersifat Khusus
Apabila sifatnya khusus maka berarti hanya khusus mengenai
anak tertentu. Oleh karena itu, cara pemecahannya juga secara
individual, yaitu dengan konseling.
Sedangkan cara memasukkan surat mengenai permasalahan siswa
kedalam kotak masalah ada dua pendapat, yaitu:
1. Anak memasukkan masalahnya ke dalam kotak tanpa disertai nama
ataupun identitas yang lain. Hal ini didasari pemikiran agar anak lebih
terbuka di dalam menyampaikan masalahnya. Cara ini mempunyai
kelemahan, antara lain siapa yang mengemukakan masalah tidak
dapat diketahui sehingga dapat menimbulkan kesulitan. Di samping
itu, dengan tidak adanya nama atau identitas lain maka ada tendensi
tidak adanya pertanggungjawaban dari anak yang mengajukan. Hal ini
dikhawatirkan akan dapat mengarah kebebasan tanpa batas.
2. Anak memasukkan masalahnya dengan menyebutkan nama dan
identitas yang lain. Dengan cara ini, jelas ada pertanggungjawaban
dari anak yang mengajukan masalah. Kekurangan dari cara ini
memang ada, yaitu mungkin anak menjadi kurang terbuka dalam
menyampaikan masalahnya.

Konselor aktif memeriksa dan memperhatikan kotak masalah


setiap hari dan jangan sampai dibiarkan saja, yang ternyata mungkin
terdapat surat di kotak maslah yang berisi keluhan, permasalahan dan
siswa ingin mendapatkan bantuan konseling karena beratnya masalah
yang dihadapi. Dan ternyata surat tersebut tertulis tanggal 1 (satu)
sebulan yang lalu. Konselor akan merasa kecewa karena ternyata ada
siswanya yang memerlukan pelayanan konseling segera tetapi sudah
lewat dan tidak bisa diulang kembali.

Sebagai contoh dari realisasi kotak masalah ini untuk mengetahui


permasalahan yang biasanya dihadapi anak-anak. Dengan jangka waktu
tertentu, kotak diambil dan hasilnya adalah sebagai berikut:

TABEL PROBLEMATIK MURID SMA ...


KELAS ... TAHUN ...
DI YOGYAKARTA
Golongan Macam Problem Putra Putri Jumlah
I. Seksualitas 1. Berpacaran 4 2 6
2. Cara mencari kawan 6 4 10
pribadi 2 4 6
3. Cara memutuskan 14 8 22
hubungan - 10 10
4. Cara menyalurkan
seks
5. Cara menolak cinta
Jumlah 26 28 54
II. Cara belajar 1. Mempelajari ilmu 18 16 28
pasti 10 6 26
2. Mempelajari 8 4 12
hafalan 6 4 10
3. Mempelajari Bahasa 4 8 12
4. Mengatur waktu 3 6 9
5. Cara diskusi yang
baik
6. Cra belajar
kelompok
Jumlah 47 38 85
III. Pergaulan 1. Cara 4 3 7
memperbanyak 7 3 10
kawan 2 - 2
2. Berkenalan dengan 4 1 5
lawan jenis 3 7 10
3. Menghadapi guru
yang angkuh
4. Menghindari debat
yang salah
5. Bagaimana etika
yang baik
Jumlah 20 14 34
IV. Keadaan 1. Orang tua sering 2 3 5
keluarga berselisih 3 5 8
2. Sering dimarahi 1 2 3
3. Orang tua cerai - 1 1
4. Orang tua kawin 2 1 3
lagi
5. Saudara terpecah-
pecah
Jumlah 8 12 20
V. Ekonomi 1. Biaya mondok 6 4 10
2. Biaya alat-alat 13 6 19
sekolah 7 5 22
3. Uang sekolah 11 10 21
4. Uang pakaian
Jumlah 47 25 72
Jumlah seluruhnya 148 117 265

Keterangan: Tiap-tiap murid dapat mengajukan kesulitannya sebanyak-


banyaknya.
Kesimpulan:
Dari data tersebut, dapat dikemukakan:
1. Ternyata murid-murid banyak menghadapi kesulitan-kesulitan, dari
yang terbanyak berturut-turut:
a. Kesulitan cara belajar (85)
b. Kesulitan ekonomi (72)
c. Kesulitan seksualitas (54)
d. Kesulitan dalam pergaulan (34)
e. Kesulitan dalam keluarga (20)
2. Kesulitan dalam seksualitas anak putri lebih menonjol.
3. Kesulitan cara belajar murid putra dan putri sama-sama, sedangkan
dalam ilmu pasti hampir semua murid merasakan.
4. Dengan hubungan yang baik, ternyata muridmurid mau
mengutarakan problem-problem yang bersifat pribadi.
5. Ternyata kotak masalah merupakan alat yang baik untuk
mengungkapkan problematik murid.
6. Ternyata pembimbing memiliki bidang yang banyak dan luas.

Berdasarkan atas fakta tersebut,maka dapat diberikan saran-saran seperti


berikut ini :
1. Di SMA, perlu diberikan pendidikan seks dalam rangka pendidikan
budi pekerti.
2. Cara belajar yang efektif perlu diberikan disemua tingkat dan jenis
sekolah.
3. Guru ilmu pasti perlu meninjau kesulitan tersebut.
4. Hubungan sekolah dan keluarga penting sekali sehingga perlu
disempurnakan.

D. Cara Guru Bimbingan dan Konseling Menjawab Kotak Curhat


Prosedur guru BK dalam memberian bantuan, yaitu:
1. Siswa menuliskan masalah yang akan diajukan dalam selembar kertas
tanpa memberikan identitas dirinya, akan tetapi cukup
mencantumkan nama samaran yang mereka buat dan hanya
diketahui mereka sendiri atau mencantumkan nama mereka sendiri
kemudian memasukkannya dalam kotak curhat yang ada di depam
ruangan guru BK.
2. Pembimbing membaca pengungkapan masalah dan memberikan
jawaban secara tertulis dalam kertas tertutup yang disampulnya
tertulis ditujukan kepada nama seperti yang dituliskan oleh pengirim.
3. Untuk menyampaikan jawaban pembimbing bekerja sama dengan
petugas atau teman dari siswa di sekolah yang dipercaya, surat-surat
jawaban terkumpul beserta daftar nama samaran dan tanggal
pengambilan.
4. Siswa mengambil jawaban dengan menyebutkan nama yang
digunakan, petugas menyerahkan surat jawaban sesuai dengan nama
dan mencatat tanggal pengambilan.
5. Pemberian konseling disesuaikan dengan keinginan siswa, dengan
secara langsung bertemu dengan guru BK atau melalui surat.

E. Kelebihan dan Kelemahan Kotak Masalah


Dari kotak curhat ini mempunyai kekurangan dan kelebihan dalam
pelaksananany baik yang dialami konselor maupun siswa, diantaranya :
a. Kelebihan :
1. Anak akan menjadi pribadi yang lebih terbuka dalam menceritakan
permasalahan yang di alaminya.
2. Adanya kesukarelaan dari seorang konseli didalam proses bimbingan
konseling.
3. Konseli yang memiliki sifat tertutup bisa juga untuk menceritakan
permasalahan yang dihadapinya sekarang dengan leluasa.
b. Kelemahan :
1. Tidak adanya jalinan hubungan atau pun interaksi antara seorang
konselor dengan konselinya.
2. Seorang konselor tidak dapat untuk melihat kondisi non verbal atau
kondisi psikologis dari konselinya.
3. Sulit bagi seorang konselor untuk memberikan suatu layanan program
bimbingan di karenakan data yang di miliki oleh seorang konselor
tentang konselinya terbatas.
4. Adanya jarak antara konselor dengan konseli.
5. Konselor sulit untuk mengetahui siapa yang mengemukakan masalah
itu

Disadari bahwa seseorang di dalam mengungkapkan masalah


secara langsung itu tidak mudah dan tidak gampang. Sampai saat ini
siswa masih takut atau mungkin masih malu karena berperasaan kalau
dirinya datang kepada konselor/guru pembimbing dianggap orang
bermasalah dan atau berkasus. Siswa mungkin akan lebih mudah
menyampaikan perasaannya melalui bahasa tulis dan disampaikan
melalui kotak masalah. Siswa yang bermasalah tidak ingin diketahui oleh
banyak orang bahwa dirinya memiliki masalah.
Kondisi yang terjadi selama ini menurut pengamatan kami
tampaknya kotak masalahpun sering belum diminati siswa untuk memulai
langkah awal mendapatkan pelayanan konseling. Mengapa
demikian? Menurut hemat kami karena pengistilahan kotak
masalah itu sendiri memiliki konotasi negatif, dan memberikan rasa
kurang nyaman bagi siswa sehingga tidak akan menggerakkan minat
siswa untuk memanfaatkannya. Kami menyarankan penyebutan kotak
masalah diganti dengan kotak curhat atau kotak konseling yang pasti
berkonotasi positif, dan lebih bersahabat untuk mengajak siswa merasa
ingin mendapatkan pelayanan mengatasi masalahnya.
Celakanya kotak masalah ini sepertinya tak ubahnya seperti kotak
PPPK yang hanya dipajang dan tidak dibuka apabila tidak ada korban atau
yang membutuhkan. Mestinya kotak masalah tidak seperti kotak PPPK.
Kotak masalah harus sering dibuka, syukur setiap hari, seperti kotak surat
yang terdapat di depan kantor pos. Konselor aktif memeriksa dan
memperhatikan kotak masalah setiap hari dan jangan sampai terjadi
dibiarkan saja yang ternyata mungkin terdapat surat berisi keluhan
bahwa ada siswa ingin mendapatkan bantuan konseling karena beratnya
masalah yang dihadapi tertanggal 1 (satu) bulan yang lalu. Konselor
baru kecewa karena ternyata ada siswanya yang memerlukan pelayanan
konseling segera tetapi sudah lewat dan tidak bisa diulang kembali.
Ada apa dengan kotak masalah yang masih selalu
kosong? Barangkali itu terjadi karena siswa sudah tidak percaya lagi kalau
kotak masalah akan dibuka (seperti diuraikan dalam kasus di atas),
namun bisa terjadi pengistilahan yang kurang tepat tentang kotak
masalah, mungkin bentuk dan desainnya yang tidak menarik,
peletakkannya yang tidak pas seperti terlalu tinggi atau terlalu rendah,
dan tidak strategis, atau yang lainnya. Merupakan kewajiban guru
pembimbing/konselor untuk bertanggungjawab mengelola dan
memanfaatkan kotak masalah setelah berani memasangnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://bk-fkip.umk.ac.id/2012/09/mengenal-media-bimbingan-dan-konseling.html
http://digilib.uinsby.ac.id/10477/5/bab%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai