Disusun oleh:
Meldelin Beti.V
1840606039
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sekarang ini pendidikan di Indonesia sedang berusaha untuk mencapai mutu pendidikan
yang bagus. Agar mutu pendidikan yang bagus dapat tercapai maka seorang siswa harus
belajar dengan tekun karena tanggung jawab seorang siswa adalah belajar. Dengan memiliki
tanggung jawab, siswa diharapkan bisa berkembang menjadi individu yang lebih baik dengan
memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Adiwiyoto dalam Astuti (2005) mengungkapkan
bahwa dalam proses belajar dibutuhkan tanggung jawab pribadi yang besar. Tanggung jawab
pribadi siswa yang besar itu ditunjukkan agar terjadi perubahan yang signifikan pada perilaku
belajar siswa untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.
Saat ini, di Indonesia sedang berusaha untuk mencapai mutu pendidikan yang bagus.
Agar mutu pendidikan yang bagus dapat tercapai, maka seorang siswa harus belajar dengan
tekun karena tanggung jawab seorang siswa adalah belajar. Kualitas individu juga yang
semakin meningkat dengan pendidikan. Banyak permasalahan yang dihadapi dalam dunia
pendidikan di Indonesia. Salah satunya yaitu, belum terbangunnya sikap bertanggung jawab
dari siswa dalam belajar. Hal ini berakibat pada pencapaian pada prestasi siswa yang tidak
maksimal.
Sikap tanggung jawab belajar tersebut dapat dicirikan seperti: (1) melakukan tugas
belajar dengan rutin tanpa harus diberi tahu, (2) dapat menjelaskan alasan atas belajar yang
dilakukannya, (3) tidak menyalahkan orang lain dalam belajar, (4) mampu menentukan
pilihan kegiatan belajar dari beberapa alternatif, (5) melakukan tugas sendiri dengan senang
hati, (6) bisa membuat keputusan yang berbeda dari keputusan orang lain dalam
kelompoknya, (7) mempunyai minat yang kuat untuk menekuni belajar, (8) menghormati dan
menghargai aturan di sekolah, (9) dapat berkonsentrasi dalam belajar, dan (10) memiliki rasa
bertanggung jawab erat kaitannya dengan prestasi di sekolah.
Namun yang banyak terjadi saat proses pembelajaran siswa–siswa sibuk dengan dirinya
sendiri. Ketika pelajaran sedang berberlangsung sebagian besar siswa tidak konsentrasi pada
pelajaran ada yang membaca novel atau komik, bercanda dan bercerita dengan temannya,
atau bahkan menoton drama.
Ketika diberikan tugas tidak semua siswa bertanggung jawab atas tugas yang diberikan
baik individu maupun tugas kelompok ketika diberikan tugas individu ada siwa yang tidak
mengerjakan dengan alasan lupa, atau menyalahkan temannya karena tidak mengingatkan,
mengerjakan tugas rumah disekolah, mencontek pekerjaan temannya, dalam tugas kelompok
sering terjadi tugas dibebankan hanya pada satu atau dua orang saja dalam kelompok tidak
semua anggota kelompok bertanggung jawab atas tugas kelompoknya. Ketika jam istirahat
sudah selesai, sering kali siswa masih berada dikantin, atau bersembunyi ditoilet, atau ke
UKS untuk menjadikan alasan untuk tidak masuk kekelas. Hal ini akan berakibat pada hasil
belajar siswa, dan tidak tercapainya perkembangan yang optimal.
Seperti halnya dengan fenomena yang peneliti temukan di SMA Negeri Tanjung Selor
menunjukkan beberapa siswa yang memiliki tanggung jawab belajar rendah terjadi pada
siswa kelas XI. Gejala ini ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) siswa mengerjakan PR
di sekolah dengan cara menyontek temannya, (2) berbicara dengan temannya dan bermain
handphonesaat guru menjelaskan, (3) tidak siap untuk ulangan, (4) lebih memilih bermain
game daripada belajar, (5) kurang dapat berkonsentrasi dalam belajar, dan (6) kurang
mempunya minat dan komitmen dalam belajar. Agar siswa tidak mengalami hal tersebut,
maka konselor sebagai pendidik harus bisa membantu menanamkan sikap tanggung jawab
belajar kepada siswa melalui keahlian yang dimilikinya dan pengelolaan diri.
Pengelolaan diri (self management) merupakan suatu teknik yang mengarah kepada
pikiran dan perilaku individu untuk membantu konseli dalam mengatur dan mengubah
perilaku kearah yang lebih efektif melalui proses belajar tingkah laku baru.
Tanggung jawab merupakan atribut psikologi yang tidak dapat dilihat namun dapat
diwujudkan dalam bentuk tingkah laku dan kebiasaan. Karena itu, penulis mengambil judul
“meningkatkan tanggung jawab belajar dengan layanan konseling individual berbasis self
management pada siswa ”. Teknik konseling self management merupakan seperangkat aturan
dan upaya untuk menjalankan praktek bantuan terhadap individu agar mereka dapat
mengembangkan potensi dengan mengimplementasikan prosedur yang meliputi pementauan
diri, self reward, perjanjian dengan diri sendiri, guna meningkatkan keterampilan dalam
proses pembelajaran yang diharapkan.
Agar data penelitian ini dilakukan lebih fokus, sempurna, dan mendalam maka penulis
memandang permasalahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi variabelnya. Oleh sebab
itu, penulis membatasi diri hanya berkaitan dengan meningkatkan tanggung jawab belajar
siswa melalui teknik self management.
Dari latar belakang yang ada di atas, maka peneliti memberikan identifikasi masalah yang
akan dijadikan bahan penelitian adalah sebagai berikut:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah sumbangan ilmu
pengetahuan baru bagi penulis.
Penelitian ini bermanfaat bagi guru pembimbing di SMA Negeri 1 Tanjung Selor untuk
mengetahui teknik self management berpengaruh terhadap menikgatkan tanggung jawab
belajar siswa. Sehingga guru pembimbing dapat memberikan layanan bimbingan dan
konseling dengan membantu anak/remaja dalam meningkatkan tanggung jawab belajar
siswa.
Untuk menambah pengalaman dalam melakukan penelitian di bidang survey dan dalam
meneliti tanggung jawab belajar siswa.
1. Self management adalah prosedur pada individu untuk mengatur perilakunya sendiri.
Jadi teknik self management merupakan suatu prosedur dimana individu mengstur
perilakunya sendiri. Dalam penerapan teknik self management tanggung jawab
keberhasilan konseling berada ditangan konseli. Konselor berperan sebagai pencetus
gagasan, fasilitator yang membantu merancang program serta motivator bagi konseli.
2. Tanggung jawab belajar adalah kesediaan seseorang untuk mengerjakan tugas belajar
sebaik-baiknya dalam segala konsekuensi yang menyertainya. tanggung jawab
merupakan kewajiban seseorang untuk menanggung segala sesuatu atas akibat atau
perilaku yang dilakukannya. Sedangkan berdasarkan pendapat Slameto (2010),
belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab belajar adalah suatu kesadaran, keberanian,
dan kewajiban yang dimiliki siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka indikator dari sikap tanggung jawab belajar
antara lain yaitu: (1) melakukan tugas belajar dengan rutin, (2) dapat menjelaskan
alasan atas belajar yang dilakukannya, (3) tidak menyalahkan orang lain yang
berlebihan dalam belajar, (4) mampu menentukan pilihan dari kegiatan belajar, (5)
melakukan tugas sendiri dengan senang hati, (6) bisa membuat keputusan yang
berbeda dari keputusan orang lain dalam kelompoknya, (7) mempunyai minat untuk
menekuni belajar, (8) menghormati dan menghargai aturan di sekolah, (9) dapat
berkonsentrasi pada belajar yang rumit, dan (10) memiliki rasa bertanggung jawab
erat kaitannya dengan prestasi di sekolah.
Self-managementtermasuk
dalam konseling behavioral.
Ciri-ciri tanggung jawab belajar
yang tinggiantara lain: (1)
Konseling behavioral
mengerjakan tugas rutin tanpa bertujuan untuk mengubah
harus diberitahu; (2) dapat perilaku maladaptif (kurang
menjelaskan alasan atas belajar tanggung jawab belajar)
yang dilakukannya; (3) tidak menjadi tingkah laku adaptif
menyalahkan orang lain yang
(adanya tanggung jawab
berlebihan dalam belajar; (4)
mampu menentukan pilihan dari
belajar).
kegiatan belajar; (5) melakukan Self-management dirancang
tugas sendiri dengan senang untuk membantu konseli
hati; (6) bisa membuat mengontrol dan mengubah
keputusan yang berbeda dari
tingkah lakunya sendiri ke
keputusan orang lain dalam
kelompoknya; (7) mempunyai
arah yang efektif.
minat untuk menekuni belajar; Dengan cara mengatur
(8) menghormati dan perilaku siswa agar mampu
menghargai aturan sekolah; mengelola perilaku, pikiran,
(9) dapat berkonsentrasi dan perasaan agar diperoleh
pada belejar yang rumit; (10)
memiliki rasa tanggung
perilaku tanggung jawab
jawab dengan prestasi di belajar.
sekolah; dan (11) mengakui Self-managementdilakukan
kesalahan tanpa alasan yang dengan empat tahap: self-
dibuat-buat. monitoring, self-evaluation,
self-reinforcement, dan target
behavior.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Pada penelitian ini jenis penelitiannya adalah penelitian eksperimen. Penelitian
eksperimen menurut Arikunto (2006: 3) adalah: Penelitian eksperimental adalah suatu
cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang
sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau
menyisihkan faktor-faktor lain yang dapat mengganggu, eksperimental dilakukan dengan
maksud untuk menilai akibat suatu perlakuan.
Berdasarkan pengertian tersebut penelitian eksperimen benar-benar untuk melihat
hubungan sebab-akibat. Perlakuan yang kita lakukan terhadap variabel bebas kita lihat
hasilnya pada variabel terikat. Sehingga peneliti melakukan perlakuan terhadap variabel
bebas dan mengamati perubahan pada variabel terikat. Selanjutnya menurut Sugiyono
(2010: 107) bahwa “metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi
yang terkendalikan”.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2019/2020. Waktu
pelaksanaan selama tiga bulan, yaitu bulan Januari sampai dengan Maret tahun 2020.
2. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI SMA Negeri 1 Tanjung Selor, Jl. Kolonel
Sutadji, Tj. Selor Hilir, Tj. Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
Pengumpulan data merupakan pekerjaan yang paling penting dalam meneliti. Karena
dalam penelitian harus ditentukan terlebih dahulu metode setepat-tepatnya untuk
memperoleh data, kemudian disusul dengan menyusun instrumen dan barulah dilakukan
pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai
berikut: Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan langsung dan
pencatatan secara sistematis terhadap obyek yang akan diteliti. Observasi dilakukan
oleh peneliti dengan cara wawancara awal dengan guru BK disekolah.
2. Skala psikologi
Skala merupakan suatu daftar yang berisi serangkaian pertanyaan dan pernyataan
yang berkaitan dengan suatu hal yang akan diteliti. Dimana pertanyaan dan pernyatan
tersebut akan dijawab oleh responden secara tertulis. Skala psikologi selalu mengacu
kepada alat ukur aspek atau atribut afektif (Azwar, 2007 : 3).
3. Dokumentasi
Berupa foto-foto kegiatan pelaksanaan penelitian tindakan di kelas, dari awal
pembelajaran sampai akhir pembelajaran.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif,
dengan menggunakan analisa deskriptif atau statistik deskriptif. Menurut Sugiono
(2003:21) bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data
sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum. Data dari angket dalam penelitian ini merupakan
data kuantitatif yang akan dianalisis secara deskriptif persentase.
Peneliti menggunakan analisis deskriptif presentase untuk mengetahui data
empiris tentang tingkatan tanggung jawab belajar siswa sebelum dan sesudah diberi
layanan self-management. Sehingga dapat diketahui seberapa teknik self-management
dapat meningkatkan tanggung jawab belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tanjung Selor
tahun ajaran 2019 /2020.
DAFTAR PUSTAKA
Dinia .U. 2014. Meningkatkan Tnggung Jawab Belajar Dengan Layanan Konseling Individual
Berbasis Self-Management Pada Siswa Kelas XI di SMK Negeri 1 Pemalang Tahun
Pelajaran 2013/2014. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang